MODUL 2
PELATIHAN
SERTIFIKASI
KOMPETENSI
D3 – Manajemen
Pemasaran
S1 - Manajemen
Skema Sertifikasi :
SB-001/1/LSP-UG/II/2017
TENAGA PEMASAR
OPERASIONAL
Unit Kompetensi :
M.702090.002.01
Melaksanakan Komunikasi Efektif
2018
Page 1
UNIVERSITAS GUNADARMA
MODUL 2
PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
D3 – MANAJEMEN PEMASARAN
S1 – MANAJEMEN
Skema Sertifikasi :
SB-001/1/LSP-UG/II/2017
Tenaga Pemasar Operasional
Unit Kompetensi :
Penyusun :
Bagus Nurcahyo, Dr
Riskayanto, Dr
Editor :
Depok, 2018
KATA PENGANTAR
Page 2
Puji syukur kehadhirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya, Modul 2 yang
terdiri dari UK (Unit Kompetensi) 2, Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema
Pemasaran Operasional dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari
seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk skema
Pemasaran Operasional yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi
mahasiswa khususnya di program studi D3 Manajemen Pemasaran dan
S1 Manajemen.
Tim Penyusun
Page 3
2 MELAKSANAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
M.702090.002.01
Page 4
akan membuat perusahaan-perusahaan terpaksa menggunakan tenaga kerja asing.
Hal ini tentu akan merugikan pada sektor ketenagakerjaan Indonesia.
Sebagai dampak globalisasi dan sistem pasar bebas, persaingan usaha tidak hanya
terjadi pada lingkungan lokal atau regional saja. Persaingan telah berkembang ke
tingkat global. Diperkirakan pada tahun 2030, Indonesia akan menjadi negara
ekonomi terbesar ketujuh di dunia. Bila berjalan mulus, akan terdapat peluang
sebesar 1,8 triliun dolar Amerika di bidang agrikultura, perikanan, sumber daya
energi, pendidikan, dan sektor jasa. Secara keseluruhan ekonomi Indonesia akan
membutuhkan 113 juta tenaga terampil yang mampu menunjang pertumbuhan di
sebagian besar industri. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi
Indonesia yang telah mencapai investment grade menurut beberapa lembaga
pemeringkat internasional beberapa waktu yang lalu. Karena potensi pasarnya
yang besar dan tingkat pertumbuhan perekonomian yang baik, banyak pihak asing
berupaya menggarap pasar Indonesia.
Sebagai gambaran pada investasi asing yang bersifat langsung tercatat sekitar 18,2
milliar dollar AS pada tahun 2011 (Sumber: BPS). Untuk sektor yang
berhubungan dengan jasa, investasi langsung tercatat sebesar lebih dari 2,5 milliar
dollar di sektor perdagangan, lebih dari 2.7 milliar dollar di sektor jasa dan
properti, dan sekitar 500 juta dollar di sektor jasa keuangan. Hal ini menjadi
indikasi bahwa pihak asing akan semakin banyak masuk dan berperan terhadap
industri jasa. Tentu hal ini menjadi peluang dan ancaman pada dunia bisnis dalam
negeri. Di satu sisi pihak asing akan memperkuat permodalan bisnis, di sisi lain
tenaga kerja Indonesia akan terancam bila tidak memiliki kualitas yang baik yang
dapat mendukung operasionalisasi perusahaan (salah satunya tenaga pemasar).
Kekurangan tenaga pemasar yang berkualitas akan membuat perusahaan mencari
tenaga kerja pemasar. Hal ini tentu akan mempengaruhi ketersediaan lapangan
kerja bagi masyarakat Indonesia.
Page 5
Selain meminimalisir penggunaan tenaga pemasar asing, peningkatan kualitas
tenaga pemasar lokal akan meningkatkan daya saing perusahaan. Dengan tenaga
pemasar yang terampil, perusahaan dapat bersaing baik dengan perusahaan lokal
maupun perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Bila berkembang dengan
baik, tingkat ekspor dari bidang jasa dan perdagangan diharapkan akan dapat
mengalami peningkatan karena telah memiliki kemampuan yang cukup untuk
bersaing di wilayah regional ataupun global.
Selain mengenai larangan terhadap praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat, terdapat pula undang-undang yang menyebutkan mengenai perlindungan
konsumen. Dalam UU No 8 tahun 1999 dinyatakan bahwa pembangunan nasional
pada era globalisasi harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga
mampu menghasilkan beraneka barang dan/jasa yang memiliki kandungan
teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak dan
sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/jasa yang diperoleh dari
perdagangan tanpa mengakibatkan kerugian konsumen.
Page 6
kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan daerah. Di samping itu, juga disebutkan bahwa
pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas, dan kesejahteraan.
RSKKNI Tenaga Pemasar disusun dengan tujuan utama untuk dapat dijadikan
acuan terhadap kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap tenaga pemasar di
Indonesia. RSKKNI tenaga pemasar apabila disepakati, akan menjadi SKKNI
yang berlaku secara nasional, dan diterbitkan SK nya oleh Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi.
Ruang lingkup dari pemasaran yang dimaksud mengacu pada apa yang telah
didefinisikan oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing
Association), bahwa pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemegang sahamnya. RSKKNI ini bertujuan
untuk menstandarisasi kompetensi dari tenaga pemasar yang tugas dan fungsinya
terbatas berkaitan dengan melakukan aktivitas pejualan (sales), pengelolaan
layanan (service), dan pengelolaan merek (brand).
Page 7
Lasswell, komunikasi merupakan sebuah aktivitas atau proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan
efek tertentu.
Definisi lain dari Dan Nimmo (2005) menjelaskan bahwa komunikasi adalah
proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang
merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasar itu mereka bertindak) dan
untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Secara lebih rinci, definisi Dan
Nimmo mengandung pengertian; Pertama, proses komunikasi baru terjadi ketika
manusia melakukan interaksi sosial; Kedua, dalam komunikasi itu terdapat bukan
hanya penyampaian dan pertukaran pesan, namun juga adanya konstruksi makna.
Makna, dalam pandangan Nimmo, bukan sesuatu yang “given”, melainkan
sesuatu yang diciptakan, diberikan, ditentukan, dan terjadi atas suatu proses
transaksi, bukan dalam proses interaksi atau sebagai sebuah reaksi; Ketiga, dalam
komunikasi terdapat intepretasi dan persepsi terhadap dunia, lalu manusia saling
bertukar intepretasi dan persepsinya itu.
Menurut Pien Supinah (2009), komunikasi adalah suatu proses yang terjadi antara
dua orang atau lebih yang membentuk pertukaran informasi satu dengan yang
lainnya yang akhirnya timbul saling pengertian yang mendalam atau terciptanya
suatu kebersamaan makna. Yang menarik dari definisi ini terletak pada istilah
“terciptanya kebersamaan makna.” Bagi Pien, dalam komunikasi orang berusaha
untuk menjadi saling mengerti akan makna yang sama dari pertukaran informasi
yang dilakukan. Kebersamaan makna memiliki pengertian bahwa pesan yang
disampaikan komunikator “bisa diterima” langsung oleh komunikan. Terminologi
“bisa diterima” mengandung 2 makna, yaitu (1) sampai, atau (2) dimengerti.
Kebersamaan makna yang terjalin menjadi tolak ukur bahwa komunikasi yang
dilakukan efektif.
Page 8
dalam interaksi sosial, serta dapat membangun opini publik dan mampu
membentuk sikap indivual atau kelompok.
Page 9
komunikasi kelompok besar; (3) komunikasi massa, seperti pers, radio, televisi,
film, dan lain-lain; (4) komunikasi medio, seperti komunikasi melalui surat,
telepon, pamflet, poster, spanduk, dan lain-lain. Keempat; ditinjau dari sifatnya,
komunikasi dibedakan antara lain menjadi (1) tatap muka; (2) bermedia; (3)
verbal, mencakup lisan dan tulisan; serta (4) non-verbal, mencakup bahasa isyarat
dan bergambar. Kelima, ditinjau dari metodenya, komunikasi dibedakan antara
jurnalistik, public relation, periklanan, pameran, publisitas, propaganda, psywar,
dan penerangan. Keenam, ditinjau dari tekniknya, komunikasi mencakup
komunikasi informatif, komunikasi persuasif, komunikasi koersif, dan hubungan
manusiawi. Ketujuh, ditinjau dari tujuannya, komunikasi digunakan untuk
perubahan sikap (attitude change), perubahan pendapat (opinion change),
perubahan perilaku (behavior change), atau perubahan sosial (social change).
Kedelapan, ditinjau dari fungsinya, komunikasi adalah media untuk
menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to
entertain), dan mempengaruhi (to influence). Kesembilan, ditinjau dari modelnya,
komunikasi antara lain berbentuk komunikasi satu tahap (one step flow
communication), komunikasi dua tahap (two step flow communication) dan
komunikasi multitahap (multistep flow communication). Kesepuluh, ditinjau dari
bidangnya, komunikasi mencakup bidang komunikasi sosial, komunikasi
manajemen, komunikasi perusahaan, komunikasi politik, komunikasi
internasional, komunikasi antar-budaya, komunikasi pembangunan, komunikasi
lingkungan, dan komunikasi tradisional.
Page 10
dari bauran produk, harga, distribusi, dan promosi. Komunikasi Pemasaran
merupakan kegiatan dari bauran promosi secara keseluruhan.
2.3 OBYEKTIF
Sesuai dengan latar belakang dan teori serta elemen kompetensi tersebut, maka
Pelatihan Keterampilan Berbasis Kompetensi ini memiliki obyektif utama agar
peserta pelatihan mampu melaksanakan komunikasi yang efektif dengan
pelanggan yang terdiri dari bagaimana meengidentifikasi model gaya komunikasi
seorang pelanggan dan melaksanakan komunikasi langsung dengan menggunakan
bahasa verbal dan non verbal, sebagaimana yang diminta dalam SKKNI, yaitu
peserta memiliki keterampilan dan mampu:
Mengidentifikasi model gaya komunikasi seorang pelanggan
Melaksanakan komunikasi langsung dengan menggunakan bahasa
verbal dan non verbal
Page 11
2.1 Pemilihan kata-kata saat berkomunikasi dipertimbangkan
Menurut Ponijan Liaw (2005), hal yang paling menarik dari komunikasi itu
sendiri adalah keunikan dari karakter gaya komunikasi yang dimiliki setiap
individu. Pentingnya kita untuk mengetahui dan mempelajari gaya komunikasi
dari setiap karakter manusia adalah agar saat kita melakukan proses komunikasi,
komunikasi tersebut dapat berjalan dengan lancar, serta mencegah agar tidak
terjadi miskomunikasi. Berikut merupakan gaya komunikasi yang dibedakan
menurut karakter manusia, sehingga perlu pendekatan yang berbeda-beda pula.
Gaya komunikasi tersebut adalah:
1. Empat kepribadian manusia (sanguinis, melankolis, koleris, dan plegmatis).
Keempat kepribadian tersebut mempunyai karakter masing-masing yang harus
didekati dengan gaya komunikasi yang tepat agar komunikasi berhasil. Untuk
orang sanguinis yang ceria, misalnya, pendekatan komunikasi yang harus
dikedepankan bersifat terbuka, penuh semangat, kata-kata yang berbunga-
bunga, dan sejenisnya. Hasilnya akan berbeda bila diterapkan kepada mereka
yang berkepribadian melankolis, yang cenderung diam dan penuh konsentrasi
dalam pikiran. Lain pula bila diterapkan kepada mereka yang berkepribadian
koleris, yang tegas dan langsung pada persoalan ketika berbicara. Demikian
juga, akan lain hasilnya bila diterapkan kepada mereka yang cinta damai dan
tenang, seperti kepribadian plegmatis.
2. Karakter manusia juga sangat berbeda jika ditinjau dari sisi psikologis.
Menurut karakter ini terdapat tipe-tipe orang seperti extravert (terbuka),
introvert (tertutup), intuitive (intuitif), feeling (perasa), dan judging (penilai).
Page 12
Setiap orang dengan tipe-tipe di atas memiliki karakter yang unik. Orang
dengan karakter terbuka hanya akan dapat “ditaklukkan” dalam komunikasi
bila kita berbicara secara terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi, semuanya
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Akan berbeda halnya bila
berhadapan dengan mereka yang berkarakter tertutup, yang sangat menjaga
asas kerahasiaan dan privasi. Bagi mereka yang berkarakter intuitif, yang lebih
mengandalkan hal-hal yang tidak nyata dan hanya berdasarkan pada
pandangan (intuisi), pembicaraan terbuka dan tertutup tidak akan dapat
memenuhi standar mereka. Selain tipe intuitif, ada pula tipe perasa dan
penilai. Kedua tipe terakhir ini tidak akan dapat menerima sebuah ungkapan,
baik terbuka maupun tertutup, secara langsung pada saat mereka
mendengarkan. Mereka akan melakukan penilaian yang melibatkan perasaan.
Mereka akan menyerap informasi dan ujaran dengan cara yang juga berbeda.
Page 13
5. Karakter manusia juga bahkan dapat dibedakan menurut golongan darah.
Golongan darah ternyata menentukan karakter manusia. Paling tidak, hal itu
diyakini oleh sebagian besar orang Jepang. Golongan darah A, B, AB, dan O
sangat unik dengan perbedaan yang ada. Orang dengan golongan darah A
cenderung sangat hangat, tenang, hati-hati, dan bertanggung jawab. Berbeda
halnya dengan orang yang bergolongan darah B yang cenderung dingin dan
sistematis dalam menghadapi sesuatu. Lain lagi dengan orang bergolongan
darah AB yang mudah berubah-ubah, sehingga golongan darah ini kurang
diminati di Jepang untuk diajak bekerja sama. Orang dengan golongan darah
O mendominasi di Jepang. Mereka umumnya tidak banyak ambil pusing,
penuh semangat, namun terkadang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka. Kepada orang-orang dengan golongan darah
yang berbeda-beda dan memiliki karakter beragam tersebut, pendekatan
komunikasi yang dilakukan pun berbeda.
Page 14
laku tadi jelas membuat kita harus membedakan gaya berkomunikasi. Untuk
orang tipe pelaku, jika berbicara langsunglah pada permasalahan. Berbeda
dengan orang bertipe pemberi pengaruh yang harus lebih didekati dengan cara
menurutinya. Sementara untuk orang dengan tipe penghubung, hal-hal sosial
kemasyarakatan harus lebih dikedepankan.
Page 15
dan sejenisnya ketika kita berkomunikasi dengan mereka. Sementara untuk
mereka yang mengutamakan pendengaran, yang perlu ditingkatkan adalah
teknik suara. Untuk tipe gerak/perasaan, kata-kata bersifat psikologis yang
menggugah seharusnya dikedepankan, dengan ditambah gerakan emosional.
Tipe-Tipe Konsumen
Setelah Anda belajar menentukan tipe konsumen, selanjutnya Anda sudah harus
bisa mengambil sikap dan tindakan untuk melayani konsumen sesuai dengan tipe-
tipe konsumen Anda. Hal-hal berikut ini dapat dijadikan pedoman untuk
membedakan tipe-tipe konsumen dan cara-cara melayaninya:
Page 16
Langkah-langkah komunikasi ketika berhadapan dengan konsumen tipe ini adalah
Anda harus menyiapkan mental untuk lebih banyak bicara daripada mendengar.
Memulai pembicaraan dengan hal-hal yang ringan dan tidak perlu membicarakan
sesuatu yang berat dengannya, apalagi langsung ke urusan penjualan.Anda bisa
memulainya dengan membicarakan hobi, keluarga dan sebagainya.
Page 17
mendapatkan cacian. Anda hanya bisa bertanya, “Apakah Anda sudah jelas
tentang produk kami?” atau pertanyaan lain yang sejenis. Tipe seperti ini sangat
senang dipuji. Oleh karena itu pujilah mereka dengan sopan dan proporsional.
Trik yang bisa digunakan untuk menghadapi konsumen seperti ini adalah dengan
menyiapkan data dan hitung-hitungan setiap produk secara lengkap. Sampaikan
manfaat dan fungsi setiap produk kepada konsumen. Jangan pernah mengabaikan
perhitungan produk, bahkan untuk perhitungan paling sepele sekali pun. Jangan
Page 18
pernah mengabaikan manfaat dan fungsi produk, bahkan manfaat yang paling
minor sekali pun.
Trik untuk menghadapi konsumen bertpe ini adalah denagn menguasai produk
semaksimal mungkin serta ilmu presentasi agar mampu meyakinkan tipe
pembanding. Pelajarilah produk-produk sejenis kompetitor. Jangan pernah
bersedia masuk ke dalam jebakan membanding-bandingkan produk tanpa
memikirkan dampak yang ditimbulkan. Untuk menghadapi tipe ini, jika Anda
belum paham betul, sebaiknya mengajak serta rekan kerja senior Anda.
Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai
dalam suatu kalimat atau wacana dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek
tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang. Diksi
bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk
Page 19
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata
yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana
yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai
hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau
perbendaharaan kata bahasa itu. Kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun
tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan
tempat penggunaan kata-kata itu. Kelompok kata (frase) sendiri adalah satuan
gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi, (Keraf, Gorys, 1985).
Page 20
g) Kelompok kata introgativa adalah kelompok kata yang intinya berupa kata
tanya.
h) Kelompok kata preposisional adalah kelompok kata yang intinya berupa
kata depan.
Syarat ketepatan pilihan kata yaitu kita memilih kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik
dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam
memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak
dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu pedoman kepada kita tentang
pemakaian kata-kata yang tepat. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang
diperlukan. Hal-hal berikut ini merupakan syarat-syarat ketepatan dalam pilihan
kata:
a) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
Page 21
b) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim,
misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-
beda.
c) Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya,
misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).
d) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat
sendiri.
e) Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan).
f) Menggunakan kata-kata idiomatic berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar.
g) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
h) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
i) Menggunkan dengan cermat kata bersinonim.
j) Menggunakan kata abstrak dan konkrit secara cermat, (Sugono, Dendy.
2009)
Pada hakikatnya, memilih kata secara baik merupakan upaya agar pesan yang
hendak disampaikan dapat diterima secara tepat, (Adi, 2007)
Page 22
3. Fungsi Pemilihan dan Pengelompokkan Kata
Pemilihan dan pengelompokkan kata, terutama dalam komunikasi pemasaran,
pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Untuk mencegah kesalapahaman
b) Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
c) Untuk melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
d) Agar suasana yang tepat bisa tercipta.
e) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca, (Sugono,
Dendy. 2003).
Page 23
f) Contoh kelompok kata numeralia
– Tiga belas
– Lima atau enam
g) Contoh kelompok kata introgativa
– apa dan siapa
h) Contoh kelompok kata preposisional
– bagi dia, dengan ayah
– ketika berlibur
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan
kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, serta ide yang
ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Pilihan kata adalah
Page 24
kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan
pengertiannya bisa tepat. Pengelompokkan kata adalah satuan gramatikal yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
Kriteria Unjuk Kerja 2.2 Bahasa tubuh dan ekspresi wajah dikendalikan
Manusia pada umumnya tidak hanya berkomunikasi dengan kata-kata, namun
ekspresi wajah, postur tubuh, dan pergerakan tangan juga dapat memberikan
makna tertentu kepada lawan bicara. Kesuksesan saat melakukan presentasi
misalnya, juga turut ditentukan oleh bagaimana seorang presenter dapat
menggunakan atau mengendalikan ekspresi tubuhnya. Pemahaman dan
pengendalian bahasa tubuh pada saat seseorang melakukan presentasi, sangat
terkait erat dengan kesuksesan pada komunikasi pemasaran. Beberapa tips berikut
dapat dijadikan pedoman dalam keberhasilan suatu presentasi:
1. Jaga posisi tangan di depan
Memposisikan tangan di belakang tubuh mengindikasikan kurangnya
percaya diri terhadap apa yang sedang disampaikan. Demikian juga
memasukkan tangan ke dalam saku justru akan menandakan suatu
kerendahan hati atau gugup. Posisi tangan yang baik adalah tetap di bagian
depan.
Page 25
menerus, maka hal itu menandakan bahwa Anda belum siap, gugup, dan
atau tidak professional.
6. Tersenyumlah
Audiens akan cenderung tersenyum ketika pembicaranya tersenyum. Aksi
kecil ini akan lebih memudahkan mereka untuk menerima pesan-pesan
Anda. Studi yang dilakukan di Penn State University menunjukan bahwa
ketika seseorang tersenyum, dia terlihat lebih menyenangkan dan ramah.
Selain itu, dia juga akan terlihat lebih kompeten.
Page 26
menjalankan profesinya. Sikap dasar yang harus dimiliki tergambar dalam 3
aspek, yaitu kepribadian, penampilan, dan caranya bekerja sama dengan orang
lain di lingkungannya.
1. Kepribadian
Kepribadian adalah suatu aspek kejiwaan yang dimiliki seseorang, yang memiliki
peranan sangat penting dalam kehidupannya. Kepribadian tampak dalam sikap,
perilaku, dan tutur bahasa individu tersebut. Sikap terbentuk oleh adanya
kebiasaan atau pengalaman, oleh karena itu sikap bisa diubah. Kepribadian yang
diharapkan dari seseorang yang profesional antara lain:
Sopan santun dan ramah tamah
Beberapa contoh kesan pada seseorang yang sopan dan ramah adalah:
Ketika berbicara, suaranya jelas dan memiliki irama yang menyenangkan.
Selalu tersenyum saat berbicara.
Mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemui.
Tidak memotong pembicaraan orang lain.
Tepat waktu
Tepat waktu diperlukan dalam bekerja dan memberikan pelayanan profesi
kepada orang lain. Orang yang tidak tepat waktu seringkali merugikan bagi
orang lain, terutama relasinya. Dapat dibayangkan betapa kecewanya orang
lain yang kita biarkan menunggu, karena kita datang terlambat dari waktu
yang telah dijanjikan. Padahal, bisa saja orang yang harus menunggu kita juga
memiliki keperluan lain yang tidak kalah pentingnya.
Page 27
Menjaga Perasaan orang lain dan memiliki rasa toleransi
Dalam berinteraksi secara profesional, kita wajib menjaga perasaan orang
yang bekerja sama dengan kita, dengan cara berempati kepada orang tersebut.
Mungkin ia membutuhkan bantuan dan perhatian, atau bahkan memiliki
masalah pribadi sehingga kita harus memperlakukannya dengan sebaik-
baiknya dan penuh pengertian.
Penampilan
Penampilan adalah gambaran fisik yang bisa dilihat secara fisik/kasat mata
oleh orang lain. Penampilan yang benar adalah bila ada keserasian dengan
kepribadian, serta keserasian warna dan bentuk tubuh dari orang yang
mengenakannya. Penampilan yang menunjukkan profesionalisme seseorang
bisa terlihat antara lain dari:
a) Keadaan tubuh, yaitu:
Cara berpakaian (tata busana).
Tata rias (rambut, wajah, kumis, dan sebagainya).
Kebersihan rambut, tangan, dan kaku.
Kesehatan: gigi, kulit, tubuh.
b) Kebiasaan, meliputi:
Kebiasaan merokok.
Cara bersin.
Cara membuang sampah.
Page 28
Cara duduk, berdiri, berbicara, dan berjalan.
Selain hal diatas seorang professional juga harus memperhatikan dress for
success. Kalimat tersebut kerap diterapkan oleh para ahli komunikasi negeri
ini untuk membantu klien mereka tampil lebih profesional pada momentum
tertentu. Sebagai seorang profesional, penampilan yang dimaksud di sini
adalah bahwa penampilan Anda harus mencerminkan profesi. Menjaga
penampilan bukan berarti tampil mewah dan berpakaian mahal, tetapi menjaga
agar Anda selalu terlihat profesional pada setiap kesempatan penting dalam
keseharian Anda. Berikut beberapa tips untuk dress for success:
Page 29
dalam kategori profesional yang bekerja pada perusahaan mendunia. Bagi
wanita, tergantung dari bidang pekerjaan Anda, penggunaan pemulas kuku
sebaiknya disesuaikan dengan memilih warna netral yang dapat digunakan
setiap saat pada setiap kesempatan.
c) Kenakan pakaian dalam keadaan bersih dan rapi. Pakaian yang tidak
mudah kusut akan memberikan nilai lebih bagi Anda yang aktif.
d) Pilihlah alas kaki sesuai dengan aktivitas dan profesi Anda. Pada
aspek ini, penggunaan sandal sangat mengurangi tampilan profesional.
Bagi wanita, pilihlah sepatu yang terasa nyaman tanpa harus “menyiksa”
diri. Sepatu yang bersih dan terawat dapat menunjang keseluruhan
penampilan.
Page 30
1. Benar – benar mendengarkan mereka
Seorang pelanggan yang datang pada bisnis Anda tentu menginginkan sebuah
solusi dari masalah yang mereka miliki. Ketika mereka bercerita dan
mengeluhkan sebuah masalah maka tugas Anda adalah mendengarkan mereka
dengan baik dan memperhatikan setiap detail kebutuhan mereka. Jangan
pernah sekalipun menyela ucapan mereka. Dengarkan dan perhatikan apa saja
yang mereka ingin sampaikan. Setelah Anda mendengarkan dengan baik,
Anda bisa dengan mudah menawarkan solusi kepada mereka.
Page 31
memberikan pelayanan terbaik, secara otomatis pelanggan akan mempercayai
apa yang Anda tawarkan.
Page 32
KUK 1.1 01.Yang membedakan gaya komunikasi formal dan non formal adalah
dalam hal berikut ini, kecuali :
a. Pelaku komunikasi
b. Bahasa yang digunakan
c. Sikap dalam komunikasi
d. Arah interaksi
KUK 1.1 02.“Selamat pagi Bapak/Ibu, selamat datang di toko kami. Adakah yang
bisa saya bantu ?” adalah contoh gaya komunikasi yang :
a. Standar
b. Formal
c. Non Formal
d. Tidak standar
KUK 1.2 03.Berikut ini beberapa hal terkait dengan cara berkomunikasi dengan
konsumen secara verbal, kecuali :
a.Mengatur nada suara
b.Memilih kata
c.Ekspresi wajah
d.Mengatur volume suara
KUK 1.2 04.Diantara bentuk cara komunikasi secara non-verbal adalah unsur-
unsur di bawah ini, kecuali :
a.Ekspresi wajah
b.Penggunaan logat
c.Kontak mata
d.Anggukan dan gelengan kepala
Page 33
a.Bapak/Ibu
b.Pelanggan yang terhormat
c.Anda
d.Tuan/Nyonya
KUK 2.1 07.Pemilihan kata untuk berkomunikasi dengan pelanggan akan lebih
sulit dilakukan untuk jenis usaha :
a. Tour dan travel
b. Potong rambut
c. Pasar tradisional
d. Dealer mobil
KUK 2.3 09.Dalam konteks ilmu komunikasi dengan pelanggan, tata penampilan
yang profesional sering disebut dengan :
a. Fitting
b. Grooming
c. Good looking
d. Dating
Page 34
KUK 2.3 10.Penampilan diri tenaga pelayanan pada waktu bekerja,memberikan
pelayanan kepada kolega dan pelanggan, adalah pemahaman dari
a. Fitting
b. Grooming
c. Good looking
d. Dating
KUK 2.3 11.Berikut ini adalah manfaat pentingnya tata penampilan yang
profesional, kecuali :
a. Mewakili citra perusahaan
b. Memberi kesan positif
c. Mencerminkan hasil
d. Profesional tidak hanya dr wajah namun lebih luas
KUK 2.4 12.Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan etika dalam
berkomunikasi dengan
pelanggan :
a. Diam dan menyimak
b. Tidak memotong atau meninggalkan pembicaraan
c. Tidak mendebat dan menunjukkan pemasar lebih pandai
d. Semua jawaban benar
Page 35
No.
Daftar tugas/ instruksi
KUK
1.2 Melakukan teknik dalam menghadapi pelanggan dengan gaya komunikasi
yang berbeda- beda
2.3 Melakukan tata penampilan profesional
Page 36
1. Adi, Tri. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi Offset,
2007
2. Anton. 1991, Santun Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1991
3. Dan Nimmo, Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan dan Media (Bandung:
Rosdakarya, 2005).
4. Giorgios P. Piperopoulos, Fundamental of Communication, P R and
Leadership, 1st Edition, , www.BookBoon.com , 2013
5. John Fiske, Introduction to Communication Studies, Second Edition (New
York: Routledge, 1990).
6. Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia, 1985
7. Olujimi Kayode,Marketing Communication, 1st Edition, ,
www.BookBoon.com, 2014
8. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktik (Bandung:
Rosdakarya, 1999).
9. Pien Supinah, “Wawasan komunikasi,” Diktat Mata Kuliah Ilmu Komunikasi,
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tanggal 16
Mei 2009.
10. Ponijan Liaw, Understanding Your Communication Style, Elekmedia
komputindo, Jakarta, 2005
11. Sugono, Dendy. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Moeliono, 2003
12. Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar,Jakarta: Gramedia.
2009
13. http://www.google.co.id/search?
hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+bahasa+indonesia&star=10
14. http://pride.co.id/2016/08/tips-bahasa-tubuh-saat-melakukan-presentasi/
15. http://simpulanilmu.blogspot.co.id/2016/06/sikap-dan-penampilan-
profesional.html
16. https://professionalimage.wordpress.com/tag/penampilan-profesional/
17. http://mebiso.com/cara-memberikan-pelayanan-terbaik-kepada-pelanggan/
Page 37