Anda di halaman 1dari 9

ASMA

A. Pengertian
 Asma merupakan penyakit heterogeny ( fenotipe yang bisa diperiksa- penyusunnya
bukan berasal dari suatu yang seragam ( kalua endotip – laboratoium dan molecular)).
Biasanya memiliki karakterstik inflamasi kronik saluran nafas
 Ciri khas asma : wheezing, shortness of breath, chest tightness, cough, sering pada wanita
 TRIAS: mengi ekspirasi, sesak nafas, batuk serangan/ eksaserbasi= peningkatan progresif
nafas

B. Fenotipe Asma
- Asma alergi – paling sering terutama pada anak anak, family history
- Asma with fixed airflow limitation – irreversible,karena sudah ada remodelling hebat
yang disebabkan oleh pemakaian controller yang tidak tepat
- Asma late onset – terpapar terus menerus, pada dewasa, perempuan, cenderung non
alergi, ics lebih tinggi
- Asma obesity – lemak membuat inflamasi, gejala pernafasan sedikit peradangan
eosinofilik
- Asma non alergi – sputum neutrofilik, eisinofilik, kurang terhadap respon ICS
- Patogenesis

a) inflamasi akut

-rx asma tipe cepat : IgE yang menempel pada mast cell  degranulasi
-Rx tipe lambat : 6-9 jam setelah terpapar allergen ; eosinophil, sel T CD4+, neutrofil ,
makrofag

b) Inflamasi kronik: (limfosit T, eosinophil, makrofag,selmast,selepitel,fibroblast,otot


polos bronkus)
-inflamasi sal nafas asma (sal pernafasan atas, bronkus)
-perubahan struktur sal nafas (remodelling) penyempitan, hipertropi, hyperplasia ot polos
pernafasan, kelenjar mucus -hiperesponsifsalnafas
-sel2 radang
-serangan asma, FR/pemicu

C. Patofisiologi Asma
D. Diagnosis Asma

-gejala khas: mengi, sesak, batuk, dada terasa sempit/ berat, memburuk malam -pagi (subuh);
gejala bervariasi
dapat dipicu oleh virus, allergen, cuaca, asap, bau mungkinbatuk kronik dahak, shortness of
breath, pusing parasthesia, nyeri dada, sesak karena aktivitas

-menilai faal baru : airflow limit dan reversibilitas -menguji status alergi
-riwayat penyakit: episodic, reversible; batuk, dahak, sesak nafas, rasa berat di dada; memburuk
malam-pagi;pencetus; respon thd pemberian bronkodilator

-riwayat keluarga: alergi , rhinitis, eczema, urtikaria

- DD dari mengi  inducible laryngeal obstruction; COPD; respiratory infection; trakeomalasia; inhaled
foreign body
krepitasi dan mengi inspirasiBUKAN ASMA

1. Anamnesis

Keluhan respiratorik
a. Sesak Nafas
- Sudah berapa lama? bila eksaserbasi biasa dalam hitungan jam,
- Apakah dipengaruhi oleh aktivitas? Biasa tidak dipengaruhi mMRC/CAT berapa?
- Apakah dipengaruhi oleh cuaca? ya
- Apakah dipengaruhi oleh perubahan posisi? tidak
- Apakah disertai nafas berbunyi? Ya,wheezing - Apakah ada riwayat masuk IGD atau dirawat
oleh karena sesak nafas dalam setahun ini? -/+ - Apakah ada terbangun di malam hari karena
sesak? Ada, berbunyi (DD: CHF tidak bunyi)

b. Batuk

- sudah berapa lama? batuk (dan sesak nafas) berulang; reversible dan fluktuatif (berat-ringan
atau gejala naik turun misalnya bisa ke IGD rawat terus minggu depannya bisa hanya pakai
inhaler tanpa masuk RS)

-Apa disertai dahak? tidak


- Apakah ada pertambahan volume sputum? tidak Sputum ada perubahan warna? tidak
- Apakah disertai dengan bercak dahak/ darah? tidak
Volume? Bau?

c. Nyeri dada

- sudah berapa lama? bisa ada saat eksaserbasi - lokasi? Karakteristik nyeri? Dada terasa berat -
apakah ada penjalaran? VAS? –

Keluhan tambahan/ sistemik

- Apakah ada demam? Sudah berapa lama? Apakah demam tinggi dengan menggigil atau tidak
terlalu demam (subfebris)? Gejala memberat pada malam hari; tidak demam

- Penurunan nafsu makan dan penurunan BB? Berapa kg turunnya? tidak


-Suara serak? Sulit menelan?biasa pada tumor paru

- nyeri kepala? Riw pingsan/kejang? Nyeri tulang biasa pada tumor paru metastasis
Riwayat sosial

- Apakah merokok? IB? riwayat biomass?


- Pekerjaanjika curiga paru kerja lanjutkan

Riwayat penyakit terdahulu


- riw TB paru? tidak
- riw penyakit paru kronik dan bronkiektasis? tidak
- HIV? DM? Kardiovaskular? tidak
- riw atopi pada pasien dan keluarga? Ada, riw alergi
- riw tumor pada pasien dan keluarga? tidak

Riwayat pengobatan - Obat TB

- diberikan oleh siapa?


-hasil klinis (termasuk radiologis)/ bakteriologis? Tidak ada
-dikonsumsi berapa lama? Teratur minum obat? Tidak ada
-Apakah ada dinyatakan sembuh? -
- Riwayat memakai inhaler /obat semprot ada apakah ada pakai ya
apa nama obatnya Symbicort (ICS+LABA) / Combivent (antikolinergik bronkodilator + selectif
beta-2 adrenergik bronkodilator)

2. Pemeriksaan Fisik

(umumnya jika tidak serangan maka semua bisa jadi normal)

Inspeksi : simetris , kec jika sesak dada bisa terjadi retraksi dada (penarikan intercostae
atau subcostae)

Perkusi : N . kec asma tidak terkontrol bisa hipersonor


Palpasi : stem fremitus N
Auskultasi : wheezing ekspiratori(ronki) severe asma eksaserbasi – mengi bisa hilang
[karena severely penurunan airflow atau silent chest]

- Jika ada serangan ringan wheezing terdengar saat ekspirasi paksa


- Jika berat – tidak ada wheezing karena aliran udara sudah menurun jadi Gerakan dada
tidak ada (SILENT CHEST) – gelisah , sukar bicara, otot bantu nafas , sianosis

3. Pemeriksaan penunjang
- menggunakan SPIROMETRI (pemeriksaan utk menilai fx paru) asma akan menunjukkan
kelainan obstruksi spirometry dilakukan 2 kali (sebelum dan sesudah diberi bronkodilator)
untuk tau apakah dia reversible atau ireversibel . Normal FEV1/FVC >75% (post
bronkodilator)
- foto rontgen toraks pada asma biasanya normal kec apabila sudah tidak terkontrol

- SPIROMETRI diperiksa saat stabil, FEV1/FVC : <75% ATAU FEV1 < 80% nilai prediksi .
- Positive bronchodilator – terdapat revesibilitas
a. Stop pemakaian SABA >= 4 jam, ICS-LABA >+ 24 jam
b. Hisap albuterol ( 8 hisapan) , tunggu 30 menit, lalu ukur

c.
- PEAK FLOW METER / ARUS
- Peningkatan 80 L /menit atau >= 20% post bronkodilator
- Variasi diurnal >20%
- Untuk pemantauan tereapi, indikasi rawat / pulang

- Emergency IGD = AGD dan darah rutin

E. Faalparu

Spirometri LEBIH BAIK daripada Peak flow meter

SPIROMETRI: mengukur volume udara – menilai FEV1 (vol ekspirasi yang dihembus dalam 1
detik) dan FVC (vol max udara yang dikeluarkan pada ekspirasi paksa maksimal dan inspirasi
maksimal) PFM : mengukur arus puncak nafas

F. Tes lainnya
- Bronkial provocation test untuk menilai/memeriksa airway hyperresponsiveness dengan
menginhalasi methacholine, histamin, Latihan
- Tes alergi : untuk fenotipe asma alergiatopi pada skin prick test ATAU hitung IgE
- Foto toraks : untuk menyingkirkan DD
L. Asma Eksaserbasi
3 pilar Tx bronkodilator , terapi O2, kortikosteroid - Ringan :

nyaman jika tidur telentang dapat berbicara 1 kalimat RR<20x/i ; HR <100


mengi ekspirasi paksa

APE >80%
SaO2 >95%
- Sedang:
nyaman jika duduk beberapa kata

RR 20-30; HR 100-120 mengi akhir ekspirasi APE 60-80


SaO2 91-95%

- Berat:
duduk membungkuk ke depan
kata demi kata
RR >30 ; HR >120
mengi ekspirasi &inspirasi
APE <60%
SaO2 <90
-mengancam jiwa:
mengantuk, gelisah, penurunan kesadaran bradikardi; silent chest
-asma other context :
pasien batuk non produktif yang tetap saja occupational asma (hny saat bekerja) atlet; wanita
hamil; lansia
perokok atau mantan perokok; obese

M. TATALAKSANA
1. Hindari penceetus ( 10% Dari populasi)
2. Obat
- Jalur atas – controller dan reliever ( di satu alat)
ICS-formoterol ( mula kerja cepat tapi lama kerja lambat)
2 x 1 ( t1/2 = 12 jam) = pagi sore
METODE MART ( MAINTAIN AND RELIEVER)
- Jalur bawah ( sesak tidak sesak 2x1)
LABA nya bukan formoterol, kalau serangan pakai obat yang lain (SABA)

Anda mungkin juga menyukai