Anda di halaman 1dari 13

2023/2024

MODUL AJAR
BAB IV : IBADAH DENGAN DISIPLIN DAN PENUH
HARAP KEPADA ALLAH SWT. SERTA PEDULI
TERHADAP SESAMA MELALUI SALAT GERHANA,
ISTISKA, DAN JENAZAH

PENYUSUN : MEGA OKTAVIANI, S.PdI


NIP : 19861012 202321 2 026
KELAS/PASE : VIII / D

SMP NEGERI 1 MOJOKERTO


Jl. Gajah Mada No. 143, Balongsari, Kec. Magersari, Kota Mojokerto Prov. Jawa Timur

Situs Pendidikan hanya di © www.ilmuguru.org


MODUL AJAR
INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Mega Oktaviani, S.PdI Alokasi Waktu : 4 Pekan/10 jam
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mojokerto Tahun Penyusunan : 2023
Kelas / Semester : VIII/Ganjil Fase : D
Mata Pelajaran : PAI Elemen Mapel : Fiqih

KOMPETENSI AWAL
 Menjelaskan pengertian salat gerhana dan istiska beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya
dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Menjelaskan pengertian salat jenazah beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya dengan benar,
menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Sikap penuh harap kepada allah swt dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah
dengan baik, memiliki sikap penuh harap kepada allah swt serta peduli terhadap sesama
 Mempraktikkan salat gerhana, istiska, dan jenazah sesuai dengan ketentuan dengan benar,
menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki sikap disiplin

SARANA DAN PRASARANA


1. Gawai 4. Buku Teks 7. Infokus/Proyektor/Pointer
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 8. Referensi lain yang
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 9.

MODEL PEMBELAJARAN
 Kunjung Karya
 Inkuiri
 Demonstrasi

PROFIL PELAJAR PANCASILA TARGET PESERTA DIDIK


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak
Esa ada kesulitan dalam mencerna dan
2. Bergotong royong memahami materi ajar.

KOMPETENSI INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian salat gerhana dan istiska beserta ketentuan dan tata cara
pelaksanaannya dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi
 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian salat jenazah beserta ketentuan dan tata cara
pelaksanaannya dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi
 Peserta didik dapat menemukan sikap penuh harap kepada Allah Swt dan kepedulian sosial dalam
salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik, memiliki sikap penuh harap kepada Allah Swt serta
peduli terhadap sesama
 Peserta didik dapat mempraktikkan salat gerhana, istiska, dan jenazah sesuai dengan ketentuan
dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki sikap disiplin
II. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Pengertian salat gerhana dan istiska beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya.
 Pengertian salat jenazah beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya
 Sikap penuh harap kepada Allah SWT dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istikarah dan
jenazah
 Praktik salat gerhana. Istikharah, dan jenazah

III. PERTANYAAN PEMANTIK


 Apa pengertian slalat gerhana, istika dan jenazah?
 Bagaimana tata cara slalat gerhana, istika dan jenazah?
 Apakah yang terjadi ketika ada kematian di lingkungan sekitar? Bagaimana nilai kepedulian
sosialnya?
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memperhatikan kesiapan peserta didik, memeriksa
kehadiran peserta didik.
2. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok
3. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
4. Guru melakukan apersepsi dapat mengajak peserta didik mengingat objek-objek mengesankan yang
pernah mereka lihat dan dan menanyakan hal-hal penting yang mereka ingat dari objek yang menarik.

Kegiatan  Guru memberikan penjelasan singkat terkait materi tentang pengertian salat gerhana dan
Inti istiska beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya
(60 Menit)  Guru Menentukan topik/tema pelajaran kepada peserta yaitu pengertian salat gerhana dan
istiska beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya masing-masing kelompok untuk
dibuat mind mapping atau karya lain.
 Hasil kerja masing-masing kelompok peserta didik dikunjungkan oleh perwakilan kelompok
kepada kelompok yang lain.
 Masing-masing kelompok mengamati hasil kerja kelompok lain yang datang berkunjung ke
kelompoknya.
 Guru dan peserta didik melakukan Klarifikasi dan penyimpulan.
Penutup (10 Menit)
1. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi hal-hal apa yang telah dipelajari, hal-hal apa yang masih
belum dipahami pada pertemuan ini.
2. Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pengalaman belajar yang didapatkan
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya (pengertian salat jenazah beserta ketentuan dan
tata cara pelaksanaannya dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi)
4. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi hal-hal apa yang telah dipelajari, hal-hal apa yang masih
belum dipahami pada pertemuan ini.
Pertemuan Ke-2
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memperhatikan kesiapan peserta didik, memeriksa
kehadiran peserta didik.
2. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
3. Guru melakukan apersepsi menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah
dipelajari minggu kemarin.

Kegiatan Stimulasi
Inti 1. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok.
(60 Menit) 2. Guru menunjukkan gambar-gambar tentang pengertian salat jenazah beserta ketentuan dan
tata cara pelaksanaannya
3. Guru dapat mengajukan pertanyaan tentang gambar-gambar tersebut dan meminta siswa
menganalisis gambar-gambar tersebut.
Identifikasi masalah
4. Guru mengajak peserta didik membuat pertanyaan dari stimulasi yang telah diberikan.
5. Guru menekankan bahwa penting mengetahui pengertian salat jenazah beserta ketentuan
dan tata cara pelaksanaannya dengan benar
6. Guru mengajak peserta didik untuk berliterasi melalui buku bacaan dan berdiskusi tentang
pengertian salat jenazah beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya dengan benar
Pengolahan data
7. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang pengertian salat jenazah beserta
ketentuan dan tata cara pelaksanaannya dengan benar
8. Guru menekankan pada peserta didik bahwa pentingnya pengertian salat jenazah beserta
ketentuan dan tata cara pelaksanaannya dengan benar
Verifikasi
9. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah didapatkan
Kesimpulan
10. Peserta didik menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan
Penutup (10 Menit)
1. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi hal-hal apa yang telah dipelajari, hal-hal apa yang masih
belum dipahami pada pertemuan ini.
2. Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pengalaman belajar yang didapatkan
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya (menemukan sikap penuh harap kepada Allah Swt
dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik, memiliki sikap penuh harap
kepada Allah Swt serta peduli terhadap sesama)
4. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi hal-hal apa yang telah dipelajari, hal-hal apa yang masih
belum dipahami pada pertemuan ini.
Pertemuan Ke-3
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kondisi peserta didik
2. Guru meminta Peserta didik memimpin doa
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
4. Guru menjelaskan tujuan dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
Guru melakukan apersepsi pembelajaran sebelumnya berkaitan dengan: menemukan sikap penuh harap
5. kepada Allah Swt dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik, memiliki
sikap penuh harap kepada Allah Swt serta peduli terhadap sesama

Kegiatan 1. Orientasi masalah


Inti a. Guru bertanya tentang menemukan sikap penuh harap kepada Allah Swt dan kepedulian
(60 Menit) sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik, dan peserta didik
meresponnya.
b. Guru menayangkan video materi sikap penuh harap kepada Allah Swt dan kepedulian
sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik
2. Mengorganisasi peserta didik
a. Guru membagi peserta didik menjadi 8 kelompok. masing-masing kelompok mencari
data mengenai sikap penuh harap kepada Allah Swt dan kepedulian sosial dalam salat
gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik
b. Peserta didik berdiskusi tentang video materi Membuat poster mengenai sikap penuh
harap kepada Allah Swt dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah
dengan baik
c. Peserta didik bersama-sama memberikan simpulan dari video
3. Merencanakan dan melaksanakan penyelidikan
Peserta didik menentukan sumber informasi data dari berbagai literatur terpercaya (misal
artikel kompas, jurnal, video youtube, dll) yang berkaitan dengan sikap penuh harap kepada
Allah Swt dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik
4. Mengembangkan dan menyajikan Hasil Diskusi Peserta didik
a. Peserta didik mengembangkan hasil diskusi kelompok tentang sikap penuh harap
kepada Allah Swt dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah
dengan baik
b. Peserta didik mempresentasikan sikap penuh harap kepada Allah Swt dan kepedulian
sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik
c. Peserta didik memberikan umpan balik terhadap kelompok yang melakukan presentasi

Penutup (10 Menit)


1. Peserta didik melakukan refleksi secara langsung terkait pengalaman belajar yang telah didapatkan
2. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya (mempraktikkan salat gerhana, istiska, dan jenazah
sesuai dengan ketentuan dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat)
Pertemuan Ke-4
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memperhatikan kesiapan peserta didik
2. Mengatur posisi duduk peserta didik dan mengondisikan kelas agar proses pembelajaran berlangsung
menyenangkan.
3. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pemebelajaran
4. Guru mempersiapan segala peralatan yang akan digunakan pembelajaran
5. Guru melakukn apersepsi dapat mengajak peserta didik mengingat objek-objek mengesankan yang pernah
mereka lihat dan dan menanyakan hal-hal penting yang mereka ingat dari objek yang menarik.

Kegiatan  Guru mengkondisikan kelas serta memberitahu bahwa akan melaksanakan demosntrasi
Inti shalat gerhana, shalat istiska dan shalat jenazah
(90 Menit)  Mengkoordinir peserta didik atau kelompok peserta didik untuk mendemonstrasikan sesuai
skenario yang disiapkan, misalnya kelompok satu mempraktikkan salat gerhana, kelompok
dua mempraktikkan salat istiska, dan kelompok tiga mempraktikkan salat jenazah
 Peserta didik lain mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok lain
Penutup (10 Menit)
1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
2. Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses
pembelajaran dan perbaikan.
3. Peserta didik berdoa dan kelas diakhiri serta mengingatkan mempersiapkan sumatif pada pertemuan
berikutnya.
V. Asesmen
Jenis Ranah Penilaian Teknik dan Instrumen
Pengetahuan Tes Lisan, lembar soal lisan
Keterampilan Berkomunikasi / Observasi
Formatif
Presentasi Lembar Penilaian observasi
Sikap Angket penilaian diri sendiri
Pengetahuan Tes Tertulis
Sumatif Soal Pengetahuan terintegrasi berpikir kritis
Keterampilan Praktik shalat (Gerhana/Istiska/Jenazah)

a. Penilaian sikap
Berbentuk penilaian diri yang dikemas dalam rubrik Diriku. Guru memperbanyak format penilaian diri
yang terdapat di buku peserta didik sebanyak jumlah peserta didik kemudian meminta mereka untuk
memberikan tanda centang (v) di bawah gambar emotikon wajah sesuai keadaan sebenarnya. Apabila
peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan
melakukan pembinaan oleh guru, wali kelas dan atau guru BK.
Berilah tanda contreng (v) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya!

b. Penilaian pengetahuan
Ditulis dalam rubrik Rajin Berlatih berisi 10 soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dan 5
soal uraian. Soal tersedia di buku peserta didik.
c. Penilaian keterampilan (Praktik)
Nama : .................................................................
Hari/tanggal : .................................................................
Waktu : .................................................................
Materi : Praktik Shalat (Gerhana/Istiska/Jenazah)

Kesesuaian Bacaan dan


No Nama Gerakan Lafadz Jumlah
Gerakan

RUBRIK PENILAIAN PRAKTIK SHALAT (Gerhana/Istiska/Jenazah)


Materi Indikator Skor
Gerakan benar semua 3
Gerakan Gerakan sebagian besar benar 2
Gerakan sebagian kecil benar 1
Tiga indikator terpenuhi (fasih, benar, dan lancar) 3
Lafadz Dua indikator terpenuhi (fasih, benar, dan lancar) 2
Satu indikator terpenuhi (fasih, benar, dan lancar) 1
Kesesuaian Bacaan dan gerakan sesuai 3
Bacaan dan Bacaan dan gerakan kurang sesuai 2
Gerakan Bacaan dan gerakan tidak sesuai 1
Jumlah Skor maksimal 9

Skor yang didapat


Skor = x 100
Jumlah Seluruh Skor

VI. Pengayaan Dan Remedial


1. Pengayaan
 Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar selanjutnya dapat mengikuti kegiatan
pengayaan berupa pendalaman materi dengan membaca rubrik Selangkah Lebih Maju berjudul
Hadis-Hadis tentang Salat Gerhana, Istiska, dan Jenazah
2. Remedial
 Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
yang ditetapkan diharuskan mengikuti kegiatan remedial. Langkahnya guru menjelaskan kembali
materi tentang Salat Gerhana, Istiska, dan Jenazah. Remedial dilaksanakan pada waktu tertentu
sesuai perencanaan penilaian.

VII. Refleksi Guru:


1. Apakah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik?
2. Apa momen paling berkesan saat proses kegiatan pembelajaran?
3. Apa tantangan yang dihadapi saat proses kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut?

VIII. Refleksi Peserta Didik:


1. Bagaimana yang menurutmu paling sulit di pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahamai pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 samapi 5. Berapa bintang yang akan kamu berikan?
5. Bagian mana dari pelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

Mengetahui, Mojokerto, 02 September 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

IRENE DARMONO, M.Pd MEGA OKTAVIANI, S.PdI


NIP. 19811121 200604 2 026 NIP. 19861012 202321 2 026
Lampiran 1 : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD adalah panduan dalam melakukan aktivitas pembelajaran, yaitu:


Kelas/Semester : VIII / .......
Mata Pelajaran : .................................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................................
Nama siswa : .................................................................................
Materi pembelajaran : .................................................................................
.................................................................................
.................................................................................

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!


1. Apakah yang dimaksud dengan salat gerhana? Jelaskan bagaimana cara pelaksanaannya!
2. Apakah yang dimaksud dengan salat istiska? Jelaskan bagaimana cara pelaksanaannya!
3. Apakah yang dimaksud dengan salat jenazah? Jelaskan bagaimana cara pelaksanaannya!
4. Sebutkan 5 manfaat salat jenazah dan kegiatan takziah!
5. Perhatikan ilustrasi berikut!
Musim kemarau tahun ini dirasakan lebih panjang oleh masyarakat. Air mulai sulit didapatkan. Lahan
pertanian terancam gagal panen karena kekurangan air. Dalam situasi yang sulit ini, ada kabar
menggembirakan dari Badan Meteorologi, krimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG memprediksi
hujan akan turun dalam dua hari ke depan.
Dalam situasi seperti ini apakah salat istiska diperlukan?

Lampiran 2 : Bahan Bacaan Guru Dan Peserta Didik


A. Pengertian, Ketentuan, dan Tata Cara Pelaksanaan
1. Salat Gerhana
Salat gerhana dalam fikih Islam dikenal dengan istilah salat Kusufain yang berarti salat dua gerhana
atau salat yang dilakukan pada saat terjadi gerhana matahari maupun bulan. Secara khusus, salat
yang dilakukan pada saat gerhana matahari disebut salat Kusuf. Sedangkan salat yang dilakukan
pada saat gerhana bulan disebut salat Khusuf.

Hukum salat gerhana sunah muakkad (sangat dianjurkan). Pelaksanaannya disunnahkan secara
berjamaah. Meskipun demikian salat gerhana boleh dilakukan secara munfarid (sendiri-sndiri).
Waktu pelaksanaannya selama terjadinya gerhana, baik matahari maupun bulan. Salat kusuf
dilaksanakan pada waktu mulai terjadi gerhana matahari sampai saat matahari nampak utuh seperti
semula. Sedangkan salat Khusuf dilakukan pada saat gerhana bulan sampai bulan kembali nampak
utuh. Salat gerhana dilaksanakan sebanyak dua rekaat dengan empat kali rukuk.

2. Salat Istiska
Istilah Istiska berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu al-Istisqa yang berarti meminta hujan,
yang disebabkan hujan tidak pernah turun atau musim kemarau. Dalam fikih, meminta hujan
kepada Allah Swt dapat dilakukan dengan beberapa cara. Sekurang-kurangnya meminta hujan bisa
dilakukan dengan berdoa, baik sendiri maupun bersama-sama. Doa meminta hujan juga bisa
dilakukan pada waktu khutbah Jumat. Selain itu doa meminta hujan bisa dilakukan dengan
menyelenggarakan salat Istiska.

Secara istilah salat Istiska adalah salat sunah untuk meminta hujan kepada Allah Swt. Salat Istiska
dilaksanakan sebanyak dua rekaat di lapangan terbuka dengan disertai khutbah. Menurut jumhur
(mayoritas) ulama, khutbah salat Istiska dilakukan setelah salat. Meskipun demikian ada sebagian
ulama yang memfatwakan khutbah salat istiska dilaksanakan sebelum salat.

Hukum salat Istiska adalah sunnah muakkad (dianjurkan), khususnya ketika ada keperluan yang
mendesak. Misalnya terjadi krisis air, kekeringan lahan pertanian, kebakaran hutan, polusi asap
disebabkan kebakaran hutan, dan lain sebagainya, sementara hujan belum kunjung datang. Dalam
kondisi seperti itu umat Islam disunahkan melaksanakan salat Istiska.
Sebelum melaksanakan salat Istiska, disunahkan agar memperbanyak bacaan istigfar atau memohon
ampunan atas segala dosa yang telah dilakukan. Sebab bencana kekeringan dan tidak datangnya
hujan pada dasarnya disebabkan karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Baik dosa
yang berhubungan secara langsung dengan terjadinya bencana, seperti penggundulan hutan,
pembakaran hutan, dan produksi emisi karbon ataupun dosa-dosa lain yang diperbuat oleh manusia.

Karena itu selain anjuran untuk beristigfar, dianjurkan pula agar memperbanyak sedekah dan amal
saleh. Tujuannya adalah untuk menyucikan hati dan mendapatkan keridaan dari Allah Swt. Salah
satunya adalah puasa empat hari secara berturut-turut, yaitu tiga hari sebelum pelaksanaan salat
istiska dan satu hari pada waktu pelaksanaan salat istiska.

Pada hari pelaksanaan salat Istiska, disunahkan pula untuk mengenakan pakaian yang digunakan
sehari-hari. Jamaah salat Istiska tidak dianjurkan mengenakan pakaian terbaik seperti pada waktu
salat ‘Id. Semua memang harus menampakkan kesahajaan, pertaubatan, dan kesucian hati.

Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan salat sunah Istiska.


a. Setelah jamaah sampai di lapangan, Imam salat menyeru jamaah untuk memulai salat. Biasanya
imam menyeru dengan bacaan al-ṣṣalātu jāmi’ah.
b. Imam mengimami salat dua rekaat seperti biasa sesuai dengan rukun dan sunah salat pada
umumnya.
c. Setelah salat selesai dilanjutkan dengan khutbah. Khutbah salat Istiska di sunahkan dimulai
dengan bacaan istigfar, yakni sembilan kali pada khutbah pertama dan tujuh kali pada khutbah
kedua. Khutbah dilanjutkan dengan puji-pujian kepada Allah, syahadat, salawat, nasehat
khususnya ajakan agar bertaubat, kemudian berdoa meminta hujan diturunkan.

3. Salat Jenazah
Salat jenazah merupakan satu jenis salat untuk jenazah muslim. Salat jenazah adalah satu di antara
empat kewajiban seorang muslim atas muslim lain yang meninggal dunia. Tiga kewajiban lainnya
adalah memandikan, mengafani, dan menguburkan. Empat kewajiban ini hukumnya farḍu kifayah.
Artinya wajib dilaksanakan, tetapi apabila sudah ada yang melaksanakannya yang lain terbebas dari
kewajiban itu. Namun jika tidak ada satupun yang melaksanakan kewajiban itu, maka semua umat
Islam menjadi berdosa.
a. Niat
Seperti umumnya niat salat, pada dasarnya niat wajib dilakukan di dalam hati bersamaan
dengan takbiratulihram. Sebagian ulama, khususnya yang mengikuti mazhab Syafi’i
berpandangan bahwa untuk membimbing hati, niat perlu dilafalkan dalam bacaan yang
dibaca sebelum takbiratulihram. Bacaan niat salat jenazah yang dilafalkan disesuaikan
dengan kondisi salat jenazah yang akan dilaksanakan, seperti jenazahnya tunggal ataukah
jamak, laki-laki ataukah perempuan, hadir ataukah gaib, serta sendiri ataukah bermakmum
kepada imam.

b. Berdiri
Salat jenazah wajib dilaksanakan dengan berdiri sebagaimana ketentuan dalam salat fardu,
kecuali ada halangan yang menyebabkan tidak bisa berdiri. Jika jenazahnya laki-laki maka
posisi berdiri (jika dilakukan sendiri atau menjadi imam) sejajar dengan kepala jenazah.
Sementara jika posisi jenazahnya perempuan, maka posisi berdiri berada di bagian tengah
jenazah.

c. Takbir empat kali


Takbiratulihram termasuk dalam hitungan empat takbir itu. Pendapat yang masyhur
berpandangan bahwa empat kali takbir itu diiringi dengan mengangkat tangan pada setiap
kali takbir. Meskipun demikian ada sebagian pendapat yang berpandangan bahwa
mengangkat tangan hanya dilakukan pada waktu takbiratulihram saja.

d. Membaca surah al-Fatihah setelah takbirratulihram


e. Membaca salawat atas Nabi Muhammad saw. setelah takbir kedua
f. Mendoakan jenazah setelah takbir ketiga
g. Membaca doa setelah takbir keempat
h. Diakhiri dengan salam

B. Ibadah dengan Disiplin dan Penuh Harap Kepada Allah


Rukun “tertib” dalam ibadah mengajarkan nilai kedisiplinan. Disiplin berarti menaati aturan yang telah
ditetapkan. Orang yang disiplin adalah orang yang menjalankan sesuatu sesuai dengan aturan. Beribadah
sesuai dengan rukun dan tertib membangun kebiasaan agar selalu berperilaku disiplin dalam mengikuti
aturan.

elain disiplin sesuai dengan rukun, ibadah juga harus dilakukan dengan penuh harap kepada Allah Swt.
Dalam konteks bab ini, salat gerhana, istiska, dan jenazah harus dilakukan dengan penuh harap agar Allah
mengabulkan keinginan manusia. Dalam salat gerhana, manusia menginginkan pertolongan dan
perlindungan dari kekhawatiran terhadap kejadian gerhana. Dalam salat istiska manusia meminta hujan.
Sedangkan dalam salat jenazah manusia memohonkan ampunan atas jenazah yang disalati.

Demikian halnya dengan salat Istiska. Pada saat belum ditemukan sains yang menjelaskan tentang
fenomena hujan, umat manusia memiliki tingkat pengharapan dan kepasrahan yang sangat tinggi dalam
pelaksanaan salat istiska. Umat manusia betul-betul berdoa dengan kerendahan hati dan penuh harap
kepada Allah Swt agar diturunkan hujan. Manusia sadar diri tidak akan mampu menurunkan hujan, hanya
mampu bisa memohon kepada Allah Swt.

Namun seiring dengan munculnya sains dan teknologi, manusia sudah bisa memprediksi kapan datangnya
hujan. Dengan memperhitungkan ketetapan Allah Swt mengenai faktor-faktor yang memungkinkan hujan
bisa turun, manusia juga sudah bisa membuat hujan buatan. Manusia tidak akan mampu membuat semua
faktor penyebab terjadinya hujan, seperti mengatur suhu udara dan mengatur kecepatan angin di angkasa,
karena itulah meskipun manusia bisa membuat hujan, salat istiska dengan berbagai aktivitas ibadah yang
mengiringinya, seperti memperbanyak membaca istigfar dan berpuasa selama empat hari, harus tetap
dilakukan dengan penuh kekhusyukan.

C. Nilai Kepedulian Sosial dalam Salat Jenazah


Nilai yang ditekankan dalam kegiatan salat jenazah dan takziah adalah kepedulian terhadap sesama.
Melalui salat jenazah, keluarga yang berduka akan mendapatkan kekuatan spiritual. Sementara melalui
banyaknya bantuan dari orang yang datang bertakziah, akan membantu keluarga yang berduka mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi karena meninggalnya anggota keluarga. Dengan demikian
salat jenazah dan takziah dapat menguatkan hati sekaligus mengurangi beban yang dirasakan oleh
keluarga yang berduka.

Nilai-nilai kepedulian dalam kegiatan salat jenazah dan takziah perlu dikembangkan dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai kepedulian seperti ini sudah menjadi tradisi gotong royong dalam masyarakat
Indonesia. Nilai kepedulian dan tradisi gotong royong sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hidup dalam kepedulian dan gotong royong akan menghasilkan kehidupan sosial yang
harmonis.

Selain itu kepedulian dan gotong royong sangat dibutuhkan karena bangsa Indonesia berada dalam
wilayah geografis yang rawan bencana alam. Beberapa bencana alam besar pernah terjadi, seperti tsunami
Aceh tahun 2004, gempa Jogja 2006, gunung merapi 2010, gunung Sinabung 2015, Gempa Palu 2018,
dan lain-lain. Dalam keadaan rawan bencana seperti ini, nilai-nilai kepedulian dan gotong royong akan
membantu penanganan bencana sekaligus pemulihan pasca bencana.

Lampiran 3 : Glosarium
Salat Gerhana, Salat Istiska, Salat Jenazah

Lampiran 4 : Daftar Pustaka


 Buku paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII
 Al-Qur’an dan terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia
Internet (Google Cendekia, Youtube, dan situs ilmuguru.org)

Anda mungkin juga menyukai