Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK UNTUK MAHASISWA

DISKUSI KELOMPOK 1
BLOK 9 SISTEM SALURAN CERNA

Hari, Tanggal : Jumat, 16 Desember 2022 pukul 08.00 – 10.50


Modul : Infeksi Sistem Pencernaan
Penanggung jawab : Jusron Iriawan, dr., SpPD., FINASIM Narasumber
terkait :
1. Fransiska Ambarukmi P., dr.,M.Kes
2. Gusti Ayu Shinta, dr., MBiomed.,
AIFO
3. Dian Anggraeny dr.,M.Si.
4. Dr. Evis Sovia, dr., M.Si
5. Ania KPD, dr., M.Kes.
6. Rini Roslaeni, dr., SpPK., MMRS 7. Ali Taufan,
dr., MH.Kes.

CAPAIAN PEMBELAJARAN BLOK


CPB 1 Merumuskan diagnosis berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan fisik,
interpretasi pemeriksaan penunjang pada kasus dalam Sistem Pencernaan
(CPL: STN 12; PP2, 3,4,5,9; KU1, 3)
(Sesuai area Kompetensi 1, 2,3,4,6)
CPB 2 Mengaplikasikan ilmu kedokteran dasar yang berkaitan dengan patogenesis
dan patofisiologi serta kemungkinan komplikasi pada kasus dalam Sistem
Pencernaan
(CPL : STN 12; PP1,2,3,4,5,9; KU 1, 3; KK 1,2)
(Sesuai area kompetensi 1,2,3,4,5)
CPB 3 Merencanakan penatalaksanaan sesuai konsep patofisiologi dan evidence
based medicine pada kasus Sistem Pencernaan
(CPL: STN 12; PP 6; KU 1,3; KK 7, 8, 8)
(Sesuai Area Kompetensi 1,2,3,4,7)
CPB 4 Mengaplikasikan konsep profesionalisme, komunikasi
efektif dalam pengelolaan kasus terkait Sistem Pencernaan
(CPL: STN 1,2,4,5,6,7,8,9,10;11,12; PP 7,8, 9,10; KK 10) (Sesuai
Area kompetensi 1,2,3)

CAPAIAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti diskusi kelompok ini mahasiswa mampu:
1. Memahami pendekatan diagnosis pasien dengan keluhan panas badan (C3-4)
2. Merumuskan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium dengan menyusun resume kasus (C4-5)
3. Menganalisis gejala dan tanda pada kasus berdasarkan patogenesis dan patofisiologi
MEU_KKNI_ 22

terkait dengan melibatkan ilmu kedokteran dasar (anatomi, histologi, faal) (C5-6)
4. Merencanakan penatalaksanaan sesuai dengan konsep patofisiologi penyakit serta
kompetensi dokter umum (C4-5)
5. Menganalisis kemungkinan komplikasi penyakit dan upaya pencegahannya (C4-5).
20

1
6. Menjelaskan konsep dasar komunikasi efektif, etika profesi serta aspek epidemiologi
dan kesehatan masyarakat pada kasus. (C3-4)
Skenario
Seorang wanita, usia 23 tahun datang ke UGD rumah sakit tempat saudara bertugas dengan
keluhan panas badan. Panas badan tersebut timbul sejak 7 hari yang lalu yang berlangsung
terus menerus disertai badan panas menggigil. Penderita sudah pernah berobat ke dokter
praktek umum 3 hari yang lalu, diberi minum obat parasetamol, panasnya berkurang, namun
tidak sampai ke suhu normal. Penderita juga mengeluh sering mual dan muntah sebanyak 3
kali, cair berwarna kuning campur makanan. Nyeri kepala, badan pegal-pegal, nafsu makan
berkurang serta gangguan BAB sejak sakit. Penderita adalah seorang karyawan perusahaan
swasta dengan kebiasaan sering jajan diluar serta jarang mencuci tangan sebelum makan.

Hasil Pemeriksaan
• Kesadaran : Komposmentis BB 50 Kg ; TB 160 cm
• Tanda vital : Nadi 102x/menit, Tensi 100/70 mmHg, Pernapasan 24x/menit, suhu 39.2˚C
• Kepala-leher: mata cekung, mulut basah. Anemia -/ikterus +/Cyanosis -/ dispnea - •
Thoraks : Cor S1S2 Tunggal, murmur - ; Pulmo Vesiculer +/+ : Rh -/- ; Whz -/- •
Abdomen : Perut datar, soupel , nyeri tekan - ; Hepar / Lien tak teraba
• Ekstremitas : Acral hangat, oedema -/- , CRT < 2 detik
Hasil pemeriksaan Laboratorium
• o Darah lengkap :
Hb 13,7 gr %
lekosit 6.500/ mm³
Hct 38,1 %
trombosit 244.000/ mm³,
LED 35 mm/jam
o Urine lengkap :
Warna kuning agak kecoklatan
Berat jenis 1.015, pH 7
glukosa dan urobilinogen
-. Sedimen urin :eritrosit 1 -2/Lp
- lekosit 2 – 3/Lp,
- epitel 0 – 1/Lp,
- Kristal - silinder -. Bakteri –
o Feses : tidak didapatkan kelainan
o Kimia darah: GDP 105 mg/dl; SGOT 26; SGPT 25; Ureum 20; SC 0.9: Tes Widal 1/320
MEU_KKNI_ 22
20

2
Jawablah dan diskusikan pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Buatlah diagnosis banding dan diagnosis kerja berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang dengan menyusun resume kasus (overview case)
Jawaban :

MEU_KKNI_
20

3
SKENARIO ANALISIS
Seorang wanita, usia 23 tahun datang ke Identitas pasien
UGD DD/:
KU : panas badan 1. Demam tifoid  demam enteric
yang ditandai dengan penyakit
sistemik bersamaan dengan
nyeri perut dan demam dalam
pola "step-ladder" disebabkan
oleh bakteri salmonella
typhi/paratyphi.
2. Demam dengue  demam
berdarah dengan gejala
nonspesifik seperti demam, sakit
kepala, mialgia, syok.
3. Malaria  Malaria memiliki
gambaran klinis yang tidak
spesifik seperti demam, sakit
kepala, mialgia, diare, mual,
muntah, dan anemia.
4. Amebiasis  penyakit infeksi
parasit di usus besar, infeksi ini
menyebar melalui makanan & air
yang terkontaminasi
Panas badan tersebut timbul sejak 7 hari Onset penyakit > 7 hari  biasanya
yang lalu yang berlangsung terus menerus disebabkan oleh bakteri, parasite)
disertai badan panas menggigil.  Tanda dari demam tifoid : masa
inkubasi 7 – 14 hari
Penderita sudah pernah berobat ke dokter Riwayat pengobatan
praktek umum 3 hari yang lalu, diberi - pengobatan tidak kausatif, hanya
minum obat parasetamol, panasnya bersifat simptomatik.
berkurang, namun tidak sampai ke suhu
normal. - Demam kontinu  jenis atau pola
demam di mana suhu tidak menyentuh
garis dasar dan tetap di atas
normal sepanjang hari
mual dan muntah sebanyak 3 kali, cair  Gejala umum pada demam tifoid :
berwarna kuning campur makanan. 1. Nausea (Mual)
2. Vomiting (Muntah)

Nyeri kepala, badan pegal-pegal, nafsu Gejala klinis demam tifoid (sistemik dan
makan berkurang serta gangguan BAB gastrointestinal)
sejak sakit.
Penderita adalah seorang karyawan Faktor resiko  Gaya hidup tidak
perusahaan swasta dengan kebiasaan sehat,
sering jajan diluar serta jarang mencuci Makanan atau minuman yang sudah
tangan sebelum makan. terkontaminasi oleh bakteri salmonella
typhi

Hasil Pemeriksaan
• Kesadaran : Komposmentis 1. Kesadaran penuh
• BB 50 Kg ; TB 160 cm 2. BMI 19,53  BB Normal
MEU_KKNI_

• Tanda vital : Nadi 102x/menit, Tensi Normal : 18,5-22,9


100/70 mmHg, Pernapasan 24x/menit, Tanda Vital
suhu 39.2˚C 1. Nadi 102x/menit ( Takikardi )
20

• Kepala-leher: mata cekung, mulut Normal : 60-90x/menit


basah. Anemia -/ikterus +/Cyanosis -/ 2. Tensi 100/70 mmHg 4
dispnea – Normal : 90/60-120/80
• Thoraks : Cor S1S2 Tunggal, murmur 3. Pernapasan 24x/menit ( takipnea
- ; Pulmo Vesiculer +/+ : Rh -/- ; Whz -/-
Source :
1.Bhandari J, Pawan KT, DeVos E : Typhoid Fever : NCBI Bookshelf. A Service of
Typhoid and paratyphoid fever: a clinical seminar Abi Manesh, DM1,†, Eyal Meltzer,
MEU_KKNI_

2. Yelvi L, Aldo DP : DEMAM TIFOID : MANIFESTASI KLINIS, PILIHAN TERAPI DAN PANDANGAN
DALAM ISLAM. AL-IQRA MEDICAL JOURNAL : JURNAL BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN Vol. 3 No . 1,
Februari 2020, Hal. 11
SUMBR
20

5
2. Sebutkan pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis?
3. Sebutkan defInisi diagnosis yang anda tegakkan beserta manifestasi klinisnya?
4. Jelaskan epidemiologi penyakit tersebut ?
5. Jelaskan patogenesis serta patofisiologi penyakit tersebut?
6. Jelaskan anatomi, peredaran darah dan persyarafan simpatis dan parasimpatis organ
yang terganggu tersebut!
7. Jelaskan tentang etiologi penyakit tersebut !
8. Jelaskan insidensi dari penyakit yang anda tegakkan diagnosisnya?
9. Jelaskan penatalaksanaan serta pencegahan penyakit tersebut ?
10. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada kasus tersebut?
11. Bagaimana prognosis pasien tersebut?
12. Bagaimana aplikasi bioetik dan humaniora pada kasus tersebut?

DAFTAR PUSTAKA
1. Parry CM, Hien Tinh T, Dugan G et al : Typhoid Fever : N Engl J Med, Vol 347, No 22
2. Bhandari J, Pawan KT, DeVos E : Typhoid Fever : NCBI Bookshelf. A Service of the
National Library of Medicine, National Institute f Health: 2022 Jan
3. Cristina MA, Jorge A : Typhoid fever infection – Antibiotic resistance and vaccination
strategies: A narrative review. Travel Medicine and Infectious Disease 40 (2021)
4. Yelvi L, Aldo DP : DEMAM TIFOID : MANIFESTASI KLINIS, PILIHAN TERAPI DAN PANDANGAN
DALAM ISLAM. AL-IQRA MEDICAL JOURNAL : JURNAL BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN Vol. 3 No . 1,
Februari 2020, Hal. 10-16
5. Vani R, Keri L : REVIEW: MANAJEMEN TERAPI DEMAM TIFOID: KAJIAN TERAPI FARMAKOLOGIS
DAN NON FARMAKOLOGIS.Farmaka. Suplemen Volume 16 Nomor 1
6. Abubakar B, Badarudin B, Fatmawati : Personal Hygiene dengan kejadian Demam
Tifoid.Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Volume 11 Nomor 2 Desember 2022
7. Wahdah N, Neni O : Evaluation of the Diagnosis of Typhoid Fever Using the Widal Test
and the Anti Salmonella typhi IgM Test. Medical Laboratory Technology Journal. 6 (2),
2020, 128-134
8. Riefki I.H, Imaniar R : The Rationality of Antibiotic Use on Patients of Typhoid Fever.
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Vol 20 No 1 Page 1-5 January 2020
9. Abi M, Eyal M, et al : Typhoid and paratyphoid fever: a clinical seminar. Journal of Travel
Medicine, 2021, 1–13
10. Uttam K, Arup B : Typhoid fever: a review. Int J Adv Med. 2017 Apr;4(2):300-306
11. Muresu N, Sotgiu G, Are BM et al. Travel-related typhoid fever: narrative review of the
scientific literature. IJERPH 2020
12. Anggraini AB, Opitasari C, and Sari QAMP. The use of antibiotics in hospitalized adult
typhoid patients in an Indonesian hospital. Health Science of Indonesia. 2014; 5 (1): 4043
13. Crump JA, Luby SP, Mintz ED. The global burden of typhoid fever. Bull World Health
Organ. 2004:82:346-53
14. World Health Organization. (2003). Background document: the diagnosis, treatment and
MEU_KKNI_ 22

prevention of typhoid fever. Geneva: World Health Organization.


15. Dwi, Novitasari. (2015). Kesesuaian Uji Widal, Tubex Tf® Dan Typhidot-M® dengan Skor
Nelwan pada Pasien Tersangka Demam Tifoid. Diploma thesis, Universitas Andalas,
Indonesia.
20

6
16. Rao, V. (2018). A Comparative Study Of Rapid Salmonella-Igm Test (Typhi-dot M) And
Widal Test In The Diagnosis Of Enteric Fever In A Tertiary Hospital. International Journal
Of Current Microbiology And Aplied Sciences
17. Buckle GC, Walker CLF, Black RE. Typhoid fever and paratyphoid fever: Systematic
review to estimate global morbidity and mortality for 2010. J Glob Health

MEU_KKNI_
20

Anda mungkin juga menyukai