INFEKSI
TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI
DOSEN : SHANTI HEKMAWATI.,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb
Oleh :
Kelompok 1
Nama NPM Nama NPM
A.A.Istri Alit Ardani L0450462105058 Emy Yunitasari L0450462105011
Ai Kusmiati L0450462105059 Euis Siti Muniroh L0450462105090
Anah L0450462105060 Gina Hardiati L0450462105091
Ani Rahmiati Grethania Meylani
L0450462105081 Suparman L0450462105092
Asriani Rustian L0450462105082 Hanip Nur Rochayati L0450462105093
Dede Humairoh L0450462105083 Ice Maryani L0450462105094
Denden Ika Ernawati
Shoryatiningsih L0450462105084 L0450462105095
Dina Rosdiana L0450462105085 Leni arianti L0450462105096
Dini Lesmana Lilis Marlina
Sukmawati L0450462105086 L0450462105097
Diny Lestari Slamet L0450462105087 Lisnawati Takaba L0450462105098
Erli Suhaeti L0450462105088 Nenden Siti Sa'adah L0450462105099
Erna Nurhayati L0450462105089 Neneng Hikmat Hijriyah L0450462105100
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. ii
BAB 1 PENDAHULUAN.. 1
1.3 Tujuan. 1
BAB II PEMBAHASAN.. 2
3.1 Kesimpulan. 14
3.2 Saran. 14
DAFTAR PUSTAKA.. 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Introduksi Dan Kewaspadaan Baku Pencegahan Infeksi
1. Introduksi Pencegahan Infeksi
1. Kewaspadaan Baku
Komponen Utama :
1. Cuci tangan
2. Setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekresi, ekskresi, dan bahan
terkontaminasi
3. Segera setelah melepas sarung tangan
4. Di antara sentuhan dengan pasien
5. Sarung tangan
6. Bila kontak dengan darah, duh tubuh, sekresi, dan bahan yang
terkontaminasi
7. Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka
8. Masker, kaca mata, masker muka
9. Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung,
dan mulut saat kontak dengan darah dan duh tubuh.
10. Baju pelindung
11. Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan duh tubuh.
12. Cegah pakaian tersebut selama tindakan klinik yang dapat
berkontak langsung dengan darah atau duh tubuh
13. Kain
14. Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
15.Jangan lekukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan
pasien.
16. Peralatan perawatan pasien
17.Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah
kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah
kontaminasi pada pakaian dan lingkungan.
18. Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
19. Pembersihan lingkungan
20. perawatan rutin, pembersihan dan disinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang peralatan pasien
21. Instrumen taja
22. Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
23. Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
24. Hindari pembengkokan, mematahkan, atau memanipulasi jarum
bekas dengan tangan
25. Masukkan instrumen tajam ke dalam tempat yang tidak tembus
tusukan.
26. Resusitasi pasien
1. Gunakan bagian mulut, kantong resusitasi atau alat ventilasi
yang lain untuk menghindari resusitasi atau alat bentilasi yang
lain untuk menghindari resusitasi dari mulut ke mulut.
27. Penempatan pasien
28. Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang
pribadi
29. Gunakan pembatas fisik (kaca mata pelindung, masker muka, dan
celemek) terhadap kemungkinan percikan duh tubu (sekresi dan
ekskresi) yang muncrat dan tumpah, (misalnya saat membersihkan
instrumen dan benda lainnya)
30. Gunakan antiseptik untuk membersihkan kulit atau selaput lendir
sebelum pembedahan pembersihan luka, atau pencucian tangan
sebelum pembedahan dengan antiseptik berbasis alkohol.
31. Gunakan praktik keselamatan kerja, seperti jangan memasang
kembali penutup jarum atau membengkokkan jarum, dan menjahit
dengan jarum tumpul.
32. Pembuangan sampah terinfeksi ke tempat yang aman untuk
melindungi dan mencegah penularan atau infeksi kepada
masyarakat.
33. Proses semua peralatan, sarung tangan, dan benda lainnya yang
telah dipakai dengan dekontaminasi dan dibersihkan secara
menyeluruh, kemudian desterilkan atau diinfeksi tingkat tinggi
(DTT) sesuai dengan prosedur yang dianjurkan.
Kesehatan Dan Kebersihan Tangan, Serta Sarung Tangan
1. Cuci Tangan
Perlengkapan Perlindungan Diri
Sarung tangan,melindungi tangan dari bahan infeksius dan
melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas. Alat
ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah
penyebaran infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu
pasien ke pasien lainnya untuk mencegah kontaminasi silang
Masker, harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian
bawah, rahang dan semua rambut muka. Masker dipakai untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah
cipratan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke
dalam hidung atau mulut petugas kesehatan.
Respirator, adalah masker jenis khusus, disebut resporator partikel,
yang dianjurkan dalam situasi memfilter udara yang ditarik napas
dianggap sangat penting (umpamanya dalam perawatan orang denga
turbekulosis paru
Pelindung mata,melindungi staf kalau terjadi cipratan darah atau
cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi dengan melindungi mata.
Kap,dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit
rambut tidak masuk dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus
cukup besar untuk menutup semua rambut.
Gaun penutup,dipakai untuk menutupi baju rumah. Pemakai utama
dari gaun penutup adalah untuk melindungi pakaian petugas
pelayanan kesehatan. Gaun penutup biasanya terdiri dari celana,
piama dan baju
Gaun bedah, pertama kali digunakan untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang terdapat diabdomen dan lengan dari staf
perawatan kesehatan sewaktu pembedahan.
Apron,yang dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas
tahan air di bagian depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron harus
dipakai kalau sedang membersihkan atau melakukan tindakan
dimana darah dan duh tubuh diantisipasi akan tumpah (umpamanya
sewaktu seksio atau persalinan pervaginam,
Alas kaki,dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda
tajam atau berat atau dari cairan yang kebetulan jatuh atau menetes
pada kaki. Untuk alasan ini sandal atau sepatu terbuat dari bahan
empuk (kain) tidak dapat diterima.
Antisepsi Tindakan/Bedah
1. Pilihan Antiseptik
1. Penggunaan Antiseptik
2. Kebersihan Tangan
Sabun anti kuman atau deterjen tidak lagi efektif dibandingkan sabun
biasa dan air bersih untuk mengurangi risiko infeksi saat digunakan
untuk cuci tangan, meski kualitas airnya bagus. Misalnya, air yang
mengandung sejumlah partikel (membuat air menjadi keruh) atau
terkontaminasi, tidak boleh digunakan untuk membasuh tangan
sebelum pembedahan.
2. Pembersihan Kulit Sebelum Tindakan/Prosedur Bedah
Meski kulit tidak dapat disterilkan, pemberian larutan antiseptik bisa
meminimalkan jumlah mikroorganisme yang dapat mengontaminasi
luka bedah dan menyebabkan infeksi.
1. Penyimpanan dan Pengeluaran Antiseptik
1. Lingkungan pembedahan
Sebagaian besar luka yang disebabkan oleh benda tajam di rumah sakit
terjadi dikamar operasi, dan sebagian besar oleh pisau dan jarum jahit
karena kedua benda tajam ini paling koyak mengakibatkan paparan
terhadap darah. Instrumen lain yang pentin adalah :
1. Jarum hipodermik
2. Jahitan
3. Trokar laparoskopi dan drain
4. Mata bor bedah tulang, skrup, pin, kawat, dan gergaji
5. Jarum kauter
6. Hak gigi dan duk klem
7. Cunam mosquito tajam dan gunting tajam
8. Pinset bergigi
9. Tenakulum dengan gigi tajam
Pengelolahan Sampah
1. Definisi
1. Macam – macam Sampah
2. Sampah kering
Cara penggunaan :
1. Di bakar dalam incinetor
2. Sisa pembakaran (abu/benda – benda tajam yang tidaak bagus
dalam pembakaran) ditanam dalam lubang tertutup.
3. Sampah benda tajam
Adalah objek atau alat yang memiliki sdut tajam, sisi, ujung/bagian
menonjol yang dapat memotong/menusuk kulit. Macam – macam benda
tajam : jarum, perlengkapan intravena, pipet, pecahan gelas, pisau
bedah, dan lain – lain.
1. Cara membuang benda – benda tajam sebagai berikut :
2. Jangan menyarungkan kembali penutup/melepaskan jarum semprit
3. Untuk dekontaminasi setelah digunakan, celupkan ujung jarum
dalam larutan klorin 0,5%, hisap dan semprotkan 3x
4. Masukkan benda – benda tajam tersebut dalam wadah yang tahan
tusukan, misal kotak kardus tebal, botol plastik/kaleng berpenutup.
Bukan penutup harus cukup lebar untuk mudah memasukkan benda
– benda tersebut, tetapi cukup kecil agar sukar untuk di keluarkan
lagi.
5. Jika wadah sudah terisi ¾, pindahkan di area tindakan untuk di
buang.
6. Cara membuang wadah benda – benda tajam :
7. Pakailah sarung tangan rumah tangga yang tebal.
8. Jika kontainer sudah ¾ penuh, tutup, sumbat/plaster dengan rapat.
Pastikan tidak ada bagian benda tajam yang menonjol keluar wadah.
9. Buanglah wadah benda tajam tersebut secara dibakar, enkapsulasi,
atau dikubur
10. Lepaskan sarung tangan tersebut
11. Cuci tangan dan keringkan dengan kain/handuk bersih/alat
pengering laiinya.
12. Sampah Basah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan :
Bagian dari kualitas pelayanan kesehatan.
Mengurangi terjadinya infeksi
Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes Aplikasi
Kewaspadaan Standar
Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi
Membudayakan cuci tangan
Menggunakan barier protektif (misalnya: sepatu, masker, kacamata,
gaun bedah, sarung tangan)
Penggunaan aseptik dan antiseptic
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tietjen, Linda dkk. 2004. Pencegahan Infeksi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
NounaGhieta.2011http://agustinprasetyaningati.blogspot.com/
pencegahan-infeksi.html. (29September 2011)