Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“BAB 1 PROLOG DAN BAB 2 PEMERINTAHAN SEBAGAI


ILMU,MORAL,DAN SENI”

DISUSUN OLEH:

T DHANI ARDIANSYAH 2110103010036

RAIHAN SYAKIRA 2110103010085

MUTIARA FITRI 2110103010128

FIRRYAN SYAFA KUMAR 2110103010102

PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA

ANGKATAN 2021
BAB 1
PROLOG
A.PENGERTIAN PENGANTAR
Buku ini bersifat pengantar untuk memasuki keilmuan
pemerintahan sehingga memuat,antara lain pertama sebagai
keseluruhan ilmu pengetahuan tentang hal ikhwal yang
berkenan dengan pemerintahan.kedua merupakan gambaran
secara sistematis tentang ilmu pemerintahan,mulai dari
pencarian benang merah ilmu pemerintahan itu sendiri sampai
dengan etika dan seni keberadaannya.Ketiga untuk menjawab
secara mendasar pertanyaan-pertanyaan pendahuluan,seperti
apa dan bagaimana sebenarnya ilmu pemerintahan.
Sjachran Basah (1992) mengatakan bahwa setiap buku
pengantar diharapkan akan menjadi dasar atau basis (basis
wetenschap) dari suatu disiplin ilmu pengetahuan.Pengertian
Pengantar sendiri adalah kata pendahuluan atau pandangan
umum secara singkat dan jelas sebagai pendahuluan suatu
karya tulis.
B.PENGERTIAN PENGETAHUAN
Seseorang yang memiliki pengetahuan sudah barang tentu
berbeda dengan seseorang lain yang tidak tahu apa-apa.Berikut
ini cara untuk membedakan orang yang tahu dengan tidak
tahu.pertama berdasarkan tingkat pengetahuan orang
tersebut.sedangkan kedua berdasarkan luasnya wilayah
jangkauan sesuatu yang perlu diketahui.
Berdasarkan tingkat pengetahuan seseorang dapat dibagi
empat kriteria,sebagai berikut:
1.Aparat yang sadar bahwa dirinya mengerti,yang bersangkutan
dengan lapang dada menjelaskan kepada orang lain yang tidak
tahu.
2.Aparat yang sadar bahwa dirinya tidak mengerti,dengan
begitu aparat yang bersangkutan akan belajar agar selanjutnya
akan tahu.
3.Aparat yang tidak sadar bahwa dirinya sebenarnya sudah
cukup banyak pengetahuannya.
4.Aparat yang tidak sadar bahwa dirinya sebenarnya tidak tahu
apa-apa,dengan begitu yang bersangkutan biasanya sombong
dan tidak sadar diri.
Berdasarkan luasnya wilayah pengetahuan kemasyarakatan
yang perlu diketahui maka meminjam pedapat Joseph Luth dan
Harrington Ingham dalam Joharry Window maka pengetahuan
pemerintahan dapat dibagi atas:
1.Seseorang aparat pemerintahan yang tahu dan orang lain
(rakyatnya) juga tahu,yaitu pengetahuan seorang aparat
pemerintahan tentang sesuatu yang bukan rahasia umum .
2.Seseorang aparat pemerintahan yang tahu tetapi orang lain
(rakyatnya) tidak tahu,yaitu rahasia-rahasia yang oleh aparat
pemerintahan tersebut dipertahankan sehingga orang lain akan
terus menerus memburunya untuk mencari tahu.
3.Seorang aparat pemerintahan yang tidak tahu,tetapi orang
lain (kaum oposan) tahu,yaitu keterlenaan seseorang aparat
pemerintahan seperti ketika sedang mabuk kekuasaan,sedang
lupa,sedang tidak sadar sehingga orang lain dengan leluasa
menilainya.
4.Seorang aparat pemerintahan yang tidak tahu orang lain
(rakyatnya)juga tidak tahu,yaitu tidak ada satu orangpun yang
tahu.
Pengetahuan berasal dari kata dasar tahu sehingga terdiri dari:
1.Tahu mengerjakan (know to do)
2.Tahu bagaimana (know how)
3.Tahu mengapa (know why)
Itulah sebabnya kemudian lahir berbagai kajian pokok dalam
,yaitu ontologi,epistomolgi,dan aksiologi.Ontologi adalah teori
tentang ada dan realitas.
Epistomolgi adalah bagaimana sesuatu itu dating dan
bagaimana kita mengetahuinya,serta bagaimana kita
membedakannya dengan yang lain.
Aksiologi adalah penerapan pengetahuan,apabila dibahas mulai
dari klasifikasinya,kemudian dengan melihat tujuan
pengetahuan itu sendiri,akhirnya dilihat perkembangannya.

C.PENGERTIAN ILMU
Ilmu adalah suatu objek ilmiah yang memilikin sekelompok
prinsip,dalil,rumus,yang melalui percobaan yang sistematis
dilakukan berulang kali,telah teruji kebenarannya,prinsip-
prinsip,dalil-dalil,rumus-rumus mana dapat diajarkan dan
dipelajari (Sondang Siagian).Ilmu adalah pengetahuan yang
tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran,pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan
ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain yang
mengetahuinya (Soejono Soekanto).Itulah sebabnya syarat-
syarat ilmu harus memiliki objek,terminologi,metodologi,
filosofis,dan teori yang khas (Prajudi Atmosudirdjo) atau
memiliki objek,metode,sistematika yang khas dan mesti
universal(Hadari Nanawi).
Ilmu adalah tiap kesatuan pengetahuan di mana masing-masing
bagian bergantungan satu sama lain yang teratur secara pasti
menurut asas-asas tertentu(Van Poelje).Ilmu sebagai kelompok
pengetahuan teratur yang membahas suatu sasaran itu untuk
memperoleh keterangan-keterangan yang mengandung
kebenaran (The Liang Gie).
Dari pendapat di atas,setiap ilmu sudah pasti
pengetahuan,tetapi setiap pengetahuan belum tentu
ilmu.Kemudian syarat yang paling penting untuk keberadaan
suatu pengetahuan disebut ilmu adalah adanya objek,baik
objek material maupun objek formal.
Ilmu pengetahuan lahir karena masyarakat
menghendakinya.Adanya kebutuhan akan hadirnya sesuatu
ilmu tersebut,masih juga perlu diperjuangkan oleh para pakar
yang memspesialisasikan diri dalam bidang disiplin ilmu
tersebut

D.PENGERTIAN MORAL
Moral,akhlak atau budi pekerti adalah berusaha menyuguhkan
kebaikan sesuai dengan nilai-nilai luhur agama,adat
istiadat,atau bahkan lahir dari kata hati yang suci dan nurani
yang jujur.Hal ini akan menimbulkan etika yang menjadikan kita
seorang moralis (budiman),karena dapat membedakan antara
mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk.
Etika memiliki arti yang sama dengan kata
Indonesia”Kesusilaan”,kata dasarnya adalah susila,kemudian
diberi awalan “ke” dan akhiran “ana”.Susila Berasal dari bahasa
Sansekerta,su berarti baik dan sila berarti norma
kehidupan.Jadi,etika berarti kelakuan yang menuruti norma-
norma kehidupan yang baik.
Asal Kata etika itu sebenarnya berasal dari bahasa Yunani,yaitu
ethos yang berarti watak atau adat.Kata ini identik dengan asal
kata moral dari bahasa Latin,Mos(bentuk jamaknya adalah
Mores)yang juga berarti adat atau cara hidup.Jadi,kedua kata
tersebut (etika dan moral) menunjukkan cara berbuat yang
menjadi adat karena persetujuan atau praktik sekelompok
manusia (Muhammad Said,1991)
Dengan demikian,etika dapat diartikan sebagai suatu sikap
kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa taat dan patuh
kepada seperangkat peraturan kesusilaan,kebanyakan orang
merasa bahwa norma-norma dan hokum-hukum mempunyai
peranan yang besar dalam bidang etika (Malcolm
Brownlee,1991).

E.PENGERTIAN SENI
Menurut George R.Terry (1964) Art is personal creative power
plus skill in performance.Maksudnya seni adalah kekuatan
pribadi seseorang yang kreatif,ditambah dengan keahlian yang
bersangkutan dalam menampilkan tugas pekerjaannya.Jadi,seni
merupakan kemampuan dan kemahiran sesorang untuk
mewujudkan cipta,rasa,dan karsa yang dimiliki bersangkutan
dalam tugas dan fungsinya sebagai seniman.
Seni biasanya adalah bakat ilmiah yang dibawa sejak seseorang
itu dilahirkan,Artinya karunia Allah,tetapi dapat pula seni
diperoleh dari lingkungan seperti
pendidikan,agama,pergaulan,pengalaman,praktik sehari hari
suatu kelompok etnis.
Menurut A.A.M.Djelantik,hal-hal yang indah dapat dibagi atas
dua golongan,yaitu keindahan alami yang tidak dibuat oleh
manusia,dan hal-hal indah yang diciptakan dan diwujudkan
oleh manusia.

F.PENGERTIAN SISTEM
Berikut ini merupakan definisi system pemerintahan oleh para
pakar.
1.Menurut Pamudji(1985)
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks
atau terorganisir,suatu himpunan atau perpaduan hal-hal dan
bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau
keseluruhan yang kompleks atau utuh.
2.Menurut Prajudi(1982)
Sistem adalah suatu jaringan daripada prosedur-prosedur yang
behubungan satu sama lain menurut skema atau pola yang
bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama daru suatu
usaha atau urusan
3.Menurut Poerwadaminta(1989)
Sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat atau sebagainya)
yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud
4.Menurut Sumantri(1987)
Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja
bersama-sama untuk melakukan suatu maksud,apabila salah
satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya,maka
maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-
tidaknya system yang sudah terwujud akan medapat gangguan.
5.Menurut Munasef(1985)
Sistem adalah suatu sarana yang menguasai keadaan dan
pekerjaan agar dalam menjalankan tugas dapat teratur
6.Menurut Henry Pratt Fairchild(1974)
System is an aggregate of related interest pr activities,there is
the assumtion of an organization of parts or phases in orderly
arrangement.
7.Menurut Eric Kohler(1979)
System is a collection of objects pr events conforming to a
plan,the plan is self.
Dari uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
suatu rangkaian yang terkait satu sama lain,anak rangkaian
subsistem dari rangkaian yang lebih besar ,Rangkaian tersebut
merupakan suatu keutuhan yang apabila salah satu terganggu
akan berpengaruh pada bagian yang lain.
Sistem pemerintahan di suatu Negara akan berpengaruh pada
subsistem pemerintah di daerah-daerah.Sebaliknya ,system
pemerintahan di suatu daerah akan berpengaruh pada
subsistem pemerintahan di tingkat kecamatan ,keluruhan,
ataupun desa.

G.PENGERTIAN PEMERINTAHAN
Secara Etimologi pemerintahan dapat diartikan sebagai berikut:
1.Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh.Terdiri dari
dua unsur,rakyat dan pemerintah,yang keduanya ada
hubungan.
2.Setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemerintah yang
berarti badan atau organisasi yang mengurus.
3.Setelah ditambah akhiran “-an” menjadi pemerintahan,yang
berarti perbuatan,cara atau perihal.
Berikut ini berbagai pendefinisian tentang pemerintahan dan
ilmu pemerintahan itu sendiri menurut para ahli:
1.Menurut D.G.A. Van Poelje (1953)
De Bestuurkunde leert,hoe men de openbare dienst bet beste
inricht en leidt,Maksudnya,ilmu pemerintahan mengajarkan
bagaimana dinas umum disusun dan dipimpin dengan sebaik-
baiknya
2.Menurut U.Rosenthal (1978)
De Bestuurswetenschap is de wetenschap die zich uitsluitend
bezighoudt met de studie van interneen externe werking van de
structuren en prosessen.(Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang
menggeluti studi tentan penunjukkan cara kerja ke dalam dan
ke luar struktur dan proses pemerintahan umum)
3.Menurut H.A.Brasz (1975)
De Bestuurswetenschap waaronder bet verstaat de wetenschap
die zich bezigboudt met de wijze waarop de openbare dients is
ingericht en functioneert,intern en naar buiten tegenover de
burgers,(Ilmu pemerintahan diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang cara bagaimana pemerintahan umum itu
disusun dan difungsikan secara baik ke dalam maupun ke luar
terhadap warganya).
4.Menurut Charles Merriam (1960)
Tujuan pemerintah meliputi external security,internal
order,justice general welfare,dan freedom
5.Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1986)
Perencanaan serta fungsi pemerintah terhadap perkembangan
masyarakat tergantung dari beberapa hal,di antaranya adalah
filsafat hidup masyarakat tergantung dari beberapa hal ,di
antaranya adalah filsafat hidup masyarakat dan filsafat politik
masyarakat itu.
Dengan begitu ilmu pemerintahan digunakan sebagai ilmu
untuk mempelajari bagaimana melaksanakan koordinasi dan
kemampuan memimpin di bidang legislasi,yudikasi,dan
eksekusi,dalam hubungan pusat dan daerah,antar lembaga
serta antara yang memerintah dengan diperintah secara baik
dan benar dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan.
BAB 2
PEMERINTAHAN SEBAGAI ILMU,MORAL,DAN SENI
A.PEMERINTAHAN SEBAGAI ILMU
1.Intelektual Seorang Birokrat Pemerintahan
Akal dan intelektualitas seorang birokrat
pemerintahan,hendaknya dipergunakan dengan
mengoperasionalkan otaknya untuk berpikir,berusaha mencari
kebenaran sesuai dengan kemampuan ilmu pengetahuan
masing-masing.Hal ini akan menimbulkan logika yang
menjadikan aparat pemerintahan tersebut seorang intelektual
(pada puncak kepakaran akal dikenal sebagai manusia yang
ilmuwan pemerintahan) karena dapat membedakan antara
yang benar dengan yang salah dalam ilmu pemerintahan secara
tepat.
Logika berasal dari perkataan Yunani,yaitu Logikos yang berarti
pengetahuan ilmu ataupun masuk akal,yaitu sesuatu yang
berhubungan dengan cara berpikir.Dengan demikian,logika
merupakan suatu teknik yang mementingkan segi formal ilmu
pengetahuan karena logika kita harus menghormati berbagai
cara,aturan,teori,dan metode supaya pernyataan kita menjadi
sah.
Semula filsafat dianggap sebagai induknya ilmu,hal ini sama
dengan keinginan sebagian filosof islam yang menjadikan Al-
Quran sebagai sumber segala disiplin ilmu karena memang
ilmu-ilmu eksakta dan sosial dibicarakan dalam Al-Quran
termasuk angka-angkanya,dan ini sesuai dengan nama-nama
Al-Quran yang selain bernama AlFurqan (Pembeda) juga
bernama AlHikmah (Filsafat).Dalam penerapannya ilmu dapat
dibedakan atas:

A.Ilmu Murni (Pure Science)

Ilmu Murni adalah ilmu itu hanya murni bermanfaat untuk ilmu
itu sendiri dan berorientasi pada teoritisasi.Ilmu pengetahuan
murni bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak,yaitu mempertinggi mutunya

B.Ilmu Praktis (Applied Science)

Ilmu Praktis adalah ilmu itu praktis langsung dapat diterapkan


kepada masyarakat karena ilmu itu sendiri bertujuan untuk
mempergunakan hal ikhwal ilmu pengetahuan tersebut dalam
masyarakat banyak,hal tersebut dilaksanakan untuk membantu
masyarakat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
C.Ilmu Campuran

Ilmu Campuran adalah sesuatu ilmu itu selain termasuk ilmu


murni juga ilmu tetapan yang praktis karena langsung dapat
dipergunakan dalam kehidupan masyarakat umum.

Sedangkan dalam fungsi kerjanya ilmu juga dapat dibedakan


atas:

1.Ilmu Teoritis Rasional

Adalah ilmu yang memakai cara berpikir dengan sangan


dominan,deduktif,dan mempergunakan silogisme,seperti
dogmatis hokum.

2.Ilmu Empiris Praktis

Adalah ilmu yang cara penganalisisannya induktif saja

3.Ilmu Teoritis Empiris

Adalah ilmu yang memakai cara gabungan berpikir,induktif-


deduktif atau sebaliknya deduktif-induktif

2.Filsafat Kebenaran Birokrat Pemerintahan

Kebenaran itu subjektif sifatnya.Artinya,kebenaran untuk


seseorang adalah tidak benar bagi yang lain,sehingga lahirlah
kebenaran relatif dan kebenaran mutlak.
Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa
pengetahuan itu sendiri atas sebagai berikut.

A.Pengetahuan Akal

B.Pengetahuan Budi

C.Pengetahuan Indrawi

D.Pengetahuan Kepercayaan (Otoritatif)

E.Pengetahuan Intuitif

Pengetahuan akal disebut ilmu,yang membahasnya disebut


logika,Pengetahuan budi ini disebut moral,untuk membahasnya
disebut etika.Pengetahuan Indrawi itu disebut seni untuk
membahasnya disebut estetika,sedangkan Pengetahuan
kepercayaan itu disebut agama,malahan tidak boleh otoritatif
karena agama tidak memaksa,agama harus diterima secara
logika,etika,dan estetika dan agama itu hanyalah islam yang
terbukti kebenarannya,keindahannya,dan kebaikannya.Jadi,titik
temu antara logika,etika.

Selain itu untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar
maka beberapa kriteria sudah dilembagakan akan penulis
sampaikan beberapa kritik antara lain:

a.Teori Kebenaran Korespondensi

b.Teori Kebenaran Koherensi


c.Teori Kebenaran Pragmatis

d.Teori Kebenaran Sintaksis

e.Teori Kebenaran Semantis

f.Teori Kebenaran Non Deskripsi

g.Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan

h.Teori Kebenaran Performatif

i.Teori Kebenaran Paradigmatik

j.Teori Kebenaran Proposisi

Kebenaran Korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara


pernyataan dengan fakta di lapangan.

Kebenaran Koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara


dua pernyataan.

Kebenaran Pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu


konsekuensi saja,kelemahan keenaran ini adalah apabila
kemungkinannya luas.

Kebenaran Sintaksis adalah kebenaran yang berangkat dari tata


bahasa yang melekat karena teori ini dipengaruhi pula oleh
kejiwaan dan ekspresi sehingga ada kemungkinan mereka yang
menerimanya yang juga mempunyai keterkaitan jiwa akan
terpengaruh,apalagi susunan tata bahasa yang bernuansa rasa.
Kebenaran Logika yang berlebihan adalah kebenaran yang
sebenarnya merupakan fakta.

Kebenaran Paradigmatik adalah kebenaran yang berubah di


berbagai ruang dan waktu.Thomas Kuhn adalah orang yang
mempercayai kebenaran seperti ini.

Jadi,pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan ini,kita


akan bergelut dengan kegiatan berpikir yang mengasah
kemampuan intelektual mulai dari kegiatan yang
sederhana,seperti megingat sampai dengan pemecahan
masalah (Problem Solving).

B.PEMERINTAHAN SEBAGAI MORAL


1.Moral Seorang Birokrat Pemerintahan
Untuk menilai kebaikan seorang Birokrat pemerintahan harus
dipertanyakan agamanya yang biasa disebut dengan SQ
(Spiritual Question) dan dipilah-pilah keberadaan agamanya
(Spiritual Quotient)

Banyak sekali ditemui ilmuwan yang mengatakan bahwa


disiplin ilmu itu adalah bebas nilai,bahkan ditemui para
ilmuwan meneliti dan menulis tentang rekayasa dalam
pemerintahan,dan yang bersangkutan menyetujuinya.

Fakta Empiris nanti yang akan diangkat adalah ilmuwan yang


lemah dalam hal moral,tetapi sebaiknya ada pula para moralis
yang relatif lemah.dalam keilmuan,atau kasarnya orang pintar
yang tidak berbudi,dan orang berbudi yang bodoh.

Bebas nilai sesungguhnya adalah tuntutan ini adalah agar ilmu


pengetahuan tidak tunduk pada pertimbangan lain di luar ilmu
pengetahuan sehingga mengalami distorsi.Asumsinya,yaitu
selama ilmu pengetahuan dalam seluruh prosesnya tunduk
pada pertimbangan politik,agama maupun moral maka ilmu
pengetahuan itu tidak lagi dapat berkembang secara otonom
.Artinya,ilmu pengetahuan tunduk kepada otoritas lain di luar
ilmu pengetahuan.

2.Filsafat Kebenaran Seorang Birokrat Pemerintahan


Padan kajian etika kebaikan moral ini,kita akan bergelut dengan
kegiatan hati (Qalbu),nilai (Value),jiwa (Nafs),Sikap
(Attitude),mulai dari kegiatan memerhatikan fenomena
sederhana sampai dengan kompleks dalam factor internal
seseorang yang menyentuh kepribadian dan hati nurani.

C.PEMERINTAHAN SEBAGAI SENI


1.Seni Seorang Birokrat Pemerintahan
Untuk menilai seni estetika seorang birokrat pemerintahan
harus dipertanyakan cipta,rasa,dan karsanya yang biasa disebut
dengan EQ(Emotional Question) dan dipilah-pilah keberadaan
cipta,rasa,dan karsa tersebut (Emotional Quotient).
Mengkaji seni seseorang birokrat pemerintahan secara
filosofis,berarti mendalami bagaimana seorang pejabat
pemerintah tersebut dengan keahliannya mampu
menyelenggarakan,menciptakan,mengkarsakan,dan merasakan
secara indah.

Dengan begitu seni pemerintahan tidak lebih daripada profesi


seorang aparat pemerintah yang ahli dalam
pekerjaannya,karyanya,dan ciptaannya.

2.Seni Kepamongprajaan Pemerintah


Dengan rasa,cipta,dan karsa,seseorang birokrat pemerintah
merupakan seni kepamongprajaan yaitu berusaha menemukan
keindahan sesuai selera masing-masing.Hal ini akan
menimbulkan estetika yang menjadikan seseorang tersebut
menjadi seorang seniman ataupun pencipta seni terutama
dalam hal pemerintahan,yang dengan kemampuannya
membedakan antara yang indah,bagus,dan elok dengan yang
jelek.

Estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu Aisthesis yang berarti


pengamatan.Jadi Estetika berbicara tentang rasa
(sense,perceive,taste) yang mencakup penyerapan perhatian
dalam pengalaman persepsi.

Pada kajian estetika keindahan seni ini kita akan bergelut


dengan kegiatan ketangkasan (aptitude) yaitu keterampilan
motorik,cipta rasa dan karsa yang berhubungan dengan
anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi
antara syaraf,panca indera,dan otot.

Menurut Harrow (1972) Hal ini disebut juga pembelajaran psiko


motoric yang mulai dari:

a.Meniru seperti berbagai perilaku yang diperoleh dari melihat


dan mendengar serta merasa (sehingga kita akan
mengikuti,meniru,memegang,menggambar,melukis,dramatisasi
,mengukir,menarikan,dan mengucapkan pada tingkat yang
paling rendah.

b.Manipulasi seperti melakukan suatu gerakan,bentuk baik


visual maupun audio sehingga kita tidak lagi akan melihat
contoh pada tingkat selanjutnya).

c.Ketepatan gerakan seperti melakukan dengan


lancer,tepat,seimbang,dan akurat.

d.Artikulasi seperti menunjukan serangkaian gerakan yang


akurat,berurut,tepat,cantik,indah,elok,dan bagus.

Anda mungkin juga menyukai