TINJAUAN PUSTAKA
2. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor- faktor yang
mempengaruhi terjadinya suatu kondisi. Faktor predisposisi
defisit perawatan diri meliputi:
a. Faktor psikologis
Pada faktor ini, keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan klien, sehingga klien menjadi begitu bergantung
dan perkembangan inisiatifnya terganggu.Pasien gangguan
jiwa, misalnya, mengalami defisit perawatan diri dikarenakan
kemampuan realitas yang kurang. Hal ini menyebabkan klien
tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya, termasuk
perawatan diri
b. Faktor biologis
Pada faktor ini penyakit kronis berperan sebagai penyebab
klien tidak mampu melakukan perawatan diri. Defisit perawat
diri disebabkan oleh adanya penyakit fisik dan mental yang
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri.
Selain itu, faktor herediter (keturunan) berupa anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, juga turut menjadi
penyebab.
c. Faktor sosial
Faktor sosial berkaitan dengan kurangnya dukungan dan
latihan kemampuan perawatan diri lingkunganya
3. Faktor presipitas
Faktor presipitasi defisit perawatan diri, meliputi kurangnya
motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, dan
kelelahan yang dialami klien
4. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang tampak pada klien dengan gangguan
defisit perawatan diri, antara lain:
a. Data subjektif
Klien mengatakan tentang :
1) Malas mandi
2) Tidak mau menyisir rambut
3) Tidak mau menggosok gigi
4) Tidak mau memotong kuku
5) Tidak mau berhias atau berdandan
6) Tidak bisa atau tidak mau menggunakan alat mandi atau
kebersihan diri
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan
dan minum
8) Bab dan bak sembarangan
9) Tidak membersihkan diri dan tidak membersihkan tempat
bab dan bak setelah bab dan bak
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
b. Data objektif
1) Badan klien bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor,
kuku panjang
2) Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan
tidak mandi dengan benar
3) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,
serta tidak mampu berdandan
4) Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil
memakai, mengencangkan dan memindahkan pakaian
5) Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam
berpakaian, misalnya memakai pakaian berlapis-lapis,
pengguanan pakaian yang tidak sesuai. Melepas barang-
barang yang perlu dalam berpakaian, misalnya telanjang
6) Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak
menggunakan alat makan, tidak mampu menyiapkan
makanan, tidak mampu menyiapkan makanan,
memidahkanmakanan kealat makan (dari panic kepiring atau
mangkok, tidak mampu menggunakan sendok dan tidak
mengetahui fungsi alat-alat makan), memegang alat makan,
membawa makanan secara aman dan menghabiskan makanan
7) BAB dan BAK tidak pada tempatnya. Klien tidak
membersihkan diri setelah BAB dan BAK serta mampu
menjaga kebersihan toilet dan
8) menyiram toilet setelah BAB dan BAK
9) Sumber koping
Sumber koping defisit perawatan diri mencakup
kemampuan personal (personal ability) akan:
• Kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri mandiri
• Berhias dan berdandan secara baik
• Melakukan makan dengan baik
• Melaksanakan BAK/BAK secara mandiri
• Mengidentifikasi perilku kebersihan diri yang maladptif
• Kemampuan klien dalam mengubah perilaku maladptif
menjadi perilaku adaptif
2.2.5 Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosis masalah keperawatan
dalam gangguan perawatan diri meliputi kebersihan diri, berhias, makan,
dan eliminasi. Berikut ini merupakan pohon masalah defisit perawatan diri
gambar Pohon masalah defisit perawal diri
Gangguan fungsi kognitif, afektif dan Gangguan fungsi kognitif, afektif dan
prilaku prilaku