Anda di halaman 1dari 31

KEADILAN RESTORATIF

DAN
REHABILITASI MEDIS DI IPWL

Oleh
drg. Luki Hartanti, MPH
DIREKTORAT KESEHATAN JIWA
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa

Tugas
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Fungsi

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang surveilans, deteksi dini, dan pengendalian faktor resiko masalah kesehatan jiwa,
gangguan kesehatan jiwa, dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Pelaksanaan kebijakan di bidang surveilans, deteksi dini, dan pengendalian faktor resiko masalah kesehatan jiwa, gangguan
kesehatan jiwa, dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di di bidang surveilans, deteksi dini, dan pengendalian faktor
resiko masalah kesehatan jiwa, gangguan kesehatan jiwa, dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans, deteksi dini, dan pengendalian faktor resiko masalah kesehatan
jiwa, gangguan kesehatan jiwa, dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat. 2


9
11

10
Ancaman Perkembangan Zat Psikotropika Baru (NPS)

Jumlah New Psychoactive Substances (NPS)


yang Ditemukan Setiap Tahun di Dunia
1047 Perkembangan NPS menciptakan celah
bagi kejahatan dikarenakan banyak
Tahun 2009 s/d 2019
NPS yang 1047
narkotika jenis baru yang belum diatur 950
beredar di Dunia 1000 892
oleh hukum 900 803
800 739
700 644
600
500 430 450
83 NPS 75 sudah 8 belum 400
300 200 216
yang diatur diatur 200 126 156
beredar di dalam dalam 100
Indonesia Permenkes Permenkes 0
KEADILAN RESTORATIF
(RESTORATIF JUSTICE)

Adalah falsafah pemidanaan yang menghendaki adanya


pemulihan menyeluruh terhadap dampak buruk yang
dialami oleh pelaku, korban dan masyarakat
7
8
9
10
11
12
13
➢ RUU Narkotika masuk dalam Prolegnas Tahun 2020-2024
dan Prolegnas Prioritas Tahun 2021.
➢ Telah dilakukan 3 kali penyampaian RUU Narkotika
kepada Presiden.
➢ Posisi aktual RUU saat ini pada pembahasan tingkat
Menkopolhukam karena adanya masukan dari Polri.
➢ Diharapkan RUU Narkotika dapat selesai penyusunan
Penjelasan tahun ini agar dapat segera dibahas oleh DPR.
➢ Telah diparaf oleh MENKO POLHUKAM,
Penyusunan MENKUMHAM, MENPANRB, MENKES, JAKSA
AGUNG, DAN KEPALA BNN. Namun KAPOLRI
belum membubuhkan paraf karena ada usulan baru
RUU Narkotika ➢ RUU Narkotika ini dapat menjadi solusi untuk:
✓ mengatasi overcapacity di Lapas/Rutan;
✓ mengutamakan proses rehabilitasi;
✓ mengupayakan restorative justice yg berdasarkan due
process of law sehingga dapat memberikan keadilan bagi
Penyalah Guna bukan pengedar/bandar
PENETAPAN
REHABILITASI

Rekomendasi TAT

Penetapan Kajari

Penetapan Hakim
PENDING ISU
❖ MASUKAN POLRI NO. B/3526/V/HUK.2.3./2021 TANGGAL 31 MEI 2021:
1. PENENTUAN REHABILITASI DAN SP3 DITETAPKAN OLEH PENYIDIK SETELAH
MENDAPATKAN REKOMENDASI OLEH TIM ASSESMEN TERPADU (TAT).
2. PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG AKAN DIREHABILITASI DITENTUKAN
BERDASARKAN HASIL REKOMENDASI DARI TAT, SEHINGGA TIDAK
DIPERLUKAN PENETAPAN DARI KEPALA KEJAKSAAN NEGERI.
3. DIKARENAKAN REKOMENDASI TIM ASSESMEN TELAH MELALUI SERANGKAIAN
PENILAIAN DAN ANALISIS DARI TIM TAT (UNSUR MEDIS DAN HUKUM).
PERTIMBANGAN MEKANISME PENETAPAN REHABILITASI
NO PERTIMBANGAN PENETAPAN PENYIDIK PENETAPAN KEPALA PENETAPAN
KEJAKSAAN NEGERI PENGADILAN
1. AKUNTABILITAS KURANG MEMENUHI CUKUP MEMENUHI DUE SANGAT MEMENUHI
PENYELESAIAN DUE PROCESS OF LAW PROCESS OF LAW DAN DUE PROCESS OF LAW
PERKARA DAN CHECK AND CHECK AND BALANCE DAN CHECK AND
BALANCE (PENGAWASAN (PENGAWASAN FUNGSIONAL BALANCE
FUNGSIONAL ANTAR ANTAR INTANSI PENEGAK (PENGAWASAN
INTANSI PENEGAK HUKUM) FUNGSIONAL ANTAR
HUKUM) INTANSI PENEGAK
HUKUM)
2. JANGKA WAKTU CEPAT - 16 HARI CUKUP CEPAT - 27 HARI BIASA - 34 HARI
PENETAPAN
REHABILITASI
• PENETAPAN REHABILITASI MERUPAKAN MEKANISME ADMINISTRASI SEHINGGA JANGKA WAKTU BUKAN MENJADI ALASAN
PENYALAHGUNA/PECANDU TIDAK MENJALANI REHABILITASI KARENA BELUM ADANYA PENETAPAN.
• REKOMENDASI DARI TIM ASESMENT DALAM JANGKA WAKTU 10 HARI PENYALAHGUNA SUDAH DITEMPATKAN REHABILITASI.
• PERBANDINGAN DENGAN PROSES PIDANA DALAM KUHP MEMAKAN WAKTU 120 HARI, APABILA DIHITUNG DENGAN MASA
TAHANAN.
JANGKA WAKTU PENETAPAN REHABILITASI

RUU USULAN POLRI

3 hari 10 hari Penyidik


Penyidik TAT
3 hari

RUU YANG TELAH DIPARAF

3 hari 10 hari 7 hari Kejaksaan


Penyidik TAT Penyidik
7 hari

RUU ALTERNATIF PENETAPAN PENGADILAN

3 hari 10 hari 7 hari 7 hari Pengadilan


Penyidik TAT Penyidik Kejaksaan
7 hari
INDIKATOR NASIONAL INDIKATOR GLOBAL
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL (SPM)
Pelayanan kesehatan orang Sustainable
(PMK NO 4/2019)
dengan gangguan jiwa berat
sebesar 100%
Development
Goals (SDG’s)
PROGRAM INDONESIA
Penderita gangguan jiwa • target 3.4 bahwa pada tahun 2030, Indonesia
SEHAT DENGAN
dapat menurunkan 1/3 kematian dini karena
PENDEKATAN berat, diobati dan tidak PTM dan mempromosikan kesehatan jiwa
KELUARGA (PIS-PK)
(PMK NO 39/ 2016)
ditelantarkan a.Target 3.4.2 dapat menurunkan angka kematian
karena bunuh diri
a. Meningkatnya jumlah ODGJ yang dipasung
• Target 3.5 yaitu: memperkuat Pencegahan
ditemukan, dibebaskan serta mendapat pelayanan dan Pengobatan Penyalahgunaan Zat,
RAN HAM kesehatan jiwa (100%/ tahun) Termasuk Penyalahgunaan Narkotika dan
b. Meningkatnya fasilitas layanan kesehatan untuk Penggunaan Alkohol yang membahayakan
ODGJ (4.500
(PERPRES NO 33/ puskesmas (50% dari 9.759 puskesmas/ tahun) • Target 3.5.1a. tentang jumlah Penyalahguna
2018) • Jml ODGJ yg mendapat layanan kesehatan sesuai Narkotika dan Pengguna Alkohol yang
standar (250.000/thn) Mengakses Layanan Rehabilitasi Medis

KOMITMEN GLOBAL TENTANG PASUNG


Layanan Rehabilitasi sesuai • Penanggulangan Pemasungan Pada Orang
RAN P4GN Dengan Gangguan Jiwa
(INPRES NO 2/ 2020)
standar nasional
Indonesia/SNI
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
PERMENKES RI Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas PERMENKES Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024

Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah 30%


kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
60% 90%

Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh 30%


2
layanan di Fasyankes
60% 90%

Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan pelayanan


10500 11000 11500
rehabiltasi medis

20
DASAR PEMBENTUKAN IPWL
UU No. 35 tahun 2009 ttg Narkotika

PP No. 25 tahun 2011 tentang


Wajib Lapor

KMK 701 tahun 2018 tentang


Penetapan IPWL & PTRM

PMK No. 4 tahun 2020 ttg


Penyelenggaraaan IPWL

SE Menkes no.HK.02.01/Menkes/683/2020 SK DJ KesmasHK. No.02.02/B/300/2022


ttg Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor & tentang SK Tim Pelaksana Kegiatan
Pembiayaan IPWL Verifikasi Klaim tahun 2022

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


IPWL

Adalah Klinik, Puskesmas, RS dan atau


Lembaga Rehabilitasi yg ditunjuk
pemerintah

WAJIB LAPOR : Kegiatan melaporkan diri oleh Pecandu narkotika yg


sdh
cukup umur atau keluarganya dan atau orang tua atau wali dari pecandu narkotika yang
belum cukup umur kepada IPWL untuk mendapatkan pengobatan dan atau perawatan
melalui rehabilitasi medis
Rehabilitasi Medis Penyalahguna Napza
(PMK No.4/2020 ttg Penyelenggaraan IPWL)

Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan


pengobatan secara terpadu untuk membebaskan
pecandu dari ketergantungan Narkotika.
Pelayanan Terapi Rehabilitasi Medis
Narkotika
Pelayanan Gawat Darurat
Manajemen Putus Zat
Rawat Jalan Rumatan
Penapisan dan Pengkajian
Intervensi Psikososial
Rehabilitasi Rawat Inap
Komorbiditas Fisik
Dual Diagnosis dan/atau Uji Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
APLIKASI NAPZA BERBASIS WEB DAN
ANDROID

SINAPZA
SELARAS
• Deteksi Dini instrument
ASSIST untuk
• Sistem Pencatatan dan Pelaporan Penyalahguna Napza
Rehabilitasi Medis berbasis Web berbasis android
• Data pengguna napza di rehabilitasi • Dilakukan di FKTP
medis • Dilakukan pada populasi
• Data deteksi dini berisiko tinggi/penduduk
• Menginput klaim pelayanan rentan, yaitu Siswa SMP,
pengguna napza di IPWL/faskes SMU dan populasi kunci.
PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN KLAIM
• Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan di IPWL bagi pecandu, penyalahguna, dan korban
penyalahgunaan Narkotika warga negara Indonesia yang tidak mampu menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
• Pembiayaan yang dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan didasarkan pada kriteria
sebagai penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
• Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan di IPWL yang dibebankan pada anggaran kementerian
kesehatan hanya untuk IPWL berupa puskesmas, rumah sakit, klinik pratama, dan klinik utama
milik kementerian kesehatan dan pemerintah daerah
• Pembiayaan hanya dibayarkan 2 kali periode perawatan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Menteri, Kadinkes provinsi, Kadinkes kab/kota, dan/atau K/L yang memiliki IPWL, melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri sesuai dengan tugas,
fungsi dan kewenangannya masing-masing yang dapat dilakukan melalui bimbingan teknis dan
monitoring evaluasi.
Sanksi : Teguran Lisan, Teguran Tertulis, Pencabutan Penetapan
SE Menkes ttg Pelaksanaan P4GN
Tahun 2020-2024 di Lingkungan Kemenkes
• SK BSN No. 618/KEP/BSN/12/2019 ttg
PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 8807:2019 PENYELENGGARA LAYANAN REHABILITASI
BAGI PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN
ZAT ADIKTIF LAINNYA (NAPZA)
PERSYARATAN UMUM
• KELEMBAGAAN (LEGALITAS, STRUKTUR ORGANISASI, VISI MISI)
• PRINSIP PENYELENGGARAAN LAYANAN ASESMEN
• SISTEM RUJUKAN DAN JEJARING RENCANA TERAPI
• SISTEM PELAPORAN ONITORING BERKALA
• EVALUASI LAYANAN PENCATATAN KEMAJUAN
PASIEN
• PENERIMAAN AWAL
•PERSYARATAN
ASESMEN KHUSUS
• SARANA PRASARANA
• INTERVENSI
• SUMBER DAYA MANUSIA

LAMPIRAN
• INSTRUMEN PENGUKURAN PERUBAHAN KUALITAS HIDUP
(WHOQOL)
• INSTRUMEN PENGUKURAN KEPUASAN LAYANAN
• INSTRUMEN SKRINING (ASSIST)
• INSTRUMEN ASESMEN (ASI)
KESIAPAN KEMENKES
❖ DALAM PELAKSANAAN RESTORATIF JUSTICE
1. MELAKUKAN PERUBAHAN ATAS PMK 4 TAHUN 2020 TENTANG
PENYELENGGARAAN IPWL UNTUK MENINGKATKAN CAKUPAN MANFAAT
REHABILITASI MEDIS NARKOTIKA
2. MELAKUKAN PROSES PENETAPAN IPWL BARU DALAM MENINGKATKAN AKSES
LAYANAN REHABILITASI MEDIS BAGI PENYALAHGUNA NAPZA
3. MENGEVALUASI KETERSEDIAAN ANGGARAN UNTUK PEMBIAYAAN
REHABILITASI MEDIS BAGI PENYALAHGUNA YG TIDAK MAMPU
4. PENINGKATAN MUTU LAYANAN REHABILITASI SESUAI STANDAR NASIONAL
INDONESIA
C
Cerdas intelektual
emosional dan spiritual
E
Empati dalam
berkomunikasi
R
Rajin beribadah
sesuai agama &
I
Interaksi yang
bermanfaat bagi
A
Asah, asih, asuh
tumbuh kembang
efektif keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat

TERIMA KASIH
Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa. Sehat
dimulai dari diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai