Anda di halaman 1dari 2

A.

Ketidakberdayaan
1. Pengertian Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan merupakan ketidakmampuan dalam memobilisasi energy dan ketiadaan
upaya campur tangan terhadap penyakit (Shea&Hurley, 1964). Ketidakberdayaan
(powerlessness/helplessness) merupakan keadaan ketika seseorang atau kelompok merasakan
kurangnya control pribadi atas peristiwa atau situasi tertentu. Sebagai kesatuan,
ketidakberdayaan dan keputusan merupakan sindrom yang didemonstrasikan oleh penerimaan
klien bahwa proses suatu penyakit bersifat kekal, tidak dapat diubah, progresif, dan segala
upaya campur tangan terhadap penyakit tersebut tidak akan memberikan hasil bagi pasien dan
orang yang membantu (Shea&Hurley, 1964).

2. Rentang respon Ketidakberdayaan

a. Harapan
akan mempengaruhi respons psikologis terhadap penyakit fisik. Kurangnya harapan dapat
meningkatkan stres dan berakhir dengan penggunaan mekanisme koping yang tidak
adekuat. Pada beberapa kasus, koping yang tidak adekuat dapat menimbulkan masalah
kesehatan jiwa.
b. Ketidakpastian
adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu memahami kejadian yang terjadi. Hal
ini akan mempengaruhi kemampuan individu mengkaji situasi dan memperkirakan upaya
yang akan dilakukan. Ketidakpastian menjadi berbahaya jika disertai rasa pesimis dan putus
asa.
c. Putus asa
ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan harapan hampa, kondisi ini dapat
membawa klien dalam upaya bunuh diri.

3. Tanda dan Gejala

Ketidakberdayaan ditandai dengan pengungkapan kata-kata yang menyatakan tidak memiliki


kemampuan megendalikan situasi, tidak dapat menghasilkan sesuatu, frustasi dan
ketidakpuasan terhadap aktivitas atau tugas, mengungkapkan keragu-raguan, ketidakmampuan
melakukan perawatan diri, tidak berpartisipasi terhadap pengambilan keputusan, enggan
mengungkapkan perasaan, ketergantungan yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, murah dan rasa bersalah serta gagal mempertahankan ide. Tanda-tanda yang
diungkapkan secara langsung merupakan tanda secara subjektif. Selain itu, secara objektif orang
yang mengalami ketidakberdayaan akan menunjukkan sikap apatis dan pasif, ekspresi muka
murung, bicara dan gerak lambat, tidur berlebihan, nafsu makan tidak ada, serta menghindari
orang lain (standar asuhan keperawatan,2011). Dogans (2008) membagi ketidakberdayaan
menjadi 3 kategori berdasarkan tanda dan gejala yang muncul kategori yang pertama
merupakan ketidakberdayaan rendah. Orang yang mengalami ketidakberdayaan rendah akan
menunjukkan ekspresi yang tidak menetu dan level energi yang fluktuatif, serta tampak pasif.
Ketidakberdayaan sedang ditandai dengan ekspresi tidak puas dan frustasi karena tidak dapat
melakukan tanggung jawab dan tugasnya, memiliki ketakutan, diasingkan oleh caregiver, ragu-
ragu dalam menyampaikan kemarahan, rasa bersalah serta perasaan yang sebenernya
dirasakan.

4. Penyebab Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak adekuatan koping


sebelumnya (seperti : depresi), serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan
(Carpenito, 2009). Faktor terkait ketidakberdayaan menurut Doenges, Townsend, M,
(2008) yaitu:
1) Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.
2) Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar.
3) Penyakit yang berhubungan dengan rejimen: penyakit kronis atau yang melemahkan
kondisi.
4) Gaya hidup ketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan ketergantungan.

5.

Anda mungkin juga menyukai