Anda di halaman 1dari 5

TERAPI GIZI/NUTRISI

I. Pengertian
Pelayanan kesehatan paripurna seorang pasien, baik rawat jalan maupun rawat
inap, memerlukan 3 jenis asuhan ( Care ) yaitu ; Asuhan Medik, Asuhan
Keperawatan dan Asuhan Gizi.
Terapi Gizi merupakan pelayanan gizi yang berikrar pada pasien/klien untuk
penyembuhan penyakit sesuai dengan hasil diagnose, termasuk konseling, baik
sebelum di rawat, dalam perawatan maupun sesudah di rawat
II. Tujuan
Tujuan terapi gizi/nutrisi adalah Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien
secara optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien rawat inap maupun
konseling gizi pada pasien rawat jalan.
III. Ruang Lingkup
A. Pasien Rawat Jalan
B. Pasien Rawat Inap
IV. Tata Laksana Terapi Gizi/Nutrisi
A. Terapi Nutrisi Pada Pasien Rawat Jalan
1. Asesmen lanjut/Pengkajian gizi lanjut
a. Lakukan pengukuran antropometri seperti ; Tinggi Badan (TB), Berat
Badan (BB), Panjang Badan (PB). Pada pasien yang tidak dapat
diukur tinggi badannya dapat dilakukan pengukuran Lingkar Lengan
Atas (Lila)
b. Pemeriksaan Fisik
Untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan dengan
gangguan gizi, perlu dilakukan pemeriksaaan seperti ; Tanda-tanda
klinis kurang gizi ( sangat kurus, pucat atau bengkak ) atau
untuk gizi lebih ( gemuk/obesitas ), system kardivaskuler, system
pernapasan, system gastrointestinal, system metabolik dan system
neurologi/psikiatri.
c. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan biokimia dalam rangka mendukung diagnose penyakit serta
menegakan masalah gizi pasien. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menentukan intervensi gizi dan monitor/mengevaluasi terapi gizi yang
diberikan. Data pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan

1
status gizi dan penyakit, misalnya ; Kadar Hb, Gula Darah, Asam
Urat, Kolesterol, Albumin Darah, dll
d. Pengkajian Diet
 Anamnesis Gizi
Untuk mendapatkan gambaran asupan gizi pasien perhari, ahli gizi
melakukan Food Recall 24 jam, yaitu dengan menanyakan apa
makanan yang dikonsumsi selama 24 jam, hari kemarin diukur
dengan takaran rumah tangga.
 Analisis Diet
Hasil food Recall yang diperoleh, di analisis/ dihitung nilai
gizinya dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan
Penukar/Software
2. Intervensi
a. Penentuan preskripsi diet awal/sementara, dokter menentukan diet
pasien baru, bila tidak ditentukan dokter dapat dilakukan oleh
perawat atau ahli gizi
b. Penentuan preskripsi diet defenitif, setelah pasien diobservasi dan
dievaluasi dokter menentukan diet pasien berdasarkan hasil observasi
tersebut
c. Menerjemahkan preskripsi diet, Ahli gizi menentukan kebutuhan dan
menyusun kebutuhan gizi pasien dalam bahan makanan dan menu
d. Perubahan preskripsi diet, Bila ada kendala-kendala dalam pemberian
makan dan dari hasil evaluasi diet, bila perlu diet dirubah sesuai
kebutuhan dan kemampuan pasien
3. Penyuluhan/Edukasi pada pasien dan keluarga tentang diet pasien dan
perencanaan kunjungan ulang.
Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan konsultasi/edukasi diet
perorangan sesuai dengan penyakitnya
4. Evaluasi konsumsi makanan pada kunjungan ulang.
Ahli gizi menilai asupan makanan sesuai diet dan bila ada efek samping
dari makanan, melalui food recall.
5. Pemantauan status gizi
a. Berat badan, Tinggi Badan dan Panjang badan, setiap kunjungan
b. Pemeriksaan klinis, setiap kunjungan
c. Pemeriksaan laboratorium, setiap kunjungan apabila diperlukan

2
6. Penyuluhan/Edukasi diet pada pasien dan keluarga pada saat kunjungan
ulang dan evaluasi kepatuhan pasien dalam menjalankan dietnya
B. Terapi Nutrisi Pada Pasien Rawat Inap
1. Asesmen/Pengkajian Status Gizi
a. Lakukan pengukuran antropometri seperti ; Tinggi Badan (TB), Berat
Badan (BB), Panjang Badan (PB). Pada pasien yang tidak dapat diukur
tinggi badannya dapat dilakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas
(Lila)
b. Pemeriksaan Fisik
Untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan dengan
gangguan gizi, perlu dilakukan pemeriksaaan seperti ; Tanda-tanda
klinis kurang gizi ( sangat kurus, pucat atau bengkak ) atau
untuk gizi lebih ( gemuk/obesitas ), system kardivaskuler, system
pernapasan, system gastrointestinal, system metabolik dan system
neurologi/psikiatri.
c. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan biokimia dalam rangka mendukung diagnose penyakit serta
menegakan masalah gizi pasien. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menentukan intervensi gizi dan monitor/mengevaluasi terapi gizi yang
diberikan. Data pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan
status gizi dan penyakit, misalnya ; Kadar Hb, Gula Darah, Asam
Urat, Kolesterol, Albumin Darah, dll
d. Pengkajian Diet
 Anamnesis Gizi
Untuk mendapatkan gambaran asupan gizi pasien perhari, ahli gizi
melakukan Food Recall 24 jam, yaitu dengan menanyakan apa
makanan yang dikonsumsi selama 24 jam, hari kemarin diukur
dengan takaran rumah tangga.
 Analisis Diet
Hasil food Recall yang diperoleh, di analisis/ dihitung nilai
gizinya dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar

3
2. Intervensi
a. Penentuan preskripsi diet awal/sementara, dokter menetukan diet
pasien baru, bila tidak ditentukan dokter dapat dilakukan oleh perawat
atau ahli gizi
b. Penentuan preskripsi diet defenitif, setelah pasien diobservasi dan
dievaluasi dokter menentukan diet pasien berdasarkan hasil observasi
tersebut
c. Menerjemahkan preskripsi diet, Ahli gizi menentukan kebutuhan dan
menyusun kebutuhan gizi pasien dalam bahan makanan dan menu
d. Pengadaan dan Distribusi Makanan, Makanan disediakan sesuai
dengan standar makanan RS yang disajikan pada alat makan dan
diantar ke ruang rawat inap dengan menggunakan stiker sebagai
identitas pasien yang berisi ( Nama. Tanggal lahir dan Nomor rekam
medik )
e. Pemberian Makanan, Makanan diberikan pada pasien dan bila perlu
petugas dapat membantu bila kesulitan makan
f. Perubahan preskripsi diet, Bila ada kendala-kendala dalam pemberian
makan dan dari hasil evaluasi diet, bila perlu diet dirubah sesuai
kebutuhan dan kemampuan pasien
g. Perencanaan diet khusus, Rumah Sakit melayani bila pasien
memerlukan diet yang bervariasi dan individual sesuai kelas perawatan
serta memberikan eddukasi bila keluarga menyediakan makanan
sendiri agar makanan sesuai dengna kebutuhan dan diet pasien
h. Perencanaan dan Pemberian Makanan Enteral Rumah Sakit, Apabila
setelah evaluasi pasien tidak dapat makan melalui mulut, maka dapat
dituliskan di buku permintaaan diet pasien tentang jenis diaet
pengganti, volume dan frekuensi pemberian makanan, misalnya sonde
1700 kkal/ 6 x pemberian
i. Perencanaan dan Pemberian Makanan Parenteral, Bila pasien tidak
dapat makan per oral, dokter menetapkan dan perawat memberikan
makanan dan mengevaluasinya.
3. Penyuluhan/Edukasi pada pasien dan keluarga tentang diet pasien dan
perencanaan kunjungan ulang.
Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan konsultasi/edukasi diet
perorangan sesuai dengan penyakitnya

4
4. Pemantauan Konsumsi Makan
Mencatat habis atau tidaknya makanan, kesesuaian diet dan bila ada efek
samping dari makanan
5. Pemantauan status gizi
a. Berat badan, Tinggi Badan dan Panjang badan
b. Pemeriksaan klinis, setiap visite oleh dokter
c. Pemeriksaan laboratorium, apabila diperlukan
6. Penyuluhan/Edukasi diet pada pasien dan keluarga pada saat kunjungan
ulang dan evaluasi kepatuhan pasien dalam menjalankan dietnya

V. Dokumentasi

Direktur RS. Santa Maria

Dr. Arifin

Anda mungkin juga menyukai