MODUL 9
PELATIHAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
D3 – Manajemen Pemasaran
S1 - Manajemen
Skema Sertifikasi :
SB-001/1/LSP-UG/II/2017
TENAGA PEMASAR OPERASIONAL
Unit Kompetensi :
M.702090.009.01
2019
Page 1
UNIVERSITAS GUNADARMA
MODUL 9
PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
D3 – MANAJEMEN PEMASARAN
S1 – MANAJEMEN
Skema Sertifikasi:
SB-001/1/LSP-UG/II/2017
Tenaga Pemasar Operasional
Unit Kompetensi:
Penyusun:
Vely Randyantini, MM
Di Revisi Oleh :
Sri Kurniasih Agustin, MM
Ika Puji Saputri, MM
Depok, 2019
Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadhirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya, Modul 9 yang terdiri dari UK
(Unit Kompetensi) 9, Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema Pemasaran Operasional dapat
kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari seri modul pendukung untuk pelatihan
sertifikasi kompetensi untuk skema Pemasaran Operasional yang bertujuan memberikan bekal
keterampilan bagi mahasiswa khususnya di program studi D3 Manajemen Pemasaran dan
S1 Manajemen.
Modul ini terbagi menjadi 2 (dua) Elemen Kompetensi. Elemen Kompetensi 1 (pertama) berisi
tentang bagaimana menentukan tujuan dan metode riset. Elemen Kompetensi 2 (kedua) berisi
tentang bagaimana mempersiapkan instrument riset.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Kaprodi D3 Manajemen Pemasaran, Bapak Dr.
Bagus Nurcahyo atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan
di perkuliahan, Bapak/Ibu Prof. Dr. Budi Hermana, Kepala Lembaga Pengembangan Manajemen
dan Akuntansi atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus
sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini. Kepala
LSP Universitas Gunadarma, Bapak Dr. R. Supriyanto dan staff atas arahan dan koordinasinya
agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi kompetensi, serta staff/asisten
laboratorium yang membantu penyusunan modul ini. Saran dan kritik dari pembaca, penyusun
harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.
Tim Penyusun
Page 3
MERENCANAKAN RISET
9 TERHADAP SEBUAH MEREK
M.702090.009.01
Saat ini Indonesia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Berada di
peringkat 16 besar perekonomian dunia adalah salah satu pembuktian Indonesia kian menguat.
Sebagai gambaran, pada tahun 2011 Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 6.5% (data Bank
Indonesia). Bank Indonesia juga memperkirakan perekonomian Indonesia akan mengalami
pertumbuhan antara 6.3%-6.7%. Seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif
tinggi, tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan menjadi 6.6% pada 2011 dari 7.1%
pada tahun 2010. Selain itu, kualitas ketenagakerjaan juga mengalami perbaikan dengan
meningkatnya tenaga kerja di sektor formal dan membaiknya latar belakang pendidikan tenaga
kerja. Dari data per September 2012, tercatat bahwa Indonesia memiliki 55 juta tenaga kerja
terampil.
Tantangan ke depan yang berhubungan dengan tenaga kerja adalah adanya ASEAN Economic
Community (AEC) pada tahun 2015 mendatang.Dalam AEC tersebut, terdapat single market and
production base, yang akan terdiri dari lima elemen, antara lain: aliran bebas barang, bebas aliran
jasa, aliran bebas investasi, arus modal yang lebih bebas, dan arus bebas tenaga kerja terampil.
Tentu dengan adanya AEC, arus perpindahan tenaga kerja antar negara akan lebih marak terjadi.
Selain adanya AEC, adanya struktur dasar dari persetujuan World Trade Organization (WTO)
yang mencakup barang, jasa, kepemilikan intelektual, dan penyelesaian sengketa, menjadi
sebuah concern yang akan berdampak pula pada kondisi perdagangan di Indonesia. Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), yang sudah terlebih dahulu ada pun menjadi hal yang perlu
diberikan perhatian khusus. Dengan semakin tingginya tuntutan dunia, hal ini tentu
mengkhawatirkan bila tenaga kerja Indonesia tidak memiliki kompetensi yang mencukupi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Ketidaktersediaan tenaga kerja yang berkompeten akan membuat
perusahaan-perusahaan terpaksa menggunakan tenaga kerja asing. Hal ini tentu akan merugikan
pada sektor ketenagakerjaan Indonesia.
Page 4
Sebagai dampak globalisasi dan sistem pasar bebas, persaingan usaha tidak hanya terjadi pada
lingkungan lokal atau regional saja. Persaingan telah berkembang ke tingkat global.
Diperkirakan pada tahun 2030, Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar ketujuh di
dunia. Bila berjalan mulus, akan terdapat peluang sebesar 1,8 triliun dolar Amerika di bidang
agrikultura, perikanan, sumber daya energi, pendidikan, dan sektor jasa. Secara keseluruhan
ekonomi Indonesia akan membutuhkan 113 juta tenaga terampil yang mampu menunjang
pertumbuhan di sebagian besar industry. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi
Indonesia yang telah mencapai investment grade menurut beberapa lembaga pemeringkat
internasional beberapa waktu yang lalu. Karena potensi pasarnya yang besar dan tingkat
pertumbuhan perekonomian yang baik, banyak pihak asing berupaya menggarap pasar Indonesia.
Sebagai gambaran pada investasi asing yang bersifat langsung tercatat sekitar 18,2 milliar dollar
AS pada tahun 2011 (Sumber: BPS). Untuk sektor yang berhubungan dengan jasa, investasi
langsung tercatat sebesar lebih dari 2,5 milliar dollar di sektor perdagangan, lebih dari 2.7 milliar
dollar di sektor jasa dan properti, dan sekitar 500 juta dollar di sektor jasa keuangan.Hal ini
menjadi indikasi dimana pihak asing akan semakin banyak masuk dan berperan terhadap industri
jasa. Tentu hal ini menjadi peluang dan ancaman pada dunia bisnis dalam negeri. Di satu sisi
pihak asing akan memperkuat permodalan bisnis, di sisi lain tenaga kerja Indonesia akan
terancam bila tidak memiliki kualitas yang baik yang dapat mendukung operasionalisasi
perusahaan (salah satunya tenaga pemasar). Kekurangan tenaga pemasar yang berkualitas akan
membuat perusahaan mencari tenaga kerja pemasar. Hal ini tentu akan mempengaruhi
ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Selain meminimalisir penggunaan tenaga pemasar asing, peningkatan kualitas tenaga pemasar
akan meningkatkan daya saing perusahaan.Dengan tenaga pemasar yang terampil, perusahaan
dapat bersaing baik dengan perusahaan lokal maupun perusahaan asing yang beroperasi di
Indonesia. Bila berkembang dengan baik, tingkat ekspor dari bidang jasa dan perdagangan akan
mengalami peningkatan karena telah memiliki kemampuan yang cukup untuk bersaing di
wilayah regional ataupun global.
Page 5
Sehubungan dengan peningkatan kualitas dalam industri perdagangan, UU No 5 tahun 1999
menyebutkan tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Pada
dasarnya pelaku usaha dilarang mempraktekan persaingan usaha tidak sehat. Dalam UU,
persaingan usaha tidak sehat didefinisikan sebagai persaingan antar
pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa
yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan
usaha.
Selain mengenai larangan terhadap praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, terdapat
pula undang-undang yang menyebetukan mengenai perlindungan konsumen. Dalam UU No 8
tahun 1999 dinyatakan bahwa pembangunan nasional pada era globalisasi harus dapat
mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka barang dan/ jasa
yang memiliki kandungan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak
dan sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/jasa yang diperoleh dari perdagangan
tanpa mengakibatkan kerugian konsumen.
Terkait dengan peningkatan kompetensi tenaga kerja, dalam UU No 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, dinyatakan bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja,
diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran
sertanya daslam pembangunan. Pembangunan ketenagakerjaan yang bertujuan memberdayakan
dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; dan mewujudkan pemerataan
kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
nasional dan daerah. Di samping itu, juga dinyatakan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan dan
diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan.
RSKKNI Tenaga Pemasar disusun untuk dapat menjadi acuan terhadap kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap tenaga pemasar di Indonesia. RSKKNI tenaga pemasar apabila disepakati,
akan menjadi SKKNI yang berlaku secara nasional, dan diterbitkan SK nya oleh Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Page 6
Ruang lingkup dari pemasaran yang dimaksud mengacu pada apa yang telah didefinisikan oleh
Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association), bahwa pemasaran adalah
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemegang sahamnya. RSKKNI ini bertujuan untuk
menstandarisasi kompetensi dari tenaga pemasar yang tugas dan fungsinya terbatas berkaitan
dengan melakukan aktivitas pejualan (sales), pengelolaan layanan (service), dan pengelolaan
merek (brand),
Adapun untuk lebih jelas lagi, masing-masing fungsi dan peran dari tenaga pemasar yang
berkaitan dengan melakukan aktivitas penjualan, pengelolaan layanan, dan pengelolaan merek
akan dijabarkan kembali. Tenaga penjual memiliki peranan penting dalam semua perusahaan.
Mereka seringkali dianggap sebagai ujung tombak dan mendorong penghasilan bagi badan
usaha.
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam bukunya “Marketing Management” mengatakan
bahwa layanan (service) adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Selama bertahun-tahun definisi merek bermacam-macam tergantung dari persepsi terhadap
perspektif. Seringkali tergantung pada latar belakang akademik penulis. Definisi klasik dari
merek terhubung dengan indentifikasi sebuah produk dan diferensiasi dari kompetitornya, melaui
penggunaan nama, logo, disain, atau tanda visual lainnya dan symbol.
Menurut Tilde Heding, Charlotte F. Knudtzen dan Mogens Bjerre dalam bukunya “Brand
Management: Research, Theory and Practice” menyatakan bahwa American Marketing
Association (AMA) (1960) mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, terminology, tanda,
symbol atau disain atau kombinasinya yang digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
dari satu penjual atau kelompok penjual untuk membedakan dari para pesaingnya.
Definisi lain saat ini untuk merek juga memasukkan proses internal dan organisasional. Banyak
buku tentang manajemen merek saat ini membuat definisi secara ekstrim karena mereka
Page 7
bertujuan untuk meliput semua aspek perbedaan dan bagaimana merek dikembangkan dari waktu
ke waktu.
9.2 OBYEKTIF
Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka Pelatihan Uji Kompetensi untuk Unit Kompetensi
Merencanakan Riset Terhadap Sebuah Merek memiliki obyektif utama agar peserta pelatihan
mampu merencanakan riset terhadap sebuah merek yang terdiri dari bagaimana menentukan
tujuan dan metode riset, mempersiapkan instrument riset yang dirinci sebagai berikut:
• Menentukan Tujuan dan Metode Riset
• Mempersiapkan Instrumen Riset
Page 8
1. Menentukan Tujuan dan Metode Riset
Apakah tujuan riset yang sistematis? Perencanaan yang sistematis diperlukan pada semua
tahapan proses riset. Prosedur diikuti pada setiap tahap yang metodologis, didokumentasikan,
dan sebisa mungkin direncanakan terlebih dahulu. Riset menggunakan metode ilmiah dalam data
yang dikumpulkan dan dianalisis untuk menguji gagasan atau hipotesis sebelumnya.
Perencanaan yang sistematis diperlukan pada semua tahap proses riset, terutama pada langkah
pengumpulan data. Tujuan riset merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil,
sesuatu yang diperoleh setelah riset selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah
riset.
Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas
permasalahan riset yang diajukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus relevan dengan
identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses riset,
menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan
dicapai atau dituju dalam sebuah riset. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu, rumusan
tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan
mencerminkan proses riset.
Page 9
Selanjutnya Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah masalah-masalah
diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa semua masalah tersebut layak dan sesuai untuk
diteliti. Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa masalah yang paling baik dan layak
untuk diteliti.
Menurut Suryabrata (2000), beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih permasalahan
penelitian antara lain:
a. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya
b. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti baik dalam
penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.
c. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang ada.
Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam memilih masalah yang akan
digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan Suryabrata (2000), pertimbangan pemilihan
masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu:
1. Dari Arah Masalahnya
Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau nilai
penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan dan
penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis.
2. Dari Arah Penelitinya
Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut kelayakan
biaya, waktu, sarana, kemampuan keilmuan
Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam pemilihan
masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
1. Pertimbangan Ilmiah:
a. Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yang realitasnya dapat
diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.
b. Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan?
c. Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?
2. Pertimbangan Non-Ilmiah:
a. Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat?
b. Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya, ideologi
3. Pertimbangan Peneliti:
Page 10
a. Penguasaan teori dan metodologi
b. Minat peneliti terhadap masalaah
c. Kemampuan pengumpulan dan analisis data
d. Ketersediaan waktu, dana dan sumberdaya
Umar (2002) menggolongkan riset menjadi riset dasar (basic research) dan riset aplikasi
(applied research). Riset dasar merupakan riset yang hasilnya tidak dimaksudkan untuk
diaplikasikan baik oleh individu, kelompok, atau bahkan suatu badan usaha. Jenis riset ini lebih
ditujukan pada peningkatan dunia ilmu. Riset aplikasi merupakan riset dimana hasil risetnya
dimaksudkan untuk dapat dimanfaatkan baik oleh individu ataupun perusahaan.
Menurut Umar (2002), dalam melakukan riset harus dirumuskan terdahulu permasalahan
utama yaitu:
▪ Riset yang akan dilakukan harus mengikuti metode ilmiah agar hasilnya ilmiah;
▪ Riset ditujukan untuk menjawab pertanyaan riset, jadi tidak boleh menyimpang;
▪ Pehamanan atas seberapa luas dan dalam kajian yang akan dilakukan;
▪ Riset harus disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, baik tenaga SDM yang akan
terlibat, waktu dan biaya yang tersedia, dukungan teori dan alat ukur yang diperlukan,
termasuk penggunaan teknologi;
Page 11
Permasalahan yang baik memiliki tiga ciri utama, yaitu:
1. Mempunyai nilai penelitian, dalam arti bahwa permasalahan tersebut masih bersifat
asli/original, menyatakan suatu hubungan dengan bidang lain, serta dapat diuji
kebenarannya).
2. Fisible, artinya permasalahan tersebut dapat dipecahkan, tersedianya data dan metode
untuk memecahkan masalah, tersedianya biaya, dan dapat diselesaikan dalam waktu yang
wajar).
3. Sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya bahwa permasalahan yang diangkat menarik
minat bagi sipeneliti, serta sesuai dengan kualifikasi yang ada.
Page 12
3. Sifat dan landasan yang mendasari
4. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan harus selalu konsisten dengan rumusan masalah. Berapa banyak masalah
dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Untuk itu, perlu ditetapkan suatu tujuan
riset berdasarkan persoalan yang dipilih. Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk
perancangan proyek riset, untuk pemilihan metode yang paling tepat dan untuk pengolahan
proyek setelah dimulai serta memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Menurut Sugiono (1999) Tujuan hendaknya harus dirumuskan secara spesifik dan jelas
yaitu mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya dan bagaiamana. Kaburnya tujuan
penelitian akan berakibat kaburnya hasil yang akan diperoleh. Dengan menentukan tujuan
penelitian atau riset secara singkat dan jelas, researcher dapat menyaring data apa saja yang
benar-benar diperlukan artinya yang relevan terhadap persoalan, sehingga dengan demikian akan
mempermudah pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan dipergunakan untuk
memperoleh data tersebut.
Berdasarkan Suryabrata (2000), menurut tujuannya maka penelitian dikategorikan menjadi
4 yaitu:
1. Untuk memperoleh familiaritas (familiarity) dari suatu fenomena atau mencari hubungan-
hubungan baru (new relationship), agar bisa merumuskan persoalan penelitian lebih tepat lagi
dan dapat pula untuk menentukan hipoteis. Dalam hal ini persoalan riset terlalu luas dan sifat
exploratif (mencari/menyelidiki) dalam upaya menemukan pengetahuan baru.
2. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas. Menguraikan
karakerustik atau sifat-sifat dari suatu keadaan. Untuk menentukan frekuensi terjadiya suatu
peristiwa (event) tertentu. Biasanya disertai atau tidak disertai dengan hipotesis-hipotesis.
Descriptive studies bertujuan untuk menguraikan tentang suatu keadaan pada waktu tertentu
dalam upaya pengembangan pengetahuan.
3. Experimental studies bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis. Tentang adanya hubungan
antara variable-variabel dalam upaya untuk mengetahui sebab akibat. Penelitian ini berupa
percobaan-percobaan dalam upaya untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Forecast study (studi peramalan) untuk mendapatakan data peramalan sebagai dasar
perencanaan. Tujuan Penelitian ini bersifat prediktif.
Page 13
1.3 Metode Riset Ditetapkan
Pengertian metode, berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau
menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja
(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya (Rosdy Ruslan, 2003:24).
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari
bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa
berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah
prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain
yang erat kaitannya dengan dua istilah ini, yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam
memecahkan masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Metode riset yang dipilih hendaknya dibuat dengan mempertimbangkan kondisi di atas
dengan tujuan khusus untuk mendukung tujuan riset. Dijelaskan oleh Umar (2002) mengenai
bermacam metode riset bisnis yang umum dipakai. Metode tersebut adalah metode studi kasus,
metode survei, metode pengembangan, metode tindak lanjut (follow up study), metode analisis
isi, metode kecenderungan, metode korelasional, dan metode eksperimen.
Riset dengan metode studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam,
menyeluruh atas obyek tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu tertentu,
termasuk lingkungannya. Peneliti, bersama dengan pengambil keputusan manajemen (misalnya
di dalam organisasi), harus berusaha menemukan hubungan atas faktor yang dominan atas
permasalahan risetnya. Selain itu, peneliti dapat saja menemukan hubungan yang tadinya tidak
direncanakan atau terpikirkan. Keunggulan metode studi kasus antara lain adalah bahwa hasilnya
dapat mendukung studi yang lebih besar di kemudian hari, dapat memberikan hipotesis untuk
riset selanjutnya.
Namun, di samping keunggulan tersebut, metode ini sebenarnya memiliki kelemahan,
misalnya bahwa kajiannya menjadi relatif kurang luas, sulit digeneralisasi dengan keadaan yang
berlaku umum, dan cenderung subjektif karena objek riset dapat mempengaruhi prosedur riset
yang harus dilakukan. Metode riset ini dapat dilakukan secara terfokus, misalnya hanya pada
dimensi kualitas dosen. Kajian dapat dilakukan secara detil dan mendalam, misalnya tentang
waktu kehadiran dosen mengajar, persiapan dosen mengajar, penggunaan buku wajib, cara
Page 14
penyampaian materi, pemberian tugas, pemakaian alat bantu ajar, pemberian wawasan melalui
praktek, keakuratan dalam nenilai, keterbukaan, ketegasan dan kewibawaan.
Metode survei adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta tentang gejala atas
permasalahan yang timbul, kajiannya sampai pada tahap menyelidiki mengapa gejala tersebut
ada serta menganalisis hubungan atas gejala tersebut. Fakta yang ada lebih digunakan untuk
pemecahan masalah daripada digunakan untuk pengujian hipotesis. Misalnya, membandingkan
kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan. Survei dapat dilakukan dengan cara
sensus maupun sampling. Sebagai contoh pendekatan ini dapat diarahkan untuk mengetahui
kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar, mengetahui kerja dosen dan staf admisi
di perguruan tinggi.
Riset dengan metode pengembangan berguna untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan suatu objek tertentu dalam kurun waktu tertentu. Riset pengembagan mempunyai
2 cara yang saling melengkapi, yaitu :
▪ Longitudinal
Cara mempelajari objek riset secara berkesinambungan dalam waktu yang panjang.
Misalnya, perilaku belajar beberapa mahasiswa dari semester pertama sampai semester
delapan;
▪ Cross-sectional.
Cara mempelajari objek riset dalam suatu kurun waktu tertentu saja. Misalnya, pada suatu
hari beberapa mahasiswa di setiap semester diminta pendapatnya, untuk dijadikan bahan
riset. Cara Cross-sectional ini dapat juga dipakai untuk melengkapi pelaksanaan dengan
menggunakan longitudinal.
Page 15
Metode Kecenderungan (Trend) dilakukan dalam riset yang ditujukan untuk melihat
suatu kondisi tertentu yang akan datang dengan melakukan proyeksi atau ramalan
(forecasting). Dalam melakukan proyeksi masa depan, biasanya ramalan jangka pendek
dianggap lebih dapat diandalkan daripada ramalan jangka panjang.
Metode Korelasional (Correlational Study) merupakan riset yang dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Perbedaannya
dibanding dengan metode yang lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan
bukan sekedar deskripsi. Peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel bebas
terhadap variabel yang terkait serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Metode Eksperimen membutuhkan langkah yang lengkap sebelum eksperimen dilakukan
supaya data yang diperlukan dapat diperoleh, yang hasilnya nanti dapat mengarahkan peneliti
pada analisis yang obyektif. Riset ini dapat diarahkan untuk mengetahui, misalnya: Jika suatu
kelompok mahasiswa diberi teknik pembelajaran eduentertain, sedangkan kelompok
mahasiswa lain diberi teknik pembelajaran yang biasa berlaku, apakah teknik eduentertain
yang diinformasikan sebagai teknik yang lebih maju lebih terbukti?
Menurut Umar (2002) Dalam suatu riset yang menggunakan metode eksperimen, ada 3
(tiga) prinsip kerja yaitu replikasi, pengacakan atau randomisasi, dan kontrol lokal. Replikasi
ialah suatu pengulangan dari eksperimen dasar. Hal ini diperlukan karena replikasi memberikan
taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk menentukan panjang interval
konfidensi atau dapat digunakan sebagai satuan dasar pengukuran untuk penetapan taraf
signifikansi dari perbedaan yang diamati, menghasilkan taksiran yang lebih akurat,
memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek rata-rata suatu
faktor.
Pengacakan atau randomisasi artinya dalam riset akan dilakukan uji signifikansi, salah
satunya ialah bahwa pengamatan terhadap sampel hendaknya merupakan sampel acak. Sampel
yang acak diharapkan mendapatkan hasil penelitian dari sample tidak terlalu jauh simpangannya
terhadap populasi. Pengawasan setempat merupakan langkah dalam bentuk penyeimbangan dan
pengelompokan unit eksperimen yang digunakan dalam desain. Jika replikasi dan pengacakan
memungkinkan dilakukannya uji signifikansi maka pengawasan setempat akan membuat desain
lebih efisien, yaitu menghasilkan prosedur pengujian dengan nilai lebih tinggi. Pengelompokan
Page 16
akan diartikan sebagai penempatan sekumpulan unit eksperimen yang homogen ke dalam
kelompok agar kelompok yang berbeda mendapat perlakuan yang berbeda pula.
Page 17
keliru. Jadi untuk pengambilan anggota sampel dibutuhkan teknik yang tepat yang dinamakan
teknik sampling.
Teknik Sampling
(Teknik Pengambilan Sampel)
Populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang ingin diselidiki
oleh peneliti.
Populasi sasaran
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang populasi. Oleh
karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi populasi secara tepat dan akurat.
Contoh :
• Populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah para akuntan.
• Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah siswa SMU, dan sebagainya
Elemen → suatu anggota tunggal dari populasi.
Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan, maka setiap penumpang
pesawat tersebut merupakan elemen dari populasi.
Page 18
Sampel→ beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi. Hal ini mencakup
sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sehingga sebagaian elemen dari populasi
merupakan sampel.
Sampel (contoh) → penting dalam penelitian→ berkaitan dengan kredibilitas dan mutu
penelitian serta biaya penelitian yang harus di bayar.
Page 19
• Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel yang menjamin adanya
peluang bahwa setiap unsur populasi dipilih sebagai anggota sampel.
• Sampling Probability meliputi sample random sampling, systematic sampling,
stratified random sampling, cluster sampling, area sampling dan duble sampling
• Non Probability Sampling yaitu proses pengambilan sampel yang tidak menjamin
adanya peluang bahwa setiap unsur poppulasi dipilih sebagai anggota sampel
• Sampling Non Probability meliputi canvebience sampling, judgement sampling,
quota sampling dan snowball sampling.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel selain metode pengambilan
sampel di atas adalah tingkat ketepatan (precision dan tingkat kepercayaan (confidence)
sampel. Ketepatan (precision) mengacu pada seberapa dekat estimasi peneliti berdasarkan
sampel yang terpilih terhadap karakteristik yang sebenarnya daripopulasi.
Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (1960) yang
dikutip sevilla (1994) sbb:
N
n=
1 + N e2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masihdapat ditolelir atau diinginkan, misalnya 2%
Misalnya:
Page 20
Jumlah elemen dalam populasi adalah 8000. apabila Confidence level 98% berapa sampel
yang harus diambil = 1905. Apabila CL diturunkan menjadi 95% berapa jumlah sampelnya =
380.9 dan seterusnya. Semakin tinggi CL semakin besar sampelnya, semakin rendah CL
semakin sedikit sampelnya.
Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu memperhatikan pedoman kasar yang
dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000), yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian adalah 30 < n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel (laki-laki dan perempuan, senior
dan yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap kategori adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate (multiple regression analysis) jumlah sampel harus
beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian ekperimental yang
ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan sampel sekitar 10
sampai 20.
Kekeliruan Sampling
• Kekeliruan sampling
Terjadinya kekeliruan pada saat menelaah sampel, misalnya dalam menentukan jumlah
sampel yang harus diambil
• Kekeliruan Tak sampling
Kekeliruan jenis ini sering timbul dalam suatu riset antara lain karena populasi yang
tidak jelas, pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan obyek yang diteliti ternyata tidak
seluruhnya didapat.
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain/metode penelitian yang
digunakan (Gay, 1976):
• Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil minimal 20%.
• Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek
• Metodeex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
• Metode eksperimental, minimal 15 subyek
Page 21
Penggunaan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi populasi dan keadaan lain yang
berkaitan.
Kelebihan dan Kekurangan Desain Sampling
Desain
sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan
A. Probability Sampling
Seluruh elemen dalam Kemampuan generalisasi hasil Tidak seefisien
populasi diperhitungkan penemuan tinggi stratified sampling
Simple dan tiap elemen
random mempunyai kesempatan
sampling yang sama untuk terpilih
sebagai objek
Stratified Populasi dibagi kedalam Paling efisien di antara semua Stratified harus
Random kelompok tertentu desain probabilitas semua memiliki arti tertentu
Sampling : kemudian subyekdiambil: kelompok terwakili jumlahnya lebih memakan waktu
dibandingkan dengan
simple random
sampling kerangka
A.Proporsio Dalam proporsi jumlah populasi untuk tiap
nate yang sebenanya dan kelompok/strata
perbandingannya. diperlukan.
B.Dispropo
Sionete berdasarkan criteria selain
jumlah populasi
sebenarnya.
Cluster Kelompok yang Dalam cluster geografis , biaya Paling kurang dapat
Page 22
Desain
sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan
Sampling anggotanya heterogen pengumpulan datanya rendah diandalkan & kurang
ditentukan dulu, kemudian efisien diantara desain
dipilih secara acak dari tiap probabilitas lainnya
kelompok: semua anggota karena sub-sub dari
dari tiap keompok yang kelompoklebih
dipilih secara acak cenderung homogen
dipelajari daripada heterogen.
Cluster sampling dalam Biayanya efektif, berguna untuk Memakan waktu untuk
Area suatu daerah/lokasi tertentu keputusan yang berhubungan mengumpulkan data
Sampling dengan lokasi tertentu dari suatu lokasi.
Sampel atau sub sampel Menawarkan infomasi yang Original bias individu
yang sama diteliti dua kali lebih rinci dalam topik penelitian mungkin tidak senang
Double
merespon untuk kedua
Sampling
kali
Page 23
Desain
sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan
telah ditentukan
sebelumnya
Dalam kaitannya dalam pengumpulan data, seorang peneliti haruslah membuat dan atau
memiliki instrumen riset yang berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data. Tanpa
instrumen riset, peneliti dianggap gagal dalam riset ilmiah. Bagaimana bisa seorang peneliti
tanpa instrumen riset dapat memperoleh data yang akurat? Tentunya hal ini tidak mungkin.
Riset sebagai suatu cara ilmiah dalam menyelesaikan masalah, akan selalu berhubungan
dengan instrumen pengumpulan data. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan
menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Karena riset membutuhkan data empiris, dan data
tersebut hanya mungkin diperoleh melalui instrumen dan teknik pengumpulan data yang tepat.
Dengan demikian instrumen riset dapat menentukan kualitas riset itu sendiri. Oleh sebab itu,
instrumen riset harus disusun dengan baik sesuai dengan kaidah riset ilmiah.
Page 24
Instrumen penelitian adalah aspek pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ilmiah. Hasi instrumen penelitian ini kemudian dikembangkan atau dianalisa sesuai
dengan metode penelitian yang akan diambil. Dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif
memiliki perbedaan yang cukup signifikan, misalnya dalam penelitian kualitatif menggunakan
instrumen penelitian wawacara, sedangkan dalam penelitian kuantitatif menggunakan instrumen
penelitian angket atau kuesioner.
Page 25
Contoh kuesioner dalam instrument penelitian ini misalnya dalam kasus penelitian suvai atau
sensus yang dilakukan oleh lembaga daerah dan lembaga-lembaga atau perusahaan swasta
yang ingin mendapatkan data primer.
• Wawancara
Jenis instrument penelitian yang kedua dalam pengumpulan data adalah wawancara yang
biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif. Wawancara ini memiliki tingkat kemudahan
sendiri dibandingkan dengan kuesioner karena jika wawancara tidak melakukan
penghitungan secara statistika, meskipun begitu kelemahan yang ada dalam wawancara
membutuhkan waktu penelitian yang relatif lama dibandingkan dengan penelitian
menggunakan angket.
Contoh penelitian yang menggunakan teknik wawancara misalnya adalah menyikapi tentang
pendidikan yang dipengaruhi oleh perubahan sosial lantaran seorang siswa atau pelajar
melakukan pencatatan dengan memotret menggunakan henphone. Peroelah data ini dengan
wawancara harus melakukan proses pewawancara dengan siswa dan juga gurunya.
• Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek penelitian dengan
saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat setiap keadaan yang relevan
dengan tujuan penelitian.
Kelebihan yang di dapatkan dari metode observasi, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Dapat melihat langsung kegiatan sehari-hari informan.
2. Cocok untuk orang yang tidak memiliki tingkat kesibukan tinggi karena tidak harus
terpaku pada waktu dan tempat tertentu.
3. Dapat mencatat secara bersamaan adanya kejadian tertentu.
Adapun untuk kekurangan yang terdapat dalam metode pengamatan atau observasi, antara
lain adalah sebagai berikut.
• Dapat menimbulkan perilaku atau sikap yang berbeda dengan perilaku sehari-hari karena
merasa diamati.
• Ada berbagai hal yang tidak terduga sehingga mengganggu proses pengamatan.
• Ada kejadian atau keadaan informan yang sulit diamati karena bersifat terlalu pribadi dan
rahasia.
Page 26
Teknik Observasi
Untuk teknik yang ada dalam observasi dalam instrument penelitian pada dasarnya dapatlah
dibedakan menjadi dua macam, antara lain adalah sebagai berikut;
❖ Observasi Partisipasi (Participant Observation)
Observasi partisipasi dilakukan dengan cara peneliti hadir di tengah-tengah informan dan
melakukan berbagai kegiatan bersama sambil mencatat informasi yang dibutuhkan.
Kehadiran peneliti dapat diketahui oleh siapa pun sehingga observasi ini bersifat terbuka.
❖ Observasi Nonpartisipasi (Nonparticipant Observation)
Observasi nonpartisipasi dilakukan tanpa kehadiran peneliti, bahkan mungkin responden
tidak menyadani proses pengamatan tensebut. Observasi dilakukan dan jarak jauh atau
antara peneliti dan infonman yang berbeda tempat.
• Dokumentasi
Cara lain untuk dapat memperoleh data dan responden dan informan adalah menggunakan
dokumentasi. Dengan dokumentasi, peneliti memperoleh infonmasi dan berbagai macam
sumber. Informasi tersebut antara lain tempat tinggal, alamat, dan latar belakang pendidikan.
Kelebihan yang terdapat dalam instrument penelitian menggunakan metode dokumentasi,
antara lain adalah sebagai benikut;
• Memberikan gambaran benbagai informasi tentang informan pada waktu lampau (yang
direkam atau di dokumentasikan).
• Menyajikan informasi mengenai hubungan informasi pada masa lampau dengan kondisi
sekarang.
• Merekam berbagai jenis data tentang informan atau responden seperti identitas
responden, identitas orang tua responden, keadaan dan latar belakang keluarga
responden, Iingkungan sosial, data psikis, prestasi belajar, data pendidikan dan data
kesehatan jasmani.
Adapun kekurangan yang terdapat dalam instrument penelitian dengan metode dokumentasi
ini, antara lain adalah sebagai berikut;
• Memerlukan validitas dokumentasi untuk mengetahui keabsahan dokumentas.
• Dokumentasi terkadang tidak lengkap sehingga dapat menyesatkan peneliti.
Page 27
Sumber Dokumen
Sumber dokumen yang ada di dalam pengembilan dalam instrument penelitian, pada
umumnya dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
❖ Dokumen resmi, berupa dokumen atau berkas yang dikeluarkan oleh suatu lembaga
secara resmi, misalnya rapor, nilai akhir semester, dan arsip sejarah.
❖ Dokumen tidak resmi, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber tidak resmi tetapi
memberikan informasi penting terkait suatu kejadian.
❖ Dokumen primer, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber ash atau orang yang
menjadi informan dan penehitan. Dokumen mi mempunyai nilai keaslian dan bobot lebih
valid daripada dokumen lain.
❖ Dokumen sekunder, berupa dokumen yang diperoleh selain dan sumber ash, bisa orang
lain atau berbagai media seperti surat kabar, laporan penehitian, makalah, dan publikasi
lainnya. Dokumen mi tidak memihiki nilai dan bobot keaslian sevahid dokumen primer.
• Tes
Tes sebagai instrumen penelitian, khususnya dalam pengumpulan data penelitian merupakan
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampihan, pengetahuan,
inteligensi, kemampuan, dan bakat.
Page 28
Langkah Menyusun Instrumen Penelitian
Langkah yang dipergunakan dalam penyusunan instrumen penelitian sebenarnya bisa dikatakan
susuah dan gambang. Akan tetapi dalam kepastiannya penyusunan instrumen penelitian yang
utamanya adalah mengkaji secara teoritik tantng subtansi penelitian yang akan diukur.
Menurut Iskandar (2008) yang diperlukan dalam penyusunan instrumen penelitian antara lain
adalah sebagai berikut;
• Memberikan pengulasan mengenai variabel penelitian yang diambil
• Memberikan penjelasan mengenai variabel kepada sub dimensi dalam penelitian.
• Mendapatkan indikator dari setiap sub dimensi yang dijelaskan.
• Melakukan deskripsi terhadap kisi instrument dalam penelitian
• Melakukan perumusan pertanyaan atau pernyataan
• Membuat dan merancang petunjuk pengisian terhadap alat instrumen penelitian, baik
kuesionar, wawancara penelitian, dan lain sebaginya.
Page 29
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Instumen sebagai alat bantu dalam menggunakan metode
pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket,
perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.
Menurut Suharmi Arikunto (2006:149) ada beberapa instrument yang namanya sama
dengan metodenya, antara lain adalah:
o Instrument untuk metode tes adalah tes atau soal tes
o Instrument untuk metode angaket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner
o Instrument untuk metode observasi adalah chek – list
o Instrument untuk metode observasi adalah pedoman observasi atau dapat juga chek – list
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengertian pengumpulan data dan instrumen
penelitian adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengungkap berbagai fenomena yang
terjadi di masyarakat dengan menggunakan berbagai cara dan metode agar proses ini
berjalan secara sisitematis dan lebih dapat dipertanggung jawabkan kevaliditasnya.
Page 30
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil.
Menurut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah:
1) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten
ini?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
Page 31
2) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang kesehatan di
kabupaten ini?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
2. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai
berikut: “Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk terhadap kebijakan pemerintah tentang
impor gula saat ini?dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani”.
Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan malahan
untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan,
peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan
yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau
variabel apa yang harus diteliti.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa
yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan
oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut,
maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada
satu tujuan.
Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus memperhatikan tentang situasi
dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus
melakukan wawancara.
• Kuesioner
Menurut Iskandar Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
Page 32
efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.
Menurut Uma sekaran mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai
berikut:
Prinsip penulisan angket:
a. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka
dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala
pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya
dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
d. Pertanyaan tidak mendua
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
f. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada
jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum
menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit
• Observasi
Menurut (Arikunto, 2006: 229) menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan
kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data
observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi
Page 33
penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi
tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki
Page 34
digunakan untuk menggambarkan satu proses yang digunakan peneliti untuk
memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam
melakukan wawancara, yaitu:
a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya
untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui
untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data,
waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya
termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan
pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.
c) The events, menyusun protokol wawancara, meliputi:
1) Pendahuluan,
2) Pertanyaan pembuka,
3) Pertanyaan kunci, dan
4) Probing, pada bagian ini peneliti akan memanfaatkan hasil pada bagian kedua
untuk membuat kalimat pendahuluan dan pernyataan pembuka, serta hasil
penyusunan pedoman wawancara sebagai pertanyaan kunci.
d) The process, berdasarkan persiapan pada bagian pertama sampai ketiga, maka
disusunlah strategi pengumpulan data secara keseluruhan. Strategi ini mencakup
seluruh perencanaan pengambilan data mulai dari kondisi, strategi pendekatan dan
bagaimana pengambilan data dilakukan.
Menurut Yunus karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara
sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara
efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui yakni: mengenalkan diri,
menjelaskan maksud kedatangan, menjelaskan materi wawancara, dan mengajukan
pertanyaan.
• Observasi
Menurut (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193) Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
Page 35
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan
perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Menurut Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:
a. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
b. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan
pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.
c. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
• Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna
(Faisal, 1990: 77)
• Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat
diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya,
sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di rendah. Untuk menghindari
pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi
terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu
diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif. Dasar filosofi dari
penelitian kualitatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:14) adalah
1) Fenomenalogis
2) Interaksi simbolik
3) Kebudayan
Page 36
4) Antropologi
Menurut Suharsimi Arikunto karakteristik penelitian kualitatif adalah:
1) Mempunyai sifat induktif
2) Melihat setting secara keseluruhan atau holistic
3) Memahami responden dari pandangan responden sendiri
4) Menekankan validitas
5) Mengutamakan proses dari pada hasil
6) Menggunakan nonprobabilitas sampling.
Kejelasan
Kejelasan unsur tujuan
unsure,subjek,sampel,sumber data
1 pendekatan,subjek,dan rinci sejak
tidak mantab,fleksible,berkembangnya
awal
sambil jalan
Langkah penelitian,segala suatu Langkah penelitian barudiketahui
2 direncankan ampi matang ketika dengan mantab dan jelas setelah
persiapan disusun penelitian selesei
Dapat menggunakan sampel dan
Tidak dapat menggunakan pendekatan
3 hasil penelitiannya diberlakukan
populasi dan sampel
populasi
Hipotesis ( jika memang petrlu) : Hipotesis :
Tidak menggunakan hepotesis
a) Mengajukan hepotesis yang
sebelumnya tetapi dapat lahir selama
4 akan di uji dalam penelitian
penelitian berlangsung
b) Hipotesis menentukan hasil
yang diramalkan
Desain : dedsain penelitiannya aadalah
Desain : dalam desain jelas langkah
fleksible dengan langkah dan hasil
5 – langkah penelitian dan hasil yang
yang tidak dapat dipastikan
diharapkan
sebelumnya
Page 37
Pengumpulan data: kegiatan dalam Pengumpulan data: kegiatan
6 pengumpulan data memungkinkan pengumpulan dataselalau harus
untuk diwakilkan dilakukan sendiri oleh peneliti
Analisis data: dilakukan setelah Analisis data: dilakukan bersamaan
7
semua data terkumpul dengan pengumpulan data
Pengumpulan data dan instrument penelitian merupakan suatu proses dan metode, alat atau cara
untuk memperoleh informasi terhadap suatu yang di teliti. Teknik yang digunakan dalam
penelitian bisa berupa teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif dan kualitatif yang kedua
teknik tersebut mempunyai banyak kelebihan dan kekurangannya. Salah satu kekurangn teknik
pengumpulan data penlitian kuantitatif adalah munculnya kesulitan dalam mengontrol variabel –
variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian kualitatif mempunyai
kekurangan yaitu memakan waktu lama, realibilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak
baku,tidak terstruktur dan tidak bisa dipakai untuk penelitian berskala besar.
Page 38
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen
setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik
maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama study.
Page 39
Memulai Google Form
Google Form merupakan salah satu aplikasi berupa template formulir atau lembar kerja
yang dapat dimanfaatkan secara mandiri ataupun bersama-sama untuk tujuan mendapatkan
informasi pengguna. Aplikasi ini bekerja di dalam penyimpanan awan Google Drive bersama
aplikasi lainnya seperti Google Sheet, Google Docs, dan pengayaan lainnya. Template ini sangat
mudah dipahami dan digunakan, serta tersedia dalam banyak pilihan bahasa.
Pada modul ini dipaparkan bagaimana cara membuat kuesioner online dengan Google Forms,
mulai dari awal hingga selesai termasuk menerapkan tema yang merupakan fitur terbaru layanan
ini.
Langkah-langkah:
Buka link ke http://www.google.com/forms/about/.
Di halaman Google Forms akan langsung dihadapkan pada formulir kerja seperti
gambar di bawah ini.
Penting sekali untuk memiliki daftar pertanyaan terlebih dahulu sebelum membuat
formulir kuesioner menggunakan Google Forms.
Siapkan judul, deskripsi dan daftar pertanyaan yang jadi bahan penelitian kemudian
masukkan ke dalam kolom yang sesuai.
Page 40
Di bagian atas terdapat menu-menu sebagai berikut.
Untuk membuat pertanyaan baru, klik Add Item kemudia pilih salah satu dari beberapa
opsi yang diberikan. Jika jenis pertanyaan yang ingin dibuat adalah teks, maka pilihText.
Page 41
Misalnya pertanyaanya Jenis kelamin, berarti jawabannya sudah harus
dtentukan agar koresponden makin mudah. Maka buat:
o Question Title: Jenis Kelamin
o Help Text: bisa diisi petunjuk pengisian atau kosongkan saja
o Question Type: Choose form a list
o Isi kotak jawaban dengan Pria dan Wanita, sehingga nantinya koresponden
dapat langsung memilih satu dari dua pilihan.
Tema dapat diubah tampilan kuesioner menjadi lebih menarik. Caranya klik menu
Change Theme.
Page 42
Perhatikan di sebelah kanan terdapat beberapa jenis tema yang dapat dipergunakan.
Pilih salah satu, dan lihat perubahannya di tampilan kuesioner.
Klik Customize jika ingin melakukan perubahan misalnya gambar atau jenis huruf.
Page 43
Jika kuesioner sudah benar dan lengkap, maka dapat disisipkan formulir di blog,
forum atau di mana saja yang sekiranya terdapat koresponden potensial sesuai dengan
penelitian.
Klik menu File dan di sana terdapat beberapa pilihan untuk membagikan
formulir misalnya Send form, Download as, dan Embed.
Page 44
Kemudian bila ingin melihat hasil kuesioner, silahkan masuk ke Google Forms dan
login menggunakan akun Google yang sama, temukan form kuesioner bersangkutan
dan klik View responses.
Page 45
Latihan Soal
1. Dibawah ini merupakan beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih
permasalahan penelitian menurut Suryabrata (2000), kecuali ?
a. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang
sesungguhnya
b. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan
peneliti baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana
c. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor
pendukung yang ada
d. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang
sesungguhnya
3. Permasalahan dalam penelitian yang baik yaitu seperti terpapar dibawah ini,
kecuali?
a. Tidak mempunyai nilai penelitian
b. Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit)
c. Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti
d. Adanya factor pendukung yang meliputi tersedianya data dan tersedianya
izin dari pihak yang berwenang.
4. Sumber masalah yang dapat dijadikan sebagai topic research adalah, kecuali
?
a. Penelitian Observasi
b. Dosen atau ahli riset
c. Bibliographi
d. Penelitian tidak diambil dari masalah yang sesungguhnya
5. Fisible yang dimaksud dalam ciri utama permasalahan yang baik adalah...
a. Permasalahan tersebut dapat dipecahkan, tersedianya data dan metode
untuk memecahkan masalah, tersedianya biaya, dan dapat diselesaikan
dalam waktu yang wajar).
b. Permasalahan tersebut masih bersifat asli/original, menyatakan suatu
hubungan dengan bidang lain, serta dapat diuji kebenarannya).
c. Permasalahan yang diangkat menarik minat bagi sipeneliti, serta sesuai
dengan kualifikasi yang ada.
d. Permasalahan yang diangkat sesuai dengan kualifikasi peneliti
Page 46
6. Experimental studies bertujuan untuk...
a. Menguji hipotesis
b. Menguraikan tentang suatu keadaan pada waktu tertentu dalam upaya
pengembangan pengetahuan
c. Mendapatakan data peramalan
d. Memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas
9. Replikasi adalah...
a. Suatu pengulangan dari eksperimen dasar
b. Pengukuran untuk penetapan taraf signifikansi
c. Pengelompokan unit eksperimen yang digunakan dalam desain
d. Menentukan panjang interval konfidensi
11. Bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi disebut....
a. Sampel
b. Sekelompok objek
c. Populasi
d. Sampling
12. Pengambilan anggota sampel dibutuhkan teknik yang tepat yang dinamakan...
a. Total sampel
b. Sensus
c. Teknik sampling
Page 47
d. Pengambilan sampel
14. Cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data,
disebut...
a. Instrumen Penelitian
b. Metode Penelitan
c. Metode Ilmiah
d. Instrumen Pengumpulan Data
CONTOH KASUS
1. Latar Belakang
Page 48
dilakukan dengan cara membentuk brand image (citra merek) melalui ekuitas
merek yang kuat. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin
kuat pula daya tarik bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada
akhirnya akan memberikan keuntungan yang terus meningkat pada perusahaan.
Hal inilah yang telah dilakukan oleh OPPO yang menjadi pakar selfie terdepan.
OPPO menghadirkan pengalaman selfie terbaik untuk lebih banyak lagi kaum
muda di seluruh dunia. Seperti yang disampaikan oleh CEO PT. Indonesia
Oppo Electronics, Jet Lee,
bahwa target market Oppo di Indonesia adalah masyarakat muda yang
memerlukan ponsel pintar untuk menunjang kehidupan digital mereka Produk
smartphone OPPO adalah produk yang dilengkapi dengan fitur-fitur yang cocok
untuk menjawab kebutuhan anak muda di zaman sekarang, dimana mayoritas
mereka aktif melakukan kegiatan di media sosial dan selalu up-to-date.
Selama 10 tahun terakhir, OPPO fokus memberi terobosan di teknologi selfie.
OPPO menciptakan selfie beautification dan mendorong tren selfie di industri
smartphone. Di tahun 2016, OPPO smartphone memperkenalkan banyak
smartphone anyar dengan memperhatikan kebutuhan masa kini. OPPO
menciptakan jargon “Selfie Expert” pada tiap produk-produk andalannya. OPPO
juga telah menggunakan teknologi A.I. pada kamera depan. Dengan menetapkan
tag line: OPPO, a camera phone brand enjoyed by young people around the
world, specializes in designing innovative mobile photography technology.
OPPO gencar melakukan iklan dan acara peluncuran dengan brand ambassador
papan atas seperti Chelsea Islan, Maudy Ayunda, Reza Rahadian, Raisa, Isyana
Sarasvati, dan Deddy Corbuzier. Tidak hanya itu, Oppo juga sering beriklan
melalui reklame iklan Oppo yang khas dengan warna hijaunya. Oppo juga sering
menawarkan kerja sama dengan outlet penjual ponsel dengan
memasang banner atau spanduk Oppo.
2. Identifikasi Masalah
Dengan berbagai upaya yang telah ditempuh oleh OPPO dalam usaha
memperkenalkan produknya ditengah persaingan dengan produk smartphone
Page 49
lainnya yang telah lebih dulu dikenal seperti Iphone dan Samsung, maka perlu
untuk diketahui bagaimana keberadaan merek OPPO di benak kalangan anak
muda atau yang lebih dikenal dengan kesadaran merek (brand awareness) dan
asosiasi merek sesuai dengan segmen pasar yang telah dipilih OPPO. Karena
dengan kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat brand berperan
besar dalam keputusan seseorang untuk membeli barang. Karena ada
kecenderungan konsumen memilih produk atau jasa dari brand yang dikenalnya,
melalui nama, gambar, logo, dan juga slogan-slogan
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini betujuan untuk mengatahui tingkat kesadaran merek asosiasi merek
di kalangan muda pengguna OPPO ?
4. Metode Penelitian
a. Metode yang digunakan untuk mendapat data primer yaitu metode survei.
Data primer dalam penelitian ini, diperoleh dari hasil kuesioner yang
diberikan kepada responden.
c. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non
probability sampling yaitu dengan pengambilan sampel secara purposive
sampling yaitu pengambilan sampel yang dipilih secara cermat dengan
menentukan sampel yang sesuai dengan penelitian.
Dengan jumlah populasi 1000 mahasiswa dan margin error yang digunakan
10% maka ukuran sampel yang dipakai dengan rumus slovin (1960) adalah
1000
n=
1 + 1000. 0,12
n = 90,9 = 100
Page 50
5. Metode Analisa Data
Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan mentabulasikan kuesioner
responden. Dari alternatif jawaban yang menggunakan skala Ordinal, kemudian
dianalisis dengan menggunakan rata-rata, Standar Deviasi, Frekuensi dan
Crosstabulation untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran keragaman
tanggapan responden.
CONTOH KUESIONER
Page 51
1.Data Pribadi Isilah data pribadi berikut ini secara lengkap.
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kriteria.
1.Jenis Kelamin :
2.Umur Responden :
a.< 20 tahun
b.> 20 tahun
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat bapak/ibu atau
saudara/i dengan memberikan tanda centang ( ) pada kolom jawaban yang
dianggap paling sesuai.
Keterangan :
STS= Sangat Tidak Setuju S = Setuju
Jawaban
NO. Pernyataan / Pertanyaan
STS TS R S SS
Apabila diminta untuk menyebutkan merek produk
1. handphone, maka OPPO adalah merek pertama
kali yang muncul dalam benak Saya.
Saya langsung mengenali handphone merek
2. OPPO dengan hanya melihat dari model varian
/ tipe nya.
Page 52
Saya mengingat salah satu iklan handphone merek
3. OPPO yang ditayangkan di Televisi.
Saya mengingat salah satu brand ambassador
4.
OPPO
Warna hijau pada banner dan billboard identik
5.
dengan OPPO
OPPO merupakan alternatif pilihan utama
6. ketika hendak membeli handphone.
Jawaban
NO. Pernyataan / Pertanyaan
STS TS R S SS
OPPO adalah handphone yang menjadi favorit saya
1.
dibanding merek lain
OPPO merupakan merek handphone yang
2. dilengkapi dengan kamera yang canggih
Page 53
Daftar Pustaka
Page 54