“HEMODIALISA”
NAMA
NIM
KELAS
MATA KULIAH
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang alat life
saving dan life support yakni “Hemodialisa”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kendari, 14 Juni 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Alat Hemodialisa
2.2 Fungsi Alat Hemodialisa
2.3 Blok Diagram Alat Hemodialisa
2.4 Prinsip Kerja Alat Hemodialisa
2.5 Cara Pemeliharaan Alat Hemodialisa
2.6 Troubleshooting Alat Hemodialisa
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Price dan Wilson (1995) Hemodialisa adalah suatu proses dimana solute
dan air mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari kompartemen
cair menuju kompartemen lainnya. Hemodialisa dan dialisa peritoneal merupakan dua
tehnik utama yang digunakan dalam dialisa. Prinsip dasar kedua teknik tersebut sama
yaitu difusi solute dan air dari plasma ke larutan dialisa sebagai respon terhadap
perbedaan konsentrasi atau tekanan tertentu. Hemodialisa didefinisikan sebagai
pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati membran semipermeabel (alat
dialisis) ke dalam dialisat (Tisher & Wilcox, 1997). Alat dialisis juga dapat digunakan
untuk memindahkan sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini dilakukan melalui
ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma
(dengan perbandingan sedikit larutan) melalui membran semipermeabel.
Hemodialisa telah menjadi metode yang dominan dalam pengobatan gagal ginjal
akut dan kronik di Amerika Serikat (Tisher & Wilcox, 1997). Hemodialisa memerlukan
sebuah mesin dialisa dan sebuah filter khusus yang dinamakan dializer (suatu membran
semipermeabel) yang digunakan untuk membersihkan darah, darah dikeluarkan dari
tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh. Hemodialisa
memerlukan jalan masuk ke aliran darah, maka dibuat suatu hubungan buatan antara
arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan (NKF, 2006). Pasien
hemodialisa sangatlah tergantung dengan mesin semasa sisa umurnya. Dalam
pelaksanaan hemodialisa sangatlah banyak komplikasi dan kemungkinan yang terjadi,
sehingga diperlukan asuhan keperawatan untuk membantu pasien menjalani
hemodialisa dengan komplikasi yang minimal.
Hemodialisis (hd) adalah cara pengobatan/prosedur tindakan untuk memisahkan
darah dari zat-zat sisa / racun yang dilaksanakan dengan mengalirkan darah melalui
membran semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan
dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh sesuai
dengan arti dari hemo yang berarti darah dan dialisis yung berarti memindahkan
Hemodialisis adalah prosedur penyelamatan jiwa yahng mahal dan akhir-akhir ini
dilakukan pada lebih dari 100.000 orang di amerika. Hemodialisis memungkinkan
sebagian penderita hidup mendekati keadaan yang normal meskipun menderita gagal
ginjal yang tanpa terapi hemodialisis dapt menyebabkan kematian. Sebagian pasien
lainnya memiliki prognosis yang tidak begitu optimistik. Sebagai contoh pasien dengan
kegagalan sistem organ yang multipel hanya memperpanjang proses kematiannya jika
di lakukan hemodialisis. Dialisis merupkan prosedur medik yang mahal dalam abad ini
di mana biaya perawatan kesehatan yang semakin teliti terus meningkat.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk membuat sebuah makalah yang membahas
tentang alat hemodialisa ini untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai
hemodialisa
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alat Hemodialisa?
2. Apa fungsi alat Hemodialisa?
3. Bagaiamana blok diagram alat Hemodialisa?
4. Bagaimana prinsip kerja alat Hemodialisa?
5. Bagaimana cara pemeliharaan alat Hemodialisa?
6. Bagaimana troubleshooting alat Hemodialisa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu alat Hemodialisa
2. Untuk mengetahui fungsi kerja alat Hemodialisa
3. Untuk mengetahui blok diagram alat Hemodialisa
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja alat Hemodialisa
5. Untuk mengetahui cara pemeliharaan alat Hemodialisa
6. Untuk mengetahui troubleshooting alat Hemodialisa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Alat Hemodialisa
Menurut Price dan Wilson (1995) dialisa adalah suatu proses dimana solute dan air
mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari kompartemen cair
menuju kompartemen lainnya. Hemodialisa dan dialisa peritoneal merupakan dua
tehnik utama yang digunakan dalam dialisa. Prinsip dasar kedua teknik tersebut sama
yaitu difusi solute dan air dari plasma ke larutan dialisa sebagai respon terhadap
perbedaan konsentrasi atau tekanan tertentu.
Sedangkan menurut Tisher dan Wilcox (1997) hemodialisa didefinisikan sebagai
pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati membran semipermeabel
(dializer) ke dalam dialisat. Dializer juga dapat dipergunakan untuk memindahkan
sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini dilakukan melalui ultrafiltrasi dimana
tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma (dengan
perbandingan sedikit larutan) melalui membran. Dengan memperbesar jalan masuk
pada vaskuler, antikoagulansi dan produksi dializer yang dapat dipercaya dan efisien,
hemodialisa telah menjadi metode yang dominan dalam pengobatan gagal ginjal akut
dan kronik di Amerika Serikat (Tisher & Wilcox, 1997).
Hemodialisa memerlukan sebuah mesin dialisa dan sebuah filter khusus yang
dinamakan dializer (suatu membran semipermeabel) yang digunakan untuk
membersihkan darah, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah
mesin diluar tubuh. Hemodialisa memerlukan jalan masuk ke aliran darah, maka dibuat
suatu hubungan buatan antara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui
pembedahan (NKF, 2006).
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Madjid dan Suharyanto. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
National Kidney Foundation: K/DOQI, 2006, Clinical Practice Guidelines and Clinical
Tisher, C. Craig, and Christopher S. Wilcox. 1997. Gagal Ginjal Kronik, dalam: Buku