Anda di halaman 1dari 91

Regenerasi Tanaman Melalui Kultur

Jaringan dan Pemanfaatannya


dalam Industri Pembibitan

Yusnita
Kuliah Umum Seri 3: Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 4 Juli 2020 04/07/2020
Outlines :
1. Apakah kultur jaringan tanaman itu?
2. Untuk apa kegunaan/tujuan digunakannya
kultur jaringan?
3. Teori dasar yang menjelaskan mengapa eksplan kecil
dapat beregenerasi menjadi tanaman utuh?.
4. Pola regenerasi eksplan menjadi tanaman in vitro.
5. Tahapan Perbanyakan in vitro tanaman.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020

6. Faktor-faktor penentu keberhasilan.


1 KULTUR JARINGAN TANAMAN

Suatu teknik untuk menumbuh-


kembangkan bagian tanaman secara
aseptik di dalam wadah transparan (in
vitro) dengan media buatan yang lengkap
dan kondisi lingkungan terkendali selama
periode tertentu untuk berbagai tujuan.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Bagian tanaman yang dikulturkan
(eksplan) bisa beragam:

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Karakteristik
Kultur jaringan tanaman:

• Aseptik = bebas dari mikro-organisme


• In vitro (dlm tabung/wadah kultur)
• Suplai hara lengkap dan energi-nya cukup
• Seringkali diperlukan ZPT
• Kondisi lingkungan kultur (suhu & cahaya)
terkendali.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Sistem kultur jaringan adalah pengulturan bagian
tanaman in vitro (dalam wadah transparan/tabung).

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Sistem kultur jaringan tanaman harus ASEPTIK
= STERIL = Bebas dari mikro-organisme

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Media kultur harus steril.
Sterilisasi media umumnya
menggunakan autoklaf.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Berbagai macam autoklaf

04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Penanaman eksplan dan subkultur harus
dilakukan secara aseptik.

Gunakan laminar air flow cabinet atau enkas


Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Penanaman dan subkultur dilakukan secara aseptik

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Sehingga didapatkan kultur ASEPTIK

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Kontaminasi kultur dpt terjadi oleh bakteri atau jamur

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Media kultur buatan mengandung nutrisi yang
lengkap, sumber energi dan zat pengatur tumbuh:
N, P, K, Ca, Mg, S (Hara makro)
Cu, Co, Mo, Mn, Zn, B, Fe (Hara mikro)

Sumber energi (Gula)

ZPT :Auksin,Sitokinin,
Giberelin, retardant.

Vitamin dan bahan organik lain


04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Media semi padat Media cair

Komponen Media Kultur Jaringan Tanaman:


Semua hara mineral essensial
Sumber energi (gula)
Eksplan TANAMAN UTUH
Vitamin dan zat organik lain
Zat pengatur tumbuh (ZPT)
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
Ruang Kultur : cahaya dan temperatur diatur
(cahaya lampu fluoresens , suhu 26 ± 20C).
04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
Ruang Kultur : cahaya dan temperatur diatur
04/07/2020

(cahaya grow-light, suhu 26 ± 20C).


2 KEGUNAAN UTAMA TEKNIK KULTUR JARINGAN

Pemuliaan Tanaman
Teknik Kultur Produksi Bibit
Jaringan
EKSPLAN
Bibit true-to -type
Bibit
dengan
SELEKSI keragaman
baru untuk
pemuliaan
Produksi metabolit sekunder
Kultivar Unggul Baru
Penyimpanan Plasma nutfah
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.

Studi Fisiologi Tanaman


2 Kegunaan Kultur Jaringan Tanaman
Produksi bibit tanaman true-to-type

• Produksi tanaman bebas penyakit: kultur meristem.


• Perbanyakan klonal untuk produksi bibit tanaman
true-to-type.
• Produksi benih sintetik.

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Keunggulan bibit yang berasal dari kultur jaringan:

1.Bibit yang dihasilkan merupakan klon murni & true-to-type.


2.Umumnya lebih vigourous, dengan pertumbuhan yang
seragam.
3.Lebih sehat, tidak membawa inokulum patogen.
4.Dapat diproduksi secara massal, dalam waktu yang relatif
singkat.
5.Proses produksinya tidak tergantung musim.
6.Diperlukan tempat yang tidak terlalu luas untuk proses
produksi bibit.
7.Dimungkinkan untuk cloning tanaman-tanaman yang tidak
dapat atau sulit diperbanyak secara vegetatif.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Kegunaan Kultur Jaringan Tanaman
Pemuliaan Tanaman/ Crop Improvement:
• Induksi keragaman somaklonal dan seleksi in vitro
untuk mendapatkan karakter unggul.
• Pengecambahan biji/penyelamatan embrio.
• Produksi tanaman haploid dan double haploid: kultur
mikrospora, anther & ovul.
• Memfasilitasi rekayasa genetika tanaman.
• Studi pembungaan in vitro..
• Fusi protoplast
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Kegunaan Kultur Jaringan Tanaman
Produksi metabolit sekunder
Penyimpanan Plasma nutfah
Studi Fisiologi Tanaman

• Studi nutrisi tanaman in vitro


• Studi pengontrolan morfogenesis.

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


3 WHY DOES THE SYSTEM WORK?
Mengapa eksplan berukuran kecil (bahkan
satu sel atau protoplast) dapat beregenerasi
menjadi tanaman?.

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Teori Dasar Kultur Jaringan
1. Plastisitas morfogenetik sel, jaringan dan organ
tanaman : diferensiasi, de-diferensiasi, re-
diferensiasi sel tanaman.
2. Sifat sel tanaman yang totipoten.
3. Kondisi yang sesuai: aseptik, nutrisi lengkap &
sumber energi dalam media kultur.
4. Pengaturan hormonal: auksin dan sitokinin.
5. Kemampuan pemrograman diri sel-sel eksplan:
kompetensi dan determinasi.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
1. PLASTISITAS MORFOGENETIK SEL TANAMAN

Kubah Meristem apikal

Sel-sel di meristem apikal tanaman mengalami


diferensiasi menjadi daun atau batang. 04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


PLASTISITAS MORFOGENETIK

Daun

Meristem
pucuk Batang

Diferensiasi sel-sel meristematik menjadi jaringan


04/07/2020
dan organ Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
PLASTISITAS MORFOGENETIK

ZPT

De-diferensiasi sel-sel daun menjadi kalus.

Kalus: massa sel parenchima yang tidak terorganisasi, yang


seringkali terinisiasi setelah pelukaan atau terekspose pada ZPT.
04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
PLASTISITAS MORFOGENETIK

ZPT

Re-diferensiasi dari sel-sel kalus menjadi tunas-tunas baru


04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
2. Teori totipotensi sel tanaman (Schwann
dan Schleiden, 1838):

Sel tumbuhan mempunyai perangkat


fisiologi dan informasi genetik yang
lengkap untuk tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman utuh jika berada dalam
kondisi yang sesuai.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Sel tanaman

Tanaman
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Utuh
Eksplan daun melinjo yang membentuk mata tunas adventif
Atau mengalami ORGANOGENESIS
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
3. Kondisi yang sesuai: aseptik, nutrisi lengkap &
sumber energi dalam media kultur.

Pertumbuhan dan perkembangan eksplan mjd tanaman

04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Media Kultur yg sesuai:
Komponen Media Kultur
1. Air, gunakan aquadest.
2. Hara-hara makro: N, P, K, Ca, Mg, S.
3. Hara-hara mikro: Cu, Co, Mo,Fe, Mn, Zn, B.
4. Gula: sukrosa, glukosa.
5. Gula alkohol (heksitol): myo-inositol.
6. Vitamin dan zat organik: tiamin-HCl, piridoksin-HCl, niasin
(asam nikotinat), glisin.
7. ZPT: auksin, sitokinin, gibberelin, retardant.
8. Kompleks adenda: air kelapa, ekstrak taoge, jus tomat, dsb.
9. Pemadat media: bubuk agar atau gelrite.
04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
Formulasi media kultur:

1.Murashige dan Skoog (1962)


2.Woody Plant Medium (WPM)-Lloyd-McCown 1981)
3.Vacin & Went (1949)
4.Euwens (1976)
5.Knudson C (1946)
6.Racikan media pupuk lengkap,
7. dll.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Yusnita, Toshio Murashige & Folke Skoog
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Formulasi Media Murashige & Skoog (MS) (1962)
Hara Makro Konsentrasi (mg/l) Hara Mikro Konsentrasi (mg/l)

H3BO3 6.2
NH4NO3 1 650
MnSO4.H2O 16.9
KNO3 1 900 ZnSO4.7H2O 8.6
MgSO4.7 H2O 370 KI 0.83
Na2MoO4.2H2O 0.25
KH2PO4 170
CuSO4.5H2O 0.025
CaCl2.2H2O 440
CoCl2.H2O 0.025
Vitamin & Bahan Konsentrasi (mg/l) FeSO4.7H20 27.8
Organik Na2EDTA 37.3
Tiamin-HCl 0,1
Piridoksin-HCl 0,5 Sumber Energi: Sukrosa 20-30 g/l
Asam Nikotinat 0,5 Pemadat : bubuk agar-agar 7-8 g/l
Mio-inositol 100 Pelarut : Akuadest
pH diatur menjadi 5,8
04/07/202
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 0
4. Pengaturan secara hormonal pembentukan tunas
dan akar pada eksplan dalam sistem kultur Jaringan:
Skoog & Miller (1957).
Sitokinin

Merangsang pembentukan Tunas,


Konsentrasi Relatif

Menghambat pembentukan akar

Mendorong pembentukan kalus

Merangsang pembentukan Akar,


Menghambat pembentukan tunas
Auksin
04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
Carlos Miller

Kiri ke Kanan:Carlos Miller, M. von Saltza, Francis


Okumura, Folke Skoog, Frank Strong
University of Wisconsin, USA.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
5. Kompetensi dan Determinasi pada sel-sel eksplan
yang bermuara pada proses morfogenesis.

Kompetensi :adalah kemampuan sel-sel eksplan untuk


memberi tanggapan terhadap signal lingkungan atau
hormonal dalam bentuk pemrograman diri sehingga
mengarah dan berakhir dengan terjadinya organ atau
embrio.

Determinasi:
Keadaan dimana sekumpulan sel pada eksplan yang
dikulturkan sudah tertentukan nasibnya untuk
membentuk struktur baru.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Pola regenerasi eksplan menjadi tanaman
4 dalam kultur jaringan:
1. PERCABANGAN TUNAS AKSILAR pertumbuhan dan
perkembangan tunas dari eksplan yang bermata tunas.
Eksplan  tunas aksilar  tanaman

Eksplan berbuku/
Yang mempunyai mata tunas aksilar
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Contoh Percabangan Tunas Aksilar

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Contoh Percabangan Tunas Aksilar

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


2. EMBRIOGENESIS SOMATIK (ES): pembentukan
embrio somatik dari eksplan.

ES Langsung: Eksplan  Embrio  Tanaman


ES tidak langsung: Eksplan  kalus  Embrio  tanaman

04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Embriogenesis somatik tidak langsung

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Contoh embriogenesis langsung langsung pada kopi

Nic Can et al. 2015


Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
3. ORGANOGENESIS: pembentukan organ tunas
secara langsung atau tidak langsung dari eksplan.

Organogenesis langsung :Eksplan  Tunas adventif  Tanaman

Organogenesis tidak langsung : Eksplan  Kalus Tunas adventif


 Tanaman

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Contoh organogenesis langsung pada melinjo

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Contoh organogenesis tidak langsung pada krisan

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Contoh organogenesis tidak langsung pada Sansevieria

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Tahapan Perbanyakan Tanaman
5
Melalui Kultur Jaringan
Tahap 0:
• Pemilihan & penanganan tanaman induk sumber
eksplan.

Tahap I: Culture establishment, bertujuan untuk


mendapatkan kultur aseptik:
• sterilisasi eksplan.
• pembuatan dan sterilisasi media kultur
• penanaman eksplan secara aseptik di media steril.
04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Tahapan Kultur Jaringan Tanaman:
Tahap II : subkultur untuk perbanyakan propagul
(mata tunas, tunas aksilar, tunas adventif, embrio
somatik)

Tahap III: Pemanjangan tunas & pengakaran.

Tahap IV : Aklimatsasi planlet ke lingkungan ex


vitro (di luar botol kultur)
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Perbanyakan klonal in vitro:
Sterilisasi
Tahap I Eksplan hidup, aseptik
Eksplan &
Penanaman Tahap II
Tahap 0 Multiplikasi tunas
Seleksi Tanaman
Induk yang Unggul
Subkultur
Tahap IV Tahap III
Aklimatisasi Pemanjangan tunas
dan pengakaran
Bibit 04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


TAHAP 0
Pemilihan (seleksi) dan penanganan tanaman
induk untuk sumber eksplan.

• Kultivar atau klon unggul


• Bebas hama dan penyakit
• Perlakuan khusus untuk meningkatkan regenerasi

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Tahap 0:

Contoh pada pisang, seleksi & penanganan tnm Induk:


• Waktu shooting: 7-8 bulan (juga yang 5 bulan*)
• Jumlah hands : ≥ 9.
• Sosok tanaman normal
• Morfologi buah normal atau dengan kriteria tertentu.
• Seleksi untuk ketahanan terhadap TR4 Fusarium.

Meristem culture, aklimatisasi plantlet, dipelihara


dalam screenhouse untuk dipanen sword sucker nya
sebagai eksplan. 04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Tahap 0: Seleksi Tanaman induk sumber eksplan

Pilih tanaman induk yang berbunga/berbuah lebih cepat , sehat, bobot tanadan buah
tinggi, jumlah sisir (hands) banyak, jumlah buah per sisir (fingers banyak), bentu kuah
04/07/2020
bagus, rasanya manis, aroma wangi dsb.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Catat pohon dengan kriteria buah yang diinginkan

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Tahap 0

Untuk mencegah infeksi virus, tanam pohon induk dalam


screen house.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
TAHAP I: Culture establishment
= Membuat kultur yang aseptik, tidak
terkontaminasi mikroorganisme
• Sterilisasi permukaan eksplan
• Pembuatan media kultur yang steril
• Penanaman eksplan secara aseptik
• Kondisi kultur dipelihara tetap aseptik.

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Siapkan alat-alat diseksi

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020

Tahap I culture establishment: Siapkan LAFC.


Sterilisasi eksplan sering dilakukan secara bertahap:

- Cuci eksplan di bawah air keran yang mengalir.


- Rendam dalam larutan fungisisa sistemik & bakterisida.
- Rendam-kocok dalam larutan desinfectant.
- Bilas dengan air steril (air yang sudah diautoklaf).
- Sterilisasi dilakukan di dalam LAFC.

Bahan pensteril /desinfectan yang sering digunakan:

NaOCl (sodium hipoklorit) CaOCl2 (calsium hipoklorit


Etanol 70%
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. HgCl2 (Mercuri chloride
04/07/2020
Tujuan Tahap I: Mendapatkan kultur eksplan awal
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020

yang steril dan hidup.


Inisiasi kultur seringkali dimulai dengan kultur meristem , krn
kultur meristem dapat menghasilkan tanaman bebas penyakit.
04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Tujuan Tahap I: Kultur aseptik (steril) dan hidup

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


TAHAP II
Tahap perbanyakan atau multiplikasi propagul :
mata tunas, tunas, embrio somatik.

• Dihasilkan banyak tunas atau embrio somatik.


• Biasanya perbanyakan tunas memerlukan ZPT
• sitokinin.
Sitokinin yang umum digunakan:
• Benzilaminopurin (BAP) atau benziladenin (BA)
• Kinetin (furfurylamino purine)
• 2-iP (isopentenyl adenine)
• Thidiazuron (TDZ) Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
TAHAP II : Perbanyakan tunas

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.

04/07/2020
Kultur tunas dari eksplan potongan batang satu buku
TAHAP II : Perbanyakan tunas

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


TAHAP II : Perbanyakan tunas

04/07/2020

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.


Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
TAHAP II: multiplikasi Tunas
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
TAHAP III
Tahap pemanjangan tunas dan pengakaran.
•Tunas-tunas dipindahkan ke media tanpa
ZPT atau dengan penambahan auksin untuk
pemanjangan dan pengakaran.

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


PENGAKARAN TUNAS
Biasanya perlu ZPT AUKSIN atau untuk tanaman
yang mudah berakar cukup dipindahkan ke
media tanpa ZPT atau + arang aktif/

Auksin yang sering digunakan:


• IBA (indolebutyric acid)
• NAA (naphtaleneacetic acid)
• IAA (indoleacetic acid)
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Pemanjangan tunas dan pengakaran
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
TAHAP III: Pemanjangan dan pengakaran tunas
TAHAP IV: Aklimatisasi Planlet
Tunas-tunas yang sudah berakar (disebut
planlet) dapat dikeluarkan dari botol kultur
dan ditanam di media tanah di rumah kaca.
Proses ini perlu aklimatisasi.

Planlet adalah tunas-tunas yang sudah berakar


atau tanaman kecil yang lengkap.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
TAHAP IV: Aklimatisasi Planlet

Melatih planlet agar mampu hidup dalam kondisi luar


(yaitu kondisi rumah kaca atau lapangan).
Caranya, planlet ditanam di media tanah + bahan
organik, dan dikondisikan di tempat dng:

• Intensitas cahaya rendah yang dinaikkan bertahap


• Kelembaban tinggi yang diturunkan bertahap

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Planlet diaklimatisasi agar dapat hidup normal
di lingkungan eksternal.

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Penting sekali untuk menggunakan media aklimatisasi dan nurseri yang
berkualitas. Lakukan teknik solarisasi untuk sterilisasi media

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Tahap IV: Aklimatsasi Planlet

Penyungkupan bertujuan untuk mendapatkan kondisi


kelembaban tinggi, menghambat transpirasi planlet
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Tahap IV: Aklimatsasi Planlet

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Tahap IV: Aklimatsasi Planlet

Kelembaban tinggi diturunkan secara bertahap. Jika


planlet sudah menumbuhkan daun baru, sungkup
dibuka. Namun untuk beberapa lama bibit masih
dipelihara di tempat teduh.
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Hingga akhirnya bibit dapat bertahan hidup
dengan baik pada kondisi full sun

Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020


Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
6. Faktor-faktor penentu keberhasilan.
6
JENIS & KONSENTRASI ZPT
GENOTIPE TNM dalam MEDIA KULTUR
INDUK BAGIAN TANAMAN
UNTUK EKPLAN

KOMPONEN
MEDIA KULTUR SKILL
OPERATOR

Keberhasilan Kultur Jaringan


Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020
PEMELIHARAAN PADA SETIAP
TAHAPAN KULTUR
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. 04/07/2020

Anda mungkin juga menyukai