MODUL
SHALAT
FARDHU 5
WAKTU
F
I
MADRASAH TSANAWIYAH
KELAS VII
K
I
DISUSUN OLEH
H
ABDURRAHMAN 20.12.5063
Penyusun
Abdurrahman
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Informasi Umum2
C. Komponen Inti 3
BAB II SHALAT FARDHU LIMA WAKTU 6
A. Kompetensi Dasar 6
B. Materi Pokok 6
C. Uraian Materi 6
1. Pengertian Sholat Fardhu 6
2. Dasar Hukum Shalat Fardhu 7
3. Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat Fardhu 9
4. Hal-Hal yang Membatalkan Shalat Fardhu 11
D. Rangkuman 15
E. Soal Evaluasi 16
BAB III PENUTUP 21
GLOSARIUM 22
DAFTAR PUSTAKA 23
KUNCI JAWABAN 24
ii
18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iii
B. Informasi Umum
Identitas Modul :
iv
C. Komponen Inti
Tujuan Pembelajaran :
v
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan (5 menit)
1) Mengamati
vi
Peserta didik menyimak gambar
dan materi yang dijelaskan.
2) Menanya
c. Penutup (5 menit)
vii
BAB II PEMBAHASAN MATERI
A. Kompetensi Dasar
Menganalisis ketentuan pengertian, dasar hukum,
syarat, dan hal yang membatalkan shalat fardhu lima
waktu
B. Materi Pokok
1. Pengertian Sholat Fardhu
2. Dasar Hukum Shalat Fardhu
3. Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat Fardhu
4. Perkara-Perkara yang Membatalkan Shalat Fardhu
C. Uraian Materi
viii
1. Pengertian Shalat Fardhu
ix
agama secara pasti. Maka dihukumi kafir bagi orang yang
menentangnya. Shalat 5 waktu ini tidak terkumpul selain
pada nabi kita Muhammad SAW. Shalat 5 waktu
difardlukan pada malam isra setelah 10 tahun kenabian
lebih 3 bulan. Tepatnya, terjadi pada malam 27 bulan
rajab. Shalat subuh dari malam itu tidak diwajibkan sebab
belum mengetahui tata caranya.
x
Di dalam kitab As-Sholat Ta’rif Targibh wa Tarhib
tercantum hadits Nabi Muhammad SAW yang
menjelaskan waktu shalat 5 waktu contohnya seperti hadits
Nabi Muhammad SAW : Artinya : "Waktu shalat Dhuhur
ketika tergelincirnya matahari, dan bayangbayang
seseorang pada waktu itu tampak sama panjangnya selama
belum masuk waktu Asar, dan waktu shalat Asar sampai
sebelum memerûhnya matahari di ufuk, dan waktu shalat
Maghrib sebelum hilangnya sisa cahaya matahari waktu
senja, dan waktu shalat Isya' sampai pertengahan malam,
dan menentukan waktu shalat Subuh dari mulai tampaknya
cahaya waktu Subuh sampai sebelum terbitnya matahari. "
(HR. Muslim).
xi
3. Tidak hilang akalnya karena gila, 3. Tidak hilang akalnya.
pingsan, terkena obat bius, atau 4. Masuk waktu shalat
mengkonsumsi sesuatu yang 5. Suci dari hadats kecil dan
memabukkan. Akibat besar.
hukumnya: 6. Suci dari najis baik
Orang gila (tidak terkena dosa mukhaffafah,
jika meninggalkan shalat, tetapi mutawassithah dan
jika sembuh disunnahkan mughaladlah.
mengqadla (mengganti) shalat- 7. Menutup aurat
shalat yang ditinggalkan. 8. Menghadap arah kiblat.
Orang pingsan (tidak terkena 9. Berniat.
dosa jika meninggalkan shalat, 10. Tertib sewaktu menunaikan
tetapi jika siuman disunnahkan shalat.
mengqadla (mengganti) shalat- 11. Muwalah (tidak terputus-
shalat yang ditinggalkan. putus dalam melaksanakan
Orang teerfek obat bius (tidak setiap rukun shalat).
terkena dosa jika meninggalkan 12. Tidak berbicara kecuali
shalat, tetapi jika siuman yang berkaitan dengan
disunnahkan mengqadla bacaan-bacaan dalam
(mengganti) shalat-shalat yang shalat.
ditinggalkan. 13. Tidak banyak melakukan
Orang mabuk (terkena dosa gerakan yang tidak
jika meninggalkan shalat, tetapi berkaitan dengan shalat.
jika siuman diwajibkan 14. Tidak mengunyah, makan
mengqadla (mengganti) shalat- dan minum
shalat yang ditinggalkan
Coba kita berikan jawaban! Mengapa ada perlakuan hukum fikih yang
berbeda antara orang gila, pingsan, terefek obat bius, dan mabuk.
xii
Jika kita bandingkan, terdapat ketentuan yang
menjadi syarat wajib dan sekaligus syarat sahnya shalat,
seperti beragama Islam dan tidak hilang akalnya. Terdapat
pula ketentuan yang hanya menjadi syarat wajibnya shalat
atau sebaliknya. Contohnya, menutup aurat, menghadap
kiblat, dan lain-lain hanya menjadi syarat sah shalat saja.
Sedangkan telah memasuki masa baligh hanya merupakan
syarat wajibnya shalat semata.
Di dalam buku Fiqh Klasik Terjemah Fathul Mu’in:
(Kewajiban melaksanakan shalat maktubah)' yakni Shalat
lima waktu (hanya dibebankan kepada) setiap (orang
muslim yang mukallaf) yaitu seorang muslim yang telah
baligh, berakal, baik laki-laki maupun yang lainya (dan
orang suci) Maka ritual ibadah shalat itu tidak diwajibkan
bagi orang kafir asli, anak kecil, orang gila, epilepsi, dan
orang mabuk yang tidak ceroboh, karena tidak ada
tanggungan bagi mereka, dan juga tidak wajib seorang
wanita yang haid dan nifas sebab tidak sah Shalat dari
mereka berdua. Tidak ada kewajiban mengganti shalat
yang ditinggalkan atas mereka berdua, namun shalat
hukumnya wajib bagi orang murtad dan orang yang
ceroboh dalam hilangnya akal sebab mabuk.
Dan syarat sah shalat di dalam kitab Al Mahalli :
(Syarat shalat) Syarat shalat ialah sesuatu yang sahnya
shalat tergantung padanya dan bukan bagian dari shalat.
(itu lima.) Yang pertama (mengetahui waktu) dengan yakin
atau berat dugaan. (Dan) Syarat yang kedua (menghaadap
kiblat.) (Dan) Syarat yang ketiga (menutup aurat.) (Dan)
Syarat yang ke empat (suci dari hadas.) Maka seandainya
ia belum suci ketika ihramnya maka shalatnya tidak
terakad. (Dan) Syarat yang ke lima (suci dari najis pada
xiii
pakaian, badan dan tempat.) Maka tidak sah shalat beserta
najis yang tidak dimaafkan pada salah satu dari tiga tadi.
xiv
14. Bimbang dalam shalatnya, apakah akan
meneruskan atau membatalkannya.
15. Menggantungkan pembatalan shalat pada suatu
perkara. Contoh, dalam shalat mengatakan “jika
haidh datang, saya akan membatalkan shalat”.
16. Sengaja meninggalkan salah satu rukun shalat.
17. Sengaja mengulang-ulang rukun dengan tujuan
bersenda gurau. 18. Mencampur aduk rukun shalat,
contoh mendahulukan rukun tertentu dan
mengakhirkan yang lain di laur ketentuan.
18. Bermakmum pada orang yang shalatnya tidak sah,
seperti kepada orang kafir.
19. Sengaja memanjangkan rukun yang pendek.
20. Mendahului atau tertinggal dua rukun yang berupa
perbuatan (fi’li) yang dilakukan imam tanpa udzur.
21. Mengucapkan salam sebelum waktunya
22. Mengucapkan takbiratul ihram kedua kalinya
dengan niat memperbaruhi shalat.
23. Dengan sengaja kembali duduk tasyahud awal
pada saat sudah dalam kondisi berdiri.
Di dalam buku Fiqh Ibadah yang membatalkan shalat
cuman ada 15:
1. Berbicara.
2. Makan dan minum
3. Banyak bergerak.
4. Membelakangi kiblat.
5. Membuka aurat.
6. Datang hadas.
7. Terkena najis.
8. Tertawaterbahak-bahak.
9. Murtad, gila, pingsan.
xv
10. Berubah niat.
11. Salah didalam membaca al quran.
12. Meningggalkan rukun atau syarat.
13. Mendahului imam.
14. Melihat air.
15. Mengucapkan salam sebelum selasai shalat.
xvi
R
A
N
G
K
U
M
A
N
xvii
D. Soal Evaluasi
Pilihan Ganda
xix
d. Melamun di tengah-tengah shalat
Isian
xx
9. Sebelum melaksanakan shalat fardlu, kita mengenal
syarat wajib dan syarat sah shalat. Jelaskan menurut
anda persamaan dan perbedaan antara keduanya!
10. Sebutkan 3 hal yang membatalkan shalat!
Soal Cerita
xxi
BAB III PENUTUP
xxii
GLOSARIUM
xxiii
REFERENSI
Buku siswa, Kemenag RI, 2020, Fiqh MTs kelas VII, Jakarta,
Kemenag RI, cetakan 1
xxiv
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
1. D
2. A
3. D
4. A
5. A
6. D
7. B
8. B
9. A
10. C
Isian
1. Syarat wajib adalah ketentuan yang mengakibatkan
kewajiban untuk melaksanakan shalat. Sedangkan
syarat sah adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum
melaksanakan shalat. Jika salah satu syarat tidak
terpenuhi, maka shalatnya tidak sah. Ada ketentuan
yang wajib dan sekaligus syarat sah untuk shalat,
seperti menjadi Muslim dan tidak kehilangan akal.
Ada juga ketentuan yang hanya menjadi syarat wajib
shalat atau sebaliknya. Misalnya menutup aurat,
menghadap kiblat, dan lain-lain hanya syarat sah
shalat. Sedangkan telah memasuki akil baligh
hanyalah syarat wajib shalat.
2.
ض الصُّ بْح َركَعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى َ ْصلِّى فَر َ ُأ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى sٍ َ الظه ِْر َأرْ بَ َع َركَعا
ُّ ض َ ْصلِّ ْي فَرَ ُا
َ َ َأ َ ْ ْ
ت ُم ْستقبِ َل القِ ْبل ِة دَا ًء هلل ت َعالى َ َ َأ
sٍ ض ال َعصْ ِر رْ بَ َع َركَعا َ
َ ْصلى فر ِّ َ ُأ
َأ ْ ْ
ت ُم ْستَقبِ َل القِ ْبلَ ِة دَا ًء هلل تَ َعا َل sٍ َ ث َركَعا َ َب ثَال ِ ض ال َم ْغ ِر َ ْصلِّى فَر َ ُأ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َأدَا ًء هلل تَ َعالَى ٍ َ العشَاء َِأرْ بَ َع َركَعا ِ ض َ ْصلِّى فَر َ ُأ
xxv
3. َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َموْ قُوتًا
ْ صاَل ةَ كَان َّ فََأقِي ُموا ال
َّ صاَل ةَ ۚ ِإ َّن ال
Maka laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman (QS An-
Nisa’: 103)
xxvi
6. Jika tidak dipenuhi salah satunya maka shalat tidak
bisa dianggap sah
7. Karena ia kehilangan kesadaran, orang yang
kehilangan kesadarannya tidak sah sholatnya
8. Tidak, tapi saat sudah sadar wajib mengqado
9. Syarat wajib adalah syarat untuk melakukan sholat,
jika tidak melakukan sholat maka hukumnya dosa.
Sedangkan syarat sah sholat adalah syarat sah atau
tidaknya sholat
10. Makan, minum, berbicara selain bacaan shalat,
bergerak selain gerakan shalat
Soal Cerita
1. pelajaran yg dapat kita ambil, tunaikanlah sholat
dimanapun dan kapanpun karena sholat adalah
suatu kewajiban yg ditetapkan kepada
laki-laki/perempuan yg sdh baligh dan ber akal.
Oleh karena itu janganlah menjadi pemuda yg
pemalas atas kewajibannya karena itu yg sdh
ditetapkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya
َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َموْ قُوتًا
ْ صاَل ةَ َكان َّ فََأقِي ُموا ال
َّ صاَل ةَ ۚ ِإ َّن ال
2. Sholat adiknya tidak sah karena adiknya belum
baligh. Sholat Andi sah, karena ia sudah baligh
3. Tidah sah, karena keliatan aurat
4. Tidak sah karena sengaja bersuara selain suara
bacaan sholat
5. Tidak sah karena auratnya masih keliatan
xxvii