Abraham Maslow
Oleh :
M. Nuzul Rusli (2019011051)
Fitria Deasakti (2020011140)
Fazdad Taufiq (2019011091)
Abdul Karim (2019011047)
Pendekatan ini lahir dari respon terhadap dua aliran psikologi yakni psikoanalisis dan
behaviorisme yang memandang manusia sebagai binatang dan mesin. Aliran
eksistensial – humanis lebih berfokus pada diri manusia. Pendekatan eksistensiali –
humanis berusaha untuk mengembalikan pribadi sebagai focus sentral kajian psikologi
yakni menempatkan mamusia pada taraf yang tinggi. Manusia memiliki kesanggupan
untuk mneyadari diri, bebas untuk memilih nasib sendiri, kebebasan dan tanggung
jawab, kecemasan sebagai unsur sadar, pencarian makna yang unik terhadap dunia
bermasalah atau tidak bermakna, berada sendiri dan hubungan dengan orang lain,
keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualisasi diri.
Eksistensial humanis bersandar pada filosofi tentang apa artinya manjadi manusia
yang utuh, tetapi berpijak pada manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan tanggung
jawan karena keduanya berhubungan. Asumsi-asumsi filosofi yang menjadi landasan
terapi yakni seseorang dalam hubungan dengan sesamanya, kebutuhan yang unik dan
yang menjadi tujuan konselingnya. Terapi eksistensial humanis menekankan kondisi-
kondisi inti manusia dan kesadaran sebelum bertindak.
Salah satu contoh yang akan disajikan adalah narkotika dan sex bebas. Jelas jika kasus
ini Ketika disajikan kepada teman-teman pembaca akan menilai sesuatu yang
melanggar norma, moral dan hukum. Namun dalam pandangan eksistensial melihat
bukan pada narkoba dan sex sebagai persoalan, tetapi persoalan pada pilihan seseorang
yang lehirkan tindakan. Jika seseorang melihat hal ini mendatangkan keuntung,
melupakan segala problem dirinya, membuat lapangan pekerjaan karena banyak
pengangguran. Maka narkotika dan sex bebas akan dilakukan. Namun Ketika dilihat
sesuatu yang merusak maka tidak akan dilakukan. Yang jelas adalah pilihan menjadi
focus Tindakan seseorang.
Menurut Maslow dorongan kebutuhan tidak harus berjalan berurutan dari rendah
hingga tertinggi, bisa saja kebutuhan lebih tinggi mejdai dorongan untuk dipenuhi.
Missal kebutuhan self estem menjadi dorongan untuk dipenuhi dari pada kebutuhan
cinta dan afeksi atauu pada orang tertentu dorongan kreatifitas diprioritaskan dari pada
kebutuhan yang lain. Hal ini kalua kita melihat apa bila orang yang tidak kekurangan
kebutuha dasar akan menjadi lebih ringan kebutuhan itu sehingga itu tidak menjadi
motivasi tangka lakunya. Seseorang ini menlocat kebutuhan kasih sayang jika kedua
orangg tuanya lebih sibuk. Dalam teori kebutuhan maslow kebutuhan humanistic
sebagai kebutuhan puncak. Dari teori maslow terdapat lima kebutuhan yang berbentuk
piramida yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan dimiliki dan
cinta, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologi adalah bersifat homeostatik yakni menjaga keseimbangan
unsur fisik seperti makanan, minum, gula, garam, protein, istirahat dan seks.
Kebutuhan ini adalah lahir dari biologis dan sangat kuat sehingga apa bila tidak
terpenuhi maka memunculkan dorongan untuk menggerakan kemampuannya
untuk dipenuhi. Kebutuhan fisiologis bisa jadi dipuaskan dengan seharusnya
yakni orang kahausan harus minu. Tetapi ada juga kebutuhan yang dipuaskan
dengan pemenuhan yang lain. Bahkan pemuas fisiologis dipakai untuk
memuaskan kebutuhan pada jenjang lebih tinggi, misalnya seseorang yang
tidak terpuaskan cintanya merasa kurang secara fisiologis sehingga harus
makan untuk segera terpuaskan. Maslow mengatakan pada taraf fisiologis ini
manusia bagai binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf yang
sempurna. Apabila hasrat itu telah terpuaskan, maka hasrat yang lain akan
muncul sebagai penggantinya.
2. Kebutuhan keamanan
Setelah terpuaskan fisiologis secara cukup, muncul kebutuhan keamanan,
stabilitas, proteksi, struktu huku, keteraturan, batas, bebas dari kecemasan dan
takut. Keamanan dan fisiologis adalah kebutuhan mempertakankan hidup.
Fisiologis sebagai jangka pendek sedangkan keamanan sebagai jangka
penjang.
Sejak masa bayi kebutuhan terhadap keamanan telah hadir yang berbentuk
menaangis dan berteriak Ketika mendapatkan perlakukan kasar sebagai
sumber bahaya. Anak akan merasa lebih aman berada dalam suasana keluarga
yang teratur, terencana, terorganisir dan disiplin, karena suasana keluarga
semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan dadakan, kekacauan
yang tidak terbayangkan sebelumnya. Pengasuhan yang bebas tidak
mengenakan batasan-batasan, misalnya tidak mengatur interval kapan bayi
tidur dan makan, akan membuat bayi bingung dan takut, sehingga bayi tidak
terpuaskan kebutuhan keamanan dan keselamatan.
Agar kebutuhan terhadap anak ini terpenuhi, maka perlu diciptakan iklim
kehidupan yang memberi kebebasan untuk berekspresi. Namun pemberian
kebebasan untuk berekspresi atau berperilaku itu perlu bimbingan dari orang
tua, karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya
secara tepat dan benar. Pada orang dewasa, kebutuhan ini memotivasinya
untuk mencari kerja, menjadi peserta asuransi, atau menabung uang. Orang
dewasa yang sehat mentalnya, ditandai dengan perasaan aman, bebas dari rasa
takut dan cemas. Sementara yang tidak sehat ditandai dengan perasaan seolah-
olah selalu dalam keadaan terancam bencana besar.
Menurut Maslow, meski kebutuhan akan rasa aman merupakan bawaan dalam
urgensi dan pemuasannya, tetapi faktor belajar atau pengalaman memainkan
peranan penting. Dengan adanya pengalaman, seorang anak pada waktu masih
bayi merasa takut kepada suara keras, akan bisa menetralisir dan tidak merasa
terancam oleh suara keras itu. Sebaliknya, peningkatan atau menguatnya
urgensi kebutuhan akan rasa aman juga bisa dipengaruhi oleh pengalaman. Hal
ini sering terlihat pada anak-anak yang pernah mengalami kecelakaan. Anak-
anak yang pernah mengalami kecelakaan banyak diantaranya yang menjadi
penakut dan mengembangkan hasrat dengan kuat untuk selalu dilindungi. Hal
ini merupakan suatu hasrat yang mencerminkan menguatnya urgensi
kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan dimiliki dan cinta
Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan
dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan
yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak
lingkungan dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki
ini terus penting sepanjang hidup. Dibutuhkan dan membutuhkan adalah cinta
yang matang yakni dibanun oleh dua orang atau lebih yang terdapat sikap
saling percaya dan saling menghargai. Dicintai dan diterima adalah jalan
menuju perasaan yang sehat dan berharga, sebaliknya tanpa cinta menimbulkan
kesia-siaan, kekosongan dan kemarahan.
Kebutuhan ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan,
percintaan, atau pergaulan yang lebih luas. Melalui kebutuhan ini, seseorang
mencari pengakuan, dan curahan kasih sayang dari orang lain, baik orang tua,
saudara, guru, pimpinan, teman, atau orang dewasa lainnya. Kebutuhan untuk
diakui lebih sulit untuk dipuaskan pada suasana masyarakat yang
mobilisasinya sangat cepat, terutama di kota besar yang gaya hidupnya sudah
bersifat individualistik. Hidup bertetangga, aktif di organisasi, atau
persahabatan dapat memberikan kepuasan akan kebutuhan ini.
Kebutuhan akan kasih sayang atau mencintai dan dicintai dapat dipuaskan
melalui hubungan yang akrab dengan orang lain. Maslow membedakan antara
cinta dengan seks, meskipun diakuinya bahwa seks merupakan salah satu cara
pernyataan kebutuhan cinta. Dia sependapat dengan rumusan cinta dari
Rodgers yaitu: keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan
sepenuh hati. Maslow berpendapat bahwa kegagalan dalam mencapai kepuasan
kebutuhan cinta atau kasih sayang merupakan penyebab utama dari gangguan
emosional maladjustment. Maslow mengibaratkan pentingnya kebutuhan ini
bagi manusia seperti pentingnya oli bagi mesin mobil atau motor.
4. Kebutuhan harga diri
Manakala kebutuhan dimiliki dan mencintai telah relatif terpuaskan, kekuatan
motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri:
a) Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan kekuatan,
penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan
kebebasan. Orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri
bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.
b) Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other): kebutuhan
prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi,
menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang
membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik
oleh orang lain.
C. Neurotik
Maslow tidak terlalu tertaik dengan abnormalitas dan psikoterapi, tapi lebih
banuyak menganalisis orang yang normal dabkan supernormal. Dengan
demikian dalam teori maslow konsep-konsep tentang neurotic tidak utuh,
tersebar dengan berbagai elaborasi konsep lain. Menurut maslow manusia
terlahir dengan keinginan dasar sehat, bergerak menuju aktualisasi diri.
Kegagalan dalam mengembangkan keinginan dasar itu akan menimbulkan
neurosis dan perkembangan abnormal. Seseorang yang menderita neurotic
adalah terhalang atau menghalangi diri sendiri dari kepuasan kebutuhan dasar
mereka. Penghalang itu menghentikan gerak maju menuju aktualisasi diri. Jika
orang tidak mempunyai makannan dan tempat tinggal, mereka tidak akan
mencapai perkembangan potensi psikologis sepenuhnya. Indivisu yang merasa
terancam dan tidak aman memiliki kepercayaan dan harga diri yang lemah.
Kompeks junus (Jonah complex) merupakan bentuk hambatan neurotik yang
pada kadar tertentu dimiliki oleh semua orang.
D. Psikoterapi
aliran eksistensial humanis memiliki suatu asumsi bahwa manusia adalah the
self determining baing. Manusia menentujan tujuan yang dinginkan dan cara
untuk mencapai tujuan keinginan tersebut. Manusia sebagai otoritas untuk
menentukan kehidupan dirinya sendiri. Manusia yang bertanggung jawab atas
apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukannya, menjadi apa dan siapa.
Para psikolog humanistik seperti Bugental, Rogers dan Maslow percaya
penentuan nasib sendi oleh klien adalah bagian yang berharga. Dalam
konseling sangat penting seorang konselor mencari bagian yang unik dari klien
dengan memfasilitasi klien untuk memahami dirinya misalnya adalah
mendorong klien untuk menjelajahi secara mendalam pada wilayah yang tidak
dikenalinya ini sebagai potensi yang belum dimanfaatkannya. Dalam konseling
seorang konselor harus menjadikan klien dengan gaya interpersonal yang
mengakomodasi proses pembangunan klien.
dalam pendekatan eksistensial humanistik tidak memiliki teknik-tekni yang
ditentukan secara ketat. proses terapi bisa diambil dari aliran lainnya. Metode
gestal, analisis transaksional dan prosedur psikoanalisis bisa didekatkan
dengan pendekatan eksistensial humanis.
Daftar Pustaka
Zulfikar, (2017) konseling humanistic: sebuah tunjauan filosofi. STKIP PGRI Sumatra
Barat.
Zirkun, (2018). Teori humanistic Abraham maslow dalam pespektif islam. Skripsi.
Bimbingan dan konseling islam, fakultas dakwa dan komunikasi, universitas islam
negeri Ar-Raniry Darulsalam, Banda Aceh.
Alwison, (2016). Psikologi kepribadia. Universitas Muhammadiah Malang: Malang.
Frank G. Goble, (1989). Mazhab ketiga psikologi humanistic Abraham maslow.
Kanisius: Yogyakarta.