Anda di halaman 1dari 4

Notulensi

Rapat Pemetaan Pengembangan Sistem Informasi Rehabilitasi Narkoba


Yang Terintegrasi Nasional Secara Elektronik
Bekasi, Hotel Amaroosa dan
Bogor, Hotel Salak Herritage

Pelaksana : Sub-Direktorat Penyalahgunaan NAPZA

Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 25 Februari 2022


Senin, 7 Maret 2022

Host : Badan Narkotika Nasional

Pimpinan Rapat : Plh Deputi Rehabilitasi BNN

Notulen : Dody Arek

Peserta :

1. Asdep Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK


2. Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kemenkes.
3. Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI
4. Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Direktorat Jenderak
Permasyarakatan
5. Direktur Teknologi Informasi dan Kerjasama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan RI
6. Direktur Layanan Aplikasi Informasi Pemerintah Ditken Aplikasi Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informasi.
7. Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahguna Napza Kemensos RI
8. Kepala Pusdatin Kesos Kemnesos RI
9. Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara RI

Jumat, 25 Februari 2022


Pembukaan
 Acara dibuka oleh Plh Deputi Rehabilitasi dr.Amrita Devi, Sp.KJ, M.Si, memberikan
maksud dan tujuan diadakannya rapat pembahasan pemetaan dan koordinasi data
Rehabilitasi ini.
 Laporan Panitia oleh Ibu Essi Koordinator Rehabilitasi BNN

Latar Belakang
 BNN sebagai Vocal Point P4Gn dan Pendataan serta Layanan Rehabilitasi Nasional
perlu membentuk pengintegrasian Sistem Informasi Rehabilitasi yang Terpadu
Secara Nasional, hal ini sesuai yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah (PP)
No.25/2011 tentangf Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, dalam pasal 18
menyatakan bahwa Informasi pecandu narkotika dilaporkan dalam bentuk
rekapitulasi data yang sekurang-kurangnya meliputi: jumlah pecandu narkotika yang
ditangani, identitas pecandu narkotika, jenis zat narkotika yang disalahgunakan,
lama pemakaian, cara pakai zat, diagnosis dan jenis pengobatan/riwayat rehabilitasi
yang pernah dijalani
 Kemudian pasal 19 menyebutkan terkait bidang rehabilitasi menyampaikan
informasi pecandu nerkotika kepada Badan Narkotika dan BNN menyelenggarakan
sistem informasi pecandu nerkotika.
 Hingga saat ini, sistem informasi data rehabilitasi secara nasional belum terwujud
sehingga data Nasional pecandu Narkotika belum dapat secara cepat dan real time
disajikan kepada user
 Salah Satu Hambatan Masyarakat Dalam Mengakses Layanan Rehabiltasi Adalah
Stigma Dan Minimnya Informasi Ketersediaan Layanan.
 Banyaknya Redudansi (Data ganda) pada penginputan data Klien.
 Tuntutan Yang Harus Dipenuhi Dalam Rangka Menciptakan Media Informasi Dan
Komunikasi Birokrasi Pemerintahan Yang Transparan.
 Termonitoringnya kondisi dan situasi rehabilitasi di seluruh Indonesia yang meliputi
informasi klinik rehablitasi, data pecandu, statistik detail rehabilitasi.
 Adanya Dashboard Status untuk monitoring Layanan Rehabilitasi yang bersifat Real
Time Online

Hasil dan Pelaksanaan Rapat


 Kemenkes, Kemensos dan Dirjenpas mengirim struktur data dan API yang
dikoordinir oleh BNN dan Kominfo.
 Mempelajari struktur data sistem informasi rehabilitasi yang tersedia dan
mengidentifikasi komponen sistem informasi pada Kemenkes, Kemensos, Dirjenpas
dan BNN yang akan diintegrasikan kedalam dashboard sistem informasi rehabilitasi
nasional (Kominfo dan BNN).
 Menyusun/merumuskan platform sistem informasi rehabilitasi NAPZA nasional
terpadu. Platform ini akan ditampilkan dalam dashboard sistem informasi
rehabilitasi nasional yang bisa diakses oleh K/L (Kominfo dan BNN).
 Menyepakati platform sistem informasi yang telah dirumuskan (Kemenkes,
Kemensos, Dirjenpas, Kominfo dan BNN).

Diskusi
 Dalam pengintegrasian data/sistem informasi rehabilitasi yang terpady secara
nasional menurut Pak Rama Kemenko PMK, harus di data dahulu sesuai
ketersediaan data untuk sistem informasi terpadu sesuai SNI 8807:2019/RPJMN
2020-2024/PP25 TH 2011. Yaitu :
1 Jumlah pecandu narkotika yang ditangani

2 Identitas pecandu narkotika


(SNI 8807:2019 = NIK)
3 Jenis zat narkotika yang disalahgunakan

4 Lama pemakaian
5 Cara pakai zat

6 Diagnosa

7 Jenis pengobatan/riwayat perawatan atau rehabilitasi yang dijalani

8 Indeks ketahanan diri remaja (RPJMN 2020-2024)

9 Presentase perubahan kualitas hidup pecandu/ penyalahguna/ korban


penyalahguna Narkotika
(SNI 8807:2019 = Indeks perubahan kualitas hidup penerima layanan)

a. Aspek fisik

b. Aspek psikologis

c. Aspek hubungan sosial

d. Aspek sumber daya lingkungan

10 Indeks kepuasan layanan rehabilitasi (RPJMN 2020-2024 & SNI 8807:2019 )

 Masing – Masing K/L harus mendata terlebih dahulu dengan kesesuain permintaan
permintaan data diatas. Misal BNN ada SIRENA, Kemenkes ada SELARAS, KEMENSOS
ada SIKS-NG dan KemenkumHAM ada SDP.
 Di sistem SELARAS, NIK belum bisa dijadikan Primary Key dalam pengintegrasian
data
 Perlu hadir PIC dari Pusdatin di masing masing K/L, karena akan membahas hal
teknis sistem.
 Belum Semua Satker mengirimkan Struktur Data
 Belum adanya Standar Layanan / Fase layanan yang terstandar secara Nasional
sehingga belum bisa terlaksananya terintegrasinya sistem

Rencana Tindak Lanjut


 Membuat SK POKJA untuk masing masing agar memudahkan PIC Pengintegrasian
Sistem. POKJA terdiri dari
1. POKJA Proses Bisnis
2. POKJA Penguatan Koordinasi dan Kebijakan
3. POKJA Pengembangan Sistem Informasi Rehabilitasi
 BNN akan bersurat ke masing-masing K/L sesuai undangan dan Pusdatin di masing-
masing K/L juga untuk mengirimkan nama / PIC yang akan bertanggungjawab atas
pengintegrasian data tsb.
 Rencana Rapat kembali sebagai tindak lanjut pengumpulan data – data rehabilitasi
di sistem masing-masing K/L serta pengumpulan nama-nama sebagai POKJA.

Senin, 07 Maret 2022


Pembukaan
 Acara dibuka oleh Plh Deputi Rehabilitasi dr.Amrita Devi, Sp.KJ, M.Si, memberikan
maksud dan tujuan diadakannya rapat pembahasan pemetaan dan koordinasi data
Rehabilitasi ini.
 Laporan Panitia oleh Ibu Essi Koordinator Rehabilitasi BNN

Hasil dan Pelaksanaan Rapat


 Kemenkes, Kemensos dan Dirjenpas mengirim struktur data dan API yang
dikoordinir oleh BNN dan Kominfo. Menjelaskan dan memaparkan kriteria kriteria
yang diminta sesuai PP 25/2011. Terdapat 10 indikator dan minimal 7 indikator
terpenuhi
 SELARAS dapat memberikan data – data untuk 7 indikator yaitu Jumlah pecandu
narkotika yang ditangani, Identitas pecandu, Jenis zat yang disalahgunakan, lama
pemakaian, cara pakai zat, diagnosa, jenis pengobata/riwayat perawatan
 Melakukan sinkronisasi dan integrasi sistem informasi rehabilitasi NAPZA nasional
terpadu. BNN dengan K/L terkait melakukan koordinasi, sosialisasi dan sinkronisasi
dengan instansi pelaksana layanan rehabilitasi medis dan sosial baik milik
pemerintah maupun komponen masyarakat terkait dengan sistem informasi
rehabilitasi NAPZA nasional terpadu (Kemenkes, Kemensos, Dirjenpas dan BNN)
 Dari Kemoinfo mengusulkan dibuatkan aplikasi umum untuk solusi cepat, namun
input data yang sudah jalan di masing-masing K/L di takedown, tapi akan
berpengaruh terhadap sistem di K/L terutama di SELARAS yang menghasilkan nilai
klaim.
 Sepakat akhirnya hanya dibuatkan tools banyuan untuk mengumpulkan dashboard
– dashboard yang sudah ada, hanya pengambilan data bersama tidak
menghilangkan aplikasi yang sudah ada.
 Di Kemoinfo ada tools SPLP = Sistem Penghubung Layanan Pemerintahan yaitu
sistem yang dikembangkan dengan tujuan untuk memudahkan integrase layanan
antar sistem pemerintahan berbasis elektronik.
 BNN akan menyurati kembali ke K/L masing – masing untuk menyediakan nama
POKJA
 Pihak Pusdatin masing-masing K/L seharus nya berperan dalam integrasi sistem ini,
karena akan membahas hal teknis berhubungan dengan IT.
 Rapat selanjutnya akan presentasi kembali aplikasi di masing-masing K/L tapi
dengan praktek aplikasi tersebut dan memberikan link laporan yang bisa dilihat.

Anda mungkin juga menyukai