Anda di halaman 1dari 18

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
 pulalah makalah
makalah Periode Sastra
Sastra Indonesia ini dapat diselesaikan
diselesaikan tepat
tepat waktu.

Makalah yang saya susun ini khusus membahas tentang periode sastra dari sejarahnya, nama
 pengarang dan
dan sastranya,perbandingan
sastranya,perbandingan antar
antar angkatan, dan analisis uns
unsur
ur intrinsik dan ekstrinsik
ekstrinsik salah
satu karya pengarang.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan,
khususnya masalah pembahasan periodisasi sastra yang kesemuanya itu disebabkan oleh minimnya
 pengetahuan, maka
maka dari itu kami
kami butuhkan saran dan
dan kritik yang bersifat membangun
membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
 penyusunan makalah
makalah ini.

Cikarang, 1 Februari 201

1
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 1

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2

Periodisasi Sastra Indonesia


Pengertian Periodisasi Sastra Indonesia .....................................................................................
..................................................................................... 3
  Angkatan Balai Pustaka .................................................................................................. 5
  Angkatan Pujangga Baru ......................................................................
.................................................................................................
........................... 6
  Angkatan 1945 ...............................................................................................................
............................................................................................................... 6
  Angkatan 1950-1960 ......................................................................................................
...................................................................................................... 8
  Angkatan 1966-1970 ......................................................................................................
...................................................................................................... 9
  Angkatan 1980-1990 .....................................................................................................
..................................................................................................... 10
Ciri-ciri Angkatan dan Perbandingan...............................................................
........................................................................................
......................... 11
A.  Analisis Novel “Dari Ave Maria Sampai ke Jalan lain ke Roma” ...................................
Roma”  ................................... 14

  Unsur Intrinsik ..................................................................................................................


.................................................................................................................. 15
  Unsur Ekstrinsik ......................................................................................................
...............................................................................................................
......... 17
B.  Kesimpulan dan Saran .........................................................
.........................................................................................................
................................................ 18

2
 

PERIODISASI SASTRA INDONESIA

A.  Pengertian Periodisasi Sastra Indonesia


Sastra indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra
yang ada di Indonesia. Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di
wilayah kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk pada sastra yang berbahasa
Melayu, dimana bahasa Indonesia adalah turunannya.

Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai
dengan ciri-ciri tertentu. Dalam periodesasi sastra Indonesia dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu lisan dan tulisan. Secara urutan waktu terbagi atas angkatan Pujangga Lama, angkatan
Balai Pustaka, angkatan Pujangga baru, Angkatan 1945, angkatan 1950-1960-an, angkatan
1966-1970-an, angkatan 1980-1990-an,
1980-1990-an, angkatan reformasi, dan angkatan 2000-an.

Periodisasi sejarah sastra Indonesia secara eksplisit telah diperlihatkan oleh Ajip Rosidi
dalam Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (1969). Secara garis besar Ajib Rosidi (1969: 13)
membagi sejarah sastra Indonesia sebagai berikut: 

 
1. Masa Kelahiran mencakup kurun waktu 1900-1945 yang dapat dibagi lagi menjadi beberapa
 periode, yaitu: 

1.  Periode awal hingga 1933 


2.  Periode 1933-1942 
3.  Periode 1942-1945 

2.  Masa Perkembangan mencakup kurun waktu 1945-1968


1945-1968 yang dapat
dapat dibagi menjadi
 beberapa periode, yaitu 

1.  Periode 1945-1953. 


2.  Periode 1953-1961. 
3.  Periode 1961-1968. 
Menurut Ajip, warna yang menonjol pada periode awal (1900-1933) adalah persoalan
adat yang sedang menghadapai akulturasi sehingga menimbulkan berbagai masalah bagi
kelangsungan eksistensi masing-masing daerah. Sedangkan periode 1933-1942 diwarnai
dengan pencarian tempat di tengah pertarungan antara kebudayaan Timur dan Barat dengan
 pandangan romantic-idealis. 
Perubahan terjadi pada periode 1942-1945 atau masa pendudukan Jepang yang
melahirkan warna pelarian, kegelisahan, dan peralihan. Sedangkan warna perjuangan dan
 pernyataan diri di tengah kebudayaan dunia tampak pada periode 1945-1953 dan selanjutnya
sel anjutnya
warna pencarian identitas diri sekaligus penilaian kembali terhadap warisan leluhur tampak
menonjol pada periode 1953-1961. Sedangkan, pada periode 1961-1968 yang tampak
menonjol adalah warna perlawanan dan perjuangan mempertahankan martabat, sedangkan
sesudahnya tampak warna percobaan dan penggalian berbagai kemungkinan pengucapan
sastra. 

3
 

Pada kenyataanya, telah tercatat lima angkatan yang muncul pada rentang waktu 10 – 
15 tahun sehingga dapat disusun perodisasi sejarah sastra Indonesia modern sebagai berikut:
beri kut: 

1.  Sastra Awal (1900 – 


(1900 –  an
 an ) 
2.  Sastra Balai Pustaka (1920 – 
(1920 –  1942)
 1942) 
3.  Sastra Pujangga Baru (1930 – 
(1930 –  1942)
 1942) 
4.  Sastra Angkatan 45 (1942 – 
(1942 –  1955)
 1955) 
5.  Sastra Generasi Kisah (1955 – 
(1955 –  1965)
 1965) 
6.  Sastra Generasi Horison (1966) 

Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia menurut Jakob Sumardjo didasarkan pada nama badan
 penerbitan yang menyiarkan karya para sastrawan. Seperti Penerbit Balai Pustaka, majalah
Pujangga Baru, majalah Kisah, dan majalah Horison, kecuali angkatan 45 yang menggunakan
tahun revolusi Indonesia. Ada juga penamaan angkatan
an gkatan 66 yang dicetuskan H.B. Jassin dengan
merujuk pada gerakan politik yang penting di Indonesia sekitar tahun 1966.  
Penulisan sejarah sastra Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara atau metode, yaitu
(1) menerapkan teori estetika resepsi atau estetika tanggapan, dan (2) menerapkan teori
 penyusunan rangkaian perkembangan sastra dari periode atau angkatan ke angkatan. Di
samping itu, sejarah sastra Indonesia dapat juga dilakukan secara sinkronis dan diakronis.

Sinkronis berarti penulisan sejarah sastra dalam salah satu tingkat perkembangan atau
 periodenya. Sedangkan yang diakronis berarti penulisan sejarah dalam berbagai tingkat
 perkembangan, dari kelahiran hingga perkembangannya
perkembangannya yang terakhir. 
Setelah meninjau periodisasi sejarah sastra
sastr a Indonesia dari Jakob Sumardjo dan Ajip Rosidi,
maka muncullah tawaran lain dari Rachmat Djoko Pradopo mengenai periodisasi sejarah sastra
Indonesia sebagai berikut: 

1.  Periode Balai Pustaka : 1920-1940 


2.  Periode Pujangga Baru : 1930-1945 
3.  Periode Angkatan 45 : 1940-1955 
4.  Periode Angkatan 50 : 1950-1970 
5.  Periode Angkatan 70 : 1965-1984 

Dari pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan periodisasi sastra sebagai berikut:  

1.  Angkatan Balai Pustaka 


2.  Angkatan Pujangga Baru 
3.  Angkatan ’45 
4.  Angkatan 50-an 
5.  Angkatan 60-an 
6.  Angkatan kontemporer (70-an--sekarang). 

4
 

1.  Angkatan Balai Pustaka

Abdul Muis sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang
dikeluarkan oleh penerbit Balai
penerbit Balai Pustaka. Prosa
Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama)
dan puisi
dan  puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra
di Indonesia pada masa ini. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk
dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti
kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan
menerbitkan
karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi,
Melayu-Tinggi, bahasa
 bahasa Jawa dan bahasa
dan bahasa Sunda;
Sunda; dan
 dan dalam
 jumlah terbatas dalam bahasa
dalam bahasa Bali, bahasa
Bali, bahasa Batak, dan
Batak, dan bahasa
 bahasa Madura. 
Madura. 

 Nur Sutan Iskandar


Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" karena ada banyak sekali
karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah
dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera",
dengan Minangkabau
dengan  Minangkabau sebagai titik pusatnya.

NO. NAMA PENGARANG KARYA SASTRA


1. Merari Siregar Azab dan Sengsara (1920)
Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
Cinta dan Hawa Nafsu

2. Marah Roesli Siti Nurbaya (1922)


La Hami (1924)
Anak dan Kemanakannya (1956)

3. Muhammad Yamin Tanah Air (1922)


Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
Ken Arok dan Ken Dedes (1934)

4. Abdul Muis Salah Asuhan (1928)


Pertemuan
Pertemuan Djodoh (1933)

5. Djamaludin Adinegoro Darah Muda (1927)


Asmara Jaya (1928)

5
 

2.  Pujangga Baru

Sutan Takdir Alisjahbana pelopor


Alisjahbana pelopor Pujangga
Pujangga Baru

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka
terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut
rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual,
nasionalistis dan elitis.

NO. NAMA PENGARANG KARYA SASTRA


1. Sutan Takdir Alisjahbana Dian Tak Kunjung Padam (1932)
Tebaran Mega - kumpulan sajak (1935)
Layar Terkembang (1936)
Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)
2. Hamka Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (1939)
Tuan Direktur (1950)
Di dalam Lembah Kehidoepan (1940)
3. Armijn Pane Belenggu (1940)
Jiwa Berjiwa
Gamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)
Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)
Habis Gelap Terbitlah Terang - Terjemahan Surat
R.A. Kartini (1945)
4. Sanusi Pane Pancaran Cinta (1926)
Puspa Mega (1927)
Madah Kelana (1931)
Sandhyakala
Sandhyaka la Ning Majapahit (1933)
Kertajaya (1932)
5. Roestam Effendi Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan
Pertjikan Permenung
Permenunganan
6. Fatimah Hasan Delais Kehilangan Mestika (1935)

6
 

3.  Angkatan 1945

Chairil Anwar pelopor
Anwar pelopor Angkatan
Angkatan 1945

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai


Pengalaman mewarnai karya sastrawan Angkatan '45.
Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-
idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut
kemerdekaan
kemerdek aan seperti halnya puisi-puisi Chairil
puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan
Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni
yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan
angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak

Takdir, pada periodeprosa


karya pembaharuan ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheisdianggap sebagai
Indonesia.

NO. NAMA PENGARANG KARYA SASTRA


1. Chairil Anwar Kerikil Tajam (1949)
Deru Campur Debu (1949)

2. Idrus Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)


Aki (1949)
Perempuan dan Kebangsaan

3. Achdiat K. Mihardja Atheis (1949)

4. Trisno Sumardjo Katahati dan Perbuatan (1952)

5. Utuy Tatang Sontani Suling (drama) (1948)


Tambera (1949)
Awal dan Mira - drama satu babak (1962)

6. Asrul Sani, Rivai Apin, dan Chairil Tiga Menguak Takdir (1950)
Anwar

7
 

4.  Angkatan 1950 - 1960

Pramoedya Ananta Toer novelis generasi 1950-1960

Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah


sastra  Kisah asuhan H.B.
asuhan H.B. Jassin. Ciri
Jassin. Ciri angkatan ini
adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut
 bertahan sampai
sampai tahun 1956 dan
dan diteruskan dengan
dengan majalah
majalah sastra lainnya,
lainnya, Sastra.
 Sastra.  

Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga
dalam  Lembaga
Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra 
sastra  realisme-sosialis.
realisme-sosialis. Timbullah
 Timbullah perpecahan dan
 polemik yang
yang berkepanjangan
berkepanjangan di antara kalangan
kalangan sastrawan
sastrawan di Indonesia pada
pada awal ta
tahun
hun 1960;
 1960;  
menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir
 pada tahun 1965
tahun 1965 dengan pecahnya
pecahnya G30S
 G30S di Indonesia. 

NO. NAMA PENGARANG KARYA SASTRA


1. W.S Rendra Balada Orang-orang Tercinta (1957)
Empat Kumpulan Sajak (1961)
Ia Sudah Bertualang (1963)

2. Ali Akbar Navis Robohnya Surau Kami - 8 cerita pendek pilihan


(1955)
Bianglala - kumpulan cerita pendek (1963)
Hujan Panas (1964)
Kemarau (1967)
3. N.h Dini Dua Dunia (1950)
Hati jang Damai (1960)

4. Trisnojuwono Angin Laut (1958)


Dimedan Perang (1962)
Laki-laki dan Mesiu (1951)

5. Mochtar Lubis Tak Ada Esok (1950)


Jalan Tak Ada Ujung (1952)
Tanah Gersang (1964)
Si Djamal (1964)
6. Pramoedya Ananta Toer Kranji dan Bekasi Jatuh (1947)
Bukan Pasar Malam (1951)
Di Tepi Kali Bekasi (1951)
Keluarga Gerilya (1951)
Mereka yang Dilumpuhkan (1951)
Perburuan (1950)
Cerita dari Blora (1952)

8
 

5.  Angkatan 1966 - 1970

Taufik Ismail sastrawan Angkatan 1966

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison


terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan
sastra) pimpinan Mochtar
 Mochtar Lubis. 
Lubis. 
Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini
yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus
kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka
Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan
karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah Motinggo
adalah Motinggo Busye, Purnawan
Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil
Tjondronegoro, Djamil Suherman,
Suherman, Bur
 Bur
Rasuanto, Goenawan
Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi
Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan dan Satyagraha
 Satyagraha Hoerip Soeprobo dan
termasuk paus sastra Indonesia, H.B.
Indonesia, H.B. Jassin.
Jassin...

NO. NAMA PENGARANG KARYA SASTRA


1. Taufik Ismail Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
Tirani dan Benteng
Buku Tamu Musim Perjuangan
Sajak Ladang Jagung
Kenalkan
Saya Hewan
Puisi-puisi Langit
2. Sapardi Djoko Damono Dukamu Abadi (1969)
Mata Pisau (1974)
3. Leon Agusta Monumen Safari (1966)
Catatan Putih (1975)
Di Bawah Bayangan Sang Kekasih (1978)
Hukla (1979)
4. Umar Kayam Seribu Kunang-kunang di Manhattan
Sri Sumarah dan Bawuk
Lebaran di Karet
Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
Kelir Tanpa Batas
Para Priyayi
Jalan Menikung
5. Putu Wijaya Bila Malam Bertambah Malam (1971)
Telegram (1973)
Stasiun (1977)
Pabrik
Gres
Bom
6. Wisran Hadi Empat Orang Melayu
Jalan Lurus

9
 

6.  Angkatan 1980 - 1990

Hilman Hariwijaya penulis
Hariwijaya penulis cer
cerita
ita remaja pada
pada dekade 1980 dan 1990

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980,


tahun 1980, ditandai
 ditandai dengan banyaknya roman
 percintaan, dengan
dengan sastrawan
sastrawan wanita yang
yang menonjol pada
pada masa tersebut
tersebut yaitu Marga
yaitu Marga T. Karya
T. Karya sastra
Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum. Beberapa
sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy
adalah: Remy Sylado, 
Sylado, 
Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma,
Ajidarma, Pipiet
Pipi et Senja, Kurniawan Junaidi,
Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman
Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya
Khairani, dan Tajuddin
dan Tajuddin Noor Ganie. Namun
Ganie. Namun yang tak boleh dilupakan,
dil upakan, pada era 1980-an ini juga
tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman
oleh Hilman

Hariwijaya dengan serial Lupusnya.


serial Lupusnya. Justru
 Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi
gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat. Ada nama-nama terkenal
muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani
dikomandani Titie
 Titie Said, antara
Said, antara lain: La
lain: La
Rose, Lastri
Rose, Lastri Fardhani, Diah
Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne
Hadaning, Yvonne de Fretes, dan
Fretes, dan Oka
 Oka Rusmini. 
Rusmini. 

NO. NAMA PENGARANG KARYA SASTRA


1. Hilman Hariwijaya Lupus - 28 novel (1986-2007)
Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)
Olga Sepatu Roda (1992)
Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)
( 1995-2005)

2. Darman Moenir Bako (1983)


Dendang (1988)

3. Y.B Mangunwijaya Burung-burung Manyar (1981)

4. Arswendo Atmowiloto Canting (1986)

5. Dorothea Rosa Herliany  Nyanyian Gaduh


Gaduh (1987)
Matahari yang Mengalir (1990)
Kepompong Sunyi (1993)
 Nikah Ilalang (1995)
Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)

6. Budi Darma Olenka (1983)


Rafilus (1988)

10
 

B. Ciri-Ciri Angkatan dan Perbandingan

Angkatan ’20-an
’20-an atau Angkatan Balai Pustaka 

Disebut Angkatan Dua Puluhan karna novel yang pertama kali terbit adalah novel Azab
novel  Azab dan 
dan 
Sengsara yang
Sengsara  yang diterbitkan pada tahun 1921 oleh Merari siregar. Disebut pula sebagai
Angkatan Balai Pustaka karna karya-karya tersebut banyak diterbitkan oleh penerbit Balai
Pustaka.

Contoh ciri-ciri
ciri-ciri dan karya penting pada angkatan ’20-an
’20-an
Cirri-ciri  Karya Penting  pengarang 
Puisinya berupa syair dan  Azab dan Sengsara 
Sengsara  Merari Siregar
 pantun
Sitti Nurbaya 
Nurbaya  Marah Rusli
Alirannya bercorak romantic

Soal kebangsaan belum Salah Asuhan 


Asuhan  Abdul Muis
mengemuka
Sengsara Membawa Nikmat   Tulis Sutan Sati
Gaya bahasa masih
menggunakan perumpamaan
’30-an atau Angkatan Pujangga Baru  
Angkatan ’30-an
Istilah Angkatan Pujangga Baru untuk karya-karya
karya-karya yang lahir tahun ’30-
’30-’40
’40-an,
-an, diambil dari
majalah Pujangga Baroe yang terbit tahun 1933. Disebut sebagai Angkatan Tiga Puluhan
sebab sngkatan ini lahir pada tahun ’30-an.
’30-an.

Contoh ciri-ciri
ciri-ciri dan karya penting pada angkatan ’30-an
’30-an

Cirri-ciri  Karya Penting  pengarang 


Dinamis  Layar Terkembang   S.T. Alisyahbana
 Belenggu  
 Belenggu Armin Pane
Individualistis  Indonesia Tumpah Muhammad Yamin
 Darahku  
 Darahku
Tidak persoalkan  Nyanyian Sunyi & Amir Hamzah
tradisi sebagai temanya  Buah Rindu 
Rindu 

Hasil karya bercorak


kebangsaan

Periode ‘45 
Disebut juga sebagai Angkatan
Angkatan Chairil Anwar kerna perjuangan Chairil Anwar dalam
melahirkan angkatan ’45 ini. Disebut juga sebagai angkatan kemerdekaan karna dilahirkan
 pada tahun Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.

Contoh ciri-ciri
ciri-ciri dan karya penting pada periode ‘45 
‘45 
Ciri-ciri  karya  pengarang 
 Aku  
 Aku Chairil Anwar

11
 

Tiga Menguak Chairil Anwar,


Bebas
Takdir   Asrul Sani, Riayi Apin

Individualistis  Atheis  
 Atheis Achdiat Karta
Mihardja
 Dari Ave Maria ke Idrus
Universitalitas
 Jalan Lain Roma 
Roma 

realitas Surat Kertas Hijau Sitor Situmorang


dan Wajah Tak
 Bernam  
 Bernam

Angkatan ‘66 
 Nama Ankatan ’66 dicetuskan oleh Hans
Hans Bague Jassin melalui bukunya yang berjudul
Angkatan ’66 bersamaan dengan kondisi politik Indonesia yan tengah kacau akibat PKI.

Contoh ciri-ciri
ciri-ciri karya penting pada Angkatan ‘66 
‘66 
Ciri-ciri  Karya  pengarang 

Kebanyakan tentang  Pagar Kawat   Toha Mochtar


 protes terhadap social  Berduri  
 Berduri
dan politik Tirani dan Benteng   Taufiq Ismail

Mulai dikenal gaya


epic pada puisi  Pariksit   Goenawan
Mohammad
Banyak  Para Priayi 
Priayi  Umar Kayam
 penggunaan gaya
retorik dan slogan  Mata Pisau dan Supardi Joko
 Peluru Kertas 
Kertas  Damono
Cerita dengan
 berlatar perang

’70-an 
Angkatan ’70-an
Sekitar tahun ’70-an,
’70-an, muncul karya-karya sastra yang lain dari sebelumnya
sebelu mnya yang dimana
tidak menekankan pada makna kata yang kemudian digolongkan kedalam jenis sastra
kontemporer.

Contoh ciri-ciri dan karya penting pada angkatan ’70-an


’70-an

Ciri-ciri  karya  pengarang  


Diabaikannya unsur O, Amuk, Kapak   Sutardji Calzoum Bachri
makna  Hukla  
 Hukla Leon Agusta
Wajah Kita 
Kita  Hamid Jabar
Penuh semangat Catatan Sang F. Ibrahim
eksperimentasi  Koruptor  
 Dandandik   Ibrahim Sattah
Beraliran surealistik

12
 

Dalam drama, pemain


sering improvisasi

’80-an 
Angkatan ’80-an
Karya sastra Indonesia pada setelah tahun 1980 ditandai dengan banyaknya roman pecintaan
karya sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut.

Contoh ciri-ciri
ciri-ciri dan karya pada Angkatan ’80-an
’80-an

Ciri-ciri  karya  pengarang 


Didominasi oleh  Pulau Buru 
Buru  Pramoedya Ananta
roman percintaan Toer

 Burun- Burung Y.B Mangun Wijaya


Konvensional : tokoh  Manyar  
antagonis selalu kalah  Boko  
 Boko Darman Moenir

Tumbuh sastra
 beraliran pop  Ronggen Dukuh
Dukuh Ahmad Tohari
 Paruk  

Karya sastra  Lupus  


 Lupus Hilman Hariwijaya
tersebar luas diberbagai
majalah dan penerbitan
umum

13
 

C. ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

“Dari Ave Maria 


Maria ke Jalan lain ke Roma” 
Roma” 

Karya : Idrus

14
 

15
 

16
 

17
 

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Periodesasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai
dengan ciri-ciri tertentu. Dalam periodesasi sastra Indonesia dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu lisan dan tulisan. Secara urutan waktu terbagi atas angkatan Pujangga Lama, angkatan
Balai Pustaka, angkatan Pujangga baru, Angkatan 1945, angkatan 1950-1960-an, angkatan
1966-1970-an, angkatan 1980-1990-an,
1980-1990-an, angkatan reformasi, dan angkatan 2000-an.

Berdasarkan analisis “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”


Berdasarkan Roma” Cerpen ini mema parkan bahwa
menjalani kehidupan di dunia ini dengan menerapkan kejujuran itu tidaklah mudah, sebab tidak
semua orang dapat menerima kejujuran tersebut.

Saran

Berdasarkan
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi saran adalah perlu ditinjau kembali secara
mendalam tentang pengertian periodisasi sastra, masa berkembangnya angkatan, ciri-ciri tiap
angkatan, dan analisis unsur intrinsik dan eksrinsik sebuah karya sastra.

Saya membuat tugas ini berdasarkan sumber sumber yang ada. Saya juga menyadari, masih
 banyak kekurangan
kekurangan dan kesalahan
kesalahan dalam penulisan tugas ini. Maka dari
dari itu, saya memerlukan
memerlukan saran
saran
dari para pembaca supaya menjadikan makalah ini lebih baik. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima
kasih.

18

Anda mungkin juga menyukai