Cabul 2.08 Week 3
Cabul 2.08 Week 3
1
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
ASEPSIS DAN ANTISEPTIS
(WEEK2)
ANTISEPSIS
1. Pencegahan sepsis dengan menggunakan antiseptic
2. Tiap prosedur yang mengurangi flora mikroba kulit atau membran
mukosa secara signifikan
2
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Macam-macam Asepsis:
1. Asepsis medis
Teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme. Misalnya: mencuci tangan, mengganti
linen (sprei, sarung bantal) tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk
obat.
2. Asepsis bedah
Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme dari suatu daerah.
Prinsip-Prinsip Tindakan Asepsis Yang Umum
On = steril menyentuh tidak steril, benda” sembarangan.
Kalau mau menyuntik pasien, barang yang disuntuikkan hingga
jarumnya harus steril.
Kalau sudah cuci tangan, tangan harus di atas pinggang, agar kalau ada
kontaminan tidak jatuh ke ujung tangan.
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam
kulit untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan
ke dalam rongga badan yang dianggap steril haruslah steril.
1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan
demikian objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah
terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
3. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang tidak
steril.
4. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang
sudah steril.
5. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung
pembungkusnya tidak mengarah pada si petugas. (Buka ke luar, gabole
ujungnya ke arah kita)
6. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang
tidak steril.
7. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang
sehingga cairan desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep
(=tang panjang untuk barang” yang belum steril) itu sudah tercemar
3
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
ANTISEPTIK (=barangnya)
Antiseptik yaitu suatu zat atau bahan yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri secara selektif. Tujuannya yaitu memusnahkan
semua kuman-kuman patogen, tetapi spora dan virus yang mempunyai
daya tahan yang sangat kuat sehingga masih tetap hidup. Co: dettol,dll.
Spora dan virus kadang belom bisa dibunuh antiseptik.
Spora bisa melindungi diri sendiri
Virus kan separo hidup separo mati, gatentu masi bisa hidup ato engga.
Antisepsis : adalah penerapan antiseptik pada jaringan hidup
menyebabkan terjadinya aksi/kerja pada struktur atau metabolisme
mikro-organisme ke tingkat dinilai untuk mencegah dan / atau membatasi
dan / atau mengobati infeksi jaringan tersebut.
Macam-macam bahan yang sering digunakan untuk antiseptik dan
kegunaanya yaitu:
1.Ethyl alkohol = Larutan alkohol yang dipakai sebaiknya 65-85% karena
daya kerjanya akan menurun bila dipakai konsentrasi yang lebih rendah
atau lebih tinggi. *baca ya kenapa yg 100% tidak lebih efektif dari yg 65-
85%.
2. Iodin povidon adalah sebuah polimer larut air yang mengandung
sekitar 10% iodin aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak memperlambat
penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit iodin aktif yang dapat
menciptakan efek berkelanjutan. Keuntungan antiseptik berbasis iodin
adalah cakupan luas aktivitas antimikrobanya. Iodin membunuh semua
patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh desinfektan
dan antiseptik lain.
Penggunaan desinfektan/antiseptik:
Cuci tangan bedah lama cuci tangan 5 menit, kalau tidak cuci tangan
asisten tidak boleh ikut bedah. Nah lo jengjeng
Infeksi bedah perut bs sepsis kematian
1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30
dalam alkohol 70%. Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.
2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup)
minimal 2 menit
4
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
3. Untuk kasus Obsgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene).
Hibiscrup 0,5% dalam Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup.
DESINFEKSI
Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan
organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan
campuran zat kimia cair yang bersifat nonselektif (kuamnnya ga pilih”,
gram +/- ga pengaruh_.
Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba. Mikroba kuat gaakan sebersih yg
kita harapkan.
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya. Dekontaminan =
membersihkan kotoran” yg terlihat.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
5. Struktur fisik benda termasuk ruang operasi, sebaiknya tidak
membentuk sudut, kurva, termasuk langit”, supaya mudah dibersihkan
6. Suhu dan pH dari proses desinfeksi. Semakin asam atau basa semakin
mudah kuman tubuh. pH 7 kuman sulit tumbuh
Tingkat desinfeksi:
*Spora di desinfeksi tapi gabisa dibunuh.
1.Desinfeksi tingkat tinggi
Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.
2.Desinfeksi tingkat sedang
Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.
3.Desinfeksi tingkat rendah
Membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur tetapi
tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil
tuberkel dan spora bakteri
DEKONTAMINASI
Dekontaminasi yaitu membuang semua material yang tampak (debu,
kotoran) pada benda, lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan
sabun, air dan gesekan.
5
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Tujuan prosedur dekontaminasi adalah untuk:
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
Secara tidak langsung karena kita juga gabisa liat.
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan
alat pensteril atau desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
STERILISASI
Defenisi
Secara komplit membunuh semua mikroorganisme termasuk spora
bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat
Tujuan
Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen
termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan
perawatan yang dipakai.
Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode
Sterilisasi:
- Sifat bahan yang akan disterilkan
- Metode yang paling mudah, murah namun cukup efektif.
- Bila terdapat beberapa fasilitas untuk melakukan sterilisasi, haruslah
dipilih cara yang baik
*Beda desinfeksi dan sterilisasi?
Sterilisasi spora bakteri mati. Alat” operasi gunting dll kuman hrs mati
semua
Desinfeksi ga mati
TEKNIK STERILISASI
1. Sterilisasi dengan pemanasan kering jaman dulu dibakar pake
spiritus
6
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
2. Sterilisasi dengan pemanasan basah digodog
3.Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia tablet kloroform
4. Sterilisasi dengan radiasi.
5. Sterilisasi dengan filtrasi (saring) pada kamar operasi yg perlu
sterilitas tinggi
7
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
b) Dengan uap air.
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan
dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi
lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan
disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit. Sterilisasi dengan cara ini kalau
menggunakan tekanan akan lebih efektif alatnya disebut autoclav.
3. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia
Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan
kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan
pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh
zat kimia yang biasa digunakan : Formaldehyda, hibitane, Cidex.
Formalin ada bentuk tablet terus menguap
4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet
Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi
udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.
Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril.
Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang
memakai radiasi ultraviolet.
Ada benda yg sulit pake kimia (dandang atau dibakar). Co: kamar
operasi.
Kamar isolasi: TB, HIV
Sinar jalan selalu lurus, gabisa kena bawah meja dll, so udara dibuat
bergerak jadi ketiup kena UV.
5. Sterilisasi dengan filtrasi
Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan.
Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Tujuannya
adalah untuk filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi
obat-obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam
perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril. Jenis
filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis
8
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron. Contoh untuk
operasi otak
AC pake HEPA. Tekanan harus tinggi spy udara bs masuk. Co: Pabrik
farmasi, ruang operasi. Cuma alatnya mahal.
CUCI TANGAN BEDAH (SURGICAL HANDSRUB)
Prosedur Cuci Tangan Bedah adalah proses tindakan kebersihan tangan
secara mekanis dan kimiawi dengan cara disikat/digosok dengan
menggunakan sikat tangan yang lembut atau spon/busa dan cairan
antiseptik berisi Chlorhexidine gluconate 4%, di bawah air mengalir.
Scrub-ners adalah: perawat anggota tim operasi yang harus bekerja
secara steril, sehingga wajib melakukan cuci tangan bedah.
Langkah-langkah cuci tangan bedah :
1.Dokter operator atau scrub-ners mengambil sikat tangan, membuka
bungkusnya, diletakkan pada bibir/dinding scrub-sink.
2.Dokter operator atau scrub-ners menghidupkan kran air, membasahi
kedua tangan serta lengan bawah secara menyeluruh dengan air mengalir.
3.Dokter operator atau scrub-ners mengambil cairan antiseptic 3 – 5 ml,
gosok-gosok dan ratakan pada kedua tangan serta lengan bawah.
4.Dokter operator atau scrub-ners mengambil pembersih kuku (nail-
cleaner, yang jadi satu paket dengan sikat tangan), bersihkan bagian
bawah kuku tiap-tiap jari tangan kanan dan kiri dengan nail-cleaner di
bawah air mengalir, buang nail-cleaner pada tempat sampah.
5.Dokter operator atau scrub-ners mengambil sikat tangan yang terletak
pada bibir/dinding scrub-sink, membuang bungkusnya pada tempat
sampah, mengambil cairan anti aseptic (atau meremas-remas spon untuk
sikat yang sudah berisi anti septic dibawah air mengalir agar cairan anti
septic keluar).
6.Dokter operator atau scrub-ners mulai menyikat kuku jari-jari tangan
kiri menggunakan tangan kanan dengan gerakan naik turun sebanyak 30
kali, dilanjutkanmenggosok ke-empat sisi jari-jari dan sela jari-jari
tangan kiri masing-masing sebanyak 10 kali, dimulai dari bagian
9
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
punggung jari-jari dengan gerakan naik turun (dilaksanakan secara
berurutan dari ibu jari, kemudian sela jari antara ibu jari dan telunjuk
digosok dengan gerakan setengah lingkaran, kemudian menggosok
punggung jari telunjuk dan seterusnya sampai ke jari kelingking).
7.Dokter operator atau scrub-ners selanjutnya menggosok telapak tangan
kiri, sisi tangan kiri di bawah kelingking, sisi tangan kiri di bawah ibu
jari dan punggung tangan kiri dengan gerakan memutar masing-masing
sebanyak 10 kali.
8.Dokter operator atau scrub-ners, kemudian menggosok lengan bawah
dari pergelangan tangan sampai sedikit diatas siku, dilaksanakan pada ke-
empat sisi lengan dimulai dari punggung lengan bawah dengan gerakan
dari arah pergelangnan tangan menuju ke siku, masing-masing 10 kali.
9.Dokter operator atau scrub-ners, mengulang langkah nomor 6, 7 dan 8
dengan tangan kiri untuk diberlakukan pada tangan kanan, jika sudah
selesai kemudian membuang sikat tangan pada tempat sampah.
10.Dokter operator atau scrub-ners membilas kedua tangan dan lengan
bawah di bawah air mengalir, mematikan kran air secara aseptic, kedua
tangan ditekuk sehingga posisinya lebih tinggi dari siku, membiarkan sisa
air menetes melalui siku.
11.Dokter operator atau scrub-ners mengeringkan tangan dengan cara:
dengan tangan kanan mengambil handuk/tissue sterile, memegang
ujungnya kemudian mengeringkan tangan kiri dimulai dari jari-jari, sela-
sela jari, telapak tangan, punggung tangan, pergelangan tangan kemudian
lengan bawah kearah siku. Dengan ujung yang lain dari handuk/tissue
tersebut, tangan kiri dokter operator atau scrub-ners mengeringkan
tangan kanan dengan urutan yang sama, kemudian membuang
handuk/tissue pada tempatnya.
Interval waktu:
a.Selama 5 menit untuk cuci tangan bedah yang pertama pada hari itu,
atau setelah turun dari operasi yang pertama tetapi sudah melakukan
suatu kegiatan yang aseptic, misalnya: makan, ke kamar kecil dan lain-
lain.
10
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
b.Selama 3 menit untuk cuci tangan bedah yang ke 2 atau selanjutnya
tanpa diselingi melakukan aktifitas yang aseptic.
Total 5 menit: Tiap sisi gosok 10x,gosok kuku 24-30x
Jempol dianggap balok dg 4 permukaan: sela jari 10x5 jari, telapak
tangan, punggung tangan
11
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
GOWNING AND GLOVING ( MENGGUNAKAN JAS DAN
SARUNG TANGAN)
Hrsnya tangan gabole luka, tapi kalo terpaksa iya, pakai double
handscoon dulu baru cuci tangan.
Sekarang cenderung disposable, tergantung bpjs/bukan
Mengenakan Jas dan sarung tangan sterile adalah atribut wajib bagi tim
operasi (dokter operator dan scrub-ners) yang terlibat langsung dalam
medan operasi.
Langkah-langkah :
1.Dokter operator/scrub-ners sudah melakukan cuci tangan bedah dan
sudah dikeringkan dengan handuk/tissue sterile.
2.Dokter operator/scrub-ners mengambil yas operasi sterile secara
aseptic dengan jalan memegang sudut atas yas atau memegang garis
leher.
3.Dokter operator/scrub-ners membuka yas operasi dengan jalan
melepaskan jepitan tangan kiri pada yas operasi, tangan kanan
diposisikan setinggi bahu.
4.Tangan kiri dokter operator/scrub-ners tetap memegang leher yas
operasi, tangan kanan dimasukkan ke lengan kanan yas operasi disusul
tangan kiri juga dimasukkan ke lengan kiri yas operasi.
5.Perawat sirkuler yang berdiri dibelakang dokter operator/scrub-ners
membantu mengikatkan tali yas, dengan menarik leher yas dari bagian
sebelah dalam kemudian mengikatkan semua tali yang ada di bagian
belakang.
6.Dokter operator/scrub-ners memakai sarung tangan sterile, dengan
cara:
a.Memakai sarung tangan sterile secara terbuka:
1)Dokter operator/scrub-ners berusaha menjepit ujung lengan kiri yas
operasi dengan ibu jari tangan kiri, tangan kanan mengambil sarung
tangan kiri dan mengenakan ke tangan kiri secara aseptic (memegang
12
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
bagian pangkal sarung tangan yang sudah dilipat secara terbalik),
memasukkan jari-jari tangan kiri ke sarung tangan tersebut.
2)Dokter operator/scrub-ners dengan tangan kiri mengambil sarung
tangan kanan, mengenakannya pada tangan kanan secara aseptic:
memasukkan empat jari (selain ibu jari) tangan kiri ke bawah lipatan
pangkal sarung tangan kanan, jari-jari tangan kanan dimasukan kedalam
sarung tangan tersebut, termasuk ujung lengan kanan yas operasi
ditelusupkan ke pangkal sarung tangankanan.
3)Dokter operator/scrub-ners dengan tangan kanan merapikan ujung
lengan kiri yas operasi dan memasukkan ke pangkal sarung tangan kiri.
b.Memakai sarung tangan secara tertutup:
1)Dokter operator/scrub-ners tetap mempertahankan jari-jari tangan
berada didalam ujung lengan yas operasi.
2)Dengan jari-jari tangan kiri tetap berada didalan lengan yas
operasi, dokter operator/scrub-ners mengambil sarung tangan kanan,
diletakkan pada pada tangan kanan dengan ujung sarung tangan menuju
ke arah kranial, jemari tangan kanan menjepit sisi bawah pangkal sarung
tangan, jemari tangan kiri meregangkan pangkal sarung tangan dan
menarik kearah kranial agar bisa menutup ujung lengan yas operasi,
jemari tangan kanan berusaha masuk ke dalam sarung tangan tersebut.
3)Dengan sarung tangan kanan yang belum terpasang sempurna,
dokter operator/scrub-ners mengambil sarung tangan kiri dan
mengenakannya ke tangan kiri, bila sudah terpasang dengan rapi
kemudian dengan tangan kiri merapikan sarung tangan dan ujung yas
operasi tangan kanan.
7.Dokter operator/scrub-ners membuka ikatan tali pinggang (atau kertas
penjepit tali pinggang), memberikan kepada perawat sirkuler yang akan
meneriman/menjepit tali/kertas tersebut dengan korentang steril, dokter
operator/scrub-ners yang memakai yas sterile memutarkan badannya
dengan hati-hati (agar tidak terkontaminasi), mengambil tali yas operasi
dari jepitan korentang/kertas kemudian mengikatkan tali yas tersebut.
13
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Note:.
Suhu 18-24 derajat celcius Supaya ga lembab.
Supaya personal dokter dan perawat tidak keringatan, karena dapat
menjadi kontaminan
Pada bayi diberi selimut, karena memiliki resiko terkena hipotermi yang
tinggi
Tekanan + agar udara luar tidak masuk ke dalam. Sedangkan pada kamar
isolasi adalah kebalikannya, yaitu tekanan – agar udara dari dalam tidak
keluar
14
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Bila kerusakan genetika pada sel tidak menyebabkan perubahan
di dalam sel atau tidak menyebabkan sel nekrosis atau mati maka
sel tersebut masih memiliki fungsi tapi berbeda dari sel normal.
Dasar Molekuler Kanker
Kerusakan genetika non-letal adalah inti dari karsinogenesis.
1. Agen- agen lingkungan (kimiawi, radiasi atau virus)
Eg: infeksi virus DNA-nya berubah terjadi kerusakan
genetika, Agen eksogen, Produk- produk endogen dari
metabolisme sel.
Eg: metabolisme sel menghasilkan radikal bebas, tetapi bisa
dinetralisir oleh tubuh
Tidak semua mutasi diinduksi oleh lingkungan, beberapa terjadi
spontan. Kejadian yang spontan ini terjadi saat sintesis DNA atau
replikasi DNA tidak berjalan dengan baik atau tidak normal. Dari situ,
akan berkembang sel yang memiliki kelainan genetika. Kelainan
genetika sporadik terjadi pada sel-sel somatik pada saat dewasa.
2. Kelainan sel embrional/sel ovum dan sperma/germline yang
diwariskan. Sel yang memiliki kelainan diturunkan dari orang
tua. Kejadian seperti ini disebut sebagai neoplasma familial.
15
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
DNA Mutation
1. Single base
change
2. Additons/
penambahan
3. Deletion/
terpotong
Semua itu dapat terjadi
Kanker adalah kelainan
karena lingkungan,
genetic yang progresif. Dari
spontan atau herediter
1 sel rusak, maka semakin
banyak DNA yang
bermutasi, menyebabkan
sifat khas pada kanker.
Ultra-sensitive DNA
detection adalah alat untuk
mengetahui gen yang
bermutasi atau perubahan
genetika.
16
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Germline mutation :
diturunkan dan
menyebabkan penyakit
familial dengan gejala
klinis yang khas. Ex:
mutasi di sel telur dan
spermaSuatu tumor
diturunkan.
dibentuk oleh ekspansi klonal dari satu sel prekursor dengan kerusakan
genetika yang tidak dapat diperbaiki (tumor adalah monoklonal)
Empat kelompok gen regulator normal
1. Proto-onkogenpendorong pertumbuhan,
2. Gen pensupresi tumorpenghambat pertumbuhan,
3. Gen yang meregulasi kematian sel terprogram (apoptosis),
4. Gen yang terlibat dalam perbaikan DNA target prinsip dari
kerusakan genetika
17
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Karsinogenesis adalah proses bertahap-tahap baik di level fenotipe dan
genetika.
18
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Perubahan Esensial Transformasi Maligna
1. Mampu memproduksi signal pertumbuhan: tumor mampu
berproliferasi tanpa stimuli eksternal, biasanya sebagai
konsekuensi aktivasi onkogen
2. Insensitivitas terhadap sinyal inhibisi pertumbuhan: tumor
tidak berespon terhadap molekul yang menginhibisi proliferasi
sel normal seperti TGF-beta dan inhibisi langsung dari cyclin-
dependent kinases (CDKIs)
3. Mengelak apoptosis: tumor resisten terhadap kematian sel
terprogram, sebagai konsekuensi dari inaktifasi P-53 atau aktifasi
gen anti apoptosis.
4. Potensial replikasi tidak terbatas: menghindari cellular
senescence dan kekacauan mitosis
5. Angiogenesis yang terus menerus
6. Kemampuan menginvasi dan bermetastasis
7. Gangguan dalam perbaikan DNA. Tumor gagal memperbaiki
kerusakan DNA akibat karsinogen atau tidak dapat diperbaiki
selama proliferasi seluler yang tidak teregulasi, menyebabkan
instabilitas genom dan mutasi protonkogen dan gen pensupresi
tumor.
19
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Siklus Sel Normal
Siklus sel berperan
dalam rangkaian
kejadian
menghasilkan
duplikasi DNA dan
pembelahan sel.
Siklus sel dibagi
menjadi 4 tahap:
fase gap pertama
(G1), replikasi DNA
(S), fase gap kedua (G2), fase mitosis (M).
Panjang siklus sel bervariasi, sekitar 16- 24 jam.
20
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Fase mitosis inti dan sitoplasma membelah, menghasilkan dua sel
turunan. Yang kemudian masuk dalam siklus sel baru jika kondisinya
menunjang pertumbuhan selanjutnya
Tanpa adanya mitogen atau deplesi nutrisi, sel masuk dalam fase
istirahat disebut fase G0.
Transisi dari satu fase ke fase berikutnya di regulasi, terbentuklah
beberapa checkpoint yang mencegah dimulainya fase berikutnya
sel secara prematur dari siklus sel.
Saat sel berkomitmen untuk membelah, mencapai akhir fase G1,
menjadi refrakter terhadap faktor pertumbuhan penginduksi
signal dan inhibitor faktor pertumbuhan (seperti TGF) dan
bergantung pada kerja protein- protein siklus sel untuk
meregulasi progresi.
Progresi dari satu tahap ke tahap berikutnya dikontrol secara
ketat oleh pembentukan, aktivasi dan degradasi atau modifikasi
dari rangkaian siklin dan pasangannya. The cyclin-dependent
kinase inhibitor (CKIs) penting untuk transduksi sinyal dan
koordinasi dari setiap tahap siklus sel.
Beberapa checkpoint yang telah diketahui yang mengevaluasi
integritas DNA dan pembentukan spindle dan spindle pole.
Defek DNA itu sendiri menyebabkan penyusunan ulang
kromosomal dan pengiriman DNA yang rusak,
Kerusakan spindel dapat menyebabkan mitotic nondisjunction
(suatu proses menghasilkan perolehan atau kehilangan seluruh
kromosom)
Checkpoint I. START atau Restriction point (R) dan terjadi pada
akhir dari fase G1.
Pada tahap ini sel harus mempersiapkan untuk replikasi DNA
dan pada poin ini setiap kerusakan DNA dapat dimonitor dan jika
perlu siklus selnya dihentikan sampai telah diperbaiki.
21
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Hilangnya checkpoint ini dapat menyebabkan instabilitas
genomik dan ketahanan hidup sel yang rusak.
Chekpoint lanjut II terjadi selama fase S dan pada G2 sampai
transisi M pada monitor sintesis DNA dan pembentukan dari
spindel fungsional
Checkpoint terakhir melindungi segregasi kromosom jika
kromosom tidak intak.
Degradasi dari berbagai siklin terjadi pada setiap checkpoint dan
mekanisme ini bersamaan dengan interaksi CKI yang
memungkinkan sel memasuki fase berikutnya.
22
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Tahapan Karsinogenesis
23
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
pada faktor- faktor pertumbuhan atau sinyal eksternal
lainnya
Dengan jalan inilah pertumbuhan sel menjadi autonom lepas dari
pengontrolan dan ketergantungan terhadap sinyal eksternal.
AKTIVASI ONKOGEN
Mekanisme dimana
proto-oncogene akan
bertransformasi
menjadi oncogene.
Perubahan struktur
gen akan
menghasilkan produk
berupa gen yang
abnormal
(oncoprotein):
- Point mutations
- Insertion and
deletion
Perubahan pada regulasiperubahan ekspresi
genbertambahnya/tidak sesuainya produksi Growth-promoting
protein:
- Chromosomal translocations
- Gene amplification
3 Tahap Pada KARSINOGENESIS:
INISIASI PROMOSI REGRESI
1. INITIATOR
Initiator sendiri tidak cukup untuk membentuk tumor (Group 1)
Saat suatu sel dipaparkan pada suatu initiator (agen
karsinogenik) dengan jumlah yang adekuat, inisiasi akan terjadi.
24
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Inisiasimutasi irreversible (kerusakan DNA)pembentukan
memory(beberapa bulan kemudian)+promoter tumor
(Group 2&3)
2. PROMOTER
• Tidak dapat menimbulkan kanker saat dia berdiri sendiri.
• Promoter menginduksi tumor pada sel yang terinisiasi (Group 5)
• Saat suatu promoter diaplikasikan sebelum inisiasi, tidak aka
nada tumor yang
berkembang (Group
4)
• Saat waktu
diperpanjangefek
promoter menjadi
reversibletumor
gagal berkembang
(Group 6)
3. PROGRESI
Terjadi instabilitas genetic yang menyebabkan perubahan
mutagenik dan epigenetik. Proses ini menghasilkan klon sel
tumor baru yang memiliki aktvfitas proliferasi tinggi, bersifat
menyerang jaringan sekitar dan meningkatan potensi metastasis
atau menyebar ke tempat lain.
Major Chemical Carcinogen
Direct-acting Carcinogens
Alkylating Agents
Acylating Agents
Pro-carcinogen yang membutuhkan aktivasi metabolic
Polycyclic & Heterocyclic Aromatic Hydrocarbons
Aromatic Amines, Amides, Azo Dyes
Natural Plant and Microbial Products
25
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Others
Proses Inisiasi Karsinogenesis ternagi menjadi 2, yaitu *jengjeng*
1. Direct acting compound tidak membutuhkan perubahan kimiawi
untuk memunuclkan sifat karsinogenisitasnya.
2. Indirect acting compound (procarcinogen) membutuhkan konversi
mentabolik in vivo (dalam sel) utuk memproduksi the ultimate
carcinogen.
Ciri-ciri yang serupa:
- Sama-sama berupa electrophile yang reaktif.
- Sama-sama mampu bereaksi dengan unsur nucleophilic pada sel
yang kemudian akan menimbulkan reaksi electrophilic. Reaksi
tersebut dapat membahayakan DNA, membentuk suatu molecular
“fingerprint” pada sel.
Carcinogen jenis tumor
(fingerprinting). Radikal
bebas sangat reaktif. Mereka
dapat bereaksi dengan
komponen molekuler
sehingga bisa terjadi reaksi
elektrofilik dan terjadi
perubahan DNA.
26
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
TPA: phorbol esters, activator yang kuat untuk protein kinase C
dan enzim yang memicu terjadi fosorilasi beberapa substrat yang
terlibat dalam signal transduction pathways.
27
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
28
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
NF-1
Fungsi: Menginhibisi transduksi signal RAS
Tumor akibat mutasi somatik: Schwannoma
Tumor akibat mutasi herediter: Neurofibromatosis type 1 and
sarcomas
NF-2
Fungsi: Belum diketahui
Tumor akibat mutasi somatik: Schwannoma and meningioma
Tumor akibat mutasi herediter: Neurofibromatosis type 2,
acoustic schwannoma & meningioma
APC
Fungsi: menginhibisi transduksi signal
Tumor akibat mutasi somatik: Carcinoma gaster, colon,
pancreas; melanoma
Tumor akibat mutasi herediter: Familial Adenomatous Polyposis
coli; Carcinoma colon
Rb
Fungsi: Regulasi siklus sel
Tumor akibat mutasi somatik: Retinoblastoma, osteosarcoma,
Carcinoma mammae, colon, pulmo
Tumor akibat mutasi herediter: Retinoblastoma, osteosarcoma
p53
Fungsi: Regulasi siklus sel & apoptosis (sebagai respon terhadap
kerusakan DNA)
Tumor akibat mutasi somatik: Carcinoma gaster & mammae
Tumor akibat mutasi herediter: Syndrome Li-Fraumeni, multiple
carcinoma & sarcoma
WT-1
Fungsi: transkripsi pada nucleus
Tumor akibat mutasi somatik: Wilms tumor
29
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Tumor akibat mutasi herediter: Wilms tumor
p16(INK-4a)
Fungsi: Regulasi siklus sel dengan menginhibisi CDK
Tumor akibat mutasi somatik: Carcinoma oesophageal, pancreas
Tumor akibat mutasi herediter: Melanoma
BRCA-1
Fungsi: Pembenahan DNA
Tumor akibat mutasi somatik: Belum diketahui
Tumor akibat mutasi herediter: Carcinoma mammae & ovarium
BRCA-2
Fungsi: Pembenahan DNA
Tumor akibat mutasi somatik: Belum diketahui
Tumor akibat mutasi herediter: Carcinoma mammae (pria
maupun wanita)
30
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
31
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Kesimpulan
1. Laten
• Interval laten periodenya lama (antara paparan karsinogen dan
manifestasi klinis). Tumor proliferasi klonal dari satu sel yang
butuh waktu lama untuk bertransformasi dari satu sel tumbuh
menjadi nodul yang tampak secara klinis.
• Perubahan sel-sel normal menjadi neoplasma yang tumbuh dan
berpotensi letal memerlukan lebih dari satu perubahan genetika.
2. Inisiasi dan Promosi
Inisiasi
• Kejadian yang menginduksi lesi dari genom sel yang
memberikan potensi metastatik
Promosi
• Kejadian yang menstimulasi proliferasi klonal dari sel yang telah
mengalami transformasi insiasi.
3. Persisten
• Tahap persisten dicapai saat proliferasi klonal sel tumor tidak
lagi membutuhkan inisiator atau promoter. Tidak hanya itu, sel
tumor menunjukkan pertumbuhan terautonomisasi.
32
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
• Pada awalnya terjadi perubahan ekspresi genetika (seluler atau
proto-onkogen) menyebabkan sel tidak berfungsi dengan baik
dan menyebabkan sel mampu tumbuh dengan stimulasi autokin.
4. Tahap lanjut
33
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Analgesia :
34
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
JALUR NYERI
➢ TERGANTUNG USIA
➢ TERGANTUNG PENILAI NYERI
➢ DIKAITKAN DENGAN TANDA VITAL LAIN
35
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
BEBERAPA INSTRUMENT UNTUK PENILAIAN NYERI (pada
ANAK) :
1. ANGKA / NUMERIC :
- DIKELUHKAN OLEH YANG BERSANGKUTAN
- VERBAL : SCALA 0 – 10
- TIDAK NYERI = 0
- NYERI HEBAT = 10
UNTUK ANAK YG SUDAH MENGENAL ANGKA →
PERINTAH/PENGUNGKAPAN; BIASANYA USIA > 8 TAHUN.
2. Skala Bieri & Wong-Baker
a) Dikeluhkan oleh yang bersangkutan
b) Digambarkan pada 6 mimik wajah yang menggambarkan tidak
ada nyeri sampai nyeri yang berat
c) Digunakan pada anak yang belum mengenal angka atau pada
usia kognitif
3. FLACC (Face - Legs - Activity - Crying - Consolability)
a) Perilaku obserber
b) Perdasar pengamatan
c) Skor > 7 berarti nyeri berat (digabungkan dengan Bieri &
Wong-Baker
4. CRIES ; NIPS ; PIPP
a) Perilaku observer
b) Rate sesuai set kriteria standar dan diskor
c) Nonverbal infant < 1 tahun
36
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
37
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
38
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Untuk pemberian obat pada nyeri dengan skala
39
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
40
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Inhibitor Cyclo9-Oxygenase (COX)
1. Anti-inflamasi
2. Mengatasi nyeri sedang (nyeri kepala, strain otot)
3. Rheumatoid and osteo-arthritis
4. Antipiretik
5. Profilaksis gangguan kardiovaskuler (myocardial infarction and
stroke)
6. Gout (aspirin meningkatkan sekresi asam urat)
7. Profilkasis kanker colon-rectal (COX-2 inhibitor)
8. Alzheimer’s
PARACETAMOL
✓ Analgesik antipiretik
✓ Lemah menghambat COX-1 dan COX-2 (mungkin lebih ke
penghambatan COX-2)
✓ Efek anti infalamsi lemah
41
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
✓ Mungkin mengaktifkan endogenous cannabinoid system
✓ Tidak menimbulkan masalah di gastrointestinal.
✓ Salah satu first drugs of choice pada manajemen nyeri kronik ringan
sampai sedang
✓ Sering dikombinasikan dengan opiat untuk mengatasi nyeri sedang
PROSTAGLANDIN
1. Salisilat
2. Asam propionat
3. Asam asetat
4. Penghambat COX-2 selektif
5. Parasetamol
42
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
DOSIS ASPIRIN
43
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
✓ Stimulasi pusat pernafasan menyebabkan hiperventilasi, yang
mengakibatkan alkalosis respirasi. Akhirnya berakibat dehidrasia
dan asidosis metabolik sebagai kompensasi
✓ Sodium bicarbonate diberikan untuk mencegah keasaman darah dan
memacu pengeluaran salisilat melalui ginjal (sampai 30% lebih)
✓ Gejala bertahan 2-3 hari setelah henti obat
PENGHAMBAT COX2 : penarikan dan tambahan peringatan
1. Nimesulide
BPOM: efek hepatotoksisitas
JENIS ANALGESIA
1. Narcotik
- morphine, codeine,
- Mekanisme kerja di analgesik di CNS, namun mempunyai efek
sedatif
2. Non narcotik
- aspirin, ibuprofen, dll
- berkerja sebagai antiinfalamsi diperifer namun beberapa
preparat mempunyai efek sentral
44
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
FAKTOR RISIKO : NSAID pada GIT
1. Faktor Pasien
a) Usia > 60 tahun
b) Riwayat gangguan saluran cerna
2. Faktor Obat
a) Dosis penggunaan
b) Potensi Organotoksis
c) Penggunaan bersama antikoagulan
3. Faktor Lain
a) Durasi pengobatan
b) Wanita
c) Penyakit kardiovaskuler
d) H. Pylori
e) Merokok
f) Alkohol
g) Dispepsia
45
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
TERMINOLOGI DEGENERASI
NEOPLASMA
46
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
TERMINOLOGI DEGENERASI
47
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Degenerasi
Sitoplasma
|
Gangguan Fungsi
Reversibel self limited Contoh: Paroritis
Hepatitis A
GastroEnteritis
Inflamasi-infeksi
Penuaan (aging)
Metabolisme
Neoplasma
…………… Degenerasi, hidropik, bialin, protein / parenkimatosa -
mucin
48
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Carcinos = merusak dengan banyak kaki mengakar dengan “sapit” ekspansif,
infiltratif
Ganas mematikan ! Karena tumor primer organ vital/ sekunder metastase.
Tumor cancer diorgan manapun berbahaya !
Sel embrional, sel dewasa normal, tumor jinak praganas, ganas., contoh:
tumor payudara, bronkus dan leher rahim,
Tetapi dari sel normal bisa langsung menjadi ganas. Inilah yang lebih berbahaya,
mengapa ? Benjolan sekecil apapun harus diwaspadai kanker.Ukuran
tumor tidak identik dengan keganasan.
Terminologi Neoplasma :
Menyerang setiap organ “coca-cola”
ingat anatomi histologi!
B. Sifat Tumor
Jinak: Nama Jaringan + Suffix Oma
Ganas epitel : nama jaringan + Karsinoma
Ganas Mesenchimal :…….+ Sarkoma
C. Terminologi Khusus
Diluar terminologi diatas
Menggunakan nama orang
49
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
50
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Kistadenoma
Massa kista besar berasal dari ovarium
51
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Penonjolan timbul dari permukaan mukosa kedalam lumen tampak
secara makroskopis, misalnya dalam lumen Cavum nasi, cervix, gaster,
colon, rectum
Polip
colon.
A. Tumor kelenjar jinak (adenoma) menonjol ke dalam lumen colon dan
dihubungan oleh tangkai ke permukaan mukosa
B. Gambaran makroskopis, tampak beberapa polip colo
52
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
53
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Melanoma
54
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
55
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
56
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
57
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Demato Fibroma
58
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Malignant Mesenchymal Neoplasm
Mixed tumor
Tumor dengan diferensiasi berbeda- beda (menjadi dua komponen
epitelial dan mesenkimal). Contoh : fibroadenoma mamma
Umumnya neoplasma tersusun dari sel- sel yang merepresentasikan
satu lapisan embrional (germ layer). Mixed tumor tersusun dari
berbagai komponen tidak boleh dikelirukan dengan teratoma.
59
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
60
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Mixed tumor dari kelenjar parotis mengandung sel- sel epitelial membentuk
duktus dan stroma miksoid mirip kartilago.
IV. GERM CELL
Testis
Teratoma
Seminoma\
Ovary
Dermoid Cyst
Teratoma
Tersusun dari sel- sel yang mewakili lebih dari 1 lapisan sel
embrional (germ cell layer), kadang kala tersusun dari ketiga
komponen lapisan sel embrional.
Berasal dari sel- sel totipotensial sama seperti testis dan ovarium.
Sel- sel demikian dapat berdiferensiasi menjadi tipe sel- sel yang
ditemukan dalam jaringan tubuh dewasa, sehingga didapatkan
tulang, epitel, otot, adiposa, saraf, dan jaringan lain.
Bila semua bagian berdiferensiasi baik, teratoma ini jinak / matur;
bila ada bagian yang tidak berdiferensiasi, teratoma ini imatur dan
menjadi maligna.
61
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Catatan : kistik (ruangan dilapisi epitel) bisa besar, merupakan elemen
utama.
B. Gambaran mikroskopis, tampak kulit, kelenjar sebaseus, sel- sel lemak dan
jaringan saraf.
V. LYMPHOID
Kadang tumor terjadi khusus pada usia < 5tahun, dan gambaran
histologi menyerupai bentuk embrionik dari organ di mana tumor
tersebut muncul.
Retinoblastoma – pada mata, terdapat predisposisi keturunan
Nefroblastoma/ tumor Wilms – pada ginjal
Neuroblastoma – pada medula adrenal atau ganglia saraf
Hepatoblastoma – pada liver
62
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
VII. Tumor Jar Penunjang
(- Conective Tissue )
Stroma fibroma bedakan dengan “Struma”?
Limfangioma bedakan dengan Limfoma?
Haemangioma bedakan dengan eritropoesis?
VIII. TUMOR SESUAI EPONIM (NAMA SESEORANG)
63
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
FARMAKOLOGI OBAT
ANTINEOPLASMA
Penyebab kanker :
Paparan lingkungan :
Radiasi/zat radioaktif (e.g: hematoma radio soma)
Zat/bahan kimia (zat carcinogen) yang paling berhubungan
adalah perokok. Terkena oleh zat karsinogenik akan
menyebabkan terjadinya perkembangbiakan kanker di dalam
tubuh.
Mikroorganisme
Virus (Hepatitis B dan C) Carsinoma hepar
HIV Hodgkin & Non-hodgkin lymphoma
Human Papilloma Virus Carcinoma Serviks, Carcinoma
kepala leher, dll (paling banyak dialami oleh wanita)
Sel kanker sama sel normal itu sebenarnya sama. Yang membedakan
mereka berdua adalah kecepatan berkembangnya. Sel kanker lebih
cepat berkembang.
Ploriferasi sel (benign dan malignant)
Fase terdiri dari:
1. Sintesis DNA (S)
2. Fase mitosis (M)
3. Yang mendahului sintesis DNA (G1)
4. Interval setelah penghentian sintesis DNA (G2): fase sintesis
akhir
5. Kemungkinan pindah ke status diam (fase G0) dan gagal
bergerak maju untuk jangka waktu yang panjang
Proses multipikasi sel kanker 4 fase
1. G1 – prasintesis, durasi multiplikasi sangat bervariasi
2. S – fase melakukan sintesis DNA, tergantung dengan enzim-
enzim yang tersedia (DNA & RNA polymerase), topo-
64
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
isomerase, thymimidine kinase, dihydrofolate reductase. Durasi
multiplikasi: 12 – 18 jam
3. G2 – fase pasca sintetik, durasi: 8 jam
4. M – fase pembelahan, durasi cepat: 1 – 2 jam.%
Neoadjuvant
Pasien dengan Ca yang masih terlokalisir dan masih
memungkinkan terapi lain (pembedahan/radioterapi=hanya
sebagai pembersih)
65
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Adjuvant
Kemoterapi untuk Ca yang belum metastase, bersamaan dengan
pembedahan dan atau radioterapi
Keberhasilan terapi
Disease-free survival (DFS): melihat ada bakteri tersisa atau
tidak di dalam tubuh
Overall survival (OS): melihat secara keseluruhan baik sel
ataupun lainnya sejauh mana berhasilnya dilakukannya
terapi tersebut.
4. Endocrine Therapy
5. Immunotherapy
6. Biological Therapy
Note:
1. Semakin banyak jumlah sel di dalam tubuh, maka akan semakin sulit
untuk dilakukannya pengobatan.
2. Sel dengan jumlah 109: masih bisa dilakukan pengobatan tetapi jika
lebih dari itu akan semakin sulit
Agen Antikanker
66
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Cell Cycle-Nonspecific (CCNS) Agents :
Alkylating agents
Anthracyclines
Antitumor antibiotic
Camptothecins
Platinum analogs: sekarang banyak digunakan untuk
dilakukannya terapi kanker
67
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
FEC: 5-Fluorouracil, Epirubicine, Cyclophosphamide
FOLFIRI: 5-Fluorouracil, Leucovorin, Irinotecan
FOLFOX: 5-Fluorouracil, Leuocovorin, Oxaliplatin
1. Alkylating Agents
(Nitrogen Mustards) Mechlorethamine, Cyclophos-
Phamide, Ifosfamide, Chlorambucil, Melphalan,
Bendamustine
(Ethylenimines) Thio-Tepa, Altrtamine
(Alkyl Sulfonate) Busulfan
(Nitrosourea) Carmustine, Streptozocin
(Triazine) Dacabarzine, Temozolomide
(Methylhydrazine) Procarbazine
2. Antimetabolities
(Folate Antagonist) Methotrexate, Pemetrexed
(Purine Analogues) 6-Mercaptopurine, Pentostatin,
Thioguanine, Fludarabin, Cladribin
(Pyrimidine Analogues) 5-Fluorouracil, Floxuridine,
Capecitabine, Cytarabine, Gemcitabine
3. Natural and Semi-Synthetic Products
(Antibiotics) Actinomycin-D (Dactinomycin),
Daunorubicin, Doxorubicin, Bleomycin, Mitomycin-C,
Mithramycin
(Epipodophyllotoxins) Etoposide, Teniposide
(Camptothecines) Topotecan, Irinotecan
(Taxanes) Paclitaxel, Docetaxel
(Vinca Alkaloids) Vincristine, Vinblastine
(Vinorelbin)
(Echinocandine)
(Anthracenediones)
(Enzimes) L- Asparaginase
68
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
5. Miscellaneous Agents
Hydroxyurea, Cisplatin, L-Asparaginase, Imatinib,
Bortezomib, Thalidomide, Monoclonal Antibodies.
6. Biological Respons
Interferon Alpha, Interleukin-2, Amifostine, HGF
(Haematopoietic Growth Factors)
Alkylating Agents
Mensupply gugus alkyl
Ke DNA, RNA dan enzim
Ikatan kovalen pada strand DNA (sulfydril, amino, hydroxyl,
carboxyl amine, gugus fosfat)
Dampak:
1. Terikat pada sel-sel dengan multiplikasi cepat (sel-sel kanker
maupun normal)
2. Metabolism sel-sel tersebut tidak normal strand DNA
rusak
3. Sintesis protein terganggu sel mati
Contoh Alkylating Agents
NITROGEN MUSTARD
1. Mechloretamine
Oreparat IV (Intervenous), iritatif Hodgkin’s lymphoma
regimen MOPP.
AE: Surpresi Bone Marrow, Gangguan GIT, Allopaecia,
Amenorrhoe, Spermatogenesis↓
Klinis ditinggalkan (iritatif)
69
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
2. Cyclophosphamide
Merupakan PRODRUG.
(Di hepar) Cyclophosphamide Aldophosphamide
(metabolit aktif)
Phosphoramide mustard aktivitas cytotoxic
Acrolein yang menimbulkan AE: cystitis.
Mempunyai sifat immunosupressif
Preparat: P. oral & parenteral (IV (Intervenous))
KLINIS :
Hodgkin’s Lymphoma
Non-Hodgkin’s Lymphoma (NHL) (bersama:
Doxorubicin, Vincristine/Oncovin, Prednisone
Regimen CHOP)
Burkitt’s Lymphoma (pada anak)
Leukemia dan Myeloma.
Terapi yang memerlukan: immunosupresif.
dose: 2 – 3 mg/kg/hari per oral.
3. Ifosfamide
Analog dengan cyclophosphamide
Sifat mirip, tetapi aksi lebih lama
AE <myelosupressive, <emetegenic
preventif: MESNA (sodium-2-mercaptoethane
sulfonate): 1-2 gr.
4. Chlorambucil
Efektif pada keganasan lymphoid
Dosis: 4-10 mg / hari.
5. Melphalan
Mirip dengan chlorambucil
Efektif pada tumor ovarium dan myeloma
Dosis sama dengan chlorambucil
70
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
ALKYL SULFONATE
1. Busulfan
Efektif untuk sel myeloid
Drug of Choice untuk kasus chronic myeloid leukemia
AE: pigmentasi kulit, hyperuricemia, gynekomasti, fibrosis
pulmonum
NITROSOUREAS
1. Carmustine
Efektif untuk tumor otak, leukemia meningeal (dapat
menembus Blood Brain Barrier/BBB), lymphoma dan
melanoma maligna.
2. Bendamustine
Kelompok alkylating agents,
menghambat sintesis DNAcytotoxis.
Efektif untuk chronic lymphocytic leukemia,
lymphoma dan multiple myeloma
3. Streptozocin
Merupakan antibiotika
Efektif untuk tumor pada pancreatic islet cell
AE: nephrotoxicity
4. Dacarbazine
Dapat digunakan untuk melanoma maligna,
Hodgkin’s lymphoma, sarcoma jaringan lunak dan
neuroblastoma.
pemberian IV (Intervenous) (nyeri bila diberikan extravasa)
AE: GIT (nausea, vomitus, myelosupresi,
hepatotoxicity dan flu-like syndrome)
5. Temozolomide
Digunakan untuk Glioma dan Melanoma.
Dalam bentuk metabolit aktif dan bekerja sebagai
cytotoxic disemua fase siklus sel.
71
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
AE: fotosensitivitas dan LFT meningkat
mual-muntah, myelosupresi, hepatoxicity,
neurotoxicity, flu-like syndrome, dermatologic toxicity.
6. Procarbazine
Efektif untuk Hodgkin’s lymphoma (regimen MOPP), non-
Hodgkin’s lymphoma dan tumor otak.
Bekerja dengan cara merusak DNA kerusakan
chromosome, DNA, RNA dan sintesis protein terhambat.
Procarbazine memiliki untur carcinogenisitas.
Metabolit ada yang bersifat MAO inhibitor berinteraksi
dengan obat atau makanan.
AE: Supresi Bone Marrow, GIT, Neurologik,
Dermatologik dan Gangguan Perilaku.
Contoh Antimetabolits
FOLATE ANTAGONIST
1. Methotrexate: untuk penderita hematik
2. Pemetrexed
Mirip dengan methotrexate (MTX)
Indikasi: mesothelioma & NSCL cancer
(Non-Small Cell Lung Cancer) dalam MDR
72
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
PURINE ANALOG
PYRIMIDIN ANALOG
Pada DNA: thymine dan cytosine
Pyrimidine analog: mengonversi metolit aktif menyerupai
nucleotide alami sintesis DNA terhambat.
1. 5-fluorouracil (5-FU)
Merupakan pyrimidin analog yang aktif dalam
pembentukan metabolite nucleotide. Metabolite ini yang
menghambat kerja enzim thymidylate synthetase sehingga
sintesis DNA tidak terjadi.
5-FU diberikan secara IV (Intervenous) mempunyai waktu
paruh yang pendek (10-20 menit)
5-FU dimetabolisme oleh enzim:
Dihydropyrimidine dehydrogenase (DPD). Jika terjadi
defisiensi enzim DPD toxisitas akan naik.
Indikasi: Carcinoma gaster, colon, rectum, mammae dan
ovarium
2. Capecitabine
Prodrug p.o dalam sel tumor menjadi metabolite aktif.
AE dan Toksisitas lebih sedikit dibanding 5-FU
Indikasi: Carcinoma mammae dan colorectal.
73
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
AE: n=Nausea, vomitus dan myelosupresi.
74
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Mekanisme kerja :
Membuat ikatan kompleks dengan DNA dan
topoisomerase II ikatan mengakibatkan kerusakan
DNA radikal bebas mengoksidasi jembatan-
jembatan DNA terjadi pada fase “S” siklus sel.
PK:
Pemberian IV (Intervenous) selama 10-15
menit. (jangan diberikan secara ekstravascular
karena dapat menimbulkan kerusakan kulit)
Dimetabolisme di hepar (jika ada kelainan
hepar, harap dosis diatur ulang).
AE: GIT (vomitus, stomatitis), allopaecia, depresi bone
marrow.
Cardiotoxicity: hypotension, tachycardia. Pada kasus
akut (24 jam) dapat terjadi arhythmias, cardiomyopathy.
Yang dapat diikuti dengan pericarditis, myocarditis &
pericardial effusion.
Prevensi: antioxidant
3. Daunorubicin indikasi: leukemia akut
4. Doxorubicin indikasi: leukemia akut, tumor solid, non-
Hodgin’s Lymphoma
5. Epirubicin, Idarubicin, Mitoxanthrone (analog doxorubicin,
dengan kardiotoksisitas lebih ringan)
Indikasi: ?
Epirubicin: Carcinoma mammae dengan
metastase, gastroesophageal cancer.
Mitoxanthrone: Leukemia, Carcinoma prostat dan
Multiple sclerosis.
Valrubicin: intravesical pada Carcinoma kandung
kemih.
Idarubicin (+cytarabin )
AML (mengganti daunorubicin).
75
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
6. Mitomycin C
Berasal dari jamur Streptomyces caespitosus. Saat
masuk dalam tubuh akan berubah menjadi alkylating
agents
Indikasi: Carcinoma gaster, paru, pancreas, dan
squamous cell (anus & cervix), vesica urinaria
7. Bleomycin
Dari jamur Streptomyces verticillus. Setelah masuk
dalam tubuh, akan terikat pada Fe radikal bebas
merusak rantai DNA.
Toksisitas depresi bone marrow lebih ringan banyak
digunakan dalam regimen kombinasi.
Indikasi: Tumor solid (testis, squamous cell carcinoma,
kepala-leher dan oesophagus )
AE: dapat terjadi fibrosis pulmonum (fatal)
dan dermatologik.
8. Mithramycin (plicamycin, mirip tetapi lebih toksik)
Untuk tumor testicular yang menyebardan menurunkan
kadar calcium pada osteoclast.
EPIPODOPHYLLOTOXINS
76
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
77
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
VINCA ALKALOIDS (Vincristine, Vinblastine, Vinoreblin): ditemukan
pada tahun 70-an
HIDROXYUREA
Analog urea bekerja dengan menghambat enzim ribonucleotide
reductase sehingga sintesis DNA dihambat.
Siklus sel pada: fase “S”
Pemberian oral: absorpsi cepat.
Indikasi: Chronic myeloid leukemia (first line)
AE: GIT, myelosupresi dan pigmentasi kulit.
CISPLATIN, CARBOPLATIN, OXALIPATIN
Senyawa mengandung platinum. Di dalam sel, senyawa aktif
akan menghambat sintesis DNA (memiliki efek cytotoxic seperti
alkalyting agents)
CISPLATIN: Carcinoma ovarium, testikuler, bladder dan
head&neck.
AE: ototoxic, nephrotoxic, GIT dan anemia.
CARBOPLATIN: lebih aman dibanding Cisplatin , digunakan
sebagai alternatif Cisplatin
AE: lebih ringan dibanding Cisplatin.
OXALIPLATIN: efektif untuk Carcinoma colorectal, ovarium
dan cervix.
78
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
L-ASPARAGINASE
Sel normal mensintesis as. amino asparginine sel kanker tidak
dapat mensintesis (tergantung sel host nya)
Enzim asparaginase yang merubah asparagine as. aspartat
yang mensupply sel kanker pengganti asparaginine
menghambat sintesis protein sel.
Indikasi: leukemia akut.
AE: alergi, perdarahan, hepatotoxic, pancreatitis,
hyperglyangemia, GIT, depresi SSP.
79
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
THALIDOMIDE
Sekarang digunakan untuk:
MULTIPLE MYELOMA
Menstimulasi sel pembunuh (T-cells), menghambat
angiogenesis sel tumor, menghambat proliferasi-modulasi dan
diferensiasi hemopoetik sel tumor.
AE: sedasi, konstipasi, neuropati periferi, syndrome carpel
tunnel.
Lenalidomide: lebih poten tetapi lebih aman. Masih dalam
penelitian.
Monoclonal Antibodies: obat yang sedang dikembangkan kembali
80
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
- sintesis corticosteroid terhambat
- Indikasi: cancer payudara lanjut yang mempunyai reseptor
estrogen.
Octreotide analog somatostatin
- Mengurangi sekresi: growth hormon, insulin, glucagon dan
hormon peptide efektif untuk carcinoma sel Langerhan’s
pankreas.
Tamoxifen antiestrogens
- Untuk Carcinoma mammae dengan reseptor esterogen
GnRH: leuprolide, goserelin, buserelin
- Efektif: Carcinoma prostate dan payudara, dapat
dikombinasi degan tamoxifen
RADIOISOTOP
Radiophosphorus P³² for plycythemia versi A
Radioiodine I¹³¹ for thyroid cancer
Strontium chloride: sinar Beta untuk mencegah metastase tulang
CHEMOTHERAPY CANCER (pendekatan baru)
Immunotoxin: Demileukin diftitox
Rekombinasi genetik interleukin-2. Untuk keganasan limfosit
(lymphomas)
Konjugasi antibody: gemtuzumab
81
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Monoclonal antibody konjugasi dengan antibiotik (ozagamicin)
terikat pada CD33 sel tumor DNA rusak sel mati.
Indikasi: AML relapse.
Note :
1. Haematopoeitic Growth Hormone: untuk memicu pertumbuhan pada
bone marrow (menanggulangi dampak kemoterapi yang terjadi bone
marrow)
82
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
EFEK SAMPING
1. Surpresi sumsum tulang
meliputi leukopenia, anemia, thrombositopenia, aplastik anemia
2. Infeksi dan perdarahan
3. Sel pada organ yang mengalami ploriferasi
GIT: stomatitis, esophagititis, glositis, proctitis, diare,
ulkus peptikum
Rambut: alopesia
83
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Gonad: spermatogenesis, amenore
4. Efek samping yang segera muncul: mual, muntah (kira-kira 4-6
jam setelah obat masuk)
5. Hiperurecaemia
6. Teratogenic carcinogenisitas
7. Mukosa mengalami kerusakan
RESISTENSI TERHADAP KEMOTERAPI
Primer: bila sejak pertama kali pemberian kemoterapi tidak ada
respon
Sekunder: dijumpai dalam masa kemoterapi, mekanisme:
1. Jumlah obat yang masuk ke sel kanker menurun
2. Akumulasi sitotoksik dalam sel kanker turun
3. Transport protein (P-Glycoprotein) mengeluarkan
kemoterapi dari sel kanker
4. Konversi kemoterapi metabolit aktif berkurang
5. Meningkatnya inaktivasi kemoterapi
6. Meningkatnya produksi pada enzim target (DHFA
metabolit)
7. Berubahnya protein target (mutasi genetic)
PRINSIP TERAPI KANKER
Kemoterapi palliative dan surpressive
Penggunaan terapi kombinasi efek sinergis, mengurangi efek
samping dan mengurangi terjadinya resistensi sel kanker
Ragioterapi dan pembedahan tindakan upaya “total cell kill”
Pada terapi kanker disertai:
Nutrisi yang baik, lindungi diri dari infeksi, kurangi rasa nyeri-
kecemasan
84
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Tambahan:
85
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
1. Mekanik 6. Radiasi
2. Infeksi 7. Gizi
3. Obat 8. Lainnya
4. Umur
5. Hormonal/metabolisme
MEKANIK
1. Trauma perinatal: janin dalam kandungan 20 minggu sampai bayi usia 28
hari paska persalinan. Perinatal disini berarti disekitar proses kelahiran
(sebelum, saat, sesudah kelahiran). Rentang waktunya mulai dari 20
minggu kehamilan sampai 24 hari setelah kelahiran.
86
CATATAN ANGKATAN 2017
5. Defek neuromuskuler dan retardasi mental (terjadi di SSP) seperti pada
Cerebral Palsy.
9. Talipes pada kaki seperti: talipes varus, talipes valgus, talipes equinus dan
talipes equinovarus (clubfoot).
CLUBFOOT
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
INFEKSI
*kelainan kongenital karena infeksi ini disebabkan oleh adanya virus dan
parasit.
1. Infeksi selama atau jauh hari sebelum kehamilan & penyakitnya masih
aktif.
4. Bayi yang dilahirkan oleh ibu terinfeksi Rubella pada trimester pertama,
dapat menderita kelainan kongenital katarak, tuli, dan kelainan jantung
bawaan (e.g.: Patent Ductus Arteriosus)
RUBELLA
88
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
JAMU
1. Jamu “peluntur” yangg berpotensi menimbulkan cacat bawaan jika gagal
menggugurkan.
3. Jamu yang diminum wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik,
diduga erat hubungannya dengan kelainan kongenital, walaupun belum
banyak diteliti.
OBAT
1. Teratogenik
2. Thalidomide (golongan obat penidur), alkohol, methothrexate (obat untuk
penyakit keganasan), obat anti muntah, anti kejang, hormon bahkan
golongan vitamin A (asam retinoik).
3. Beberapa jenis obat yang diminum wanita hamil pada trimester pertama
kehamilan berhubungan dengan kelainan kongenital bayi.
4. Thalidomide, mengakibatkan amelia (anggota badan tidak tumbuh),
fokomelia (tangan dan kaki menempel langsung pada badan) dan
meromelia (pemendekan ukuran anggota badan).
89
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
MEROMELIA FOKOMELIA
UMUR
1. Sel telur sudah kelewat ranum pada ibu atau mutu sperma dari bapak yang
sudah lebih uzur.
2. Down Syndrome, bersifat genetik, berisiko dilahirkan oleh ibu yang hamil
pada usia >35 th. Semakin lanjut umur seorang ibu semakin besar
kemungkinan membuahkan anak yang berkelainan bawaan.
90
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
HORMONAL
1. Kelebihan hormon gondok (thyroid hyperactivity) berisiko melahirkan
bayi dengan cacat jantung, otak dan ginjal, selain sumbing dan kelebihan
jemari tangan atau kaki.
2. Kekurangan hormon gondok maupun kelenjar gondoknya kurang aktif,
selain kedunguan, bisa terjadi kelainan jantung.
METABOLISME (sering di ras kaukasoid)
Dari lebih 170 kelainan bawaan, hampir semua disebabkan oleh gangguan
metabolisme asam amino tertentu, sehingga terjadi kelainan bentuk
kepala, tungkai, kelebihan ibu jari, jenis kelamin (kelamin rangkap
Hermafrodit), Spina bifida, atau penonjolan otak ke dahi, disertai dengann
gangguan mental.
HERMAFRODIT
91
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
RADIASI
• Pada peristiwa ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, banyak ibu
melahirkan anak cacat dalam periode paska peledakan tersebut.
GIZI
1. Ibu yang mengalami kegemukan (obesitas), kencing manis (DM) dan
darah tinggi pada kebanyakan orang gemuk berpeluang untuk melahirkan
bayi prematur atau cacat bawaan.
LAIN-LAIN
1. Polusi ozon dan gas CO di udara yang dihirup oleh ibu hamil berisiko
menimbulkan cacat jantung pada dua bulan pertama kehamilan.
92
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
93
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
TERATOGENIK
• Teratogen adalah setiap faktor atau bahan yang dapat
menyebabkan atau meningkatkan resiko terjadinya suatu kelainan
bawaan.
• Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen.
DETEKSI & PENCEGAHAN
1. Deteksi :
▪ Pengenalan teratogen.
▪ ANC (USG dan amniosintesis). : dilakukan minimal 4 kali jika di
Indonesia (1 trimester I, 1 trimester II dan 2 kali pada trimester
III).
2. Pencegahan :
▪ Koreksi teratogen.
▪ Penghindaran pernikahan genetik.
PENCEGAHAN UMUM
• Kontrol kehamilan (ANC) rutin, kenali dan atasi infeksi, gizi dan
penyakit.
• Konsultasikan setiap obat yang akan diminum.
• Berhenti merokok.
• Tidak mengkonsumsi alkohol.
• Tidak menjalani pemeriksaan foto rontgen, kecuali jika sangat
mendesak. Radiasi termasuk bahan teratogen
INFEKSI
• Pada ibu hamil, infeksi juga dapat merupakan teratogen.
• Sindroma rubella kongenital : gangguan penglihatan atau
pendengaran, kelainan jantung, dan cerebral palsy.
• Toksoplasmosis : infeksi mata fatal, gangguan pendengaran,
pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan mental dan cerebral
palsy.
94
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
RUBELLA KONGENITAL
95
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
GIZI
1. Menjaga kesehatan janin dengan mengkonsumsi gizi yang baik.
Jika gizi ibu buruk akan menyebabkan bayi terlalu kecil saat lahir.
Bisa kekurangan makro atau mikro nuttrien.
2. Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina
bifida atau defek tabung saraf lain. Makanya saat ANC tidak
96
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
hanya memeriksa fisiknya tapi juga gizi ibu, biasanya ibu hamil
yang ANC akan mendapatkan tambahan tablet Fe dan asam folat.
3. Setiap wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat
minimal sebanyak 400 mikrogram/hari
GIZI BALANCED:
1. Telur
2. Sayuran
3. Daging
4. Ikan
5. Kacang
6. Buah
7. Produk susu
SPINA BIFFIDA
97
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
ANENSEFALUS
GENETIK
1. Faktor genetik memegang peran penting dalam beberapa kelainan
bawaan, yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah
satu atau kedua orang tua.
2. Gen adalah pembawa sifat individu yang terdapat di dalam
kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika 1 gen hilang
atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan
98
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
PEWARISAN GENETIK
Autosom dominan → hanya terdapat 1 gen yang cacat dari salah
satu orang tua (akondroplasia & sindroma Marfan).
AKONDROPLASIA
PEWARISAN GENETIK
• Autosom resesif
diperlukan 2 gen yang masing-masing berasal dari kedua orang
tua (penyakit Tay-Sachs & kistik fibrosis).
KISTIK FIBROSIS
● X-linked
pada anak laki-laki dari gen yang berasal dari ibu, karena gen
kromosom X (hemofilia dan buta warna).
99
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
RIWAYAT KELUARGA
❖ Hemofilia terkait kromosom X manifestasi klinis pada pria,
perdarahan dipicu trauma, sedangkan wanita karier, manifestasi
klinis asimtomatik.
HEMOFILIA
TAMBAHAN :
✓ Adanya hubungan dengan Hukum Mendel, contoh kasus seperti
pada Thalasemia
100
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
101
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
CANCER IMMUNOLOGY
Imunitas Tumor
Sel normal punya kromosom pada DNA, kalo ada perubahan misal ada delesi,
insersi, re-arrangement maka akan mengubah normal cell jadi abnormal
trasformasi jadi neoplasia
Sel tumor sendiri menghasilkan peptide, dan beberapa sifat yang mendukung
untuk hidup di lingkungan yang bukan asal tumor tersebut.
Dari prostat kok bisa ke paru? Karena dia punya sifat bisa hidup tidak pada
lingkungan normal, bisa membentuk vasa sendiri, bentuk mediator kimia tidak
mati
Sel peptida bisa diekspresikan di permukaan sel (non-self antigen). Sel asing
host memberi perlawanan called Induce Tumor Surveillance.
102
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
• Erlich : dikenalinya sel tumor autolog oleh sel sistem imun mungkin
merupakan “mekanisme positif / pertahanan” yang mampu
mengeliminasi sel yang mengalami transformasi.
Pertanyaan
Antigen Tumor
2 kategori umum
103
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Berasal dari peptida yang secara unik hadir dalam sel-sel tumor
dan disajikan pada permukaan membran sel oleh molekul MHC
kelas I membangkitkan respon sel sitotoksik
104
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
105
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
D. Overexpressed Antigen
E. Viral Antigen
106
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
TAA
Kalau sudah berubah jadi tumor, yang tadinya tidak expressed, akan muncul lagi.
Antigen Oncofetal/Embrio
Biasanya dinyatakan dalam jaringan embrionik
Bila sudah dewasa akan muncul lagi
AFP: Protein Alpha Feto (pada hepar)
CEA: Antigen Carcinoembryonic (pada colon)
Digunakan sebagai penanda tumor
Tumor marker = substansi yg pada sel” tumor akan
menyebabkan kenaikan / ekspresi dari peptida tertentu yang
juga akan disalurkan ke pembuluh kanker menaikkan kadar
substansi itu
Protein normal <400. Cancer hati: 2000-4000.
Salah satu penunjang diagnosa
Differentiation antigen
Khas terhadap kondisi diferensiasi dimana sel-sel kanker
ditangkap
CD10 (CALLA antigen - diekspresikan oleh sel B awal,
limfoma sel B dan leukemia)
PSA (Prostate Specific Antigen)
β-hCG molla, chorio apalagi ada perdarahan pada trimester
pertama
Disajikan dalam sel neoplastic, Bcell normal, dan sel epitel
prostat jinak/ganas
Digunakan sebagai penanda tumor. Tumor marker ingat pada
abnormal organ” tsb juga tinggi. Radang infark, keadaan tdk
normal. So dia hanya menunjang diagnose saja.
GOLD DIAGNOSE tetap pakai PK penunjang, PA
pembuktian
107
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Limfosit T
sitotoksik
Peran protektif melawan
tumor terkait virus
EBV,HPV (memiliki
MHC kelas 1). Ada sel
tumor ekspresi pada
permukaan o/ CTL mll
MHC 1 CTL akan
mengikat sehingga akan
memusnahkan sel tumor.
NK (Natural
Killer) Cell
Limfosit yang mampu
menghancurkan sel
tumor tanpa sensitisasi
sebelumnya (setelah aktivasi dengan IL-2), termasuk banyak yang
muncul nonimmunogenic untuk sel T. NK ini tidak butuh bantuan.
Sitoplasma punya lisozom dengan membakar / melisiskan sel tumor
108
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Makrofag
Makrofag aktif menunjukkan sitotoksisitas terhadap sel-sel tumor
in vitro. Makrofag harus diaktivasi IFN gamma, kemudian akan punya
substansi seperti TNF alfa (sebagai pengikat peptide yang ada di
permukaan).
Antibodi
monoclonal Abo terhadap CD20, suatu permukaan sel B Ag, secara luas
digunakan untuk pengobatan limfoma
#dari noters cantik dan mempesona hehe sebelumnya kuy follow ig kita sis
@astrita_marjadi dan @yedidastephanie hehehe.
109
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Immunosurveillance
110
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Destruction of
surround tissue
111
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Circulation disturbances
112
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Secondary infection
Nerve pressure
EFEK LOKAL
113
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Infeksi sekunder
Tekanan saraf : menekan aliran darah dan ujung-ujung saraf
EFEK SISTEMIK
Cachexia
Anemia
114
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME
PENYAKIT 1
Peningkatan BSR (tingkat sedimentasi darah)
(Basal Metabolisme Tubuh) meskipun input
makan tetap
Ketahanan tubuh menurun
Peningkatan kecenderungan perkembangan
thrombus. Kemampuan sel tumor -> agregrasi
trombos.
Cachexia:
Kelainan endokrin
Sindrom paraneoplastik
CACHEXIA
Cachexia adalah sindrom klinis yang sulit didefinisikan
1) Pasien dengan cachexia tingkat lanjut dicirikan oleh
anoreksia, cepat kenyang, berat badan yang berat,
lemah, anemia, dan edema.
2) Dalam bentuk-bentuk awal cachexia, fitur-fitur ini
terjadi pada tingkat variabel dan dapat berubah
keparahan selama perjalanan penyakit pasien.
3) Penurunan berat badan saja tidak mengidentifikasi
efek penuh dari cachexia pada fungsi fisik dan bukan
merupakan variabel prognostik
115
CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
ADENOMA ACIDOFILIK
tumor kelenjar pituitari yang ditandai oleh sel-sel yang dapat diwarnai merah
dengan pewarna asam. Gigantisme dan akromegali dapat terjadi akibat
hipersekresi hormon pertumbuhan yang disebabkan oleh adenoma acidophilic.
Tumor ini disebut juga dengan adenoma eosinofilik.
116
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
B. Abnormalitas adrenokortikal:
1. sindrom adrenogenital (wajah menua), sindrom Conn terjadi
hiperaldosteronism akan terjadi hipokalemi, alkalosis, kelemahan otot,
polidipsi (sering lapar), sindrom Cushing (tumor adreno-kortikal) pada
suprarenalis.
C. Abnormalitas ovarium:
1. Tumor sel Granulosa-theca --> hyperestrinism. Contoh : Menarki lebih
awal, pertumbuhan payudara dan panggul lebih awal
2. Tumor sel Sertoli-Leydig --> produksi androgen berlebih. Contoh : dada
lebih lebar, tumbuh jambang bahkan jakun
D. Kelainan jaringan trofoblastik:
mole & choriocarcinoma -->
kelebihan hCG, mudah sekali
metastasis
ENDOCRINOPATHIES
Sindrom Cushing:
* Ca sel kecil paru-paru, ca
pankreas, tumor neural ACTH atau
117
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Bradikardi, urtikaria
Polycythemia:
Renal Ca, hemangioma cerebellar, LCC>
erythropoietin
Sindrom saraf dan otot
118
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Gangguan dermatologis
kista uterus adalah kulit yang coklat sampai hitam, tidak terdefinisi dengan baik,
hiperpigmentasi beludru. Biasanya ditemukan di lipatan tubuh, seperti lipatan
posterior dan lateral leher, ketiak, selangkangan, pusar, dahi, dan area lainnya.
119
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
120
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Moon face, mudah pendarahan, lebam, perut besar, jambang, kumis secara
imunologik.
1. Prolaktinoma adalah tumor jinak (adenoma) dari kelenjar pituitari yang
menghasilkan hormon yang disebut prolaktin. Itu adalah Amenorea terbanyak
121
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
SINDROM PARANEOPLASTIC
A. Kompleks simtom pada pasien dengan kanker yang tidak mudah dijelaskan,
baik oleh penyebaran tumor secara lokal atau jauh atau oleh elaborasi hormon
yang berasal dari jaringan tempat tumor tersebut muncul.
B. Incidence: 10% pasien dengan keganasan lanjut
SINDROMPARANEOPLASTIC
Penting untuk mengenali beberapa masalah:
1. Manifestasi awal dari neoplasma okultisme/belum terlihat
2. Pada pasien: dapat mewakili masalah yang signifikan dan bahkan mungkin
mematikan
3. Mereka mungkin meniru penyakit metastasis dan karena itu mengacaukan
pengobatan
122
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Grading kanker didasarkan pada derajat diferensiasi sel tumor dan jumlah
mitosis (berkorelasi dengan agresivitas tumor). Grading berkaitan dengan
Histologi.
123
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
SISTEM TNM
1. Tumor Primer (T) TX: Tumor primer tidak dapat dievaluasi T0: Tidak ada
bukti tumor primer Tis: Karsinoma in situ (CIS; sel-sel abnormal hadir tetapi
belum menyebar ke jaringan tetangga; meskipun bukan kanker, CIS dapat
menjadi kanker dan kadang-kadang disebut kanker preinvasive) T1, T2, T3, T4:
Ukuran dan / atau tingkat tumor primer
2. Regional Lymph Nodes (N) NX: Nodus limfatik regional tidak dapat
dievaluasi N0: Tidak ada kelenjar getah bening regional yang terlibat N1, N2,
N3: Derajat keterlibatan kelenjar getah bening regional (jumlah dan lokasi
kelenjar getah bening)
3. Metastasis Jauh (M) MX: Metastasis Jauh tidak dapat dievaluasi M0: Tidak
ada metastasis jauh M1: Metastasis jauh ada
124
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
TNM =
T(Tumor)N(Nodule)M(Metastasis)
125
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Astler-Coller
126
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
Karsinoma in situ
Tejadi proliferasi banyak, sel-sel yang baik hanya 1 lapis, uniform, pure
adenoma. Namun pada tiroid bila sudah ke pembuluh darah atau kapsul maka
sudah adenokarsinoma.
127
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
128
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017
BLOK 2.08 WEEK 3 | PATOMEKANISME PENYAKIT 1
MARKER TUMOR
Hormon
-HCG (Human Chorionic Tumor trofoblastik dan testis non-
Gonadotropin) seminoma
-Kalsitonin Ca medular tiroid
-Katekolamin dan Metabolit Feokromositoma dan tumor yang
- Hormon Ektopik berhubungan
Antigen onkofetal Paraneoplastic syndrome
-Alfa-fetoprotein
- CEA HCC, tumor testis sel benih non
Isoenzim seminomatosa
-Prostatic Acid Phosphatase Ca kolon, pankreas paru gaster,
- Neuron Specific Enolase (NSE) mamae
Protein spesifik
-Imunoglobin CaProstat
- PSA Ca sel kecil paru, neuroblastoma
Musin & Glikoprotein lain
-CA-125 Mieloma multipel dan gamopati lain
-CA-19-9 Ca Prostat
-CA-15-3
Caovarium
CaKolon,pankreas
Ca mama
Normal alfa fetoprotein 400 kebawah.
Screener’s Word:
“There is no substitute for hard work. Never give up. Never stop
believing. Never stop fighting.”
-Self believe and hard work will always earn you success-
129
CABUL : CATATAN ANGKATAN 2017