0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Dokumen ini menganalisis parameter termodinamika dan kinetika nanopartikel karbon (C-Dot) yang diekstrak dari buah durian sebagai inhibitor korosi tembaga. Parameter termodinamika seperti energi bebas, entalpi dan entropi ditentukan menggunakan persamaan Arrhenius dan termodinamika. Hasil menunjukkan C-Dot berperan sebagai inhibitor korosi yang efektif karena memerlukan energi lebih besar untuk terjadinya korosi dan memper
Dokumen ini menganalisis parameter termodinamika dan kinetika nanopartikel karbon (C-Dot) yang diekstrak dari buah durian sebagai inhibitor korosi tembaga. Parameter termodinamika seperti energi bebas, entalpi dan entropi ditentukan menggunakan persamaan Arrhenius dan termodinamika. Hasil menunjukkan C-Dot berperan sebagai inhibitor korosi yang efektif karena memerlukan energi lebih besar untuk terjadinya korosi dan memper
Dokumen ini menganalisis parameter termodinamika dan kinetika nanopartikel karbon (C-Dot) yang diekstrak dari buah durian sebagai inhibitor korosi tembaga. Parameter termodinamika seperti energi bebas, entalpi dan entropi ditentukan menggunakan persamaan Arrhenius dan termodinamika. Hasil menunjukkan C-Dot berperan sebagai inhibitor korosi yang efektif karena memerlukan energi lebih besar untuk terjadinya korosi dan memper
Judul : Analisis Termodinamika dan Kinetika Nanopartikel Karbon (C-Dot) dari
Buah Durian sebagai Inhibitor Korosi Tembaga
1. Latar Belakang
Tembaga dan paduannya banyak digunakan pada manufaktur
akibat ketahanan korosinya. Tembaga mampu membuat lapisan Cu2O yang menahan oksidasi lebih lanjut, tetapi lapisan tipis ini dipengaruhi oleh kondisi aliran tertentu, misalnya suhu air, kecepatan, dan disolusi. Pencegahan korosi menggunakan inhibitor korosi adalah salah satu cara yang paling umum, menarik, dan efisien untuk menghambat korosi logam. Nanomaterial merupakan salah satu material yang dapat digunakan sebagai penghambat korosi. Luas permukaan nanomaterial yang besar dapat memperluas susunan situs aktif pada permukaan logam.
2. Parameter yang Digunakan
1. Energi bebas (ΔG)
2. Entalpi (ΔH)
3. Entropi (ΔS)
3. Cara Kerja
Parameter termodinamika ditentukan dengan menggunakan
persamaan Arrhenius keadaan transisi. Nilai ∆𝐻* dan ∆𝑆* merupakan perubahan entalpi dan entropi keadaan transisi, sedangkan NAh merupakan tetapan Planck molar (3,99 x 10 -10 JSmol-1). Dengan memvariasikan suhu sebesar 30, 40, 50, dan 60℃ (T), maka ∆ 𝐻‡ dan ∆𝑆‡ dapat ditentukan dari kurva ln(CR/T) vs 1/T, sedangkan perubahan energi bebas Gibbs transisi (∆𝐺∗) dihitung menurut persamaan termodinamika.
Gambar 1 Persamaan Arhennius Gambar 2 Persamaan Termodinamika
4. Hasil Parameter
Gambar 3 Parameter Termodinamika-Kinetika Korosi
Pada Gambar 3, ditunjukkan efektivitas kinerja inhibitor lebih baik
dibandingkan blanko, terbukti selisih H‡ antara sampel dan blanko yang cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa diperlukan energi yang lebih besar untuk terjadinya korosi dengan kehadiran C-dot di permukaan logam Cu. Nilai H‡ positif menunjukkan sifat endotermik dari proses pelarutan tembaga, karena adsorpsi C-dot pada permukaan tembaga mencegah transfer muatan, yang berarti bahwa pelarutan tembaga lambat dan sulit.
Gambar 4 Kurva Persamaan Arhennius transisi parameter termodinamika
Gambar 5 Kurva Persamaan Arhennius transisi parameter kinetika
DAFTAR PUSTAKA Anindita, F., N. Darmawan & Z. A. Mas’ud. 2021. Analisis Termodinamika dan Kinetika Nanopartikel Karbon (C-Dot) dari Buah Durian sebagai Inhibitor Korosi Tembaga. Kovalen: Jurnal Riset Kimia. 7: 169-177.