Anda di halaman 1dari 68

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Pengupasan Lapisan Overburden


Tahapan kegiatan penambangan diawali dengan pembersihan lahan (land
clearing) dari semua vegetasi baik pepohonan maupun semak belukar yang
menutup permukaan area penambangan dengan menggunakan bulldozer.
Selanjutnya dilakukan pengupasan tanah pucuk (top soil) menggunakan excavator
backhoe yang diangkut ke stock humus yang nantinya digunakan untuk
rehabilitasi lahan pasca tambang. Salah satu cara pembongkaran dengan alat
mekanis yaitu dengan cara ripping. Ripper ditancapkan ke dalam tanah pada
saat bulldozer bergerak maju yang menyebabkan material terberai. Ripping
merupakan metode pemberaian material dengan menggunakan ripper pada
bulldozer. Ripping bertujuan untuk memberaikan material tanah penutup maupun
batubara, yang akan mempermudah penggalian atau pemuatan oleh excavator
backhoe. Kegiatan ini terlebih dahulu dilakukan dengan mengidentifikasi
apakah material atau batuan tersebut dapat digaru atau tidak.
Menurut Puspita (2015), metode yang digunakan untuk melakukan
pemberaian lapisan tanah penutup atau sering disebut dengan istilah overburden
disesuaikan dengan kondisi batuan yang ada. Metode yang biasa digunakan
untuk memberai batuan antara lain adalah penggalian secara langsung (free
digging), penggaruan (ripping), dan pemboran-peledakan (drilling-blasting).
Menurut Prodjosumarto (1996), berdasarkan perbedaan kekerasan material
tanah penutup yang akan digali, penggolongan material tanah penutup adalah
sebagai berikut :
1. Lunak (easy digging), misalnya : tanah atas (top soil), pasir (sand), lempung
pasiran (sandy clay), pasir lempung (clayed sand).
2. Agak keras (medium hard digging), misalnya : tanah liat atau lempung
(clay) yang basah dan lengket. Batuan yang sudah lapuk (wheathered rock).
3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya : batu sabak (slate),
material yang kompak (compacted material), batuan sedimen (sedimentary
rock), konglomerat (conglomerat), breksi (breccia).

4
Universitas Sriwijaya
5

4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar
(fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat
digali, misalnya : batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan
segar (fresh metamorfic rock).

Menurut Sahu (2011), kemampugaruan merupakan suatu ukuran apakah


material dapat digaru, yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kemudahan penggaruan. Kemampugaruan dari suatu material dapat ditentukan
melalui nilai uji kuat tekan batuan (UCS) seperti pada tabel berikut ini (Tabel
2.1.) :

Tabel 2.1. Hubungan Kemampugaruan dan Nilai Kuat Tekan Batuan Menurut
(Sahu, 2011)
Deskripsi Seismic
UCS Karakteristik
Kekerasan Kriteria identifikasi velocity
(mPa) penggaruan
Batuan (m/s)
Sampel dapat dipotong
menggunakan pisau triaxial,
Batuan sangat terlalu keras memotong Penggaruan
1,7 3,0 450-1200
lunak dengan tangan sampai mudah
ketebalan 3 cm karena dapat
dirusak tekanan dari jari
Dapat di scrap dengan pisau
1-3 mm dengan pukulan kuat Penggaruan
Batuan lunak 3,0 10,0 1200-1500
pad pick point : memiliki keras
suara dulls ketika dia
dipukul Tidak bisa di
scrap
menggunakan pisau, Penggaruan
Batuan keras 10,0-20,0 1500 1850
spesimen dapat di hancurkan sangat keras
dengan sekali pukul : rock
rings under hammer

Spesimen rusak setelah lebih Penggaruan


Batuan sangat dari satu pukulan : rock rings sangat keras
20,0 70,0 1850 2150
keras under hammers atau
peledakan
Spesimen membutuhkan
banyak ukulan dengan
Batuan sangat geologi pick untuk
>70,0 >2150 peledakan
keras menembus kedalaman
material : rock rings under
ha
mmer

Universitas
6

Menurut Karpuz and Basarir (2015), ada beberapa sifat batuan yang perlu
diperhatikan pada pelaksanaan pembongkaran material, yaitu sebagai berikut:
1. Tekstur Material
Tekstur mateial merupakan struktur butiran dari batuan dan dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat fisiknya seperti porositas, density, dan ukuran
butir. Porositas batuan dipengaruhi oleh besarnya butiran penyusun dan
keseragaman ukuran butir batuan tersebut. Semakin besar porositas batuan
berarti semakin banyak rongga antar butir, sehingga lebih mudah dalam
penggaruan (ripping).
2. Struktur
Struktur seperti patahan, rekahan, bidang perlapisan, jenis batuan, dip
dan strike akan mempengaruhi dalam kekuatan material. Struktur material akan
berpengaruh terhadap penggaruan, kelurusan lubang bor dan kecepatan pemboran.
Semakin banyak struktur yang terdapat pada batuan maka semakin mudah
batuan tersebut untuk digali atau dibongkar.
3. Kecepatan Gelombang Seismik
Material yang keras merupakan material yang memiliki nilai kecepatan
gelombang seismik yang tinggi material tersebut akan sulit digaru, digali, atau
dikupas oleh alat berat. Hal ini dapat menurunkan produktivitas alat berat.
Kekerasan dari material dapat diketahui dengan kecepatan rambat gelombang
seismik. Biasanya nilai yang ditunjukkan dalam satuan meter/detik (Seismic
Wave Velocity).
Kecepatan gelombang seismik dipengaruhi oleh densitas material. Semakin
besar nilai densitas dari suatu material maka kerapatan partikel antar butiran
pada material juga semakin besar, sehingga kecepatan rambat gelombang
seismik relatif semakin mudah untuk dihantarkan melalui tiap-tiap partikelpada
material. Semakin besar densitas dari suatu material, maka nilai dari kekerasan
material juga relatif semakin besar, jika kekerasan material semakin besar maka
penggaruan juga akan semakin sulit. Menurut Anonim (2009), pembagian nilai
sifat material terdiri atas:
a. Rippable yaitu nilai yang menunjukkan material yang dapat digaru.

Universitas
7

b. Marginal yaitu nilai yang menunjukkan material yang masih dapat digaru
pada kondisi material tertentu.

c. Nonrippable yaitu nilai yang menunjukan material yang tidak dapat digaru.

Setiap material memiliki nilai seismic velocity yang berbeda-beda. Menurut


Anonim (2009), dengan menggunakan bulldozer komatsu D 375 A nilai seismic
velocity material yang bisa dibongkar dengan proses ripping (rippabel) adalah
0-
2.200 m/s. Material marginal memiliki nilai seismic velocity sebesar 2.200-
2.400 m/s. Sedangkan material nonrippable memiliki nilai seismic velocity lebih
besar dari 2.400 m/s (Gambar 2.1) dan produktivitas yang dihasilkan untuk
bulldozer D 375 A-5 paling besar adalah 1600-1800 m3/jam dengan kecepatan
seismik antara 500-1000 m/s sedangkan yang paling kecil adalah 0-200 m3/jam
dengan kecepatan seismik sebesar 2500-3000 m/s (Gambar 2.2).

Gambar 2.1 D 375 A ripper performance (Anonim, 2009)

Universitas
8

Gambar 2.2 Hubungan seismik wave velocity dengan produktivitas per jam
bulldozer (Anonim, 2009)

4. Abrasifitas material
Abrasifitas merupakan tingkat penggerusan dari meterial terhadap suatu
bahan tertentu yang disebabkan mineral penyusun dari material tersebut.
Material yang masih belum digali, sifat abrasif material lebih besar dari pada
material yang telah digali. Hal ini dipengaruhi oleh sifat material yang padat dan
masih kompak. Pada pengupasan lapisan material penutup, sifat abrasif dari
material

Universitas
9

menyebabkan cepatnya terjadi keausan pada bagian alat yang mempengaruhi


umur penggunaan alat terutama pada alat ripping dan digging (Febrianto, 2014).

5. Kekerasan/Kekuatan
Kekerasan adalah ketahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap
tusukan, goresan, abrasi atau pemotongan. Kekerasan material dapat juga
dipakai untuk menyatakan besarnya tegangan yang diperlukan untuk
menyebabkan kerusakan pada material. Berikut beberapa kekerasan/kekuatan
dari beberapa batuan (Tabel 2.1):

Tabel 2.2 Klasifikasi Kuat Tekan Batuan (Bieniawski, 1973)


Klasifikasi Kuat Tekan (MPa)
Sangat keras 250-700
Keras 100-250
Keras sedang 50-100
Lunak 25-50
Sangat lunak 1-25

6. Derajat Pelapukan
Pengaruh cuaca dan iklim mengakibatkan pelapukan mekanik pada
batuan. Hal ini menyebabkan terbukanya bidang diskontinuitas patahan batuan,
batas antar butir dan terjadi pembelahan butiran mineral. Pelapukan mekanik
biasanya diikuti dengaan pelapukan kimiawi yang menyebabkan pengurangan
kekuatan batuan. Jadi semakin tinggi derajat pelapukan batuan, maka
penggalian akan semakin mudah.

2.2 Bulldozer
Menurut Tenriajeng, 2003 Bulldozer memiliki mesin penggerak utama
traktor dan di bagian depan bulldozer dilengkapi dengan blade dan ripper di

Universitas
1

bagian belakang. Bulldozer merupakan salah satu alat berat yang mempunyai roda
rantai untuk pekerjaan yang memiliki traksi tinggi, dan alat ini digunakan untuk
pekerjaan serbaguna seperti menggali, mendorong, menggusur, meratakan,
menarik beban, menimbun, dan lain-lain. Bulldozer ripper dapat dilihat pada
gambar 2.3.

Gambar 2.3. Bulldozer ripper (PT. Pamapersada Nusantara)

Bulldozer pada pekerjaan pemindahan tanah, digunakan untuk pekerjaan


sebagai berikut (Tenriajeng, 2003) :
a. Pembersihan lahan (land clearing) dari kayu-kayu, pohon, maupun bebatuan.
b. Pembukaan jalan kerja (pioneering) dan pemeliharaan jalan
c. Memindahkan tanah yang jaraknya kurang dari 100 meter, menghamparkan
tanah isian (fills)
d. Melakukan penggaruan (untuk dozzer dilengkapi ripper).
Dalam pekerjaan penggaruan (ripping) terdapat beberapa hal yang
berpengaruh pada proses penggaruan (ripping) bulldozer.Ripper pada Bulldozer
mulai dikenal sejak zaman romawi kuno. Bentuk ripper waktu itu seperti bajak (di
sawah) yang ditarik oleh sapi, tapi yang seperti kita lihat sekarang diperkenalkan
oleh RG Le Tourneau, yaitu ripper yang dilengkapkan pada tractor pada tahun
1930. Kemudian pada tahun 1993 ripper seperti itu dipergunakan untuk
pembangunan bendungan HOOVER di Amerika Serikat, saat itu ripper
mempunyai berat 7.500 lb (3.5 ton) ditarik traktor dengan berat 30.000 lb (15
ton) yang bermesin 75 HP.

Universitas
1

Ripper adalah alat berat yang digunakan untuk menggemburkan material


keras (batuan) dengan cara menggaru. Alat ini sering juga disebut bajak batu.
Meskipun alat ini hanya sebagai alat bantu yang digunakan untuk pekerjaan
pendahuluan, namun pengoperasiannya menjadi penting jika menemukan material
keras yang tidak dapat dilakukan penggusuran secara langsung oleh bulldozer
tanpa digaru terlebih dahulu. Konstruksi ripper hampir sama dengan bulldozer
perbedaannya hanya terletak pada bentuk perlengkapannya. Jika bulldozer
traktor yang dilengkapi dengan blade di depannya.
Ripper berfungsi sebagai alat garu material yang ditarik oleh bulldozer.
Kemampuan Ripper tergantung pada giginya untuk masuk ke dalam tanah dan
kekuatan mesin penarik ripper tersebut (bulldozer). Berdasarkan jumlah gigi
(shank), ripper dapat dikelompokkan single shank ripper (Gambar 2.4) dan
multi shank ripper (Gambar 2.5). Single shank ripper atau giant ripper yang
mempunyai satu gigi (shank). Ripper jenis ini dirancang khusus untuk material
yang keras dan sulit dibongkar. Giant ripper biasanya digunakan untuk material
yang keras dan sulit dibongkar karena tenaga yang dihasilkan dari dozzer akan
diteruskan hanya ke satu dan sulit dibongkar karena tenaga yang dihasilkan dari
dozzer akan diteruskan hanya ke satu ripper. Sebaliknya, pada multi shank
ripper, tenaga yang dihasilkan bulldozer akan terdistribusi ke dua atau lebih
ripper, sehingga tenaga yang dihasilkan kurang optimal.

Gambar 2.4. Giant ripper (Tenriajeng, 2003)

Universitas
1

Gambar 2.5 Multi shank ripper (Tenriajeng, 2003)

Ripper pada bulldozer bersifat adjustable (dapat dinaik-turunkan) dengan


mengunakan hydraulic control. Ripper dengan sifat adjustble dapat
memudahkan pengaturan ke dalaman penetrasi ripper sesuai dengan yang
dikehendaki dan keadaan material yang akan diberai.
Menurut Indonesianto (2010), material yang dapat diberai dengan ripper
berdasarkan dari sifat fisiknya adalah :
1. Material memiliki bidang lemah berupa patahan, joint atau kekar.
Semakin banyak bidang lemah yang terdapat pada material penggaruan
akan semakin mudah.
2. Material hasil pelapukan atau material yang lapuk (weathered material).
Material yang lapuk memiliki kekuatan yang lemah, sehingga akan lebih
mudah untuk dibongkar.
3. Material brittle dan memiliki struktur yang kristalin. Brittle dapat
diartikan rapuh, jadi sifat brittle material akan memudahkan
pembongkaran.
4. Material memiliki bidang perlapisan atau berstruktur stratifikasi. Bidang
perlapisan material merupakan bidang lemah dari material tersebut,
sehingga dapat memudahkan dalam pembongkaran material tersebut.
5. Material terbentuk dari kumpulan butiran-butiran yang besar. Material
dengan butiran yang besar biasanya akan menyebabkan banyak celah
yang tidak terisi.

Universitas
1

Mudah atau tidaknya shank ripper melakukan penetrasi ke permukaan suatu


material, bergantung pada sudut penetrasinya ialah sudut yang dibuat antara
pemukaan material dengan shank ripper searah majunya gerakan bulldozer
(gambar 2.6).

Gambar 2.6 Sudut penetrasi ( Indonesianto, 2010)

Gigi-gigi ripper diganti bila sudah aus, tetapi penggantinya jangan sampai
dilakukan pada saat kerusakan sudah mencapai inti gigi ripper, bila hal ini
terjadi maka ripper harus diganti secara keseluruhan. Macam-macam shank
dapat dilihat pada ( gambar 2.7)

Gambar 2.7 Macam-macam shank ripper (Indonesianto, 2010)

Universitas
1

2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Ripping Bulldozer


Produktivitas ripping bulldozer dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya :
1. Waktu Edar
Waktu edar (cycle time) adalah waktu yang dibutuhkan alat untuk
melakukan satu siklus kerja. Waktu edar dipengaruhi oleh kecepatan gerakan
alat, jarak kerja alat dan waktu tetap (fixed time). Fixed time yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk pergantian gigi atau waktu ketika menurunkan dan menaikkan
blade/ripper, serta perubahan gerakan maju dan mundur pada alat.
Menurut Tenriajeng (2003), waktu edar ripping dapat ditentukan
berdasarkan persamaan sebagai berikut:

CT =................................................................................................................(2.1)

atau

CT = Wf + Wr + Z...................................................................................(2.2)

Keterangan :
CT = Jumlah total waktu edar (menit, detik)
J = Jarak kerja (meter)
F = kecepatan maju (meter/menit, meter/detik)
R = Kecepatan mundur (meter menit, meter/detik)
Z = waktu tetap (menit, detik
Wf = Waktu kerja bergerak maju (menit,detik)
Wr = Waktu kerja bergerak mundur (menit, detik)

2. Penetrasi Ripper Bulldozer


Ke dalaman penetrasi rippper bulldozer ditentukan oleh kebutuhan pekerjaan,
kekerasan material, ketebalan lapisan, dan intensitas struktur. idealnya, ripping
dengan shank standar dilakukan dengan penetrasi maksimum, hal ini

Universitas
1

menghasilkan produksi ripping yang maksimal. Ke dalaman penetrasi single


shank ripper dapat mencapai ke dalaman penetrasi maksimal. Pada kondisi
material lunak dan ketebalan lapisan tipis lebih baik digunakan multi shank
ripper.

3. Jarak ripping bulldozer


Jarak ripping ditentukan berdasarkan kondisi tempat kerja (luas batubara yang
terekspose). Jarak ripping juga biasanya berkaitan dengan jenis alat muat yang
digunakan. Biasanya jarak ripping yang digunakan berdasarkan jangkauan dari
boom alat muat (backhoe).

4. Spasi antar ripping bulldozer


Spasi ripping erat kaitanya dengan tingkat produksi ripping karena semakin
besar spasi ripping maka jumlah line ripping dapat berkurang, sehingga waktu
yang dibutuhkan untuk membongkar material dapat berkurang. Penerapan spasi
ripping yang optimum dapat memaksimalkan produksi dan menekan biaya
ripping. Penentuan jarak optimum ripping tergantung dengan metode pemuatan
yang digunakan. Besar spasi ripping berkaitan dengan ukuran material hasil
ripping. Semakin kecil spasi ripping kan menghasilkan hasil ripping dengan
ukuran yang kecil.
Produktivitas ripping dapat ditentukan dengan faktor- faktor diatas,
sehingga didapatkan rumus produktivitas ripping sebagai berikut (Tenriajeng,
2003 ):

TP =.....................................................................................................(2.4)

Keterangan :
P = Ke dalaman Penetrasi (m)
J = Jarak Ripping (m)
FK = Faktor Koreksi (%)
F = Kecepatan Maju (m/menit)
R = Kecepatan Mundur (m/menit)

Universitas
1

Z = Waktu Tetap (menit)

2.4. Metode Ripping


Ripping dilakukan menggunakan buldozer yang dilengkapi dengan
ripper. Ripping bertujuan untuk menghancurkan material (batubara) yang keras
sebelum dilakukan penggusuran. Kekuatan ripper tergantung pada kemampuan
bahan pembuatnya untuk masuk ke dalam lapisan material (batubara) dan
kekuatan mesin bulldozer yang menarik tersebut. Metode ripping biasanya
digunakan untuk pembongkaran material, adapun pemilihan metode ripping
tergantung kondisi material, berikut adalah metode-metode ripping (PT.
Pamapersada Nusantara, 2017) :
1. Straight ripping
Metode ini digunakan pada material yang lunak atau easy, dengan panjang
shank maksimal. Metode ini sangat mudah dilakukan karena hanya satu kali
ripping straight. Di PT. Pamapersada Nusantara juga sering menggunakan metode
ini, jika keadaan material tidak begitu keras sehingga dengan satu kali ripping
maka material tersebut sudah terbongkar (Gambar 2.8)

Gambar 2.8 Metode straight ripping (PT. Pamapersada Nusantara)

2. Metode Cross ripping


Metode ini digunakan pada material medium. Metode ini dilakukan
sebanyak 2 kali ripping (silang). Ripping pertama panjang shank ripper di slot
kedua dan pada saat ripping menyilang panjang ripper dimaksimalkan (Gambar
2.9).

Universitas
1

Gambar 2.9 Metode cross ripping (PT. Pamapersada Nusantara)

3. Metode Diamond Ripping


Metode ini digunakan pada material yang keras, metode ini dilakukan
sebanyak di kali ripping, pertama searah digging excavator dengan ripper pada
posisi terpendek, kedua dari sisi tanggul ke kaki slope dengan ke dalaman ripper
di pin kedua dan yang terakhir diagonal dari kaki ke slope dengan panjang
ripper maksimal (Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Metode diamond ripping (PT. Pamapersada Nusantara)

Universitas
1

4. Metode Star Ripping


Metode star ripping biasanya digunakan untuk jenis material yang very
hard. dan waktu yang diperlukan untuk melakukan ripping cenderung lebih
lama dari pada metode-metode lainnya. Metode star ripping dapat dilihat pada
gambar 2.11.

Gambar 2.11 Metode star ripping (PT. Pamapersada Nusantara)

2.5 Produktivitas PC 2000


Alat gali muat merupakan alat yang berfungsi untuk mengggali material
yang berarti penggalian dan
excavate
material ke atas alat angkut ( truk, lori, dan sebagainya) digunakan alat muat
yang sangat banyak macamnya, karena keadaan di lapangan berbeda-beda di
setiap wilayah ( Florensia, 2015). kajian terhadap alat gali muat dan alat angkut
dapat dilakukan dengan cara pengawasan terhadap keadaan dilapangan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi dari alat mekanis tersebut
(Ilahi, 2013).
Excavator PC 2000 adalah alat penggali yang cocok untuk menggali
parit atau saluran-saluran (Indonesianto, 2010). Gerakan bucket dari backhoe
pada saat menggali arahnya adalah kearah badan (body) back hoe itu sendiri.
Jadi berbeda dengan power shovel yang arah penggaliannya menjauhi badan
(body).
Menurut Tanriadjeng (2003) Excavating operation paling efisien yaitu
menggunakan metode heel and toe (ujung dan pangkal), mulai dari atas
Universitas
1

permukaan sampai atas kebagian bawah. Bagian atas bisa berputar (swing) 360°.
Dalam konfigurasi backhoe ukuran boom lebih panjang sehingga jangkauan
lebih jauh, tetapi bucket lebih kecil. Ini bukan berarti produksinya lebih rendah,
karena putaran swing nya bisa lebih kecil yang berarti cycle time nya lebih
pendek (lebih cepat). Excavator memiliki kelebihan yaitu bisa mendistribusikan
muatan keseluruh bagian vessel dengan merata, artinya excavator lebih mudah
dalam mengatur muatan sehingga jalannya dump truck bisa seimbang.
Menurut Tenriajeng (2003), produktivitas excavator backhoe dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

TP...................................................................................................................(2.6)

Keterangan:
TP : Taksiran Produksi (BCM/jam)
KB : Kapasitas Bucket Specs Alat
(m3) BF : Bucket Factor
SF : Swell Factor
FK : Faktor Koreksi
CT : Waktu edar (detik).
Waktu edar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas excavator, waktu edar (cycle time) adalah waktu yang dibutuhkan
alat untuk melakukan satu siklus kerja. Waktu edar dipengaruhi oleh total waku
gali, putar muatan, timbun, putar kosangan.

2.6 Cuaca
Pengaruh cuaca pada suatu daerah keja (dimana akan berlangsung
penggunaan peralatan mekanis) perlu diketahui, karena akan dipakai untuk
memperkirakan dalam satu tahun berlangsung hujan selama selama berapa hari.
Perlu dipahami bahwa pada waktu hujan penggunaan peralatan mekanis tidak
dapat efektif. Selain itu, pada waktu hujan lebat, malah tidak dapat
dipergunakan peralatan mekanis (Indonesianto 2010).

Universitas
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Keadaan Lithologi


3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian tugas akhir dilakukan di PT. Pamapersada Nusantara, yang
berlokasi di Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim,
Provinsi Sumatera Selatan. Untuk mencapai lokasi penelitian dari pusat kota
Palembang, diperlukan jarak ± 200 KM menuju Muara Enim, kemudian
dilanjutkan menempuh ± 18 KM menuju ke Tanjung Enim dengan mengambil
jalur utama darat menuju ke arah barat daya dengan kondisi jalan yang beraspal
dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor roda dua, roda empat atau
kereta api. Secara geografis, lokasi PT. Pamapersada Nusantara terletak pada
- a Pit yaitu Taman, Suban,
MT4, ALP (TAL timur Entension), TAL Barat, MTBU B. Penlitian ini
dilakukan di PIT TAL Barat, lokasi MTBU dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Peta lokasi MTBU (Google maps)

20

Universitas
2

3.1.2 Keadaan Lithologi


Pola struktur statigrafi Tambang Air Laya (TAL) dipengaruhi faktor utama
akibat proses intrusi batuan beku andesit. Lithologi yang utama dijumpai di
daerah Tambang Air Laya termasuk dalam Formasi Muara Enim (Lampiran A).
Litologi yang ada di daerah TAL adalah sebagai berikut:
Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Berupa material yang terdiri dari top soil, batupasir halus, batu lanau, bentonit,
dan tanah timbunan bekas tambang lama, sedangkan ketebalan lapisan tanah
penutup ini berkisar antara 85 120 m.
Lapisan Batubara Mangus A1
Umumnya dicirikan dengan adanya pengotoran berupa tiga pita tanah liat,
ketebalan lapisan berkisar antara 6,5 - 10 meter.
Lapisan antara (Interburden) A1 dan A2
Terdiri dari batu lempung dan batu pasir tuffaan dengan ketebalan berkisar
antara 0,5 - 2 meter.
Lapisan Batubara Mangus A2
Lapisan ini dicirikan oleh adanya lapisan silika di bagian atas dan ketebalanya
berkisar 9,0 - 12,9 meter.
Lapisan antara (Interburden) A2 dan B1
Lapisan ini terdiri dari batu lempung lanauan yang ketebalan lapisan berkisar 15
- 23 meter.
Lapisan Batubara B1
Terdiri dari batu lempung dengan ketebalan lapisan berkisar 2 - 5 meter.
Lapisan Batubara B2
Lapisan ini mengandung satu lapisan tipis batu lempung dan mempunyai
ketebalan berkisar antara 4 - 5 meter.
Lapisan antara (Interburden) B2 dan C
Lapisan ini terdiri dari batu pasir, batu lanau lempungan dan ketebalannya
berkisar 25 - 40 meter.
Lapisan Batubara C
Lapisan ini merupakan lapisan tunggal dan umumnya memiliki lapisan pengotor
dengan ketebalan berkisar 7 - 10 meter.

Universitas
2

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian tugas akhir di PT. Pamapersada Nusantara pada tanggal 20
Mei 2017 sampai dengan 15 Agustus 2017 dengan kegiatan pelaksanaan dapat
dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Time frame

3.3 Bahan dan Peralatan


Dalam penelitian ini digunakan beberapa bahan dan peralatan pendukung untuk
membantu penyelesaian pengambilan data. Peralatan yang diperlukan antara
lain kamera, stopwatch, alat tulis, kalkulator, jam, meteran.

3.4 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini digabungkan antara teori dengan data-data lapangan
untuk penyelesaian masalah. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini
terdiri dari studi literatur, pengambilan data, pengolahan dan analisis data, dan
kerangka penelitian.

3.5 Studi Literatur


Studi literatur dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan pustaka yang
berhubungan dengan penelitian ini seperti persamaan-persamaan produktivitas

Universitas
2

alat, spesifikasi alat, dan perhitungan biaya sewa alat. Referensi yang digunakan
berasal dari buku, jurnal, dan laporan penelitian yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas.

3.6 Pengambilan Data


Pengambilan data yang dilakukan meliputi data primer dan data sekunder.
Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil dari pengamatan langsung di lapangan,
dokumentasi kegiatan, maupun diskusi dengan pengawas lapangan atau
operator. Data-data primer yang diambil adalah :
Data luas daerah yang akan dilakukan kegiatan ripping
Pengambilan data luas daerah dengan mengukur panjang 20 m dan lebar 20 m
area yang akan dilakukan kegiatan ripping, Diukur menggunakan meteran yang
panjang maksimal meteran adalah 20 m. Hasil pengkuran akan menghasilakan
area berbentuk persegi dengan luas 400 m2.

Gambar 3.3 Luas area pengamatan

Waktu edar bulldozer ripping


Waktu edar diamati setalah melakukan pengukuran luas area, pada saat
bulldozer ripper melakukan kegiatan ripping pada daerah yang sudah diukur
luasnya. Data waktu edar didapatkan dari data waktu maju, waktu mundur

Universitas
2

bulldozer ripper pada saat melakukan kegiatan ripping, digunakan untk


menghitung produktivitas dari bulldozer ripper.
Data waktu gali waktu edar PC 2000
Pengamatan waktu edar dan waktu gali dilakukan secara bersamaan untuk
excavator PC 2000 digunakan untuk menghitung produktivitas dari alat gali muat.
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berguna untuk
melengkapi data penulis. Data sekunder dalam penelitian adalah data
ketersedian alat, data curah hujan, peta squence pada bulan Juni, keadaan
lithologi, data geoteknik untuk wilayah TAL Barat.
data ketersedian alat bulan Juni 2017 digunakan untuk menghitung faktor
koreksi, jam kerja efektif dan menghitung produksi.
data curah hujan bulan Juni 2017 digunakan untuk menghitung jam kerja efektif
dalam waktu satu bulan dan menghitung produksi dalam satu bulan
peta squence Pit TAL Barat bulan Juni 2017 digunakan untuk mengetahui tahapan
penambangan batubara sebelum melakukan operasi penambangan
keadaan lithologi digunakan untuk mengetahui lapisan-lapisan yang ada di Pit
TAL Barat.
Data geoteknik Pit Tal barat digunakan untuk mengetahui jenis batuan dan nilai
UCS.

3.7 Pengolahan dan Analisisis Data


Menganalisis hubungan antara produktivitas yang dihasilkan ripper terhadap
kondisi material yang ada. Kondisi material dapat dilihat pada data geoteknik
yang adayang akan mempengaruhi kinerja bulldozer, kemudian dihubungkan
dengan produktivitas yang dihasilkan. Menghitung produktivitas dari bulldozer
ripper, dengan mengunakan data waktu edar bulldozer pada saat melakukan
ripping sehingga akan diketahui waktu yang digunakan untuk melakukan
ripping dengan luas area yang diinginkan. Produktivitas bulldozer ripping yang
dihitung adalah produktivitas dari dua metode ripping yaitu metode straight
ripping dan metode cross ripping.

Universitas
2

Menganalisis hubungan material hasil ripping terhadap produktivitas excavator


PC 2000, dilakukan dengan menghitung produktivitas PC 2000 dengan jenis
material yang berbeda, yaitu material hasil ripping dengan menggunakan
metode straight ripping dan cross ripping. Menghitung waktu edar dari PC
2000 dengan material hasil ripping dengan acuan dari waktu gali, sehingga akan
didapatkan perbandingan produktivitas yang dihasilkan oleh PC 2000.
Berdasarkan uraian diatas, metode penelitian yang diterapkan penulis dapat dilihat
pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Metode Penelitian


Rumusan
NO Masalah Tujuan Metode penelitian
1. Bagaimana Menganalisis Kondisi material dapat dilihat pada
hubungan hubungan data geoteknik yang kan
produktivitas produktivitas ripper mempengaruhi kinerja bulldozer,
ripper dari dari masing-masing kemudian dihubungkan dengan
masing-masing metode ripping produktivitas yang dihasilkan.
metode ripping terhadap kondisi Menghitung produktivitas dari
terhadap kondisi material bulldozer ripper, dengan
material mengunakan data waktu edar
bulldozer pada saat melakukan
ripping pada luas area yang
diinginkan. Produktivitas bulldozer
ripping yang dihitung adalah dari
metode straight ripping dan metode
cross ripping.

2. Bagaimana Menganalisis Menganalisis hubungan material


hubungan hubungan material hasil ripping terhadap produktivitas
material hasil hasil ripping excavator PC 2000, dilakukan
ripping terhadap terhadap dengan menghitung produktivitas
produktivitas produktivitas PC 2000 dengan jenis material yang
excavator PC excavator PC 2000 berbeda, yaitu material hasil ripping
2000? dengan menggunakan metode
straight ripping dan cross ripping.
Menghitung waktu edar dari PC
2000 dengan material hasil ripping
dengan acuan dari waktu gali,
sehingga akan didapatkan
perbandingan produktivitas yang
dihasilkan oleh PC 2000.

Universitas
2

3.8 Kerangka Penelitian


ANALISIS METODE RIPPING OVERBURDEN DENGAN BULDOZER RIPPER D 375 A-5 SEBAGAI ALAT BANTU EXCA
BATUBARA PIT TAL BARAT PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

Orientasi Lapangan

Permasalahan :

Bagaimana hubungan produktivitas ripper dari masing-masing metode ripping terhadap kondisi material?
Bagaimana hubungan material hasil ripping terhadap produktivitas excavator PC 2000?

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder

Pengolahan Data

Pembahasan

Kesimpulan :
Bagaimana hubungan produktivitas ripper dari masing-masing metode
ripping terhadap kondisi material.
bagaimana hubungan material hasil ripping terhadap produktivitas
excavator PC 2000.

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi penelitian

Universitas
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Produktivitas Ripper Dari Masing-Masing Metode Ripping


Terhadap Kondisi Material
Pemberaian overburden pada Pit TAL Barat dilakukan dengan cara ripping, hal
ini dilakukan karena pada lokasi Pit TAL Barat kondisi material yang ada disana
masih mampu untuk ripping. Nilai kekuatan tanah pada lokasi adalah 2,23
MPa,dengan nilai kekuatan tanah tersebut akan didapatkan nilai kecepatan
seismik yang akan mempengaruhi kemampuan dari alat bulldozer ripper d 375
A-
5 yang digunakan untuk memberai overburden pada lokasi tersebut.Nilai
kecepatan seismik didapatkan dari hubungan antara nilai kuat tekan tanah
dengan kemampugaruan dari tabel 2.1 sehingga didapatkan grafik hubungan
antara nilai kekuuatan tanah dengan nilai kecepatan seismik (Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Hubungan antara nilai kekuatan tanah dengan kecepatan seismik

Jika dianalisis gambar 4.1 hubungan antara nilai kekuatan tanah dengan nilai
kecepatan seismik adalah berbanding lurus, Semakin besar nilai kekuatan tanah
maka semakin besar nilai kecepatan seismik. Nilai kekuatan tanah pada lokasi
tersbut adalah sebesar 2,23 sehingga didapatkan nilai kecepatan seismik sebesar

Universitas
27

Universitas
2

760,55 m/s dari gambar 4.1. jika dihubungkan dengan kemampuan alat
bulldozer ripper D 375 A-5, alat tersebut masih mampu untuk memberai
material overburden dengan nilai kekuatan tanah sebesar 2,23 Mpa dan nilai
kecepatan seismik sebesar 760,55 m/s.
Bulldozer yang diamati adalah bulldozer D 375 A-5 dengan nomor unit DZ 543,
spesifikasi alat dapat dilihat pada lampiran A. Metode yang digunakan adalah
metode straight ripping dan cross ripping. Metode ini dipilih dari hasil try and
eror perusahaan (Operation Training Department ) untuk mencapai
produktivitas bulldozer D 375 A-5 dan excavator PC 2000 yang optimal.
Metode straight ripping (Gambar 4.2), Waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan straight ripping dengan luas area 20 m x 20 m, dengan
kedalam 1,3 adalah dalam waktu 12,15 menit waktu edar (Lampiran F).

Gambar 4.2 Pengukuran luas area yang akan di ripping dengan metode straight
ripping

Metode cross ripping (Gambar 4.3), Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan cross ripping dengan luas area 20 m x 20 m, dengan kedalam 1,3 m
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan cross ripping adalah dalam
waktu 29.67 menit waktu edar dapat dilihat pada lampiran F.

Universitas
2

Gambar 4.3 Proses ripping mengunakan metode cross ripping

Produktivitas yang akan dihasilkan dari bulldozer ripper D 375 A-5 akan
berbeda sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produkivitas bulldozer
ripper yaitu metode ripping yang digunakan dan faktor-faktor lain. Faktor-
faktor lain yaitu meliputi efisiensi kerja bulldozer ripper D 375 A-5 berdasarkan
data wak kerja bulan juni tahun 2017 (Lampiran D).
Hasil pengamatan yang didapatkan dari lapangan untuk masing-masing
metode ripping waktu edar bulldozer ripper D 375 A-5 dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ripping dengan luas area 400 m2 berbeda
setiap metode. Selisih waktu edar dan waktu ripping (Tabel 4.2) metode sraight
ripping lebih cepat 10,08 detik untuk waktu edar dan metode cross ripping lebih
lama 17,52 untuk waktu ripping.

Tabel 4.2. Waktu Edar Dan Waktu Ripping Bulldozer Ripper D 375 A-5
Luas area
Unit Cycle Time Waktu
Metode Ripping
(m x m) (detik) (menit)
Bulldozer D 375 A-5, DZ 543 20x20 Straight Ripping 45,55 12,15

Bulldozer D 375 A-5, DZ 543 20x20 Cross Ripping 55,63 29.67

Selisih 10,08 17,52

Universitas
3

Dalam menganalisis produktivitas bulldozer ripper D 375 A-5 dari masing-


masing metode ripping yang digunakan dapat dilakukan dengan data waktu
edar, jarak ripping, kedalaman ripping, efisiensi kerja yang didapatkan selama
penelitian di lapangan. Data-data tersebut akan mempengaruhi produktivitas
bulldozer ripper D 375 A-5 (Tabel 4.3) berapa selisih produksi dari metode
straight dan cross ripping selain itu produktivitas yang dihasilkan optimal atau
tidak dapat dianalisis dengan menggunakan gambar grafik hubungan antara
produksi perjam dengan (m3/jam) dengan kecepatan seismik (m/s) untuk
bulldozer ripper D 375 A-5.

Tabel 4.3. Produktivitas ripper Bulldozer D 375 A-5, DZ 543

Metode Jam Jalan Target


Ripping Produksi Efektif Produksi Produksi
(BCM/Jam) (BCM/Bulan) Keterangan
(Jam) (BCM)
Straight
Ripping 1.601,21 531,08 850.369,17 405.500 Tercapai

Cross
Ripping 1.311,07 531,08 696.284,65 405.500 Tercapai

Selisih 290.14 - 154.084,52 -

Analisis hasil produktivitas ripper Bulldozer D 375 A-5, DZ 543 dengan


mengunakan dua metode ripping pada jenis material yang sama yaitu material
clay produktivitas dari metode straight dan cross ripping (Lampiran G) yang
dihasilkan masing-maing berbeda setiap metode. Metode straight ripping dari
hasil perhitungan produktivitas alat adalah 1.601,21 BCM/jam dan untuk
perbulannya 850.369,17 BCM/bulan, sedangkan untuk metode cross ripping
adalah 1.311,07 BCM/jam dan jika dihitung perbulannya 696.284,65 BCM/bulan,
jika dianalisis dari data produktivitas perbulan ke dua metode tersebut mampu
memenuhi target produksi yang ingin di capai perusahaan pada bulan juni
dengan target 405.500 BCM/bulan, sedangkan jika dilihat dari produktivitas per
jam ke dua metode tersebut juga mampu memenuhi tagret yang ingin dicapai
peusahaan yaitu sebesar 800 BCM/jam, tetapi metode straight ripping lebih

Universitas
3
optimal untuk

Universitas
3

digunakan karena produktivitas yang dihasilkan lebih besar dari metode cross
ripping. selisih produktivitas dari kedua metode tersebut adalah sebesar 290.14
BCM/jam jika dihitung perbulan sebesar 154.084,52 BCM/bulan produktivitas
yang dihasilkan metode cross ripping lebih tinggi lebih dari 100 %, selain itu
jika dihubungankan dengan Gambar 2.2 Grafik hubungan antara kecepatan
seismik dengan produksi per jam metode straight ripping yang sesuai dengan
grafik tersebut, metode sraight ripping lebih optimal karena dengan kecepatan
seismik sebesar 760,55 m/s produksi yang dihasilkan sudah memenuhi sesuai
dengan grafik yaitu sebesar 1600-1800 m3/jam.
Selain itu ada faktor yang mempengaruhi produktivitas dari metode cross
ripping belum maksimal yaitu panjang shank ripper (Gambar 4.4) yang
digunakan pada saat melalukan kegiatan ripping. Pada saat ripping pertama dan
ripping ke dua slot dari shank ripper yang digunakan sama yaitu slot 1,
seharusnya pada saat ripping pertama slot yang digunakan adalah slot 2,
selanjutnya pada saat ripping ke dua slot yang digunakan adalah slot 1 Jika hal
tersebut dilakukan maka waktu edar yang dihasilkan pada metode cross ripping
akan kecil dan persentase ketercapaian akan semakin besar, karena semakin
kecil waktu edar maka produkvitas yang dihasilkan akan semakin besar
sebaliknya semakin besar waktu edar maka produktivitas yang dihasilkan akan
semakin kecil. Produksi metode cross ripping akan meningkat jika penggunaan
slot pada shank ripper dilakukan dengan benar, tetapi walaupun produksi
metode cross ripping meningkat metode straigth ripping tetap direkomendasikan
untuk digunakan memberai material yang ada di wilayah TAL barat dengan jenis
material clay, karena dengan menggunakan metode staright produksi sudah
tercapai dengan persentase ketercapain lebih dari 100 % dan sudah memenuhi
target sesuai dengan gambar
2.2 Grafik hubungan antara produksi perjam dengan kecepatan seismik, jadi
metode straight ripping lebih optimal untuk digunakan pada material clay
dengan nilai kekuatan tanah sebesar 2,23 MPa dan kecepatan seismik sebesar
760,55 m/s.

Universitas
3

Gambar 4.4 Slot shank ripper metode cross ripping (PT Pamapersada Nusantara)

4.2 Hubungan Material Hasil Ripping Terhadap Produktivitas Excavator


PC 2000
Penggalian dan pemuatan untuk overburden pada Pit TAL Barat
menggunakan excavator PC 2000 dengan pola pemuatan yang diterapkan di
perusahaan adalah top loading dimana posisi alat gali muat ( PC 2000) berada
lebih tinggi dari pada alat angkut HD 785 ( Gambar 4.5).

Gambar 4.5 Pola pemuatan top loading

Produktivitas merupakan ukuran untuk menganalisis kemampuan seberapa


banyak material yang mampu digali oleh excavator PC 2000. Produktivitas
excavator PC 2000 dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah waktu
edar alat. Waktu edar alat (Lampiran H) akan mempengaruhi produktivitas yang
dihasilkan sedangkan waktu edar (Tabel 4.4) alat dipengaruhi oleh waktu gali
yang dipengaruhi oleh jenis material yang akan digali. Semakin lama waktu edar

Universitas
3

excavator PC 2000 semakin kecil produktivitas yang dihasilkan begitupun


sebaliknya jika waktu edar kecil produktivitas yang dihasilkan akan tinggi. Jenis
material yang akan di gali pada dibedakan menjadi dua yaitu material hasil
proses peledakan dan material hasil dari proses atau kegiatan ripping (dibedakan
lagi dari metode-metode ripping yang digunakan)

Tabel 4.4. Waktu Edar Excavator PC 2000

Bulldozer Excavator PC 2000


Waktu gali
Metode Ripping Waktu Edar Waktu Edar (detik)
(detik) (detik)
Straight Ripping 44,90 13,7 29,20
Cross Ripping 55,85 12,50 28,04

Selisih 10,95 1,2 1,16

Waktu edar dan waktu gali yang dihasilkan excavator PC 2000 berbeda
dari masing-masing metode ripping. Material hasil ripping dengan metode cross
ripping (gambar 4.6) lebih halus dibandingkan dengan material hasil dari
kegiatan ripping dengan mengunakan metode straight ripping (Gambar 4.7),
karena itulah Waktu edar dan waktu gali dari material hasil metode cross
ripping lebih kecil dari pada materal hasil metode straight ripping dengan
selisih 1,2 detik untuk waktu galli dan 1,16 detik untuk waktu edar.

Gambar 4.6 Hasil ripping metode cross ripping

Universitas
3

Gambar 4.7 Hasil ripping metode straight ripping

Waktu edar yang didapatkan dari kedua jenis material ripping sama-sama sudah
mampu memenuhi standar sesuai dengan lampiran J(tabel standar cycle time
excavator backhoe) yaitu sebesar 27-30 detik, sedangkan waktu edar yang
dihasilkan adalah sebesar 28,04 detik untuk metode cross ripping dan 29,20
detik untuk metode straight ripping. dapat dikatakan bahwa metode ripping
yang digunakan untuk material tersebut sudah mampu membantu memenuhi
standar cycle time yang diinginkan.
Produktivitas excavator PC 2000 dapat dihitung menggunakan persamaman
(2.1). Perhitungan produktivitas dapat dilihat pada lampiran untuk masing-
masing dari material hasil beraian menggunakan metode straight dan cross
ripping produksi yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh hasil material yang
sudah diberai menggunakan bulldozer ripper dengan metode straight dan cross
ripping, karena hal tersebut akan mempengaruhi waktu edar yang didaptakan
oleh excvator dan akan mempengaruhi produksi yang dihasilakan. berikut hasil
perhitungan produktivitas dari excavator PC 2000 :

Tabel 4.5. Produktivitas Excavator PC 2000

Metode Target Persentase


Produksi Jam Jalan Produksi
ripping Produksi ketercapaian
(BCM/Jam) Efektif(Jam) (BCM/Bulan)
(%)

straight 817,81 537,6 439.665,27 405.500 108,43

cross 842,63 537,6 453.007 405.500 111.12

Universitas
3

Selisih 24,82 13.342,72 2,6

Analisis perbandingan produktivitas excavator PC 2000 (Lampiran I) dari


material hasil beraian menggunkan dua metode ripping yang berbeda akan
menghasilkan produktivitas yang berbeda dan akan didapatkan selisih
produktivitas dari masing-masing metode. Produktivitas excavator PC 2000 dari
material hasil ripping menggunakan metode straight sebesar 817,81 BCM/jam
sedangkan metode cross sebesar 842,63 BCM/jam. Jika dikaitkan dengan target
produksi yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu sebesar 800 BCM/jam kedua
metode tersebut sudah mampu memenuhi target dengan tingkat ketercapaian
lebih dari 100 % dengan selisih produktivitas 24,82 BCM/jam. Produksi
excavator PC 2000 yang dihasilkan per bulan dari masing metode ripping
adalah sebesar 439.665,27 BCM/bulan untuk metode straight sedangkan untuk
metode cross sebesar 453.007 Selisih persentase ketercapaian adalah 2,6 %.
Perbedaan produktivitas tersebut dapat digunakan untuk membandingkan
metode ripping apa yang paling cocok untuk digunakan memberai material
yanag ada di wilayah TAL Barat dengan jenis material clay. Metode straight
ripping direkomendasikan untuk digunakan dari pada metode cross yang selama
ini dipakai oleh perusahaan, karena dengan metode straight baik produktivitas
per jam maupun produktivitas per bulan sudah dapat memenuhi target yang
ingin dicapai perusahaan,dengan selisih produksi yang dihasilkan per bulan
adalah sebesar 13.342,72 BCM/bulan.

Universitas
Lampiran A. Stratigrafi Tambang Air

Massa Formation Layers Lithologi Thickness Discription


NIRU + + o o o. (m) Gravel, sand (local coverages)
+++ o o Hanging Seam
++ v-v-v-v
------
++
JELAWATAN + + +- - ----
-----
++ - - - - - - Claystone, silicified silt lenses. bentonite layers
+ + + v - v - v - v > 120
++ few siltstone layers.
ENIM
+++ .-.-.-.-.-
++ - - - - - -
KEBON + +-v -- v-- -v --v
++ - - - - -
++
BENUANG ++ v-v-v-v-
++ - -- -- - A1 Coal, small tuffaceous claystone intercalations.
+ Claystoe, bentonic, sandstone - tuffaceous.
++ 6,5
A2- 10,0
Coal, top silicified.
BURUNG
+ + +v-v-v-v-
+ + . v . v . v . v 0,5 - 2 ,0
Siltstone, claystone, sandstone intercalations. with Suban Marker
+++ B1 Coal, small carbonaceous silty claystone intercolations. Claystone,
++ 9,0 - 12,9 layers.
siltstone
B2 Coal, lences of carbonaceous clay- stone on the base. Siltstone, Sandstone,
+ + + .-.-.-.-.- 25 - 40layers, Andesit sill.
++
MANGUS +++ - - - - -
15 - 23
MANGUS
++ - - - - - -
+ + + .-.-.-.-.-
SUBAN ++
8 - 12
+++
++ - - - - - - 2-5
+ + + .-.-.-.-.-
PETAI ++ 4-5
+++ -.- .- -.
++ .....
MERAPI
+ + ++ + . . . .
++ ++. . .
++ - - - - - - Claystone
+++ - - - - -
+++ C Coal, small carbonaceous clay siltstone intercalation. Claystone, sandstone,
7 - 10
+++ siltstone.
+ + +- -----
KELADI+ + .....
.-.-.-.-.-
Not Scale
Remark :

+++++
---- Claystone Coal Andesite
+++++
----
.-.-.-.- Siltstone o.o.o.o Gravel
.-.-.-.- o.o.o.o
.... v v v v
.... Sandstone
v v v v
Tuffaceous

Sumber : Satuan Kerja Ekplorasi Rinci PT. Bukit Asam (Persero),Tbk.

Gambar A.1 Lithologi Tambang Air Laya

38
Universitas
Lampiran B. Spesifikasi

Alat-alat tambang utama yang dibahas dalam penelitian ini antara lain
Bulldozer D 375 A-5 sebagai alat pemberai material :
Keterangan:
D = kode dozer / bulldozer
37 = Size / besar unit
5 = Torque converter
A = Standard / track shoe
-5 = Modifikasi

Gambar B.1 Spesifikasi bulldozer (PT. Pamapersada Nusantara)

Keterangan :

Lebar blade = 4965 mm


center undercariage kiri dan kanan = 2500 mm
Lebar track shoo = 610 mm
Tinggi blade = 2265 mm
Tinggi dari landasan ke Exhause pipe = 4035 mm
Tinggi dari landasan ke kanopi = 4230 mm
Panjang unit dari blade ke ripper = 10040
mm Panjang dari center sproocket ke ceter idler = 3840
mm

39
Universitas Sriwijaya
4

Gambar B.2 Spesifikasi bulldozer ripper (PT. Pamapersada Nusantara)

Keterangan :

Blade
Muffer
Blade lift cylinder
Fuel tank
Giant ripper
CAB
ARM
End bid
Frame blade
Cutting edge

Gambar B.3 Spesifikasi ripper ( PT. Pamapersada Nusantara )

Keterangan :

Frame ripper
Bracket

Universitas
4

Tilt cld ripper


Lift cld ripper
Beam
Shank ripper
Pin puller
Protector
Point ripper
Push block

Universitas
Lampiran C. Data Curah Hujan Pit TAL Barat Bulan Juni 2017

Tabel C.1. Data Curah Hujan Pit TAL Barat Bulan Juni 2017
Air Laya
TGL C.Hujan Jam Frekwensi
mm Hujan (jam) (Kali)
1 3.50 2.00 1.00
2 0.30 1.40 1.00
3 0.00 0.00 0.00
4 0.00 0.00 0.00
5 0.00 0.00 0.00
6 0.00 0.00 0.00
7 0.00 0.00 0.00
8 0.00 0.00 0.00
9 0.00 0.00 0.00
10 0.00 0.00 0.00
11 0.00 0.00 0.00
12 48.20 2.00 2.00
13 0.00 0.00 0.00
14 0.00 0.00 0.00
15 0.00 0.00 0.00
16 3.00 0.20 1.00
17 0.00 0.00 0.00
18 0.00 0.00 0.00
19 0.00 0.00 0.00
20 0.00 0.00 0.00
21 0.00 0.00 0.00
22 0.00 0.00 0.00
23 4.50 1.30 5.00
24 0.00 0.00 0.00
25 0.00 0.00 0.00
26 13.40 0.85 3.00
27 0.00 0.00 0.00
28 0.00 0.00 0.00
29 6.90 2.10 2.00
30 5.40 2.20 2.00
Juml 85.20 12.05 17.00

Jika di hitung dalam satu bulan maka :

42
Universitas Sriwijaya
43

= 0,6 hari/bulan

Sehingga, waktu operasi Bulldozer D 375 A-5 selama sebulan yaitu :


= 29 Hari 0,6 hari
=28,4 hari

Universitas Sriwijaya
Lampiran D. Efisiensi kerja Produktivitas Bulldozer D 375 A-5 ( DZ 543 )

Data ketersedian alat mekanis bulldozer ripper D 375 A-5 (DZ 543) yang ada
di Pit TAL Barat dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini :

Tabel D.1 Ketersedian Alat

Dozzer WHOB BD DELAY IDLE Tipe Dozzer


DZ543 18,33 - 5,67 - D375A6R
DZ543 19,83 - 4,17 - D375A6R
DZ543 19,33 - 4,67 - D375A6R
DZ543 19,08 - 4,92 - D375A6R
DZ543 19,33 - 4,67 - D375A6R
DZ543 19,32 - 4,68 - D375A6R
DZ543 16,62 4,67 2,67 - D375A6R
DZ543 17,66 - 6,34 - D375A6R
DZ543 19,08 - 4,92 - D375A6R
DZ543 16,83 - 3,17 4 D375A6R
DZ543 18,75 - 5,25 - D375A6R
DZ543 18,75 - 5,25 - D375A6R
DZ543 18,57 - 5,43 - D375A6R
DZ543 18,74 - 3,59 1,67 D375A6R
DZ543 19,08 - 4,92 - D375A6R
DZ543 19,16 - 4,84 - D375A6R
DZ543 19,00 - 5 - D375A6R
DZ543 19,09 - 4,91 - D375A6R
DZ543 18,75 - 5,25 - D375A6R
Rata-Rata 18,70 0,16 4,23 0,19

Jadi Efisiensi kerja untuk excavator PC 2000 yaitu :

= 81 %

4
Universitas
Lampiran E. Efisiensi kerja Excavator PC
Data jam jalan alat mekanis Excavator PC 2000 (EX 1783) yang ada di site
TAL Barat dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini :

Tabel E.1 Jam jalan Excavator PC 2000 (1783) (PT. Pamapersada Nusantara)

Eq Num WH BD DELAY IDLE


EX1783 16,86 0,72 4,25 2,17
EX1783 18,83 - 4,67 0,5
EX1783 19,08 0,34 3,88 0,7
EX1783 18,79 - 5,21 -
EX1783 19,63 - 4,37 -
EX1783 20,82 - 3,18 -
EX1783 19,21 0,5 4,29 -
EX1783 19,3 - 4,7 -
EX1783 18,38 - 5,62 -
EX1783 19,86 - 4,14 -
EX1783 14,06 - 2,69 7,25
EX1783 20,94 - 3,06 -
EX1783 21,17 0,65 2,18 -
EX1783 19,82 - 4,18 -
EX1783 17,84 - 3,91 2,25
EX1783 16,97 2,58 4,45 -
EX1783 18,04 - 3,8 2,16
EX1783 19,88 - 4,12 -
EX1783 19,82 - 3,68 0,5
EX1783 19,23 - 4,77 -
Rata-Rata 18,93 0,23 4,06 2,22

Jadi Efisiensi kerja untuk excavator PC 2000 yaitu :

= 0,83 %

4
Universitas
Lampiran F. Waktu Edar

Waktu edar alat mekanis bulldozer ripper D 375 A-5 dengan nomor unit
DZ 543 yang ada di Pit TAL Barat dengan metode straight ripping (Tabel F.1)
dan cross ripping (Tabel F.3) sebagai berikut :

Tabel F.1 Waktu Edar Bulldozer Ripper dengan Metode Straight Ripping.

Waktu Maju Waktu Mundur Z (waktu Total


NO (dtk)
(dtk) tetap) Waktu
dtk (dtk)
1 36,02 11,06 3,00 50,08
2 33,03 9,15 3,00 45,18
3 39,13 14,00 3,00 56,14
4 31,48 11,42 3,00 45,90
5 27,32 11,46 3,00 41,78
6 27,48 11,44 3,00 41,92
7 29,63 11,08 3,00 43,71
Percobaa

8 28,02 12,56 3,00 43,58


n1

9 28,45 10,45 3,00 41,90


10 28,43 10,24 3,00 41,67
11 33,45 11,31 3,00 47,76
12 27,88 11,25 3,00 42,13
13 28,43 10,23 3,00 41,66
14 29,12 10,87 3,00 42,99
15 32,18 11,22 3,00 46,40
16 31,45 10,53 3,00 44,98
17 28,76 11,12 3,00 42,88
18 28,65 10,21 3,00 41,86
19 33,02 11,03 3,00 47,05
20 31,05 11,67 3,00 45,72
21 27,54 11,84 3,00 42,38
22 29,05 10,11 3,00 42,16
23 32,04 12,02 3,00 47,06
Percobaa

24 32,06 11,09 3,00 46,15


n2

25 29,86 11,87 3,00 44,73


26 30,65 11,32 3,00 44,97
27 32,87 11,22 3,00 47,09
28 31,43 10,45 3,00 44,88
29 27,88 11,01 3,00 41,89
30 31,65 10,76 3,00 45,41
31 29,24 11,75 3,00 43,99
32 33,21 10,86 3,00 47,07

46

Universitas
4

33 29,57 11,29 3,00 43,86


34 33,65 10,32 3,00 46,97
35 32,41 12,31 3,00 47,72
36 28,43 11,54 3,00 42,97
37 31,24 11,67 3,00 45,91
38 30,23 9,89 3,00 43,12
39 29,64 10,76 3,00 43,40
Percobaan

40 30,67 10,65 3,00 44,32


41 30,45 11,23 3,00 44,68
42 31,43 12,56 3,00 46,99
43 32,87 11,07 3,00 46,94
44 33,12 10,43 3,00 46,55
45 30,21 10,32 3,00 43,53
46 29,34 11,76 3,00 44,10
47 28,43 11,23 3,00 42,66
48 32,56 11,21 3,00 46,77

Perhitungan rata-rata waktu edar bulldozer D 375 A-5 :


Waktu edar terbesar = 56,14 dtk
Waktu edar terkecil = 41,66 dtk
Rentang = 14,47
Banyak kelas =7
Panjang Kelas = 2,07

Tabel F.2 Tabel frekuensi Waktu Edar Bulldozer D 375 A-5

Kelas Interval xi Fi xi.Fi


41,66 - 44,36 17 43,01 989,23
44,37 - 47,07 24 45,72 914,4
47,08 - 49,78 3 48,43 145,29
49,79 - 52,49 1 51,14 51,14 45,55
52,50 - 55,20 0 53,85 0
55,21 - 54,91 2 55,06 0
54,92 -57,62 1 56,27 56,27
Jumlah 48 - 2.186,4

Universitas
4

Jadi, waktu edar bulldozer D 375 A-5 dengan metode sraight ripping adala
45,55 detik

30

25
= 45,55 detik

20
Frekuen

15

10

0
43,01 45,72 48,43 51,14 53,85 55,06 56,27
Waktu Edar (detik)

Gambar F.1 Histogram waktu edar bulldozer D 375 A-5 metode straight ripping

Universitas
4

Tabel F.3 Waktu Edar Bulldozer Ripper dengan Metode Straight Ripping.
Waktu
NO Waktu Maju (dtk) Z(waktu tetap) Total Waktu
Mundur (dtk) dtk (Mnt)
1 47,01 16,21 3,00 67,22
2 43,67 16,03 3,00 62,70
3 41,09 17,01 3,00 61,10
4 42,19 14,43 3,00 59,62
5 37,83 15,64 3,00 56,47
6 46,12 16,11 3,00 65,23
7 38,01 14,07 3,00 55,08
8 39,97 14,56 3,00 57,53
9 39,45 16,13 3,00 58,58
10 43,33 17,30 3,00 63,63
11 43,01 14,21 3,00 60,22
12 40,21 15,21 3,00 58,42
13 41,18 15,33 3,00 59,51
14 45,31 18,91 3,00 67,22
15 39,44 15,52 3,00 57,96
Percobaan

16 38,12 16,05 3,00 57,17


17 42,21 14,33 3,00 59,54
18 39,43 16,23 3,00 58,66
19 39,94 15,80 3,00 58,74
20 46,43 16,26 3,00 65,69
21 30,08 15,23 3,00 48,31
22 31,21 14,22 3,00 48,43
23 37,41 15,41 3,00 55,82
24 34,33 14,23 3,00 51,56
25 30,19 15,21 3,00 48,40
26 36,23 14,22 3,00 53,45
27 32,62 14,44 3,00 50,06
28 30,23 15,97 3,00 49,20
29 32,87 14,27 3,00 50,14
30 30,90 15,45 3,00 49,35
31 35,01 15,01 3,00 53,02
32 35,23 15,43 3,00 53,66
33 39,54 17,21 3,00 59,75
34 40,03 17,21 3,00 60,24
Percobaan

35 38,67 16,21 3,00 57,88


36 41,09 16,98 3,00 61,07
37 42,03 16,24 3,00 61,27
38 40,87 18,86 3,00 62,73
39 43,30 17,45 3,00 63,75

Universitas
5

40 43,16 15,22 3,00 61,38


41 39,46 14,67 3,00 57,13
42 40,11 16,98 3,00 60,09
43 38,65 18,23 3,00 59,88
44 40,15 15,06 3,00 58,21
45 38,01 16,46 3,00 58,47
46 41,07 15,21 3,00 59,28
47 40,11 18,76 3,00 61,87
48 38,21 18,32 3,00 59,53
49 42,03 16,31 3,00 61,34
50 39,65 15,45 3,00 58,10
51 30,12 14,72 3,00 47,84
52 30,29 15,14 3,00 48,43
53 30,12 15,61 3,00 48,73
54 30,11 15,12 3,00 48,23
55 32,08 14,98 3,00 50,06
56 33,12 14,23 3,00 50,35
57 34,21 15,43 3,00 52,64
58 33,07 15,28 3,00 51,35
59 29,98 14,65 3,00 47,63
60 30,14 16,65 3,00 49,79
61 31,24 16,03 3,00 50,27
62 30,06 15,42 3,00 48,48
63 31,04 14,21 3,00 48,25
64 30,11 14,02 3,00 47,13
65 35,14 14,43 3,00 52,57
66 41,02 18,01 3,00 62,03
67 39,12 17,43 3,00 59,55
68 39,87 16,87 3,00 59,74
69 42,87 17,24 3,00 63,11
70 36,09 17,21 3,00 57,30
71 38,82 17,43 3,00 59,25
72 41,09 17,45 3,00 61,54
Percobaa

73 39,07 16,34 3,00 58,41


74 40,12 17,42 3,00 61,54
75 41,36 16,32 3,00 60,68
76 39,12 16,24 3,00 58,36
77 39,24 18,77 3,00 61,01
78 38,12 17,02 3,00 58,14
79 40,06 17,87 3,00 61,93
80 35,14 14,43 3,00 52,57
81 39,12 16,18 3,00 58,30
82 33,26 15,23 3,00 51,49

Universitas
5

83 30,07 14,76 3,00 47,83


84 34,12 14,86 3,00 51,98
85 31,97 15,04 3,00 50,01
86 30,87 15,24 3,00 49,11
87 35,11 15,19 3,00 53,30
88 30,01 15,64 3,00 48,65
89 32,49 14,28 3,00 49,77
90 34,98 14,23 3,00 52,21
91 44,18 15,09 3,00 62,27
92 30,12 16,04 3,00 49,16
93 30,12 14,12 3,00 47,24
94 34,12 15,05 3,00 52,17
95 30,06 14,23 3,00 47,29
96 32,01 15,56 3,00 50,57

Perhitungan rata-rata waktu edar bulldozer D 375 A-5 :


Cycle time terbesar = 67,22 dtk
Cycle time terkecil = 47,13 dtk
Rentang = 20,19
Banyak kelas =8
Panjang Kelas = 0,96

Tabel F.4 Tabel frekuensi Waktu Edar Bulldozer D 375 A-5

Kelas Interval fi xi xi.Fi


47,13 - 49,64 15 48,39 725.775
49,65 - 52,16 14 50,91 712.67
52,17 - 54,68 12 53,43 641.1
54,69 - 57,21 23 55,95 1286.85
55,63
57,22 - 59,73 5 58,48 292.375
59,74 - 62,25 17 61,00 1036.915
62,26 - 64,77 6 63,52 381.09
64,78 - 67,29 4 66,04 264.14
Jumlah 96 5340.915

Universitas
5

Jadi, waktu edar bulldozer D 375 A-5 dengan metode sraight ripping adalah
55,63 detik

25 = 55,63 detik

20

Frekuen
15

10

0
48,385 50,905 53,425
55,95 58,475 60,995 63,515 66,035
Waktu Edar (detik)

Gambar F.1 Histogram waktu edar bulldozer D 375 A-5 metode cross ripping

Universitas
Lampiran G. Perhitungan Produktivitas Ripping Bulldozer dengan metode straight
ripping dan Cross Ripping

Produktivitas ripping bulldozer dengan metode straight ripping dan


cross ripping dihitung dengan persamaan sehingga didapatkan perhitungan
produktivitas ripping bulldozer komatsu D 375 A-5, DZ 543 :

1. Produktivitas Ripping Bulldozer dengan Metode Straight Ripping


Maka untuk produktivitas ripping pada bulldozer D 375 A-5 dengan
panjang 20 m dan lebar 20 m adalah sebagai berikut :
Diketahui : Kedalaman penetrasi (p) = 1,3 meter
Panjang Ripping (j) = 20 meter
Waktu Edar = 45,55 detik
SF = 0,74
EF = 0,81

Penyelesaian :

= BCM/Jam

= 1.601,21 BCM/jam

Jadi, produktivitas ripping bulldozer pada PT. Pamapersada Nusantara


dengan Efisiensi kerja 0,81 % adalah sebesar 1.601,21 BCM/jam.

Untuk menghitung produksi selama 1 hari maka :


Produksi selama 1 hari = Produksi/jam jam kerja/hari
= 1.601,21 BCM/jam 18,70 jam(Lampiran C)

53

Universitas
5

= 29.942,58 BCM/hari

Untuk menghitung produksi 1 bulan maka :


Produksi selama 1 bulan = Produksi/hari (Hari tersedia 1 bulan hari
hujan/bulan)
= 29.942,58 BCM/jam 28,4 hari (Lampiran B)
= 850.369,17 BCM/bulan

2. Produktivitas Ripping Bulldozer dengan Metode Cross Ripping


Maka untuk produktivitas ripping pada bulldozer D 375 A-5 DZ 543
dengan panjang 20 m dan lebar 20 m adalah sebagai berikut :
Diketahui : Kedalaman penetrasi (p) = 1,3
meter Panjang Ripping (j) = 20 meter
Cycle time = 55,63 detik
SF = 0,74
Efisiensi Kerjaa = 81 %
Penyelesaian :

= BCM/Jam

= 1.311,07 BCM/jam

Jadi, produktivitas ripping bulldozer pada PT. Pamapersada Nusantara dengan


efisiensi kerja 81 % adalah sebesar 1.311,07 BCM/jam.

Untuk menghitung produksi selama 1 hari maka :


Produksi selama 1 hari = Produksi/jam jam kerja/hari
= 1.311,07 BCM/jam 18,70 jam(Lampiran C)
= 24.517,65 BCM/hari

Universitas
5

Untuk menghitung produksi 1 bulan maka :


Produksi selama 1 bulan = Produksi/hari (Hari tersedia 1 bulan hari
hujan/bulan)
= 24.517,65 BCM/hari ×28,4 hari (Lampiran B)
= 696.284,65 BCM/bulan

Universitas
Lampiran H. Waktu Edar Alat dan Waktu Gali

1. Rata-Rata Waktu Edar dan Waktu Gali Excavator PC 2000 dengan Material
Hasil dari Metode Straight Ripping.
Berdasarkan data waktu edar dan waktu gali, maka akan didapatkan rata-
rata waktu edar dapat dilihat pada (Tabel H.2) dan untuk grafik terdapat pada
(Gambar H.1) sedangkan untuk waktu edar dapat dilihat pada (Tabel H.3) dan
untuk grafik terdapat pada (Gambar H.2).

Tabel H.1 Waktu Edar Excavator PC 2000 Material Hasil dari Metode Straight
Ripping
Waktu Putar Muatan Timbun Putar Kosongan Waktu Edar
No
Gali (dtk) (dtk) (dtk) (dtk) (dtk)
1 14.39 6.46 4.13 2.94 27.92
2 13.36 6.65 3.95 4.17 28.13
3 12.04 7.12 3.60 4.92 27.68
4 13.24 6.26 3.84 4.35 27.69
5 12.20 8.36 3.78 4.84 29.18
6 13.59 7.35 3.74 5.51 30.19
7 12.75 6.11 4.26 4.91 28.03
8 13.61 6.95 4.13 3.79 28.48
9 13.27 6.22 3.14 5.28 27.91
10 14.97 6.83 3.75 4.86 30.41
11 14.26 6.73 3.53 3.77 28.29
12 13.92 5.83 3.65 3.89 27.29
13 14.23 7.14 3.90 4.14 29.41
14 17.78 7.45 3.29 4.91 33.43
15 14.47 6.09 4.65 5.73 30.94
16 13.55 8.60 3.93 5.52 31.60
17 14.14 8.83 3.84 4.23 31.04
18 14.69 7.14 3.84 4.48 30.15
19 14.15 7.20 4.13 5.56 31.04
20 12.22 6.42 3.24 4.15 26.03
21 13.83 6.89 3.88 4.95 29.55
22 13.75 6.67 4.31 7.87 32.60
23 17.41 6.39 3.88 3.63 31.31
24 14.55 6.51 3.04 5.01 29.11
25 13.24 7.11 2.83 5.34 28.52
26 15.06 8.98 3.53 5.48 33.05

56
Universitas
5

27 15.41 7.16 3.60 3.79 29.96


28 14.21 6.30 3.78 7.26 31.55
29 11.17 6.03 3.96 5.82 26.98
30 15.05 5.27 4.65 4.22 29.19
31 15.04 6.62 4.76 4.21 30.63
32 11.12 6.14 3.98 4.57 25.81
33 13.67 6.07 3.43 4.75 27.92
34 11.19 7.06 2.97 4.13 25.35
35 13.29 6.18 4.64 5.23 29.34
36 12.24 5.98 4.31 5.31 27.84
37 13.97 5.67 3.56 5.15 28.35
38 12.31 6.53 4.15 4.21 27.20
39 13.21 7.57 4.17 5.75 30.70
40 13.11 6.77 3.14 4.47 27.49
41 13.09 6.01 3.71 5.12 27.93
42 13.98 7.21 4.11 4.05 29.35
43 14.67 5.87 4.75 5.16 30.45
44 12.18 6.78 4.01 5.81 28.78
45 13.78 6.66 3.99 4.32 28.75
46 14.02 6.73 3.23 4.65 28.63
47 13.04 6.31 3.05 5.76 28.16
48 13.08 6.87 3.77 4.31 28.03
49 14.11 6.34 3.24 4.12 27.81
50 12.11 6.24 4.33 5.98 28.66
51 13.57 6.21 4.10 5.12 29.00
52 13.36 7.04 3.19 5.01 28.60
53 13.11 5.62 4.15 5.21 28.09
54 14.01 6.32 4.01 5.07 29.41
55 12.11 6.89 3.39 5.23 27.62
56 13.88 6.26 3.54 5.32 29.00
57 12.87 5.36 3.19 4.18 25.60
58 13.09 6.33 3.84 4.23 27.49
59 13.32 6.87 3.17 3.86 27.22
60 13.68 7.02 3.91 4.86 29.47

Rata-rata Waktu edar alat mekanis excavator PC 2000 dengan nomor unit 1783
yang ada di Pit TAL Barat dengan metode straight ripping dapat dihitung
mengunakan persamaan dibawah ini :
Perhitungan rata-rata waktu edar Excavator PC 2000 EX 1783 :
Waktu Edar terbesar = 34,43 dtk
Waktu Edar terkecil = 26,35 dtk

Universitas
5

Rentang = 8,10
Banyak kelas =7
Panjang Kelas = 1,16

Tabel H.2 Tabel Frekuensi Waktu Edar Excavator PC 2000

Kelas Interval xi Fi xi.Fi


26,35 - 27,51 10 26,93 269,3
27,52 - 28,68 21 28,10 590,1
28,69 - 29,85 13 29,27 380,5
29,86 - 31,02 8 30,44 243,5 29,02
31,03 - 32,19 5 31,61 158,1
32,2 - 33,36 2 32,78 65,56
33,37 - 34,53 1 33,95 33,95
Jumlah 60 1741

Jadi, waktu edar Excavator PC 2000 EX 1783 adalah 29,02 detik

25
20
x = 29,02 detik
Freuen

15
10
5
0
26,93 28,10 29,27 30,44 31,61 32,78 33,95
Waktu Edar (detik)

Gambar H.1 Histogram waktu edar excavator PC 2000 material hasil metode straight
ripping

Rata-rata Waktu gali alat mekanis excavator PC 2000 dengan nomor unit 1783
yang ada di Pit TAL Barat dengan metode straight ripping dapat dihitung
mengunakan persamaan dibawah ini :

Universitas
5

Perhitungan rata-rata digging time Excavator PC 2000 EX 1783 :


Waktu gali terbesar = 17,78 dtk
Waktu gali terkecil = 11,12
dtk Rentang = 6,66
Banyak kelas =7
Panjang Kelas = 0,96

Tabel H.2 Tabel Frekuensi Waktu Gali Excavator PC 2000

Kelas Interval xi Fi xi,Fi

11,12 - 12,08 4 11,6 46,4

12,09 - 13,05 10 12,57 125,7


13,06 - 14,02 28 13,54 379,1 13,7
14,03 - 14,99 12 14,51 174,1
15 - 15,96 4 15,48 61,92
15,97 - 16,93 0 16,45 0
16,94 - 17,9 2 17,42 34,84

Jadi, Waktu gali Excavator PC 2000 EX 1783 adalah 13,7 deti

30 x = 13,7 detik

20
frekue

10

Waktu Gali (detik)

Gambar H.2 Histogram waktu gali excavator PC 2000 material hasil metode straight
ripping

Universitas
6

2. Rata-Rata Waktu Edar dan Waktu Gali Excavator PC 2000 dengan Material
Hasil dari Metode Cross Ripping.
Berdasarkan data waktu edar dan waktu gali, maka akan didapatkan rata-
rata waktu edar dapat dilihat pada (Tabel H.4) dan untuk grafik terdapat pada
(Gambar H.3) sedangkan untuk waktu edar dapat dilihat pada (Tabel H.5) dan
untuk grafik terdapat pada (Gambar H.4).

Tabel H.1 Waktu Edar Excavator PC 2000 Material Hasil dari Metode Cross
Ripping

Waktu Gali Putar Muatan Timbun Putar Kosongan Waktu edar


No (dtk) (dtk) (dtk) (dtk) (dtk)
1 14,54 4,63 4,56 3,27 27,00
2 12,37 6,02 4,73 6,12 29,24
3 15,06 6,70 4,33 4,44 30,53
4 14,47 7,71 3,47 6,17 31,82
5 14,86 6,67 4,58 4,81 30,92
6 12,34 6,31 4,12 4,42 27,19
7 14,29 6,02 4,29 4,80 29,40
8 13,99 6,61 5,23 3,17 29,00
9 12,42 6,33 4,96 4,67 28,38
10 15,73 5,97 5,15 3,28 30,13
11 12,65 7,76 5,18 5,52 31,11
12 14,30 6,89 4,12 7,25 32,56
13 12,26 7,32 4,94 4,95 29,47
14 10,68 5,43 5,08 6,73 27,92
15 9,87 7,44 4,25 5,85 27,41
16 10,04 7,07 3,15 5,59 25,85
17 13,78 6,49 4,14 5,56 29,97
18 11,27 7,76 6,18 7,83 33,04
19 11,41 6,05 4,79 4,79 27,04
20 10,87 5,02 3,05 5,38 24,32
21 12,19 6,10 4,10 6,17 28,56
22 12,56 6,05 3,21 5,33 27,15
23 11,54 5,02 5,32 3,14 25,02
24 12,24 6,10 4,54 6,01 28,89
25 13,22 6,23 5,20 5,59 30,24
26 12,47 5,79 3,49 5,23 26,98
27 11,14 5,40 4,73 4,94 26,21
28 12,34 6,09 3,58 3,15 25,16

Universitas
6

29 11,16 5,54 4,21 3,28 24,19


30 14,76 5,64 3,56 4,19 28,15
31 11,12 5,21 4,17 4,28 24,78
32 13,86 6,12 5,08 7,14 32,20
33 12,53 6,07 4,33 4,97 27,90
34 11,17 6,14 4,96 5,58 27,85
35 11,32 5,74 5,90 5,01 27,97
36 10,21 5,32 4,55 5,06 25,14
37 13,05 6,22 5,01 4,75 29,03
38 12,15 5,31 5,43 4,65 27,54
39 12,97 6,37 4,28 6,23 29,85
40 11,74 6,81 4,19 5,01 27,75
41 12,62 6,11 4,37 5,12 28,22
42 12,01 6,07 4,53 4,17 26,78
43 12,73 6,36 3,98 6,09 29,16
44 12,62 6,14 4,75 5,03 28,54
45 11,03 5,18 4,03 4,38 24,62
46 12,16 7,71 5,14 5,17 30,18
47 15,07 6,12 5,22 4,72 31,13
48 12,31 6,73 4,17 5,07 28,28
49 12,70 6,08 4,25 5,16 28,19
50 12,14 6,45 5,16 5,23 28,98
51 12,33 6,83 4,44 4,93 28,53
52 11,94 6,76 4,24 5,15 28,09
53 10,87 5,71 4,01 5,07 25,66
54 12,73 6,77 4,53 5,29 29,32
55 12,66 5,16 5,79 4,52 28,13
56 11,21 6,18 4,56 6,37 28,32
57 13,37 6,31 4,02 4,96 28,66
58 13,29 6,27 4,35 5,32 29,23
59 12,07 6,68 4,47 3,98 27,20
60 14,76 6,73 4,86 4,28 30,63

Perhitungan rata-rata waktu edar Excavator PC 2000 EX 1783 :


Waktu Edar terbesar = 33,81 dtk
Waktu Edar terkecil = 24,96
dtk Rentang = 8,85
Banyak kelas =7
Panjang Kelas = 1,2

Universitas
6

Tabel H.2 Tabel Frekuensi Waktu Edar Excavator PC 2000

Kelas Interval xi Fi xi.Fi


24,19 - 25,41 7 24,8 173,6
25,42 - 26,64 3 26,03 78,09
26,65 - 27,87 11 27,26 299,86
27,88 - 29,1 19 28,49 541,31 28,3875
29,11 - 30,33 11 29,72 326,92
30,34 - 31,56 5 30,95 154,75
31,57 - 32,79 4 32,18 128,72
Jumlah 60 1703,25

Jadi, Waktu Edar Excavator PC 2000 EX 1783 adalah 28,34 detik

20 x = 28,34 detik
15
Frekue

10

0
24,8
26,03 27,26 28,49 29,72 30,95 32,18
Waktu Edar (detik)

Gambar H.2 Histogram waktu edar excavator PC 2000 material hasil metode cross
ripping

Rata-rata Waktu gali alat mekanis excavator PC 2000 dengan nomor unit 1783
yang ada di Pit TAL Barat dengan metode cross ripping dapat dihitung
mengunakan persamaan dibawah ini :

Perhitungan rata-rata waktu gali Excavator PC 2000 EX 1783 :


Waktu gali terbesar = 15,73 detik
Waktu gali terkecil = 9,87
detik Rentang = 5,56

Universitas
6

Banyak kelas =7
Panjang Kelas = 0,84

Tabel H.3 Tabel Frekuensi Waktu Gali Excavator PC 2000

Kelas Interval xi Fi xi.Fi

9,87 - 10,67 4 10,27 41,08


10,71 - 11,56 12 11,14 133,62
11,57 - 12,41 16 11,99 191,84
12,42 - 13,26 13 12,84 166,92 12,50
13,2 - 14,11 5 13,69 68,45
14,12 - 14,96 7 14,54 101,78
14,97 - 15,81 3 15,39 46,17
Jumlah 60 749,86

Jadi, Waktu Gali Excavator PC 2000 EX 1783 adalah 12,50 detik

20

15
x = 12,50 detik
Frekuen

10

0
10,27
11,14 11,99 12,84 13,69 14,54 15,39
Waktu Edar (Detik)

Gambar H.2 Histogram waktu gali excavator PC 2000 mmaterial hasil metoede cross
ripping

Universitas
Lampiran I. Perhitungan Produktivitas PC 2000 dengan Material Hasil Metode
Straight Ripping dan Cross Ripping

Produktivitas excavator PC 2000 dengan material hasil dari ripping


menggunakan metode straight ripping dan cross ripping dihitung dengan
persamaan, sehingga didapatkan perhitungan produktivitas :

1. Produktivitas excavator PC 2000 dengan material hasil dari Metode Straight


Ripping
Diketahui : Kapasitas Bucket : 12 m3
Bucket Fill : 90 %
Swell Factor : 0,74
Faktor Koreksi : 83 %
Waktu Edar : 29,20 detik

Ditanya : TP?
Penyelesaian :

TP =

= 817,81 BCM/jam
Untuk menghitung produksi selama 1 hari maka :
Produksi selama 1 hari = Produksi/jam jam kerja/hari
= 817,81 BCM/jam 18,93 jam(Lampiran D)
= 15.481,17 BCM/hari

Untuk menghitung produksi 1 bulan maka :


Produksi selama 1 bulan = Produksi/hari (Hari tersedia 1 bulan hari
hujan/bulan)
28,4 hari (Lampiran B)
= 439.665,27 BCM/bulan,

6
Universitas
2. Produktivitas excavator PC 2000 dengan material hasil dari Metode Cross
Ripping
Diketahui : Kapasitas Bucket : 12 m3
Bucket Fill : 90 %
Swell Factor : 0,74
Faktor Koreksi : 83 %
Waktu Edar : 28,34 detik

Ditanya : TP?
Penyelesaian :

TP =

= 842.63 BCM/jam

Untuk menghitung produksi selama 1 hari maka :


Produksi selama 1 hari = Produksi/jam jam kerja/hari
= 842.63 BCM/jam 18,93 jam(Lampiran C)
= 15.950,97 BCM/hari
Untuk menghitung produksi 1 bulan maka :
Produksi selama 1 bulan = Produksi/hari (Hari tersedia 1 bulan hari
hujan/bulan)
= 15.950,97 BCM/hari X 28,4 hari (Lampiran B)
= 453.007 BCM/bulan

6
Universitas
Lampiran J. Standar Waktu Edar (Anonim,

Tabel J.1 Standar cycle Time Excavator Backhoe

Range Swing Angle Range Swing Angle


Model 450- 900 - Model 450- 900 900-
90 0
180 0
1800
PC78 10 - 13 13 - 16 PC 270,PC 290 15 - 18 18 - 21
PW 140 11 - 14 14 - 17 PC 300,PC 350 15 18 18 - 21
PC 130 11 - 14 14 - 17 PC 400, PC 450 16 - 19 19 - 22
PC 160 13 - 16 16 - 19 PC 600 17 20 20 - 23
PW 160, PW 180 13 - 16 16 - 19 PC 750, PC 800, PC 850 18 21 21 - 24
PC 180 13 - 16 16 - 19 PC 1250 22 -25 25 - 28
PC 200, PC 210 13 - 16 16 - 19 PC 2000 24 -27 27 - 30
PW 200, 220 14 - 17 17 - 20
PC 220, PC 230,PC 240 14 - 17 17 - 20

66
Universitas Sriwijaya
Lampiran K. Data Geoteknik PT. Pamapersada

K.1. Data Geoteknik Pit TAL Barat PT. Pamapersada Nusantara

UDS Direct Shear (CD) UCS


Sample Peak Residual sc MY PR
No. Depth
(m) Cp fp Cr fr qu E u

KPa deg KPa deg KPa KPa %

1 00.20-00.68 12.88 15.57 7.13 10.28 * * *


2 06.00-06.50 100.97 21.85 61.79 15.62 1140.16 1155.65 0.56
3 08.00-08.50 * * * * 697.95 363.23 0.28
4 12.00-12.50 68.38 28.48 36.20 23.37 1690.89 972.41 0.36
5 17.20-17.68 * * * * 1897.82 1192.28 0.29
6 21.00-21.45 33.80 30.43 21.12 22.77 Sample hancur
7 26.00-26.45 * * * * 1586.65 551.55 0.10
8 34.40-34.80 79.75 20.17 62.13 12.95 127.30 117.27 0.00
9 39.00-39.45 * * * * 1897.82 1507.53 0.03
10 52.55-53.00 157.91 22.52 69.56 10.44 2233.93 888.40 0.00
11 55.80-56.25 115.78 15.91 76.25 76.25 Sample hancur
12 59.50-59.95 * * * * 1281.02 1571.94 0.91
Rata-rata 81.35 22.13 47.74 24.53 1394.84 924.47 0.28

67
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
Produktivitas ripping berdasarkan aktual di lapangan dengan nilai kuat tekan
tanah 2,23 MPa dan kecepatan seisimik sebesar 760,55 m/s yaitu metode
straight ripping sebesar 1.601,21 BCM/jam atau 850.369,17 BCM/bulan
sedangkan metode cross ripping sebesar 1.311,07 BCM/jam atau 696.284,65
BCM/bulan kedua metode tersebut sudah mampu memenuhi target produksi
yang ingin dicapai perusahaan.
Produktivitas PC 2000 dengan dari material hasil beraian menggunakan metode
straight adalah 439.665,27 BCM/bulan dengan wktu edar 29,20 detik sedangkan
dengan material hasil beraian menggunkan metode cross yaitu 454.007
BCM/bulan dengan waktu edar 28,04 detik masing-masing sudah mampu
memenuhi target produksi yang ingin dicapai perusahaan.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis dari penelitian ini adalah :
Penggunaan bulldozer D 375 A-5 sebagai alat bantu sudah sesuai dengan
kondisi material yang ada, tetapi bisa juga menggunakan buldozer D 475 A jika
ingin kerja alat lebih maksimal dan produktivitas yang dihasilkan lebih optimal.
Penggunaan metode cross ripping sebaiknya pada saat ripping pertama
menggunakan slot 2 dan pada saat ripping ke dua atau langkah kedua
menggunakan slot 1 dengan kata lain panjang shank ripper dimaksimalkan.
Metode straight riping lebih dianjurkan untuk digunakan pada material clay
dengan melihat dari segi produktivitas, waktu ripping, dan waktu edar excavator
PC 2000
Penggunaan metode straight ripping agar material yang dihasilkan lebih halus,
jarak ripping bisa diperkecil dari 1,25 m menjadi 1 m atau lebih kecil dari 1,25
jika ingin waktu edar Excavator PC 2000 lebih kecil.

36
Universitas Sriwijaya
37

Pada material hasil beraian dengan metode cross ripping kecepatan seisimik
akan semakin besar, maka dari itu pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menganalisis kecepatan seismik material sesudah dilakukan kegiatan ripping.

Universitas
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Specifications & Application Handbook Edition 30. Japan:


Komatsu Ltd.

Anonim. (2016). Produktivitas . PT Pamapersada Nusantara: Operation


Training Department.

Basarir, H. and Karpuz, C. (2004). A Rippability Classification System for


Marls in Lignite mines. Journal of Engineering Geology, Vol.74 Issues 3-4:
303-318

Bieniawski, Z.T. (1973). Engineering rock mass classifications: a complete


manual for engineers and geologists in mining, civil, and petroleum
engineering. New York: Wiley.

Febrianto, R. (2014). Evaluation of Factors Affecting Ripping Productivity in


Open Pit Mining Excavation. The Electronic Journal of Geotechnical Engineering
Vol 19, 10447-10456

Florensia, Anastasia. (2015). Pemindahan Tanah Mekanis Alat Berat Untuk


Jalan Raya. Skripsi. Lampung : Universitas Lampung.

Ilahi, RR., Ibrahim, E., dan Suwardi, FR. 2013. Kajian Teknis Produktivitas
Alat Gali Muat (excavator) dan Alat Angkut (Dump Truck ) Pada Pengupasan
Tanah Penutup Bulan September 2013 di Pit A (Persero), TBK. Jurnal Ilmu
Teknik, Vol 2 No 3. 2014.

Indonesianto, Yanto. (2010). Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Seri


Tambang Umum.

Prodjosumarto, Partanto. (1996). Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung:


Institute Teknologi Bandung.

Puspita, Mega. (2015). Kajian Teknis dan Ekonomis Pemberaian Interburden B2C
Secara Rippping Pada Tambang Banko Barat PIT-1 Timur PT Bukit Asam
(Persero), TBK. Jurnal Ilmu Teknik, Vol 3 No 2. 2015.

Romario, M., Taufik Toha., Bochori. (2018 Evaluasi Metode Ripping Terhadap
Fragmentasi Batubara Guna Meningkatkan Kinerja Ripper bulldozer dan
Produktivitas Excavator Backhoe di Tambang Banko Barat PT Bukit Asam
(Persero), Tbk . Jurnal Pertambangan Vol. 3 No. 1.

Sahu, R. K., (2012). Application Of Ripper-Dozer Combination In Surface


Mines Its Applicability And Performance Study. Tesis, Mining Engineering:
department Of Mining Engineering National Institute Of Technolgy Rourkela-
769008.

Universitas
Tenriajeng, Andi Tenrisukki. (2003). Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta:
Gunadarma

Universitas

Anda mungkin juga menyukai