Anda di halaman 1dari 113

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya tingkat pertumbuhan perekonomian mengakibatkan

terjadinya peningkatan taraf hidup rakyat Dengan adanya peningkatan

tersebut maka kemampuan daya beli orang untuk membeli dan

mengkonsumsi berbagai macam produk menjadi meningkat, dan hal ini

menyebabkan makin meningkatnya perindustrian diberbagai bidang.

Kemajuan teknologi di masa kini membuat perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri motor maupun mobil semakin bersaing, Di Indonesia

terdapat beberapa perusahaan sepeda motor terkenal yang telah lama

menjadi idola masyarakat luas diantaranya Honda, Yamaha, Suzuki dan

Kawasaki.

Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis (Unit) Tahun
2017-2019
Jenis Kendaraan Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor
Bermotor Menurut Jenis (Unit)
2017 2018 2019
Mobil Penumpang 13 968 202 14 830 698 15 592 419
Mobil Bis 213 359 222 872 231 569
Mobil Barang 4 540 902 4 797 254 5 021 888
Sepeda motor 100 200 245 106 657 952 112 771 136

Jumlah 118 922 708 126 508 776 133 617 012

Sumber data : Kepolisian Republik Indonesia

Dari data tabel 1.1 diatas, Perkembangan jumlah kendaraan bermotor

di Indonesia selama tiga tahun kebelakang mengalami kenaikan. Pada tahun

2017 masyarakat mampu membeli kendaraan bermotor sejumlah 118 922 


708 unit dan naik secara siknifikan di dua tahun kemudian dengan jumlah

133 617 012 unit. Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah

perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia tiap tahunnya mengalami

kenaikan, naiknya jumlah perkembangan kendaraan bermotor ada beberapa

yang memengaruhi penjualan kendaraan, yaitu kondisi ekonomi, regulasi

dan ransangan produk.

Saat ini perkembangan teknologi yang semakin modern mendorong

manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya

pada dunia otomotif yang mengembangkan berbagai produk-produk

kendaraan bermotor untukmempermudah aktivitas manusia. Perusahaan-

perusahaan dibidang otomotif saling berlomba-lomba untuk

membuatinovasi agar kendaraan bermotor menjadi hemat bahan bakar dan

ramah lingkungan. Kendaraan bermotor yang konvensional telah berubah

menjadi sistem kontrol elektronik yang dikenal dengan Fuel injection.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dalam beberapa

masa pergantian abad sangat mempengaruhi perubahan di berbagai aspek

kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan

tersebut diantaranya adanya globalisasi. Globalisasi yang sudah berlangsung

memiliki dampak positif dan negatif bagi keberlangsungan kehidupan.

Menurut Soemardjan , pengertian globalisasi adalah sebuah proses

terbentuknya suatu sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat yang

berada di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-

kaidah tertentu yang sama. Kondisi ini akan membawa persaingan yang
semakin ketat dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah

persaingan industridi Indonesia. Tantangan utama bagi beberapa industri di

era globalisasi adalah daya saing yang mengutamakan kemampuan sumber

daya manusia (SDM).1

The Boston Consulting Group dalam laporannya yang berjudul

“Growing pains, lasting advantage: Tackling indonesia’s talent challenges”

mengemukakan bahwa negara Indonesia kekurangan sumber daya manusia

sebagai tenaga kerja yang berkualitas. BCG (2013) memprediksikan bahwa

di tahun 2020, kesenjangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja

akan semakin tinggi, yaitu mencapai 56 persen. Perusahaan-perusahaan

besar di Indonesia hanya bisa mengisi sekitar setengah kebutuhan pekerja

tingkat pemula dengan kandidat yang benar-benar berkualitas. Di tingkat

senior, dari segi jumlah, tingkat kekurangan diperkirakan akan lebih rendah

tetapibanyak kandidat kurang memiliki pengalaman global dan kemampuan

memimpin yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan. BCG menyarankan

tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk perencanaan tenaga kerja

yaitu: rekrutmen, pelatihan, pengembangan karir, manajemen kinerja, merek

perusahaan, keahlian pekerja, dan sistem meritokrasi.2

Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting

sebagai pelaku dan tujuan pembangunan nasional, tenaga kerja yang

berkualitas dapat mendorong pembangunan ekonomi suatu negara, tetapi

dinegara-negara berkembang kualitas tenaga kerja masih rendah. Rendahnya


1
Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta. (Yogyakarta: Gadja Mada
University Press.1982) hal 34
2
(http://swa.co.id/business-research/memprihatinkan-indonesia-kekurangan-sdm-
berkualitas) diakses pada sabtu, 22 Mei 2021 pukul 09:44
kualitas tenaga kerja merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu

negara, ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikaan dan tingkat

pengetahuan tenaga kerja, untuk adanya perkembangan ekonomi jelas sekali

dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill, dengan kata

lain pendidikan dan keterampilan merupakan faktor terpenting bagi

berhasilnya pembangunan ekonomi, bahkan menurut Snchumaker

pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan

faktor-faktor produksi lain.3

Dengan pendidikan dan pelatihan dapat menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas, dengan sumber daya manusia yang berkualitas

akan mengurangi masalah ketenagakerjaan, dengan berkurangnya masalah

ketenagakerjaan akan mendorong pembangunan ekonomi yang lebih baik.4

Melihat fenomena yang terjadi saat ini sumber daya manusia di Indonesia

khususnya provinsi Jawa Timur masih rendah, banyak sekali tenaga kerja di

Provinsi Jawa Timur yang tidak berkerja karena tidak sesuai bidang dan

tidak mempunyai keterampilaan khusus, sehingga di Provinsi Jawa Timur

ini masih banyak sekali pengaguran, jumlah angka pengangguran terbuka di

Provinsi Jawa Timur pun cukup tinggi salah satunya di Tulungagung.

Gambar 1.1 Tingkat Pengangguran di Tulungagung5

3
Irawan dan Suparmoko, Ekonomika Pembangunan, (Yogyakarta :BPFE ,2007) hal 101.
4
Ibid.
5
https://tulungagungkab.bps.go.id/statictable/2018/04/09/1924/tingkat-pengangguran-
terbuka-tahun-2014-2015.html akses 25/11/2019 10.27
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah pengagguran

yang baik secara sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mencari

pekerjaan yang lebih baik) mau pun secara terpaksa (mereka yang mau

bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan). 6 Departemen Tenaga kerja

sebagai institusi yang bertugas dan bertanggung jawab mengurusi masalah

ketenagakerjaan telah mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan

peningkatan keahlian dan ketrampilan tenaga kerja di Provinsi Jawa Timur,

salah satu upaya yang dilakukan oleh Departemen Tenaga kerja adalah

pembentukan Balai Latihan Kerja.Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melatih

masyarakat tenaga kerja untuk dilatih keterampilan.

Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan, pelatihan bersifat

spesifik praktis dan segera, spesifik berati pelatihan berhubungan dengan

bidang pekerjaan yang dilakukan, praktis dan segera berati yang sudah

dilatih dan dipraktikan, umumnya pelatihan dimaksudkan untuk

memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan kerja dalam waktu yang

relatif singkat, suatu pelatihan berupaya menyiapkan peserta pelatihan untuk

6
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan (Upp StimYkpn : Yogyakarta, 2015), hal. 359.
melakukan pekerjaan yang dihadapi.7 Jadi dengan adanya pelatihan yang di

berikan olehpihak BLK tersebut diharapkan pelatihan yang diberikan dapat

membantu memperbaiki ketrampilan seseorang agar untuk mendapatkan

atau menghasilakan pekerjaan yang efektif.

Balai Latihan Kerja (BLK) adalah sebuah wadah yang menampung

kegiatan pelatihan yang fungsinya untuk memberikan dan memperoleh,

meningkatkan, serta, mengembangkan, keterampilan, produktivitas, disiplin,

sikap kerja dan etos kerja yang pelaksanaannya lebih mengutamakan

praktek dari pada teori. Di Balai Latiahan Kerja ini melatih masyarakat

tenaga kerja yang putus sekolah untuk dilatih keterampilan, dengan adanya

balai latihan kerja ini diharapkan akan menciptakan masyarakat yang

terampil dan berkualitas sehingga kualitas tenaga kerja meningkat dan dapat

bersaing.

Dengan mengikuti program pelatihan kerja di BLK, maka para pencari

kerja dan pengangguran dapat meningkatkan keterampilan kerjanya sesuai

kebutuhan pasar kerja dan segera mengisi lowongan kerja yang tersedia di

perusahaan, selain itu peserta pelatihan pun dapat berwirausaha secara

mandiri.

Adanya pelatihan kerja ini ditujukan untuk mendukung visi dari UPT

Balai Latihan Kerja Tulungagung yaitu “Terciptanya tenaga kerja

profesional, inovatif dan produktif yang sesuai dengan perkembangan pasar

kerja global”.8 Untuk mewujudkan visi tersebut, UPT Balai Latihan kerja

dapat mengadakan pelatihan berbasis kompetensi dan keahlian, membuat


7
Burhanudin Yusuf, Management Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pt Raja
GrafindoPersada, 2015), hal. 141.
8
www.uptpk-tulungagung.com diakses 02/01/2020
program pelatihan dengan dunia usaha, meningkatkan kemampuan

instruktur yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan menggunakan jasa pelatihan secara profesional.

Sumber Daya Manusia atau (SDM) berperan penting dalam

penyesuaian diri dan transformasi melalui potensi yang ada pada dirinya

untuk kesejahteraan dirinya yang berkelanjutan. 9 Dalam usaha pengambilan

keputusan strategi diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas karena

seiring berjalannya perkembangan dalam bisnis didunia saat ini. Dari situasi

tersebut masyarakat perlu meningkatkan kreatifitas dan inovasi serta

mengikuti perkembangan zaman demi bersaing secara ketat. Oleh karena itu

UPT Balai Latihan Kerja akan membantu para pekerja dalam

mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja profesional, berkualitas, inovatif

dan produktif yang sesuai perkembangan pasar global.

Dalam pelaksanaan pelatihan kerja yang di lakukan oleh UPT Balai

Latihan Kerja Tulungagung akan memberikan kesempatan bagi peserta

dalam mengembangkan kemampuan sesuai dengan keahlian yang

dimilikinya. Sehingga pesrta akan lebih menguasai dan mampu bersaing

secara kompeten dengan tujuan akhir dapat mempersiapkan diri dan mutu

dalam kemandirian membuka usaha. Sebagian peserta yang mengikuti

kegiatan pelatihan adalah anak-anak muda yang sedang mencaari kerja.

Keikut sertaan mereka dalam pelatihan ini selain memperoleh ilmu dan

keahlian juga bertujuan untuk memperoleh sertifikat pelatihan yang dapat

menunjang persyaratan untuk memperoleh pekerjaan. Sedangkan sebagian

kecil diikuti oleh orang yang sudah memiliki usaha otomotif.


9
Gary Dessler, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, (Jakarta: Indeks, 2006), hal 23
Alasan mereka mengikuti pelatihan ini selain ilmu dan keahlian,

sertifikat yang diberikan BLK dapat digunakan sebagai bukti bahwa usaha

dibidang otomotifnya dikelola oleh pihak-pihak yang ahli dibidangnya.

Sehingga dapat menarik pelanggan untuk menggunakan jasanya karena

terpercaya dengan dibuktikaannya adanya sertifikat tersebut. Memang,

sertifikat yang diberikan BLK atas pelatihan sangatlah bermanfaat bagi

peserta. Namun juga harus diimbangi dengan pemberian ilmu dan

pengalaman keahlian dibidang otomotif. Hal tersebut juga masih harus

ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik dan mencukupi serta tutor

atau pelatih yang berkompeten. Agar setelah keluar dan selesai pelatihan

apa yang diperoleh peserta selama kegiatan tersebut berguna untuk peserta.

Dari paparan diatas, untuk mengikuti perkembangan perekonomian

sangat diperlukan peningkatan kualitas kerja masyarakat, perlindungan

tenaga kerja, dan pemberian motvasi yang baik sehingga pembangunan

ketenaga kerjaanpun tentunya juga ikut berkembang. Usaha yang dilakukan

dalam penigkatan kualitas kerja bisa melalui pendidikan dengan

menanamkan rasa kepercayaan dalam melakukan wirausaha. Sumber daya

manusia yang berkualitas mampu memberikan dorongan positif terhadap

peningkatan ekonomi suatu negara.

Peningkatan sumber daya manusia juga berhubungan dengan

pembagunan kompetensi yang bedaya saing yang selanjutnya dapat

digunakan untuk memperluas kesempatan kerja. Dengan adanya BLK, yang

bertugas dalam melatih dan mencetak tenaga kerja yang berkualitas yang

mampu bersaing di dunia kerja, efektif dalam peningkatan keterampilan dan


kompetensi para tenaga kerja. Seperti halnya UPT BLK Kabupaten

Tulungagung yang dikembangkan oleh pemerintah daerah Jawa Timur.

Banyak pelatihan disediakan dari tata kecantikan, memasak, manajemen

bisnis hingga bidang otomotif. Dan pada tahun 2018 saja BLK Tulungagung

telah membuka pelatihan untuk 1192 peserta.

Salah satu pelatihan yang diminati anak muda dan lulusan baru adalah

dalam bidang otomotif. Pelatihan otomotif motor merupakan pelatihan

yang banyak diminati oleh para pemuda dikarenakan perkembangan

teknologi sepeda motor yang setiap tahunnya tambah meningkat.

Tabel 1.2 Tabel Peserta Pendaftar


Pelatihan Balai Latihan Kerja Tulungagung Bidang Otomotif

TAHU J JUMLAH
N URUSAN PESERTA PESERTA /
TAHUN
2018 Mobil Disel 27 237
Meknik Yunior Mobil 105
Mekanik Yunior Sepeda Motor 73
Teknik Kendaraan Ringan 32
2019 Service Sepeda Motor Injeksi 50 246
Pemelihaan Kendaraan Ringan Sistem Injeksi 57
Teknik Kendaraan Ringan 80
Teknik Sepeda Motor 59
TOTAL 483

Pada tahun 2018 saja peserta dibidang otomotif ini sebanyak 237

dengan jurusan teknis sepeda motor, mekanik yunior mobil, teknik disel,

teknik kendaraan ringan, dan mekanik yunior sepeda motor. Hal ini terbukti

setelah lulus dari BLK, mereka bisa menciptakan pekerjaan bagi dirinya

sendiri. Jika usahanya tersebut terus berkembang, maka dia mampu

menciptakan pekerjaan bagi orang lain.

Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik dalam mengetahui

bagaimana UPT Balai latihan kerja dalam proses pelayanan yang diberikan
dalam bentuk pelatihan dan memberikan perkembangan teknologi, dalam

peningkatan kualitas agar mampu mencetak peserta didik yang mampu

bersaing di dunia kerja. Sehingga peneliti tertarik mengangkat penelitian

yang berjudul “Peranan Balai Latihan Kerja dalam Usaha

Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Bidang Otomotif di UPT Balai

Latihan Kerja Tulungagung.”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengambil

rumusan masalah dalam penelitian ini mengenai, bagaimana peran balai

latihan kerja dalam usaha meningkatkan kualitas tenaga kerja di bidang

otomotif :

1. Bagaimana peran Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan kualitas

tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung?

2. Apa kendala yang di hadapi Balai Latihan Kerja dalam

meningkatkan kualitas tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung?

3. Apa saja solusi dalam menangani kendala yang dihadapi Balai

Latihan Kerja dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di UPT

BLK Tulungagung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dibuat, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui tentang peran balai latihan kerja dalam usaha

meningkatkan kualitas tenaga kerja di bidang otomotif :


1. Untuk menjelaskan lebih dalam tentang efektivitas peran Balai

Latihan Kerja dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di UPT

BLK Tulungagung.

2. Untuk mendeskripsikan lebih dalam tentang kendala yang di hadapi

Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di

UPT BLK Tulungagung.

3. Untuk menjelaskan lebih dalam tentang solusi dalam menangani

kendala yang dihadapi Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan

kualitas tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung

D. Batasan Masalah

Batasan masalah harus dibuat karena sangat penting untuk

memberikan batasan-batasan sehingga diharapkan tidak terjadi kerancuan

dalam melakukan penelitian. Ruang lingkung penelitian ini adalah pada

bagian peningkatan kualitas tenaga kerja.Peneliti memfokuskan pada

peningkatan kualitas pelayanan dibidang otomotif dan dilaksanakan diBalai

Latihan Kerja dalam pemberdayaan masyarakat.

a. Pembatasan daerah penelitian

Daerah penelitian perlu dibatasi diharapkan agar tidak meluas

dan peluang memperoleh jawaban atas penelitian mudah didapat. Dan

daerah yang menjadi tempat penelitian tersebut adalah Balai Latihan

Kerja Tulungagung.

b. Pembatasan masalah penelitian

Dengan berbagai keterbatasan peniliti membatasi ruang lingkup

dan pembahasan penelitian.Masalah pokok yang diteliti adalah peran


Balai Latihan Kerja Tulungagug dalam upaya peningkatan kualitas

tenaga kerja khususnya pada bidang otomotif yang berada di BLK

Tulungagung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu manfaat yang bersifat teoritis dan

manfaat yang bersifat praktis :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat informasi dan

ilmu pengetahuan yang sehubungan dengan bagaimana peran Balai

Latihan Kerja Tulungagug dalam upaya peningkatan kualitas

tenaga kerja khususnya pada bidang otomotif.

2. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi

referensi bagi instansi dan kelompok yang terkait dalam hal

bagaimana peran Balai Latihan Kerja Tulungagung dalam upaya

peningkatan kualitas tenaga kerja khususnya pada bidang otomotif.

Bagi pihak-pihak yang membaca penelitian ini semoga bisa

memberikan informasi yang berguna dan sumber dari ilmu pengetahuan

yang baru mengenai gambaran Peranan Balai Latihan Kerja dalam Usaha

Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Bidang Otomotif di UPT Balai

Latihan Kerja Tulungagung.

a. Manfaat Bagi Lembaga

Semoga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam merumuskan program-program yang dapat

berperan dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan

inovatif , dan lembaga pemerintahan ataupun kedinasan dapat


menggunakan hasil penelitian sebagai tambahan pemikiran atau

reverensi mengenai bagaimana meningkatkan kualitas atau

kemampuan para pencari kerja yang ada.

b. Bagi Akademik

Setelah membaca penelitian ini diharapkan pembaca bisa

menambah ilmu dan wawasan pengetahuan terkait Peranan Balai

Latihan Kerja dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di

Bidang Otomotif di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung.

c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Untuk masa yang selanjutnya hasil penilitian ini dapat

digunakan sebagai bahan dalam penelitian yang sejenis untuk

memberikan informasi tambahan tentang Peranan Balai Latihan

Kerja dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Bidang

Otomotif di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung.

F. Penegasan Istilah

1. Konseptual

a. Balai Latihan Kerja

Balai Latihan Kerja yang selanjutnya disingkat BLK, adalah

tempat diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta


pelatihan sehingga mampu dan menguasai suatu jenis dan tingkat

kompetensi kerja tertentu untuk membekali dirinya dalam

memasuki pasar kerja dan atau usaha mandiri maupun sebagai

tempat pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.10

b. Produktivitas Kerja

Menurut Klingner dan Nanbaldian produktivitas kerja

merupakan fungsi perkalian dari usaha manusia yang didukung

dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai

(ability), yang diperoleh melalui latihan latihan, produktivitas yang

meningkat, berati performan yang baik, akan menjadi feedback

bagi usaha, atau motivasi pekerja pada tahap berikutnya.11

c. Peran

Peran adalah orang yang menjadi atau melakukan sesuatu

yang khas, atau perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan di masyarakat, jika ditunjukan pada

sebuah hal yang bersifat kolektif didalam masyarakat seperti

himpunan atau organisasi maka peran berati “perangkat tingkah

yang diharapkan dimiliki oleh organisasi yang berkedudukan

didalam sebuah masyarakat”.12

d. Tenaga Kerja

10
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan TransmigrasiRepublik Indonesia Nomor 7 Tahun
2012 Bab 1 Pasal 1.
11
Idri, Hadis Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Prendamedia Group, 2015),
hal. 319.
12
Arwani Ahmad, “Peran Balai Latihan Kerja Industri dalam Meningkatkan Kualitas
Kerja,” journal ilmu pemeritah, Vol. 2 (1), 2014, hal. 4.
Tenaga Kerja adalah Menurut UU No. 13 Tahun 2003,

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun masyarakat.13 Untuk mewujudkan

tenaga kerja yang berkulitas dan memiliki kompetensi diperlukan

suatu upaya yang nyata serta berkesinambungan baik oleh

pemerintah, masyarakat, maupun oleh swasta.

2. Operasional

Penegasan secara operasional dari skripsi ini dengan judul

“Peranan Balai Latihan Kerja dalam Usaha Meningkatkan Kualitas

Tenaga Kerja di Bidang Otomotif di UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung.” Adalah suatu penelitian untuk memperoleh data dan

keterangan mengenai peranan Balai Latihan Kerja Tulungagung dalam

usaha meningkatkan kualitas tenaga kerja khususnya di bidang otomotif

yang dipilih peneliti berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang erat

kaitannya dengan bagaimana kondisi kualitas tenaga kerja di Indonesia

yang terjun dibidang otomotif dengan teknologi yang semakin

berkembang.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam membaca, maka sistematika penulisan

skripsi ini berperan sekali, untuk itu penulis tidak menyusunnya sekaligus

melainkan pembagian demi bagian yang meliputi :

13
Ibid., hal.4
BAB I : Pendahuluan, berisi uraian mengenai Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan

Penegasan Istilah.

BAB II : Kajian Pustaka, berisi uraian Landasan Teoritis, Penelitian

Terdahulu dan Kerangka Berfikir.

BAB III : Metode Penelitian, berisi uraian Pendekatan dan Jenis

Penelitian, Lokasi Penelitian, Kehadiaran Peneliti, Data dan Sumber Data,

Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Pengecekan Keabsahan

Penelitian, Tahap Penelitian.

BAB IV : Hasil penelitian, dalam bab ini berisikan uraian dari

diskripsi data-data dan analisis data yang merupakan hasil temuan selama

penelitian.

BAB V : Pembahasan hasil penelitian, dalam bab ini berisikan

pemaparan mengenai pembahasan hasil penelitian dengan mengaitkannya

pada teori yang ada.

BAB VI : Penutup, terdiri atas kesimpulan dan saran atau

rekomendasi.

Bagian akhir terdiri dari halaman daftar pustaka, lampiran-lampiran

selama penelitian, surat pernyataan keaslian skripsi dan daftar riwayat hidup

peneliti
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Peran

Kata peran di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sesuatu

yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.14 Peran

dapat dikatakan sebagai bentuk dari perilaku seseorang dalam lingkungan

sosial yang diharapkan memberikan perubahan. Atau juga peran dapat

dirumuskan sebagai suatu perilaku yang ditimbulkan akibat kepemilikan

jabatan.

Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status).

Atau dapat disederhanakan bahwa apa yang dilakukan seseorang sebagai

pemenuhan hak dan kewajiban dapat disebut peran. Setiap orang tidak perlu

merasa bahwa dia tidak berperan apa-apa atau merasa paling berperan dalam

lingkungan masyarakat. Semua tergantung bagaimana dia dalam masyarakat

dan bagaimana masyarakat memberikan kesempatan kepada dia untuk

melakukan sesuatu. Misal ketika seseorang menduduki suatu kedudukan

atau posisi tertentu atas jabatannya maka dia memilki hak untuk melakukan

fungsi dalam jabatannya dengan melaksanakan segala hak dan

kewajibannya atas status yang dimilikinya.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran

adalah suatu perilaku atau tindakan yang diharapkan oleh sekelompok orang

14
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta,
1984, hlm. 735
dan/atau lingkungan untuk dilakukan oleh seseorang individu, kelompok,

organisasi, badan atau lembaga yang karena status atau kedudukan yang

dimiliki akan memberikan pengaruh pada sekelompok orang dan/atau

lingkungan tersebut.

Dalam peran terdapat aspek- aspek tertentu yang perlu diperhatikan.

Salah satunya aspek-aspek menurut Biddle dan Thomas membagi

peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu:15

1. Orang- orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

3. Kedudukan orang- orang dalam perilaku

4. Kaitan antara orang dan perilaku

Sedangkan orang- orang yang mengambil bagian dalam interaksi

sosial juga dapat dibagi dalam dua golongan sebagai berikut :

1. Aktor atau pelaku, yaitu orang yang sedang berprilaku menuruti

suatu peran tertentu.

2. Target (sasaran) atau orang lain, yaitu orang yang mempunyai

hubungan dengan aktor dan perilakunya. Aktor maupun target bisa

berupa individu ataupun kumpulan individu (kelompok).

Hubungan antara kelompok dengan kelompok misalnya terjadi

antara sebuah paduan suara (aktor) dan pendengar (target).

Biasanya istilah aktor diganti dengan person, ego, atau self.

15
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),
Hal. 215
Sedangkan target diganti dengan istilah alter-ego, ego, atau non-

self.16

Peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Wujud perilaku dalam

peran ini nyata dan bervariasi, berbeda- beda dari satu aktor ke aktor yang

lain. Variasi tersebut dalam teori peran dipandang normal dan tidak ada

batasnya.

Teori peran tidak cenderung mengklasifikasikan istilah-istilahnya

menurut perilaku khusus, melainkan berdasarkan klasifikasinya pada sifat

asal dari perilaku dan tujuannya (motivasinya). Sehingga, wujud perilaku

peran dapat digolongkan misalnya kedalam jenis hasil kerja, hasil sekolah,

hasil olahraga, pendisiplinan anak, pencari nafkah, pemeliharaaan

ketertiban, dan lain sebagainya.17

Peran dilihat wujudnya dari tujuan dasarnya atau hasil akhirnya,

terlepas dari cara mencapai tujuan atau hasilntersebut. Namun tidak

menutup kemungkinan adanya cara-cara tertentu dalam suatu peran yang

mendapat sanksi dari masyarakat. Suatu cara menjadi penting dalam

perwujudanperan, ketika cara itu bertentangan dengan aspek lain dari peran.

Dengan demikian, seorang aktor bebas untuk menentukan cara- caranya

sendiri selama tidak bertentangan dengan setiap aspek dari peran yang

diharapkan darinya.18

Dari pernyataan diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa teori peran

memiliki makna yaitu adalah teori yang berbicara tentang posisi dan prilaku
16
Ibid., hal. 216
17
Ibid., hal. 218- 219
18
Ibid., hal. 219
seseorang yang diharapkan dari padanya tidak berdiri sendiri, melainkan

selalu berada dalam kaitannya dengan adanya orang- orang lain yang

berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Pelaku peran menjadi sadar

akan struktur sosial yang didudukinya, oleh karena itu seorang aktor

berusaha untuk selalu nampak “mumpuni” dan dipersepsi oleh aktor lainnya

sebagai “tak menyimpang“ dari sistem harapan yang ada dalam

masyarakat.19

B. Tenaga kerja

1. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja di dalam UU 13 Tahun 2003 ialah setiap orang yang

sudah mampu melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa

utuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau masyarakat banyak.20

Menurut Payaman Simanjuntak, tenaga kerja adalah penduduk yang sedang

bekerja, mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain, seperti

bersekolah dan mengurus rumah tangga. Perbedaan pengertian antara tenaga

kerja dan bukan tenaga kerja berada pada usianya.

S.Mulyadi mengatakan bahwa tenaga kerja atau (man power) pada

dasarnya adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau dapat

dikatakan jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka,

dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.21

19
Ibid., hal.4
20
Agusmidah, Dinamika & Kajian Teori Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2010), hal. 6.
21
S.Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), hal. 59.
Dikemukakan oleh Iman Soepomo” pengertian tenaga kerja adalah

sangat luas, yaitu tiap orang yang melakukan pekerjaan, baik dalam-

hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang secara kurang tepat

oleh sementara orang disebut buruh bebas”.22

Istilah tenaga kerja menurut Irawan dan M Suparmoko adalah

penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai dengan 64 tahun.

Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja (unlabor force).

Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja dan penduduk

yang belum bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari

pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Penduduk yang bekerja adalah

mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa

untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja

penuh.23

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa tenaga

kerja pada dasarnya adalah pekerja potensial, artinya seseorang yang

memiliki potensi untuk bekerja dengan mendapatkan penghasilan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut pula dapat diketahui bahwa yang

dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki maupun wanita

yang memiliki potensi untuk melakukan suatu pekerjaan baik dalam

hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja.

22
Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja,( Jakarta: Pradnya
Paramitha, 1995), hal. 26
23
Irawan, Suparmoko. Ekonomi pembangunan, (edisi pertama.Yogyakarta:BPFE. 2001).
hal. 83
Segala tenaga kerja yang mencakup kerja manusia semua bertujuan

mencapai hasil produksi, baik berupa jasa, fisik maupun mental. Tenaga-

kerja meliputi buruh maupun manajerial. Tenaga kerja memiliki karakter

penting dibandingkan dengan faktor produksi lain adalah karena mereka itu

manusia, sehingga semua isu-isu kemanusiaan harus selalu diperhatikan.

Ada beberapa isu penting ini yang harus di perhatikan misalnya: bagaimana

hubungan antara tenaga kerja dengan faktor produksi lain, bagaimana cara

memberi ‘harga’ atas tenaga kerja, serta bagaimana cara menghargai unsur-

unsur keadilan, kejiwaan, moralitas dan unsur-unsur tenaga kerja

kemanusiaan lainnya.24

2. Klasifikasi Tenaga Kerja

Dilihat menurut jenis kelaminnya, pekerja dapat dibedakan menjadi

2 (dua), yaitu pekerja laki-laki dan pekerja perempuan. Sedangkan jika

dilihat dari tingkat usianya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pekerja anak

dan pekerja dewasa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003

memberikan batasan pengertian mengenai anak. Disebutkan dalam Pasal 1

angka 26 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan

bahwa pengertian anak adalah setiap orang yang berumur di bawah 18

(delapan belas) tahun. Dari pengertian tersebut di atas dapat dijelaskan

bahwa pengertian pekerja anak adalah setiap orang yang berusia di bawah

18 (delapan belas) tahun yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan

24
M.B. HendarieAnto,Pengantar Ekonomika Mikro Islami, (Jakarta:Ekonosia, 2003),
hal.95
dalam bentuk lain. Dilihat dari segi kemampuan yang dimiliki, maka tenaga

kerja dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Tenaga kerja terampil (Skilled Labour).

Yaitu tenaga kerja yang memiliki bekal ketrampilan yang diperoleh

baik dari lembaga formal seperti sekolah-sekolah maupun lembaga

informal seperti tempat-tempat kursus.

b. Tenaga kerja tidak terampil (Unskilled Labour).

Yaitu tenaga kerja yang tidak dibekali atau tidak memiliki

ketrampilan khusus yang menunjang pekerjaan.25

3. Tenaga Kerja Perspektif Islam

Menurut perspektif Islam mengenai tenaga kerja atau Sumber daya

manusia sering disebut sumber daya insani (SDI). Sumber daya insani

adalah segenap kemampuan pada diri manusia dan mampu menggunakan

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut.26

Allah SWT menciptakan bumi seisinya khususnya manusia dengan

maksud agar memakmurkan bumi dengan memanfaatkan sumberdaya alam

dibumi dan menjadi tenaga-tenaga yang bertugas mengolah dan

memproduksi hasil-hasil bumi sehingga tercapainya kesejahteraan hidup.

Allah berfirman dalam QS. Hud ayat 61 :27

‫ال يَا َق ْوِم ا ْعبُ ُدوا اللَّهَ َما لَ ُك ْم ِم ْن إِ ٰلَ ٍه غَْي ُرهُ ۖ ُه َو أَنْ َشأَ ُك ْم‬
َ َ‫صالِ ًحا ۚ ق‬ ُ ‫ود أَ َخ‬
َ ‫اه ْم‬ ٰ ‫َوإِل‬
َ ‫َى ثَ ُم‬
ِ ِ ِ َ‫ض واسَتعمر ُكم فِيها ف‬ ِ
‫يب‬
ٌ ‫يب ُمج‬ ٌ ‫اسَت ْغف ُروهُ ثُ َّم تُوبُوا إِل َْيه ۚ إِ َّن َربِّي قَ ِر‬ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ ِ ‫م َن اأْل َْر‬
25
Irawan, Suparmoko. Ekonomi pembangunan,..., hal. 88
26
Rudy haryanto, “Urgensi Sumber Daya Insani DalamMembentuk Budaya Kerja Islami”
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam STAIN PamekasanVol. 4 No. 1 (2012), hal. 177
27
Al-Quran dan terjemahan QS. Hud ayat 61
Artinya : “dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh.
Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
bagimu Tuhan sel ain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-
Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Menurut ayat diatas, yang menjadi inti dari faktor produksi terdapat

dalam kata wasata’marakum yang berati kamu pemakmurnya. Secara

eksplisit, ayat tersebut menjelaskan bahwa sumber daya manusia merupakan

faktor yang menjadi subyek (pelaku) yang bertugas sebagai penentu

keberhasilan dalam sebuah kegiatan.

C. Kualitas Tenaga Kerja

Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan ditegaskan bahwa pembangunan ketenagakerjaan sebagai

bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945

dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya

dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan

harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat

sejahtera, adil, makmur, dan merata baik materiil, maupun spiritual.

Untuk mewujudkan tenaga kerja yang berkulitas dan memiliki

kompetensi diperlukan suatu upaya yang nyata serta berkesinambungan baik

oleh pemerintah, masyarakat, maupun oleh swasta. Balai Latihan Kerja

Industri Wilayah Tulungagung sebagai bagian dari Dinas Tenaga Kerja


Propinsi Jawa Timur memiliki peran untuk meningkatkan kemampuan serta

keterampilan tenaga kerja Tulungagung melalui program pelatihan yang

ditawarkan.

Produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh kompetensi kerja yang

dimiliki dan dikembangkan oleh para anggotanya karena hal tersebut dapat

dibutuhan dalam segala situasi. Dengan tujuan memperoleh hasil yang

diharapkan maka dalam menjalankan tugas dilakukan dengan sebaik

mungkin. Maka dari itu diperlukan tutor atau instruktur dalam organisasi

yang berkompeten agar dengan kompetensi yang dia miliki dapat

didayagunakan untuk kemajuan organisasi dalam usaha mencapai tujuan

organisasi bersama.

Melalui pendidikan formal ataupun nonformal seseorang akan mampu

melakukan tindakan apabila seseorang tersebut memiliki kemampuan dan

ketrampilan serta dengan pengetahuan yang baik. Pengetahuan dan

keterampilan merupakan pencerminan dari kemampuan yang diperoleh dari

pendidikan formal, dan non formal yang dapat menunjang peningkatan

kecakapan. Jadi dengan adanya pendidikan formal ataupun non formal

sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang akan terbentuknya dan

bertambahnya ilmu pengetahuan yang lebih optimal dan tepat.

Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia, kualitas

sumber daya manusia mengacu pada28 :

28
Matutina, Manajemen Sumber daya Manusia, cetakan kedua, ( Jakarta : Gramedia
Widia Sarana Indonesia, 2001), hal.205
1. Pengetahuan (Knowledge) yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan

yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya fikir serta

penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan.

2. Keterampilan (Skill), kemampuan dan penguasaan teknis operasional

di bidang tertentu yang dimiliki karyawan.

3. Kemampuan (Abilities) yaitu yang terbentuk dari sejumlah

kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup

loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.

Kualitas kerja adalah suatu standar fisik yang diukur karena hasil kerja

yang dilakukan atau dilaksanakan karyawan atas tugas-tugasnya tesebut.

Jadi inti dari kualitas kerja itu sendiri adalah suatu hasil yang dapat diukur

dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber

daya manusia atau sumber daya lainnya, dalam pencapaian tujuan atau

sasarannya perusahaan bisa mengoptimalkan dengan baik dan berdaya guna

yang jelas dan tepat.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau

organisasi yaitu dengan memberikan pelatihan atau training, yaitu bertujuan

memberikan insentive atau bonus dan mengaplikasikan atau menerapkan

teknologi tersebut yang dapat membantu atau dimanfaatkan kegunaan nya

untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja agar lebih optimal.

D. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan
Pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelatihan berasal

dari kata dasar Latih yang berarti belajar dan membiasakan diri agar mampu

(dapat) melakukan sesuatu.29 Kata pelatihan merupakan kata yang mendapat

awalan pe- dan akhiran -an yang dalam Bahasa Indonesia berarti proses,

cara, perbuatan melatih, kegiatan atau pekerjaan melatih. 30 Pelatihan adalah

kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengubah tingkah laku

pegawai untuk mencapai tujuan organisasi yang di capai. Perlu diperhatikan

pelatihan sangat berkatian dengan kemampuan dan keahlian seseorang

tenaga kerja untuk melakukan suatupekerjaan saat ini. Untuk mencapai

keahliah dan ketrampilan dalam melakukan pekerjaan perlu adanya

pelatihan.

Pelatihan dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar dengan

menggunakan cara atau metode tertentu secara konsepsional yang dapat

dikatakan untuk membantu melatih ketrampilan dan meningkatkan

kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Tenaga kerja perlu

dilakukan peningkatan dalam bekerjanya secara sistematik dan terarah pada

suatu organisasi yang efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya

dirasakan perlu untuk dapat ditingkatkan secara terarah dan pragmatik.

Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kemampuan

tanggungjawab pekerja. Salah satu bentuk usaha yang dilakukan perusahaan

organisasi dalam meningkatkan kualitas kerja anggotanya agar mereka dapat

29
https://kbbi.web.id/latih, diakses pada tanggal 4 Desember 2020
30
Bernardin And Russell, 1998, Human Resource Management, Second Edition,
(Singapore: McGraw-Hill Book Co, 1998), hlm. 172.
bekerja dengan baik dan berkualitas tentunya. Pelatihan dikatakan berhasil

jika dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan yaitu kebutuhan

pengetahuan, keterampilan, keahlian dan sikap masing-masing.

Istilah “pelatihan” sering merujuk kepada cara untuk memperoleh

pengetahuan dan keahlian-keahlian sebagai sebuah hasil dari pembelajaran

mengenai kejuruan atau keahlian-keahlian praktis dan pengetahuan yang

berhubungan kepada kompetensi-kompetensi spesifik yang berguna.

Pelatihan adalah sebuah konsep manajemen sumber daya manusia yang

sempit yang melibatkan aktivitas-aktivitas pemberian instruksi-instruksi

khusus yang direncanakan (seperti pelatihan terhadap prosedur-prosedur

operasi pelatihan yang spesifik) atau pelatihan keahlian ( misalnya pelatihan

yang berhubungan dengan tugas, program-program pengenalan pekerjaan).31

Menurut Jusmaliani, pelatihan adalah proses melatih karyawan baru

atau karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan

dasar yang diperlukanya untuk melaksanakan pekerjaan.32 Hal ini dilakukan

agar karyawan tersebut mengetahui dasar-dasar dari apa yang sekarang dia

tempati atau mengetahui apa yang perlu dilakukan di posisinya saat ini.

Menurut Wilson Bangun pelatihan sendiri adalah proses untuk

mempertahankan atau memperbaiki ketrampilan karyawan untuk

menghasilkan pekerjaan yang efektif.33 Efektif berarti cepat dan tepat dalam

31
Chris Rowley, Manajemen Sumber DayaManusia,(Jakarta:RajawaliPers,2012),hal. 436
32
Jusmaliani. M.E, Pengelolaan Sumber Daya Insani, (Surakarta :BumiAksara, 2011)
hal. 99
33
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga,2012), hal. 201
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Melalui pelatihan seorang

karyawan diharapkan mampu dengan cepat melakukan pekerjaanya dan

sesuai dengan yang diharapkan. Pekerjaan yang dilakukan secara efektif

tentunya akan menguntungkan bagi karyawan yaitu dapat menambah nilai

kerja dan kemungkinan kenaikan jabatan. Dan untuk perusahaan itu sendiri

banyak keuntungan dapat diperoleh dari karyawan yang terampil dalam

bekerja.

Menurut Simamora mengatakan bahwa pelatihan (training)

merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian,

konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan.34

Sedangkan menurut Wursanto, latihan adalah suatu proses mengembangkan

pegawai baik dalam bidang kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, keahlian

maupun sikap dan tingkah laku pegawai.35

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Menurut Pasal 9 Undang-undang Ketenagakerjaan Tahun 2003,

pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,

meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan

kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Tujuan-tujuan pelatihan pada

intinya dapat dikelompokan ke dalam lima bidang yaitu:

a. Memperbaiki kinerja.

34
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : BPFE, 1997), hal
342
35
Wursanto, Manajemen Kepegawaian, (Jakarta :Kanisius, 1992), hal. 59
Karyawan-karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena

kekurangan ketrampilan merupakan calon utama pelatihan.

b. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan

teknologi. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa

karyawan dapat mengaplikasikan teknologi baru secara efektif.

c. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar agar

kompeten dalam pekerjaan. Seseorang karyawan baru sering tidak

menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk

menjadi “job competent”, yaitu mampu mencapai output dan

standar mutu yang diharapkan.

d. Membantu memecahkan masalah operasional.

Para manajer harus mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan

dan kelimpahan sumber daya seperti kelangkaan sumber daya

financial dan sumber daya teknologis manusia, dan kelimpahan

masalah keuangan, manusia dan teknologis.

Menurut Jusmaliani ada dua pihak yang memperoleh manfaat dari

pelatihan :

a. Perusahaan

Pelatihan yang dilakukan terhadap karyawan bermanfaat

untuk meningkatkan laba dan produktifitas perusahaan, untuk

meningkatkan penegtahuan tantang pekerjaan dan kemampuan

pada semua tingkatan. Karyawan yang terrlatih akan dapat

membantu dalam pemecahan masalah danpengambilan keputusan


disamping karyawan tadi juga akan paham tentang kondisi dan

tujuan perusahaan.

b. Individu Karyawan

Manfaat yang diperoleh individu adalah meningkatkan

percaya diri dan keinginan untuk maju, memudahkan mendapatkan

promosi dan mutasi, meningkatkan tanggung jawab. Selain itu

membantu pula dalam menghadapi stres tekanan, frustasi, dan

konflik.

Selain dua hal di atas, dari aspek hubungan antar-manusia, komunkasi

antar-individu dan antara individu dengan kelompok akan berlangsung lebih

efektif. Kondisi untuk belajar, bersaing, dan koordinasi untuk meningkatkan

diri akan tercipta serta kondisi kerja akan lebih baik. Lebih dari semuanya

ini, pelatihan akan mrnimbulkan rasa kebersamaan yang dimulai dari tempat

pelatihan.36

Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan

efesiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata dari program pelatihan adalah :

1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.

2) Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar

mencapai standar-standar kinerja yang dapat diterima.

3) Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih

menguntungkan.

4) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya

manusia.
36
Jusmaliani, Op, cit., hal. 104-105
5) Membantu karyawan dalam peningkatan dan

pengembangan pribadi mereka.37

Manfaat diatas membantu baik individu maupun organisasi orang-

orang yang mengikuti pelatihan. Program pelatihan yang efektif adalah

bantuan yang berharga dalam perencanaan karir atau planing dan sering

dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila

produktivitas anjlok ketika ketidakhadiran dan putaran karyawan tinggi

serta manakala kalangan karyawan menyatakan ketidak puasanya, bahwa

manajer yang berpikir bahwa solusinya adalah program pelatihan diseluruh

perusahaan yang bertujuan untuk pengoptimalan produktivitas.

3. Komponen Pelatihan

Pelatihan yang dibuat oleh suatu perusahaan pasti memiliki

komponen, diantaranya adalah :

a. Tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur. Pelatihan

merupakan cara yang digunakan oleh setiap perusahaan dalam

mengembangkan skill dan knowledge bagi karyawanya.

b. Para pelatih (trainers) harus ahlinya yang berkualifikasi memadai.

artinya disini yaitu sudah professional, karena itu sudah menjadi

keharusan.

c. Materi pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak

dicapai. Setiap pelaksanaan yang dilaksanakan memiliki beragam

materi yang tersaji sesuai dengan kebutuhan. Model pelatihan yang


37
Henry Simamora, op, cit., hal. 349
diprioritaskan oleh perusahaan bagi pekerjanya, harus disesuaikan

dengan tujuan akhir dari pelatihan tersebut. Sehingga pelaksanaan

yang dilaksanakan akan efisien dan efektif.

d. Metode pelatihan harus sesuai dengan kemampuan pekerja yang

menjadi peserta. Setiap pekerja meiliki kekuatan danm kelemahan,

hal ini adalah manusiawi mengingat manusia tidak ada yang

sempurna. sehingga perusahaan harus pintar menyeleksi dan

memonitormengenai metode-metode apa yang sesuai dengan tingkat

kemampuan kerja.

e. Peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.38

4. Jenis-jenis Pelatihan

Jenis-jenis pelatihan yang dapat digunakan di dalam organisasi adalah:

a. Pelatihan Keahlian

Pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang relatif

sederhana,kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui

penilaian yang jeli dan didasarkan pada sasaran-sasaran yang

diidentifikasi dalam tahap penilaian.

b. Pelatihan Ulang

Pelatihan ulang adalah subset pelatihan keahlian. Pelatihan

ulang bertujuan memberikan kepada para karyawan keahlian yang

mereka butuhkan untuk mengejar tuntutan-tuntutan yang berubah

dari pekerjaan karyawan.

c. Pelatihan Fungsional Silang


38
Henry Simamora, op, cit., hal. 51
Pelatihan fungsional silang melibatkan pelatihan karyawan untuk

melakukan operasi dalam bidang-bidang lainnya selain dari

pekerjaan yang ditugaskan.

d. Pelatihan Tim

Terdapat dua prinsip mengenai komposisi tim : a. Keseluruhan

kinerja sebuah tim sangat tergantung pada keahlian individu

anggotanya. b. Manajer dalam kelompok kerja yang efektif

cenderung memantau kinerja anggota timnya secara teratur dan

mereka memberikan umpan balik yang sering terhadapnya.

e. Pelatihan Kreativitas

Pelatihan kreativitas adalah didasarkan pada asumsi bahwa

kreativitas dapat dipelajari. Terhadap beberapa cara untuk

mengajarkan kreativitas yang semuanya berusaha membantu orang-

orang memecahkan masalah dengan kiat-kiat baru.

5. Pelatihan dalam Perspektif Islam

Pelatihan adalah hal yang sangat penting bagi manusia untuk dapat

mengembangkan diri menjadi lebih baik. Terdapat ayat al-Qur‟an yang

menunjukan arti penting dari pelatihan yaitu QS. Az-Zumar: 9:

ۗ ‫اج ًدا َوقَائِ ًما يَ ْح َذ ُر اآْل ِخ َرةَ َو َي ْر ُجو َر ْح َمةَ َربِِّه‬


ِ ‫ت آنَاء اللَّْي ِل س‬
َ
ِ
َ ٌ ‫أ ََّم ْن ُه َو قَان‬
ِ َ‫ين اَل َي ْعلَ ُمو َن ۗ إِنَّ َما َيتَ َذ َّكر أُولُو اأْل َلْب‬ ِ َّ ِ َّ
‫اب‬ ُ َ ‫قُ ْل َه ْل يَ ْستَ ِوي الذ‬
َ ‫ين َي ْعلَ ُمو َن َوالذ‬
Artinya: “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat tuhanya? Katakanlah: “Adakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak menegtahui?”
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran”.39

Pelatihan membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan

praktis dan penerapannya, guna meningkatkan ketrampilan, kecakapan, dan

sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Seperti sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Qashas ayat

26, yang artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),karena Sesungguhnya

orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah

orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (Departemen Agama RI, Al-Qur’an

QS. Al-Qashas ayat 26)

Berkaitan dengan ayat diatas jelas bahwasannya seorang karyawan

dipilih berdasarkan kekuatan mental dan fisik dalam menghadapi tugas

pekerjaan yang dibebankan kepadanya serta dapat dipercaya. Kekuatan yang

seperti itu dapat dihasilkan melalui pelatihan yang secara teratur diberikan

kepada karyawan guna memperbaiki kinerjanya. Permitasari (2012) yang

dikutip dari jurnal JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 mengatakan pelatihan

yang efektif secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan proses

kerja yang luar biasa pesatnya.40

E. Bidang Otomotif di Balai Latihan Kerja

39
Al-Quran dan terjemahan Az-zumar ayat 9

40
Azizah Nur Rahmayani, Pengaruh Pelatihan Sumber Daya Insani Terhadap Kinerja
Karyawan Bmt-Ugt Sidogiri Di Surabaya Dan Sidoarjo, JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014, E-
Journey Universitas Airlangga, diakses pada 01 februari 2021 : 20.37
Berdasarkan Permen PAN No. PER/18/M.PAN/11/2008 Bab I Pasal 1

nomor 3, Unit Pelaksana Teknis, yang selanjutnya disebut UPT adalah

organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis

operasional tertentu dan atau tugas teknis penunjang tertentu dari organisasi

induknya. Sebagai organisasi yang bersifat mandiri, sebuah Unit Pelaksana

Teknis diberikan kewenangan mengelola kepegawaian, keuangan dan

perlengkapan sendiri dan biasanya tempat kedudukannya terpisah dari

organisasi induk. Organisasi induk sendiri merupakan unit organisasi pada

Kementrian atau LPNK yang membawahkan UPT yang bersangkutan.

Sedang UPT Pelatihan Kerja merupakan unit organisasi bawahan milik

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk).41

BLK Tulungagung merupakan Unit Pelaksana Teknis sebagai salah

satu pusat pelatihan yang didirikan pemerintah. Visi dari UPT Pelatihan

Kerja Tulungagung adalah terciptanya tenaga kerja yang kompeten dan

produktif dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja, serta mendorong

pertumbuhan usaha kecil dan menengah.

UPT mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dan

atau kegiatan teknis penunjang serta urusan Pemerintah yang bersifat

pelaksanaan dari organisasi induknya yang pada prinsipnya tidak bersifat

pembinaan serta tidak berkaitan langsung dengan perumusan dan penetapan

kebijakan publik.42

41
Sudradjad, Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui
Kewirausahaan, (Jakarta 2012), hlm 20
42
Nasional.kompas.com/read/2016/03/14/14140021/nasionalisme.dan.aktor.baru.di.era.M
EA diakses padatanggal 09/09/2017
Kegiatan teknis operasional adalah kegiatan teknis tertentu yang

berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Kegiatan teknis penunjang

adalah kegiatan teknis tertentu dalam rangka mendukung tugas operasional

organisasi induknya. Sebagai unit organisasi bawahan dari

Disnakertransduk, UPT Pelatihan Kerja memiliki tugas dan fungsi sebagai

berikut :

UPT Pelatihan Kerja mempunyai tugas: melaksanakan sebagian tugas

Dinas dalam pelatihan keterampilan, pengetahuan, dan ketatausahaan serta

pelayanan masyarakat. Fungsinya adalah :

1. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta kerja

sama pelatihan

2. Pelayanan dan penyebarluasan informasi bidang pelatihan

3. Penyiapan metode, kurikulum, jadwal dan alat peraga pelatihan\

4. Pelaksanaan pemasaran program pelatihan hasil produksi dan jasa

5. Pelaksanaan pelatihan dan uji keterampilan atau kompetensi dan

sertifikasi tenaga kerja bekerjasama dengan lembaga sertifikasi

profesi daerah

6. Pendayagunaan fasilitas pelatihan

7. Pelaksanaan ketatausahaan dan pelayanan masyarakat

8. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

UPT Pelatihan Kerja Tulungagung yang mempunyai peran untuk

meningkatkan tenaga kerja di Tulungagung dan sekitarnya, menurut

Undang-undang Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja


adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik dalam maupun

di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.43

Peran dalam peningkatan kualitas tenaga kerja tersebut salah satunya

ialah dalam bidang otomotif. Otomotif itu sendiri adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari tentang mesin kendaraan bermotor seperti mobil dan

motor. Otomotif memiliki berbagai cabang ilmu yang lebih spesifik

mengenai bagian sistem yang terdapat pada kendaraan bermotor.44

Pelatihan dalam bidang otomotif merupakan bagian dari proses

pendidikan. Dalam pelatihan terdapat proses pembelajaran yang

dilaksanakan dalam jangka pendek yaitu sekitar satu sampai tiga bulan

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan teknik perakitan

serta perbaikan dalam bidang otomotif. Pembelajaran ini dilakukan hingga

individu yang mengikuti pelatihan mampu meningkatkan kompetensi

dibidang tersebut.

Beberapa kondisi yang perlu ada mengenai program pelatihan

keterampilan otomotif di BLK Tulungagung adalah bahwa perencanaan

pelatihan keterampilan otomotif disusun sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

43
www.materibelajar.id/2015/12/materi-ekonomi-teori-tenaga-kerja.html?m diakses pada
20/05/2021 pukul 14.06
44
(http://industrikerja.blogspot.com/2013/01/pengertian-otomotif.html).
Untuk menciptakan masyarakat belajar yang memiliki pengetahuan,

keterampilan dan sikap kewirausahaan yang mampu meningkatkan

kesempatan kerja dan pendapatan kehidupannya maka pelatihan otomotif di

UPT Balai Latihan Kerja harus cepat dan tepat dilakukan. Hal tersebut

dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkan budaya belajar.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka pelatihan di UPT Balai

Latihan Kerja maka perlu diciptakan kondisi pelatihan yang memungkinkan

untuk siswa pelatihan untuk belajar dapat belajar secara optimal dan

instruktur lebih semangat untuk memberikan materi pelatihan. Dalam

pelatihan yang di laksanakan oleh Balai Latihan Kerja di bidang otomotif di

Tulungagung perlu melibatkan beberapa komponen pelatihan sebagai

berikut.

1. Masukan sarana (instrumental input)

Masukan sarana yang meliputi keseluruhan sumber dan fasilitas

yang memungkinan bagi seseorang atau kelompok dapat melakukan

kegiatan belajar. Masukan sarana yang terlibat dalam proses

pelatihan otomotif di UPT Balai Latihan Kerja

a. Kurikulum yang berisi materi pelatihan otomotif yang

bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan

keterampilan di bidang motor bensin, suspensi, kelistrikan,

dan keselamatan kerja, dan memberi kemampuan

kewirausahaan seperti sikap percaya diri, berorientasi pada

tugas dan hasil, berani dan mampu mengambil resiko, sikap


kepepimpinan, keorisinilan, serta berorientasi ke masa

depan untuk memasuki dunia kerja atau berusaha secara

mandiri membuka lapangan kerja.

b. Teknik pelatihan yang digunakan dalam pelatihan

keterampilan hidup (life skills) montir otomotif, antara lain

ceramah, tanya jawab, demontrasi, penugasan (drill), kerja

kelompok, dan praktik lapangan. Media yang digunakan

adalah buku-buku sumber otomotif, OHP, gambar dan alat

peraga.

2. Pengaruh atau dampak (impact)

Jadi pengaruh atau dampak yang menyangkut hasil yang telah

dicapai oleh siswa yang mengikuti pelatihan diharapkan setelah

mengikuti pelatihan otomotif di UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung. Dampak yang diharapkan setelah siswa belajar

mengikuti proses pelatihan otomotif di UPT Balai Latihan Kerja ini

adalah:

a. Perubahan taraf hidup yang ditandai dengan perolehan

kesempatan pekerjaan atau berwirausaha di bidang

otomotif sebagai montir, perolehan atau peningkatan

pendapatan, kesehatan, dan penampilan diri, dan

b. kegiatan membelajarkan orang lain atau mengikutsertakan

orang lain dalam memanfaatkan hasil yang telah dimiliki.

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini merupakan bagian penting dalam

melaksanakan penelitian. Tinjauan pustaka ini dapat membantu peneliti

dalam penyusunan karya ilmiah. Tinjauan Pustaka merupakan upaya

peneliti untuk meninjau kembali penelitian-penelitian yang terdahulu atau

yang sudah diteliti untuk menghindari plagiasi. Sehubungan dengan hal

tersebut peneliti mengambil beberapa judul penelitian yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Dalam penelitian pertama yang dilakukan oleh Hidayat45 yang

berjudul “Pelatihan Keterampilan Otomotif Untuk Meningkatkan

Kesempatan Kerja Di Balai Latihan Kerja Kabupaten Karawang” Volume

1 No 1 (2017). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan

pelatihan keterampilan otomotif dimulai melalui tahap perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian. Adapun persamaan darPelatihan keterampilan

otomotif itu sendiri merupakan proses transformasi pengetahuan, sikap dan

keterampilan otomotif terhadap warga belajar. Dampak pelatihan

keterampilan otomotif menunjukkan terbukanya kesempatan kerja bagi

warga belajar di perusahaan otomotif. Adapun persamaan dari penelitian ini

ialah pada aspek pengetahuan dan ketrampilan otomotif. Sedangkan

pebedaannya yaitu pada letak lokasinya penelitian yang di angkat oleh

Hidayat yaitu di kabupaten karawang sedangkan si penulis di Kab.

Tulungagung.

45
Dayat Hidayat, Pelatihan Keterampilan Otomotif Untuk Meningkatkan Kesempatan
Kerja Di Balai Latihan Kerja Kabupaten Karawang, Journal of Nonformal Education and
Community Empowerment,Volume 1 (1): 55-63, Juni 2017
Penelitian terdahulu selanjutnya milik Arwani46 yang berjudul “Balai

Latihan Kerja Industri Studi Tentang Peran Balai Latihan Kerja Industri

Samarinda Dalam Meningkatkan Kualitas Peserta Pelatihan Kerja

Industri” Volume 02 No 01 tahun 2014. Hasil dari isi penelitian ini bahwa

peran BLKI Samarinda dalam meningkatkan kualitas peserta pelatihan kerja

industri melalui kegiatan Pelatihan, Sertifikasi dan Penempatan Kerja telah

berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun persamaan dari penelitian saya meningkatkan kualitas peerta

pelatihan kerja industri melalui kegiatan pelatihan, sertifikasi dan

penempatan, sedangkan yang menjadi perbedaannya yaitu dalam metode

pengumpulan datanya menggunakan campuran (mixing methods) kualitatif

dan kuantitatif.

Penelitian ketiga dari Maesyarah47 “Analisis Efektivitas Peran Balai

Latihan Kerja (BLK) Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Menurut

Prespektif Ekonomi Islam “tahun 2018. Kesimpulan penelitan ini bertujuan

meningkatkan kualitas dari UPTD BLK Kalianda, tetapi dilihat dari peran

UPTD BLK Kalianda dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja belum

sepenuhnya berjalan efektif hal ini dapat dilihat dari dari empat peran UPTD

BLK Kalianda yaitu hanya satu yang berjalan efektif dariketiga peran

UPTD BLK Kalianda yang lainnya belum sepenuhnya berjalan efektif,

46
Arwani, Balai Latihan Kerja Industri Studi Tentang Peran Balai Latihan Kerja
Industri Samarinda Dalam Meningkatkan Kualitas Peserta Pelatihan Kerja Industri, eJournal
Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (1): 2074-2085
47
Maesyarah Analisis Efektivitas Peran Balai Latihan Kerja (BLK) Dalam Meningkatkan
Kualitas Tenaga Kerja Menurut Prespektif Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 1439 H / 2018
adapun persamaan dari penelitian saya yaitu membangun karakter dan

meningkatkan kualitas tenaga kerja, adapun perbedaannya yaitu pada letak

lokasinya penelitian yang di angkat oleh Maesyarah yaitu di kalianda

sedangkan si penulis di Kab. Tulungagung.

Penelitian terdahulu selanjutnya milik Gumilar48 yang berjudul

“Peran Balai Latihan Kerja (Blk) Kabupaten Magelang Dalam

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)”. Volume 02 No 02

Data Kantor BLK Kab Magelang Tahun 2013. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan sudah berjalan baik

sebagaimana mestinya. Namun, secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan

pelatihan mengalami beberapa hambatan yaitu hambatan terkait kondisi

sarana prasarana yang kurang memenuhi kebutuhan jurusan pelatihan dan

juga hambatan mengenai jumlah instruktur yang tidak sesuai dengan jumlah

jurusan pelatihan yang ada. Terkait kerjasama yang dilaksanakan yaitu lebih

kepada kerjasama pelatihan bukan kerjasama penempatan tenaga kerja.

Adapun persamaan dari penelitian saya yaitu menigkatkan kualitas peserta

pelatihan kerja industri melalui kegiatan pelatihan, perbedaan dai penelitian

ini fokus kerjasama pelatihan bukan kerjasama penempatan tenaga kerja.

Penelitian terdahulu yang kelima dilakukan oleh Febrina49 “Peran

Balai Latihan Kerja Dan Pengembangan Produktvitas (BLKPP) DIY”.

48
Pramusiska Gumilar, Peran Balai Latihan Kerja (Blk) Kabupaten Magelang Dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), (Ilmu Pemerintahan Fisip Undip
Semarang)
49
Artha Febrina, Peran Balai Latihan Kerja Dan Pengembangan Produktvitas (BLKPP)
DIY Dalam Pemberian Pelatihan Keterampilan Kerajinan,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ,
2016
Tahun 2016. Skripsi S1 Ilmu Pembangunan Sosial Dan Kesejahteraan

(Sosiatri) Dalam Pemberian Pelatihan Keterampilan Kerajinan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa peran Balai Latihan Kerja dan

Pengembangan Produktivitas (BLKPP) dapat membantu dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat tentang pelatihan ketrampilan menjahit, membordir

dan kecantikan. Tujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Balai

Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas (BLKPP) dapat membantu

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Adapun persaman dari penelitian

saya mengangkat nilai karakter kualitas ketrampilan, adapun perbedaannya

penelitian ini fokus menciptakan kemandirian bagi peserta didik dengan

melatih ketrampilan yang dimiliki.

Keenam, Penelitian yang dilakukan oleh Hanrahmawan50 yang

berjudul “Revitalisasi Manajemen Pelatihan Tenaga Kerja (Studi Kasus

Pada Balai Latihan Kerja Industri Makassar)” Jurnal Administrasi Publik,

Volume 1 No. 1 Thn. 2010. Penelitian ini dilakukan pada Balai Latihan

Kerja Industri (BLKI) Makassar. Fokus penelitian ini adalah manajemen

pelatihan pada BLKI Makassar dalam mendukung penyerapan tenaga kerja

di Kota Makassar. Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan program

pelatihan pada BLKI Makassar yang berfokus pada kerjasama pelatihan

secara internal dan kerjasama eksternal dengan perusahaan kurang

berkembang bahkan kerjasama program pemagangan berjenjang, adapun

persamaan dari penelitian saya fokus penelitian pada manajemen pelatihan


50
Fitroh Hanrahmawan, Revitalisasi Manajemen Pelatihan Tenaga Kerja (Studi Kasus
Pada Balai Latihan Kerja Industri Makassar)” Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn.
2010.
penyerapan tenaga kerja, adapun perbedaannya jenis penelitian kuantitatif

studi kasus.

Ketujuh, Penelitian terdahulu dari Satria51 dengan judul “Gambaran

Pelatihan Keterampilan Otomotif Di Balai Latihan Kerja Industri (Blki),

Kota Padang” Jurnal Spektrum Pls Vol. Iii, No.1, Maret thn 2015 Dari

hasil penelitian didapatkan bahwa: materi pembelajaran keterampilan

otomotif dikategorikan sangat baik, penggunaan metode pembelajaran

keterampilan otomotif dikategorikan sangat bai, pelaksanaan pembelajaran

keterampilan otomotif ditinjau dari sumber belajar, dikategorikan sangat

baik. Pembelajaran sarana dan prasarana dikategorikan sangat baik, evaluasi

pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Adapun persamaan dari

penelitian ini meneliti tentang pola-pola penerapan pembelajaran

keterampilan otomotif, adapun perbedaannya penelitian ini dilakukan

dengan teknik cluster random sampling.

Kedelapan, Penelitian yang dilakukan oleh Darma52 yang berjudul

“Pelaksanaan Program Kerja Balai Latihan Kerja Dalam Meningkatkan

Kemampuan Sumber Daya Manusia Di Provinsi Kepulauan Riau BLK

Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil

kesimpulan bahwa Pelaksanaan Program Kerja Balai Latihan Kerja Dalam

Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia Di Provinsi Kepulauan

51
Bobby Satria, Gambaran Pelatihan Keterampilan Otomotif Di Balai Latihan Kerja
Industri (BLKI), Kota Padang” Jurnal Spektrum Pls Vol. III, No.1, Maret Tahun 2015 diakses di
http://ejournal.unp.ac.id Pada tanggal 24 Mei 2021
52
Said Arius Darma, “Pelaksanaan Program Kerja Balai Latihan Kerja Dalam
Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia Di Provinsi Kepulauan Riau BLK Provinsi
Kepulauan Riau, diakses di http://repository.umrah.ac.id/id/eprint/751 pada tanggal 24 Mei 2021
Riau sudah berjalan dengan baik walaupun ada beberapa hal yang masih

menjadi hambatan, hal ini dapat dilihat dari : Peserta pendidikan dan

pelatihan diberikan materi sesuai dengan kebutuhan peserta pendidikan dan

pelatihan, karena selama ini pihak dinas selalu mematangkan masalah

materi dan pemateri sehingga program yang diikuti oleh peserta bisa

diaplikasikan tidak sia-sia. Adapaun persamaan dari penelitian saya yaitu

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, adapun perbedaannya

metode yang dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif.

Penelitian terakhir milik Daraba dan Subianto53 yang berjudul

“Kinerja Dinas Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga

Kerja Di Kota Makassar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja

Dinas Ketenagakerjaan dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja dinilai

belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pemberian pelayanan

yang telah memiliki sistem informasi yang baik, metode pelatihan yang

baik, sikap petugas yang ramah dan sopan, tanggap dalam menangani aduan

masyarakat serta pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan

secara efektif. Adapun persamaan dari penelitian ini adalah fokus pada

meningkatkan kualitas tenaga kerja serta pelatihan yang diberikan dan

upaya yang dilakukan. Adapun perbedaan yaitu pada letak lokasinya

penelitian yang di angkat oleh Daraba, Alim Bachri Subianto yaitu di Kota

Makasar sedangkan si penulis di Kab. Tulungagung.

53
Dahyar Daraba, Kinerja Dinas Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga
Kerja Di Kota Makassar, Jurnal Administrare: Jurnal Pemikiran Ilmiah dan Pendidikan
Administrasi Perkantoran, Volume 5 Nomor 1 Januari–Juni 2018. Hal 7-18
G. Kerangka Berfikir

Peran UPT Balai latihan Kerja


Tulungagung

Kualitas Tenaga Kerja

Bidang Otomotif

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kerangka berpikir dari

peneliti adalah bagaimana peran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan

Kerja Tulungagung sehingga dapat membantu menyiapkan tenaga kerja

yang kompeten dan inovatif di Kabupaten Tulungagung, khusus nya dalam

bidang otomotif sehingga lebih efektif dan optimal.

BLK Tulungagung merupakan Unit Pelaksana Teknis sebagai salah

satu pusat pelatihan yang didirikan pemerintah. Visi dari UPT Pelatihan

Kerja Tulungagung adalah terciptanya tenaga kerja yang kompeten dan

produktif dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja, serta mendorong

pertumbuhan usaha kecil dan menengah.

Balai Latihan kerja sangatlah penting bagi peningkatan kualitas tenaga

kerja saat ini. Melalui pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang

diberikan dalam kurun waktu satu sampai 3 bulan diharapkan memberikan

dampak yang signifikan bagi peningkatan keterampilan peserta pelatihan.


Pembelajaran ini juga perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang

mencukupi agar pelatihan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Peningkatan kualitas tenaga kerja oleh Balai Latihan Kerja (BLK)

Tulungagung salah satunya melalui bidang otomotif. Banyak jurusan yang

dibuka dibidang otomotif yaitu servis kendaraan ringan, meknik yunior

mobil, mekanik yunior sepeda motor, teknik kendaraan ringan dan masih

banyak lagi.

Bagaimana yang peran BLK dalam peningkatan kualitas tenaga kerja

sangatlah dibutuhkan melalui tutor atau pelatih yang dipilih agar warga

belajar dalam mengikuti kegiatan pelatihan cukup antusias. Hasil yang

dicapai pada pelatihan keterampilan otomotif juga akan maksimal. Serta

bagaimana BLK dalam menciptakan sikap kewirausahaan yang mendukung

pengembangan usaha masyarakat yang berdampak pada peningkatan

kesempatan kerja dan pendapatan kehidupannya yang diharapkan mampu

lebih efektif khususnya dibidang otomotif.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi

penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian

yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

sistematis dan logis tentang oencarian data yang berkenaan dengan masalah-

masalah tertentu. Dalam dunia Pendidikan pendekatan penelitian yang

terkenal terbagi menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses

daripada hasil suuatu aktivitas.

Untuk melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode

penelitian tersebut, sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan

kemampuan yang dimilikinya. Menurut Bagman dan Tylor mendefinisikan

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati. Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan mata manusia dalam kawasannya


sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya

dan peristilahannya.54

Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami dunia

makna yang disimbolakan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif

masyarakat itu sendiri. Dan penelitian kualitatif adalah salah satu metode

untuk mendapatkan kebenaran dan tergolong sebagai penelitian ilmiah yang

dibangun atas dasar teoriteori yang berkembang dari penelitian dan

terkontrol atas dasar empirik. Jadi dalam penelitian kualitatif ini bukan

hanya menyajikan data apa adanya melainkan juga berusaha

menginterpretasikan korelasi sebagai faktor yang ada yang berlaku meliputi

sudut pandang atau proses yang sedang berlangsung. Sedangkan metode

penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong berdasarkan pada pondasi

penelitian, paradigma penelitian, perumusan masalah, tahap-tahap

penelitian, teknik penelitian, kriteria dan teknik pemeriksaan data dan

analisis dan penafsiran data.55

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis deskriptif

kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja

yang berlaku. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk

mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang

54
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grefindo Persada, 1995), hlm
62.
Imam Suprayogo, Tobroni, Merode Penelitian Sosial Agama cet. 1, (Bandung : Remaja
55

Rosdakarya, 2001), hlm 13 Sudarto


sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif

ini bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi mengenai keadaan yang

ada.56

Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang gejala dan keadaan

yang dialami oleh subyek yang sedang diteliti. 57 Bahwasanya penelitian

deskriptif kualitatif dirancanguntuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara berlangsung.58 Pada

hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat

deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.59

B. Lokasi Penelitian

Pengertian dari lokasi penelitian yaitu dimana proses atau tempat

berlangsungnya study yang digunakan untuk memperoleh pemecahan

masalah penelitian yang sedang berlangsung.60 Pemilihan tempat lokasi

penelitian sangat berpengaruh untuk berpeluang mendapatkan informasi

yang kita butuhkan dalam penelitian. Di dalam penelitian ini dengan judul

“Peran Balai Latihan Kerja dalam usaha meningkatkan kualitas tenaga kerja

di bidang otomotif ” peneliti memilih lokasi di Balai Latihan Kerja

56
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : BumiAksara, 1999),
hlm 26
57
Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
hlm. 27
58
Convelo G. Cevilla, dkk., Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas
Indonesia, 1993), hlm 71
59
Ibid,..hlm 73
60
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), hal. 53
Tulungagung di Jl. Raya PulosariNgunut KM.8 Desa Pulosari kecamatan

Ngunut Kabupaten Tulungagng.UPT Pelatihan Kerja Tulungagung dipilih

sebagai lokasi penelitian dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1) UPT Pelatihan Kerja Tulungagung merupakan sebuah kantor Unit

Pelaksana Teknis yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga

Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, yang

memiliki wilayah teritorial meliputi Kabupaten Tulungagung dan

sekitarnya, seperti Blitar dan Trenggalek.

2) Diantara tugas dan tanggung jawab UPT Pelatihan Kerja

Tulungagung adalah menyelenggarakan pelatihan dalam rangka

menyediakan tenaga yang berkompeten dan inovatif khususnya di

wilayah Tulungagung dan sekitarnya dan umumnya di Provinsi Jawa

Timur.

3) Lokasi UPT Pelatihan Kerja Tulungagung tidak terlalu jauh dan

mudah diakses baik dengan menggunakan kendaraan pribadi

maupun dengan kendaraan umum.

C. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini mutlak diperlukan. Ini

dikarenakan peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument) dan pemberi

tindakan. Sebagai instrumen kunci penelitian, artinya peneliti sebagai

pengamat yang mengamati aktivitas-aktivitas yang terjadi di lapangan dan

berhubungan langsung terhadap obyek penelitian secara aktif.61

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
61

Bumi Aksara, 2009), hlm. 79


Peneliti sebagai pengumpul dan penganalisis data, serta sebagai

pelopor hasil penelitian dalam melaksanakan kegiatan pengamatan dan

pengumpulan data. Di lokasi penelitian, peneliti akan dibantu oleh pihak

UPT Pelatihan Kerja Tulungagung, antara lain kepala UPT Pelatihan kerja

Tulungagung, staf TU, dan staf KIOS beserta staf pegawai lainnya seperti

guru pelatih. Peneliti secara bertahap dan aktif menggali informasi yang

dibutuhkan dan menuliskan data yang diperoleh sebenar-benarnya.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Menurut bahasa Data merupakan bentuk jamak dari kata (datum)

bahasa latin yang berarti sesuatu yang diberikan. Menurut istilah, pengertian

data adalah kumpulan informasi atau keterangn-keterangan yang diperoleh

dari pengamatan, informasi itu bisa berupa angka, lambang atau sifat.

Dalam kehidupan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima

secara apa adanya. Artinya data yang diperoleh dari berbagai sumbernya

masih menjadi sebuah anggapan atau fakta karena memang belum diolah

lebih lanjut. Setelah diolah melaui suatu penelitian atau percobaan maka

data dapat berubah menjadi bentuk yang lebih kompleks misal database,

informasi atau bahkan solusi pada masalah tertentu.

2. Sumber Data

Sumber data adalah bahan mentahan yang masih perlu diolah

sehingga dapat menghasilkan informasi atau keterangan yang kita butuhkan,


baik data beupa kualitatif maupun kuantitatif yang akan menunjukkan

fakta.Sumber data yang utama dari penelitian kualitatif yaitu kata-kata, dan

tindakan selebihnya yaitu data tambahan seperti dokumen, dan lain

sebagainya.62 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari sumber primer. Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data.63Data primer diperoleh peneliti melalui

pengamatan atau observasi secara langsung di lapangan yang

didukung oleh wawancara terhadap informan atau pihak UPT

Pelatihan Kerja Tulungagung. Data primer terdiri dari 2 hal, yaitu:

a) Person, merupakan informan yang bisa memberikan data

berupa jawaban lisan melalui wawancara. Informan pada

penelitian ini adalah

b) Place, ialah sumber data yang diperoleh dari gambaran

tentang situasi kondisi langsung berkaitan dengan masalah yang

dibahas dalam penelitian. Place pada penelitian ini adalah

kantor dinas UPT Pelatihan Kerja Tulungagung.

b. Sumber Data Sekunder

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber sekunder, sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

62
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatf, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), hal. 157
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014),
hlm 308.
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen.64 Dalam penelitian ini, sumber data

sekunder berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data primer.

Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi

kepustakaan dengan bantuan media cetakdan media internet serta

catatan lapangan. Sumber data sekunder merupakan sumber data

tidak langsung yang mampu memberikan data tambahan serta

penguatan terhadap data penelitian.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya brosur UPT Pelatihan Kerja Tulungagung, dokumen-

dokumen tertulis mengenai penyelenggaraan pelatihan yang di

adakan di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung dan foto-foto kegiatan

pelatihan wirausaha di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung, serta

literature dan arsip-arsip lain berkenaan dengan penyusunan

laporan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh

data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik

yang digunakan antara lain sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka

mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui

proses pengamatan langsung di lapangan. Peneliti berada ditempat itu,


64
ibid,.. hlm. 308
untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam laporan yang akan

diajukan dibuat.

Di dalam observasi ini peneliti akan belajar tentang perilaku, dan

makna dari perilaku tersebut.65 Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi ini bertujuan untuk mengetahui lebih dekat tentang objek yang

diteliti. Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipatif, dimana

peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh narasumber.

Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperolehakan lebih

lengkap dan tajam. Peneliti akan mendapatkan gambaran umum tentang

bagaimana peran BLK dalam usaha meningkatkan kualitas tenaga kerja

yang khususnya dalam bidang otomotif.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.66 Dalam wawancara

sudah disiapkan berbagai macam pertanyaan pertanyaan tetapi muncul

berbagai pertanyaan lain saat meneliti. Dalam jenis wawancara ada

beberapa macam yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak

tersrtruktur. Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur.

PEDOMAN WAWANCARA

65
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015),
hal. 309
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatf, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya,
66

2011), hal. 186


PERAN BALAI LATIHAN KERJA DALAM USAHA
MENINGKATKAN KUALITAS TENAGAKERJA DI BIDANG
OTOMOTIF DI UPT BALAI LATIHAN KERJA TULUNGAGUNG
(Studi Pada Balai Latihan Kerja Pulosari Kecamatan Ngunut Tulungagung)

Oleh Bapak/Ibu Pegawai Dinas Dan Peserta Pelatihan Balai Latihan

Kerja Di Bidang Otomotif Kabupaten Tulungagung

A. Wawancara dengan pegawai BLK

1. Adakah manajemen perencanaan pada setiap kegiatan yang akan

dilakukan pada BLK ini?

2. Apa saja perencanan-perencanaan yang disusun?

3. Ketika mengadakan pelatihan tentunya membutuhkan anggaran-

anggaran, biasanya anggaran diperoleh dari mana?

4. Ketika mengadakan kegiatan pelatihan bagaimana cara memilih

penanggung jawab yang sesuai dengan kegiatan tersebut?

5. Bagaimana usaha BLK agar masyarakat tahu dan berminat untuk

mengikuti pelatihan yang ada?

6. Adakah persyaratan yang perlu dipersiapkan untuk mengikuti

pelatihan? Khususnya pelatihan dibidang otomotif ini?

7. Mengenai jurusan nya di BLK ini khususnya di bidang Otomotif

itu apa saja?

8. Mengenai minat/antusias masyarakat di BLK ini bagaimana pak,

kususnya di bidang Otomotif ini?Biasanya setiap kelas itu terdapat

berapa siswa?
9. Dengan jumlah peserta didik yang ada dan peralatan atau mesin

yang ada apakah memadai?

10. Untuk jam pelajarannya itu dimulai dari jam berapa sampai pukul

berapa?

11. Untuk guru/pengajar di bidang otomotif ini ada berapa?

12. Lalu untuk pengajarnya sendiri perlu asisten pengajar atau tidak

pak?

13. Untuk teknik mengajarnya itu sendiri lebih di fokuskan ke teori

atau di prakteknya?

14. Lalu setelah lulus dari BLK ini apa yang diperoleh siswa?

15. Mengenai prospek kedepanya siswa itu bagaimana, di carikan

pekerjaan oleh BLK atau membuka lapangan usaha tersendiri?

16. Untuk progam JMF (Job Market Fair) itu biasanya perusahaan-

perusahaan dari mana saja? Lokal, inter, inter lokal?

17. Lalu untuk syarat kelulusan di BLK ini khusus nya di bidang

Otomotif ini apakah ada syarat atau ada ketentuannya?

18. Apakah dengan mengikuti pelatihan otomotif di BLK dapat

lagsung membuka usaha otomotif sendiri?

B. Wawancara pada peserta pelatihan

1. Kenapa memilih pelatihan otomotif di BLK?

2. Apa saja persyaatan yang perlu dipenuhi agar dapat mengikti

pelatihan ini?
3. Bagaimana pendapat anda dengan fasilitas yang tersedia disini?

4. Bagaimana pendapat anda mengenai pengajaran dari pelatihnya?

5. Bagaimana pendapat anda tentang informasi dan ilmu yang

disampaikan dalam pelatihan ini?

6. Apa yang akan anda peroleh setelah mengikuti pelatihan ini?

Dengan wawancara terstruktur setiap reponden diberikan

pertanyaan yang sama dan peneliti akan mencatatnya. Peneliti akan

menyiapkan pertanyaan yang sudah disusun sebelum nya untuk

memudahkan proses wawancara dan memperoleh hasil yang diinginkan.

Informan utama dalam wawancara ini adalah masyarakat dan diperkuat

oleh wawancara kepada pihak Balai Latihan Kerja. Melalui wawan cara

ini lah peneliti menggali data, informasi, dan kerangka keterangan dari

subyek penelitian.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.67

Dokumen ini sebagai pelengkap atas hasil observasi dan wawancara.

Bentuk dari dokumen ini beranekaragam, seperti tulisan, gambar ataupun

sebuah karya monumental. Dengan metode dokumen tasi ini peneliti

mencari dan mendapatkan data-data tertulis laporan naskah-naskah

kearsipan maupun data-data gambar yang ada di Balai Latihan Kerja

Tulungagung.

67
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015),
hal. 326
F. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. 68

Analisis data merupakan proses pencarian dan pengaturan secara sistematik

hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk

meningkatkan pemahaman terhadap semuahal yang dikumpulkan dan

memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber yaitu dari observasi, wawancara sampai

dengan dokumen pribadi.69 Analisis data ini disusun secara sistematis dan

dijabarkan dan ditarik kesimpulan sehingga dapat diceritakan kepada orang

lain. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan model Miles

dan Huberman. Dalam model ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:70

a. Data Reduction

Mereduksi data berarti merangkum, memilih data dan

memfokuskannya. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang

tinggi. Semua data yang didapatkan dari hasi lobservasi, wawancara dan

dokumentasi dari BLK Tulungagung dikumpulkan dan dirangkum.

Kemudian disesuaikan dengan fokuspenelitian.

b. Data Display

68
Ibid, hal 346
69
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta:
BumiAksara, 2015), hal. 210
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi …, hal. 334
Menampilkan data yang telah didapatkan dari hasil penelitian

lapangan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Mendisplaykan data

dapat mempermudah memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjut nya berdasarkan apa yang telah dipahami. Data yang diperoleh

dari hasil observasi, wawan cara dan dokumentasi yang sudah dirangkum

untuk dipahami lebih dalam dengan tujuan mencapai suatu kesimpulan.

c. Conclusing Drawing/Verification

Catatan yang diperoleh dari berbagi sumber dan dari observasi

disimpulkan dan disesuaikan dengan fokus penelitian. Setelah data hasil

penelitian ditampilkan dalam bentuk naratif dan dipelajari lebih dalam

maka akan didapatkan suatu kesimpulan yang disesuaikan dengan fokus

penelitian BLK Tulungagung.

G. Pengecekan Keabsahan data

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan teknik

triangulasi, member check, dan perpanjangan pengamatan.71

1. Triagulasi

71
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif ..., hal 275
Triangulasi merupakan teknik untuk menekankan pada proses

pengecekan data dari sesuatu yang lain.72 Teknik ini memungkinkan

diperolehnya variasi narasumber yang seluas-luasnya dan selengkap-

lengkapnya.73 Penelitian ini melakukan pengecekan data kepada sumber

yang berbeda yaitu ketua Balai Latihan Kerja, beberapa Pegawai Balai

Latihan Kerja dan beberapa siswa pelatihan dan juga siswa alumni

pelatihan. Selain itu, peneliti juga menggunakan triangulasi teknik yaitu

dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2. Member checking

Member checking adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data yang tujuannya adalah agar informasi yang

diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan

apa yang dimaksud oleh sumber data atau informan.74 Apabila data tersebut

disepakati oleh sumber data atau informan berarti data tersebut sudah valid,

sehingga semakin kredibel atau dapat dipercaya.

3. Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan, difokuskan pada data yang telah

diperoleh dicek kembali ke lapangan apakah data tersebut berubah atau

tidak.

H. Tahap-Tahap Penelitian

72
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2016), hal. 330
73
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan Penerapan,
(Jakarta: Alim’s Publishing, 2017), hal.210
74
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif ..., hal 277
Setelah data semua terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan

data dan analisa data. Yang dimaksud dengan analisis data adalah dimana

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil observasi, wawancara, dan dokumen lapangan. Dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, memilih mana yang penting dan

akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipaham oleh

orang lain ataupun diri sendiri.

Dalam penelitian kualitatif tahapan penelitian terdiri atas empat

tahap, yaitu:75

a. Tahap pra lapangan

Meliputi kegiatan menyusun rancangan penelitian, mengurus

perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih informan, dan

menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti , yaitu ,memahami latar

belakang penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta

sambil mengumpulkan data. Tahap pekerjaan lapangan merupakan studi

terfokus dilakukan di lapangan dengan kegiatan pengumpulan data melalui

wawancara, pengamatan, dan pengkajian dokumen. Wawancara dilakukan

terhadap informan dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan tidak

terstruktur.

c. Tahap Analisis Data

75
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ...,hlm. 85
Proses selanjutnya menganalisa data untuk membuat kesimpulan

sementara dan mereduksi data, kemudian penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Penarikan kesimpulan atau verifikasi dimulai dengan yang

masih samar-samar atau belum jelas, kemudian menjadi rinci, dan lebih

jelas.

d. Tahap Pelaporan Hasil Penelitian

Selanjutnya dibuat laporan penelitian, yang terdiri atas latar belakang

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, paparan data dan temuan

penelitian, pengkajian temuan penelitian, dan kesimpulan yang semuanya

ditulis secara naratif. Kemudian tahap berikutnya yakni seminar hasil yang

berguna memaparkan hasil penelitian selama berada di lapangan dan

akhirnya menempuh tahap akhir dari rangkaian penelitian ini adalah ujian

skripsi.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian

1. Sejarah UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung

UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung berdiri tanggal 13 Juni 1982 di

atas tanah 2.0 Ha. Pada saat itu, lembaga ini bernama BLKIP yang

merupakan UPT Kanwil DEPNAKER Jawa Timur. Dalam perjalanan

waktu, BLKIP tersebut mengalami perubahan nama lembaga sesuai dengan

tuntutan reformasi (otonomi daerah).

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 62 Tahun 2018

Tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi serta

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Provinsi Jawa Timur. UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung merupakan

unsur pelaksana teknis Dinas yang melaksanakan kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. Yang mempunyai

tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang pelaksanaan pelatihan

kerja, pengembangan pengetahuan berdasarkan klaster kompetensi,

ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.

Sesuai perubahan terakhir berdasarkan peraturan Gubernur No.122

tahun 2009, bahwa lembaga dimaksud berubah menjadi UPT Balai Latihan

Kerja Tulungagung yang secara teknis melaksanakan program pelatihan

dimana daerah jangkauannya meliputi Kabupaten Tulungagung, Trenggalek


dan Blitar. Kiprah yang diemban oleh UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung ini dalam konteks pembangunan nasional adalah ikut serta

mencerdaskan anak bangsa melalui program pelatihan yang berbasis

kompetensi, kebutuhan pasar kerja, serta membangun generasi yang

memiliki kemampuan Entrepreneur yang tangguh dan handal. Sehingga

konteks yang diemban oleh UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung ini

adalah meningkatkan kemampuan bidang sumber daya manusia yang dititik

beratkan pada peningkatan pelatihan, sertifikasi dan penempatan tenaga

kerja dalam atau luar negeri melalui jaringan kios 3 in 1 maupun mitra kerja

dengan berbagai perusahaan industri maupun lembaga pemerintah/ swasta

lainnya.

Sehingga konteks yang diemban oleh UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung ini adalah meningkatkan kemampuan bidang sumber daya

manusia yang dititik beratkan pada peningkatan pelatihan, sertifikasi dan

penempatan tenaga kerja dalam atau luar negeri melalui jaringan kios 3 in 1

maupun mitra kerja dengan berbagai perusahaan industri maupun lembaga

pemerintah/ swasta lainnya.76

2. Profil Balai Latihan Kerja Tulungagung

UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung merupakan sebuah kantor Unit

Pelaksana Teknis yang beroperasi di bawah naungan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur (DISNAKERTRANSDUK PROV.

76
UPTPK Tulungagung. Sumber: http://www.kios3in1.net/027/ Diakses pada hari Kamis, 12
September 2019. Pukul 23.33 WIB.
JATIM). UPT Pelatihan Kerja Tulungagung beralamat di Jl. Raya Ngunut

Km. 8 Ds. Pulosari, Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.

Visi dari UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung adalah Terciptanya

tenaga kerja profesional, inovatif dan produktif yang sesuai dengan

perkembangan pasar kerja global. Sedangkan misinya antara lain

menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi, membuat program

pelatihan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, meningkatkan kemampuan

instruktur yang sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

memanfaatkan fasilitas pelatihan yang ada secara maksimal, serta

meningkatkan pelayanan publik melalui informasi dan administrasi yang

efektif dan efisien. UPT BLK Tulungagung sendiri memiliki motto “Kerja

Keras, Kerja Ikhlas, Masyarakat Puas.”

Tugas UPT Balai Latihan Kerja diantaranya:

a. Melaksanakan sebagaimana tugas Dinas Pelatihan

Ketenagkerjaan, pengetahuan dan ketatausahaan serta

pelayanan masyarakat.

b. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan serta kerjasama

pelatihan dan menyebarluaskan berbagai informasi tentang

pelatihan penyerapan, kurikulum, jadwal dan alat peraga

pelatihan.

c. Pelaksanaan pemasaran program pelatihan hasil produksi dan

jasa.

d. Pelaksanaan pelatihan dan uji kompetensi.


Selain itu ada 3 jenis pelatihan yang ada di UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung, antara lain:

a. Pelatihan Institusional

Merupakan pelatihan yang diselenggarakan di dalam

lingkungan UPT Pelatihan Kerja Tulungagung dengan

menggunakan dana APBD dan APBN, sesuai dengan Surat

Keputusan dari Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Timur.

b. (MTU) Mobile Training Unit

(MTU) Mobile Training Unit merupakan pelatihan yang

dilaksanakan oleh UPT Pelatihan Kerja Tulungagung dimana

pelaksanaan pelatihannya di daerah yang sesuai dengan

kebutuhan, atau biasanya diluar lingkungan UPT Pelatihan

Kerja Tulungagung.

c. Pelatihan Swadana

Pelatihan ini dilaksanakan atas dasar permintaan dari pihak

ketigabaik secara perorangan, kelompok, prakerin dan seluruh

biaya dibebankan pada pihak ketiga.77

3. Struktur Organisasi Pelatihan Tulungagung

Berikut adalah struktur organisasi UPT Balai Latihan Kerja pada

tahun 2019

Gambar 4.1

77
UPTPK Tulungagung.Kepala UPT BLK Tulungagung
Sumber: http://www.kios3in1.net/027/ . Diakses pada hari Kamis, 12
September 2019. Pukul 23.33 WIB.
Drs. Bambang Badi Utama, M.Pd

NIP. 19640330 1999203 1 007


Struktur

Ka. Sub. Bag. Tata Usaha

Margono, S.T, M.Si

NIP. 19620702 198303 1 008

KASI Pengembangan dan KASI Pelatihan dan Sertifikasi


Pemasaran
Galih Agung S., S.STP, M.A
M. Guntur Agung S., S.Pd, M.Si
NIP. 19870818 200602 1 001
NIP. 19631122 198603 1 005

Kelompok Jabatan Fungsional /


Instruktur

4. Pegawai UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung

Pegawai yang bekerja di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung ini

ada tiga macam, yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Tidak Tetap

(PTT), dan Pegawai Outsourcing. Adapun daftar pejabat atau pegawai UPT

Balai Lelatihan Kerja Tulungagung sebagai berikut:

Tabel 4.1
Daftar Pegawai UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung
Pegawai Negeri Sipil (PNS) UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung Tahun 2019

No. Nama/NIP Jabatan

1. Drs. Bambang Badi Utama, M.Pd Ka. UPT Pelatihan

NIP. 19640330 199203 1 007 Kerja Tulungagung

2. M a r g o n o, ST, M.Si Ka. Sub. Bag. Tata

NIP. 19620702 198303 1 008 Usaha

3. M. Guntur Agung Subali, S.Pd, M.Si Kasi Pengembangan

NIP. 19631122 198603 1 005 dan Pemasaran

4. Galih Agus Suryanto, S.STP, MA. Kasi Pelatihan dan

NIP. 19870818 200602 1 001 Sertifikasi

5. Hari Witono, S.Pd Instruktur Madya

NIP. 19600115 198603 1 014 Otomotif

6. Wahyono, S.Pd Instruktur Madya

NIP. 19650906 198603 1 008 Tekmek

7. Murkamto ,S.Pd Instruktur Madya

NIP. 19600305 198403 1 010 Tekmek

8. B. Budi Suhartoyo, S.Pd Instruktur Madya

NIP. 19600225 198603 1 008 Otomotif

9. Sutoto, SP Instruktur Madya

NIP. 19640528 198603 1 012 Pertanian

10. Suharto,s.Sos Instruktur Madya

NIP. 19631211 198603 1 014 Listrik

11. S a k r i, A.Md Instruktur Penyelia

NIP. 19630605 198603 1 039 Tekmek

12. Mathelda Lekatompessy Instruktur Penyelia


NIP. 19650511 198603 2 020 Menjahit

13. Iwan Pujo Sulaksono, S.SPI Instruktur Ahli Muda

NIP. 19880218 21212 1 001 Pertanian

14. Irma Fitria, S.Pd.I Instruktur Muda Bisnis

NIP. 19850623 201212 2 001 dan Manajemen

15. Edy Susanto Pengadministrasi

NIP. 19620422 198603 1 011 Pelatihan

16. Wahyu Esdiningsih, S.A.P.


Pengelola Keuangan
NIP. 19660906 198603 2 002

17. Nurhadi Pengelola Pemanfaatan

NIP. 19611209 198603 1 010 Barang Milik Daerah

18. Sujarno
Pengelola Keuangan
NIP. 19660408 198701 1 001

19. Harmen
Pengelola Sertifikasi
NIP. 19620115 198709 1 001

20. Arif Mujib


Pengelola Data
NIP. 19670706 200901 1 002

21. Nurkolis Pengadministrasi

NIP. 19780205 200901 1 003 Umum

22. Supiyan
Petugas Keamanan
NIP. 19640612 200801 1 007

Pegawai Tidak Tetap (PTT)

23. Endrika Nisworo, A.Md


Pengelola Sertifikasi

NIPTT. 106-18081983-012012-1584
24. Siti Ro’ihatul Jannah, SE, M.Si
Pengelola Sistem
NIPTT. 106-08121983-012012-1582 Informasi

25. Rini Fahriani Ambarwati, S.Pd


Pengelola Sistem
NIPTT. 106-14041990-012012-1583 Informasi

26. Anna Risa Rosida, S.Pd, SE


Pengelola Sertifikasi
NIPTT. 106-02051987-062010-1581

Pegawai Outsourcing
27.
Ajeng Citra Resmi, S.Pd.I Staf Pengembangan &
Pemasaran
28. Sikha Zuliansadewi, M.Pd
Staf Pengembangan &
Pemasaran
29.
Marladi Staf Tata Usaha
30. M. Wahyu Tanata, S.Kom
Staf Tata Usaha
31.
Ika Purnamasari, S.Si Staf Tata Usaha
32.
Wisnu Kusuma Asmara, SP Staf Tata Usaha
33.
Agus Setiawan Staf Tata Usaha
34.
Danang Ari Wibowo Saputro Staf Tata Usaha
35.
Yanche Fernando, S.Pd Staf Tata Usaha
36.
Novia Primadani, S.Pd.I Staf Tata Usaha
37.
Irfan evendi Staf Tata Usaha
38.
Hana Rochmawati, S.Pd.I
39.
Enggar Maulina, A.Md

B. Paparan Data Temuan Penelitian

UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung yang merupakan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) dari Disnakertransduk Jawa Timur, yang memiliki


kewenangan untuk memberikan pelatihan kerja atau keterampilan. Orientasi

dari UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung melaksanakan tugas yang

diberikan oleh Disnakertransduk Jawa Timur dalam menciptakan tenaga

kerja yang berkualitas, berkompeten dan dapat bersaing dalam persaingan

yang semakin komplek tiap tahunnya.

Dalam menciptakan tenaga kerja yang berkualitas tersebut maka

BLK-Tulungagung mengadakan beberapa pelatihan yang diharapkan

mempu menciptakan tenaga kerja yang berkualitas salah satunya ialah

melalui pelatihan dibidang otomotif.

Dalam hal ini penulis memaparkan temuan-temuan yang berkaitan

dengan fokus penelitian pada skripsi ini. Fokus penelitian ada 3 poin ,

yaitu:

1. Peran Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja

di UPT BLK Tulungagung

Mewujudkan tenaga kerja yang berkualitas diperlukan upaya-upaya

yang harus dilakukan. Manajemen perencanaan diperlukan untuk

pencapaian tujuan tersebut. Secara teknis Balai Latihan Kerja (BLK) sendiri

melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi bagi tenaga kerja dan

masyarakat. Dengan adanya perencananan perwujudan kualitas tenaga kerja

dibidang otomotif akan cepat dan tepat tercapai. Menurut Bapak Guntur

Agung sebagai KASI Pengembangan dan Pemasaran, mengenai

perencanaan dalam hal ini ialah sebagai berikut :

“Kita melakukan perencanaan mas. Dari penentuan pelatihan yang


diadakan, anggaran yang dikeluarkan, pelatih profesional yang
dipilih serta bagaimana efek jangka panjangnya dari pelatihan yang
telah diadakan ini”78

Hal tersebut juga disampaikan oleh bapak Hari Witono Resmi sebagai

staf Instruktur Madya Otomotif sebagai berikut :

“Disetiap organisasi tentu ada perencanaan, agar apa yang akan


kita lakukan itu terarah. Menghindari resiko-resiko yang ada,
mencari jalan yang lebih efektif dan efisien juga. contohnya itu
menyiap kan kegiatan apa yang akan dilaksanakan, merencanakan
anggaran yang akan di keluarkan, menentukan dan masih banyak
lagi mas”79

Hal-hal yang perlu disiapkan untuk menghindari resiko salah satunya

adalah anggaran. Bagaimana pencarian anggaran agar terkumpul dan

dimanfaatkan untuk menunjang pelatihan otomoif yang diadakan. Pak

Guntur Agung menjawab bahwa :

“Anggaran dapat berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara


(APBN) dengan dasar hukum Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA), dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan
dasar hukum Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Sumber
pendanaan dari APBN terbagi menjadi dua, yakni Rupiah Murni
(RM), dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sedangkan
pendanaan APBD berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Tulungagung Sehingga pelatihan yang dibiayai oleh dana
APBN maupun APBD tidak dipungut biaya (gratis).”80

Anggaran tersebut digunakan untuk memberikan pelatihan kepada

masyarakat sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini yang tentu juga

mengikuti perkembangan dan kemajuan Iptek.

78
Hasil wawancara dengan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan
Pemasaran pada hari Senin, 02 November 2019.
79
Hasil wawancara dengan Bapak Hari Witono Instruktur Madya Otomotif UPT
Pelatihan Kerja Tulungagung pada hari Kamis, 05 November 2019.
80
Hasil wawancara dengan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan
Pemasaran pada hari Senin, 02 November 2019.
Untuk menarik minat masyarakat agar mau mengikuti pelatihan yang

ada di BLK, maka BLK melakukan berbagai usaha yang mendorong minat

masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang diadakan BLK. Seperti

yang diungkapkan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan

Pemasaran sebagai berikut:

“Jadi pihak BLK mengadakan berbagai pelatihan, yang diharapkan


para calon peserta pelatihan bisa memilih bidang apa yang diminati
dan sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Informasi mengenai
adanya pelatihan disiarkan secara jelas dan menarik melalui
berbagai media, cetak, sosial ataupun dari mulut ke mulut.Selain itu
pihak BLK juga memberikan berbagai fasilitas pelatihan untuk
mempermudah peserta pelatihan. Dan di setiap akhir pelatihan atau
saat perpisahan siswa pelatihan biasanya akan di berikan sertifikat
dan bahkan uang saku, hal tersebutlah yang seringkali menarik minat
masyarakat.”81

Persiapan sebelum diadakan pelatihan diantaranya dengan

memastikan adanya fasilitas gedung, serta menyiapakan sarana dan

prasarana. Sarana dan prasarana pelatihan meliputi alat yang digunakan

sesuai kejuruan serta penyusunan jadwal pelatihan. Seperti peralatan yang

ada di bidang otomotif meliputi mesin dan berkakas benkel yang lengkap

untuk menarik siswa pelatihan di bidang otomotif. Baru kemudian

mengadakan pendaftaran calon peserta pelatihan dan seleksi. Seperti

penuturan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan

Pemasaran UPT BLK Tulungagung :

“Dalam pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi dan masyarakat


bagi pencari kerja kita akan memfasilitasi seperti fasilitas gedung.
Kemudian untuk proses sebelumnya kita melaksanakan perencanaan
dan penyusunan program pelatihan, menyusun kurikulum dan silabus,
penyusunan rencana anggaran dan biaya, menyiapkan tenaga
81
Hasil wawancara dengan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan
Pemasaran pada hari Senin, 02 November 2019.
instruktur. Kemudian kita menyiapkan sarana dan prasarana ya
seperti bahan pelatihan dan alat praktek. Bahan – bahannya tentu
menyesuaikan kejuruan, kemudian menyusun jadwal. Setelah itu
diadakan seleksi peserta melalui pendaftaran.”82

Pelatihan yang diadakan di BLK sendiri memiliki tahapan – tahapan

sejak awal. Mulai dari pengumuman pendaftaran pelatihan; seleksi yang

dilakukan secara tertulis dan lisan; pengumuman hasil seleksi; dan yang

terakhir pelaksanaan pelatihan. Untuk kriteria calon peserta pelatihan

Otomotif yaitu warga Indonesia, boleh darimana saja, namun yang

diutamakan wilayah Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek, selain itu

memiliki KTP dan memiliki embrio usaha, untuk umur dan riwayat

pendidikan tidak diutamakan. Seperti yang telah disampaikan oleh Bapak

Guntur sebagai berikt :

“Pelatihan disini sesuai dengan UU dari menteri, peserta yang boleh


mengikuti pelatihan adalah yang berumur minimal 17th dan yang
sudah memiliki KTP, untuk batasan maksimalnya tidak ada. Bahkan
jika ada yang berusia udzur tetap diperbolehkan dan akan tetap kami
latih. Sepanjang beliaunya memiliki KTP, karena KTP ini sebagai
sarana untuk mengSPJkan dana yang dialokasikan menjadi uang
transport, uang makan, seragam dsb. Kebanyakan peserta pelatihan
disini dari Kab. Tulungagung, Blitar dan Trenggalek. Sebenarnya
darimana saja boleh jika memnginginkan, tapi kami juga
mengutamakan wilayah terdekat dahulu,persyaratan berkas lainnya
antara lain foto kopi ijazah sebanyak 2 lembar, foto kopi KTP 2
sebanyak lembar, dan foto kopi KK 2 sebanyak lembar ”83

Berikut tambahan dari Baapak Hari Witono sebagai Instruktur Madya

Otomotif beliau mengatakan:

82
Hasil wawancara dengan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan
Pemasaran pada hari Senin, 05 November 2019.
83
Hasil wawancara dengan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan
Pemasaran pada hari Senin, 02 November 2019.
“Hal pertama yang harus dilakukan oleh para calon peserta adalah
melengkapi berkas, kemudian mengikuti tes seleksi. Tes seleksi yang
digunakan ada teori dan wawancara, teorinya sendiri berkisar
tentang pengetahuan mereka dibidang Otomotif, sedangkan
wawancara mengupas tentang motivasi mereka mengikuti pelatihan
ini. Tahapan wawancara dimulai dari pendaftaran, hari H seleksi, tes
tulis dan wawancara, setelah itu nilai tes tulis dan wawancara
dikalkulasikan, dan kita rank. Dari situ nilai yang tertinggi dan
memenuhi karakter akan lolos dan terpilih sebagai peserta”84

Dalam pelaksanaan pelatihan kriteria peserta yang dikatakan berhasil

jika peserta tertib masuk, mampu menerima dan mengikuti pengarahan yang

diberikan instruktur dengan baik. Seperti penuturan Bapak Hari Witono

sebagi berikut:

“Peserta pelatihan diharuskan memiliki tingkat kedisiplinan yang


tinggi, pokoknya sepintere apapun kamu tapi lek nggak disipilin gak
akan berhasil, dan saya tidak membutuhkan anak didik seperti ini,
mending saya skip aja. Mending gak usah ikut saya bilang. Jadi
ketika tes wawancara sudah saya tekankan tentang kedisplinan, kalau
lagi repot mending gak usah ikut dulu dan ngomong diawal, karena
nanti dikhawatirkan ketika proses berlangsungnya pelatihan yang
Cuma 10 hari akan terbuang sia-sia jika hari-harinya dilewatkan
dengan membolos, izin dsb. Maka konsekuensi diakhir peserta tidak
dapat memperloh haknya, seperti sertifikat. Jujur sekali saya tidak
mau dan tidak bisa taken meluluskan seseorang, memberikan
sertifikat kepada seseorang yang tidak memenuhi prasyarat dan tidak
menguasai bidangnya. Jadi saya harapkan kepada seluruh peserta
dan calon peserta untuk selalu menjunjung tinggi asas kedisiplinan,
karna kunci sukses adalah disiplin”.85

Bapak B. Budi Suhartoyo selaku Instruktur Pelatihan Otomotif di UPT

Balai Latihan Tulungagung, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan

Otomotif ada beberapa macam, berikut penjelasannya:

84
Hasil wawancara dengan Bapak Hari Witono Instruktur Madya Otomotif UPT
Pelatihan Kerja Tulungagung pada hari Kamis, 05 November 2019.
85
Hasil wawancara dengan Bapak Hari Witono Instruktur Madya Otomotif UPT
Pelatihan Kerja Tulungagung pada hari Kamis, 05 November 2019.
“Jadi, setiap peserta pelatihan disini tidak selalu membayar
restribusi kepada UPT Pelatihan Kerja Tulungagung. Mereka hanya
membayar restribusi ketika mereka mengikuti peatihan jenis
swadana. Namun jika mereka ingin mengikuti kegiatan pelatihan
secara gratis, mereka bisa megikuti pelatihan jenis APBN dan APBD.
Pemerintah selalu memberikan kuota tertentu dalam setiap tahunnya
untuk kedua jenis pelatihan ini dan menentukan kejuruhannya yang
akan dibiayai. Sesuai kebijakan dari pemerintah pusat ditahun 2019
ini pelatihan Otomotif hanya mendapat anggaran dari daerah,
sehingga pelatihan hanya diadakan dari jenis APBD sebanyak 8
paket dengan peserta 20 per paket, pelatihan ini diikuti dari jenjang
pendidikan yang beragam”.86

Tabel 4.2
Data Jumlah Peserta Kejuruan Otomotif
UPT Balai Lataihan Kerja tahun 2017-2019
SD SMP SMA
No Tahun Sederajat Sederajat Sederajat D3 S1 S2
1 2017 2 4 39 1 13 1
2 2018 2 9 31 1 17 -
3 2019 1 25 89 4 39 2
Jumlah 5 38 159 6 69 3
Sumber: Dokumen Intern UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung, tahun
2017-2019

Materi pelatihan otomotif yang dipakai di UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung merujuk pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

bidang Otomotif. Sebagaimana diuraikan oleh Bapak Hari Witono sebagai

berikut :

“Materi dibidang Otomotif yang disampaikan kepada peserta


pelatihan merujuk pada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) bidang Otomotif. Unit Kompetensinya ada 9, yaitu
Mengikuti Prosedur K3, Memelihara Alat Ukur Serta Alat
Perbengkelan, Dasar Mesin Motor Tenaga 4 Tak, Dasar Mesin Motor
Tenaga 2 Tak, Sistem Bahan Bakar, Sistem Kelistrikan Motor
(Lampu,Pengisian,Pengapian), Sistem Penerus Daya, Analisa
Kerusakan Mesin, Servis Kendaraan Mesin. Kalau di pelatihan ini

86
Hasil wawancara dengan Bapak B. Budi Suhartoyo selaku Instruktur Pelatihan
Otomotif di UPT BLK Tulungagung. Pada hari Senin, 20 November 2019.
kita bukan fokus pada teori saja ya mas, jadi juga di imbangi dengan
praktek langsung kepada siswa pelatihan agar lebih optimal.87

Kurikulum pelatihan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia (SKKNI), dibuat berdasarkan kualifikasi kompetensi

yang dibutuhkan industri dan pasar global. Kurikulum tersebut dibuat oleh

perwakilan dari pemerintah, LSP dan perusahaan, dengan melihat

kualifikasi pasar global, kemudian mendapatkan pengesahan dari Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kurikulum tersebut disebarkan pada

seluruh UPT Pelatihan Kerja di Indonesia untuk diaplikasikan, sehingga

program pelatihan yang dilaksanakan, serta sertifikat pelatihan telah

berskala nasional. UPT Pelatihan Kerja hanya melaksanakan perintah

pemerintah dengan menggunakan dana dan kurikulum yang telah

disediakan.

Tabel 4.3
Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi tahun 2018
Subkejuruan : Otomotif Sepeda Motor

No Unit Kompetensi
1 Mengikuti Prosedur K3
2 Memelihara Alat Ukur Serta Alat Perbengkelan
3 Dasar Mesin Motor Tenaga 4 Tak
4 Dasar Mesin Motor Tenaga 2 Tak
5 Sistem Bahan Bakar
6 Sistem Kelistrikan Motor (Lampu,Pengisian,Pengapian)
7 Sistem Penerus Daya
8 Analisa Kerusakan Mesin
9 Servis Kendaraan Mesin
Sumber: Dokumen Intern UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung, 2018
Subkejuruan : Otomotif Kendaraan Ringan

No Unit Kompetensi
1 Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Hasil wawancara dengan Ibu Irma Fitria Resmi sebagai staf Instruktur Muda Bisnis dan
87

Manajemen UPT Pelatihan Kerja Tulungagung pada hari Kamis, 05 November 2019.
2 Menggunakan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja
3 Membaca Gambar Teknik
4 Menggunakan Alat Ukur
5 Melakukan Perawatan Berkala Engine
6 Memelihara Sistem Pendinginan Engine
7 Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin
8 Memelihara Sistem Bahan Bakar Diesel
9 Memelihara Sistem Kontrol Emisi
10 Melaksanakan Perawatan Sistem Rem
11 Memperbaiki Sistem Pengisian
Sumber: Dokumen Intern UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung, 2018

Metode pembelajaran yang digunakan UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung tidak hanya dengan ceramah lisan dan demonstrasi saja, tetapi

juga dilaksanakan pelatihan dengan komunikasi dua arah melalui diskusi,

sehingga pelaksanaan pelatihan baik praktek maupun teori dapat terserap

dengan baik oleh siswa pelatihan. Masing-masing siswa pelatihan

diwajibkan untuk bertanya dalam sesi diskusi tersebut, hal ini dilakukan

selain untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas tetapi juga

mengharuskan siswa mampu memahami dan mengerti materi yang

diberikan baik teori maupun praktek. Sebenarnya proses pembelajaran tidak

berakhir didalam kelas saja, ada tindaklanjut yang dilakukan dari pihak

lembaga, seperti halnya praktek langsung bongkar mesin dan juga

konsultasi permasalahan yang dihadapi dalam bisnis yang dijalankan oleh

para peserta, hal ini sesuai dengan penjelasan dari Bapak Hari Witono

sebagai berikut :

“Metode yang kami gunakan spesifik dan pemaparan materinya


didepan melalui ppt, karna saya speseifik bagian serfis dan juga
bongkar mesin, maka contoh pengajarannya adalah setelah saya
kasih penjelasan akan praktik langsung mempraktekan dan
mengaplikasikan di kendaraan yang sudah di sediakan. Jadi langsung
aplikatif pada usaha mereka masing-masing. Kalau menurut saya
teori dan materi hanya disampaikan disetiap pertemuan saja, namun
dari kami khususnya saya, setelah menyelesaikan pelatihan akan
tetap memberikan pendampingan dan konsultasi mengenai usaha
yang dijalankan saat ini, misalnya suatu ketika mengalami kesulitan
dalam proses maupun saat penyelesaian prakteknya maka bisa
langsung konsultasi dengan saya. Dan hal itu saya kira lebih efektif,
karena kalau hanya teori didalam kelas banyak peserta yang belum
mengalami kendala secara langsung dibidang usahanya. Namun
ketika proses berjalan mereka mengalami kendala dan masalah
mereka bisa langsung dikonsultaskani.”88

Sejalan dengan penjelasan dari Bu Irma, Bapak B. Budi Suhartoyo

selaku instruktur pelatihan menambahkan beberapa hal:

“Materi yang saya sampaikan tidak hanya seputar praktik Otomotif


saja, bahkan dari psikologi personal hingga peningkatan motivasi.
Ini saya sampaikan melalui diskusi, studi kasus,presentasi dan
demonstrasi seperti hari ini. seperti hari ini kita memberikan
pengetahuan tentang bagaimana cara mengetahui tingkat motivasi
peserta dan bagaimana cara meningkatkannya. ”89

2. Kendala yang di hadapi Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan

kualitas tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung

Berdasarkan kondisi yang telah ada, dapat diketahui bahwa adapun

kendala atau permasalahan yang saya dapat dari data-data wanwancara

maupun pengamatan adalah kurangnya pemahaman dan pengetahuan

masyarakat mengenai pentingnya latihan kerja dalam memudahkan dalam

mendirikan usaha bagi wirausaha yang mandiri terutama di bidang kejuruan

otomotif. Pelatihan keterampilan otomotif yang diselenggarakan oleh Balai

Latihan Kerja (BLK) Tulungagung sebagai salah satu upaya peningkatan

88
Hasil wawancara dengan Bapak Hari Witono Instruktur Madya Otomotif UPT
Pelatihan Kerja Tulungagung pada hari Kamis, 05 November 2019.
89
Hasil wawancara dengan Bapak B. Budi Suhartoyo selaku Instruktur Pelatihan
Otomotif di UPT BLK Tulungagung. Pada hari Senin, 20 November 2019.
kualitas sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

serta sikap kewirausahaan di bidang perbengkelan. Berikut informasi yang

diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya ada Bapak Guntur selaku Plt.

Kepala UPT sekaligus KASI pengembangan dan pemasaran :

“Kendala kami diantaranya adalah dari pihak masyarakat, mereka


dirasa masih cukup pasif, lembaga kami belum dianggap suatu
kebutuhan. Selain itu ketika sampai dihari seleksi terkadang kuota
peserta belum terpenuhi, kuota pelatihan Otomotif sendiri ada 20
orang, terkadang hanya sampai 6, 10 18, jika hal demikian terjadi
pelatihan tetap jalan namun biasanya waktunya diundur maksimal 1
minggu. Namun terkadang juga ada yang sampek 25 - 60 orang
dalam satu kejuruan, maka dari itu diperlukan adanya penyeleksian.
Selain itu kondisi saat ini BLK belum ada penambahan tenaga kerja
dibagian intsruktur, dari pihak kami pun tenaga instruktur yang PNS
sangat minim, sehingga kami masih menggunakan tenaga eksternal
dan beberapa instruktur yang telah purna. Karena apa?Teman-teman
yang telah purna itu selain mengenal seluk beluk BLK beserta visi
misinya, mereka juga terjamin memiliki pengalaman yang lebih
banyak, dan memiliki metode pengajaran yang tidak diragukan lagi
baiknya. Sehingga kami masih banyak menggunakan tena a eksternal
dari purna.” 90

Sependapat dengan pemaparan diatas mengenai kendala yang

dihadapi UPT BLK Tulungagung saat ini yang menyatakan bahwa ada

beberapa kendala yang sedang dialami, diantaranya kurangnya tenaga

instruktur, keterbatasan instruktur pelatihan ini menyebabkan pihak UPT

BLK Tulungagung harus mengundang instruktur dari luar dan meminta

batuan dari instruktur purna yang dianggap mampu melaksanakan kegiatan

pelatihan. Kendala selanjutnya ada di bagian fasilitas, sarana dan prarsarana

umum memang tersedia di UPT Pelatihan Kerja, namun sarana pendukung

semacam inkubasi bisnis belum tersedia. Hal ini menjadi penghambat


90
Hasil wawancara dengan Bapak Guntur Agung selaku KASI Pengembangan dan
Pemasaran pada hari Senin, 12 November 2019.
tersendiri, di mana para instruktur tidak bisa mempraktekkan materi yang

diberikan pada bidang kerja langsung, tetapi hanya melalui media

komunikasi seperti melalui gambar, video, dan film. Padahal materi yang

diberikan sudah disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan informasi.

Bapak Hari Witono mengatakan :

“Kebanyakan kendala yang dialami setiap BLK adalah jumlah


instruktur, banyak yang purna namun tidak ada penambahan, jarang
sekali ada rekruitmen instruktur mas, padahal sudah banyak yang
sepuh – sepuh, sebenarnya selain rekrutmen hal lain yang terpenting
adalah diklat instruktur, karena ilmu pengetahuan semakin
berkembang mengikuti zaman, jadi diharapkan para intruktur tidak
hanya menguasai di satu bidang saja. Kemudian dari segi peralatan
itu juga kurang update, kalau diperusahaan sudah menggunakan alat
yang canggih lembaga belum menyediakan, tapi saya juga
memakluminya mas, karena mengadakan sarana dan prasana itu
tidak semudah membalik telapak tangan, ada prosesnya yang panjang
dan rumit.”91

Sedangkan dari segi usaha yang dijalankan para alumni ada beberapa

kendala yang dialami, misalnya banyaknya kompetitor, kurangnya ilmu

tentang otomotif yang kian harisemakin berkembang dan sulitnya mendapat

pinjaman modal. Seperti penjelasan Mas Bambang salah satu alumni

pelatihan Otomotif paket APBD tahun 2018 yang memiliki riwayat

pendidikan SMA mengatakan bahwa:

“Untuk kendala dalam berwirausaha dalam Otomotif itu yang


pertama, banyaknya pesaing, sehingga ketika memulai usaha perlu
mempertimbangkan beberapa hal misal dalam menghadapi pesaing
yang begitu banyak. Kedua, usaha yang saya miliki masih belum
dikenal oleh khalayak umum. Ketiga, selain itu masih minimnya
kemampuan yang saya miliki dalam permesinan untuk
mengembangkan usaha kedepannya. Disinilah teman-teman dan
instruktur saya memberikan wejangan untuk mengembangkan segi
pemasarannya, sampai cara-cara mudah dalam masalah perservisan,
91
Hasil wawancara dengan Bapak Hari Witono Instruktur Madya Otomotif UPT
Pelatihan Kerja Tulungagung pada hari Kamis, 05 November 2019.
akhirnya saya memasarkan bengkel saya media sosial seperti
Facebook, Whatsapp, Instagram dll. Harapan saya dengan ini bisnis
saya semakin lancar, lebih luas dan menjadi berkah tersendiri untuk
saya dan keluarga.”92

3. Solusi dalam menangani kendala yang dihadapi Balai Latihan Kerja

dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung

Dari permasalahan yang ada pihak Balai Latihan Kerja Tulungagung

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peran, tugas, visi misi,

da program apa saja yang disediakan oleh Balai Latihan Kerja merupakan

Satuan Pendidikan Luar Sekolah (nonformal) yang diselenggarakan bagi

masyarakat untuk memberikan ide kreatif dan keterampilan untuk bekal

dirinya sendiri. Pelatihan otomotif motor merupakan pelatihan life skill

untuk menigkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang

memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri.

Untuk mendapatkan informasi tersebut bisa didapatkan secara online

maupun offline. Dengan cara ini diharapkan masyarakat atau calon siswa

peserta pelatihan di BLK mengetahui ada nya pelatihan bagi wirausahawan

kususnya di bidang otomotif untuk memudahkan membuka peluang usaha

baru.

92
Hasil wawancara dengan Mas bambang selaku alumni pelatihan Otomotif pada hari
Senin, 12 November 2019.
Cara offline yaitu dengan datang langsung ke Balai Latihan Kerja

Tulungagung dibagian Kios 3 in 1. Divisi kios akan memberikan informasi

dan pengarahan dengan jelas. Cecara online yaitu dengan megunjungi situs

web, facebook dan instagram Balai Latihan Kerja Tulungagung. Pada bulan

ini Balai Latihan Kerja Tulungagung memudahkan masyarakat untuk

menghubungi via whatsap dan nomor telepon lembaga dengan nomor yang

sudah di publish diakun resmi UPT. Pelatihan Kerja Tulungagung. Strategi

tersebut akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi

dimanapun dan kapanpun berada.

Dengan memberikan pelatihan yang ada diharapkan dapat membantu

pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, dan memberikan pengetahuan

tentang dunia usaha. Dengan demikian bertujuan untuk membentuk peserta

pelatihan yang terampil dan bertanggung jawab dalam menjalankan

berbagai tugas yang dilakukannya. Strategi yang digunakan untuk

mensukseskan tugasnya tersebut adalah dengan memberikan informasi

mengenai jadwal pelatihan maupun job market fair melalui media sosial,

sedangkan untukmeningkatkan kompetensi peserta pelatihan strategi yang

digunakan adalah dengan memberikan uji kompetensi dan sertifikasi. Kedua

hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan masyarakat yang kompeten dan siap

bersaing yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat. Berikut penuturan

Bapak B. Budi Suhartoyo selaku instruktur pelatihan :

“Strategi yang dilakukan pihak kami diantaranya adalah dengan m


emberikan informasi bagi masyarakat bahwa di UPT Balai Latihan
Kerja Tulungagung membuka pelatihan melalui media sosial seperti
televisi, radio, dan pemasangan spanduk di sekitar jalan yang mudah
dibaca oleh khalayak umum. Dengan demikian diharapkan
masyarakat sekitar dapat mengikuti pelatihan, sehingga diharapkan
akan memperoleh bekal keterampilan yang bisa digunakan untuk
dunia usaha. Strategi lain yang dilakukan UPT Balai Latihan Kerja
Tulungagung untuk para peserta pelatihan adalah dengan melakukan
uji kompetensi, hal ini dilakukan untuk memberikan kelulusan bagi
peserta pelatihan yang mana kemudian akan memperoleh sertifikat
kelulusan, sertifikasi ini bertujuan sebagai bukti atau jaminan bahwa
para peserta telah benar-benar kompeten dalam bidangnya. Tak
hanya itu kami juga melakukan upaya monitoring dengan membentuk
group bagi alumni peserta pelatihan di kejuruan Otomotif. Dengan
adanya group tersebut diharapkan bisa menjalin silaturrahmi yang
mana dapat digunakan sebagai sarana berbagi pengalaman antar
pengusaha atau sebagai problem solving mensharingkan setiap
masalah dalam usahanya. Beberapa kali kami juga mengajak para
peserta maupun alumni pelatihan untuk memasarkan produknya
melalui kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan
industri kecil dan menengah (IKM) yang ada di Tulungagung”.93

Berdasarkan hasil cross check terhadap beberapa alumni pelatihan,

hasil dari kegiatan pelatihan memberikan dampak positif bagi peserta

pelatihan berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan, teman dan

jaringan, serta pengembangan usaha yang telah dijalankan. Pelatihan

Otomotif di UPT BLK Tulungagung tidak hanya memberikan manfaat bagi

peserta pelatihan tetapi juga bagi lingkungan peserta yang mampu

menerapkan materi pelatihan.

C. Analisis Data

1. Peran Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja

di UPT BLK Tulungagung

Mewujudkan tenaga kerja yang berkualitas diperlukan upaya-upaya

yang harus dilakukan. Manajemen perencanaan diperlukan untuk

93
Hasil wawancara dengan Bapak B. Budi Suhartoyo selaku Instruktur Pelatihan
Otomotif di UPT BLK Tulungagung. Pada hari Senin, 12 November 2019.
pencapaian tujuan tersebut. Secara teknis Balai Latihan Kerja (BLK) sendiri

melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi bagi tenaga kerja dan

masyarakat. Dengan adanya perencananan perwujudan kualitas tenaga kerja

dibidang otomotif akan cepat dan tepat tercapai.

Beberapa kondisi yang dapat dikemukakan mengenai program

pelatihan keterampilan otomotif di BLK Tulungagung adalah bahwa

perencanaan pelatihan keterampilan otomotif disusun sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

Kegiatan pelatihan keterampilan otomotif yang dilakukan tutor sudah

cukup baik terutama menyangkut berbagai metode yang digunakan.

Kondisi sarana seperti mesin otomotif yang tersedia sangat mendukung

proses pelatihan keterampilan otomotif. Kondisi prasarana seperti gedung

atau ruang belajar yang tersedia untuk mendukung proses pelatihan

keterampilan otomotif cukup memadai. Warga belajar dalam mengikuti

kegiatan pelatihan cukup antusias dengan dukungan tutor yang dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Hasil yang dicapai pada pelatihan

keterampilan otomotif juga cukup maksimal.

2. Kendala yang di hadapi Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan

kualitas tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung

Berdasarkan kondisi yang telah ada, dapat diketahui bahwa adapun

kendala atau permasalahan yang saya dapat dari data-data wanwancara

maupun pengamatan adalah kurangnya pemahaman dan pengetahuan

masyarakat mengenai pentingnya latihan kerja dalam memudahkan dalam


mendirikan usaha bagi wirausaha yang mandiri terutama di bidang kejuruan

otomotif. Pelatihan keterampilan otomotif yang diselenggarakan oleh Balai

Latihan Kerja (BLK) Tulungagung sebagai salah satu upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

serta sikap kewirausahaan di bidang perbengkelan.

Sebagai pelaku usaha harus memiliki pengetahuan yang luas, mampu

membaca peluang, dan tepat dalam memngambil keputusan. Balai Latihan

Kerjaakan menjadi wadah bagi pelaku usaha dalam memaksimalkan

kemampuannya dalam bidang entrepreneur. Mereka akan lebih menguasai

tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan keputusan strategi apa

yang tepat dalam mengembangkan usahanya. Selain itu pentingnya sertifikat

yang didapat oleh peserta pelatihan dapat dijadikan bukti kepada masyarakat

bahwa wirausahawan tersebut sudah mampu untuk mendirikan usaha dan

ahli dalam bidangnya.

3. Solusi dalam menangani kendala yang dihadapi Balai Latihan Kerja

dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di UPT BLK

Tulungagung

Dari permasalahan yang ada pihak Balai Latihan Kerja Tulungagung

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peran, tugas, visi misi,

da program apa saja yang disediakan oleh Balai Latihan Kerja merupakan

Satuan Pendidikan Luar Sekolah (nonformal) yang diselenggarakan bagi

masyarakat untuk memberikan ide kreatif dan keterampilan untuk bekal

dirinya sendiri. Pelatihan otomotif motor merupakan pelatihan life skill


untuk menigkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang

memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri.

Sebagaimana dalam rangka mencapai tujuan pemberdayaan, maka

strategi meningkatkan kualitas tenaga kerja membutuhkan intervensi

berupa kerjasama dengan pihak lain. Kerja sama yang dibangun dalam

rangka mempertegas tujuan pelatihan, sehingga setelah selesai mengikuti

pelatihan peserta dapat mewujudkan pemberdayaannya.

Kerja sama tersebut digunakan salah satunya dalam penempatan

tenaga kerja. Di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung ada program

Pemagangan, Job Market Fair (JMF), dan Penempatan Kerja itu sendiri.

Bagi peserta pelatihan kerja di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung yang

telah lulus ada program magang dimana program ini masih menjadi

tanggungjawab UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung, sedangkan JMF

tanggungjawab perusahaan, dan Penempatan tenaga Kerja merupakan

penempatan tenaga kerja tanpa melalui proses magang maupun JMF atau

dengan kata lain melalui seleksi langsung yang diselenggarakan oleh pihak

perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Peran Balai Latihan Kerja dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga

Kerja di UPT BLK Tulungagung

Sebagai lembaga pelatihan milik provinsi, UPT BLK Tulungagung

memiliki tugas mempersiapkan tenaga kerja untuk mendapatkan

keterampilan atau keahlian agar lebih siap dan memenuhi kualifikasi pasar

kerja. Pelatihan yang diselenggarakan selama 10x8 jam pelajaran ini

merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat melalui BLK

untuk meningkatkan kompetensi, dan produktivitas tenaga kerja yang

diharapkan dengan membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja

untuk meningkatkan daya saing dalam memasuki pasar kerja maupun bekal

untuk menjalankan usaha mandiri (berwirausaha) demi terwujudnya

pengurangan tingkat pengangguran terdidik di Kab. Tulungagung.

Adapun faktor pendukung untuk mewujudkan tenaga kerja yang

berkulitas dan memiliki kompetensi diperlukan suatu upaya yang nyata serta

berkesinambungan baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun oleh swasta.

Balai Latihan Kerja Industri Wilayah Tulungagung sebagai bagian dari

Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur memiliki peran untuk

meningkatkan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja Tulungagung

melalui program pelatihan yang ditawarkan.


Berdasarkan temuan dari observasi dan wawancara di lapangan seperti

yang dikatakan oleh Ibu Irma Fitria selaku Instruktur pelatihan

menambahkan bahwa sebagai tahap akhir dari kegiatan pelatihan, peserta

pelatihan wajib mengikuti uji kompetensi sebagai penentu apakah peserta

tersebut pantas dinyatakan berkompeten atau tidak. Apabila memang layak

diakui, pihak UPT Pelatihan Kerja Tulungagung akan menerbitkan sertifikat

kompetensi untuk dia agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

UPT Pelatihan Kerja Tulungagung sendiri terdapat berbagai jenis

pelatihan yang dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan pengadaan

sumberdananya, antara lain:

a. Pelatihan Keterampilan Institusional

Pelatihan Keterampilan institusional merupakan program

pelatihan yang diselenggarakan di UPT Pelatihan Kerja

Tulungagung dengan sumber pendanaan dari APBN maupun

APBD. Pelatihan ini mengguanakan fasilitas pelatihan yang

berada di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung. Peserta yang

akan mengikuti pelatihan ini mendatangi lembaga

penyelenggara untuk mengikuti pelatihan berupa pendalaman

materi di kelas-kelas yang telah tersedia.

b. Pelatihan Keterampilan Non Institusional

Pelatihan non institusional atau lebih dikenal dengan

Mobile Training Unit (MTU) atau pelatihan keliling adalah


program pelatihan keterampilan tenaga kerja yang

diselenggarakan di luar Instansi UPT Pelatihan Kerja

Tulungagung. MTU ini adalah pelatihan kerja keliling dengan

menggunakan armada mobil yang berisi alat-alat kerja untuk

praktek keterampilan dengan mendatangi tempat pelatihan

tersebut. Titik lokasi penyelenggaraan pelatihan di berbagai

kecamatan, desa-desa, maupun pinggiran kota di wilayah

Kabupaten Tulungagung. Program pelatihan ini bertujuan

meningkatkan produktivitas dan keterampilan masyarakat desa,

mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan, dan

meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya peningkatan

keterampilan untuk memasuki pasar kerja.

c. Pelatihan Kerjasama/Swadana

Pelatihan swadana adalah pelatihan yang dibiayai peserta

pelatihan atau pihak ketiga dengan tarif yang didasarkan pada

Peraturan Kabupaten Tulungagung tentang Retribusi Pelatihan

Kerja Swadana pada UPT Pelatihan Kerja.

Program pelatihan yang ada di Balai Latihan Kerja Tulungagung

bertujuan agar masyarakat mempunyai peningkatan dalam hal pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Seperti memiliki pengetahuan tentang manajemen,

baik waktu maupun human resource, memiliki keterampilan menghadapi

berbagai macam resiko, memiliki keterampilan mengendalikan diri sendiri,


memiliki sikap tahan banting, rela berkorban, komitmen serta

bertanggungjawab.94 Sehingga hasil dari pelatihan ini dapat menjadi tenaga

kerja yang berkualitas dan dapat diaplikasikan dalam pengelolaan usaha

yang ditandai dengan melakukan wirausaha atau bentuk lainnya. melalui

pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar

seperti di bidang otomotif.

Sumber dana untuk penyelenggaraan program pelatihan institusional

dan non institusional berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) dengan dasar hukum Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA),

dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan dasar hukum

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Sumber pendanaan dari APBN

terbagi menjadi dua, yakni Rupiah Murni (RM), dan Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP). Sedangkan pendanaan APBD berasal dari Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tulungagung. Sehingga pelatihan yang

dibiayai oleh dana APBN maupun APBD tidak dipungut biaya (gratis).

Terdapat beberapa perbedaan dalam pelaksanaan program pelatihan

keterampilan dari jenisnya. Pelatihan yang bersumber dari APBN

merupakan program yang termasuk dalam tugas pembantuan yang diberikan

pemerintah pusat pada pemerintah daerah, dengan jenis pelatihan berbasis

kompetensi atau Competence Based Training (CBT).95

94
R. Heru Kristanto HC, Kewirausahaan (Entrepreneurship) : Pendekatan Manajemen,
dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 7-11.
95
Dokumen Internal UPT BLK Tulungagung
Untuk mengetahui kesiapan dan bakat peserta pelatihan, dilakukan tes

dasar tulis dan wawancara dengan instruktur pelatihan Otomotif. Hanya

calon peserta yang telah mengetahui informasi dasar dan siap yang akan

diloloskan untuk kemudian mengikuti pelatihan Otomotif. Kategori

keinginan peserta melakukan pelatihan Otomotif didasarkan pada motivasi

dan tujuan tertentu, teori motivasi mampu menjelaskan motivasi seseorang

untuk melakukan kegiatan usaha sebagai seorang wirausaha. Sesuai dengan

pendapat Irawan dan Suparmoko dalam bukunya dengan judul Ekonomi

pembangunan mengenai teori motivasi tenaga kerja berprestasi yang

meliputi motif berprestasi, motif berafiliasi, motif kekuasaan. 96 Hal ini juga

dijadikan sebuah materi pembahasan yang ada di UPT BLK Tulungagung.

Beliau menjelaskan:

1. Motif Berprestasi (Need for Achivement)

Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh

keingininan mendapatkan prestasi dan pengakuan dari keluarga

dan masyarakat. Individu melakukan suatu tindakan karena

didorong oleh keinginannya untuk meriah suatu prestasi yang

gemilang. Karena segala daya upaya, usaha, perbuatan,

tindakan, tingkah laku, bahkan sikap, nilai-nilai hidup yang

dimiliki oleh individu selalu diarahkan dalam rangkai

pencapaian suatu prestasi tertentu. Jadi ketika prestasi ini bisa

96
Irawan, Suparmoko. Ekonomi pembangunan, (edisipertama.Yogyakarta:BPFE. 2001).
hal. 83
diraih seorang individu. Individu akan merasa terpuaskan ketika

ia berhasil mencapai prestasi yang mempunyai nilai lebih. Dia

akan menjadi manusia yang maksimal dalam bertindak dan

mencapai hasil yang maksimal pula.

2. Motif Berafiliasi (Need for Affiliation)

Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh

keinginan untuk berhubungan dengan orang lain secara sosial

kemasyarakatan. Setiap tindakan, perilaku, atau sikap, nilai-

nilai hidupnya berorientasi kepada hubungan sosial. Disatu sisi,

individu yang termotivasi karena keinginan untuk bersosialisasi

akan mempunyai dasar yang kuat untuk membentuk suatu tim

kerja yang tangguh. Bentuk-bentuk relasi sosial yang

menghasilkan tim kerja inilah yang sebenarnya merupakan

relasi sosial yang produktif. Tetapi relasi sosial yang tidak

mendorong terbentuknya tim kerja, maka inilah yang akan

menimbulkan persoalan. Karena perilaku individu hanya

berorientasi ke hal-hal yang tidak produktif.

3. Motif Kekuasaan (Need for Power)


Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh

keinginan mendapatkan kekuasaan atas sumberdaya yang ada.

Peningkatan kekayaan, penguasaan pasar sering menjadi

pendorong utama wirausaha melakukan kegiatan

usaha.Tindakan individu dapat juga didasari oleh dorongan-

dorongan untuk menanamkan pengaruhnya, yang bertujuan

untuk menguasai orang lain. Di satu sisi, hal ini sangat

diperlukan oleh seorang pemimpin. Karena salah satu tugas

pemimpin adalah mempengaruhi orang lain. Namun demikian,

keinginan untuk berkuasa ini akan menjadi persoalan tersendiri,

ketika individu menggunakan label-label tertentu (jabatan,

uang, sosial, ekonomi, pendidikan) untuk menanamkan

pengaruhnya. Artinya, individu lebih senang menggunakan

atribut-atribut yang menempel pada dirinya untuk berpengaruh,

dibandingkan menggunakan prestasi yang dimilikinya. Yang

ideal adalah ketika seseorang dengan prestasinya mampu

mempengaruhi orang lain. Sehingga orang lain mengikuti

dirinya bukan karena melihat dari label-label tersebut, tetapi

karena ada suatu prestasi yang dimiliki oleh orang yang

bersangkutan. Hal ini akan dapat bertahan lama dibandingkan

mengandalkan sesuatu yang sifatnya pemberian dari pihak luar,

yang sewaktu-waktu dapat dicabut.


Dengan memberikan materi tersebut B. Budi Suhartoyo selaku

instruktur pelatihan mengharapkan peserta pelatihan bisa bangkit untuk

mengembangkan usahanya, sehingga mampu bersaing dengan pengusaha

lainnya. Lembaga UPT Pelatihan Kerja Tulungagung memberikan berbagai

arahan dalam berbisnis dan memberikan pengetahuan tentang cara berbisnis,

dengan demikian diharapkan dapat menerapkan materi yang telah diberikan

ketika pelatihan dikejuruan Otomotif sehingga bisa diterapkan dunia

usaha.97

Hal ini sesuai dengan teori S.Mulyadi dalam buku, Ekonomi Sumber

Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, mengatakan bahwa tenaga

kerja atau (man power) pada dasarnya adalah penduduk dalam usia kerja

(berusia 15-64 tahun) atau dapat dikatakan jumlah seluruh penduduk dalam

suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas

tersebut.98

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan M

Suparmoko, dalam buku Ekonomi Pembangunan adalah penduduk pada usia

kerja yaitu antara 15 sampai dengan 64 tahun. Penduduk dalam usia kerja

ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja (labor force) dan

bukan angkatan kerja (unlabor force). Angkatan kerja (labor force) adalah

97
Hasil wawancara dengan Bapak B. Budi Suhartoyo selaku Instruktur Pelatihan
Otomotif di UPT BLK Tulungagung. Pada hari Senin, 20 November 2019.
98
S.Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta:
RajawaliPers, 2012), hal. 59.
penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap

untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang

berlaku. Penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik

bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh (Irawan dan M Suparmoko).99

Dengan memberikan materi tersebut Bapak B. Budi Suhartoyo selaku

instruktur pelatihan mengharapkan peserta pelatihan bisa bangkit untuk

mengembangkan usahanya, sehingga mampu bersaing dengan pengusaha

lainnya. Lembaga UPT Pelatihan Kerja Tulungagung memberikan berbagai

arahan dalam berbisnis dan memberikan pengetahuan tentang cara berbisnis,

dengan demikian diharapkan dapat menerapkan materi yang telah diberikan

ketika pelatihan dikejuruan Otomotif sehingga bisa diterapkan dunia usaha.

Sesuai dengan pernyataan dari Mas Bambang selaku alumni pelatihan

kewirausahaan yang menyatakan alasannya mengikuti pelatihan adalah

karena sebagai freshgraduate yang belum memiliki pekerjaan beliau sadar

bahwa ijasah saja tidak cukup untuk berdikari, perlu adanya skill yang

didampingi sertifikat pendukung untuk mengembangkan usaha yang sudah

beliau miliki.100

Berdasarkan penjelasan dari wawancara tentang Instruktur pelatihan,

dapat disimpulkan bahwa ketika memberi pengajaran dan pelatihan mudah

99
Irawan, Suparmoko. Ekonomi pembangunan, (edisipertama.Yogyakarta:BPFE. 2001).
hal. 83
Hasil wawancara dengan Mas bambang selaku alumni pelatihan Otomotif pada hari
100

Senin, 12 November 2019.


dipahami dan mampu menjelaskan kurikulum dengan baik, serta

mempunyai strategi tertentu agar siswa tidak merasa bosan atau jenuh

dengan materi yang disampaikan. Kebanyakan instruktur disini adalah

mereka yang sudah memiliki pengalaman kurang lebih 10 tahun sebagai

instruktur pelatihan, jadi sudah dikatakan baik dan mumpuni. Namun ada

beberapa tenaga ahli yang masih menggunakan tenaga purna di sub

kejuruan tertentu, alasannya karena dinilai lebih banyak pengalaman dan

punya dedikasi yang tinggi untuk mengajar di lembaga UPT BLK

Tulungagung.

Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu milik Pramusiska Gumilar

dengan judul Peran Balai Latihan Kerja (Blk) Kabupaten Magelang Dalam

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), (Ilmu Pemerintahan

Fisip Undip Semarang) yang mengatakan instruktur lembaga BLK masih

ada yang menggunakan tenaga yang sudah purna. Menurutnya BLK

mengalami keterbatasan instruktur pelatihan harus mengundang instruktur

dari luar dan atau meminta bantuan dari instruktur kejuruan lain yang

dianggap mampu melaksanakan kegiatan pelatihan sesuai kurikulum yang

ada.101

101
Pramusiska Gumilar, Peran Balai Latihan Kerja (Blk) Kabupaten Magelang Dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), (Ilmu Pemerintahan Fisip Undip
Semarang),hal. 1
B. Kendala yang di hadapi Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan

kualitas tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung

UPT Pelatihan Kerja Tulungagung memiliki tugas melaksanakan

kegiatan teknis operasional melaksanakan pelayanan masyarakat berupa

pelatihan dan sertifikasi dan kegiatan teknis penunjang berupa

melaksanakan uji kompetensi. Selain melaksanakan pelatihan dan sertifikasi

wirausaha, UPT Pelatihan Kerja Tulunggung juga bekerjasama dengan

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk melaksanakan sertifikasi

kompetensi kerja, dengan rincian tugas UPT Pelatihan Kerja Tulungagung

sebagai tempat uji kompetensi (penyelenggara) dan LSP sebagai penerbit

sertifikat kompetensi kerja.

Menurut Bapak Budi Suhartoyo selaku Instruktur Madya Otomotif

UPT Pelatihan Kerja Tulungagung, uji kompetensi ini merupakan salah satu

bentuk upaya dari pemerintah untuk menyiapkan masyarakat menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 bekerjasama dengan Badan

Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dengan mengoptimalkan peran balai-

balai pelatihan kerja dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Pelaksanaan uji

kompetensi di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung sudah sangat baik. Dalam

melaksanakan uji kompetensi, UPT Pelatihan Kerja Tulungagung juga telah

bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi sebagaimana mestinya.102

102
Hasil wawancara dengan Bapak B. Budi Suhartoyo selaku Instruktur Pelatihan
Otomotif di UPT BLK Tulungagung. Pada hari Senin, 20 November 2019.
Seperti yang ditambahkan oleh Bapak Guntur Agung selaku KASI

Pengembangan dan Pemasaran permasalahan yang ada pihak UPT.

Pelatihan Kerja Tulungagung memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai peran, tugas, visi misi, dan program apa saja yang disediakan oleh

UPT. Pelatihan merupakan Satuan Pendidikan Luar Sekolah (nonformal)

yang diselenggarakan bagi masyarakat untuk memberikan ide kreatif dan

keterampilan untuk bekal dirinya sendiri. Salah satu pelatihan yang

dikembangkan ialah dalam bidang otomotif. Pelatihan dibidang otomotif

merupakan pelatihan life skill yang untuk menigkatkan keterampilan,

pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar

dapat hidup mandiri. Adanya pelatihan tersebut merupakan upaya yang

dilakukan BLK Tulungagung untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja

dibidang otomotif yang tentunya membantu para tenaga kerja dalam

mencari kerja, bekerja dan menciptakan lapangan kerja. Untuk mendapatkan

informasi mengenai pelatihan tersebut bisa didapatkan secara online

maupun offline. Dengan cara ini diharapkan masyarakat atau calon siswa

peserta pelatihan di BLK mengetahui adanya pelatihan bagi wirausahawan

kususnya di bidang otomotif untuk memudahkan membuka peluang usaha

baru.

Jika menggunakan cara offline peserta dapat datang langsung ke

UPT.Pelatihan Kerja Tulungagung dibagian Kios 3 in 1. Divisi kios akan

memberikan informasi dan pengarahan dengan jelas. Sedangkan jika

melalui online yaitu dengan megunjungi situs web, facebook dan instagram
UPT. Pelatihan Kerja Tulungagung. Pada bulan ini UPT. Pelatihan Kerja

Tulungagung memudahkan masyarakat untuk menghubungi via whatsapp

dan nomor telepon lembaga dengan nomor yang sudah di publish diakun

resmi UPT. Pelatihan Kerja Tulungagung. Strategi tersebut akan

memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi dimanapun dan

kapanpun berada.

Kendala selanjutnya ada di bagian fasilitas, sarana dan prasarana

umum memang tersedia di UPT Pelatihan Kerja, namun sarana pendukung

semacam inkubasi bisnis belum tersedia. Hal ini menjadi penghambat

tersendiri, di mana para instruktur tidak bisa mempraktekkan materi yang

diberikan pada bidang kerja langsung, tetapi hanya melalui media

komunikasi seperti melalui gambar, video, dan film. Padahal materi yang

diberikan sudah disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan informasi.

Sedangkan dari usaha yang dijalankan para alumni ada juga beberapa

kendala yang dialami, misalnya banyaknya kompetitor, kurangnya ilmu

tentang strategi pemasaran dan sulitnya mendapat pinjaman modal.

Berdasarkan penelitian dan observasi di lapangan, UPT Balai Latihan

Kerja Tulungagung dalam menjalankan perannya sebagai lembaga

pelaksana pelatihan sudah cukup baik. Secara umum lembaga ini sudah

melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk teknis dan standar

operasional prosedur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi. Hanya

saja masih ada beberapa kendala yang dialami seperti kurangnya tenaga

instruktur, keterbatasan instruktur pelatihan ini menyebabkan pihak UPT


BLK Tulungagung harus mengundang instruktur dari luar dan meminta

batuan dari instruktur purna yang dianggap mampu melaksanakan kegiatan

pelatihan.

Hasil penelitian ini selaras dengan teori yang di katakan oleh Soleh

dalam jurnal yang berjudul “Masalah Ketenagakerjaan Dan Pengangguran

Di Indonesia” menurutnya ada beberapa kendala atau permasalahan tenaga

kerja di Indonesia yaitu:

a) Daya saing tenaga kerja

Dari berbagai servey yang dilakukan oleh BPS dapat

disimpulkan bahwa daya saing tenaga kerja Indonesia relatif masih

rendah dibandingkan dengan daya saing negara tetangga.

Rendahnya daya saing di sebabkan rendahnya mutu SDM sebagai

akibat dari rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya

kompetensi kerja dan kecocokan skill dengan kecocokan

pekerjaan.

b) Pasar kerja tenaga kerja

Masih rendahnya peningkatan pasar kerja di bandingkan

peningkatan jumlah tenaga kerja,meski pertambahan lapangan

kerja selama 5 tahun terahir cukup banyak dibandingkan

pertambahan angkatan kerja. Kondisi menyebabkan kelebihan

tenaga kerja (labour surplus economy). Disamping itu kondisi


pasar kerja juga pada pasar yang kurang berkualitas sehingga

produktivitas dari tenaga kerja juga masih rendah.

c) Hubungan industrial

Masih belum terjalinnya hubungan Industrial antara

pemerintah, pekerja dan perusahaan dengan baik. Mengakibatkan

rendahnya daya saing tenaga kerja dan salah satu penyebab

pengangguran. Hubungan industrial ini merupakan suatu sistim

hubungan yang terbentuk antarapelaku dalam proses produksi

barang dan dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja

buruh dan pemerintah. Permasalahannya hubungan industrial saat

ini masih belum harmonis. Seperti : peraturan perusahaan (PP),

perjanjian kerja bersama (PKB), lembaga kerja sama (LKS)

bipartit, lembaga kerja sama (LKS) tripartit, peran SP/SB dan

asosiasi pengusaha.

d) Pengawasan dan perlindungan tenaga kerja

Pelaksanaan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan

juga masih sangat rendah di Indonesia. Ini terbukti dengan masih

banyaknya pelanggaran dalam hubungan kerja, jam kerja, kerja

lembur dan upah antara teanga kerja dan perusahaan.


e) Link and Matc

Ketidak sesuaian antara perusahaan dan tenaga kerja dalam

mendapatkan pekerja dan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian

juga merupakan permasalahan dalam menciptakan pengangguran

di Indonesia. Link and Matc merupakan konsep keterkaitan dan

kesepadanan antara skill yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan

kebutuhan kerja yang dibutuhkan. Link and Mach masih menjadi

masalah utama yang harus diselesaikan dalam mengurangi

pengangguran di Indonesia.103

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Maesyarah104 yaitu memberikan penjelasan bahwa peran balai latihan

kerja dalam meningkatkan kualitas peserta sangatlah berpengaruh dalam

meningkatkan pengetahuan mereka karenasangat membantu terutama untuk

membangun karakter atau sifat dari peserta pelatihan,selain itu juga

berpengaruh terhadap peningkatan kualitas tenagakerja.

Hal ini juga didukung oleh penelitian terdahulu milik Febrina yaitu

menunjukkan bahwa peran Balai Latihan Kerja dan Pengembangan

Produktivitas (BLKPP) dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat, dan juga hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Balai

Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas (BLKPP) dapat membantu


103
Ahmad Soleh, Masalah Ketenagakerjaan Dan Pengangguran Di IndonesiaJurnal Ilmiah
Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017, Universitas Padjajaran, diakses pada 20 Mei 2021 : 15.57
104
Maesyarah Analisis Efektivitas Peran Balai Latihan Kerja (BLK) Dalam
Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Menurut Prespektif Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung 1439 H / 2018. Hal.1
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat akan lebih

terlatih dan siap dengan adanya persaingan di dunia kerja.

C. Solusi dalam menangani kendala yang dihadapi Balai Latihan Kerja

dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di UPT BLK Tulungagung

Jika dipresentasikan kegiatan pelatihan dari tahun 2014 sampai 2019

ini telah mencapai prosentase sekitar 80% dari target yang diharapkan, para

alumni sudah mampu menjalankan dan memperbaiki usaha yang dijalankan

sesuai materi yang dipelajari. Hal ini tentu tidak terlepas dari kebijakan

pihak lembaga yang mewajibkan para peserta pelatihan kewirausahaan

memiliki embrio usaha sebelum mereka mengikuti pelatihan. Sehingga

pihak lembaga hanya sebagai fasilitator untuk meningkatkan dan

mengembangkan usaha yang sudah ada ini. Tentunya hal ini juga

memberikan efek positif bagi setiap peserta maupun alumni. Karena disini

tidak hanya pemberian materi, melainkan ada uji kompetensi dan sertifikasi.

Hal ini yang sangat dibutuhkan dalam dunia usaha.

UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung memiliki 64 jenis pelatihan

yang tercover dalam 14 jenis program pelatihan yaitu: Mesin Produksi,

Instalasi Pipa, Kerja Pelat, Pengecoran Logan, CNC, Las Industri, Fabrikasi,

Las Bawah Air, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik

Alat Berat, Instalasi Penerangan, Instalasi tenaga, Otomasi Industri,

Telekomunikasi, Instrumentasi dan Kontrol, Audio Video, Teknik Refigrasi

Domestik, Teknik Tata Udara, Kontruksi Batu dan Beton, Kontruksi Kayu,
Gambar Bangunan, Furniture, Kontruksi Baja Ringan, Pekerjaan Gipsun,

Survei Pemetaan, Pembesian, Sekretaris, Administrasi Perkantoran, ICT for

Secretary, Keuangan, Tata Niaga, Bahasa, Kewirausahaan, Networking,

Teknisi Komputer, Computer Engineering, Pemrograman, Multimedia,

Database, System Analyst, Graphic Design, Operator Komputer, Artifical

Intellegence, IT Govermance, Public Relation, Menjahit, Teknik Bordir,

Tenik Pola, Kecantikan Kulit, Kecantikan Rambut, Fashion Design, Fashion

Teknologi, Mekanisasi Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura, Mix

Farming, Pengolah Tanah, Konservasi Lahan, Budidaya Tanaman, Pengolah

Hasil Pertanian, Pengolah Hasil Perikanan, dan Pengolah Hasil

Peternakan.105

Pelatihan Ortomotif sendiri dilaksanakan setiap tahun dengan

beberapa gelombang, untuk tahun ini ada 8 gelombang dari sumber dana

APBD yang diikuti oleh 20 peserta setiap gelombangnya. Setelah selesai

mengikuti kegiatan pelatihan para siswa akan mendapatkan sertifikat dari

UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung yang dapat menjadi bukti bahwa

peserta tersebut pernah mengikuti kegiatan pelatihan dengan jurusan yang

dipilih untuk kemudian dapat digunakan sebagai sertifikat pendamping kerja

apabila memang dibutuhkan.

Sebagaimana disampaikan oleh Mas Bambang tentang manfaat beliau

mengikuti pelatihan kewirausahaan. Dengan menerapkan materi yang

diperoleh beliau mendapatkan materi kepemimpinan yang dapat dijadikan

105
Dokumen Internal UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung
pedoman untuk menjadi pemimpin yang baik, mampu memahami karakter

karyawan dan mampu menyelesaikan masalah yang beragam, selain itu

beliau juga sangat bersyukur mendapat materi tentang bagaimana mengatur

keuangan, sehingga dapat mengalokasikan dana untuk produksi dan dana

pribadi dengan sangat baik.

Hal diatas sesuai dengan peran UPT Pelatihan Kerja Tulungagung

dalam segi pemberdayaan pengangguran terdidik, seperti pendapat Sarwono

pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya masyarakat dengan

mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Keberdayaan

masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat

bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri untuk

mencapai suatu kemajuan. Memberdayakan masyarakat berarti

meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang dalam kondisi tidak

mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan, dengan kata

lain memberdayakan adalah memandirikan masyarakat.106

UPT Pelatihan Kerja Tulungagung selain melakukan pemberdayaan

juga sebagai penjembatan bagi peserta pelatihan Otomotif, bentuk

pendampingan dari UPT BLK Tulungagung setelah pelatihan diantaranya

dengan dibentuknya grup whatsapp alumni pergelombang. Sehingga dengan

dibuatnya group tersebut dapat dijadikan wadah bertukar pikiran dan

pengalaman antar pengusaha. UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung juga

106
SarlitoWirawanSarwono, Teori- TeoriPsikologiSosial, (Jakarta: RajawaliPers, 2015), Hal.215
akan membantu memasarkan produk diberbagai tempat dan kegiatan bagi

peserta yang melakukan kegiatan produksi. Pihak lembaga akan

mengikutkan peserta pelatihan pada kegiatan usaha mikro kecil menengah

(UMKM) dan industri kecil dan menengah (IKM). Dengan demikian peserta

pelatihan kewirausahaan dapat memasarkan produknya pada kegiatan

tersebut.

Dengan mengikuti pelatihan kerja di UPT BLK Tulungagung ini, para

pencari kerja dan para pengangguran terkhusus pengangguran terdidik dapat

meningkatkan kualitas keterampilan kerjanya sesuai dengan kebutuhan

pasar kerja yang ada,atau paling tidak mereka mampu menciptakan pangsa

pasar sendiri dengan berwirausaha secara mandiri. Hal ini selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kiki Nurcahyani dengan judul Strategi UPT

Pelatihan Kerja Tulungagung dalam Mengurangi Pengangguran dengan

Berwirausaha, dalam penelitian ini menjelaskan bahwa dengan diadakannya

pelatihan kewirausahaan di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung

diharapkan dapat mengembangkan usahanya, sehingga hal ini dapat

mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Tulungagung.107

107
Kiki Nurcahyani, Strategi UPT Pelatihan Kerja Tulungagung Dalam Mengurangi
Pengangguran Dengan Berwirausaha,(Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2018).
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uaraian dan pemaparan mengenai Peranan Balai

Latihan Kerja dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Bidang

Otomotif di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Peran UPT PK Tulungagung dalam meningkatkan kualitas tenaga

kerja yang kompeten dalam menghadapi pasar bebas di Tulungagung,

diantaranya melaksanakan pelatihan-pelatihan sesuai minat dari calon

peserta pelatihan, melaksanakan uji kompetensi untuk masing-masing

kejuruan dan sertifikasi. Bentuk program pelatihan Otomotif

dilaksanakan dari sumber pendanaan APBD yang terbagi menjadi 8

periode dengan 20 orang setiap gelombang pertahunnya. Proses

kegiatan pelatihan dimulai dari lolosnya peserta dari tes tulis dan tes

wawancara. Pelatihan yang dilakukan oleh UPT Pelatihan Kerja

Tulungagung sudah cukup baik, namun perlu peningkatan

kedisiplinan pada siswa, contohnya memastikan seluruh siswa

mengikuti apel pagi, dan memperketat peraturan karena masih banyak

siswa yang menyepelekan peraturan yang ada.

2. Kendala UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung dalam meningkatkan

kualitas tenaga kerja masih sebelumnya berjalan efektif. Hal ini dapat
dilihat dari adanya hambatan-hambatan pada proses pelatihan yaitu

kurangnya sarana dan prasarana fasilitas dan terlambatnya bahan yang

digunakan untuk proses pelatihan. Tetapi untuk menghadapi hambatan

tersebut pihak UPT BLK Tulungagung mensiasati dengan cara

membagi menjadi 2 kelompok. Hambatan pada proses pelatihan

selanjutnya yaitu latar pendidikan dan SDM dari setiap siswa

pelatihan yang berbeda-beda. Dalam hal ini UPT BLK Tulungagung

tidak membatasi untuk calon peserta pada kejuruan pelatihan

otomotif.

3. Solusi UPT Balai Latihan Tulungagung dalam menghadapi persaingan

tenaga kerja di Pasar Bebas diantara upaya-upaya yang telah

dilakukan ialah bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pendanaan

selama pelatihan di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung, bekerjasama

dengan beberapa perusahaan baik di dalam maupun diluar

Tulungagung dalam penyaluran alumni tenaga kerja, meningkatkan

ketrampilan dan ilmu kepada siswanya, mengadakan pendaftaran

online bagi calon peserta pelatihan, peran pelatihan Otomotif di UPT

Balai Latihan Kerja Tulungagung sangat bermanfaat bagi

pemberdayaan pengangguran terdidik, karena selain sebagai fasilitator

untuk meningkatkan, mengembangkan usaha dan ketrampilan siswa

juga memberikan efek positif bagi setiap peserta maupun alumni,

seperti memberikan pengetahuan tentang perbengkelan dibidang

mesin dan kemampuan menyelesaikan masalah. Selain itu pihak


lembaga juga tetap melakukan pendampingan usai pelatihan, berupa

wadah konsultasi dan pemberian info terkait pengembangan usaha.

Dalam pelatihan ini tidak hanya pemberian materi, melainkan ada uji

kompetensi dan sertifikasi.

B. Saran

Berdasarkan temuan diatas saran yang dapat peniliti kemukakan

sebagai berikut:

1. Bagi UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung

Dari hasi penelitian ini diharapkan pihak UPT Balai Latihan Kerja

Tulungagung lebih meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta baik

perusahaan atau yang lainnya guna meningkatkan materi pembelajaran

yang sesuai kebutuhan pasar, serta menjadikan lulusan pelatihan yang

memiliki standar kompetensi yang baik. Selain itu, perlu diadakannya

pelatihan kepadapara instruktur agar pengetahuan para instruktur juga

terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Serta

memperbaharui dan melengkapi peralatan pelatihan kerja yang sesuai

dengan perkembangan teknologi saat ini.

2. Bagi Akademik

Diharapkan bisa menambah pembendaharaan perpustakaan di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, sehingga bisa

menambah pengetahuan dan informasi bagi adik tingkat untuk

melakukan penelitian yang sama.


3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan maupun kajian

lanjutan yang berkaitan dengan permasalahan yang sama dengan studi

kasus yang lebih luas, sehingga dapat menyempurnakan hasil

penelitian yang sudah penulis teliti mengenai Peranan Balai Latihan

Kerja dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Bidang

Otomotif di UPT Balai Latihan Kerja Tulungagung.

Anda mungkin juga menyukai