Pertemuan Ke : 1 (Satu)
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR
C. INDIKATOR
1. Memahami pengertian kewirausahaan
2. Memahami macam- macam kualitas dasar
3. Memahami macam- macam kualitas insrumental wirausaha yang berhasil dan gagal
4. Memahami ciri-ciri seorang wirausahawan
5. Menganalisis hubungan antara pengetahuan kewiraushaan dan praktik/pengalaman
wirausahawan
6. Mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan dan
kegagalan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati dan hewani
7. Menyajikan hasil identifikasi karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan
dan kegagalan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati dan
hewani dalam bentuk lisan dan tulisan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
2. Memahami pengertian kewirausahaan
3. Memahami macam- macam kualitas dasar
4. Memahami macam- macam kualitas insrumental wirausaha yang berhasil dan gagal
5. Memahami ciri-ciri seorang wirausahawan
6. Menganalisis hubungan antara pengetahuan kewiraushaan dan praktik/pengalaman
wirausahawan
7. Mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan dan
kegagalan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati dan hewani
8. Menyajikan hasil identifikasi karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan
dan kegagalan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati dan
hewani dalam bentuk lisan dan tulisan
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kualitas dasar
2. kualitas intrumental
3. Pengembangan Kewirausahaan
4. Ciri-ciri seorang wirausahawan
5. Keberhasilan dan kegagalan wirausaha
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
2. Model pembelajaran : Pembelajaran kooperatif (jigsaw atau gallery walk)
3. Pendekatan pelajaran : Pendekatan saintifik
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
Gambar buah segar, video kemasan makanan awetan, serta bahan bantu dalam
pengolahan bahan pangan buah segar menjadi makanan dan minuman.
Power point
Modul siswa
LKS
2. Media elektronik
Laptop
Infokus
3. Alat/bahan
Spidol
Kertas
H. SUMBER BELAJAR
3.Lingkungan setempat
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
Pendahuluan 10 Menit
disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
Kualitas dasar dan kualitas intrumental
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajar
Observing : Mengamati
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan
untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Kualitas dasar dan kualitas intrumental dengan
cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat) Menayangkan
gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati 60 menit
Questioning : Menanya
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
dapat bertanya mengenai materi tentang
pengolahan makanan awetan.
Siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti mengenai penjelasan guru.
Siswa saling bertanya dan berdiskusi sesama
siswa.
Guru mengkondisikan kelas sehingga
pertanyaan-pertanyaan yang muncul menjadi
bahan diskusi bersama.
Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Kualitas dasar dan kualitas intrumental
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
Associating : Menalar
J. Penilaian
1. Pengamatan sikap (KI.1)
8
Contoh: x 100 = 88,9
9
Keterangan:
1 I 75 75 90 80 81,25 B
2 II
3 II
Dst
keterangan penilaian:
No Soal Skor
Total 100
Kunci jawaban:
1. Makanan awetan dari bahan nabati adalah makanan yang bahan-bahannya berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan mengalami proses pengawetan. Makanan yang diawetkan
dengan berbagai cara dan dapat di konsumsi kembali,dari bahan nabati berarti dari
bahan tumbuhan
1. Jajanan keripik
Jajanan keripik adalah makanan awetan dari bahan baku nabati yang paling dicari.
Setidaknya ada dua faktor penting yang membuat jajanan keripik digemari.
Pertama, rasa asinnya memberikan kesan adiktif yang candu untuk terus mengkonsumsinya.
Kedua, teksturnya yang renyah membuatnya dianggap sebagai camilan paling enak.
Beberapa contoh bahan nabati yang bisa Anda olah menjadi keripik di antaranya adalah
kentang, pisang, singkong, dan ubi.
Makanan Awetan dari Bahan Baku Nabati - keripik - buah kering (1)
Kimchi merupakan hidangan tradisional Korea yang terbuat dari sayuran yang difermentasi.
Sayuran seperti kol, mentimun, dan lobak akan dicampur bumbu seperti gula, garam, bawang
merah, bawang putih, jahe, dan cabai.
Buah kalengan
Buah kalengan bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan asupan buah
setiap harinya. Sebuah pir mengandung 60 kalori dan 12 gram gula. Kandungannya bisa
berubah menjadi 100 kalori dan 19 gram gula saat diawetkan dengan cara pengalengan dan
ditambah sirup.Selain pir, Anda bisa menggunakan bahan baku nabati lain seperti leci,
mangga, apel, dan nanas.
4. Selai buah
Makanan Awetan dari Bahan Baku Nabati - selai buah - selai stroberi - selai nanas (1)
Selanjutnya ada selai buah yang sering dikonsumsi untuk topping roti tawar. Setelah
potongan buah dihaluskan, kemudian diberi tambahan gula dan dimasak hingga kental atau
berbentuk setengah padat.Bahan selai buah yang biasanya digunakan adalah buah yang tidak
terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam, seperti nanas, stroberi, aprikot, apel,
anggur, dan pisang.
Asinan atau manisan sama-sama makanan awetan dari bahan baku nabati. Bedanya, manisan
terbuat dari buah-buahan yang direndam dalam air gula, sedangkan asinan menggunakan
rendaman larutan cuka dan garam untuk mengawetkan berbagai jenis buah dan sayuran.
Beberapa jenis asinan dan manisan yang paling dicari bervariasi, mulai dari manisan mangga,
manisan kolang-kaling, asinan rambutan, sampai asinan sayur.Jika tidak berlebihan
dikonsumsi, gula pada manisan bisa dipakai tubuh sebagai energi untuk melakukan aktivitas.
Sementara itu, asinan yang direndam dalam larutan garam atau cuka menyediakan mineral,
seperti natrium dan kalium yang berguna menjaga keseimbangan elektrolit, kesehatan saraf,
dan otot.
6. Acar
Umum dipakai sebagai tambahan untuk makanan lain, seperti sate atau nasi goreng, acar
adalah salah satu makanan awetan dari bahan baku nabati yang paling dicari. Acar
bermanfaat sebagai sumber antioksidan, mineral dan vitamin (C, A, K), serta meningkatkan
sensitivitas insulin karena membantu mengontrol kadar gula darah.Bahan yang umum
digunakan adalah timun yang difermentasikan menggunakan tambahan air cuka.
7. Tape
Salah satu makanan olahan asli Indonesia yang terbuat dari singkong ini memiliki rasa manis
yang sedikit asam. Rasa manis tape yang telah melalui proses fermentasi berasal dari ragi
yang mengubah karbohidrat pada singkong menjadi gula. Itulah mengapa tape bisa terasa
manis meski tidak diberi gula.Proses fermentasi tape juga dapat meningkatkan produksi
beberapa mikroorganisme, salah satunya vitamin B12 yang baik untuk pembentukan protein
dan sel darah.
3.Proses makanan awetan dari bahan nabati berdasarkan garis besar carapengawetan
1.Pengawetan Secara Fisik.Pembuatan makanan awetan secara fisik memiliki berbagai jenis
berikut pembahasannya
a.Pengeringan
Cara pengawetan ini dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pemdinginan dan pembekuan.
Teknik pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atassuhu pembekuan.
Sedangkan pengawetan dengan pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam
keadaan beku.Dengan pendinginan dapat mengawetkan bahan makanan selama beberapa
hariatau minggu tergantung pada macam bahan panganya. Sedangkan pembekuandapat
mengawetkan bahan makanan sekitar beberapa bulan atau bahkan beberapatahun.
c.Pengemasan
5. Jurnal
Catatan perkembangan pengetahuan,keterampilan dan sikap selama pembelajaran.
JURNAL
Mata pelajaran : …………………………
Kelas : …………………………
Pertemuan Ke : 1 (Satu)
Tujuan pembelajaran
1. Menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan segala masalah siswa dalam belajar
pengolahan awetan makanan dari bahan nabati siswa dapat:
2. Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
3. Memahami pengertian kewirausahaan
4. Memahami macam- macam kualitas dasar
5. Memahami macam- macam kualitas insrumental wirausaha yang berhasil dan gagal
6. Memahami ciri-ciri seorang wirausahawan
7. Menganalisis hubungan antara pengetahuan kewiraushaan dan praktik/pengalaman
wirausahawan
8. Mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan dan
kegagalan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati
9. Menyajikan hasil identifikasi karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan
dan kegagalan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati dalam
bentuk lisan dan tulisan
Indicator
Kunci jawaban :
1. Jajanan keripik
Jajanan keripik adalah makanan awetan dari bahan baku nabati yang paling dicari.
Setidaknya ada dua faktor penting yang membuat jajanan keripik digemari.
Pertama, rasa asinnya memberikan kesan adiktif yang candu untuk terus
mengkonsumsinya. Kedua, teksturnya yang renyah membuatnya dianggap sebagai
camilan paling enak.
Makanan Awetan dari Bahan Baku Nabati - keripik - buah kering (1)
Kimchi merupakan hidangan tradisional Korea yang terbuat dari sayuran yang
difermentasi. Sayuran seperti kol, mentimun, dan lobak akan dicampur bumbu seperti
gula, garam, bawang merah, bawang putih, jahe, dan cabai.
3.Buah kalengan
Buah kalengan bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan asupan
buah setiap harinya. Sebuah pir mengandung 60 kalori dan 12 gram gula. Kandungannya
bisa berubah menjadi 100 kalori dan 19 gram gula saat diawetkan dengan cara
pengalengan dan ditambah sirup.Selain pir,
4. Selai buah
Makanan Awetan dari Bahan Baku Nabati - selai buah - selai stroberi - selai nanas (1)
Selanjutnya ada selai buah yang sering dikonsumsi untuk topping roti tawar. Setelah
potongan buah dihaluskan, kemudian diberi tambahan gula dan dimasak hingga kental
atau berbentuk setengah padat.Bahan selai buah yang biasanya digunakan adalah buah
yang tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam, seperti nanas, stroberi,
aprikot, apel, anggur, dan pisang.
Asinan atau manisan sama-sama makanan awetan dari bahan baku nabati. Bedanya,
manisan terbuat dari buah-buahan yang direndam dalam air gula, sedangkan asinan
menggunakan rendaman larutan cuka dan garam untuk mengawetkan berbagai jenis buah
dan sayuran.
Beberapa jenis asinan dan manisan yang paling dicari bervariasi, mulai dari manisan
mangga, manisan kolang-kaling, asinan rambutan, sampai asinan sayur.Jika tidak
berlebihan dikonsumsi, gula pada manisan bisa dipakai tubuh sebagai energi untuk
melakukan aktivitas.
6. Acar
Umum dipakai sebagai tambahan untuk makanan lain, seperti sate atau nasi goreng, acar
adalah salah satu makanan awetan dari bahan baku nabati yang paling dicari. Acar
bermanfaat sebagai sumber antioksidan, mineral dan vitamin (C, A, K), serta
meningkatkan sensitivitas insulin karena membantu mengontrol kadar gula darah.Bahan
yang umum digunakan adalah timun yang difermentasikan menggunakan tambahan air
cuka.
7. Tape
Salah satu makanan olahan asli Indonesia yang terbuat dari singkong ini memiliki rasa
manis yang sedikit asam. Rasa manis tape yang telah melalui proses fermentasi berasal
dari ragi yang mengubah karbohidrat pada singkong menjadi gula. Itulah mengapa tape
bisa terasa manis meski tidak diberi gula.Proses fermentasi tape juga dapat meningkatkan
produksi beberapa mikroorganisme, salah satunya vitamin B12 yang baik untuk
pembentukan protein dan sel darah.
Kesimpulan:
1. Dengan pembelajaran ini siswa dapat mengetahui tentang bahan makanan awetan dari
bahan nabati
2. Menunjukkan keaktifan siswa dalam memahami pembelajaran, meningkatkan
pengetahuan siswa baik secara mandiri maupun kelompok.
Evaluasi/penilaian:
Penilaian yang digunakan untuk menilai seluruh hasil belajar siswa dengan cara
mengamati siswa selama pembelajaran berlangsung baik dalam diskusi kelompok
maupun kerja mandiri dengan observasi penilaian sebagai berikut.
Pemahaman / Keaktifan
pengetahuan siswa
1.
2.
3.
PENDAHULUAN
Untuk mengolah makanan awetan dari bahan nabati maupun hewani, tentunya kalian perlu
memahami jenis dan karakteristik bahan maupun alat pengolahan terlebih dahulu.
Produk makanan awetan adalah produk makanan dan minuman yang sudah
mengalami proses pengolahan sehingga mempunyai keawetan yang lebih tinggi. Makanan
awetan tidak identik dengan makanan yang menggunakan pengawet, karena untuk
mengawetkan makanan dan minuman, banyak proses yang bisa dilakukan. Proses
pengolahan dan pengemasan yang baik juga dapat mengawetkan produk makanan dan
minuman.
Pengawetan makanan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan baik keadaan fisik
maupun unsur kimia didalamnya sehingga bertahan lebih lama. Dalam pengawetan
makanan harus memperhatikan bahan yang diawetkan, keadaan bahan, cara pengawetan
bahan, dan daya tarik bahan makanan.
Bahan pangan hewani umumnya dibagi menjadi dua, yaitu hewan darat dan hewan air.
Hewan air yang dijadikan sebagai bahan makanan khas daerah contohnya adalah ikan,
udang, cumi, teripang. Sementara itu, kelompok hewan darat terdiri dari kelompok ternak
besar (sapi, kerbau, kambing) dan kelompok ternak kecil (ayam, bebek, burung, angsa).
Contoh makanan awetan dari bahan hewani adalah ikan asin.
b. Makanan awetan dari bahan pangan nabati
Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia; mulai dari
akar, batang, dahan, daun, bunga, buah, dan biji.Contoh nya makanan awetan dari bahan
nabati adalah aneka selai buah, aneka kripik buah maupun sayur, manisan buah, acar,
dll.Makanan awetan dari bahan nabati, baik makanan atau minuman yang diproduksi di
suatu daerah, merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi pembeda dengan daerah
lainnya.
Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa
waktu. Teknologi pengolahan manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan
yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Selain untuk tujuan meningkatkan keawetan
buah, manisan juga dibuat untuk memperbaiki cita rasa buah yang tadinya masam
menjadi manisan. Ada tiga jenis manisan, yaitu manisan basah, manisan kering, dan acar.
1) Manisan basah adalah manisan yang diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula.
Manisan basah mempunyai kandungan air yang lebih banyak dan penampakan yang lebih
menarik karena serupa dengan buah aslinya. Manisan basah biasanya dibuat dari buah
yang keras. Contoh buah untuk manisan basah adalah mangga, kedondong, salak, pepaya,
bengkuang, jambu biji, dan ceremai.
2) Manisan kering adalah manisan yang diperoleh setelah buah ditiriskan kemudian dijemur
sampai kering. Manisan kering memiliki daya simpan yang lebih lama, kadar air yang lebih
rendah, dan kadar gula yang lebih tinggi. Manisan kering biasanya dibuat dari buah yang
teksturnya lunak. Contohnya buah untuk manisan kering adalah pala, kedondong, asam jawa.
3) Acar adalah manisan yang cita rasa cukanya sangat terasa. Contoh acar dari buah adalah
mentimun, wortel, kedondong.
Bahan bantu adalah bahan – bahan yang digunakan atau ditambahkan dalam mengolah bahan
dasar. Contohnya dalam mengolah awetan makanan nabati menjadi asinan buah. Maka, gula
merah, gula pasir, cabe, air, dan kacang tanah dalah bahan bantu, sedangkan buah – buahan
adalah bahan dasar nya.
Gula pasir es batu Susu kental manis
Kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk makanan disebut kemasan primer.
Kemasan sekunder adalah kemasan yang tidak bersentuhan langsung dengan produk
makanan, melainkan digunakan pada bagian luar kemasan primer. Kemasan yang digunakan
untuk distribusi jarak jauh adalah kemasan tersier, yang dapat memuat beberapa kemasan
sekunder.
Untuk mengetahui contoh kemasan primer dan sekunder, dapat kalian perhatikan contoh
kemasan pada produk awetan makanan nabati carica berikut ini! Adapun contoh kemasan
tersier adalah kemasan yang lebih besar untuk mengemas beberapa kemasan sekunder.
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Belajar
Pembelajaran dilaksanakan secara individu berkelompok untuk mendiskusikan
pengolahan makanan awetan dari bahan nabati . Serta dapat mempresentasikan hasil
diskusi ke depan kelas.
PENUTUP
1. Produk makanan awetan adalah produk makanan dan minuman yang sudah mengalami
proses pengolahan sehingga mempunyai keawetan yang lebih tinggi. Pengawetan makanan
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan baik keadaan fisik maupun unsur kimia
didalamnya sehingga bertahan lebih lama.
2. Jenis makanan awetan terdiri atas makanan awetan bahan pangan nabati dan
makanan asetan bahan pangan hewani.
Teknik pengawetan makanan nabati ada dua macam, yaitu teknik pengawetan secara fisik
dan teknik pengawetan secara kimia. Contoh teknik pengawetan makanan secara fisik
adalah pengeringan, pengawetan suhu rendah, pengemasan, dan pembuatan tepung.
Adapun teknik pengawetan biokimia adalah pengasinan, pemanisan, serta penambahan
bahan pengawet lain.
Dalam pengolahan makanan awetan dari bahan nabati perlu diperhatikan pemilihan
bahan baku, pemilihan bumbu, cara pengolahan agar dihasilkan produk makanan awetan
dari bahan nabati yang berkualitas baik.
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikai, dan membedakan sebuah produk di pasar.
Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder
berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut
kemasan tersier.
Label dan pelabelan berkaitan dengan tiga fungsi pengemasan, yaitu fungsi identifikasi,
fungsi membantu penjualan produk, dan fungsi pemenuhan peraturan perundangan. Pada
label sekurang-kurangnya mengandung informasi nama produk, nama dagang, komposisi,
berat bersih, tanggal/ bulan dan tahun kadaluarsa, serta kode produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hendriana Werdhaningsih, Alberta Haryudanti, Rinrin Jamrianti, dan Desta
Wirmas. 2017. Prakarya dan Kewirausahaan/ Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta:
Erlangga.
https://www.pustakabelajar.com/2018/09/materi-kewirausahaan-dan-perencanaan-
usaha-pengolahan-makanan-awetan-dari-bahan-nabati.html
https://segalaserbaserbi.blogspot.com/2020/04/sistem-pengolahan-makanan-awetan-
dari.html