Anda di halaman 1dari 11

KONSEP KECERDASAN DI DALAM PANDANGAN AL-

QUR’AN

Oleh : Lucky Ramadhan


UIN Sjech M. Djamil Djambek
Email: luckyramadhan2312@gmail.com

ABSTRAK

Kecerdasan adalah nilai lebih dari setiap manusia dalam mengembangkan pola pikirnya
sehingga mampu berkembang dan berpikir dengan jernih untuk menimbang, memutuskan serta
menghadapi sesuatu dengan berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dengan solusi
cemerlang. Seseorang yang cerdas, pembicaraan yang ia sampaikan akan terstruktur dan
memiliki nilai. Saat dia berbicara, maka yang keluar adalah ide, gagasan, solusi, hikmah, ilmu
dan dzikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat.

Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah kepada manusia dan
menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Karena dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berpikir dan belajar
secara terus menerus. Macam atau jenis kecerdasan antara lain: kecerdasam intelektual,
kecerdasan emosional, kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual. Ayat-ayat yang menjelaskan
keberadaan akal manusia dapat dilihat pada surat al- qur'an Al-Baqarah ayat 33 dan 34, surat
At Tiin ayat 4 dan 5 dan surat Al Mukminun ayat 78.

Kata Kunci : Kecerdasan, Al-qur’an

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia menjadi manusia.


Melalui pendidikan, potensi manusia akan tumbuh berkembang menjadi insan yang tertata pola
pikirnya, termanifestasikan sikap dan tingkah laku baiknya. Dengan kata lain, pendidikan
mengarahkan manusia dari sebelumnya tidak mengetahui banyak hal menjadi tahu banyak,

1
sebelumnya berperilaku kurang baik menjadi berperilaku baik. Pendidikan menfasilitasi manusia
menjadi dewasa, bertanggungjawab, jujur, beradab dan berkarakter.1

Prof. Hasballah menilai bahwa tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah membentuk
orang (manusia) yang berkepribadian muslim berkualitas insan kamil. Adapun substansi yang
ingin dicapai dalam pendidikan Islam adalah mewujudkan pribadi-pribadi muslim yang memiliki
mentalitas (aqidah) yang kokoh dan sempurna, amaliah (fiqh) yang baik dan banyak, serta
moralitas (akhlak) yang mulia.

Kecerdasan merupakan salah satu anugrah besar dari Allah SWT kepada manusia dan
menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makluk lainya.
Dengan kecerdasan, manusia dapat terus menerus memperhahankan dan meningkatkan kualitas
hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses bergikir dan belajar secara terus menerus.2

Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia membawa berbagai macam potensi, termasuk
potensi kecerdasan. Secara umum, kecerdasan terbagi menjadi tiga macam, yaitu kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Tetapi dari masa ke
masa, bahkan sampai sekarang masih banyak yang menjadikan kecerdasan intelektual menjadi
satu-satunya tolak ukur dari tingkat kecerdasan anak. Padahal kecerdasan anak tidak hanya
dilihat dari sisi intelektual saja, tetapi masih ada sisi emosional dan spiritual.

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat
3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang.

Namun pada realitanya, masih banyak dari bangsa Indonesia yang memiliki pendidikan
dan intelektual yang tinggi, tetapi belum mampu menggunakan akal dan hatinya dengan baik dan
mudah tergoyah oleh kesementaraan duniawi sehingga berbagai pelanggaran hukum masih
sering ditemukan seperti para korupsi, pelecehan seksual, pembunuhan, teroris dan lain
sebagainya. Hal ini menjadi sangat penting, karena seberapa tinggi pendidikan dan intelektual

1
Universitas Islam and Negeri Sunan, ‘EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, "Pendidikan
Kecerdasan Intelektual Dalam Tinjauan Al- Qur ‟ an", 4.3 (2022), 4251–57.
2
Maksum Imam, “Konsep Kecerdasan Menurut Al-Qur‟an” ; Al-Fikar, Vol. 14, No. 2 hal. 2

2
seseorang jika tidak seimbang dengan iman dan keshalehan maka akan menuntun seseorang
pada sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits.3

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan dalam Al-Qur’an

Kecerdasan (dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan bahasa arab disebut al-
dzaka‟) menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan dan kesempurnaan sesuatu. Dalam
arti, kemampuan (al- qudrab) dalam memahami sesuatu secra cepat dan sempurna. Begitu cepat
penangkapanya itu sehingga ibnu sina, seorang psikolog falsafi menyebut kecerdasan sebagai
kekuatan intuitif (al-bads).

Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan akal budi manusia (seperti


kepandaian, ketajaman pikiran). Kata kecerdasan ini diambil dari akar kata cerdas. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang
manusia untuk berfikir, mengerti, dan sebagainya, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan
tubuhnya (sehat, kuat) biarpun kecil badannya akan tetapi tidak kurang cerdasnya. Atau dengan
contoh lain: perpustakaan didirikan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat.4

Kecerdasan adalah nilai lebih dari setiap manusia dalam mengembangkan pola pikirnya
sehingga mampu berkembang dan berpikir dengan jernih untuk menimbang, memutuskan serta
menghadapi sesuatu dengan berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dengan solusi
cemerlang. Seseorang yang cerdas, pembicaraan yang ia sampaikan akan terstruktur dan
memliki nilai. Saat dia berbicara, maka yang keluar adalah ide, gagasan, solusi, hikmah, ilmu
dan dzikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. 5

Menurut ahli Psikologi, kecerdasan meliputi kemampuan memecahkan masalah


(problem solving), kemampuan menetapkan tujuan dan meraihnya (goal directed), serta
kemampuan beradaptasi dan menempatkan diri dalam lingkungannya (adaptation). Dengan
demikian seorang anak akan disebut cerdas jika mampu berpikir dan memahami hal-hal bersifat

3
Universitas Islam and Negeri Sunan, ‘EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, "Pendidikan
Kecerdasan Intelektual Dalam Tinjauan Al- Qur ‟ an", ……. Hal. 2
4
Maksum Imam, “Konsep Kecerdasan Menurut Al-Qur‟an”……. hal. 3
5
Risydah Fadilah, „Pendidikan Islam Dan Kecerdasan Majemuk ( Multiple Intelligence )’, 9.2 (2019),hal.
61.

3
konsep, memecahkan problematika hidupnya, memiliki kemampuan mempelajari hal-hal baru
dan juga menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.6

Ada kata lain yang dipakai untuk menunjukkan kecerdasan ini seperti rasyid, kata ini
lebih mengarah kepada kecerdasan keagamaan dan ada pula yang dikenal al rasikh yang muatan
maknanya lebih dekat kepada pemahaman keagamaan. Disamping itu ada kata akal, alat fikir
yang terletak di otak manusia. Akal adalah daya fikir atau proses pikiran yang lebih
tinggi yang berkenaan dengan pengetahuan, daya akal budi, kecerdasan berfikir, atau boleh
juga berarti terpelajar.7

Kata lain yang menunjukkan akal dalam Al-Qur an ada bermacam-macam ungkapan,
seperti :

a. Ya‟qiluun artinya mereka yang berakal


b. Yatafakkaruun artinya mereka yang berfikir
c. Yatadabbaruun artinya mereka yang mempelajari
d. Yarauna artinya mereka yang memberi perhatian
e. Yanzhuruun artinya mereka yang memperhatikan
f. Yabhatsuun artinya mereka yang membahas
g. Yazkuruun,artinya mereka yang mengingat
h. Ya‟lamuna,artinya mereka yang mengetahuinya i. Yudrikuna
artinya mereka yang mengerti
j. Yaqrauuna artinya mereka yang membaca

B. Macam-macam Kecerdasan
Pada mulanya, kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal dalam
menangkap gejala sesuatu, sehingga kecerdasan hanya hanya bersentuhan dengan aspek-aspek
kognitif (al-majal al- ma‟rifi). Namun pada perkembangan berikutnya disadari bahwa kehidupan
manusia bukan semata-mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat struktur kalbu yang
perlu mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek-aspek Afektif (al-majal al-infi‟ali),

6
Universitas Islam and Negeri Sunan, ‘EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, "Pendidikan
Kecerdasan Intelektual Dalam Tinjauan Al- Qur ‟ an", ……. Hal. 4
7
Maksum Imam, “Konsep Kecerdasan Menurut Al-Qur‟an”……. hal. 4

4
seperti kehidupan emosional, moral, spiritual, dan agama. Karna itu, jenis-jenis kecerdasan pada
diri seseorang sangat beragam seiring dengan kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya.8

1. Kecerdasan Intelektual
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan
intelektual (IQ) adalah kemampuan individu yang mampu melihat adanya kesanggupan
berpikir secara mekanis serta sistematis, mampu memahami, mengingat bahasa dan lain
sebagainya dalam mengatasi hal baru dan berbagai problematika dan kondisi yang baru
di dalam kehidupan.
Manusia sebagai makhluk pilihan Allah SWT, yang didalam dirinya terdiri dari
ruh dan jasmani untuk belajar, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai bentuk aktualisasi khalifah fi-l ardh dengan mengabdikan diri kepada Allah
SWT. Sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 78:

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati
nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78).

Dalam surah an-Nahl diatas, maka terdapat ragam alat rasio psikis itu antara lain:
(a) Indra penglihatan (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi
visual, (b) Indra pendengaran (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima
informasi verbal dan (c) Akal, yakni potensi kejiwaan manusia yang berupa sistem psikis
yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item-
item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif).9

8
Universitas Islam and Negeri Sunan, ‘EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, "Pendidikan
Kecerdasan Intelektual Dalam Tinjauan Al- Qur ‟ an", ……. Hal. 6
9
Universitas Islam and Negeri Sunan, ‘EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, "Pendidikan
Kecerdasan Intelektual Dalam Tinjauan Al- Qur ‟ an", ……. Hal.7

5
Dan ada yang berpendapat bahwasanya melalui akal manusia dapat memiliki
kecerdasan. Kecerdasan akal yang dimaksud adalah potensi untuk mengartikulasi dan
mengembangkan segala sesuatu dari yang tidak diketahui menjadi diketahui, dari yang
keliru bisa menjadi benar, dan dari yang tidak ada menjadi diadakan (dibuat atau
diciptakan), dari sulit menjadi mudah dan sebagainya. Itulah gambaran sederhana
mengenai akal manusia. Dengan kepandaian dan ketajaman pikirannya, manusia mampu
untuk berfikir, mengerti dan memahami, menjelaskan segala aspek baik yang tampak
mampun tersembunyi.

2. Kecerdasan Emosional
Goleman mendefinisikan emosi dengan perasaan dan pikiran-pikiran khasnya,
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi juga merupakan reaksi kompleks yang menggait satu tingkat tinggi kegiatan dan
perubahan-perubahan secara medalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat atau
disertai keadaan afektif. Perasaan merupaka pengalaman disadari yang diaktifkan baik
oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmani. Emosi
kadang- kang dibangkitkan oleh motivasi.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengaktifkan nilai-nilai yang
paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang dipikirkan menjadi sesuatu yang
menyentuh rasa. Menurut Salovey dan Mayer yang dikutip oleh Muhammad Yasin,
mengatakan bahwa Emotional Quotient merupakan himpunan bagian dari kecerdasan
social yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri
maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini
untuk membimbing pikiran dan tindakan.10

Sejalan dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi
sekalian makhluk di alam ini. Maka pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang
digali dari sumber ajaran Al-Quran, untuk Menyadarkan manusia secara individual pada
posisi dan fungsinya di tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehdupannya,
sehingga manusia mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara

10
Maksum Imam, “Konsep Kecerdasan Menurut Al-Qur‟an”……. hal. 7

6
makhluk Allah lainnya, sehingga mampu berfungsi sebagai khalifah di bumi ini,
sebagaimana diuraikan dalam Qs. Shad 38 : 71-72 :

Artinya : (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya


Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan
kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya".

Allah memberikan kepada manusia suatu kedudukan yang lebih tinggi


sebagaimana dalam Qs. Al Isra‟ 17: 70 :

Artinya : Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan
yang sempurna.

Yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat sebagai konsekuensi


kedudukannya QS. Al Isra‟ 17: 15 :

Artinya : Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka


sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka
sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus
seorang rasul.

7
Konsep tersebut senada dengan konsep yang ingin dibangun dalam kecerdasan
emosional untuk membentuk karakter manusia dalam memahami diri sendiri dan orang
lain, sehingga memiliki sikap yang relevan dengan tuntunan yang ada dalam al-
Qur‟an dan Hadis.11

3. Kecerdasan Spritual

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang melibatkan batin individu dan


jiwanya. Kecerdasan ini cendrung timbul dari dalam diri individu yang kembalinya
kepada jiwa individu lagi. Dan kecerdasan spiritual lebih merupakan konsep yang
berhubungan dengan bagaimana seseorang cerdas dalam mengelola dan
mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas kehidupan spiritualnya
yang meliputi pada kehidupan yang lebih bermakna.12

Menurut Ary Ginanjar Agustian, kecerdasan spiritual adalah kemampuan


untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-
langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya, dan
memiliki pola pemikiran tauhidi, serta berprinsip "hanya karena Allah".Seorang
muslim tidak boleh hanyut dalam ibadah ritual belaka, tetapi harus mampu
menjadikannya sebagai motivator dan menerjemahkannya dalam bentuk tindakan,
sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Jumu’ah ayat 10 :

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka


bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu
beruntung.

Orang yang cerdas spiritualnya menghayati makna dan falsafah gerak,


karena hampir seluruh peribadatannya disimbolkan dalam bentuk gerak seperti kita

11
Anisatul Masruroh, „Konsep Kecerdasan Emosional Dalam Perspektif Pendidikan Islam‟, 2014, 67–68.
12
Yazidul Busthomi and others, „Pendidikan Kecerdasan Spiritual Dalam Al-Qur‟an Surat Al-Luqman‟,
SALIMIYA: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam, 1.2 (2020) hal. 162
8
lihat dalam gerakan shalat, thawaf, sa’i dan jumrah. Gerakan memberikan makna
dinamika kehidupanseperti gerakan thawaf yang mengelilingi ka’bah berlawanan
dengan arah jarum jam. Thawaf memberikan juga simbol universal. Setiap pribadi
muslim harus mampu memiliki wawasan yang luas dan menyeluruh, sebagaimana
dilambangkan dengan ka’bah yang segi empat, seakan-akan kita mengelilingi
seluruh mata angin untuk mengambil hikmah dari kehidupan yang warna-warni.
Kecerdasan spiritual condong mendorong untuk selalu mencari inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih dari pada apa yang dicapai saat ini, kecerdasan
spiritual akan mendorong kita untuk berpikir dan memandang hidup dari berbagai sisi.
Bukan hanya berpikir dari satu sisi saja dengan kesiapan seluruh bagian otak dan
kalbu, maka kecerdasan spiritual merupakan pangkal yang melandasi kecerdasan-
kecerdasan lainnya yang mana antara kecerdasan yang satu dengan kecerdasan yang
lainnya saling berhubungan dan saling mengisi. Seorang yang cerdas spiritualnya,
ia akan menunjukkan rasa tanggungjawabnya dengan terus menerus berorientasi pada
kebajikan, sebagaimana Allah berfirman:
Artinya: Apabila mereka senantiasa bertaqwa serta beriman dan mengerjakan
amalan-amalan yang shaleh, kemudian mereka tetap bertanggungjawab dan beriman,
kemudian mereka tetap juga bertanggungjawab dan berbuat kebajikan. Dan Allah
senang terhadap orang yang melakukan kebajikan.
Dari ayat di atas sangat jelas bahwa taqwa, iman dan beramal shaleh yang
merupakan indikasi kecerdasan spiritual. kecerdasan spiritual sangat erat kaitannya
dengan cara dirinya mempertahankan prinsip lalu bertanggungjawab untuk
melaksanakan prinsip-prinsipnya dengan tetap menjaga keseimbangan dan melahirkan
nilai manfaat, memberi makna ibadah terhadap setiapperilaku dan kegiatan, melalui
langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya
dan memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik) serta berprinsip hanya kepada
Allah.13 Kesimpulannya bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah
pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta

13
Yazidul Busthomi and others, „Pendidikan Kecerdasan Spiritual Dalam Al-Qur‟an Surat Al-Luqman‟…..
hal. 165

9
menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati.
Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai
ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.

KESIMPULAN

Kecerdasan adalah nilai lebih dari setiap manusia dalam mengembangkan pola pikirnya
sehingga mampu berkembang dan berpikir dengan jernih untuk menimbang, memutuskan serta
menghadapi sesuatu dengan berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dengan solusi
cemerlang. Seseorang yang cerdas, pembicaraan yang ia sampaikan akan terstruktur dan
memiliki nilai. Saat dia berbicara, maka yang keluar adalah ide, gagasan, solusi, hikmah, ilmu
dan dzikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat.

Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah kepada manusia dan
menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Karena dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berpikir dan belajar
secara terus menerus.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anisatul Masruroh, „Konsep Kecerdasan Emosional Dalam Perspektif Pendidikan Islam‟, 2014,
67–68.
Maksum Imam, “Konsep Kecerdasan Menurut Al-Qur‟an” ; Al-Fikar, Vol. 14, No. 2

Risydah Fadilah, „Pendidikan Islam Dan Kecerdasan Majemuk ( Multiple Intelligence )’, 9.2
(2019)

Universitas Islam and Negeri Sunan, ‘EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN,


"Pendidikan Kecerdasan Intelektual Dalam Tinjauan Al- Qur ‟ an", 4.3 (2022)

Yazidul Busthomi and others, „Pendidikan Kecerdasan Spiritual Dalam Al-Qur‟an Surat Al-
Luqman‟, SALIMIYA: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam, 1.2 (2020) hal. 162

11

Anda mungkin juga menyukai