NO. ABSEN ; 16
KELAS ;V
SD NEGERI TUNTANG 02
Putra Setia didirikan sejak tahun 80an oleh Al Habib Haji Muchtar Hasfulloh. Nama Putra Setia
diusulkan oleh Bapak Daeng, selaku pengurus IPSI yang bermakna yaitu:
Kemudian masuk IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan diresmikan tanggal 28 Oktober 1988.
PSN ISMD Putra Setia memiliki beberapa cabang di Indonesia. Yaitu di Jakarta Barat, Bekasi,
Jatinegara, Indramayu, dll. Dan berpusat di Padepokan IPSI TMII, Jalan Satria I No.64 RT 008
RW 002, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.
Untuk wilayah Jakarta Barat, terdapat di Jalan Pegadungan Koang, Kalideres. Lalu PSN ISMD
Putra Setia masuk menjadi salah satu program ekstrakurikuler di SMKN 42 Jakarta Barat pada
tahun 1994. Pembina ekstrakurikuler pencak silat di SMKN 42 adalah Pak Nurdin, yaitu guru
olahraga di SMKN 42. Lalu anggota ekskul pencak silat dilatih oleh Rony, Kujang, Faisal, Ferdi,
Oge, Puji, Dayat, dkk.
1. Kuda-kuda
2. Sikap Pasang
3. Gerak Langkah
4. Jurus
2. Teknik Serang
1. Pukulan
2. Tendangan
3. Tangkisan
4. Bantingan
Aturan bertanding
1. Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan Penak
Silat serta yang dimaksud dengan kaidah adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik,
seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari sikap pasang,
langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan koordinasi dalam melakukan
serangan / pembelaan serta kembali ke sikap pasang.
2. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal / pasang atau pola
langkah, serta adanya joordinasi dalam melakukan serangan dan pembelaan. Setelah
melakukan serangan / pembelaan harus kembali pada sikap awal / pasang dengan tetap
menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba “ LANGKAH “ jika
seorang pesilat tidak melakukan teknik Pencak Silat yang semestinya.
3. Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara
kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian
serang bela lebih dari 4 jenis akan diberhentikan oleh wasit.
4. Serangan sejenis dengan menggunakan tangan yang dilakukan secara beruntun dinilai
satu serangan. Serangan yang dinilai adalah serangan yang menggunakan pola langkah,
tidak terhalang, mantap, bertenaga dan tersusun dalam koodinasi teknik serangan yang
baik.
5. Aba-aba Pertandingan
Aba-aba “BERSEDIA” digunakan dalam persiapan sebagai peringatan bagi pesilat dan
seluruh aparat pertandingan bahwa pertandingan akan segera dimulai.
Aba-aba “MULAI” diguinakan tiap pertandingan dimulai dan akan dilanjutkan, bisa pula
dengan isyarat.
Aba-aba “BERHENTI” diguinakan untuk menghentikan pertandingan.
Aba-aba “PASANG” dan “SILAT” diguinakan untuk pembinaan.
Pada awal dan akhir pertandingan setiap babak ditandai dengan memukul gong.
Sasaran
Yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai dalah “Togok” yaitu bagian tubuh kecuali leher
keatas dan dari pusat kemaluan.: Dada, Perut (pusat keatas),Rusuk kiri dan kanan, Punggung
atau belakang badan. Bagian tungkai dan lengan dapat dijadikan sasaran serangan antara dalam
usaha menjatuhkan tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan.
Larangan
Pelanggaran berat, Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu leher, kepala serta
bawah pusat hingga kemaluan dan mengakibatkan lawan cidera / jatuh, Usaha
mematahkan persendian secara langsung, Sengaja mematahkan persendian secara
langsung, Membenturkan / menghantukkan kepala dan menyerang dengan kepala,
Meyerang lawan sebelum aba-aba “MULAI” dan menyerang sesudah aba-aba
“BERHENTI” dari wasit, menyebabkan lawan cidera, Menggumul, menggigit, mencaka,
mencengkeram dan menjambak, Menentang, menghina, mengeuarkan kata-kata yang
sopan, meludahi dll,Melakukan penyimpangan terhadap aturan bertanding setelah
mendapat peringatan I karena pelanggaran hal tersebut.
Pelanggaran Ringan
Tidak menggunakan pola langkah dan sikap pasang, Keluar dari gelanggang secara
berturut yang dimaksud dengan berturut-turut adalah dari 2 kali dalam 1 babak,
Merangkul lawan dalam proses pembelaan, Melakukan serangan dengan teknik sapuan
sambil merebahkan diri berulang kali dengan tujuan untuk mengulur waktu.
Nilai Hukuman
Penentuan Kemenangan
Menang angka
Bila jumlah Juri yang mentukan menang atas seorang pesilat lebih banyak dari pada lawan.
Penentuan keenangan dilaksanakan oleh masing-masing Juri. Bila terjadi hasil nilai yang sama
maka pemenang ditentukan berdasarkan pesilat yang paling sedikit mendapat nilai hukuman.
Bila hasilnya masih sama, maka pemenangnya adalah pesilat yang mengumpulkan nilai prestasi
teknik tertinggi / paling banyak. Pada dasarnya nilai 1 + 2 adalah lebih tinggi dari nilai 2 saja.
Bila hasilnya masih sama, maka pertandingan ditambah 1 (satu) babak lagi. Bila hasilnya masih
sama, maka tidak perlu diadakan penimbangan ulang, namun dilihat dari hasil penimbangan
berat badan 15 menit sebelum bertanding. Bila hasilnya tetap sama, maka diadakan undian oleh
Ketua Pertandingan yang disaksikan oleh Delegasi Teknik dan kedua Menejer Tim. Hasil
Penilaian Juri diumumkan pada papan nilai, setelah babak terakhir / penentuan kemenangan
selesai dilaksanakan.
Menang Teknik
Karena lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan karena permintaan pesilat sediri /
mengundurkan diri. Karena keputusan Dokter Pertandingan.Dokter Pertandingan diberi waktu 60
detik untuk memutuskan apakah Pesilat bersangkutan dinyatakan “Fit”atau”Tidak Fit” (Unfit).
Setelah 60 detik Wasit akan menanyakan kepada Dokter Pertandingan apakah Pesilat
bersangkutan “Fit” atau”Tidak Fit” (Unfit) Atas permintaan Permintaan Pendamping Pesilat Atas
keputusan Wasit.
Menang Mutlak.
Penentuan Menang Mutlak ialah bila lawan jatuh karena serangan yang sah dan menjadi tidak
dapat bangkit segera dan atau nanar, maka setelah hitungan Wasit ke 10 dan tidak dapat berdiri
tegak dengan sikap pasang
2. kuda-kuda belakang
yakni kuda-kuda dengan sikap salah salah kaki berada di depan,sedangkan kaki lainnya
berada di belakang dan berat badan sepenuhnya ditopang oleh kaki belakang. Posisi telapak kaki
depan lurus dan telapak kaki belakang membentuk sudut + 60derajat. kuda-kuda belakang
(tampak sisi kanan), kuda-kuda belakang (tampak sisi kiri), kuda-kuda belakang (tampak sisi
depan)
4. Kuda-kuda samping
yakni kuda-kuda dengan posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan
ditopang oleh salah satu kaki yang menekuk. Posisi ke dua telapak kakisejajar membentuk sudut
+ 30 derajat
Selain sebagai bagian dari latihan spiritual, silat juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam
upacara adat berbagai suku di Indonesia. Misalnya kesenian tari randai yang tak lain adalah
gerakan silek Minangkabau. Suku lainnya yang menggunakan pencak silat dalam adat tradisinya
adalah Betawi. Betawi memiliki tradisi palang pintu yaitu peragaan silat betawi yang dikemas
dalam sebuah sandiwara kecil yang diperagakan sebelum akad nikah. Tradisi palang pintu
menceritakan perjalanan rombongan pengantin pria menuju rumah pengantin wanita yang
dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang juga menaruh hati kepada wanita
tersebut. Alkisah terjadilah pertarungan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-
pendekar pengiring pengantin pria yang tentu ssaja dimenangkan oleh para pendekar dari
pengantin pria.
Menyadari pentingnya untuk menyatukan seluruh aliran-aliran silat di seluruh Indonesia serta untuk lebih
mengembangkan peranan pencak silat, pada tanggal 18 mei 1948 terbentuklah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Kini IPSI tercatat sebagai organisai silat tertua di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Sheikh Shamsuddin (25 November 2005). The Malay Art Of Self-defense: Silat Seni Gayong. North
Atlantic Books. ISBN 1-55643-562-2.
Quintin Chambers and Donn F. Draeger (25 November 1979). Javanese Silat: The Fighting Art of
Perisai Diri. ISBN 0-87011-353-4.
Donn F. Draeger (25 November 1992). Weapons and fighting arts of Indonesia. Rutland, Vt. : Charles E.
Tuttle Co. ISBN 978-0-8048-1716-5.