Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok ke-1

Week 3/ Sesi 4

Selesaikan soal-soal kasus di bawah ini.

Soal Kasus I:

Waralaba F&B Diprediksi Masih Jadi Waralaba yang Paling


Diminati di Tahun Depan
Jumat, 03 Desember 2021

https://industri.kontan.co.id/news/waralaba-fb-diprediksi-masih-jadi-waralaba-yang-paling-diminati-di-
tahun-depan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis waralaba masih sanggup mencatatkan pertumbuhan


tinggi di saat pandemi Covid-19. Pertumbuhan sektor ini bersaing dengan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) yang juga masih tumbuh positif.

Menurut catatan Kementerian Perdagangan, industri waralaba dalam negeri saat ini masih
sanggup mencatatkan pertumbuhan sebesar 3%

Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang Franchise, Lisensi & Networking Marketing Levita
G Supit mengatakan, kondisi bisnis waralaba di Indonesia mulai mengalami pemulihan.
Mengingat tahun lalu kondisi waralaba sempat lesu dihantam pandemi Covid-19.

Marketing Management-R5
Pemulihan sektor waralaba di tahun ini tak lepas dari mulai terkendalinya kasus terkonfirmasi
dan juga masyarakat yang sudah mulai berani mengunjungi pusat perbelanjaan, mall, restoran
dan cafe.

"Kami optimis bahwa tahun depan akan lebih cepat pulih lagi bisnis waralaba ini, tahun 2021 ini
ada sekitar 25% bisnis waralaba ini sudah kembali kalau sudah pulih," kata Levita kepada
Kontan.co.id, Jumat (3/12).

Melihat prospek bisnis waralaba yang kian membaik, Levita menilai, tahun depan sektor food
and beverage (F&B) masih menjadi sektor waralaba yang moncer.

Makanan dan minuman memang menjadi sektor yang favorit di bisnis waralaba bahkan sebelum
pandemi. Hal tersebut lantaran makanan dan minuman termasuk kebutuhan pokok yang tak bisa
dikesampingkan oleh masyarakat.

Melihat F&B yang masih akan cemerlang di tahun depan, Levita juga menilai bahwa waralaba
kopi masih akan memiliki prospek cerah. Sebab, kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat di
Indonesia.

"Istilahnya kan masyarakat boleh enggak belanja macam-macam tapi kan mereka yang namanya
urusan perut tetap nomor satu," imbuhnya.

Levita menjelaskan sektor F&B di bisnis waralaba menduduki porsi 40% lebih dibandingkan
sektor lainnya. Selain F&B prospek waralaba lainnya yang akan cemerlang di tahun depan ialah
ritel dan jasa.

Namun, Levita mengingatkan meski waralaba akan semakin bangkit di tahun depan, digitalisasi
tetap perlu dilakukan oleh pengusaha. Diketahui selama pandemi perilaku masyarakat telah
beralih dari offline menjadi online, termasuk dalam berbelanja. Maka pengoptimalan pasar
digital tetap harus dilakukan meski nantinya pandemi telah dinyatakan selesai.

"Digitalisasi itu memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Jadi online itu akan tetap berjalan
walaupun nanti pandemi istilahnya sudah berkurang atau bahkan hilang, gaya hidup atau
kebiasaan orang untuk berbelanja online tetap ada," ujarnya.

Senada dengan Levita, Konsultan usaha Erwin Halim juga menilai F&B masih menjadi sektor
waralaba yang banyak dicari tahun depan. Selain itu jasa terutama di bidang pendidikan juga
masih akan bertahan menjadi bisnis waralaba yang menarik.

"Yang pasti sejauh ini waralaba bidang pendidikan masih bertahan, dan waralaba kuliner mulai
bergerak membaik. Minuman kopi mulai bergeliat juga bergerak. Mulai pulih waralaba, sudah

Marketing Management-R5
banyak yang mulai buka waralaba-waralaba kecil. Kalau yang besar kan terus bertahan semasa
pandemi ini," kata Erwin.

Namun yang perlu menjadi perhatian ialah adanya isu varian baru Covid-19 yang dikhawatirkan
akan membuat pemerintah kembali melakukan pembatasan pergerakan masyarakat. Maka Erwin
menilai pelaku bisnis waralaba terutama yang baru akan memulai, harus tetap mengoptimalkan
penjualan secara digital.

"Yang mau mulai bisnis waralaba sebaiknya tetap memanfaatkan layanan logistik dan penjualan
secara online lewat marketplace," kata Erwin.

Pemulihan bisnis waralaba juga diamini oleh M. Al Ghazali pemilik brand Dr Koffie asal
Lampung. Penjualan di Dr Koffie mulai mengalami kenaikan sejak September lalu bahkan kini
Al menyebut penjualan sudah melampaui kondisi normal.

"Oktober itu baru masuk ke normal 100%. Nah sekarang November kita naik sudah 130%
penjualan kita dari kondisi normal. Rata-rata kita sekarang itu sekitar 200-500 cup, kalau
weekend 500 cup, hari biasa 200 cup," kata Al

Tahun depan Al optimis bisnis waralaba besutannya dapat semakin cemerlang. Terlebih jika
pandemi nantinya akan semakin terkendali. Namun tahun depan Al akan fokus pada
pengembangan dua brand yaitu Dr Koffie dan Dr Tea. Ia menargetkan Dr Tea dapat menggaet
hingga 100 outlet dan Dr Koffie 20 outlet tambahan di 2022.

Optimisme juga dipegang oleh Rosie Pakpahan pemilik Tahu Jeletot Taisi. Kini Tahu Jeletot
Taisi telah memiliki 531 outlet dengan 5 milik pribadi. "Mitra masih bertambah, kemarin buka di
ITC, terus besok kita mau buka di Gambir," ujar Rosie.

Meski peningkatan mitra terus terjadi di tahun ini, namun Rosie mengakui bahwa penjualan
produknya baru mencapai 50% dari kondisi sebelum pandemi. "Tahun depan kami mau
meluncur ke Kalimantan dan Bali dan harapannya bisa tambah 500 outlet lagi," harap Rosie.

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus di atas, waralaba F&B diprediksi masih jadi waralaba yang paling diminati di
tahun 2022. Agar bisnis waralaba tersebut sukses, para pewaralaba harus menyesuaikan strategi
mereka untuk menghadapi pasar baru, tantangan dan menangkap peluang. Sebelum menyususn
strategi bisnisnya, terlebih dulu harus dilakukan analisis lingkungan pemasaran.

Marketing Management-R5
1. Bobot nilai 50%. Berikan salah satu perusahaan waralaba F & B yang terkenal di sekitar
Anda. Lakukan analisis lingkungan pemasaran sbb:

a. Lingkungan mikro.

b. Lingkungan makro.

c. Lingkungan demografis

d. Lingkungan Ekonomi.

Soal Kasus II:

Berikut 2 Contoh Riset Pemasaran dalam Menjalankan Usaha

Bagaimanakah contoh riset pemasaran yang umum dilakukan oleh perusahaan? Sebelum
membahas tentang contoh tersebut ketahui dulu apa yang dimaksud dengan riset pemasaran
tersebut. Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian oleh perusahaan yang sistematis dan
terstruktur untuk memperkirakan berapa demand efektif serta demand potensial sebuah produk
tertentu.

Riset pemasaran diperlukan untuk mengetahui apakah rencana yang dibuat oleh perusahaan
terkait dengan pemasaran produk akan berjalan sesuai harapan atau tidak termasuk
menentukan target pasar. Tanpa dilakukannya riset pemasaran bisa saja rencana tersebut gagal
total dan malah berdampak pada penurunan omzet. Itulah mengapa diperlukan cara yang
terstruktur agar riset pemasaran bisa menjawab apa yang ingin diketahui.

Contoh Riset Pemasaran Produk


Sukses dan tidaknya sebuah produk di pasaran sangat dipengaruhi oleh efektivitas dari riset
pemasaran yang dilakukan perusahaan. Supaya lebih jelas berikut ini contoh dari riset pemasaran
yang umum dilakukan oleh perusahaan.

Marketing Management-R5
1. Riset Pemasaran Mie Instan Tanpa Penguat Rasa, Pengawet, dan Pewarna Buatan

Sumber: https://www.lemonilo.com/blog/berikut-2-contoh-riset-pemasaran-dalam-menjalankan-usaha

Contoh pertama yaitu riset pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan produsen mie instan.
Seperti sudah diketahui bersama bahwa mie instan merupakan jenis makanan favorit siapa saja
dari anak-anak sampai orang tua. Memahami bahwa mie instan adalah produk yang tidak pernah
ada matinya perusahaan ingin membuat sebuah inovasi baru.

Seiring dengan kegemaran masyarakat mengkonsumsi mie instan dibarengi dengan isu kesehatan
dan dampaknya bagi tubuh, maka perusahaan berusaha memberikan solusi dengan membuat mie
instan yang tidak mengandung penguat rasa, pengawet, dan pewarna buatan (3P).

Survei atau riset dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat jika produk mie
instan tanpa kandungan 3P tersebut ada di pasaran. Metode yang dilakukan adalah melalui
wawancara langsung dan memberikan kuesioner. Hasilnya menunjukkan masyarakat ingin bisa
mengonsumsi mie instan dengan nyaman.

Marketing Management-R5
2. Riset Pemasaran Sabun Cuci Baju atau Deterjen

Sumber: https://www.lemonilo.com/blog/berikut-2-contoh-riset-pemasaran-dalam-menjalankan-usaha

Sebaliknya kalau musim hujan tiba masalah yang datang adalah cucian baju tidak kunjung kering
dalam beberapa hari. Perusahaan produsen sabun deterjen melakukan riset produk seperti apakah
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat.

Setelah melakukan riset kepada masyarakat sebagai konsumen melalui metode langsung yaitu
wawancara dan tidak langsung dengan memberikan kuesioner maka diperoleh sebuah hasil.
Masyarakat membutuhkan produk sabun deterjen yang memiliki keharuman tahan lama
sekaligus mengandung zat aktif yang membuat baju lebih cepat kering saat dijemur.

Berdasarkan pada hasil riset tersebut maka perusahaan memproduksi sabun deterjen yang sudah
dicampur dengan pelembut (softener) serta menambahkan parfum beberapa persen ke dalamnya.
Tidak lupa juga pada produk deterjen tersebut produsen menyertakan bahan aktif tertentu yang
akan memudahkan baju kering lebih cepat dan anti jamur.

Penelitian atau riset yang dilakukan oleh produsen dalam hal ini adalah perusahaan tentu saja
memiliki tujuan agar produknya bisa lebih diterima masyarakat karena dianggap mampu
memenuhi kebutuhan mereka. Semua itu tidak mungkin bisa dicapai tanpa adanya proses riset
pemasaran yang tepat dan efektif oleh perusahaan.

Marketing Management-R5
Itulah contoh riset pemasaran yang biasanya dilakukan oleh perusahaan sebelum meluncurkan
produk baru ataupun menetapkan harga jual baru dan sebagainya. Dengan melakukan riset,
perusahaan akan jauh lebih mudah menentukan strategi apa yang paling sesuai dengan produk
yang ditawarkan. Jadi, jangan sampai melewatkan riset pemasaran pada usaha Anda!

Pilih salah satu dari dua contoh riset pemasaran di atas, kemudian lakukan analisis terhadap riset
pemasaran pada soal kasus yang terpilih.

1. Riset Pemasaran Mie Instan Tanpa Penguat Rasa, Pengawet, dan Pewarna Buatan atau

2. Riset Pemasaran Sabun Cuci Baju atau Deterjen

Pertanyaan

1. Bobot nilai 10%. Termasuk jenis penelitian eksplorasi, penelitian deskriptif, atau
penelitian kausal? Berikan penjelasan Anda.
2. Bobot nilai 40%. Dari contoh kasus riset pemasaran di atas, buatlah ringkasan sesuai
dengan kaidah riset pemasaran yang benar, yaitu:

a. Apakah masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas?

b. Bagaimana cara mengumpulkan data/ informasi dan melakukan risetnya?

c. Bagaimana hasil analisis datanya?

d. Bagaimana hasil interpretasi hasil penelitiannya?

Selamat mengerjakan.

Marketing Management-R5
Marketing Management-R5

Anda mungkin juga menyukai