Judul Analysis of Pharmaceutical Inventory Management Using
ABC-VEN Matrix Analysis in Selected Health Facilities of West Shewa Zone, Oromia Regional State, Ethiopia Jurnal Perspectives in Medical Research Tahun Terbit 2022 Vol I Halaman 47-59 Penulis Margarsa Bayissa Deressa, Tamilat Bekele Beressa, Awol Jemal Tanggal Analisis 12/02/2023 Latar Belakang Bahan medis, pasokan medis, dan obat-obatan menutupi sekitar sepertiga dari anggaran fasilitas perawatan kesehatan tahunan. Untuk meminimalkan pengeluaran persediaan, fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjaga persediaan obat-obatan tetap rendah. Namun, karena kekurangan obat-obatan, sulit untuk memberikan layanan yang memadai di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, manajemen persediaan yang efektif diperlukan untuk menyeimbangkan pengeluaran persediaan terhadap permintaan obat. Analisis ABC adalah salah satu alat manajemen material yang paling efektif, berdasarkan Hukum Pareto, yang menyatakan 80% dari total nilai akan diperhitungkan 20% dari item. Analisis ABC diterapkan untuk data konsumsi obat selama periode satu tahun atau lebih pendek. Fasilitas pelayanan kesehatan terkadang kekurangan dana untuk membeli semua obat yang diinginkan. Analisis VEN adalah metode yang membantu memprioritaskan pembelian obat dan penyimpanan stok. Obat-obatan dikategorikan menurut dampak kesehatannya, menjadi vital, esensial, dan non-esensial. Analisis ABC atau VEN saja terkadang tidak cukup karena keterbatasannya. Analisis ABC terutama bergantung pada nilai moneter dan melewatkan esensi obat. Mengingat VEN saja, memiliki kekurangan obat non-esensial meskipun mahal, dapat dipertimbangkan sebagai obat prioritas. Untuk mengatasi keterbatasan ini matriks ABC- VEN disiapkan dan obat dikategorikan sebagai kategori I, II, dan III. Metode Analisis ABC-VEN - Pengeluaran tahunan masing-masing item dihitung dan disusun dalam urutan menurun. - Biaya kumulatif dari semua item dihitung. - Persentase pengeluaran masing-masing obat-obatan dihitung dan kemudian persentase kumulatif item dan persentase kumulatif pengeluaran dihitung. - Pembagian item menjadi tiga kategori: A, B, C, berdasarkan persentase biaya kumulatif masing- masing 70%, 20%, dan 10%. - Kategori VEN dilakukan sesuai dengan pedoman WHO. - Matriks ABC-VEN dilakukan dengan tabulasi silang analisis ABC dan VEN. - Dari kombinasi tabulasi silang diperoleh tiga kategori. Kategori I terdiri dari item-item yang termasuk dalam subkategori AV, AE, AN, BV, dan CV; kategori II terdapat butir-butir BE, CE, BN, dan Kategori III terdapat butir-butir sisanya yaitu CN. Hasil - Analisis ABC memliki keterbatasan yaitu mengabaikan kekritisan obat-obatan sedangan analisi VEN memiliki kelemahan nilai/biaya obat-obatan. Dengan demikian analisis matrix ABC-VEN diperlukan untuk mengidentifikasi persediaan yang memerlukan kontrol ketat. - Sekitar sepertiga persediaan yang diidentifikasi VEN adalah obat-obatan Vital yang mehabiskan paling banyak anggaran farmasi. Karena item-item ini bersifat life-saving sehingga persediaannya harus selalu terkendali secara kontinyu. Apabila terjadi kekurangan anggaran, item tersebut harus mendapatkan prioritas utama pada pembeliannya. - Setengah dari item yang terdaftar merupakan produk essensial yang membutuhkan kontrol inventory menengah. Sedangkan item-item non essensial merupakan yang terakhir dipertimbangkan. - Pada Faskes ditemukan obat-obatan kelas A yang menghabiskan anggaran terbanyak ditemukan dalam kategori non essensial. Hal ini karena setiap tingkat fasilitas kesehatan melayani kondisi kesehatan yang berbeda dan mereka dapat menggunakan item yang berbeda untuk kondisi kesehatan yang berbeda. - Analisis matriks ABC-VEN dari penelitian ini menunjukkan bahwa item kategori I mengkonsumsi persentase TPE yang tinggi dan meningkatkan kemampuan untuk mempersempit perhatian pada item ini untuk kontrol manajerial yang ketat karena item ini mahal. - Barang-barang kategori II mengkonsumsi TPE dengan persentase sedang dan sebagian besar adalah barang- barang penting (BE, CE) dan mereka memerlukan pengendalian persediaan yang moderat oleh manajer tingkat menengah. - Item kategori I dari analisis matriks ABC-VEN membutuhkan pemantauan dan kontrol terus menerus. - Di fasilitas kesehatan zona Shewa Barat 142 item termasuk dalam kategori I (mengkonsumsi 85,5% dari TPE) hanya subkelompok AV, AE, dan BV dari kategori ini terdiri dari 81 (25,31%) item yang mengkonsumsi 82,1% dari TPE dan kehabisan stok barang-barang ini dapat memengaruhi layanan yang diberikan karena barang tersebut vital atau esensial. Untuk mengelola kekurangan modal karena barang-barang ini, stok penyangga yang rendah perlu dipertahankan dengan tetap mengontrol tingkat konsumsi dan stok yang ada.28Dari kategori I, 59 (18,44%) obat-obatan milik Kesimpulan - Analisis ABC terhadap fasilitas kesehatan terpilih di zona Shewa Barat mengungkapkan bahwa sekitar 10% obat-obatan mengonsumsi 70% TPE dan memerlukan kontrol harian yang berkelanjutan. - Analisis VEN obat-obatan menunjukkan bahwa sepertiga dari mereka dikategorikan sebagai barang vital dan mereka mengkonsumsi lebih dari setengah TPE zona ini dan mereka tidak boleh ditebar habis. - Analisis matriks ABC-VEN dari penelitian ini mengidentifikasi barang-barang kategori I yang mengonsumsi lebih dari tiga perempat TPE dan yang membutuhkan perhatian besar untuk kontrol saat meramalkan, memilih, membeli, dan menyimpan stoknya. - Oleh karena itu, fasilitas kesehatan perlu melakukan analisis matriks ABC-VEN obat setiap tahun mengidentifikasi kategori obat-obatan yang membutuhkan kontrol ketat untuk meningkatkan perawatan pasien yang efektif dan penggunaan yang efisien sumber daya.