Anda di halaman 1dari 28

2023

MODUL
SHALAT
FARDHU 5
WAKTU
F
I
MADRASAH TSANAWIYAH
KELAS VII
K
I
DISUSUN OLEH
H
ABDURRAHMAN 20.12.5063

MODUL |  Madrasah Tsanawiyah Kelas VII


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT.


Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusun
dapat menyelesaikan modul ini. Tidak lupa sholawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
baginda Nabi besar Muhammad SAW.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta


didik dapat memperoleh pemahaman tentang sholat
fardhu juga diharapkan peserta didik mampu untuk
berpikir logis dan kritis.

Dalam penyusunan modul ini tentu masih ada


kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat ditunggu.

Penyusun

Abdurrahman

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Informasi Umum2
C. Komponen Inti 3
BAB II SHALAT FARDHU LIMA WAKTU 6
A. Kompetensi Dasar 6
B. Materi Pokok 6
C. Uraian Materi 6
1. Pengertian Sholat Fardhu 6
2. Dasar Hukum Shalat Fardhu 7
3. Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat Fardhu 9
4. Hal-Hal yang Membatalkan Shalat Fardhu 11
D. Rangkuman 15
E. Soal Evaluasi 16
BAB III PENUTUP 21
GLOSARIUM 22
DAFTAR PUSTAKA 23
KUNCI JAWABAN 24

ii
18
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya standar isi untuk sistem


pendidikan dasar dan menengah, maka penyusunan modul menjadi
suatu tuntutan bagi para guru. Apalagi dalam upaya untuk
meningkatkan kemandirian dan kreatifitas peserta didik dalam
belajar, maka modul merupakan bahan ajar yang tepat untuk
digunakan.

Kemudian, diharapkan setelah mempelajari modul ini


peserta didik akan memperoleh pemahaman tentang konsep-konsep
yang berkaitan dengan lingkungannya. Kemampuan dasar untuk
berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, dan cara memcahkan
masalah.

iii
B. Informasi Umum

Identitas Modul :

Nama Penyusun: Abdurrahman


Tahun Pelajaran: 2022/2023
Satuan Pendidikan : MTs
Kelas : VII
Mata Pelajaran : Fikih
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
Fase :D
Elemen : Fikih Ibadah
Kompetensi Awal:
Peserta didik memahami ketentuan sholat fardhu
Sarana dan Prasarana :
Papan tulis, Media tempel 2D, Buku ajar, Handphone.
Target Peserta Didik :
-peserta didik regular
-peserta didik dengan hambatan belajar
-peserta didik cerdas istimewa berbakat
Metode : Ceramah, Demonstrasi, Tanya jawab

iv
C. Komponen Inti

Tujuan Pembelajaran :

Menganalisis ketentuan dan tata cara shalat fardhu agar


terbentuk pribadi muslim yang bertaqwa dan meningkatkan
rasa syukur dan persaudaraan sesama muslim dalam
moderasi beragama

Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP) :

1. Menjelaskan pengertian shalat fardhu dengan


menggunakan kata-kata sendiri secara lugas dan tegas.

2. Mengidentifikasi dalil dan hukum tentang shalat fardhu

3. Menganalisis tata cara shalat fardhu dengan teman-teman


sekelasnya

4. Menjelaskan syarat sah shalat fardhu

5. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan sholat fardhu

v
Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan (5 menit)

 Mengucapkan salam dilanjutkan dengan


berdoa sebelum memulai pembelajaran.

 Menanyakan kabar peserta didik,


dilanjutkan dengan absensi.

 Mendiskusikan materi/kompetensi yang


telah di pelajari sebelumnya, dengan
mengaitkan materi yang telah di pelajari
sebelumnya, dengan mengaitkan materi
yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti (30 menit)

1) Mengamati

 Peserta didik menyimak


penjelasan guru tantang pengertian
sholat fardlu, hukum perintah
sholat fardlu, syarat wajib dan
syarat sah sholat, perkara-perkara
yang membatalkan sholat.

vi
 Peserta didik menyimak gambar
dan materi yang dijelaskan.

2) Menanya

 Peserta didik memberi umpan


balik terkait pengertian sholat
fardlu, hukum perintah sholat
fardlu, syarat wajib dan syarat sah
sholat, perkara-perkara yang
membatalkan sholat.

c. Penutup (5 menit)

 Guru bersama peserta didik


menyimpulkan hasil pembelajaran.

 Guru menjelaskan secara singkat materi


yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya.

vii
BAB II PEMBAHASAN MATERI

A. Kompetensi Dasar
Menganalisis ketentuan pengertian, dasar hukum,
syarat, dan hal yang membatalkan shalat fardhu lima
waktu
B. Materi Pokok
1. Pengertian Sholat Fardhu
2. Dasar Hukum Shalat Fardhu
3. Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat Fardhu
4. Perkara-Perkara yang Membatalkan Shalat Fardhu
C. Uraian Materi

viii
1. Pengertian Shalat Fardhu

Selama ini kita telah melakukan shalat fadlu lima


waktu dalam sehari semalan. Tahukah kamu, apa
yang dimaksud dengan shalat? Secara bahasa, shalat
adalah berso’a atau doa meminta kebaikan.

Menurut istilah, shalat merupakan semua


perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat yang
diwajibkan sebanyak lima waktu sehari-semalam,
yang biasa kita kenal dengan nama shalat Subuh,
Dluhur, Ashar, Maghrib, dan shalat Isya.
Adapun di dalam buku Fiqh Klasik Terjemah Fathul
Mu’in : Shalat menurut syara’ adalah ucapan dan
perbuatan yang ditentukan, yang dibuka dengan takbiratul-
ihram, dan ditutup dengan salam.
Shalat dinamakan demikian karena mencakupnya
shalat terhadap shalat secara bahasa yakni bermakna doa.
Shalat yang difardlukan secara individual berjumlah 5
waktu setiap hari dan malam yang telah diketahui dari

ix
agama secara pasti. Maka dihukumi kafir bagi orang yang
menentangnya. Shalat 5 waktu ini tidak terkumpul selain
pada nabi kita Muhammad SAW. Shalat 5 waktu
difardlukan pada malam isra setelah 10 tahun kenabian
lebih 3 bulan. Tepatnya, terjadi pada malam 27 bulan
rajab. Shalat subuh dari malam itu tidak diwajibkan sebab
belum mengetahui tata caranya.

2. Dasar Hukum Shalat Fardhu

Shalat fardlu merupakan rukun Islam yang kedua


setelah membaca dua kalimah syahadat. Bahkan
shalat menjadi penanda untuk membedakan antara
orang yang kafir dan muslim. Oleh karena pentingnya
kedudukan shalat bagi setiap muslim, banyak ayat-
ayat al-Qur’an yang menegaskan perintah untuk
melaksanakannya.
“Padahal mereka hanya diperintahkan
menyembah Allah, dengan ikhlas mentaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga
agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus (benar)” QS.
AlBayyinah (98): 5
“Maka laksanakanlah shalat dan tunaikanlah
zakat, dan berpegang teguhlah kepada agama Allah.
Dialah pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan
sebaik-baik penolong” QS. Al-Hajj (22): 78

x
Di dalam kitab As-Sholat Ta’rif Targibh wa Tarhib
tercantum hadits Nabi Muhammad SAW yang
menjelaskan waktu shalat 5 waktu contohnya seperti hadits
Nabi Muhammad SAW : Artinya : "Waktu shalat Dhuhur
ketika tergelincirnya matahari, dan bayangbayang
seseorang pada waktu itu tampak sama panjangnya selama
belum masuk waktu Asar, dan waktu shalat Asar sampai
sebelum memerûhnya matahari di ufuk, dan waktu shalat
Maghrib sebelum hilangnya sisa cahaya matahari waktu
senja, dan waktu shalat Isya' sampai pertengahan malam,
dan menentukan waktu shalat Subuh dari mulai tampaknya
cahaya waktu Subuh sampai sebelum terbitnya matahari. "
(HR. Muslim).

3. Syarat Wajib dan Syarat Sah Shalat

Tahukah kamu, apakah persamaan dan perbedaan


syarat wajib dan syarat sah shalat fardlu? Syarat wajib
merupakan ketentuan-ketentuan yang berakibat pada
diwajibkannya melaksanakan shalat.
Perhatikan kotak di bawah ini!

Syarat Wajib Shalat Syarat Sah Shalat


1. Beragama Islam baik laki-laki 1. Beragama Islam baik laki-
maupun perempuan. laki maupun perempuan.
2. Telah memasuki akil baligh, 2. Mumayyiz (dapat
namun bagi anak-anak yang membedakan antara sesuatu
melaksanakan tetap sah yang bersih dan kotor, baik
shalatnya, selama sudah dan buruk, menguntungkan
mumayyiz (mampu dan merugikan, dan
membedakan). seterusnya).

xi
3. Tidak hilang akalnya karena gila, 3. Tidak hilang akalnya.
pingsan, terkena obat bius, atau 4. Masuk waktu shalat
mengkonsumsi sesuatu yang 5. Suci dari hadats kecil dan
memabukkan. Akibat besar.
hukumnya: 6. Suci dari najis baik
Orang gila (tidak terkena dosa mukhaffafah,
jika meninggalkan shalat, tetapi mutawassithah dan
jika sembuh disunnahkan mughaladlah.
mengqadla (mengganti) shalat- 7. Menutup aurat
shalat yang ditinggalkan. 8. Menghadap arah kiblat.
Orang pingsan (tidak terkena 9. Berniat.
dosa jika meninggalkan shalat, 10. Tertib sewaktu menunaikan
tetapi jika siuman disunnahkan shalat.
mengqadla (mengganti) shalat- 11. Muwalah (tidak terputus-
shalat yang ditinggalkan. putus dalam melaksanakan
Orang teerfek obat bius (tidak setiap rukun shalat).
terkena dosa jika meninggalkan 12. Tidak berbicara kecuali
shalat, tetapi jika siuman yang berkaitan dengan
disunnahkan mengqadla bacaan-bacaan dalam
(mengganti) shalat-shalat yang shalat.
ditinggalkan. 13. Tidak banyak melakukan
Orang mabuk (terkena dosa gerakan yang tidak
jika meninggalkan shalat, tetapi berkaitan dengan shalat.
jika siuman diwajibkan 14. Tidak mengunyah, makan
mengqadla (mengganti) shalat- dan minum
shalat yang ditinggalkan
Coba kita berikan jawaban! Mengapa ada perlakuan hukum fikih yang
berbeda antara orang gila, pingsan, terefek obat bius, dan mabuk.

xii
Jika kita bandingkan, terdapat ketentuan yang
menjadi syarat wajib dan sekaligus syarat sahnya shalat,
seperti beragama Islam dan tidak hilang akalnya. Terdapat
pula ketentuan yang hanya menjadi syarat wajibnya shalat
atau sebaliknya. Contohnya, menutup aurat, menghadap
kiblat, dan lain-lain hanya menjadi syarat sah shalat saja.
Sedangkan telah memasuki masa baligh hanya merupakan
syarat wajibnya shalat semata.
Di dalam buku Fiqh Klasik Terjemah Fathul Mu’in:
(Kewajiban melaksanakan shalat maktubah)' yakni Shalat
lima waktu (hanya dibebankan kepada) setiap (orang
muslim yang mukallaf) yaitu seorang muslim yang telah
baligh, berakal, baik laki-laki maupun yang lainya (dan
orang suci) Maka ritual ibadah shalat itu tidak diwajibkan
bagi orang kafir asli, anak kecil, orang gila, epilepsi, dan
orang mabuk yang tidak ceroboh, karena tidak ada
tanggungan bagi mereka, dan juga tidak wajib seorang
wanita yang haid dan nifas sebab tidak sah Shalat dari
mereka berdua. Tidak ada kewajiban mengganti shalat
yang ditinggalkan atas mereka berdua, namun shalat
hukumnya wajib bagi orang murtad dan orang yang
ceroboh dalam hilangnya akal sebab mabuk.
Dan syarat sah shalat di dalam kitab Al Mahalli :
(Syarat shalat) Syarat shalat ialah sesuatu yang sahnya
shalat tergantung padanya dan bukan bagian dari shalat.
(itu lima.) Yang pertama (mengetahui waktu) dengan yakin
atau berat dugaan. (Dan) Syarat yang kedua (menghaadap
kiblat.) (Dan) Syarat yang ketiga (menutup aurat.) (Dan)
Syarat yang ke empat (suci dari hadas.) Maka seandainya
ia belum suci ketika ihramnya maka shalatnya tidak
terakad. (Dan) Syarat yang ke lima (suci dari najis pada

xiii
pakaian, badan dan tempat.) Maka tidak sah shalat beserta
najis yang tidak dimaafkan pada salah satu dari tiga tadi.

4. Perkara-Perkara yang Membatalkan Shalat

1. Datangnya hadats kecil maupun besar ditengah-


tengah shalat.
2. Menempelnya najis yang tidak dapat dimaafkan
pada badan, pakaian, dan tempat shalat, kecuali
langsung disingkirkan.
3. Mengeluarkan ucapan lebih dari dua huruf dengan
sengaja untuk berbicara atau satu huruf, namun
sudah bisa dipahami. Contoh: Jangan berdiri!,
“duduk!”, dan seterusnya.
4. Tertawa lebar ketika dalam shalat.
5. Makan dan Minum meskipun hanya sedikit.
6. Murtad ketika dalam shalat.
7. Gila ketika dalam shalat.
8. Berpaling dari arah kiblat.
9. Tersingkapnya pakaian, sehingga terbuka aurat.
10. Meringkas rukun shalat, seperti ruku’ dan i’tidal
dijadikan satu sehingga dari ruku’ langsung sujud.
11. Ragu terhadap niat yang telah dilakukan, misalnya,
dhuhur atau ashar.
12. Mengubah niat dari shalat fardhu menjadi shalat
lainnya, misalnya, shalat dhuhur niatnya diganti
dengan shalat gerhana matahari.
13. Niat keluar dari shalat sebelum sempurna semua
rukun-rukunnya.

xiv
14. Bimbang dalam shalatnya, apakah akan
meneruskan atau membatalkannya.
15. Menggantungkan pembatalan shalat pada suatu
perkara. Contoh, dalam shalat mengatakan “jika
haidh datang, saya akan membatalkan shalat”.
16. Sengaja meninggalkan salah satu rukun shalat.
17. Sengaja mengulang-ulang rukun dengan tujuan
bersenda gurau. 18. Mencampur aduk rukun shalat,
contoh mendahulukan rukun tertentu dan
mengakhirkan yang lain di laur ketentuan.
18. Bermakmum pada orang yang shalatnya tidak sah,
seperti kepada orang kafir.
19. Sengaja memanjangkan rukun yang pendek.
20. Mendahului atau tertinggal dua rukun yang berupa
perbuatan (fi’li) yang dilakukan imam tanpa udzur.
21. Mengucapkan salam sebelum waktunya
22. Mengucapkan takbiratul ihram kedua kalinya
dengan niat memperbaruhi shalat.
23. Dengan sengaja kembali duduk tasyahud awal
pada saat sudah dalam kondisi berdiri.
Di dalam buku Fiqh Ibadah yang membatalkan shalat
cuman ada 15:
1. Berbicara.
2. Makan dan minum
3. Banyak bergerak.
4. Membelakangi kiblat.
5. Membuka aurat.
6. Datang hadas.
7. Terkena najis.
8. Tertawaterbahak-bahak.
9. Murtad, gila, pingsan.

xv
10. Berubah niat.
11. Salah didalam membaca al quran.
12. Meningggalkan rukun atau syarat.
13. Mendahului imam.
14. Melihat air.
15. Mengucapkan salam sebelum selasai shalat.

xvi
R
A
N
G
K
U
M
A
N

1. Shalat fardlu merupakan merupakan semua


perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam.
2. Shalat yang difardlukan sebanyak lima waktu
sehari-semalam dengan nama-nama shalatnya,
yaitu:
a) Subuh
a) Dluhur.
b) Ashar.
c) Maghrib,
d) Isya’
3. Syarat wajib shalat fardlu adalah seperangkat
ketentuan yang berakibat pada munculnya
kewajiban melaksanakan shalat.
4. Syarat sah shalat adalah ketentuan-ketentuan yang
harus dipenuhi sebelum shalat dilaksanakan.

xvii
D. Soal Evaluasi
Pilihan Ganda

1. Secara etimologi shalat berarti ...


a. Gerakan
b. Bacaan
c. Ibadah
d. Doa
2. Secara terminologi, shalat mengandung 3 aspek
di bawah ini, kecuali ...
a. Niat
b. Perkataan
c. Perbuatan
d. Bacaan
3. Shalat menurut syara ...
a. Melakukan ibadah karena Allah ta’ala
b. Menyembah kepada Allah yang maha esa
c. Pekerjaan yang dimulai dengan wudhu dan
ditutup dengan doa
d. Pekerjaan yang dimulai dengan takbir dan
ditutup dengan salam
4. Perintah menjalankan shalat fardlu lima kali
tersebut dalam ...
a. HR. Muttafaqun Alaih
b. HR. Bukhari
c. HR. Muslim
d. HR. Abu Daud
5. Yang termasuk syarat wajib dan syarat sahnya
shalat fardlu adalah ...
a. Islam
b. Suci dari hadats
xviii
c. Suci dari najis
d. Muwamalah
6. Di bawah ini yang merupakan syarat-syarat
sahnya shalat adalah ...
a. Islam
b. Berakal
c. Baligh
d. Menghadap arah kiblat
7. Di bawah ini yang merupakan syarat wajib
shalat, kecuali ...
a. Baligh
b. Sehat
c. Islam
d. Berakal
8. Menganggap Sunnah suatu perkara yang wajib
dalam shalat, hukum shalatnya ...
a. Sah
b. Batal
c. Sah tapi haram
d. Makruh
9. Salam yang pertama dan kedua di dalam shalat
hukumnya ...
a. Yang pertama wajib yang kedua Sunnah
b. Yang pertama Sunnah yang kedua wajib
c. Keduanya wajib
d. Keduanya sunnah
10. Diantara yang membatalkan shalat adalah ...
a. Memasukkan ludah di mulut ke dalam perut
b. Menahan kencing agar tidak keluar
c. Murtad ketika sedang shalat

xix
d. Melamun di tengah-tengah shalat

Isian

1. Sebelum melaksanakan shalat fardlu, kita


mengetahui syarat-syarat shalat wajib dan sah.
Jelaskan menurut pendapatmu persamaan dan
perbedaan antara keduanya!
2. Sholat menjadi salah satu tiang agama. Sholat 5
waktu hukumnya wajib sehingga setiap muslim
diwajibkan untuk melaksanakan sholat.
Bagaimana bacaan niat sholat 5 waktu?
3. Tidak ada perbedaan tentang kewajiban sholat
lima waktu sehari semalam di kalangan orang-
orang Muslim. Kewajiban sholat lima waktu ini
pula adalah salah satu rukun dalam Islam dan
diketahui oleh semua kalangan sehingga tidak
boleh ada satu pun Muslim yang mengingkari
kewajiban shalat tersebut. Sebutkan ayat Al-
Quran tentang suruhan mengerjakan sholat 5
waktu?
4. Terangkan dasar hukum kewajiban pelaksanaan
ibadah shalat fardu baik dari Al-Qur’an dan
Hadis!
5. Apa saja yang membatalkan sholat?
6. Bagaimana jika sebagian syarat sah shalat tidak
dipenuhi?
7. Mengapa orang mabuk sholatnya tidak sah?
8. Apakah orang yang sedang dalam pengaruh bius
hukum sholatnya wajib?

xx
9. Sebelum melaksanakan shalat fardlu, kita mengenal
syarat wajib dan syarat sah shalat. Jelaskan menurut
anda persamaan dan perbedaan antara keduanya!
10. Sebutkan 3 hal yang membatalkan shalat!
Soal Cerita

1. Abdurrahman dan Abi Kurnia adalah dua orang


pemuda yang suka mendaki gunung, di dalam
perjalanan menuju tempat pendakian adzan
berkumandang lantas Abdurrahman lansung
menuju ke musholla untuk menunaikan
kewajibannya dan abi hanya duduk santai
sembari merokok menunggu Abdurrahman
selesai mengerjakan sholat. Dari kisah tersebut
apa yg dapat kita ambil pelajaran?
2. Andi adalah siswa SMA, ia mengajak adiknya
yang berumur 6 tahun ke masjid untuk sholat
magrib dan isya berjamaah, apakah sah shalat
mereka berdua?
3. Sinta sholat magrib di rumah, ketika selesai
sholat Sinta baru melihat kalau rambutnya ada
yang tidak tertutupi mukena, apakah sholat Sinta
tadi sah?
4. Ketika sholat, Andi sengaja berdehem karena
merasa suaranya serak ketika membaca bacaan
sholat. Bagaimana hukum sholat Andi?
5. Mamat sholat di rumah sendirian hanya memakai
celana yang panjangnya hanya sampai di atas
lutut, apakah sholat mamat sah?

xxi
BAB III PENUTUP

Dengan dibuatnya modul yang membahas tentang shalat fardhu, semoga


peserta didik atau pembaca dapat lebih memahami tentang ketentuan shalat
fardhu dan dapat menerapkannya. Serta bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
penyusun menyadari dalam penyusunan modul ini banyak sekali kesalahan dan
kekurangan, untuk itu diharapkan ada nya kritik dan saran yang membangun.

xxii
GLOSARIUM

Nadzar :Mewajibkan suatu


perkara atau perbuatan
yang asalnya tidak wajib
secara syariah
Mukhaffafah : Najis ringan
Mutawassithah : Najis sedang
Mughaladlah : Najis berat
Udzur :Adanya halangan yang
menyebabkan orang
tidak dapat pergi,
bekerja, dan sebagainya

xxiii
REFERENSI

Abror. Khoirul, (2019). Fiqh Ibadah, Yogyakarta; Arjasa


Pratama Bandar Lampung.

Al-Mahalli, Al-Imam Jalaluddin Muhammad. (2019). “Al-


Mahalli” diterjemahkan oleh TGK Erwin Syah, Media
Luhur Sentosa.

Al-Malibari, Zainuddin. (2015). “Fiqh Klasik Terjemah


Fathul Mu’in”, diterjemahkan oleh M. Munawwir Ridwan,
Jawa Timur: Lirboyo Presss, Cet 1.

Buku siswa, Kemenag RI, 2020, Fiqh MTs kelas VII, Jakarta,
Kemenag RI, cetakan 1

xxiv
KUNCI JAWABAN

Pilihan Ganda

1. D
2. A
3. D
4. A
5. A
6. D
7. B
8. B
9. A
10. C
Isian
1. Syarat wajib adalah ketentuan yang mengakibatkan
kewajiban untuk melaksanakan shalat. Sedangkan
syarat sah adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum
melaksanakan shalat. Jika salah satu syarat tidak
terpenuhi, maka shalatnya tidak sah. Ada ketentuan
yang wajib dan sekaligus syarat sah untuk shalat,
seperti menjadi Muslim dan tidak kehilangan akal.
Ada juga ketentuan yang hanya menjadi syarat wajib
shalat atau sebaliknya. Misalnya menutup aurat,
menghadap kiblat, dan lain-lain hanya syarat sah
shalat. Sedangkan telah memasuki akil baligh
hanyalah syarat wajib shalat.
2.
‫ض الصُّ بْح َركَعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬ َ ْ‫صلِّى فَر‬ َ ‫ُأ‬
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬ sٍ َ ‫الظه ِْر َأرْ بَ َع َركَعا‬
ُّ ‫ض‬ َ ْ‫صلِّ ْي فَر‬َ ُ‫ا‬
َ َ ‫َأ‬ َ ْ ْ
‫ت ُم ْستقبِ َل القِ ْبل ِة دَا ًء هلل ت َعالى‬ َ َ ‫َأ‬
sٍ ‫ض ال َعصْ ِر رْ بَ َع َركَعا‬ َ
َ ْ‫صلى فر‬ ِّ َ ‫ُأ‬
‫َأ‬ ْ ْ
‫ت ُم ْستَقبِ َل القِ ْبلَ ِة دَا ًء هلل تَ َعا َل‬ sٍ َ ‫ث َركَعا‬ َ َ‫ب ثَال‬ ِ ‫ض ال َم ْغ ِر‬ َ ْ‫صلِّى فَر‬ َ ‫ُأ‬
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى‬ ٍ َ ‫العشَاء َِأرْ بَ َع َركَعا‬ ِ ‫ض‬ َ ْ‫صلِّى فَر‬ َ ‫ُأ‬

xxv
3. ‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َموْ قُوتًا‬
ْ ‫صاَل ةَ كَان‬ َّ ‫فََأقِي ُموا ال‬
َّ ‫صاَل ةَ ۚ ِإ َّن ال‬
Maka laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman (QS An-
Nisa’: 103)

4. ‫وْ ٰلى‬ss‫وْ ٰلى ُك ۚ ْم فَنِ ْع َم ْال َم‬s‫و َم‬sُ ‫هّٰلل‬


ِ ‫ وةَ َوا ْعت‬s‫وا ال َّز ٰك‬sُ‫فَاَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰات‬
َ ‫ ُموْ ا بِا ِ ۗه‬s‫َص‬
ِ َّ‫َونِ ْع َم الن‬
‫ص ْي ُر‬
Artinya:

“Maka laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat,


dan berpegang teguhlah kepada
Agama Allah. Dialah pelindungmu; Dia sebaik-baik
pelindung dan sebaik-baik
Penolong” QS. Al-Hajj (22): 78
ِ ‫و ُل هَّللا‬s ‫هَ ِإال هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس‬s َ‫هَا َد ِة َأ ْن ال ِإل‬s ‫س َش‬ ٍ ‫ال ُم َعلَى خَ ْم‬s ‫بُنِ َي اِإل ْس‬
‫ض‬ ‫م‬‫ر‬ ‫م‬
َ‫ِ َ َ ِّ َ صَوْ ِ َ َ َان‬‫و‬ ‫ج‬ ‫ح‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫َا‬ ‫ك‬ َّ
‫ز‬ ‫ال‬ ‫ء‬ ‫َا‬ ‫ت‬ ‫ي‬
ِ ‫ِ َِإ‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫َّال‬
‫ص‬ ‫ال‬ ‫ام‬ َ
ِ ‫َوِإ‬
‫ق‬
Artinya:

“Islam ditegakkan di atas lima perkara, yaitu: bersaksi


bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat,
Mengeluarkan zakat, menunaikan ibadah haji, dan
berpuasa pada bulan ramadhan”
(HR: Muttafaq Alaih)
5. Hal yang membatalkan shalat itu ada sebelas perkara.
Berbicara dengan sengaja, melakukan aktifitas (selain
gerakan shalat) dengan banyak dan berturut-turut,
hadas, adanya najis, terbukanya aurat, berubahnya
niat, membelakangi kiblat, makan, minum, tertawa
terbahak-bahak serta murtad.

xxvi
6. Jika tidak dipenuhi salah satunya maka shalat tidak
bisa dianggap sah
7. Karena ia kehilangan kesadaran, orang yang
kehilangan kesadarannya tidak sah sholatnya
8. Tidak, tapi saat sudah sadar wajib mengqado
9. Syarat wajib adalah syarat untuk melakukan sholat,
jika tidak melakukan sholat maka hukumnya dosa.
Sedangkan syarat sah sholat adalah syarat sah atau
tidaknya sholat
10. Makan, minum, berbicara selain bacaan shalat,
bergerak selain gerakan shalat

Soal Cerita
1. pelajaran yg dapat kita ambil, tunaikanlah sholat
dimanapun dan kapanpun karena sholat adalah
suatu kewajiban yg ditetapkan kepada
laki-laki/perempuan yg sdh baligh dan ber akal.
Oleh karena itu janganlah menjadi pemuda yg
pemalas atas kewajibannya karena itu yg sdh
ditetapkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya
‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َموْ قُوتًا‬
ْ ‫صاَل ةَ َكان‬ َّ ‫فََأقِي ُموا ال‬
َّ ‫صاَل ةَ ۚ ِإ َّن ال‬
2. Sholat adiknya tidak sah karena adiknya belum
baligh. Sholat Andi sah, karena ia sudah baligh
3. Tidah sah, karena keliatan aurat
4. Tidak sah karena sengaja bersuara selain suara
bacaan sholat
5. Tidak sah karena auratnya masih keliatan

xxvii

Anda mungkin juga menyukai