Anda di halaman 1dari 21

Perkembangan Kesenian dan Kebudayaan Cina

Oleh : Wahyu Adji Virnawati Zumrati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehiggga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perkembangan
Kesenian dan Kebudayaan Cina. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Timur 1 yang diampu oleh Prof. Leo
Agung S., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang
perkembangan seni rupa Cina.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Leo Agung S., M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Sejarah Asia Timur 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
menyempurnakan makalah ini.

Sragen, 08 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
a. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
b. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
c. Tujuan ..................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5


2.1 Perkembangan Kesenian Cina dari Masa ke Masa ................................................ 5
2.1.1 Kesenian Cina Masa Neolitik ............................................................... 5
2.1.2 Kesnian Cina Masa Dinasti Shang (1600 – 1027 SM) ......................... 5
2.1.3 Kesenian Cina Masa Dinasti Chou (1027 – 249 SM) dan Negara-
Negara Berperang (421 – 221 SM) ...................................................... 6
2.1.4 Kesenian Cina Masa Dinasti Ch’in dan Han (221 SM – 220 M) ......... 7
2.1.5 Kesenian Cina Masa Tiga Kerajaan (220 – 265 M) dan Enam Dinasti
(265 – 581 M) ..................................................................................... 10
2.1.6 Kesenian Cina Pada Masa Selanjutnya .............................................. 12
2.2 Contoh Kebudayaan Cina Kuno ........................................................................... 16
2.2.1 Tembikar Neolithikum ....................................................................... 16
2.2.2 Kesenian Han ..................................................................................... 16
2.2.3 Batu Giok ........................................................................................... 17
2.2.4 Puisi Tiongkok Kuno ......................................................................... 17
2.2.5 Kuil Langit ......................................................................................... 18
2.2.6 The Great Wall of China .................................................................... 18
2.3 Lembaga Seniman Yin Hua ................................................................................. 19

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 20


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 20
3.2 Saran ..................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebudayaan Cina merupakan salah satu kebudayaan tertua di dunia. Kebudayaan
Cina juga merupakan salah satu kebudayaan yang cukup unik dan terkenal. Berbagai
kebudayaan Cina masih lestari, bahkan tersebar di seluruh penjuru dunia. Seni dan budaya
Cina memiliki berbagai ciri khas dan keunikan yang masih bertahan hingga sekarang dan
memiliki berbagai peninggalan.

Kesenian dan kebudayaan Cina yang beragam dan unik tentu telah melalui perjalanan
yang panjang dan berliku. Kami membuat makalah ini agar dapat mengetahui tentang sejarah
seni rupa Cina Kuno yang sangat beragam dan unik tersebut (Fina Sarah, 2017).

Berbagai kesenian dan kebudayaan telah berkembang di Cina hingga sekarang.


Bangsa Cina telah mengenal tulisan sejak zaman Dinasti Shang. Seni sastra mulai
berkembang saat muncul ajaran filsafat masa Dinasti Chou. Dibidang seni bangunan,
masyarakat Cina Kuno juga sudah memiliki keahlian yang tinggi (Resmiyati Yunus, 2013 :
13) .

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan seni rupa Cina dari masa ke masa ?


2. Macam – macam seni rupa dan kebudayaan Cina Kuno hingga sekarang ?

1.3 Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Timur 1.


2. Mengetahui perkembangan seni rupa Cina dari masa ke masa.
3. Mengetahui berbagai macam kebudayaan dan seni rupa Cina Kuno hingga
sekarang.
4. Mengetahui sejarah kebudayaan Cina.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kesenian Cina dari Masa ke Masa.

2.1.1 Kesenian Cina Masa Neolitik

Dulunya, kebudayaan Cina diperkirakan lebih tua dari peradaban Mesir atau
Mesopotamia. Tetapi, kenyataannya Cina masih dalam masa prasejarah hingga pertengahan
milenium kedua sebelum masehi. Masyarakat Cina sebelumnya hidup dizaman batu,
beberapa jenis tembikar merah yang berusia sekitar 3000 hingga 1600 SM ( zaman neolitik)
ditemukan di sebelah utara dan barat laut Cina. Tembikar tersebut dihiasi berbagai bentuk
burung, manusia, dan tumbuhan. Tembikar tersebut digambari dengan pigmen hitam
menggunakan kuas yang lentur, yang menjadi dasar ketrampilan memulas bebas dan sensitif
yang beberapa abad kemudian menjadi hal terpenting dalam seni lukis di Cina (Michael
Sulivan, 1993 : 17).

2.1.2 Kesenian Cina Masa Dinasti Shang (1600 – 1027 SM)

Zaman ini dikenal sebagai zaman perungu. Kota Anyang yang menjadi ibukota
terakhir Dinasti Shang. Ketika kota tersebut digali, kota tersebut menunjukkan bahwa
kuburan raja-raja Shang dilapisi dengan kayu penopang, tirai kulit dan tenunan berlukis
gambar monster (Ta’o-tieh) dan binatang. Masyarakat Cina Kuno telah mengenal tulisan
sejak 1500 SM. Awalnya huruf yang digunakan sangat sederhana, yakni satu lambang unuk
satu makna

Motif binatang dan gambar monster tersebut sangat mirip dengan motif yang terdapat
pada bejana perungu dalam upacara Dinasti Shang. Motif tersebut terukir juga pada kayu, dan
tulang. Berbagai motif tersebut merupakan unsur utama, terdapat bagian magis dan tolak
bala, serta merupakan motif paling dekoratif dari Shang.

5
Pada masa ini, Bangsa Cina sudah mengenal tulisan. Tulisan tersebut berbentuk
lambang atau gambar (pictograf). Biasanya, tulisan-tulisan tersebut terdapat pada piring-
piring, tulang binatang, maupun kulit penyu. Pictogam (lambang gambar) ditulis pada bejana
perungu suci dan diukir pada “Tulang Ramalan” yang digunakan untuk persucian (Resmiyati
Yunus, 2013 : 13).

Perkembangan tulisan dan bahasa selanjutnya ialah fonogram (lambang suara) yang
merupakan paduan dari unsur pemberi arti dengan pengucapan. Banyak tulisan modern yang
berawal dari gambar. Orang Cina tradisional mempercayai bahwa melukis dan menulis
memiliki sumber yang sama, yang dalam cerita berasal dari satu hal yang suci atau ajaib.

Melukis dan menulis dipercaya memungkinkan seorang pelukis Cina menulis karya
pada sebuah gambar. Dan untuk para kolektor, mereka dapat merasakan bahwa menulis tidak
merusak karya, justru menambah keindahan, nilai, serta artinya (Michael Sulivan, 1993 : 17).

2.1.3 Kesenian Masa Dinasti Chou (1027 – 249 SM) dan Masa Negara – Negara
Berperang (421 – 221 SM)

Dimasa ini, kesenian dan kebudayaan yang berbau lukisan atau benda berlukis tidak
ditemukan. Sangat sedikit ditemukan keterangan tentang seni bergambar. Menjelang
berakhirnya kekuasaan Dinasti Chou, terjadi masa yang dikenal dengan masa peperangan.
Keadaan negara cukup kacau masa ini, karena sering terjadi pertempuran dan peperangan
yang menyebabkan ketidakstabilan. Masing-masing vassal, berusaha memerdekakan diri dari
kekuasaan Chou.

Kebudayaan Cina kembali mencapai kemajuan yang pesat. Negara-negara yang baru
merdeka mulai mengembangkan tradisi lokal dalam kesenian. Seni dilindungi dibawah
lembaga pengawas yang berasal dari kaum ningrat lokal baru dan saudagar makmur serta
keluarga tuan tanah (Michael Sulivan, 1993 : 20).

Kesenian di Provinsi Hunan, hampir sepenuhnya absrak. Seperti yang terlihat pada
hiasan wadah perungu yang bertatah dan cermin memiliki kekayaan serta rasa pergerakan
baru. Seni gambar paling awal berasal dari daerah Cina Tengah yang didominasi kerajaan

6
Ch’u. Pada perkuburan Ch’u ditemukan wadah perungu yang bertatah dan cermin Cangsha
diukir dengan adegan perkelahian, panen, memancing, perburuan, dan berbagai kegiatan lain
yang belum jelas.

Lukisan yang tertua pada kain sutra yang ditemukan di Cina melukiskan seorang
wanita yang berdiri menyampingi seekor naga dan burung funiks digali di Changsa, pada
sebuah kuburan Ch’u yang berasal dari abad 4 SM. Juga ditemukan peti dan nampan yang
berhiaskan manusia dan kuda dengan latar belakang pemandangan yang elok.

Pada masa ini, muncul ajaran filsafat dan filsuf-filsuf yang mempengaruhi keadaan
pemerintahan. Pertama ada Lao Tze, yang mengajarkan bahwa terdapat kekuatan ghaib yang
bernama Tao, kekuatan tersebut mengatur kehidupan manusia. Kedua, Kong Fu Tze, dengan
ajarannya yang disebut konfusianisme yang mengajak manusia mengutamakan akhlak mulia.
Ketiga, Meng Tze, yang membolehkan rakyat memberontak bila kaisar yang berkuasa tidak
tidak adil (Resmiyati Yunus, 2013 : 13).

Peninggalan yang ditemukan adalah Oracle Bones. Oracle Bones adalah potongan
tulang, tempurung kura-kura, atau kerang yang digunakan untuk ramalan kerajaan dari masa
pertengahan Dinasti Shang hingga awal Dinasti Chou ini.

2.1.4 Kesenian Cina Masa Dinasti Chi’n dan Han (221 SM – 220 M)

Cina kembali dipersatukan dibawah kekuasaan Dinasti Ch’in. Dipimpin Dinasti Han,
negara mengkonsolidasikan kekuatannya dan memperluas wilayah dan berhubungan dengan
India, serta memperluas koloni di Korea dan Annam. Seni lukis yang berkembang adalah
lukisan dinding untuk mempropagandakan tata susila dan memberi penghargaan pada pejabat
yang berjasa. Lukisan dinding dikerjakan oleh anggota perkumpulan perajin yang menjadi
bagian dari birokrasi Kekaisaran Han yang terorganisir dengan ketat dan nama mereka
satupun tidak diketahui (Tomy Taufik, 2017 : 2)

Perkembangan ideologi negara atas asas konfusianisme. Pada masa ini, Cina
mengalami masa yang berselang-seling antara persatuan dan perpecahan. Sebagian penakluk
diasimilasi ke dalam kaum Cina. Banyak terjadi asimilasi budaya dari Asia yang menciptakan
sebuah kebudayaan Cina (Fina Sarah, 2017).

7
Muncul lukisan pada kain sutra dengan gaya bebas, tapi rapi dan indah pada masa
Dinasti Han. Lukisan tersebut mengekspresikan kehidupan aktual,sejarah, dan tokoh-tokoh
yang ada dalam dogeng. Penganut konfusianisme juga mulai terpengaruh dengan tahayul
yang ada dalam ajaran Tao. Konfusianisme juga mempengaruhi gambar dari para kaisar,
mentri, dan anak-anak zaman kuno yang terlukis pada dinding istana dan tempat pemujaan
leluhur sebagai bakti pada kehidupan.

Tema yang umum digunakan pada masa ini adalah tema Taoisme. Gambar yang
dilukiskan biasanya adalah bidadari, dan alam ruh dari gunung K’un-Lun di balik cakrawala
barat. Atau P’eng lai yang digambarkan sebagai pulau ajaib yang muncul di samudra sebelah
timur.

Makam Kaisar Shih Huang Ti, disebut-sebut sebagai salah satu penermuan arkeologi
terbesar di abad 20. Shih Huang Ti memimpin Dinasti Ch’in pada 221 – 210 SM dan
merupakan kaisar pertama. Karyanya yang sangat monumental selain memperbaiki
konstruksi tembok besar Cina adalah makamnya sendiri. Makamnya dibuat seperti istana
dengan ribuan patung penjaga (kurang lebih 8000) dengan kuda perang yang berdiri berjejer.
Patung-patung tersebut memiliki berbagai model pangkat, rambut, dan senjata yang berbeda-
beda ( Fina Sarah, 2017).

Patung-patung tersebut bisa disebut juga dengan Patung Teracotta. Terbuat dari tanah
liat yang dicetak dengan variasi tinggi 183 - 195 cm. Pembuatan kepala terpisah dari badan,
tujuannya agar patung-patung tersebut memiliki bentuk dan ekspresi wajah yang berbeda.
Bagian bibir, telinga, dan mata dibuat secara manual dan disempurnakan oleh pematung.
Patung tersebut kemudian dibakar agar kosntruksinya lebih kuat, keras, dan kokoh. Dan
diberi cat untuk menyempurnakan.

Pada masa Dinasti Ch’in terjadi perpecahan di Tiongkok dalam waktu yang cukup
panjang. Masa ini merupakan tahapan penting dalam sejarah seni lukis Tiongkok. Agama
Buddha telah menyebarluaskan keseniannya di seluruh Tiongkok (Fina Sarah, 2017).

8
Mulai muncul para kolektor dan ahli seni pada masa ini. Mereka kemudian menjadi
bagian penting dalam kehidupan kebudayaan di Cina. Sampai pada masa Dinasti Ming
didapati bahwa “seni dari seluruh kekaisaran dipadukan seperti awan”. Tetapi istana Ming
dan harta pasukannya musnah pada pemberontakan yang menandai berakhirnya kekuasaan
Dinasti Han.

Tulisan Han sering muncul pada lukisan disutra gulung. Tulisan tersebut biasanya
berisi syair klasik bergambar, atau foktor (cerita rakyat), atau puisi deskriptif dan naratif. Di
dinding bawah tanah kuburan Han, terutama di Wang-tu (Hopei) dan Liao-yang (Manchuria)
terlukis berbagai macam sosok, seperti pejabat dan pembatunya, adegan perburuan, makhluk
mistis, dan balapan. Ciri khas seni Han adalah bidang tunggal dengan sosok-sosok yang
berdiri dengan bentuk kepala yang cenderung ganjil.

Lukisan yang menarik salah satunya terdapat di kuburan Ts’ao Yuan-ts’un (di
Shansi). Langit-langitnya yang melengkung berlukiskan seekor naga dan seekor harimau
diantara kumpulan awan dan bintang. Yang sangat menakjubkan, ada pemandangan
pegunungan pada bagian yang lebih rendah si sudut timur dinding dengan kesan kabut dan
jarak.

Gaya dan pokok masalah lukisan Han ditemukan juga pada gambar dekoratif di ubin
keramik, perungu, dan lak. Gambar sosok anak laki-laki dari zaman purbakala yang
diabadikan pada keranjang lak ditemukan di Lolang, Korea pada kuburan pemukim Cina
abad pertama, dan sketsa yang terdapat pada ubin kuburan yang sekarang disimpan di
Museum Seni Cleveland, Ohio. Lukisan tersebut merupakan lukisan yang paling terkenal
(Michael Sulivan, 1993 : 20 )

Pada kuburan dan sebuah kuil yang berdiri didepannya ditemukan pahatan batu dan
relief batu bata. Hal tersebut menunjukkan arah perkembangan seni mural Han. Makam dari
Keluarga Wu, di Chiahsiang, Shantung menunjukkan tekanan yang kuat diatas sosok yang
keras dan pemberani. Di perkuburan Dinasti Han di Szechwan menunjukkan kemajuan
piktorial yang terlihat pada relief batu bata yang bergambar perburuan dan industri garam
lokal.

9
Pada masa ini, sastra Cina Kuno berkembang pesat seiring dengan ditemukannya
kertas karakter dan kaligrafi Cina dengan 26 huruf dari abjad latin yang nampak seperti
representasi sewenang-wenang. Masing-masing huruf untuk satu atau lebih suara. Sebagian
besar adalah turunan dari sketsa Semit Kuno yang mewakili kata-kata khas Bahasa Semit.

2.1.5 Kesenian Cina Masa Tiga Kerajaan (220 – 265 M) dan Enam Dinasti (265
– 581M)

Masa ini merupakan masa China terpecah belah. Bagian utara dikuasai oleh kaum
pemberontak berber yang dipimpin Toba Turks, yang berhasil menduduki daerah yang cukup
luas selama kurang lebih 2 abad dan secara bertahap mereka diterima dan diberadabkan oleh
bangsa Cina. Sementara bagian selatan dan tengah, diatur dari Nanking oleh dinasti asli yang
masa kekuasaannya pendek dan oleh banyak kerajaan kecil.

Masa ini juga biasa disebut sebagai “The Dark Ages”. Pada masa ini terjadi kekacauan
politik, ketidakstabilan politik, dan kekacauan sistem pemerintahan. Yang mana sistem
Konfutse yang berlaku pada masa Dinasti Han dihilangkan. Rakyat mempercayai Buddhis
sebagai pengganti ajaran magis Tao yang menjanjikan kedamaian. Kekacauan yang terjadi
mengakibatkan seni dan sastra terbebas dari pengabdian kepada tradisi ortodoks Han.
Melukis pada akhirnya dijadikan seni murni yang digiatkan oleh para ahli yang nama dan
karyanya terkenal (Michael Sulivan, 1993 : 20 ).

Para seniman meyakini kekuatan imajinasi melahirkan tradisi menulis kritis dan
teoritis dalam seni. Meskipun para pelukis sudah sadar akan kekuatan seninya, metode dan
teknik yang mereka gunakan masih sangat sederhana. Seniman masih belum mampu mengisi
bidang yang lebar dengan komposisi yang menyatu. Mereka membuat lukisannya dengan seri
pemandangan yang saling bertumpuk, atau seri sel-sel ruang yang ditutupi kumpulan batu
dan pepohonan.

Salah satu pelukis Cina pada masa awal yang terkenal adalah Tai K’uei yang tinggal
di Nanking (Ibukota Cina Selatan). Ia memiliki bakat sebagai penulis, pelukis, pemusik, dan
pematung yang unik dalam sejarah Cina (Michael Sulivan, 1993 : 22 ). Ia meninggal pada
tahun 395 M.

10
Di Cina, patung dianggap sebagai karya kerajinan dan bukan seni, sehingga tidak ada
jabatan untuk sarjana dan tokohnya. Tai K’uei bersama putranya, Tai Po berhasil
meningkatkan prestise seni patung. Tidak hanya itu, mereka juga berhasil memberi patung
tersebut kesan sesuatu yang berubah.

Meskipun beberapa tanda berubah beberapa abad kemudian, patung-patung dari Cina
tidak pernah kehilangan kualitas liniernya, karya dari Tai K’uei tidak ada satupun yang
tersisa, tapi kesatuan gaya dan perasaan yang muncul dilukisan patung Cina setidaknya
terpengaruhi olehnya.

Ku K’ai-chih ( 345 – 406 ) Bekerja pada pengadilan Kerajaan Nanking selama


beberapa tahun. Dirinya merupakan penganut Tao yang ekstrensik, yang menurut biografinya
sangat pandai melucu bagi sebagai pelawak maupun pelukis. Ku K’ai-chih merupakan salah
seorang teman dekat dari Tai K’uei. Dia juga membuat puisi yang riang tentang adanya kilat
dan petir. Hal tersebut menandakan bahwa ia memandang fenomena alam dari pandangan
seorang pelukis. Puisi dengan gaya bahasanya turut mempengaruhi visi pelukis barat seperti
Salvator Rosa atau William Turner pada karya romantisnya (Michael Sulivan, 1993 : 20 ).

Dua karya lukisan yang merupakan tiruan dari lukisan Ku Kai-chih berhasil
diselamatkan. Yang pertama ada lukisan gantung “Lo Shen Fu” yang artinya Puisi riang dari
Sungai Lo. Yang kedua adalah lukisan gantung berhiaskan puisi oleh Tso Ssu “Nasehat
Seorang Pelatih untuk Putri Kerajaan” versi zaman T’ang akhir dan disimpan di British
Museum, London. Pada lukisan penting tersebut tiap nasihat dihiasi gambar terpisah, dan
disambungkan dengan tulisan.

Pada Lukisan “Nasehat Seorang Pelatih untuk Putri Kerajaan” tidak terdapat garis
lantai. Secara sederhana, kedalaman dikesankan dengan penempatan sosok dan barang-
barang yang terdapat pada meja rias. Pada lukisan “Lo Shen Fu” pemandangan dipisahkan
oleh tulisan, kegiatan berlangsung dalam sebuah pemandangan bersambung dengan sosok
yang sama muncul beberapa kali sebagai kejadian yang berulang dalam sebuah cerita yang
berhubungan atau cerita bersambung.

11
Ciri khas lukisan pada masa ini diantaranya bidang lukisan dibagi atas ruang sel, gaya
sosok yang linier, kecil, dan ketidakmampuan pelukis mencapai perbandingan yang
meyakinkan antara sosok dengan pemandangan. Terdapat sepasang lempeng batu berpahat
yang dibuat di Cina Utara antara 520 – 550 sebagai bagian peti mati. Batu tersebut
menggambarkan suri teladan tentang kesalehan anak.

Gambar tersebut memperlihatkan kisah seorang anak bernama Ts’ai Shun yang
menolak mengeluarkan peti mati ibunya meskipun gudang yang berada di sebelah rumanhnya
sudah terbakar. Gambar ini dilingkari pegunungan yang seperti sayap pada tata panggung.
Meskipun kedalaman latar depan dapat berkesan meyakinkan, tetapi tidak terdapat jarak
tengah, sehingga mata pengamat diarahkan secara langsung kembali ke pegunungan dan
awan di cakrawala.

Perbandingan lukisan tersebut masih keliru, gunung yang datar dan digayakan sangat
jauh dari kenyataan. Berbeda dengan tanda dan ciri lainnya dari gaya pemandangan kuno,
pemandangan yang digambarkan dalam lukisan tersebut sangat indah. Timbul perasaan
kagum tentang kehidupan alam dalam sebuah pohon yang berayun, awan yang bergerak, dan
burung-burung yang menghindari kebakaran. Panel lukisan bisa jadi meniru gambar garis
besar dari seniman ulung.

2.1.6 Kesenian Cina Masa Selanjutnya

Pada masa Dinasti Tang dan Sung, yang kurang lebih sudah seribu tahun yang lalu
merupakan masa kejayaan masyarakat feodal. Pada masa ini, masyarakat lebih tentram,
negara bersatu, ekonomi berkembang, terjadi pertukaran ekonomi dan budaya dengan luar
negeri yang intensif. Pertukaran budaya tersebut menyediakan kesempatan baru bagi
perkembangan seni lukis, dan mencapai masa kejayaan.

Pada masa Dinasti Tang, tema lukisan tetap mengutamakan tokoh manusia,
sedangkan lukisan pemandangan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Lukisan burung
dan bunga juga berkembang. Muncul banyak pelukis terkenal dan berpengaruh yang muncul
dalam sejarah (Fina Sarah, 2017).

12
Pada masa Dinasti Yuan, Ming, dan Manchu seni lukis mengalami perubahan yang
cukup pesat. Lukisan para cendekiawan mendapat perkembangan yang sangat menonjol.
Tema lukisan pemandangan bunga dan burung mendapakan porsi yang paling besar,
sedangkan lukisan manusia mencerminkan tatanan kehidupan sosial yang semakin mundur.

Menurut pendapat Ilham Khoiri (Kompas,2007) Seni rupa Cina pada zaman dulu
identik dengan kaligrafi atau pemandangan alam yang digoreskan diatas kertas tipis. Dalam
lima tahun terakhir, seni rupa Cina melejit sebagai fenomena yang menggegerkan dunia.
Pencapaian tersebut, menurutnya sudah dirintis oleh gerakan seni pada tahun 1985 – 1989
yang diistilahkan sebagai “85 New Wave”.

Sekitar tahun 1966 – 1976, Cina dibawah kekuasaan Mao Zedong menjadi negeri
yang tertutup. Masyarakat hidup dalam tekanan rezim yang kuat dam menggerakkan massa
untuk kepentingan politik pemerintah. Pada masa ini, seni rupa hanya dijadikan sebagai
propaganda untuk menyuarakan kepentingan partai komunis serta pemerintahan. Kemudian,
pada 1976 Cina berpindah tangan ke kekuasaan Deng Xiaoping.

Mulai pada tahun 1979, Deng Xiaoping menerapkan kebijakan politik pintu terbuka.
Ia menggalakkan modernisasi dengan berbagai visi. Visinya adalah meningkatkan ekonomi,
membuka perdagangan dan investasi asing, dan merancang Cina menjadi negara industri
besar yang memproduksi berbagai barang yang dibutuhkan dunia. Awalnya, politik ini belum
benar-benar membuka kebebasan ekspresi masyarakat, termasuk seni rupa.

Lama kelamaan, para seniman mulai tidak tahan dengan situasi yang sangat menekan
tersebut. Mereka mulai meluncurkan gerakan seni tahun 1985 – 1990. Dalam kurun waktu
tersebut, lebih dari 1000 seniman tergabung dalam kurang lebih 80 kelompok membuat
pameran dan karya eksperimental. Hal tersebut berhasil mendorong pakem lukisan tradisional
Cina.

Pada tahun 1985, pelukis muda banyak memamerkan karyanya diberbagai tempat.
Mereka menawarkan corak visual dengan tema yang segar. Contoh pameran yang
terselenggara adalah The Progessive Chinese Youth Art, Hunan Art Group, The ’85 New
Space, serta The ’85 Graduates Works. Mulai bermunculan berbagai ulasan seni di koran dan
majalah yang mencatat perkembangan seni tahu itu sebagai gelombang ’85.

13
Beberapa seniman di Guangzhou menciptakan instalasi, performace art, dan theatrical
art . Huang Yongping (seniman) pada tahun 1987 membuat instalasi yang berjudul Reptil
yang berupa gundukan besar yang membentuk makam tradisional Cina. Makam tersebut
dibuat dari kertas koran yang dihancurkan menggunakan mesin pencuci (Pande Putu, 2013) .

Karya Huang Yongping tersebut menyindir rezim yang mencuci otak dan budaya
masyarakat. Salah satu anggota Pond Society, Geng Jiangyi melukis berbagai wajah tertawa
yang menimbulkan multitafsir. Misalnya wajah-wajah yang tertawa di dalam lukisan dengan
berbagai ekspresi sekaligus. Seperti ekspresi gembira, sedih, marah, atau sinis. Gaya ini
kemudian banyak mempengaruhi banyak pelukis berikutnya.

Pada tahun 1988, Xu Bing membuat sebuah instalasi. Instalasi tersebut menumpuk
kertas dan buku yang dipenuhi tulisan. Hal ini merupakan sindiran atas situasi di Cina yang
selama puluhan tahun masyarakatnya dicekoki oleh doktrin partai dan menutup informasi
dari dunia luar. Perhelatan ini dikenal sebagai pameran seni rupa kontemporer Cina.

Tiga seniman Cina yakni Huang Yongping, Gu Dexin, dan Yang Jiechang diundang
untuk mengikuti pameran “Megicience de la Tere” yang diselenggarakan di Centre
Pompidou, Paris, Prancis. Gebrakan ini dinilai berhasil mengenalkan karya seni rupa baru
Cina ke seluruh dunia. Para seniman Cina semakin percaya diri dan berani mengangkat
perbincangan yang selama ini terpendam, seperti ketegangan antara budaya timur dan budaya
barat, ekspresi seni yang bebas dan merdeka, mengkritik kondisi politik, dan fungsi seni di
masyarakat (Pande Putu, 2013).

Kesenian yang awalnya bercorak realisme dan berkiblat pada komunis mulai
digantikan dengan berbagai macam pendekatan baru yang eksperimental dan menawarkan
pendekatan artistik yang segar. Gerakan seni muncul sebagai kritik situasi sosial yang sosial
politik yang begitu represif selama puluhan tahun. Titik baliknya adalah demonstrasi pada
Juni 1989 yang menewaskan ribuan mahasiswa di Lapangan Tiananmen.

14
Dunia mulai penasaran dengan apa yang terjadi di Cina, termasuk pertumbuhan seni
rupa kontemporernya. Gelombang baru tahun 1985 menjadi penanda tumbuhnya seni rupa
kontemporer Cina yang memicu perkembangan seni rupa Cina berikutnya. Pada era 1990-an,
muncul sejumlah pelukis yang menambah kuat gerakan kelompok dari seniman Avant Garde.

Diantaranya Yang Shaobin, Fang Lijun, dan Yue Minjun. Karya-karya mereka
mengentalkan corak realisme-sinis yang mentertawakan situasi, atau realisme-traumatis yang
menunjukkan dan memperlihatkan luka yang dialami oleh masyarakat yang tertindas.

15
2.2 Contoh Kebudayaan Cina Kuno

2.2.1 Tembikar Neolithikum

Tembikar yang berasal dari 18.000 SM menjadi bukti


perkembangan kebudayaan Cina. Mulai pada 4000 SM seni
keramik berwarna mulai muncul dengan melibatkan
serangkaian langkah pembuatan. Seperti membentuk,
membakar, mendekorasi, dan menyempurnakan (Herman
Tan, 2020) .

sumber : https:// www.


wikiwand.com/id/Sejarah_Tiongok

2.2.2 Kesenian Han

Gambar : Guci keramik yang merupakan peninggalan Han


Barat yang dilukis dan dihiasi dengan relief naga yang timbul.

Masa Dinasti Han merupakan masa kejayaan pada kesenian


Tiongkok. Yang mana musik, seni visual, dan sastra
berkembang pesat.

Sumber :
https://id.m.wikipedia.org/
wiki/Dinasti_Han

16
2.2.3 Batu Giok

Pada zaman Tiongkok kuno, batu giok dianggap sebagai


lambang keabadian, kesempurnaan, keteguhan, dan
kemuliaan. Mereka menganggapnya sebagai esensi dari
surgawi dan bumi.

Pada kepercayaan Tiongkok Kuno, bumi dianggap persegi


dan surga dianggap bundar. ‘Pai’atau lubang ditengah giok
Sumber :
sebagai simbol penghormatan kepada para dewa. ‘Tsung’
https://www.google.com/amp/s/bp-
atau sisi persegi sebagai simbol penghormatan kepada bumi
guide.id/AXBICWI2/amp
(Herman Tan, 2020).

2.2.4 Puisi Tiongkok Kuno

Karya puisi di Tiongkok menjadi ekspresi dan emosi


pribadi dan publik yang mana pembaca dapat memahami
kondisi bathin penulis puisi dengan membaca puisinya.

Karena kekejaman Manchu yang membakar buku-buku


dan membunuh para sarjana, hanya ada beberapa puisi
dari Tiongkok kuno yang terselamatkan.
Sumber :
https://www.tionghoa.info/10-seni-
tiongkok-kuno-yang-luar-biasa-sutra-
musik-hingga-arsitektur

17
2.2.5 Kuil Langit

Kuil langit ini sengaja dibangun untuk menghormati dewa


langit dan terdapat di Peking (Resmiyati Yunus, 2013 :
13) .

Kuil ini menjadi tempat pemujaan bagi Agama Kong Hu


Cu dan Tao. Kuil ini terletak di Beijing, dan dibangun
pada masa Dinasti Ming. Dibangun pada tahun 1420
Sumber : dengan luas 2.700 Km2 .
https://www.google.com/amp/s/www.k
ompasiana.com/amp/tonnysy/602aa3df
8ede484a9f2f6ac2/temple-of-heaven-
kuil-langit-di-kota-beijing

2.2.6 The Great Wall of China.

Tembok Besar Cina ini dibangun pada masa Dinasti


Chin. Tembok Besar Cina ini termasuk dalam salah
satu keajaiban dunia. Tembok ini dibangun dengan
tenaga 1.000.000. orang dalam waktu 20 tahun.
Tujuannya untuk menahan serangan dari Suku
Berber (Resmiyati Yunus, 2013 : 14).

Sumber : Tembok Besar Cina ini memiliki lebar 8 meter,


https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.
panjang 2.430 km, dan tinggi 6 meter.
com/travel/read/2020/03/27/152912627/temb
ok-besar-china-kembali-dibuka-untuk-
wisatawan.

18
2.3 Lembaga Seniman Yin Hua

Presiden Soekarno memiliki ketertarikan terhadap seni. Beliau mengkoleksi berbagai


lukisan karya seniman lokal maupun mancanegara. Koleksi Presiden Soekarno tercatat ribuan
barang seni baik berupa patung, lukisan, dan keramik. Beberapa karya seni `di Istana
merupakan pilihan Presiden Soekarno masa itu berdasarkan seleranya pribadi dan intuisi seni
yang ia miliki (Komunitas Historia Indonesia, 2019).

Kondisi Indonesia pada era 1950 – 1960-an penuh dengan berbagai pergolakan,
pertentangan dan polarisasi politik yang menciptakan kondisi yang tidak kondusif. Era 1950-
an merupakan transisi guna mencari corak identitas keIndonesiaan. Terjadi berbagai
pertarungan intelektual (Komunitas Historia Indonesia, 2019).

Selain pelukis lokal, juga terdapat pelukis keturunan Tionghoa yang sudah menaruh
kekuatan tersendiri. Keberadaan para seniman dan pelukis asal Tionghoa tersebut pada
periode ini sangat beragam, memiliki langgam tersendiri dan memiliki ciri khasnya di dunia
seni rupa. Hal ini menjadi latar belakang berdirinya lembaga seniman Yin Hua pada 1955.

Lembaga Yin Hua digunakan untuk pelatihan dan pengembangan ketrampilan seni
lukis, yang pada awalnya memiliki 100 anggota. Lembaga ini juga mampu memperlihatkan
peran penting seni lukis Tionghoa. Beberapa anggotanya ada yang diangkat menjadi pelukis
di Istana, salah satunya Lee Man Fong pada 1961.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesenian dan Kebudayaan Cina telah melalui berbagai masa yang berbeda. Beberapa
diantara karya-karya tersebut hancur akibat kekejaman dari bangsa Manchu. Kesenian dan
Kebudayaan Cina merupakan salah satu kebudayaan tertua di dunia. Pada setiap zaman
memperlihatkan naik turunnya eksistensi dan nilai dari kebudayaan dan kesenian Cina.

Pada masa Dinasti Shang menunjukkan kesenian dan kebudayaan yang masih
sederhana. Pada masa Tiga Kerajaan dan Enam Dinasti hingga masa Mao Zedong terjadi
penurunan eksistensi dan nilai dari seni dan budaya Cina. Kemudian mulai tahun 1985
kesenian dan kebudayaan yang ada di Cina kembali menunjukkan eksistensinya pada dunia.

Presiden pertama RI, yakni Ir. Soekarni juga merupakan seseorang yang menyukai
seni. Beliau memiliki ribuan koleksi barang seni, mulai dari patung hingga lukisan. Bung
Karno juga menghargai dan mengapresiasi para seniman baik yang berasal dari Bangsa
Indonesia sendiri maupun mancanegara termasuk Tionghoa. Di Indonesia sendiri terdapat
lembaga seni yang bernama Yin Hua.

3.2 Saran

Dapat diambil pelajaran bahwa kita harus menghargai dan mengapresiasi berbagai
seni baik dari Indonesia sendiri maupun dari negara lain. Sebuah seni dan budaya pasti telah
melalui fase yang panjang dan tidak mudah untuk dapat bertahan. Kita sebagai generasi
penerus bangsa harus melestarikan dan melindungi berbagai kesenian dan budaya yang adan
di negara kita.

20
DAFTAR PUSTAKA

 Fina Sarah Adhari. Seni Budaya : Sejarah Kebudayaan Cina Kuno.


https://creatifina.blogspot.com/2017/10/seni-budaya-makalah-seni-rupa.html?m=1
 Resmiyati Yunus.(2013).Jendela Peristiwa di Asia Timur. Yogjakarta : Interpena
 Michael Sulivan.”Awal Perkembangan Seni Rupa Cina”. The Book of Art . Vol. 9,
1993, Hal (17 – 23).
 Pande Putu.(2013). Art Lover : Sejarah Seni Rupa Timur.
http://pandeputudarmayana.blogspot.com/2013/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1
 Komunitas Historia Indonesia. (2019). Kedekatan Soekarno dengan Pelukis Etnis
Tionghoa. http://www.komunitashistoria.com/article/2019/06/16/kedekatan-sukarno-
dengan-pelukis-etnis-tionghoa/
 Herman Tan. (2020). 10 Seni Tiongkok Kuno yang Luar Biasa : Sutra, Musik, Hingga
Arsitektur. https://www.tionghoa.info/10-seni-tiongkok-kuno-yang-luar-biasa-sutra-
musik-hingga-arsitektur
 Tomy Taufik. (2017) . Sejarah Seni Rupa Timur. Malang : UNM.
 https:// www. wikiwand.com/id/Sejarah_Tiongok
 https://id.m.wikipedia.org/ wiki/Dinasti_Han
 https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/travel/read/2020/03/27/152912627/t
embok-besar-china-kembali-dibuka-untuk-wisatawan
 https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/tonnysy/602aa3df8ede48
4a9f2f6ac2/temple-of-heaven-kuil-langit-di-kota-beijing

21

Anda mungkin juga menyukai