A. PENDEKATAN FILSAFAT
Filsafat dapat diartikan sebagai sebuah cara berpikir secara radikal,
menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. (Jujun
Suriasumatri, 2006). Kajian secara filsafat pada dasarnya ingin menjawab hakekat
dari ilmu itu sendiri. Kajian ilmu secara filsafat terbagi atas landasan ontologi,
landasan epistemologi, dan landasan aksiologi.
Landasan ontologi berbicara pada objek apa yang ditelaah, landasan
epistemologi berbicara menjawab bagaimana proses terjadinya dan landasan aksiologi
beribicara mengenai manfaat dari ilmu yang dimaksud.
1. Ontologi Ilmu Pemerintahan
Landasan ontologi merupakan aliran filsafat yang berwujud hakiki atau
hakikat dari suatu objek yang diamati maupun ditelaah oleh suatu ilmu
pengetahuan. Ontologi mempelajari tentang hakikat yang ada dengan
menggunakan nalar atau berpikir, dan merasa dengan menggunakan indra yang
akan membuahkan hasil berupa suatu pengetahuan.
Aliran filsafat ontologi ini digunakan untuk menjawab pertanyaan “apa” yang
akan mengkaji suatu ilmu pengetahuan itu dalam hal ini Ilmu Pemerintahan.
Sehingga berbicara pada Ontologi Ilmu pemerintahan adalah berbicara mengenai
definisi dan objek dari pada ilmu pemerintahan itu untuk memahami keberadaan
substansi pemerintahan.
a. Definisi Ilmu Pemerintahan
Ilmu pemerintahan berasal dari kata Pemerintah yang secara etimologis dari
kata Yunani, kuberman atau nahkoda Kapal. Artinya menatap kedepan.
(Martini dan Juwono, 2015:17). Secara umum, pemerintahan adalah organisasi
yang dipimpin oleh seseorang yang memiliki tanggung jawab kewenangan
serta pandangan ke depan.
Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan (legislatif), kepemimpinan
Page |2
yang diamati, diteliti, dipelajari, dan dibahas. Objek materil dari suatu disiplin
ilmu dapat sama dengan ilmu lain, karena bersifat umum dan merupakan topik
yang dibahas secara global tentang pokok persoalan (subject matter).
Sedangkan objek formal bersifat khusus dan spesifik karena merupakan
pusat perhatian (focus of interest) suatu disiplin ilmu pengetahuan.
pemerintahan elestis. Pada tahap inilah lahir ilmu pemerintahan pada tahap
pertama seperti bestuurskunde, yang bersifat ideografik-elestis.
4. Tahap ini lahirlah ilmu pemerintahan yang mandiri bersifat mandiri yang
kemudian dikenal dengan bestuurswetenschap sebagai ilmu pemerintahan
generasi kedua.
5. Pada tahap ini muncul kemampuan denominatif dari ilmu pemerintahan yang di
mana metodologi ilmu pemerintahan digunakan oleh ilmu lain sebagaimana
ilmu pemerintahan menggunakan ilmu metodologi lain pada saat ilmu
pemerintahan dikaji sebagai suatu bidang kajian ilmiah. Pada tahap inilah
muncul ilmu pemerintahan generasi ketiga.
6. Munculnya ilmu pemerintahan generasi keempat yang dikenal dengan
bestuurswetenschappen dengan pendekatan multidisipliner dan lintas-disiplin.
7. Pada tahapan ini Bestuurswetenschappen berhasil menduduki posisi
denominasi, bias balik menyoroti bidang-bidang yang dahulu dikaji oleh
induknya. Ilmu Pemerintahan generasi keempat mengkaji gejala-gejala atau
peristiwa sosiologis. Maka lahirlah disiplin baru seperti Ilmu Pemerintahan
sosiologikal dan seterusnya.
c. Klasifikasi Ilmu Pemerintahan
Pada perkembangannya terdapat klasifikasi Ilmu Pemerintahan yaitu ilmu
pemerintahan murni atau teoritis, ilmu pemerintahan terapan atau praktis dan ilmu
pemerintahan hibridasi.
C. Pendekatan Neo-Marxis
Kalangan Neo-Marxis berasal dari kalangan cendekiawan yang berasal dari kalangan
“Borjuis”. Seperti cendekiawan lainnya mereka enggan bergabung dengan partai politik
atau organisasi. Para Neo-Marxis ini, disatu sisi menolak komunisme dari Uni Soviet, di
pihak lain tidak setuju dengan kapitalisme.
Salah satu kelemahan pada golongan ini adalah bahwa mereka mempelajari Marx
dalam keadaan unia yang banyak berubah.
Marx meninggal pada tahun 1883. Pemikirannyalah yang yang ditafsirkan menjadi
Marxisme. Mereka berpendapat bahwa keseluruhan gejala sosial merupakan gejala
kesatuan yang tidak boleh dibagi-bagi menjadi bagian-bagian tersendiri.
D. Pendekatan Ketergantungan
Bertolak belakang dengan konsep Lenin mengenai imprealisme, mereka beranggapan
bahwa imprealisme masih hidup tapi dalam bentuk lain seperti ekonomi yang didominasi
negara-negara kaya. Pembangunan negara kurang maju selalu berkaitan dengan
kepentingan pihak lain seperti:
1. Negara jajahan dapat menyediakan sumber daya manusia atau sumber daya alam.
2. Negara kurang maju dapat menjadi pasar untuk hasil produksi Negara maju.
Ander Gunder Frank berpendapat bahwa penyelesaian masalah hanyalah melalui
revolusi social secara global. Mereka berpendapat bahwa gejala ini sudah menjadi
gejala seluruh dunia.Yang menarik adalah pandangan mereka yang membuka mata
kita terhadap akibat dari dominasi ekonomi ini. Dan itu dapat dilihat dari
membumbungnya hutang dan kesenjangan sosial.
E. Pendekatan Pilihan Rasional
Pendekatan ini muncul dan berkembang setelah pertentangan anatara pendekatan-
pendekatan sebelumnya. Dan juga bebas dari peperangan besar yang selama ini terjadi.
Dalam ilmu politik dikenal nama pendekatan Pilihan Rasional. Pada akhir-akhir ini
perkembangan satu bidang ilmu politik itu tersendiri.
Inti dari politik menurut mereka adalah individu sebagai actor terpenting dalam dunia
politik. Sebagai mahkluk rasional mereka selalu memiliki tujuan tersendiri. Pelaku
rasional ini terutama politisi, birokrat, pemilih, dan actor ekonomi, pada dasrnya egois dan
segalanya tindakannya berdasarkan kecenderungan ini.
Dasar dari pendekatan ini adalah:
P a g e | 10
1. Tindakan manusia adalah instrument agar perilaku manusia dapat dijelaskan sebagai
usaha untuk mencapai suatu tujuan yang sedikit banyak jarak jauh.
2. Para actor merumuskan perilakunya melalui perhitungan rasional mengenai aksi
mana yang akan memaksimalkan keuntungannya.
3. Proses social berkala besar termasuk hal-hal seperti ratings, institusi dan praktik-
praktik merupakan hasil dari kalkulasiseperti itu. Pendekatan ini sanagat berjasa untuk
mendorong usaha kuantifikasi dalam ilmu politik dan mengembangkan sifat empiris yang
adapat dibuktikan kebenarannya. Ia merupakan suatu studi empiric, ketimbang abstrak dan
spekulatif.
F. Pendekatan Institusional Baru
Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang lain. Ia lebih merupakan
suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu
pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusional baru mempunyai banyak
aspek dan variasi.
Disebut Institusionalisme baru karena menyimpang dari Institusioanalisme yang lama.
Selain itu Institusionalisme baru melihat institusi Negara sebagi hal yang dapat diperbaiki
kearah tujuan tertentu. Pendekatan ini sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis
yang melihat politik dari kebijakan public sebagai hasil dari perilaku dari kelompok besar
atau massa, dan pemerintahan sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa
itu.
Bentuk dan sifat dari institusi tergantung dari aktornya. Ada semacam consensus bahwa
inti dari institusi politik adalah rules or the game (Aturan main). Institusi tidak hanya
merupakan refleksi dari kekuatan social. Institusi seperti pemerintahan, parlemen, parpol,
dan birokrasi. Dapat dikatakan suatu institusi adalah organisasi yang tertata melalui pola
prilaku yang diatur oleh peraturan.
Inti dari institusionalisme baru yang dirumuskan Robert E. Goodin sbb:
Actor dan kelompok melaksanakan proyeknya dalam suatu konteks yang dibatasi secara
kolektif. Pembatasab-pembatasan itu terdiri dari institusi-institusi.
Pembatasan-pembatasan ini dalam banyak hal juga member keuntungan bagi individu
atau kelompok dalam mengejar proyek mereka masing-masing.
Faktor-faktor yang membatasi kegiatan individu dan kelompok,mempengaruhi
pembentukan preferensi dan motivasi dari actor dan kelompok.
P a g e | 11
Pembatasan ini mempunyai akar historis sebagai peninggalan dari tindakan dan pilhan
masa lalu.
Mewujudkan, memlihara, dan member peluang serta kekuatan yang berbeda kepada
individu dan kelompok masing-masing.
Perbedaan institusionalisme baru dan lama terletak pada nalisis ekonomi, kebijakan
fiscal dan moneter, pasar dan globalisasi di mana institusionalisme tertuju ke sana,
ketimbang masalah konstitusi yuridis.
Institusionalisme
Pendekatan ilmu politik dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
institusionalisme baru, karena menurut Miriam budiardjo pendekatan institusionalisme
baru menjelaskan bagaimana organisasi institusi itu, apa tanggung jawab dari setiap peran
dan bagaimana peran dan institusi berinteraksi.
Pengertian
Pengertian Pendekatan Institusionalisme Baru adlaah pendekatan yang muncul sebagai
reaksi terhadap pendekatan sebelumnya serta lebih mengarah kepada negara dan institusi
sebagai unsur utama yang menentukan dan membatasi.
Maksudnya
Pendekatan yang muncul sebagai reaksi pendekatan sebelumnya dalam hal ini
pendekatan perilaku (behavioralisme) dan pendekatan pilihan rasional.
Ada anggapan bahwa perilaku individu adalah otonom dan tidak dipengaruhi faktor
dari luar. Sedangkan banyak fakta yang dimunikan bahwa alasan politik individu justru
karena adanya perilaku manusia yang dipengaruhi faktor luar contohnya perilaku para
pemilih.
Karena adanya pergeseran tersebut, maka lahirlah pendekatan insititusionalime baru
untuk memperkaya metode yang telah dikembangkan pendekatan sebelumnya yang secara
spesifik membatasi gerakan manusia.
Contoh di dalam bernegara ada prosedur-prosedur ada norma yang dibuat tentunya
untuk kepentingan bersama. Bahasan dalam pendekatan institusionalisme baru Contoh
P a g e | 12
dalam perekrutan suara para calon tidak menunjukkan sikap yang sesuai budaya politik.
tidak mengindahkan struktu-struktur yang sudah berlangsung.
Sehingga institusionalisme baru dimana Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh
insititusi sedangkan institusi sendiri diciptakan untuk menjaga struktur dalam masyarakat.
Oleh karena itu untuk menciptakan struktur yang baik, di dalamnya harus diisi oleh
manusia yang berkompetisi baik.
Sehingga institusi dapat memberikan pedoman tindakan yang baik bagi individu tanpa
"mensetir" perilaku individu. Sebagai pembaharuan dari institusionalisme lama yang
statis, pendekatan ini juga melihat institusi negara dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan
tertentu misalnya membangun masyarakat yang lebih makmur. Olehnya itu, dalam fokus
kajian dari institusionalime adalah ekonomi.
II. Simpulan
Dari apa yang telah dibahas mengenai pendekatan-pendekatan dalam ilmu politik,
perbedaan yang terjadi diakibatkan berbedanya pandangan para ilmuwan politik dalam
memahami ilmu politik. Objek yang dibahas atau diteliti adalah sama, namun cara dalam
memahaminyalah yang berbeda. Dengan berbagai pandangan dan pendekatan yang
berbeda inilah yang membuat ilmu politik lebih beragam pengertiannya. Namun dengan
banyaknya pendekatan ini tidak mengakibatkan pemahaman yang salah dalam
mempelajari ilmu politik.
III.Referensi
Buku
Budiarjo, Miriam.,dkk. 1996. Teori-teori Politik Dewasa Ini. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Wibowo, Eddi.,dkk. 2004. Ilmu Politik Kontemporer. Yayasan Pembaruan Administrasi
Publik Indonesia (YPAPI). Yogyakarta.
Internet
http://handiarto.com/beragam-pendekatan-dalam-ilmu-politik
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 pukul 13:30 WIB
P a g e | 13
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2114294-pendekatan-dalam-politik/
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 pukul 13:30 WIB
http://muspiarsaputra.blogspot.com/2010/12/paper-pendekatan-dalam-ilmu-politik.html
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 pukul 13:30 WIB