Anda di halaman 1dari 8

ISSN 1410-4377

Buletin

Volume

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian


Departemen Pertanian
•^ d\v}Udppoo xumpxvovuy spui nqurep
qndures u;i!| Bipaui ip iSBqqqndip
uin(3q ub/^ Bqojqiui u^p
i 'qBUJ3J 'UBUIBUBJ qKJJIlU BUISB(d
6 dvijvuvpp q uvp 'o^vwudq j 'ojuvjn^ y HBp 'iSBi
'isbaj3Suo>| 'isiuoplsq^ ^uiqu^;
fuq UBp UBiqpuad psBq ubsijii;
'unqBj^s i^q Bnp 'B|Bqj3q
vji}{ uvp 'uvauvpi piu^ ' BJB33S uimiEjja
I\
•7 i Sunpu^ UBp UBiqpu^^ UBp^g q^|O
uiujnqiunjjoj viusvjj qBiuip uij3[ng
up
OUOJA[
191 uB|Bf
71 pnzvfq pvuivipnp^
isiuio"^ jbub19j>(9s
jbuibjv
JB 0}BJ0d}33MS JO
PUB ' (B3IUBJOg
msn^
puv^n^ uvp m
1
IB8unx Bunqj3g uibibj\[ dBp3 Bung uisjy
U3uoduio^[
•<~Q
uvp luifuvuns puviAo^i 1UBJBIJB]A1
|Biuiug\[ uBqnquinjj3j
U[ B4B33S
ifvuvsvpp wvjvi(Vp)[ uvp 'wwsn^ q 'uvwuv^n^ •••
^qig 3SB^ BpBd (i
djv^udppoo wmpjvovuy) nquiBf qBjjn\[
buisbu |BuoisBjq isiuio^
buisb^x aoxuo^q BdBJ^qsg si8o|ojioj\[
qBAVBf
100^ z loxno^ 7
vwsvjj
NSSI
Karakter Morfologis Beberapa Nomor Plasma Nutfah Jambu
(Anacardium occidentale L.) pada Fase Bibit

Sukarman, D. Rusmin, dan Maharani Hasanah


Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor

ABSTRACT pelajari karakter morfologis nomor harapan jambu mete yang


bervigor tinggi dan mempunyai sistem perakaran yang kuat.
Penelitian dilakukan di rumah plastik Balai Penelitian Tanam
Generally, cashew is grown in the dry climate regions at the an Rempah dan Obat, dari bulan Mei sampai November 1998.
early of rainy season. It is, therefore, water availability is be Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan
come serious problems during dry season, especially when dua faktor, tiga ulangan, dan empat contoh tanaman setiap
cashew in seedling stage. Therefore, intensive root growth of perlakuan yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah
cashew clones is absolutely very important. In order to release
empat nomor harapan jambu mete, yaitu III/4-2, F2-8, A3-2,
high quality clones of cashew, therefore, information of mor dan BO-2. Faktor kedua terdiri dari empat tingkat umur
phological characteristics is very essential. Up to now, infor
tanaman, yaitu 2, 3, 4, dan 5 bulan setelah tanam. Parameter
mation of morphological characteristics from 10 numbers of yang diamati meliputi pertumbuhan tanaman (diameter batang,
promising lines will be released, however, is uncompleted. The tinggi tanaman, luas daun, dan bobot kering biomas) dan per
main goal of this study was to study the morphological charac tumbuhan akar (panjang akar primer, panjang akar total, dan
teristics of some promising lines of cashew. Research was bobot kering akar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa no
conducted at plastics house, Research Institute for Spice and mor harapan BO-2 dan F2-8 mempunyai panjang akar total,
Medicinal Crops from May to November, 1998. Factorial bobot kering akar, diameter batang, luas daun, serta bobot ke
experiment consisted of two factors, three replications and four ring batang dan daun yang lebih tinggi dibandingkan nomor
plants each replication was arranged in randomized completely III/4-2 dan A3-2. Hal ini mengindikasikan bahwa nomor BO-2
block design. First factor was four clones of cashew: III/4-2,
dan F2-8 mempunyai vigor bibit yang lebih baik dibartdingkan
F2-8, A3-2, and BO-2. While the second factor was four stage nomor III/4-2 dan A3-2. Kedua nomor tersebut tairtpaknya le
of plant: 2 months after planting (MAP), 3 MAP, 4 MAP, and bih sesuai dikembangkan sebagai batang bawah karena sistem
5 MAP. Data observation consisted of plant growth (stem dia perakarannya lebih intensif dan pertumbuhannya lebih cepat.
meter, plant height, leaf area and dry weight of plant) and root
growth (length of primary root, total length root, and dry Kata kunci: Anacardium occidentale, karakteristik bibit,
weight of root). Results of experiment found that BO-2 and F2- morfologis.
8 produced more total length root, dry weight of root, dia
meter of stem, leaf area and dry weight of plant compare to
III/4-2 and A3-2. Those finding indicated that BO-2 and F2-8
were more suitable to be developed as a root stock, due to their PENDAHULUAN
intensive root growth and plant growth.
Rata rata produksi nasional gelondong jambu
Key words: Anacardium occidentale, seedling characteristics,
morphological.
mete di Indonesia masih sangat rendah, yaitu 312-
373/kg/ha/th, sementara di India telah mencapai
500-1000 kg/ha/th dan Australia 4000 kg/ha/th (Ba-
littro, 1996). Untuk meningkatkan produksi gelon
ABSTRAK dong jambu mete diperlukan bahan tanaman yang
Dalam persiapan pelepasan klon unggul jambu mete (sistem berpotensi produksi tinggi. Menurut Koerniati dan
perakaran kuat, toleran kering, produksi, dan kualitas hasil Hadad (1996), saat ini telah tersedia 11 klon unggul
tinggi) diperlukan informasi mengenai karakter morfologisnya, harapan jambu mete yang mempunyai potensi pro
terutama pada fase bibit. Salah satu aspek karakter morfologis
duksi di atas 1000 kg/ha/th, satu di antaranya sudah
jambu mete pada fase bibit yang sangat penting adalah vigor
bibit dan sistem perakaran. Sampai saat ini informasi mengenai dilepas tahun 2000, yang diberi nama Gunung
karakter morfologis 10 nomor harapan jambu mete yang akan Gangsir 1.
dilepas belum memadai. Tujuan penelitian adalah untuk mem-

Buletin Plasma Nutfah Vol.7 No.2 Th.2001


Salah satu permasalahan dalam pelepasan BAHAN DAN METODE
klon unggul adalah masih terbatasnya informasi
Penelitian dilakukan di rumah plastik dan la-
mengenai karakter morfologis dari klon-klon terse-
boratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
but. Di Kawasan Timur Indonesia yang merupakan
Obat (Balittro) dari bulan Mei sampai November
sentra pengembangan jambu mete, ketersediaan air
1998. Benih dari empat nomor harapan jambu mete
pada musim kemarau, terutama pada fase tanaman
ditanam di kantong plastik berukuran tinggi 100 cm
masih muda, sering menjadi kendala. Untuk meng-
dan diameter 30 cm yang berisi campuran tanah dan
atasi kendala tersebut diperlukan bibit bervigor
pupuk kandang dengan perbandingan 3:1.
tinggi, pertumbuhan cepat dan mempunyai sistem
Percobaan menggunakan rancangan faktorial
perakaran yang intensif. Dalam kaitan ini diperlu
dengan dua faktor, tiga ulangan masing-masing em-
kan informasi karakter morfologis dari beberapa
pat bibit disusun dalam rancangan acak kelompok.
klon harapan. Faktor pertama adalah empat nomor harapan jambu
Karakter morfologis bibit (vigor bibit dan
mete, yaitu III/4-2, F2-8, A3-2, dan BO-2. Faktor
sistem perakaran) dipengaruhi oleh faktor internal
kedua adalah empat tingkat umur tanaman, yaitu 2,
maupun eksternal. Salah satu faktor internal yang
sangat berpengaruh terhadap vigor bibit dan sistem 3, 4, dan 5 bulan setelah tanam.
Parameter yang diamati meliputi pertumbuh
perakaran adalah faktor genetik. Hasanah et al.
an tanaman (tinggi tanaman, diameter batang, luas
(1998) melaporkan bahwa klon harapan jambu mete
daun), pertumbuhan akar (panjang akar primer, pan
mempunyai vigor yang berbeda. Dari hasil pene-
jang akar total), dan bobot kering biomas. Panjang
litiannya diketahui bahwa nomor harapan A3-3 dan
akar total diamati berdasarkan metode Newman
F2-10 mempunyai vigor daya simpan yang lebih
baik dibandingkan dengan nomor M4-2 dan C6-5. (1966).
Ditinjau dari toleransinya terhadap cekaman air pa
da fase pembibitan, nomor A3-3 dan C6-5 lebih to-
leran terhadap cekaman air dibandingkan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
nomor M4-2 dan F2-10 (Sukarman et al, 1999).
Sistem perakaran tanaman dipengaruhi oleh Panjang Akar Total
jenis tanaman dan varietas (Darmiyati et al., 1993;
Terdapat perbedaan panjang akar total antara
Xi Yu et.al., 1995; Suardi dan Haryono, 1994). Me-
nomor harapan jambu mete dan umur tanaman
nurut Kasper et al. (1984), pertambahan panjang
(Gambar 1). Pada saat tanaman berumur dua bulan,
dan volume akar merupakan respon morfologis sa
akar nomor BO-2 lebih pendek dibandingkan de
ngat penting. ngan III/4-2, F2-8, dan A3-2. Setelah berumur tiga
Toleransi tanaman terhadap kekeringan dipe
bulan, nomor BO-2 mempunyai akar yang lebih
ngaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sifat dan
panjang dibandingkan dengan akar nomor A3-2 dan
kemampuan akar menyerap air dari dalam tanah
III/4-2. Hal ini menunjukkan adanya indikasi nomor
secara maksimal dan metabolisme asam absisat
BO-2 mempunyai sistem perakaran yang lebih in
(ABA) dalam tanaman. Sistem perakaran jambu
tensif dibandingkan dengan nomor lainnya.
mete dipengaruhi oleh umur tanaman, ketersediaan
Lebih lanjut dikemukakan bahwa nomor BO-2
air tanah (Ohler, 1979), dan jenis tanah (Falade,
mempunyai vigor bibit yang lebih baik. Hal ini juga
1984). memberikan indikasi bahwa nomor BO-2 kemung-
Seleksi berdasarkan sifat-sifat morfologis dan
kinan lebih toleran terhadap cekaman air, khusus-
fisiologi yang berkaitan dengan toleransi kekering
nya pada fase vegetatif. Hal ini cukup beralasan
an tampaknya memberikan harapan bagi perbaikan
karena sistem perakaran yang lebih intensif mampu
tanaman jambu mete di Indonesia. Tujuan dari
mengabsorsi air dari dalam tanah secara optimal.
penelitian ini adalah untuk mempelajari karakter
morfologis beberapa nomor harapan jambu mete,
terutama vigor bibit dan sistem perakaran.

Buletin Plasma Nutfah Vol. 7 No.2 Th.2001


250 D Pengamatan 2 bulan 01 Pengamatan 3 bulan 30 i D Pengamatan 2 bulan B Pengamatan 3 bulan
B Pengamatan 4 bulan B Pengamatan 5 bulan E3 Penamatan 4 bulan B Penamatan 5 bulan
E 200

111/4-2F2-8A3-2 BO-2 111/4-2 F2-8A3-2 BO-2


Nomor Nomor

Gambar 1. Panjang akar total empat nomor harapan Gambar 2. Diameter batang empat nomor harapan
jambu mete pada tingkat umur berbeda. jambu mete pada tingkat umur berbeda.

Morgan (1984) dan Kasper et al. (1984) me-


D Pengamatan 2 bulan E Pengamatan 3 bulan
ngemukakan, toleransi tanaman terhadap kekering- 80 B Pengamatan 4 bulan B Pengamatan 5 bulan
an dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya • 70
kemampuan tanaman menyerap air dari dalam tanah | 60
secara maksimal. Selain itu, meningkatnya umur ta i50-
naman juga berpengaruh terhadap panjang akar to I 40-
tal. Hal ini merupakan fenomena alami, di mana pa Jj 30-
da kondisi yang normal tanaman akan aktif mela- 1 20-
Hi:
c
kukan aktivitas tumbuh, sehingga panjang akar to- P 10-
talnya juga meningkat. 0
111/4-2F2-8A3-2 BO-2
Diameter Batang Nomor

Nomor jambu mete dan umur tanaman ber


pengaruh terhadap diameter batang. Pertambahan Gambar 3. Tinggi tanaman empat nomor harapan jam
diameter batang sejalan dengan bertambahnya umur bu mete pada tingkat umur berbeda.
tanaman. Meskipun demikian, perbedaan diameter
batang antarnomor tidak nyata. Pada umur yang sa-
ma (3 bulan), diameter batang untuk nomor III/4-2, Tinggi Tanaman
F2-8, A3-2, dan BO-2 masing-masing adalah 9,6;
10,4; 8,0; dan 9,2 mm (Gambar 2). Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman di-
sajikan pada Gambar 3. Tinggi tanaman bertambah
Ada indikasi bahwa nomor BO-2 dan F2-8 sejalan dengan pertambahan umur tanaman. Sampai
mempunyai diameter batang yang lebih besar di- tanaman berumur empat bulan tinggi tanaman me
bandingkan dengan nomor III/4-2 dan A3-2. Hal ini ningkat cepat. Setelah tanaman berumur lebih dari
mengindikasikan pula bahwa nomor BO-2 dan F2-8 empat bulan, peningkatan tinggi tanaman mulai
mempunyai vigor bibit yang lebih baik dibanding- lambat. Hal ini diduga erat kaitannya dengan media
kan dengan nomor III/4-2 dan A3-2. tumbuh yang sudah tidak mampu lagi mendukung
pertumbuhan tanaman secara optimal.
Sampai tanaman berumur empat bulan, ta
naman nomor BO-2 paling tinggi, yaitu 72,3 cm. Se-

Buletin Plasma Nutfah Vol. 7 No. 2 Th.2001


telah tanaman berumur lima bulan, nomor-nomor Pada umur empat bulan, nomor BO-2 mempu
jambu mete yang diteliti mempunyai tinggi tanam nyai bobot kering akar 15,72 g, sedangkan bobot
an yang hampir sama. Sebagaimana dikemukakan kering akar nomor III/4-2 hanya 5,39 g. Hal ini
terdahulu, pertumbuhan awal nomor BO-2 cende- memperkuat dugaan nomor BO-2 mempunyai vigor
rung lebih cepat, yang berarti bibitnya mempunyai bibit yang lebih baik dibandingkan dengan nomor
vigor yang lebih baik dibandingkan dengan nomor lainnya. Selain itu juga memperkuat indikasi bahwa
lainnya. nomor BO-2 lebih toleran terhadap cekaman air.
Townley dan Hurd (1979) mengemukakan bahwa
Luas Daun selain panjang akar, bobot kering akar yang tinggi
juga dapat menjadi indikasi besarnya densitas akar,
Luas daun pertanaman yang merupakan salah yang penting artinya dalam beradaptasi pada kondi-
satu indikator aktivitas fotosintesis disajikan pada si kekurangan air.
Gambar 4. Luas daun meningkat sejalan dengan
meningkatnya umur tanaman. Peningkatan luas da
un tercepat terjadi setelah tanaman berumur dua bu Bobot Kering Akar
lan. Sampai tanaman berumur empat bulan, nomor
BO-2 mempunyai luas daun paling lebar, yaitu 2699 Hasil pengamatan bahwa nomor harapan dan
cm2 sedangkan luas daun nomor-nomor lainnya
umur tanaman memberikan respon yang berbeda
hanya berkisar antara 1492-1700 cm2. Setelah ta terhadap bobot kering akar. Bobot kering akar me
naman berumur lima bulan, luas daun nomor F2-8 ningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanam
dan A3-2 lebih lebar (2941 dan 2926 cm2) diban an. Nomor BO-2 memiliki bobot kering akar yang
dingkan dengan nomor III/4-2 maupun BO-2. lebih tinggi dibandingkan dengan nomor lain
Hasil penelitian ini memperkuat indikasi bah- (Gambar 5).
wa nomor BO-2 mempunyai vigor bibit yang lebih
baik dibandingkan dengan nomor III/4-2 dan A3-2. Bobot Kering Batang
Setelah lima bulan, perbedaan vigor antara nomor-
nomor tersebut tidak terlihat. Pengamatan terhadap bobot kering batang
menunjukkan bahwa nomor BO-2 mempunyai bobot
kering batang yang tertinggi, kemudian diikuti oleh
nomor F2-8 (Gambar 6).

3500 ? Pengamatan 2 bulan E! Pengamatan 3 bulan


ES Pengamatan 4 bulan ^ Pengamatan 5 bulan D Pengamatan 2 bulan El Pengamatan 3 bulan
25
5.2500 1
| 2000
ra 1500
J 1000 II II
li
j
500
0
I— ^
1
111/4-2
1
F2-8
•I
A3-2 BO-2 111/4-2 F2-8A3-2 BO-2
Nomor Nomor

Gambar 4. Luas daun pertanaman dari empat nomor Gambar 5. Bobot kering akar empat nomor harapan
- harapan jambu mete pada tingkat umur jambu mete pada tingkat umur yang ber
berbeda. beda.

BuletinPlasmaNutfah Vol.7 No.2 Th.2001


?Pengamatan 2 bulan E Pengamatan 3 bulan 30 D Pengamatan 2 bulan ^ Pengamatan 3 bulan
30 ?Pengamatan 4 bulan E Pengamatan 5 bulan Q Pengamatan 4 bulan R Pengamatan 5 bulan

iI! I
25
s 25
D)
I 20
ro
•5 20
ra
T3
•I
XI .E 15
^ 15 •

15 10
1
x>
X) o
o m 5-
m 5
88
0 i
MI/4-2 F2-8A3-2 BO-2 m/4-2 F2-8A3-2 BO-2
Nomor
Nomor

Gambar 6. Bobot kering batang empat nomor hara- Gambar 7. Bobot kering daun empat nomor harapan
pan jambu mete pada tingkat umur ber- jambu mete pada tingkat umur berbeda.
beda.

Pada umur empat bulan, bobot kering batang 3.Sampai umur empat bulan pertumbuhan tanam-
nomor BO-2 dan F2-8 berturut-turut adalah 24,5 dan an (tinggi tanaman, diameter batang, luas daun)
15,0 g, sedangkan bobot kering batang nomor A3-2 dan produksi biomas (bobot kering akar, bobot
hanya 7,4 g (Gambar 6). Hal ini menunjukkan bah- kering batang, bobot kering daun) tertinggi ter-
wa nomor BO-2 dan F2-8 lebih cepat pertumbuhan- dapat pada nomor BO-2, kemudian diikuti oleh
nya, yang berarti vigor bibitnya lebih kuat diban- nomor F2-8.
dingkan dengan nomor lainnya. 4.Berdasarkan kecepatan pertumbuhan akar dan
tanaman, maka nomor BO-2 dan F2-8 dapat di-
Bobot Kering Daun sarankan untuk dikembangkan sebagai batang
bawah, namun sebelumnya perlu dikaji tentang
Seperti halnya pada parameter lainnya, bobot beberapa aspek lainnya, termasuk ketahanannya
kering daun juga menunjukkan kecenderungan yang terhadap penyakit.
sama, di mana nomor BO-2 dan F2-8 mempunyai
bobot kering daun yang lebih tinggi dibandingkan DAFTAR PUSTAKA
nomor III/4-2 dan A3-2. Pada umur empat bulan,
bobot kering daun nomor BO-2 dan F2-8 masing- Balittro. 1996. Perbenihan jambu mete. Dalam M. Hasa-
nah et al. (Eds.). Prosiding Forum Komunikasi II-
masing adalah 23,8 dan 12,5 g, sedangkan bobot
miah Komoditas Jambu Mete. Bogor. hal. 46-54.
kering daun nomor III/4-2 dan A3-2 hanya 10,6 dan
Darmiyati, S., Sumarno, dan D. Suardi. 1993. Karakterisasi
10,9 g (Gambar 7). Lebih tingginya bobot kering kedelai untuk musim kemarau pada tipe agroklimat.
daun BO-2 dan F2-8 sejalan dengan lebih lebarnya Dalam I. Prasadja et al. (Eds.). Risalah Hasil Peneli-
luas daun kedua nomor dibandingkan dengan tian Tanaman Pangan 5:74-85.
nomor III/4-2 dan A3-2. Falade, J.A. 1984. Variability in soils and cashew tree size.
Jour, of Plantation Crops 12(l):30-37.
^Hasanah, M., Rumiati, Sukarman, D. Rusmin, dan I. Dar-
KESIMPULAN DAN SARAN
wati. 1998. Evaluasi mutu benih beberapa nomor ha
rapan jambu mete. Lap. Tahunan. Balittro 11 hal.
1.Nomor harapan BO-2 dan F2-8 mempunyai vi
Kasper, T.C., H.M. Taylor, and R.C. Shibles. 1984. Tap
gor bibit yang lebih baik dibandingkan dengan root elongation rates of soybean cultivars in the
nomor A3-2 dan C6-5. glasshouse and their relation to field rooting depth.
2.Nomor BO-2 mempunyai sistem perakaran yang Crop Sci. 24:916-920.
lebih intensif daripada nomor A3-2 dan C6-5.

Buletin Plasma Nutfah Vol. 7 No.2 Th.2001


Koerniati, S. dan E.A. Hadad. 1996. Perkembangan peneli- lam I. Prasadja et al. (Eds.). Risalah Hasil Penelitian
tian bahan tanaman jambu mete. Dalam M. Hasa- Tanaman Pangan 3:158-168.
nah et'al. (Eds.). Prosiding Forum Komunikasi II- Sukarman, D. Rusmin, M. Hasanah, dan I. Darwati. 1999.
miah Komoditas Jambu Mete. Balittro. Bogor. hal. Toleransi empat nomor plasma nutfah jambu mete
104-114. terhadap cekaman air. Buletin Plasma Nutfah
Morgan, J.M. 1984. Osmo regulation and water stress in
5(l):28-32.
higher plants. Annu. Rev. Plant Physiol. 35:299-319. Townley, S.T.F. and E.A. Hurd. 1979. Testing and select
Newman, E.I. 1966. A method of estimating the total length ing for drought resistance in wheat. In. H. Mussell
of root in a sample. Agron. Jour. p. 139-145. and R.C. Staples (Eds). Stress Physiology in Crop
Ohler, J.G. 1979. Cashew. Koninklijk Institut voor de Tro- Plants. John Wiley & Sons. New York. p. 344-372.
pen. Amsterdam. Holland. Xi Yu, L., J.D. Ray, J.C.O Toole, and H.T. Nguyen. 1995.
Suardi, D. dan Haryono. 1994. Keragaan sifat toleransi ga- Use of wax petroleum layers for screening rice root
lur/varietas padi terhadap cekaman kekeringan. Da penetration. Crop Sci. 35(3):684-687.

Buletin Plasma Nutfah Vol. 7 No.2 Th.2001

Anda mungkin juga menyukai