Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TROPIS

LEISHMANIASIS

Dosen pembimbing : Andi Suyatni, SKM, M.Kes


Disusun oleh :
1. Anniken Priscilia :
2. Ayu Pandan Sari : 1813201082
3. Igit Ului :
4. Jeri Sukun :
5. Monica Patrisia P. : 1813201002
6. Reoner Juninato :

KELAS IV A FAKULTAS KESEHATAN


MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MAHAKAM
SAMARINDA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat-Nya jugalah sehingga penulis dapat menyusun makalah yang
berjudul “Leishmaniasis”. Meskipun membutuhkan kerja keras dan kesabaran,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan untuk dosen Epidemiologi


Penyakit Tropis serta semua pihak atas kontribusi dan bantuan secara langsung
maupun tidak langsung dalam membantu tersusunnya makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, disadari sepenuhnya belum sempurna


bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan
maupun materi. Untuk itu diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun guna dapat menyempurnakan kelengkapan makalah lainnya di masa
yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat dan mencapai kehidupan yang lebih baik
juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaikumsalam.Wr.Wb.

Samarinda, 10 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latar Belakang...................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

2.1 Pengertian Leishmaniasis..................................................................................

2.2 Epidemiologi Leishmaniasis..............................................................................

2.3 Faktor Risiko Leishmaniasis..............................................................................


2.4 Beban Global Leishmaniasis.............................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................

3.1 Kesimpulan........................................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat
tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi
dibumi. Serangga disebut pula Insecta adalah kelompok utama dari hewan
beruua (arthpoda) yang bertungki enam, karena itulah mereka disebut juga
Hexapoda. Serangga adalah hewan yng sering dijumpai dalam keseharian kita
dan ditemukan dihampir semua jenis lingkungan. Di dunia terdapt lebih dari
800.000 jenis, dan beberapa diantaranya dapat merugikan manusia karena
merupakan pembawa penyakit.
Leishmaniasis adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh infestasi kronis
protozoa intraselular dari genus Leishmania. Pada manusia, terdapat tiga
bentuk leishmaniasis yaitu Leishmaniasis Kutaneus, Leishmaniasis
mukokutaneus, dan Leishmaniasis viseral. Sampai saat ini, Leishmaniasis
masih menjadi masalah kesehatan terutama si daerah Afrika dan Timur
Tengah. Indonesia bukan merupakan daerah endemis Leishmaniasis sehingga
kasus ini merupakan hal yang sangat jarang.
Penyakit ini tersebar luas di India, China, Mediterania, Asia Tengah,
Afrika, Eropa Selatan, dan sebagian wilayah Amerika. Hewan yang biasa
bertindak senagai reservoir adalah jenis hewan karnivora, rodensia, dan hewan
peliharaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Leishmaniasis?
2. Bagaimana Epidemiologi Leishmaniasis?
3. Apa saja Faktor Risiko Leishmaniasis?
4. Bagaimana Benan Global Leishmaniasis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Leishmaniasis
2. Untuk mengetahui Epidemiologi Leishmaniasis
3. Untuk mengetahui Faktor Risiko Leishmaniasis
4. Untuk mengetahui Beban Global Leishmaniasis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Leishmaniasis

Leishmaniasis adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh infestasi


kronis protozoa intraselular dari genus Leishmania. Pada manusia, terdapat
tiga bentuk leishmaniasis yaitu Leishmaniasis Kutaneus, Leishmaniasis
mukokutaneus, dan Leishmaniasis viseral. Sampai saat ini, Leishmaniasis
masih menjadi masalah kesehatan terutama si daerah Afrika dan Timur
Tengah. Indonesia bukan merupakan daerah endemis Leishmaniasis sehingga
kasus ini merupakan hal yang sangat jarang.
Leishmaniasis adalah penyakit parasit yang ditemukan di daerah troois,
subtroois dan eropa selatan. ini diklasifikasikan sebagai penykit Tropis Yang
Terabaikan. Leishmaniasis disebabkan infeksi oleh parasit Leishmania yang
disebarkan oleh gigitan lalat pasir phlebotonine. Ada beberapa bentuk
Leishmaniasis yang berbeda pada manusia. Bentuk yang paling umum adalah
Leishmaniasis kulit, yang menyebabkan luka kulit, dan Leishmaniasis
visceral yang mempengaruhi beberapa organ internal (biasany limpa, hati,
dan sum-sum tulang), (CDC, 2013).
Leishmaniasis adalah penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan
oleh parasit intraselular Leishmaniasis sp. Parasit ini menginfeksi manusia
lewat gigitan nyamuk lalat pasir betina yang mempunyai panjang dua sampai
tiga mm. Terdapat tiga jenis bentuk Leishmaniasis yaitu Leishmaniasis
Kutaneus, Leishmaniasis mukokutaneus, dan Leishmaniasis viseral.
Leishmaniasis adalah penyakit infeksi akibat parasit protozoa intraselular
dari genus Leishmania yang disebarkan oleh gigitan vektor lalat pasir
(sandifly) betina. Secara umum Leishmaniasis memiliki 4 gejala klinis,
Visceral Leishmaniasis (VL) yang menimbulkan pembengkakan organ dalam,
Post-KalaAzar-Dermal Leishmaniasis yaitu komplikasi yang muncul setelah
seseorang sembuh dari Visceral Leishmaniasis, Cutaneus Leishmaniasis yang
menimbulkan borok (lesion) di kulit, dan Mucocutaneus Leishmaniasis yang
merusak jaringan mukosa. Leishmaniasis juga diperkirakan menimbulkan
korban kematian sebanyak 50.000 jiwa per tahun, dan menjadikan penyakit
infeksi akibat parasit penyebab kematian kedua terbesar setelah Malaria.
( World Health Organization. Control. of the Leishmaniasis. Geneva:
WHO;2010).

2.1.1 Gejala Leishmaniasis


 Leishmaniasis pada kulit dicirikan oleh satu atau lebih luka
pada kulit di daerah dimana lalat telah mendapat makanan
(berupa darah)
 Orang yang memiliki leishmaniasis pada kulit mereka
mendapat satu atau lebih luka pada kulit mereka.
 Luka yang membesar tampak seperti gunung berapi dengan
tepi yang meninggi dan kawah pusat.
 Luka bisa tidak nyeri atau menyakitkan.
 Beberapa orang memiliki kelenjar bengkak dekat luka
(misalnya diketiak jika luka berada dilengan atau tangan)

Gejala Cutaneus leismaniasis yaitu adanya ulkus atau luka bergaung (seperti
sariawan tapi pada kulit) luka ini timbul beberapa minggu setelah tergigit
sandfly, Timbulnya bintik kecil kemerahan sebagai gejala awal setelah
tergigit, semakin lama semakin membesar dan membentuk gaung,
Pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala Mucocutaneus Leishmaniasis, yaitu hidung tersumbat, keluarnya
cairan dari hidung, mimisan, kesulitan bernapas.
Gejala Visceral Leishmaniasis, yaitu demam, perasaan lemas dan lesuh,
penurunan berat badan yang drastis, pembesaran pada hati, lompa dan
kelenjar getah bening.

Masa inkubasi dapat terjadi 1 sampai 4 minggu tetapi dapat berlangsung


hingga beberapa tahun, bisa disebabkan oleh pasien yang merujuk pada
perjalanan sebelumnya ke zona endemik.
Leishmaniasis ini berawal dari ditandai dengan peningkatan suhu dan
pembengkakan lokal. Sebuah papula asumtolimatik erythematous muncul di
lokasi gigitan ukurannya berkisar 1 sampai 10 mm diameter. Setelah 2 hhari
ia akan berubah menjadi vesikula dan kemudian menjadi pustule, dan ketika
pecah, baik secara spontan atau dengan trauma karena menggaruk, itu
menghasilkan ulkus bulat dengan batas nodular atau tebal dengan tepi tajam
dan memuncak. Ulkus seperti ini dapat berlangsung dari 3-5 bulan hingga 15-
20 tahun.

2.1.2 Siklus hidup Leishmaniasis


Leishmaniasis ditularkan melalui gigitan flabotomina betina yang terindeksi.
Lalat pasir menyuntikkan tahap infektif (promastigotes) dari belalai mereka
selama makan darah, promastigotes yang mencapai luka tusukan adalah
fagositosis oleh makofag. Dan jenis sel fagositik mononuklear lainnya.
Promastigotes mengubah sel-sel ini ke dalam tahap jaringan parasit yaitu
amastigotes, dan melanjutkan untuk menginfeksi sel fagositik mononuklear
lainnya. Lalu parasit, inang dan Faktor-faktor lain memperngaruhi apakah
infeksi menjadi simtomatik dan apakah hasil leishmaniasis kulit atau visceral.
Dan Lalat pasir menjadi terinfeksi dengan menelan sel yang terinfeksi selama
makan darah. Lalu dalam lalat pasir, amastigotes berubah menjadi
promastigotes, berkembang dalam usus lalu bermigrasi ke belalai.

2.2 Epidemiologi Leishmaniasis

Statistik Amerika Serikat

Leishmaniasis endemik jarang terjadi di Amerika Serikat. Meskipun batu


pasir ditemukan di utara sejauh New York, dan Leishmaniasis visceral telah
diidentifikasi di foxhounds dalam disyribusi geografis yang luas di Amerika
Serikat, hampir tidak ada transmisi manusia diyakini terjadi di sebagian
Amerika Serikat.

Periodik, kasus terisolasi dari Leishmaniasis kulit lokal dan tifus telah
dilaporkan didaerah yang berbatasan dengan Meksiko, seperti Texas Selatan,
serta Oklahoma dan Pennsylvania, tanpa perjalanan terkait di luar rumah
pasien.

Ada 2 kasus Leishmaniasis kulit mexiciana yang dijelaskan pada akhir


tahun 2009 dan tidak ada setelah tahun itu. Per WHO Global Observatory
Data Repository, tidak ada kasus baru Leishmaniasis visceral yang di
laporkan sejak 2005.

Sebagian besar kasus Leishmaniasis yang ditemukan di Amerika Serikat


diperoleh di tempat lain. Wisatawan AS, pekerja pemerintah, mahasiswa
pascasarjana, pekerja Peace Corps, dan personel militer berisiko di luar negeri
antara 1985 dan 1990, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
diberitahu tentang 129 kasus yang melibtkan wisatawan dari Amerika Serikat
yang memperoleh penyakit di Luar Negeri.

Distribusi geografis Leishmaniasis umumnya terbatas pada daerah tropis


dan subtropis (habitat alami dari lalat), dan dibatasi oleh kerentanan sandfly
terhadap iklim dingin, kecendrungannya untuk mengambil darah dari manusia
atau hewan saja, dan kapasitasnya untuk mendukung internal pengembangan
spesies Leishmania.

Perbedaan Rasial, Seksual, dan Usia terkait

Meskipun tidak ada prefensi rasial yang diakui atau dijelaskan untuk
Leishmaniasis, beberapa asosiasi kecil dengan berbagai kelompok ras telah
dicatat. Namun, tetai data tersebut dibingungkan oleh dan menghasilkan lebih
kuat dalam hubungan dengan paparan pekerjaan.

Pria lebih memiliki peningkatan insiden infeksi, sekitar dua kali lipat dari
betina. Tingkat infeksi yang lebih tinggi pada pria, terutama Leishmaniasis
visceral, mungkin berasal dari peningkatan paparan lingkungan ke habitat
sandfly melalui aktivitas pendudukan dan rekreasi.

Leishmaniasis mempengruhi berbagai kelompok umur, tergantung ada


spesies yang menginfeksi, lokasi geografis, waduk penyakit, dan
imunokompetensi induk. Individu pada usia ekstrem mungkin kurang mampu
me-mount respon imun yang efektif terhadap infeksi dan karena itu
memanifestasikan penyakit klinis lebih sering, terutama terlihat dalam
hubungan dengan leishmaniasis visceral.

Leishmaniasis termasuk dalam neglected tropical disease karena penyakit


ini menyerang kebanyakan daerah endemik di negara berkembang yang
cenderung dengan poulasi padat, malnutrisi, sanitasi yang buruk, dan
terbatasnya sumberdaya manusia terhadap kontrol pencegahan maupun
pengobatan penyakit.

Penyakit ini ini tersebar luas di India, China, Asia Tengah, Afrika, Eropa
Selatan, dan sebagian Wilayah Amerika. Masa kehidupan lalat
pasircenderung pendek oleh karena itu Leishmaniasis sp. memerlukan
peranan penting dari hewan reservoir. Hewan yang biasa bertindak sebagai
reservoir adalah jenis hewan karnivora, rodensia, dan hewan peliharaan.

Dari 1,5 sampai 2 juta kasus dilaporkan terjadi di tiap tahun, sekitar 70.000
kematian terjadi karena penyakit ini. Oleh karena itu, di tahun 2012 WHO
melakukan daerah yang berisiko terkena terkena Leishmaniasis di 102 negara,
area atau daerah teritorial antar negara untuk mengidentifikasi kasus
terjadinya Leishmaniasis kutaneus dan Leishmaniasis visceral.

2.3 Faktor Risiko Leishmaniasis

Leishmaniasis ditemukan pada orang-orang didaerah fokus lebih dari 90


negara di daerah tropis, subtropis dan Eropa Selatan. Pengaturan ekologis
beragam mulai dari hutan hujan hingga gurun. Leishmaniasis biasanya lebih
umum di pedesaan daripada daerah perkotaan, tetapi ditemukan di pinggiran
beberapa kota. iklim dan perubahan lingkungan memiliki potensi untuk
memperluas jangkauan geografis dari vektor fly ash dan wilayah didunia
dimana Leishmaniasis ditemukan.
Leishmaniasis ditemukan di setiap benua kecuali Australia dan Antartika.
Jumlah Kasus baru per tahun tidak diketahui dengan pasti. untuk
Leishmaniasis kulit, perkiraan jumlah kasus berkisar dari sekitar 0,7 juta
(700.000) hingga 1,2 juta (1.200.000). Untuk Leishmaniasis viceral, perkiraan
jumlah kasus berkisar dari sekitar 0,2 juta (200.000) hingga 0,4 juta
(400.000).
Secara keaeluruhan, infeksi pada manusia disebabkan oleh lebih dari 20
spesies parasit Leishmania, yang disebarkan oleh sekitar 30 spesies lalat pasir
phlebotomine, spesies tertentu dari parasit disebarkan oleh lalat pasir tertentu.
Vektor lalat pasir pada umumnya adalah yang paling aktif selama senja, sore,
dan jam malam.
Dibanyak wilayah geografis dimana Leishmaniasis ditemukan pada
manusia, orang yang terinfeksi tidak diperlukan untuk mempertahankan
siklus penularan parasit di alam, hewan yang terinfeksi (seperti hewan
pengerat atau anjing), bersama dengan lalat pasir, mempertahankan siklusnya.
Didaerah dengan transmisi anyroonik, pengobatan yang efektif untuk setiap
pasien dapat membntu mengendalikan penyebaran parasit. (CDC. 2013).
Beberapa faktor risiko dapat kemungkinan meningkatkan penyebaran
dan penularan penyakit Leishmaniasis. Diantaranya,
1. Parasit Leishmania banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis
seperti di Afrika, Amerika, Middle East. Orang yang berpergian ke
negara-negara tersebut mempunya risiko tinggi tertular penyakit ini.
2. Kondisi sosial ekonomi rendah. Kemiskinan dapat meningkatkan risiko
Leishmanisasis. Kondisi ini termasuk sanitasi dan pemukiman yang buruk.
3. Kekurangan zat besi, protein, vitamin A, dan zinc dapat meningkatkan
infeksi leishmaniasis.
4. Kekebalan tubuh yang rendah seperti pada orang HIV.
2.4 Beban Global Leishmaniasis

Leishmaniasis adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh


parasit protozoa leishmania. Lebih dari 20 spesies Lheismania yang
diketahui infektif pada manusia ditularkan melalui gigitan lalat betina
phelobotomine yang terinfeksi. Ada tiga jenis utama yaitu,
Leishmaniasis Kutaneus, Leishmaniasis mukokutaneus, dan Leishmaniasis.
Penyakit ini terutama menyerang orang-orang miskin di Afrika, Asia dan
Amerika latin, dan berhubungan dengan kekurangan gizi, perpindahan
penduduk, perumahan yang buruk, sistem kekebalan tubuh yang lemah dan
kurangnya sumber daya. Dari 200 negara dan wilayah yang melapor ke
WHO, 98 negara dan wilayah endemik untuk Leishminasis pada tahun 2018.
Ini termasuk 68 negara yang endemik untuk VL dan CL, 9 negara yang
endemik hanya untuk VL dan 21 negara yang endemik untuk CL.
Pada Januari 2020, 56 negara endemik VL (73%) dan 59 negara endemik
CL (66%) melaporkan data ke program WHO Global Leishmaniasis 2018.
Lebih 90% kasus VL Global dilaporkan di 7 negara: Brazil, Ethiopia, India,
Kenya, Somalia, Sudan Selatan, dan Sudan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Leishmaniasis adalah penyakit parasit yang ditemukan di daerah troois,


subtroois dan eropa selatan. ini diklasifikasikan sebagai penykit Tropis Yang
Terabaikan. Leishmaniasis disebabkan infeksi oleh parasit Leishmania yang
disebarkan oleh gigitan lalat pasir phlebotonine. Ada beberapa bentuk
Leishmaniasis yang berbeda pada manusia. Bentuk yang paling umum adalah
Leishmaniasis kulit, yang menyebabkan luka kulit, dan Leishmaniasis visceral
yang mempengaruhi beberapa organ internal (biasany limpa, hati, dan sum-
sum tulang), (CDC, 2013).
2. Distribusi geografis Leishmaniasis umumnya terbatas pada daerah tropis dan
subtropis (habitat alami dari lalat), dan dibatasi oleh kerentanan sandfly
terhadap iklim dingin, kecendrungannya untuk mengambil darah dari manusia
atau hewan saja, dan kapasitasnya untuk mendukung internal pengembangan
spesies Leishmania.
3. Leishmaniasis termasuk dalam neglected tropical disease karena penyakit ini
menyerang kebanyakan daerah endemik di negara berkembang yang cenderung
dengan poulasi padat, malnutrisi, sanitasi yang buruk, dan terbatasnya
sumberdaya manusia terhadap kontrol pencegahan maupun pengobatan
penyakit.
4. Leishmaniasis biasanya lebih umum di pedesaan daripada daerah perkotaan,
tetapi ditemukan di pinggiran beberapa kota. iklim dan perubahan lingkungan
memiliki potensi untuk memperluas jangkauan geografis dari vektor fly ash
dan wilayah didunia dimana Leishmaniasis ditemukan.
5. Penyakit ini terutama menyerang orang-orang miskin di Afrika, Asia dan
Amerika latin, dan berhubungan dengan kekurangan gizi, perpindahan
penduduk, perumahan yang buruk, sistem kekebalan tubuh yang lemah dan
kurangnya sumber daya. Dari 200 negara dan wilayah yang melapor ke WHO,
98 negara dan wilayah endemik untuk Leishminasis pada tahun 2018. Ini
termasuk 68 negara yang endemik untuk VL dan CL, 9 negara yang endemik
hanya untuk VL dan 21 negara yang endemik untuk CL.

3.2 Saran

Dalam Pembahasan materi di atas mengenai  Leishmaniasis mungkin masih


banyak belum sempurnanya, baik di segi penulisan ataupun di dari penyusunan
kalimat dan kata-katanya.oleh sebap itu penulis minta maaf.

DAFTAR PUSTAKA

Penyakit Tropis yang Terabaikan: Leishmaniasis Fonovani, Fakultas Kedokteran


Universitas Jember, Wiga O Anggreini.
LEISHMANIASIS KUTANEUS DENGAN DIFERENSIAL DIAGNOSIS
PADA SEORANG PENDERITA HIV, Laporan Sebuah Kasus, Bagian Patologi .
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Ni Putu Ekawati, Herman
Saputra.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, Urgensi Pencegahan dan Pengendalian
Risiko Infeksi Leishmaniasis Atas Kontingen Garuda di Lebanon, I Dewa Ketut
Kerta Widana, Abimanyu Hilmawan.

Anda mungkin juga menyukai