Anda di halaman 1dari 63

MODUL

BAHASA INDONESIA

Oleh: Peni Puspitasari, M.Pd.

POLITEKNIK LP3I BANDUNG

2015
KATA PENGANTAR

Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Negara,

berkenaan dengan hal tersebut maka disusunlah kebijakan bahwa bahasa Indonesia

merupakan matapelajaran yang harus diajarkan di seluruh jenjang, hingga di

perguruan tinggi yang dikenal dengan MKDU (general education).

Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan matakuliah yang diharapkan

dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia dengan

baik dan benar, karena penguasaan atas bahasa Indonesia dapat dijadikan ukuran

nasionalisme seseorang sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, mata kuliah ini juga

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengorganisir

ide-ide atau konsepkonsep untuk dikomunikasikan kepada pihak lain sehingga

terjalin interaksi antaride yang berkesinambungan dan menghasilkan proses

transfer ilmu dan pengelolaan yang berjalan efektif.

Diharapkan modul ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang

membutuhkannya.

Bandung, September 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………

RANCANGAN PEMBELAJARAN……………………………………………

KONSEP DASAR BAHASA…………………………………………………..

EYD…………………………………………………………………………….

PENGGUNAAN KATA BAKU………………………………………………

KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF………………………………………

PARAGRAF……………………………………………………………………

SURAT RESMI………………………………………………………………..

TEKNIK PRESENTASI ILMIAH…………………………………………….

KARANGAN ILMIAH………………………………………………………...

DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………

iii
Rencana Perkuliahan
KONSEP DASAR BAHASA

EYD

PENGGUNAAN KATA BAKU

KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF

PARAGRAF

SURAT RESMI

TEKNIK PRESENTASI ILMIAH

KARANGAN ILMIAH

iv
1. Identitas Mata Kuliah

a. Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

b. Kode Mata Kuliah :

c. Beban / Jumlah SKS : 2 SKS

d. Penempatan Semester : Semester 5

e. Prasyarat : Tidak Ada

f. Dosen Pengampu : Peni Puspitasari, M.Pd.

2. Deskripsi Mata kuliah : Mata Kuliah ini membahas tentang fungsi bahasa, tata

bahasa, tata kalimat, teknik penulisan surat. Juga

mengajarkan kemampuan berkomunikasi dan menulis laporan

karya ilmiah dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

. Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan

baik dan benar dalam profesinya masing-masing.

4. Capaian Pembelajaran : 4.1 Mahasiswa mampu mengenal dan memahami konsep

dasar bahasa dan keterampilan berbahasa.

4.2 Mahasiswa mampu memiliki keterampilan berbahasa

secara lisan dan tulisan.

4.3 Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan tata

bahasa Indonesia secara tepat.

4.4 Mahasiswa mampu memahami, memperbaiki, dan

menggunakan kalimat dalam bahasa Indonesia secara

tepat.

4.5 Mahasiswa mampu mengenal dan memahami teknik

penulisan karya ilmiah.

5 Evaluasi : Penilaian hasil belajar:

1. Penugasan 20%

2. UTS 40%

v
3. UAS 40%

6. Sumber Kepustakaan : 1. Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik Suatu Pengantar.

Bandung: PT. Angkasa.

2. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasal. 1999. Cermat

Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.

Jakarta: AKAPRES.

3. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka

Cipta.

4. Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Grafindo.

5. Djuharie, O. Setiawan dan Suherli. 2001. Panduan

Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya.

6. Dikti. 2013. Materi Kuliah Bahasa Indonesia. Jakarta:

Dikti.

7. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Retorika Modern Pendekatan

Praktis. Bandung: Rosda.

8. Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan

Benar. Jakarta: Puspaswara.

9. Soedarso. 2006. Speed Reading Sistem Membaca

Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

10. ---------. 2010. Pedoman Baku EYD Terbaru. Yogyakarta:

Pustaka Widyatama.

11. Wijayanti, dkk. Bahasa Indonesia (Penulisan dan

Penyajian Karya Ilmiah). Jakarta: Grafindo.

vi
Pertemuan Waktu
No Materi Pokok Metode
ke (SKS)

1 1 dan 2 Pengenalan Silabus 4  Ceramah

Konsep dasar bahasa dan  Tanya Jawab

keterampilan berbahasa

Karakteristik Bahasa

Fungsi bahasa

Ragam bahasa

Sejarah Perkembangan

BI

Fungsi dan Kedudukan BI

Tatabahasa Indonesia

(EYD) :

Penulisan huruf

Penulisan kata

Penulisan Tanda baca

6 3 dan 4 Kata baku 4  Ceramah

Kalimat  Tanya Jawab

Kalimat efektif  Penugasan

Paragraf

7 5 dan 6 1. Teknik Penulisan Surat 4  Ceramah

Resmi:  Diskusi

a. Bahasa surat resmi  Praktik

b. Format surat resmi

c. Penulisan surat

resmi

2. Teknik Presentasi:

a. Bahasa presentasi

b. Metode presentasi

vii
c. Etika presentasi

8 7 dan 8 UTS 4  Ceramah

Konsep dasar karya  Diskusi

ilmiah:

a. Ragam karya ilmiah

b. Sistematika karya

ilmiah

c. Teknik pengetikan

d. Penulisan kutipan dan

sumber

9 9 dan 10 Penulisan Karya Ilmiah: 4 Ceramah,

a. Penulisan diskusi, dan

pendahuluan, isi, dan praktik

penutup

b. Penulisan daftar

pustaka

10 11 dan 12 Penulisan Karya Ilmiah 4 Diskusi dan

presentasi

11 13 dan 14 Penulisan Karya Ilmiah 4 Diskusi dan

UAS presentasi

viii
A. KONSEP DASAR BAHASA

KARAKTERISTIK BAHASA

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Berbagai ahli bahasa merumuskan karakteristik bahasa sebagai berikut.

1. Arbitrer

Bahasa bersifat arbitrer, artinya hubungan antara lambang dengan yang

dilambangkan tidak bersifat wajib atau “sewenang-wenang” berdasarkan kesepakatan

masyarakat. Misalnya kata ‘tangan’ melambangkan salah satu anggota tubuh manusia,

tidak dapat dijelaskan secara konkret hubungannya.

2. Konvensional

Bahasa bersifat konvensional artinya sesuai dengan konvensi (kesepakatan)

masyarakatnya. Misalnya kata ‘tangan’ yang berarti salah satu anggota tubuh manusia,

adalah milik masyarakat Indonesia. Kata ‘hand’ yang juga berarti salah satu anggota tubuh

manusia adalah konvensi masyarakat Inggris.

3. Unik dan Universal

Meskipun bahasa bersifat konvensional, bergantung masyarakat pemiliknya,

namun bahasa juga bersifat unik sekaligus universal. Bahasa bersifat unik ketika bahasa

merupakan hasil konvensi masyarakat yang cakupannya sempit. Misalnya bahasa-bahasa

daerah yang ribuan jumlahnya, sekaligus merupakan kekhasan sebuah daerah. Universal

ketika bahasa merupakan hasil konvensi masyarakat yang cakupannya lebih luas. Misalnya

bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional, adalah bahasa yang dapat diterima

secara universal.

1
4. Produktif

Bahasa bersifat produktif, artinya bahasa dapat diproduksi secara tidak terbatas.

Bahasa Indonesia memiliki lebih kurang 23.000 kosa kata. Dari kosa kata tersebut dapat

diproduksi kalimat-kalimat dalam jumlah tidak terbatas.

5. Dinamis

Bahasa bukanlah sesuatu yang statis, selalu berkembang dari masa ke masa. Baik

dari segi kaidah kepenulisan, perbendaharaan kata, maupun maknanya. Misalnya dari

aspek ejaan, dalam bahasa Indonesia dikenal ejaan van opusjen (contoh: poestaka, boekoe,

doeloe,dst.), hingga ejaan yang disempurnakan (contoh: pustaka, buku, dulu, dst.). Dari

segi perbendaharaan kata, kosa-kata yang sering tidak dipakai dapat punah dan digeser

dengan kelahiran kosa kata baru yang dapat dihasilkan dari penyerapan bahasa asing

(Misal: kursi, sejarah, payung, dst). Perubahan makna, misalnya kata ‘pelayaran’ yang dulu

bermakna ‘menggunakan perahu layar’ sekarang meluas menjadi ‘setiap perjalanan di laut

(meskipun menggunakan mesin)’.

6. Manusiawi

Bahasa bersifat manusiawi artinya diproduksi oleh manusia dan sebagai alat

komunikasi antarmanusia yang diperoleh dari proses pembelajaran. Bunyi-bunyi yang

dihasilkan selain manusia, tidak dianggap sebagai bahasa namun hanya sebagai alat

komunikasi naluriah.

2
FUNGSI BAHASA

Para pakar bahasa merumuskan fungsi bahasa secara umum sebagai berikut.

1. Alat Ekspresi

Bahasa sebagai alat ekspresi manusia untuk menyampaikan ide/gagasan, alat untuk

meluapkan emosi atau perasaannya, alat untuk menarik perhatian sesama, sekaligus alat

untuk menunjukkan keberanian atau eksistensi diri. Melalui bahasa seseorang dapat

mengaktualisasi diri dan mengekspresikan segala hal. Di era sekarang misalnya,

membanjirnya sosial media juga merupakan wahana yang digunakan manusia dalam

mengekspresikan diri melalui bahasa. Tentunya hal ini memiliki dampak positif dan

negatif.

2. Alat komunikasi

Manusia adalah mahluk sosial. Bahasa merupakan media utama dalam

berkomunikasi antarsesasama manusia. Tentunya hal ini tidak terlepas dari aspek

pragmatic dalam berbahasa yakni kesantunan dan etika dalam berbahasa yang penting

untuk diperhatikan. Penggunaan bahasa yang tepat juga merupakan representasi dari

kualitas pribadi seseorang.

3.Media adaptasi dan integrasi

Bahasa merupakan media pengintegrasi masyarakat. Dengan kata lain, bahasa

adalah sebuah kekuatan yang mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat dari

beragam kelas sosial. Bahasa standar yang digunakan dalam konvensi masyarakat tertentu

akan sama nilainya antara masyarakat yang berprofesi sebagai petani, misalnya, dengan

masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang. Contoh lain, di Negara yang memiliki lebih

dari satu suku bangsa, bahasa nasional mampu mengikat keberagaman suku tersebut.

4. Alat Kontrol Sosial

3
Bahasa merupakan alat kontrol sosial, dengan kata lain bahasa memiliki kekuatan

untuk memengaruhi sebuah masyarakat. Misalnya bahasa-bahasa yang digunakan dalam

ruang publik seperti televisi, sosial media, koran, dan berbagai media masa lainnya, dapat

dengan mudah menggiring pemikiran masyarakat sesuai dengan tujuan yang diusungnya.

Selain fungsi bahasa secara umum yang telah dipaparkan pada bagian

sebelumnya,kedudukan bahasa Indonesia dapat diperinci lagi ke dalam fungsi-fungsi

secara lebih spesifik sebagai berikut.

1. Bahasa Persatuan

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan selaras dengan sumpah pemuda

yakni bahasa Indonesia sebagai pemersatu dari kebinekaan suku, agama, dan ras yang ada

di Indonesia.

2. Bahasa Nasional

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang merupakan identitas bangsa,

terutama jika digunakan di luar negeri. Bahasa Indonesia juga merupakan sarana pemersatu

dalam heterogenitas nasional.

3. Bahasa Negara

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib digunakan dalam administrasi Negara,

pengantar resmi di perguruan tinggi, sekaligus bahasa resmi di bidang ilmu kebudayaan

dan teknologi.

4. Bahasa Standar

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan

resmi, baik lisan maupun tulis. Misalnya dalam pidato, presentasi, karya tulis, dst yang

bersifat ilmiah. Dalam hal ini, bahasa Indonesia mampu memberikan kesan kewibawaan,

intelektualitas, dan identitas kepribadian.

Keseluruhan fungsi-fungsi bahasa baik secara umum, maupun fungsi dan

kedudukan bahasa Indonesia secara khusus yang telah dipaparkan di atas merupakan suatu

4
keterkaitan. Diharapkan dapat menjadi alasan mengapa bahasa Indonesia tidak dapat

diremehkan dalam konteks pembelajaran, sekaligus dapat menambah nasionalisme dan

kesadaran berbahasa yang baik dan benar bagi seluruh bangsa Indonesia.

KETERAMPILAN BERBAHASA

5
Terdapat empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan tersebut terbagi

menjadi keterampilan reseptif dan keterampilan produktif.

1. Keterampilan Reseptif

Keterampilan reseptif merupakan proses penerimaan kode-kode bahasa secara

komprehensif untuk kemudian dipahami penerima (decode). Yang termasuk keterampilan

berbahasa reseptif adalah keterampilan menyimak dan membaca.

a. Keterampilan Menyimak

Keterampilan menyimak tidak sekadar mendengarkan. Menyimak merupakan

sebuah usaha yang disengaja untuk mendengarkan sebuah infomasi demi memperoleh

pemahaman yang komprehensif. Ada dua jenis interaksi dalam kegiatan menyimak, yakni

menyimak interaktif dan menyimak noninteraktif. Menyimak interaktif artinya jika kita

melakukan interaksi dengan lawan bicara, misalnya dalam kegiatan bertelepon. Dalam

kegiatan menyimak interaktif, kita dapat memiliki kesempatan untuk bertanya atau

mengulang apa yang telah kita simak dari lawan bicara. Sementara menyimak noninterkatif

bersifat searah. Kita tidak dapat meminta mengulangi apa yang telah kita simak atau

meminta penjelasan lebih.

b. Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca merupakan keterampilan untuk memahami sebuah bacaan.

Terdapat dua teknik untuk kemampuan membaca yakni teknik membaca cepat (scaning)

dan teknik membaca pemahaman (skimming). Hal yang penting kita perhatikan untuk

memperoleh pemahaman terhadap suatu bacaan adalah mencari konsep 5 W + 1 H (apa,

siapa, bagaimana, di mana, kapan, dan mengapa).

2. Keterampilan Produktif

6
Keterampilan produktif merupakan proses pembuatan/pelahiran kode-kode bahasa

(encode). Yang termasuk dalam keterampilan berbahasa produktif adalah keterampilan

berbicara dan keterampilan menulis.

a. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara dapat terbagi dalam berbagai situasi yakni interaktif,

noninteraktif, dan semiinteraktif. Hal yang penting diperhatikan dalam kemampuan

berbicara adalah jeda, intonasi, tempo, dan artikulasi, berikut etika dan kesantunannya.

b. Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak semua orang

menguasainya dengan baik. Keterampilan menulis membutuhkan kecerdasan yang tinggi,

karena berkaitan dengan cara mengomunikasikan segala gagasan ke dalam bahasa tulis

yang dapat berterima bagi pembaca. Menulis juga harus memerhatikan aspek-aspek

paralinguistik (intonasi, jeda, temp, dll.) yang direpresentasikan dalam bentuk ejaan.

RAGAM BAHASA

7
Ragam bahasa merupakan varian penggunaan bahasa berdasarkan

pemakaiannya. Secara umum penggunaan bahasa berdasarkan situasi dan

kepentingannya terbagi dalam tiga kategori baik dalam bahasa tulis maupun lisan,

yakni ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal.

Ragam formal adalah ragam penggunaan bahasa yang umumnya digunakan

untuk kepentingan akademik dan kegiatan resmi. Adapun ciri dari ragam formal ini

antara lain adalah menggunakan kosa kata baku, memperhatikan gramatika dan

efektivitas kalimat yang berkaitan dengan kebernalaran bahasa sebagai alat

komunikasi yang tepat dalam penyampaian gagasan atau maksud.

Ragam semiformal adalah ragam penggunaan bahasa yang umumnya

digunakan oleh kaum pelajar dalam berinteraksi dengan pelajar lainnya,

penggunaan bahasa yang tidak terlalu baku dan resmi. Adapun ciri dari ragam

semiformal ini antara lain adalah kosa kata yang digunakan tidak terlalu ketat akan

aturan kebakuan, penyampaian gagasan atau maksud terkadang abaikan gramatika

kebahasaan namun esensi maksud tetap tersampaikan.

Ragam nonformal adalah bahasa keseharian yang digunakan untuk

kepentingan komunikasi di luar aktivitas akademik, bahasa pergaulan, bahasa

pasar, dst. Adapun ciri bahasa nonformal antara lain bersifat longgar/tidak

terkungkung aturan gramatika kebahasaan, kebakuan kosa kata maupun aturan-

aturan kebahasaan lainnya. Misalnya, memaksakan logika dialek kedaerahan

dengan menambahkan partikel teh, da, atuh, dst. ke dalam tuturan atau tulisan.

Contoh Ragam Formal Ragam Ragam


Penggunaan Semiformal Nonformal

8
Kata Sapaan Saya, Anda Aku, Kamu Gue, Ane, Elo,
Ente
Imbuhan Tertidur ketiduran ketiduran
laporkan laporin laporin
Membiarkan ngebiarin ngebiarin
Unsur Fatik Sih, deh, dong atuh, mah, da,
Penghilangan Reporter RCTI RCTI melaporkan Reporternya
salah satu fungsi melaporkan dari dari Jakarta. ngelaporin dari
dalam kalimat Jakarta. Jakarta

LARAS BAHASA

9
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan fungsi

pemakaiannya, dalam hal ini berkaitan dengan orientasi dalam penggunaannya.

Adapun klasifikasi berdasarkan fungsi pemakaiannya antara lain sebagai berikut.

1. Laras Jurnalistik

Laras jurnalistik adalah kesesuaian bahasa yang dalam produksinya

diperuntukkan untuk kepentingan jurnalistik, bahasa yang digunakan pun

didesain sedemikian rupa untuk kepentingan jurnalistik.

2. Laras Sastra adalah kesesuaian bahasa yang dalam produksinya berorientasi

pada muatan gagasan melalui bahasa yang ekpresif, estetik, atau segala hal

yang bersifat rekaan. Ciri bahasanya pun cenderung bergaya kias atau

figuratif.

3. Laras Karya Tulis Ilmiah adalah kesesuaian bahasa yang dalam produksinya

diperuntukkan untuk memaparkan hal/hasil pemikiran yang bersifat ilmiah

yakni dapat dipertanggungjawabkan, empirik, objektif, serta didukung oleh

fakta dan teori.

4. Laras Bisnis adalah kesesuaian bahasa yang dalam produksinya

diperuntukkan bagi kepentingan bisnis, baik itu perekonomian, perniagaan,

interaksi negosiasi ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan urusan

5. Laras Hukum

6. Dst.

HIERARKI BAHASA

10
Hierarki bahasa adalah tingkatan satuan bahasa dari yang terbesar hingga

yang terkecil. Berikut paparannya.

WACANA
PARAGRAF
KALIMAT
FRASA
KATA

Kata merupakan wujud bahasa yang paling kecil. Di atas kata terdapat frasa yang

merupakan gabungan kata yang tidak bersifat predikatif dan tidak melampaui batas fungsi.

Kalimat merupakan kumpulan kata atau frasa yang memiliki intonasi akhir. Paragraf

dibentuk dari beberapa kalimat. Paragraf idealnya terdiri dari minimal tiga kalimat.

Kumpulan paragraph disebut dengan wacana, yang merupakan kesatuan gagasan secara

komprehensif.

Latihan!

11
1. Kemukakan karakteristik bahasa dan jelaskan sesuai pemahamanmu!

2. Jelaskan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional!

3. Jelaskan perbedaan ragam formal, semi formal, dan nonformal!

4. Jelaskan keterampilan berbahasa reseptif!

5. Jelaskan hierarki bahasa sesuai pemahamanmu!

B. EYD

12
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan

pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Adapun cakupan

ejaan sebagai berikut.

1. Pemakaian abjad,huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.

2. Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,

3. Penulisan huruf besar,

4. Penulisan huruf miring,

5. Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan,, gabungan kata,

6. Penulisan angka dan lambang bilangan,

7. Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya

(a) Tandatitik (.)

(b) Tanda koma (,)

(c) Tanda titik dua (:)

(d) Tanda titik koma (;)

(e) Tanda titiktitik/ellipsis (…)

(f) Tanda Tanya (?)

(g) Tanda seru (!)

(h) Tanda kurung biasa ((….))

(i) Tanda hubung (-)

(j) Tanda pisah (--)

(k) Tanda petik tunggal (‘…’)

(l) Tanda petik ganda (“…”)

(m) Tanda kurung siku ([…])

(n) Tanda ulang angka dua (…..2)

13
(p) Tanda apostrof (‘….)

Dalam modul ini hanya akan dipaparkan beberapa ejaan yang dianggap dominan

terjadi kesalahan, sehingga perlu diberikan penekanan.

A. Huruf Miring

Berikut ketentuan-ketentuan untuk penulisan huruf miring.

1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar, yang dikutip dalam tulisan.

2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

3. Menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing.

4. Menuliskan kata atau ungkapan bahasa daerah yang belum dibakukan dalam bahasa

Indonesia.

B. Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan untuk hal-hal sebagai berikut.

1. Kata pada awal kalimat.

2. Petikan langsung.

3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama agama, Tuhan, dan kitab suci.

4. Nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.

5. Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai

sebagai nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

6. Unsur-unsur nama orang.

7. Nama bangsa, suku, dan bahasa.

8. Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah yang diikuti nama.

9. Nama geografi.

10. Semua unsur atau setiap unsur bentuk kata ulang sempurna yang terdapat pada

lembaga pemerintahan dan ketatanegaran, serta nama dokumen resmi, kecuali kata

dan.

14
11. Semua kata di dalam nama buku, majalah dst. Kecuali kata penghubung.

12. Unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

13. Kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan dan

pengacuan.

14. Kata ganti Anda.

C. Penulisan Kata

1. Penulisan Kata dasar

Kata dasar ditulis sebagai sebuah kesatuan. Contoh: rumah, ibu, bisa,

hanya, buku, kantor, dst..

2. Penulisan Kata turunan

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.

Contoh: menyerupai, diawali, disekolahkan, dipeluk, dicium, digandeng.

b. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, imbuhan ditulis serangkai dengan kata

yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Contoh: bertepuk-tangan, garis bawahi, bertanggung-jawab, pertanggungjawaban,

dst.

c. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata

ditulis serangkai.

Contoh: adipati, pascasarjana, mancanegara, dst.

d. Jika huruf awal kata dasar adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung.

Contoh: non-Indonesia, se-ASEAn, dst.

e. Jika kata maha sebagai unsure gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan

dasar, unsur gabungan ditulis terpisah.

Contoh: Tuhan Yang Maha Esa, Mahakuasa, mahasiswa, dst.

f. Jika kata peri sebagai unsur gabungan diikuti kata yang bukan kata dasar, unsur

gabungan ditulis terpisah.

Contoh: peri kemanusiaan, perilaku, dst.

15
3. Penulisan bentuk ulang secara lengkap menggunakan tanda hubung.

Contoh: lumba-lumba, kupu-kupu, dst.

4. Penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan

Kata di-sebagai awalan ditulis serangkai. Contoh: dicium, dipeluk, dst.

Kata di sebagai kata depan ditulis terpisah. Contoh: di sekolah, di pasar, dst.

AwalanMe-
Me (N) + Kata Me (N) +Kata Me (N) +kata
dasar(konsonan+ dasar(dobel dasar(k,p,t,s +
vokal) konsonan) vokal)

Me (N) +sapu
Me (N) + transfer Me (N) +tulis
Me (N) +curi Me (N) +kristal
Me + bantu Me (N) +pesona
Me + produksi Me (N) +kenal

Tetap(tidakluluh) Mentransfer Menyapu


Mencuri Mengkristal Menulis
Membantu Memproduksi Memesona
mengenal

Latihan!

Suntinglah teks berikut menjadi benar!

16
Peningkatan kompetensi mahasiswa tidak hanya bisa di lakukan dari dalam kelas.

Salah satunya seperti yang dilakukan LP3I Business College Yogyakarta dengan

menggelar sarasehan bersama Direktur Utama PT Taman Wisata candi borobudur,

Prambanan, dan Ratu Boko, Laily Prihatiningtyas.

Dalam kesempatan ini, Laily berbagi pengalamanannya dalam meraih

kesuksesan. Pengalaman ini tentunya di harapkan dapat menjadi bekal mahasiswa dalam

mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja.

Dihadapan mahasiswa jurusan computerized accounting, business

administration, office management, dan informatics computer, Laliy berpesan agar

mahasiswa tidak menyerah dengan kegagalan. Karena kegagalan tidak akan ada habisnya.

Latihan!

Perbaikilah kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam kalimat di bawah ini!

1. Perusahaan itu sedang proses membor dilapangan.

17
2. Mang kardi yang mencat tembok rumah kami.

3. Setelah ketahuan menyuri, anak itu langsung di hukum.

4. Gadis itu memang sangat mempesona.

5. Dia tidak tahu kalau diam-diam aku memerhatikannya.

C. PENGGUNAAN KATA BAKU

KATA BAKU

18
Kata baku merupakan seluruh kosa kata bahasa Indonesia yang berlaku dan

ditetapkan berdasarkan kesepakatan para ahli bahasa Indonesia guna kepentingan

berbahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kosa kata

bahasa Indonesia baku terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kata tidak baku adalah seluruh kosa kata yang belum ditetapkan

berdasarkan kesepakatan para ahli bahasa serta penggunaannya terbatas

berdasarkan kelompok atau kalangan tertentu saja, biasanya terdapat unsur dialek

kedaerahan atau bahasa asing yang belum di-Indonesia-kan.

Dalam ranah akademis, penggunaan kata baku merupakan elemen penting

dalam kepentingan berbahasa untuk menyampaikan gagasan atau idea, baik dalam

bahasa lisan maupun tulisan.

Berikut adalah contoh kata baku dan kata tidak baku.

Kata Baku Kata Tidak Baku

Apotek Apotik
Manajemen Managemen
Nasihat Nasehat
Kualitas Kwalitas
Kuitansi Kwitansi
Prangko Perangko
Analisis Analisa
Detail Detil
Diagnosis Diagnosa
Aktivitas Aktifitas
Sintesis Sintesa
Hipotesis Hipotesa
Teknik Tehnik
Pasien Pasen
Karier Karir
Pikir Fikir
Antikomunis Anti komunis

19
Pascasarjana Pasca sarjana
Fondasi Pondasi
Nonkependidikan Non kependidikan
Standardisasi Standarisasi
Plaza Plasa
Telepon Telpon
Kredit Kridit
Kredibilitas Kridibilitas
Perilaku Prilaku
Sopir Supir
Diesel Disel
Sekretaris Sekertaris
Kedaluwarsa Kadaluarsa
Sekadar Sekedar
Adjektif Ajektif
Advokat Adpokat
Aktif Aktip
Ambulans Ambulan
Asas Azas
Definisi Difinisi
Depot Depo
Esai Esei
Februari Pebruari
Akhlak Ahlak
Formal Formil
Foto Photo
Frekuensi Frekwensi
Hakikat Hakekat
Ijazah Ijasah
Ikhlas Ihlas
Insaf Insyaf
Kategori Katagori
Jenderal Jendral
Izin Ijin
Jadwal Jadual
Konkret Konkrit
Koordinasi Kordinir
Likuidasi Likwidasi
Metode Metoda
November Nopember
Objek Obyek
Putra Putera
Putri Puteri
Rasional Rasionil
Rezeki Rejeki
Risiko Resiko

20
Sah Syah
Saraf Syaraf
Sistem Sistim
Terampil Trampil
Zaman Jaman
Teoretis Teoritis
Tim Team
Transpor Transport
Sistematis Sistimatis
Subjek Subyek
Massa (orang banyak) Masa
Menteri Mentri
Hierarki Hirarki
Konsekuensi Konsekwensi
Konduite Kondite
Kualitas Kwalitas

D. KALIMAT

KALIMAT

21
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang

mengungkapkan pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan, tuturan (atau kalimat dalam

bentuk tulis) diucapkan dengan nada naik-turun, keras-lembut, disela jeda, dan diakhiri

intonasi akhir. Dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital, dan diakhiri

dengan tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru, kadang kala di tengah-tengahnya

terdapat tanda baca lain, seperti titik dua, titik koma, dan tanda pisah. Tanda titik, tanda

tanya, atau tanda seru dalam bahasa tulis sepadan dengan intonasi akhir dalam bahasa lisan,

sedangkan dalam bahasa tulis sepadan dengan jeda dalam bahasa lisan (Wijayanti,dkk,

hlm.54).

Contoh:

(1) “Walaupun Engkau tak sudi menatapku, aku akan tetap”

(2) Teruslah berlari hingga

(3) Sekalipun kedua orang tuanya hendak berkunjung ke tempat kostnya.

(4) Saya menuliskan paragraph yang bertujuan untuk.

Susunan kata di atas bukanlah kalimat, karena tidak memiliki intonasi akhir.

Gagasan yang disampaikan belum utuh. Pendengar atau pembaca masih akan

bertanya kelanjutan dari kalimat tersebut.

(5) Saya mahasiswa cerdas dan sholeh.

(6) Mahasiswa harus memiliki cita-cita yang tinggi.

(7) Kemampuan membaca penting dikuasai oleh semua orang.

Susunan kata di atas merupakan kalimat karena diakhiri tanda titik,

keutuhan gagasan yang ingin disampaikan jelas, dan berintonasi akhir.

FUNGSI KALIMAT

22
Fungsi kalimat merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam kalimat, yang untuk

selanjutnya dipapakarkan secara rinci sebagai berikut.

1. Subjek

Subjek adalah fungsi kalimat yang menunjuk pada pelaku, hal, pokok masalah

yang menjadi inti pembicaraan dalam kalimat tersebut. Untuk mencari subjek dapat

menggunakan kata tanya ‘apa atau siapa yang…?’ Posisi subjek dalam kalimat bebas, boleh

diletakkan di awal, tengah, maupun akhir kalimat.

Contoh:

Saya adalah mahasiswa.

Perempuan berbaju kurung itu menjual obat-obatan.

2. Predikat

Predikat adalah fungsi kalimat yang menjelaskan perbuatan, keadaan, pengalaman,

perihal Subjek. Untuk mencari predikat dapat menggunakan kata tanya ‘mengapa atau

bagaimana subjek?’ Posisi predikat dalam kalimat juga bebas, kecuali tidak boleh di

belakang objek dan di belakang pelengkap.

 Kata ialah, adalah, dan merupakan sudah pasti berfungsi sebagai predikat.

Contoh:

Mahasiswa berkewajiban belajar.

Membaca merupakan hobiku.

Setiap mahasiswa akuntansi diwajibkan membawa buku besar.

3. Objek

Objek adalah fungsi kalimat yang melengkapi kata kerja sebagai hasil perbuatan,

yang dikenai perbuatan, yang menerima atau yang diuntungkan oleh perbuatan subjek.

23
Fungsi objek selalu terletak di belakang predikat berkata kerja aktif transitif

(ditandai dengan –kan, -I, meN-).

Contoh:

Mahasiswa cerdas memiliki kemampuan berbahasa yang baik.

Aku suka menulis sajak.

4. Pelengkap

Pelengkap adalah fungsi kalimat yang Adalah fungsi yang melengkapi

fungsi kata kerja berawalan ber- dalam predikat, sehingga predikat kalimat menjadi

lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat

berawalan ber-.

Contoh:

Adik bermain boneka.

Tulus adalah penyanyi favorit.

5. Keterangan

Keterangan merupakan fungsi kalimat yang melengkapi fungsi-fungsi

kalimat,yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau

fungsi semua unsur dalamkalimat. Posisi keterangan dalam kalimat bebas dan tidak

terbatas. Tidak terbatas dimaksudkan fungsi keterangan dalam dapat lebih dari satu

pada posisi bebas yang sesuai dengan kepentingan fungsi-fungsi kalimat.

Contoh: Dia adalah mantan terindah dalam hidupku.

Di sekitar kampus terdapat mahasiswa berdiskusi dengan gembira.

Latihan!

Tentukanlah fungsi-fungsi kalimat berikut!

1. Raisa, gadis berambut tebal itu, adalah penyanyi favorit masa kini.

24
2. Mereka bertemu di ujung sebuah jalan kecil.

3. Sejak ditinggalkan kekasihnya, gadis itu selalu berwajah sendu.

4. Keinginanku membiayai orang tua naik haji semoga dapat terlaksana.

5. Kuliah di LP3i merupakan kebanggaanku.

KALIMAT EFEKTIF

25
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun dengan tepat agar penyampaian

pesan dapat dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat efektif memiliki

pilihan kata yang tepat, struktur yang benar, hubungan antar bagian logis, dan ejaan

yang benar.

CIRI KALIMAT EFEKTIF

Keraf (2006, hlm. 34) mengungkapkan beberapa cirri kalimat efektif

sebagai berikut.

1. Memiliki unsur-unsur penting atau pokok dalam setiap kalimat.

2. Taat terhadap tata ujaran ejaan yang berlaku.

3. Menggunakan diksi yang tepat.

4.Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis

dan sistematis.

5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

6. Melakukan penekanan ide pokok.

7. Hemat dalam penggunaan kata.

8. Menggunakan variasi struktur kalimat.

Untuk lebih memudahkan pemahaman, berikut paparan mengenai

karakteristik kalimat efektif.

1. Kesatuan Fungsi Gramatikal

26
Kalimat efektif harus memiliki kesatuan dalam fungsi-fungsi

gramatikalnya. Artinya jelas hubungan antara subjek, predikat, objek, pelengkap,

dan keterangan.

Contoh:

(1) Kepada para mahasiswa (K) diharapkan segera mendaftar (P).

Kalimat tersebut tidak memiliki kejelasan subjek, sehingga tidak berterima.

Perbaikan kalimat tersebut adalah:

Para mahasiswa (S) diharapkan segera mendaftar (P).

(2) Pada pameran ini (K) mengetengahkan (P) karya-karya pelukis terkenal (O).

Kalimat tersebut tidak memiliki kejelasan subjek, sehingga tidak berterima.

Perbaikan kalimat tersebut adalah:

Pameran ini (S) mengetengahkan (P) karya-karya pelukis terkenal (O).

2. Kepaduan/Koherensi

Adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antar unsur-unsur

kalimat. Penempatan fungsi yang tepat.

Contoh:

Adik saya yang paling kecil (S) memukul (P) dengan sekuat tenaganya

(Ket.cara) kemarin pagi (Ket. Waktu) di kebun (K.tempat) anjing (O).

Kalimat tersebut tidak efektif karena penempatan fungsinya tidak tepat

sehingga pesan dari kalimat tersebut tidak berterima. Perbaikan kalimat tersebut

sebagai berikut.

Adik saya yang paling kecil (S) memukul (P) anjing (O) dengan sekuat

tenaganya (Ket.cara) kemarin pagi (Ket. Waktu) di kebun (K.tempat).

3. Kehematan

27
Adalah upaya menghindari pemakaian kalimat yang tidak perlu (tidak

hiperbolis, tidak menggunakan kata/frase bersinonim atau berhiponim.

Contoh:

(1) Dia naik ke atas.

(2) Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri dia menggelapkan uang

perusahaan.

(3) Sekretaris itu memakai kemeja warna putih.

(4) Rasa cinta saya padamu amat sangat besar.

Kalimat di atas tidak efektif karena boros. Perbaikan dari kalimat tersebut

sebagai berikut.

(1) Dia ke atas.

(2) Saya melihat dengan sendiri dia menggelapkan uang perusahaan.

(3) Sekretaris itu memakai kemeja putih.

(4) Rasa cinta saya padamu sangat besar.

4. Kesejajaran

Adalah pengungkapan gagasan yang sama fungsinya ke dalam suatu

struktur.

Contoh:

(1) Mahasiswa mengerjakan makalah, lalu makalah diserahkan ke ruang

akademik.

(2) Penyakit alzheimer adalah satu bagian dari usia tua yang mengerikan dan

berbahaya, sebab pencegahan dan obatnya belum diketahui.

Kalimat di atas tidak efektif karena tidak selaras penggunaan imbuhan

dalam fungsi-fungsi kalimatnya. Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.

28
(1) Mahasiswa mengerjakan makalah, lalu menyerahkan ke ruang akademik.

(2) Penyakit alzheimer adalah satu bagian dari usia tua yang mengerikan dan

membahayakan, sebab pencegahan dan pengobatannya belum diketahui.

5. Keterukuran

Adalah penggambaran terhadap pokok pembicaraan secara objektif atau

kuantitatif.

Contoh:

(1) Laba perusahaan tahun ini sangat tinggi.

(2) Diperkirakan omzet bulan depan akan meningkat pesat.

Kalimat di atas tidak efektif karena tidak memberikan ukuran kuantitatif

yang jelas. Perbaikannya sebagai berikut.

(1) Laba perusahaan tahun ini lima milyar.

(2) Diperkirakan omzet bulan depan akan meningkat 70%.

6. Kelogisan

Adalah keberterimaan pesan yang ingin disampaikan, atau dengan kata lain

dapat diterima nalar.

Contoh:

(1) Yang membawa HP mohon dimatikan.

(2) Dicari penjahit wanita.

(3) SPP mahasiswa baru dinaikkan.

Kalimat di atas tidak berterima atau tidak logis karena pada kalimat (1)

bermakna yang dimatikan adalah pembawa HP, pada kalimat (2) bermakna yang

dijahit adalah wanita, pada kalimat (3) bermakna ambigu dengan pemaknaan (a)

29
SPP seluruh mahasiswa baru dinaikkan, atau (b) peraturan kenaikan SPP hanya

dikenakan pada mahasiswa baru. Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.

(1) HP mohon dimatikan.

(2) Dicari wanita penjahit.

(3 a) SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.

(3b) Kenaikan SPP berlaku bagi mahasiswa baru.

7. Ketepatan

Adalah kesesuaian/ kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun

suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.

Contoh:

Dita sedang melihat baik-baik lagu itu.

Kalimat tersebut tidak tepat digunakan. Perbaikannya sebagai berikut.

Dita sedang mendengar baik-baik lagu itu.

Latihan!

30
Suntinglah kalimat di bawah ini agar menjadi efektif!

 Pada dasarnya seluruh manusia memiliki insting yang sama.

 Para karyawan-karyawan di perusahaan ini kebanyakan perempuan.

 Kegiatan rapat rutin akan dilakukan setiap Minggu.

 Yang membawa HP harap dimatikan.

 Berdasarkan agenda perusahaan, personalia perusahaan akan segera

memberikan pengarahan pada karyawan baru.

 Daerah itu bergunung dan memiliki gurun pasir.

 Dalam rapat itu membicarakan laba perusahaan.

 Penumpang yang membawa ipod, tablet, dan note book, sementara

dinonaktifkan.

 Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan

buku-buku diberi label.

 Seluruh karyawan diharapkan dapat menyaksikan dengan baik isi pidato

direktur utama.

31
E. PARAGRAF

PARAGRAF

Paragraf merupakan satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok

pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang

koheren. Paragaraf memiliki fungsi utama mempermudah pemahaman jalan

pikiran (ide pokok). Selain itu, paragraf juga berfungsi mempermudah dalam

pengorganisasian pesan yang ingin disampaikan penulis supaya lebih sistematis.

Paragraf terdiri atas dua unsur yakni kalimat utama dan kalimat penjelas.

Kalimat utama merupakan topik atau ide pokok yang ingin disampaikan penulis.

Sementara kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung atau berfungsi

menjelaskan kalimat utama.

Syarat Paragraf yang Baik

Menurut Atmazaki (dalam Dalman, hlm.90) syarat paragraf yang baik

sebagai berikut.

1. Kesatuan Paragraf

Idealnya dalam satu paragraf hanya memuat satu ide pokok sehingga

dianggap koheren.

Contoh:

Pak Budi sebagai tukang becak, setiap hari ia mengayuh becak untuk

menghidupi keluarganya. Saat fajar tiba hingga matahari terbenam ia mencari

32
nafkah dengan becak kesayangannya. Tanpa rasa lelah dan pantang menyerah Pak

Budi tetap bersemangat untuk bekerja sebagai tukang becak.

Gagasan pokok atau tema dari paragraf tersebut adalah Pak Budi bekerja

sebagai tukang becak.

2. Keefektifan Kalimat

Kalimat-kalimat harus disusun secara efektif dan sistematis dalam

pengorganisasiannya.

3. Kejelasan

Kejelasan dalam paragraf artinya antara kalimat pokok dan kalimat penjelas

memiliki keterkaitan, sehingga kejelasan ide atau pesan yang ingin disampaikan

berterima pembaca.

Selain ketiga syarat di atas paragraf yang baik hendaknya memerhatikan

hal-hal berikut.

1. Penulis paragraf tetap memerhatikan kaidah satuan bahasa yang lain, seperti

ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.

2. Dalam penulisan karangan ilmiah, penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal

teknis penulisan seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva, dan

gambar.

3. Penulisan paragraf menjorok ke dalam atau sejajar.

4. Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah

paragraf, yaitu jumlah kosakata paragraf antara 30—100 kata dan jumlah kalimat

minimal tiga kalimat.

5. Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.

33
Latihan!

1. Suntinglah paragraf berikut sehingga menjadi paragraf yang padu!

Saya adalah mahasiswa LP3I. Cita-cita terbesar saya adalah menjadi seorang

manajer perusahaan elektronik. Bapak saya adalah pengusaha elektronik. Saya

dan Bapak saya suka sekali menonton TV. Acara favorit kami adalah telenovela.

Sementara Emak saya suka nonton bola. Di LP3I saya banyak mendapatkan materi

tentang berbisnis. Jika saya nanti sudah sukses saya akan mengajak Bapak dan

Emak saya naik haji. Kami adalah keluarga bahagia. Saya merasa sangat

bermanfaat kuliah di LP3I.

2. Buatlah paragraf dengan tema-tema berikut!

bisnis
keluar
ga
administra persahabat
si an
cinta

F. SURAT RESMI

SURAT RESMI

Pengertian Surat Resmi

34
Surat yang ditulis oleh seseorang baik atas nama pribadi maupun atas nama instansi

berkaitan dengan kepentingan kedinasan, kelembagaan dan bersifat resmi.

Bahasa Surat:

• Menggunakan kosa kata baku

• Menggunakan kalimat efektif

• Memperhatikan etika dan kesantunan bahasa dalam surat.

• Mempertimbangkan subjek yang akan dikirimi surat.

(Fungsi surat bagi si penerima surat tersebut untuk mengetahui dan memahami hal

yang apa yang tertulis dalam surat tersebut)

Struktur Surat:

 Identitas Surat:

 Kepala surat/kop surat

 Tanggal surat

 Alamat tujuan

 Nomor pengarsipan

 Hal, yaitu pemberitahuan mengenai isi surat

 Dibubuhi nama dan tanda tangan pembuat surat serta

stempel instansi/badan perusahaan

 Terdapat tembusan surat (bila perlu)

 Pembukaan

 Isi

 Penutup

TIPOGRAFIumum
Tipografi UMUMsurat
SURAT RESMI
resmi:

35
 1
_________________ 3 _____________
2
_________________ 4
_________________ 5
_________________ 6
_________________ 7
_______________________________ 8
________________________________________________________
________________________________________________________
__9_____________________________________________________
___________________________________________ 10
_____________ 11
_____________ 12

_____________ 13
----------------------------------- 14

Keterangan:

1. Kepala surat/kop surat

Kepala surat atau yang bisa juga disebut dengan kop surat merupakan

bagian teratas dalam sebuah surat. Fungsi penyertaan kepala surat tersebut

tidak terlepas dari pemberian informasi mengenai nama, alamat, kegiatan

dari lembaga tersebut serta juga bisa menjadi alat promosi. Bagian surat

yang pertama ini berisi:

 Logo atau lambang dari sebuah instansi, lembaga, perusahaan

atau organisasi, nama instansi, lembaga, perusahaan, atau

organisasi.

36
 Alamat instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi.

 Nomor telepon, kode pos, alamat email atau alamat web.

Biasanya setelah penulisan kepala surat atau kop surat terdapat sebuah garis

horizontal pemisah yang memisahkan antara kepala surat dengan bagian-

bagian surat yang lain seperti tempat dan tanggal pembuatan.

2. Tanggal pembuatan surat

Pencantuman tempat dan tanggal surat tersendiri ditujukan untuk

memberikan informasi mengenai tempat dan tanggal penulisan surat

tersebut. Untuk tempat biasanya tidak dicantumkan kembali jika tempat

sudah ditulis di kepala surat yang berupa alamat instansi.

3. Nomor pengarsipan/nomor surat

Sebuah surat resmi yang mewakili sebuah lembaga, instansi, perusahaan

atau organisasi biasanya menggunakan penomoran terhadap surat yang

dikeluarkan atau yang diterima. Nomor surat biasanya meliputi nomor urut

penulisan surat, kode surat, tanggal, bulan dan tahun penulisan surat.

Penomoran surat tersebut berfungsi untuk:

 Memudahkan pengaturan, baik untuk penyimpanan maupun

penemuannya kembali apabila diperlukan

 Mengetahui jumlah surat yang diterima dan yang dikeluarkan oleh

organisasi, lembaga atau perusahaan

 Memudahkan pengklasifikasian surat berdasarkan isinya

4. Lampiran

Bagian lampiran merupakan bagian penjelas yang menginformasikan

bahwa ada sejumlah berkas atau dokumen yang disertakan dalam surat

37
tersebut. Jika tidak terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan, maka

bagian lampiran bisa ditiadakan.

5. Perihal

Hal atau perihal berfungsi memberikan petunjuk bagi pembaca mengenai

pokok isi surat tersebut.

6. Subjek dan alamat surat yang dituju

Terdapat dua alamt yang dituliskan dalam surat, yaitu alamat luar (yang

ditulis di sampul surat) dan alamat dalam (yang ditulis di dalam surat).

Alamat yang dimaksud dalam bagian ini merupakan alamat dalam. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alamat dalam ini, hal-

hal tersebut adalah sebagai berikut:

Kata "kepada" pada alamat dalam sebenarnya tidak harus ada. Kata

"kepada" dirasa berlebihan karena sudah ada kata "Yth./ yang terhormat"

Menggunakan kata "Yang terhormat" yang bisa disingkat menjadi "Yth."

Menggunakan kata "Bapak", "Ibu" atau "Sdr." jika yang dituju adalah

seseorang bukan nama instasi. Kata "Bapak, Ibu, Sdr." selalu ditulis dengan

huruf kapital diawal kata dan diikuti oleh nama orang.

Di setiap bari pada bagian alamat dalam tidak diakhiri oleh tanda titik.

Menuliskan alamat orang atau lembaga yang dituju, lengkap lebih bagus.

Contoh:

Yth. Bapak Sugiono

Kepala SMA Karang Tengah 01

38
Jalan Mawar, Losari Lor

Brebes, 52255

8. Salam pembuka

Salam pembuka yang berfungsi sebagai sapaan dalam surat. Salam pembuka

ditulis dengan huruf kapital di awal dan diakhiri oleh tanda koma.

Contoh:

Dengan hormat,

Assalamualaikum wr.wb.

9. Isi Surat

Pembuka merupakan alenia pertama yang berfungsi sebagai pengantar atau

pendahuluan terhadap informasi yang disampaikan di alenia isi.

Isi merupakan alenia isi berisi informasi yang akan disampaikan.

Penutup merupakan alenia penutup yang berisi ucapan terima kasih atau

harapan dari penulis surat kepada pembaca surat.

10. Salam Penutup

Salam penutup merupakan penutup surat yang biasanya menggunakan kata:

‘Hormat saya’, ‘Hormat kami’, ‘Wassalam’. Penulisan salam penutup

tersebut seperti salam pembuka, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh

tanda koma.

11. Tanda tangan + stempel instansi

Pembubuhan tanda tangan pembuat surat atau yang berwenang beserta

tanda stempel instansi atas surat tersebut merupakan hal yang penting

sebagai bukti bahwa surat tersebut sah secara lembaga.

39
12. Nama terang diikuti NIK/NIP dan jabatan di bawah penulisan nama

Nama terang adalah nama lengkap yang menulis atau yang mempunyai

kewenangan atas surat tersebut. Biasanya dibubuhkan pula NIK/NIP serta

jabatan di lembaga yang menerbitkan surat tersebut.

13. Tembusan

Tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain

yang juga berhak mendapatkan surat tersebut.

Kesalahan Kaidah dalam Surat Resmi

1. Identitas pada kop surat tidak lengkap

format: nama instansi^alamat lengkap^kode pos dan nomor telepon

instansi

2. Penulisan penanggalan

format: tanggal bulan (huruf) tahun

3. Penulisan nomor pengarsipan

format:

nomor urut surat/kode klasifikasi-nama instansi/bulan (angka

romawi)/tahun.

contoh: 300/800-LP3I/IX/2015

*kode klasifikasi tergantung dari isi dan kepentingan terkait instansi yang

menerbitkan surat tersebut. Kode klasifikasi surat diatur oleh Permendagri

Nomor 78 tahun 2012.

4. Penulisan alamat dalam surat

Penulisan kata ‘jalan’ tidak boleh disingkat menjadi jl./jln.

contoh: Jalan Sultan Agung No. 12

40
Bandung

5. Kesalahan EYD dan kelogisan kalimat

 Menuliskan nama kota sebelum tanggal surat

Bandung, 2 April 2015

*tidak perlu menuliskan nama kota sebelum tanggal surat karena sudah

tertera di kop surat pada alamat instansi yang menerbitkan surat tersebut

 Membubuhi tanda titik setelah penulisan tanggal dan alamat surat

2 April 2015.

 Membubuhi tanda titik di akhir alamat dalam surat, menyingkat kata

‘jalan’ dalam penulisan alamat surat dalam

Jl. Bondowoso No. 14

Bandung

40678.

 Penulisan tujuan alamat surat yang mubadzir

Kepada Yth. Kepala Sekolah SMA 20

 Penggunaan kosa kata ‘Bersama surat ini...’ dalam penulisan pembuka

surat, seharusnya ‘Melalui surat ini...’ atau ‘Dengan surat ini...’

 Penulisan huruf kapital pada bagian pemerian (hari, tanggal, waktu,

kegiatan)

Hari : Selasa

Tanggal : 8 September 2015

Waktu : jam 14.00 WIB-16.00 WIB

 Penulisan sapaan yang tidak menggunakan huruf kapital

41
“Sehubungan dengan kegiatan tersebut, kami harap bapak Kepala

SMAN 20 berkenan hadir untuk membuka acara peresmian gedung

OSIS yang baru. ...”

 Penggunaan enklitik -nya pada penutup surat

“Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih”

G. PRESENTASI ILMIAH

PRESENTASI ILMIAH

Presentasi ilmiah merupakan suatu kegiatan berbicara yang bertujuan

memaparkan temuan, pemikiran atau informasi yang bermanfaat dalam dunia

akademik di hadapan publik tertentu. Kompetensi berbicara tersebut wajib dikuasai

oleh kaum akademisi dalam kepentingannya menyampaikan pengetahuan. Kaum

intelektual tidak hanya dituntut untuk menuangkan pemikirannya dalam bentuk

komunikasi tulis, komunikasi lisan juga merupakan bagian dari pengakuan tingkat

42
intelektualitas seorang akademisi. Berkaitan dengan hal tersebut, idealnya seorang

akademisi mempunyai kompetensi bahasa baik menulis maupun berbicara yang

mumpuni.

Adapun tujuan dari presentasi yaitu memberikan informasi kepada publik

tertentu agar memahami hal yang disampaikan dalam presentasi tersebut. Selain itu,

tujuan lainnya adalah memengaruhi atau membujuk publik tertentu yang menjadi

penyimak presentasi tersebut. Presentasi yang bersifat persuasif haruslah mampu

menggugah emosi penyimak sehingga dapat mengubah sikap dan mengajak publik

tersebut untuk melakukan sesuatu.

Setiap penyaji haruslah memperhatikan hal-hal berikut ini.

1. Penyaji harus memberikan informasi kepada publik secara memadai

Informasi yang memadai akan utuh dipahami oleh publik yang menjadi

penyimak. Utuh dalam arti secara komprehensif, penyampaiannya dapat

didukung oleh beberapa perangkat, yaitu materi dalam bentuk tertulis

(makalah) yang dapat dibaca oleh penyimak, alat peraga dan materi dalam

bentuk slide ppt (power point). Alat peraga harus relevan dengan materi

bahasan, ilustrasi dalam tayangan slide ppt pun harus relevan, pemilihan

jenis huruf, ukuran dan komposisi warna lay out slide ppt yang digunakan

dipastikan dapat terbaca oleh penyimak.

2. Penyaji memanfaatkan waktu dengan efektif

Durasi atau rentang waktu yang dimiliki oleh penyaji sangatlah terbatas

untuk itu penyaji harus mempertimbangkan efektivitas penyampaian

gagasan-gagasannya. Alokasi waktu haruslah berbanding lurus dengan

keutuhan informasi yang akan disampaikan. Penyaji perlu merencanakan

43
secara rinci materi yang akan disampaikan dengan alokasi waktu yang

disediakan serta menaati arahan yang diberikan moderator (pemandu).

3. Penyaji menaati etika yang berlaku

Etika dalam presentasi berkaitan dengan kepatutan sikap baik dalam

penyampaian bahasa maupun gestikulasi penyaji dalam menyajikan

bahasannya. Etika lainnya adalah berkaitan dengan kejujuran. Setiap

penyaji wajib bersikap terbuka dalam segala hal menyangkut informasi yang

disajikan. Pemerolehan data dari sumber lain haruslah disebutkan

sumbernya secara lengkap sesuai kaidah ilmiah.

Dalam sebuah presentasi, kiat-kiat yang perlu diperhatikan oleh penyaji

adalah (1) menarik perhatian dan minat peserta; (2) menjaga agar presentasi tetap

berfokus pada masalah yang dibahas; (3) menjaga etika saat tampil. Agar tetap

menarik perhatian dan minat peserta, penyaji sebaiknya memilih topik yang

penting, mendesak dan menarik perhatian. Topik yang manarik pun harus didukung

oleh kepandaian kita dalam menyajikan, hal tersebut dapat didukung oleh perangkat

multimedia (visual maupun audio). Penyaji sebaiknya mengetahui terlebih dahulu

latar belakang publik yang menjadi penyimak presentasinya, mendalami materi

yang menjadi bahasannya, menyampaikannya secara sistematis, singkat, padat dan

utuh. Sedangkan untuk menjaga etika, penyaji sebaiknya menghindari hal-hal yang

dapat merugikan (menyinggung perasaan).

Tahap-tahap Presentasi

A. Mempersiapkan materi

1. Menentukan butir-butir penting yang akan dibahas.

44
2. Mengatur butir-butir tersebut dengan sistematika yang koheren dan kohesif.

3. Menyajikan kerangka pikir dalam diagram alir untuk menunjukkan alur

penalaran.

4. Menulis semua materi dalam bingkai power point dengan huruf atau gambar

yang memadai.

5. Memilih rancangan slide ppt yang menarik.

6. Menguji coba slide ppt untuk memastikan keterbacaan.

7. Mencetak materi slide ppt untuk digunakan sebagai pegangan.

B. Melaksanakan presentasi

1. Datang lebih awal untuk mengenali latar belakang peserta dan memastikan

semua alat berfungsi baik.

2. Memprediksi pemahaman awal dan tanggapan peserta tentang materi yang

dibahas.

3. Memastikan alat komunikasi tidak mengganggu presentasi.

4. Lebih baik tidak membagikan materi sebelum presentasi karena akan

membuat peserta terfokus untuk membaca daripada mendengarkan

presentasi.

5. Bersikap tenang dan alihkan perhatian peserta agar tetap fokus.

6. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, perhatikan tempo berbicara.

7. Pemerataan porsi penyajian (bila berkelompok).

Aspek-aspek nonverbal yang perlu diperhatikan oleh penyaji dalam

melakukan presentasi adalah sebagai berikut.

45
1. Penampilan

Pakaian merupakan cerminan karakter Anda, karena itu gunakan busana yang

sesuai dengan suasana. Pakaian yang Anda kenakan bisa menambah kepercayaan

diri Anda ataupun sebaliknya saat presentasi, jadi pilihlah yang sesuai dengan

pertimbangan Anda. Jangan pula berdandan dan menggunakan aksesoris secara

berlebihan.

2. Sikap Tubuh

Sikap tubuh yang statis menandakan Anda gugup dan tidak mampu menguasai

suasana ruang presentasi. Saat presentasi baiknya gerakkan sewajarnya tubuh Anda

(beranjak dari posisi awal agar tidak cenderung bosan dilihat oleh publik penyimak.

Sikap tubuh yang dinamis dapat menimbulkan energi tersendiri sebab dapat

menjalin dan menjaga konsistensi fokus interaksi publik dengan Anda sebagai

penyaji.

3. Bahasa Tubuh

Mimik atau gestur Anda merupakan bahasa nonverbal yang efektif dalam

interaksi komunikasi Anda dengan publik penyimak.

Sistematika slide ppt

1. Pendahuluan

Penyaji harus mampu membangkitkan minat penyimak terhadap materi

bahasan presentasi yang akan disampaikan. Adapun strategi yang dapat dilakukan

dalam membuka presentasi antara lain sebagai berikut.

a. Menceritakan pengalaman ringan, menarik, dan menyegarkan

46
b. Memberikan data statistik

c. Menyisipkan humor/anekdot singkat yang relevan dengan materi bahasan

d. Mengutip ucapan tokoh

e. Menyajikan multimedia baik visual, audio, audiovisual (gambar bergerak yang

relevan dengan isi bahasan)

2. Isi

Penyaji harus cerdas dalam mempertimbangkan pola organisasi slide agar

presentasi tidak monoton atau membosankan. Penyaji juga harus memperhitungkan

durasi presentasi

3. Penutup

Review bagian-bagian penting ( isi/pesan yang hendak disampaikan).

Tujuan utama bagian ini adalah menekankan kembali isi atau pesan yang ingin

disampaikan. Adapun strategi yang dapat dipilih antara lain sebagai berikut.

a. Mengungkapkan kembali pokok-pokok penting presentasi

b. Menyampaikan ringkasan butir-butir penting

c. Memberikan saran untuk bertindak

d. Mengungkapkan peluang dan tantangan

Teknik Presentasi

1. Menghafal

2. Membaca

3. Mencatat

47
G.KARANGAN ILMIAH

KARYA ILMIAH

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkansuatu

pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti

(Dalman, 2015, hlm.5). Karya tulis ilmiah memiliki sistematika yang disepakati

secara umum maupun selingkung sesuai dengan komunitas/lembaga tertentu.

Ciri Karya Ilmiah

48
1. Objektif

Objektif artinya setiap hal yang diungkapkan dalam karya ilmiah memiliki

fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Netral

Masih terkait dengan objektivitas, netral di sini artinya penulis tidak boleh

menyertakan keberpihakan pribadi terhadap hal atau golongan tertentu yang

menjadi objek pembahasan, dengan tujuan memengaruhi pembaca.

3. Sistematis

Karya ilmiah harus disusun dengan sistematika tertentu sesuai dengan

jenisnya, dan disusun dengan pengorganisasian yang baik sehingga penyampaian

gagasan mudah diikuti oleh pembaca.

4. Logis

Kelogisan ini berhubungan dengan cara penyajian, baik deduktif maupun

induktif. Jika bermaksud menyimpulkan fakta maka dapat digunakan teknik

penyajian induktif, namun jika bermaksud membuktikan hipotesis maka dapat

digunakan teknik penyajian deduktif.

5. Menghindari pengungkapan yang bersifat emosional

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah hendaknya tidak bersifat

emosional (subjektif, menggebu-gebu, murung, sangat gembira, benci, dst).

Sebaiknya juga menghindarkan bahasa yang hiperbolis atau berlebihan dan tidak

dapat diukur dengan jelas jumlahnya (kuantitas).

6. Menggunakan ragam formal

49
Ragam bahasa yang digunakan tentunya ragam tulis yang formal dengan

memerhatikan kaidah-kaidah bahasa baku dan kalimat efektif.

Jenis Karya Ilmiah

Dalman (2015, hlm.15) memaparkan beberapa jenis karya ilmiah sebagai

berikut.

A. Karya Ilmiah Pendidikan

1. Paper (Karya Tulis)

Adalah karya ilmiah yang berisi ringkasan dari suatu mata kuliah tertentu.

Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih kemampuan mahasiswa untuk membuat

sintesis dari sebuah perkuliahan.

2. Praskripsi

Adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan

mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini merupakan syarat bagi

mahasiswa pada jenjang akademik D3.

3. Skripsi

Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis

berdasarkan pendapat orang lain yang didukung dengan data-data empiris, objektif

baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak

langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai prasyarat mendapatkan gelar

S-1.

4. Tesis

50
Adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

Tesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

5. Disertasi

Adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat

dibuktikan oleh penulis berdasarkan data fakta akurat dengan analisis terperinci.

Disertasi merupakan prasyarat untuk meraih gelar doctor (S-3).

B. Karya Ilmiah Penelitian

1. Makalah Seminar

2. Laporan Hasil Penelitian

3. Jurnal Penelitian

MAKALAH

Makalah merupakan karya tulis yang memuat dan mengkaji masalah dengan

menggunakan kaidah-kaidah keilmiahan, metode ilmiah, bahasa baku dan tata tulis ilmiah,

dan bersifat objektif-sistematis-lugas-jelas-konsisten-empiris (Wijayanti,dkk, hlm.194).

Secara garis besar, sistematika penulisan makalah terdiri atas tiga bagian, yaitu

pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan memuat persoalan yang akan dibahas, yang

meliputi latar belakang masalah, masalah, dan tujuan penulisan. Bagian isi memuat analisis

dan pembahasan mengenai rumusan masalah. Bagian penutup memuat simpulan sebagai

pemaknaan penulis. Secara umum sistematika makalah hasil penelitian sebagai berikut.

1. Judul

2. Kata Pengantar

51
3. Daftar Isi

4. Abstrak

5. Pendahuluan

6. Kajian Literatur

7. Metode Penelitian

8. Hasil dan Analisis

9. Simpulan dan Saran

10. Daftar Rujukan/acuan

11. Lampiran (jika ada)

PROPOSAL PENELITIAN

Proposal penelitian adalah rencana penelitian yang diusulkan sebelum penelitian

dilaksanakan. Proposal penelitian menggambarkan paradigma penelitian. Sebaiknya

proposal penelitian diseminarkan sebelum sebelum terjun ke lapangan untuk mengambil

data. Hal ini perlu untuk menghindari gagalnya penelitian.

Sistematika Proposal

Setiap instansi atau lembaga memiliki gaya sistematika proposal yang berbeda-

beda, atau disebut juga gaya selingkung. Namun secara umum, sistematika proposal

sebagai berikut.

1. Judul

2. Pendahuluan

3. Latar Belakang Masalah

52
4. Rumusan Masalah

5. Tujuan Penelitian

6. Manfaat Penelitian

7. Landasan Teoretis

a. Tinjauan Pustaka

b. Hasil penelitian yang relevan

c. Kerangka Pemikiran

d. Hipotesis (bila ada)

8. Metode Penelitian:

a. Tempat dan waktu penelitian

b. Populasi dan Sampel

c. Teknik Pengumpulan data

d. Teknik Analisis Data

e. Jadwal Penelitian

f. Anggaran Penelitian

9. Daftar Pustaka

53
Latihan!

1. Buatlah makalah mengenai salah satu topik berkaitan dengan jurusan Anda

masing-masing, sesuai dengan sistematika yang benar!

2. Buatlah sebuah proposal penelitian dengan topik penelitian bebas!

54
DAFTAR PUSTAKA

Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Grafindo.

Dikti. 2013. Materi Kuliah Bahasa Indonesia. Jakarta: Dikti.

Soedarso. 2010. Pedoman Baku EYD Terbaru. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Wijayanti, dkk. Bahasa Indonesia (Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah).

Jakarta: Grafindo.

55

Anda mungkin juga menyukai