Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KIMIA KESEHATAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biomedik

Disusun Oleh:

ELIDAR HASRANOFA
NIM 2213201011

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


POLTEKKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri terhadap ilmu kimia dan
ilmu kimia bagi kesehatan. Ada yang berpandangan negaif, ada pula yang
menerima kehadirannya. Mereka yang berpandangan negatif adalah orang-orang
yang belum memhami betapa peranan ilmu kimia dalam kehidupan ini, kurangnya
ilmu pengetahuan bisa menjadi penyebab utamanya.
Mereka menganggap bahwa hal-hal yang berkaitan dengan kimia akan
berhubungan dengan zat-zat berbahaya yang mengandung racun. Ditambah lagi
kesan yang dominan timbul di kalangan masyarakat umum mengenai kimia
adalah kesan negatif dibandingkan dengan manfaatnya. Sehingga manfaat ilmu
kimia semakin tersamarkan. Kesan negaif ini timbul sebagai akibat dari sering
terjadinya penyalahgunaan ilmu kimia atau kesalahan penanganan dalam
penerapan ilmu kimia.
Untuk lebih mengakrabkan ilmu kimia serta manfaat ilmu kimia bagi
kehidupan manusia berbagai cara harus dilakukan. Efektifitas dan efissiensi pun
diperlukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, dan
peningkatan kualitas hidup. Mengingat pentingnya manfaat ilmu kimia dalam
hidup, tidaklah mengherankan jika kemudian ilmu kimia terus dikembangkan.
Berbagai penelitian tentang apapun terus dilakukan, penemuan terus dilahirkan.
Hal itu bertujuan untuk kehidupan masyarakat banyak, karena ilmu kimia
berperan penting dalam setiap kegiatan-kegiatan yang universal bagi masyarakat
seperti kesehatan, pendidikan, sandang, pangan dan papan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah :
1. Apa Hubungan antara ilmu kimia dan kesehatan masyarakat ?
2. Bagaimana peran ilmu kimia dalam kesehatan masyarakat ?

2
C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui:

1.Untuk mengetahui hubungan antara ilmu kimia dan kesehatan


masyrakat.

2.Untuk mengetahui peran ilmu kimia dalam kesehehatan masyarakat.

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini tak lain adalah agar dapat memperluas
pengetahuan dan pemahaman bahwa ilmu kimia bukan hanya untuk dipelajari
saja, tetapi ilmu kimia juga memiliki banyak peranan dalam segala aspek
kehidupan.

E. Batasan Masalah
Karena cakupan ilmu dan pengetahuan yang begitu luas, dalam penulisan
makalah ini penulis hanya membahas tentang ilmu kimia dan peranannya dalam
kesehatan masyarakat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Ilmu Kimia Dan Kesehatan Masyarakat


Untuk mengetahui hubungan antara ilmu kimia dan kesehatan masyarakat, maka
kita tidak dapat memisahkan diri dari pengertian keduanya yang nanti akan menjadi suatu
acuan dasar dalam memehami hubungan diantara keduanya.
Kimia adalah ilmu yang mempelajari komposisi, struktur, sifat-sifat materi,
perubahan suatu materi menjadi materi yang lain dan energi yang menyertai perubahan
materi. Dengan demikian seluruh materi di langit dan di bumi tanpa terkecuali adalah zat-
zat kimia. Alam semesta berproses melalui reaksi kimia.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan kiat mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental melalui upaya masyarakat yang
terorganisasi untuk:
- sanitasi lingkungan,
- pengendalian penyakit infeksi (menular) di masyarakat,
- pendidikan prinsip-prinsip kesehatan perseorangan,
- pengorganisasian pelayanan kesehatan untuk diagnosis dini dan pencegahan
penyakit, mengembangkan mekanisme sosial sehingga seluruh anggota masyarakat
memperoleh taraf hidup yang memadai bagi pemeliharaan kesehatan. (winslow,1920)
Adapun tujuan dari ilmu ini adalah terciptanya jaminan bagi tiap individu
masyarakat untuk mencapai suatu derajat hidup yang cukup guna untuk mempertahankan
kesehatan.
Dari kedua pengertian tersebut menghadirkan beberapa hubungan antara ilmu
kimia dan kesehatan masyarakat antara lain :
1. Mengkaji Manusia atau Masyarakat
Dari pengertian diatas jelas bahwa kimia mengkaji mengenai seluruh
materi di langit dan dibumi. Hal ini menunjukkan bahwa aspek kajian ilmu kimia
juga sangat bergantung pada manusia karena manusia merupakan aspek materi
yang sangat menonjol di bumi ini. Demikian juga halnya dengan kesehatan
masyarakat dimana masyarakat ini berarti sekumpulan manusia yang tinggal di
lingkungan tertentu, maka jelas bahwa ilmu kimia dan kesehatan masyarakat
sama-sama mengkaji tentang manusia.

4
2. Berhubungan dengan kesehatan
Kita ketahui bersama bahwa zat-zat kimia yang bereaksi didalam alam
semesta ini dapat mempengaruhi kesehatan dan ilmu kesehatan masyakat adalah
ilmu yang mempelajari peneyebab dan pengaruhnya terhadap masyarakat yang
ada di alam semesta ini.
B. Peran Ilmu Kimia Dalam Kesehatan Masyarakat
Dari uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa aspek yang dikaji dalam
ilmu kimia dan kesehatan masyarakat adalah manusia atau masyarakat itu sendiri.
Jadi didalam mencari peran ilmu kimia dalam kesehatan masyarakat kita juga
harus melihat aspek tersebut sehingga dapat dengan jelas dan tegas menerangkan
peran ilmu kimia terhadap kesehaan masyarakat.
Manusia adalah makhluk hidup yang memerlukan sandang, pangan dan
papan. Ketika sandang, pangan dan papan dari seseorang bagus maka seseorang
tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang sehat. Dimana sehat itu sendiri
menurut WHO A state of complete physical, mental and social well-being and not
merely the absence of disease or infirmity. Sehingga di dalam aspek tersebutlah kita
akan membahas masalah terkait peranan ilmu kimia terhadap kesehatan
masyarakat.
1. Kimia dalam Sandang
Sandang adalah sesuatu yang kita pakai. Jika melihat pengertian
tersebut yang sangat dekat dengan manusia adalah pakaian yaitu sesuatu
kebutuhan yang terikat oleh moral dan sesuatu yang fitrah dalam manusia
yang modern ini. Didalam pakaian itu sendiri dibuat dari cari campuran-
campuran bahan kimia yang akhirnya membentuk sebuah sandang yang
kita sebut pakaian tersebut. Pakaian dibuat dari serat alam ( kapas dari
tumbuhan, sutra, dan wol dari hewan), serat semisintetis (rayon), dan serat
sintetis (poliamida dan poliester).
1.1 Serat Alam
1.1.1 Kapas
Kapas berupa bulu atau serat yang diperoleh dari
buah pohon kapas yang panjangnya sekitar 2-5 cm,

5
dipisahakan dari bijinya dan hampir 90 % mengandung
senyawa selulosa. Kain katun merupakan salah satu contoh
kain dari serat kapas.
1.1.2 Sutra
Serat sutra diperoleh dari filimen (benang)
kepompong ulat sutra. Kulit kepompong adalah sebuah
lapisan yang terdiri atas filament. Panjang filament dari tiap
kepompong adalah 1.000-14.000 m. Serat ini merupakan
polimer serat protein yang komponen utamnya fibroin
(terdapat dibagian dalam) dan yang mengelilinginya adalah
sericin.
1.1. 3 Wol
Wol merupakan serat protein yang mengandung
kretinin, diperoleh dari bulu domba. Serat wol yang
panjang cenderung kasar dan serat wol yang pendek
cenderung halus. Serat wol memiliki mutu istimewa
sehingga membuatnya menjadi serat yang amat berguna.
Wol menyerap dan melepaskan uap air sehingga keadaanya
sama dengan kelembapan udara. Wol lembut, tetapi kuat,
dan tahan terhadap kotor, serta tidak mudah sobek.
Kekurangan wol adalah mengerut karena panas,tekanan,
dan lembab, juga akan menarik ngengat.
1.2 Serat semisintetis
1.2.1 Rayon
Rayon merupakan contoh serat semisintetis karena
dibuat dengan proses kimia dengan bahan dasar alam, yaitu
serat selulosa. Serat selulosa diperoleh dari kayu yang
dihancurkan. Hasil pembuatan ini menghasilkan serat yang
mirip sutera sehingga di sebut sutra buatan. Hanya untuk
membedakannya dengan sutera maka serat semisintetis ini
dinamakan rayon.

6
1. 2. 2 Serat poliester
Pada tahun 1954, di Amerika Serikat Dupont telah
memperoleh paten atas produksi secara komersial polyester
yang di beri nama Dacron. Serat polyester sintetis yang
banyak dipergunakan adalah polyethylene terephthalate
(PET) yang dibuat dari reaksi asam tereftalat dengan etilen
glikol. Serat polyester memiliki elastisitas yang tinggi dan
stabilitas dimensinya baik sehingga cocok untuk bahan
pakaian.
2. Kimia dalam pangan
Untuk mengetahui kimia dalam pangan ada pelajaran yang secara
khusus mempelajarinya yaitu kimia pangan. Kimia pangan adalah studi mengenai
proses kimia dan interaksinya dengan komponen biologis dan nonbiologis bahan
pangan. Substansi biologis misalnya produk daging, sayuran, produk susu, dan
sebagainya. Mirip dengan biokimia dengan komponen utamanya yaitu
karbohidrat, lemak, dan protein namun juga mempelajari komponen lain seperti
air, vitamin, mineral, enzim, zat aditif, perasa, dan pewarna makanan. Ilmu ini
juga meliputi bagaimana suatu produk pangan mengalami perubahan akibat
berbagai metode pemrosesan makanan dan cara untuk meningkatkan maupun
mencegah terjadinya perubahan itu.
2.1. Sejarah
Sejarah mengenai kimia pangan dimulai pada tahun 1700an
ketika para ahli kimia terlibat dalam penemuan senyawa kimia
penting dalam bahan pangan, termasuk Carl Wilhelm Scheele yang
mengisolasi asam malat dari buah apel pada tahun 1785, dan Sir
Humphry Davy yang mempublikasikan buku Elements of
Agricultural Chemistry, in a Course of Lectures for the Board of
Agriculture pada tahun 1813 yang dikatakan sebagai buku tentang
pertanian dan pangan pertama.

7
2.2. Air
Komponen utama dari bahan pangan adalah air. 50%massa
produk daging adalah air, dan 95% dari massa sayuran segar
(misalnya selada, kol, tomat) adalah air. Air juga tempat utama
perkembangan bakteri pada bahan pangan dan penyebab utama
berbagai kerusakan bahan pangan. Aktivitas air (water activity)
adalah salah satu cara dalam menentukan usia simpan suatu produk
pangan. Salah satu kunci pengawetan bahan pangan adalah dengan
mengurangi kadar air atau mengubah karakteristik dari air tersebut,
misalnya dengan dehidrasi, pembekuan, dan pendinginan.
2.3. Karbohidrat
Terdiri dari 80% total konsumsi manusia, karbohidrat yang
paling umum dikenal manusia adalah pati. Jenis karbohidrat yang
paling sederhana adalah dari jenis monosakarida, yaitu glukosa,
fruktosa, galaktosa, manosa, sorbosa, dan sebagainya. Rangkaian
monosakarida akan membentuk sakarida lain yang lebih besar,
yaitu polisakarida (rantai panjang), oligosakarida (rantai pendek),
dan disakarida (dua molekul monosakarida). Nilai kalori
karbohidrat adalah 4 kilokalori per gram. Karbohidrat dapat
digunakan sebagai sumber energi setelah melalui proses kimia di
dalam tubuh yang memecah karbohidrat rantai panjang
(polisakarida) menjadi monosakarida, mislanya glukosa. Glukosa
dibakar di dalam tubuh untuk menghasilkan energi, dengan reaksi
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O. Reaksi ini tidak terjadi secara
langsung, melainkan melalui kurang lebih 50 tahap reaksi.
Klasifikasi karbohidrat:
2.3.1 Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling
sederhana. Monosakarida yang paling penting yaitu
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa merupakan
monosakarida yang paling umum dan terdapat pada seluruh

8
bagian tanaman sebagai pati dan selulosa. Galaktosa
merupakan monosakarida yang tidak terdapat di alam,
melainkan melalui proses hidrolisis dari laktosa. Fruktosa
adalah glukosa dengan gugus keton yang didapatkan dari
proses hidrolisis sukrosa.
2.3.2 Disakarida
Merupakan karbohidrat yang tersusun atas dua
molekul monosakarida. Ada 3 disakarida yang paling
umum, yaitu maltosa, laktosa, dan sukrosa. Maltosa
tersusun atas dua molekul glukosa. Laktosa tersusun atas
glukosa dan fruktosa. Sukrosa tersusun atas fruktosa dan
glukosa.
Sukrosa. Komponen utamanya adalah glukosa dan
fruktosa. Umum ditemukan pada tebu, bit, buah-buahan,
sayur, dan makanan manis. Disakarida ini dapat dicerna.
Maltosa dan isomaltosa. Komponen utamanya
adalah glukosa. Umum ditemukan pada sirup, malt, dan
madu. Disakarida ini dapat dicerna.
Laktosa. Komponen utamanya adalah galaktosa dan
glukosa. Umum ditemukan pada susu, keju, dan produk
susu lainnya. Disakarida ini dapat dicerna.
2.3.3 Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat rantai panjang.
Ikatan rantai yang terbentuk bisa berupa rantai linier tanpa
cabang (misalnya amilosa dan selulosa) maupun rantai
linier dan bercabang (misalnya amilopektin dan glikogen).
Pati dan dekstrin. Komponennya berupa
glukosa.Karbohidrat ini umum dijumpai pada umbi-
umbian, kacang-kacangan, tebu, bit, dan sebagainya.
Polisakarida ini dapat dicerna manusia.

9
Selulosa. Komponennya berupa glukosa. Umum
dijumpai pada dinding sel dan serat tanaman. Polisakarida
ini tidak dapat dicerna manusia.
Glikogen. Komponen utamanya adalah glukosa.
Umum dijumpai pada hati, jaringan hewan, dan jagung.
Hemiselulosa. Komponen utamanya adalah
arabinosa, xylosa, rhamnosa, galaktosa, manosa,
glukoronat, dan galakturonat. Umumnya terdapat di dinding
sel, serat tanaman, biji-bijian, kacang-kacangan, tepung,
Dedak, dll. Polisakarida ini tidak dapat dicerna
manusia.
Pentosan. Komponen utamanya adalah arabinosa
dan xylosa. Umum ditemukan pada buah-buahan.
2.3.4 Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat rantai
pendek.
Rafinosa atau stakynosa. Komponen utamanya
adalah galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Umum ditemukan
pada kacang-kacangan, biji-bijian, bit, dan tebu.
Oligosakarida ini tidak dapat dicerna manusia.
Fruktosil-sukrosa. Komponen utamanya adalah
fruktosa dan glukosa. Umum ditemukan pada biji-bijian
dan bawang bombay.
Maltooligosakarida. Komponen utamanya adalah
glukosa. Umum ditemukan pada sirup dan malt.
2.3.5 Lipid
Lipid jika didefinisikan cakupannya cukup luas,
yaitu segala komponen biologis nonpolar yang tidak larut,
dan itu termasuk lilin, asam lemak, fosfolipid, terpentin,
dan sebagainya. Sebagian lipid berbentuk linear alifatik,
sebagian lagi siklik. Sebagian lipid adalah aromatik

10
sebagian lain bukan. Strukur sebagian lipid fleksibel,
sebagian lagi kaku. Dalam bahan pangan, lipid termasuk
minyak yang didapatkan dari biji-bijian seperti jagung,
kacang kedelai, lemak hewani, dan sebagainya. Lipid dalam
bahan pangan adalah pelarut vitamin; lipid membawa
vitamin sejak berada di dalam bahan pangan hingga diserap
di dalam tubuh.
2.4 Lemak
Lemak merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai
panjang. Lemak umumnya dibedakan menjadi lemak hewani dan
lemak nabati. Lemak hewani mengandung asam lemak jenuh lebih
banyak, dan pada temperature kamar berbentuk padat. Lemak
nabati memiliki asam lemak tak jenuh lebih banyak, dan dalam
temperature kamar berbentuk cair. Dalam mengukur derajat
ketidakjenuhan suatu lemak, digunakan bilangan iod, yaitu jumlah
iodium yang digunakan untuk mengadisi ikatan rangkap dari 100
gram lemak.
Lemak bersifat tidak larut dalam air, namun larut dalam
pelarut organik seperti karbon tetraklorida, eter, dsb. Total energi
yang diberikan lemak adalah 9 kilokalori per gram. Lemak berguna
untuk membentuk sel otak dan membran sel, sebagai cadangan
energi, pengatur suhu tubuh, dan pelindung organ.
2.5 Asam lemak
Asam lemak diklasifikasikan menjadi dua, yaitu asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah
asam lemak yang tidak memiliki ikatan ganda antara 2 atom
karbon. Titik lebur asam lemak jenuh tinggi. Contoh asam lemak
jenuh adalah asam butirat, asam kaproat, asam laurat, asam
miristat, asam palmitat, dan asam stearat. Asam lemak tak jenuh
adalah asam lemak yang memiliki ikatan rantai ganda antara 2
atom karbon, serta memiliki titik lebur yang relatif rendah.

11
Contohnya adalah asam palmitoleat, asam oleat, asam linoleat, dan
asam linolenat.
2.6 Protein
Protein merupakan makromolekul yang sangat komplek
dan menyusun sekitar 50% dari berat kering sel hidup. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi sel. Protein tersusun
atas karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, dan beberapa jenis
memiliki sulfur dan mineral seperti besi, tembaga, fosfor, dan seng.
Satu rantai protein merupakan rangkaian dari ribuan unit asam
amino. Terdapat 20 sampai 26 jenis asam amino (tergantung
definisi yang digunakan), namun hanya 9 yang tidak bisa disintesis
oleh tubuh sehingga diperlukan suplai dari luar untuk kebutuhan
metabolisme dan pertumbuhan. 9 asam amino tersebut yaitu
histidina, isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina,
treonina, triptofan, dan valina, yang disebut sebagai asam amino
esensial. Protein dalam tubuh berfungsi sebagai zat pembentuk
jaringan tubuh, pengatur, dan sebagai sumber energi. Selain itu,
protein juga berguna sebagai bahan pembentuk membran sel dan
sebagai pembentuk enzim. Dalam bahan pangan, protein
merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan dan ketahanan
hidup. Kebutuhan terhadap protein berbeda bagi setiap orang
tergantung keadaan fisiologisnya (kebutuhan protein bagi balita
berbeda dengan kebutuhan protein bagi ibu hamil, baik jenis
maupun kuantitasnya). Protein dalam bahan pangan umumnya
ditemukan pada kacang-kacangan, produk daging, dan makanan
laut.
2.7 Enzim
Enzim adalah katalis biokimia yang berperan dalam proses
konversi dari satu zat ke zat lainnya. Sebagai katalis, enzim
berperan penting dalam mengurangi waktu reaksi kimia di dalam
tubuh. Banyak industri pangan yang memanfaatkan enzim dalam

12
prosesnya, seperti pembuatan bir, industri susu, dan sebagainya.
Dalam industriindustri tersebut, enzim didapatkan dari aktivitas
mikroba yang ditambahkan di dalam bahan pangan sehingga zat
yang terdapat dalam bahan pangan mengalami perubahan.
2.8 Vitamin
Vitamin adalah molekul organik yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil untuk reaksi metabolit yang esensial bagi tubuh.
Jumlah yang cukup dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit,
namun overdosis dapat memberikan masalah bagi kesehatan,
bahkan kematian. Seluruh vitamin, kecuali vitamin A dan D, tidak
dapat diproduksi oleh tubuh sehingga dibutuhkan suplai dari bahan
pangan. Untuk sintesis vitamin A dan D, diperlukan provitamin A
dan D yang didapatkan dari bahan pangan. Vitamin B dan C, serta
pantotenat, biotin, dan folat merupakan vitamin yang larut dalam
air. Dalam keberadaannya di sumber bahan pangan maupun setelah
masuk ke dalam tubuh dan masuk ke dalam metabolism tubuh,
vitamin-vitamin tersebut membutuhkan air. Vitamin yang larut
dalam air, jika kelebihan akan dibuang melalui urin. Vitamin A, D,
E, dan K larut di dalam lemak, dan tidak akan dikeluarkan dari
dalam tubuh jika kelebihan, melainkan akan disimpan.
2.9 Mineral
Mineral dalam bahan pangan amat bervariasi dan
dibutuhkan oleh tubuh karena memberikan manfaat tertentu.
Namun tidak semua mineral di alam dibutuhkan oleh tubuh,
sebagian justru berbahaya walau dalam jumlah yang sedikit
(misalnya arsen). Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh pun tidak
boleh dikonsumsi berlebih karena dapat mengganggu kesehatan
(misalnya natrium, yang dalam kadar berlebih dapat menyebabkan
hipertensi). Hampir semua mineral yang dibutuhkan tubuh bisa
ditemukan dalam makanan. Mineral menyusun sekitar 4% berat
tubuh manusia. Mineral yang terdapat dalam tubuh yaitu mineral

13
dalam darah (klorida, fosfat, bikarbonat, sulfat, biasanya berbentuk
ion), besi pada hemoglobin, fosfor pada asam nukleat, tulang, dan
gigi, kalsium pada tulang dan gigi, dan sebagainya.
2.10 Serat
Serat yaitu bagian dari tanaman, umumnya merupakan
rantai glukosa seperti selulosa, yang tidak dicerna oleh tubuh. Serat
bermanfaat dalam proses pencernaan, membantu pergerakan bahan
makanan dan tinja di dalam usus sehingga tidak terlalu lama berada
di dalam tubuh. Saat ini, tingkat konsumsi serat masyarakat
berkurang karena sebagian besar makanan diproses berlebihan dan
dibuang bagian yang berseratnya. Misalnya beras, dari gabah yang
digiling, kemudian disosoh agar menjadi putih. Beras sebelum
disosoh mengandung serat yang tinggi, sedangkan beras putih yang
saat ini beredar memiliki kadar serat yang sangat sedikit. Begitu
juga dengan gandum, yang saat ini sedang kembali dipopulerkan
konsumsi gandum utuh (whole wheat) guna meningkatkan
konsumsi serat masyarakat.
2.11 Bahan tambahan makanan (food additive)
Bahan tambahan makanan yaitu bahan campuran yang
secara alamiah tidak terdapat dalam makanan, tetapi ditambahkan
secara sengaja dalam proses pembuatan maupun pengemasannya.
Tujuannya yaitu:
Meningkatkan kualitas warna, rasa, dan stabilitas makanan
Meningkatkan kualitas tekstur
Menahan kelembaban
Sebagai pengental, pengikat, pencegah kelengketan, dan sejenisnya
Memperkaya kandungan vitamin dan mineral
2.12 Zat pewarna
Terdapat tiga jenis zat pewarna, yaitu pewarna alami,
identik alami, dan buatan. Pewarna alami yaitu senyawapigmen
yang berasal dari bahan alami, biasanya nabati. Contohnya yaitu

14
antosianin, beta karoten, dan kurkumin. Identik alami yaitu
pewarna yang disintesis oleh manusia namun memiliki struktur
yang identik seperti yang terdapat di alam, misalnya karotenoid.
Pewarna buatan yaitu pewarna yang dibuat oleh manusia. Pewarna
buatan ini dapat mengubah warna makanan hanya dengan
konsentrasi yang sedikit, yaitu 5 sampai 600 ppm. Namun pewarna
buatan ini berbahaya bagi kesehatan, dapat mengakibatkan
gangguan saluran pencernaan dan kanker.
2.13 Penyedap rasa dan aroma
Diklasifikasikan menjadi dua, yaitu alami dan buatan. Yang
alami misalnya jahe, kayu manis, merica, vanili, garam, dan
sebagainya. Yang buatan misalnya MSG dan senyawa ester.
2.14 Pengawet
Pengawet yaitu senyawa yang ditambahkan ke dalam
makanan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga
makanan menjadi lebih tahan lama. Zat pengawet diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu pengawet organik dan pengawet anorganik.
Keduanya bisa didapatkan secara alami maupun disintesis. Contoh
pengawet organic yaitu asam sorbat, asam propionat, asam
benzoat, asam asetat, dan sebagainya. Contoh pengawet anorganik,
yaitu NaNO2, garam, dsb.
2.15 Antioksidan
Yaitu bahan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi pada
minyak dan lemak, sehingga tidak mudah tengik. Senyawa
antioksidan yang umum ditambahkan ke dalam bahan pangan
adalah butil hidroksianisol (BHA) dan 5 butil hidroksitoluen
(BHT). Gugus butil dalam senyawa itu bermanfaat untuk
menangkap gugus COOH sehingga oksidasi yang biasanya terjadi
pada bagian tersebut, bisa dicegah.

15
3. Kimia dalam papan
Dalam membahas kimia dalam papan disini penulis akan
menghubungkannya dengan hidrokarbon dalam papan. Ini karena Bahan
bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa plastik. Bahan
dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu
senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian
jadi macam, mulai dari atap rumah (genteng plastik), furniture, peralatan interior
rumah, bemper mobil, meja, kursi, piring, dll.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Hubungan antara ilmu kimia dan kesehatan masyarakat antara lain Mengkaji
Manusia atau Masyarakat dan Berhubungan dengan kesehatan
2. Peran ilmu kimia dalam masyarakat adalah dikaji dari segi manusia yang
membutuhkan sandang, pangan dan papan.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan bahwa dalam mengkaji suatu ilmu maka
diperlukan pendekatan-pendekatan di dalam memahami ilmu tersebut karena banyak
peranan-peranan yang dapat dilakukan oleh suatu ilmu terhadapa kehidupan ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

H.-D. Belitz, Werner Grosch, Peter Schieberle. Food Chemistry. Springer, 2009
John M. DeMan. Principles of Food Chemistry. Springer,1999
http://anneahira.com/manfaat-kimia.html
http://mulkiahyasirminyakbumi.blogspot.com/2010/05/komposisi-senyawa-kimia-
dalam-bidang.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai