Anda di halaman 1dari 8

Didownload

Download dari : www.m4th-lab.net


di Folder OSN Didownloaddidari
Download : www.m4th-lab.net
Folder OSN
Web penyedia bank soal terlengkap Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id/
https://folderosn.blogspot.co.id/
Hak Cipta
Dilindungi Undang-undang KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Tes Seleksi OSN 2018 Bidang FISIKA


TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Waktu: 3 Jam

Petunjuk:
Untuk polinom: 13 x5 – 45 x2 + 32 = 0,
SOAL UJIAN
Salah satu solusinya adalah: x = 1,215
SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2018
TINGKAT KABUPATEN / KOTA 1. (10 poin) Pada tahun 1899 Max Planck memperkenalkan suatu sistem satuan universal sehingga
besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam tiga satuan Planck yaitu massa Planck M p ,
panjang Planck Lp , dan waktu Planck Tp . Ketiga satuan Planck tersebut dapat dinyatakan
dalam tiga konstanta alamiah dalam mekanika kuantum serta dalam teori relativitas khusus dan
relativitas umum yaitu konstanta Planck tereduksi ħ = h/2 = 1,05 x 10-34 Js, kelajuan cahaya
dalam ruang hampa c = 3,0 x 108 m/s, dan konstanta gravitasi umum G = 6,67 x 10-11 Nm2 kg-2.
Ketiga satuan Planck ini M p , Lp , dan Tp dapat dituliskan dalam bentuk: (i) Mp = Mp (ħ, c, G);
(ii) Lp = Lp (ħ, c, G); dan (iii) Tp = Tp (ħ, c, G).
(a) Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan (i), (ii), dan (iii) di atas yang menampilkan secara
eksplisit ketergantungan M p , Lp , dan Tp kepada  , c, dan G.
(b) Hitung nilai numerik dari ketiga satuan Planck M p , Lp , dan Tp dalam sistem satuan SI.
FISIKA
Selanjutnya dengan menggunakan ketiga satuan Planck di atas dapat pula dibentuk 4(empat)
Waktu: 3 jam satuan Planck lainnya yaitu energi Planck E p  M pc 2 , kecepatan Planck v p  Lp /Tp ,
percepatan Planck ap  Lp /Tp2 , dan rapat massa Planck p  M p / Lp3 .

(c) Hitung nilai numerik dari E p , v p , ap dan p dalam sistem satuan SI.

Jawab:
Dari persamaan Planck E   dapat diperoleh satuan dari  yaitu energy x waktu (Js),
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN sehingga dimensi fisis dari  adalah   ML2T 1 . Sementara itu dimensi c dan G berturut-turut
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
adalah c   LT 1 dan G   M 1L3T 2 .
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
TAHUN 2018 (a) (i) (2 poin) Dari Mp dapat dinyatakan dalam bentuk umum M p   x c y G z :
Didownload dari : www.m4th-lab.net Didownload di
Download dari : www.m4th-lab.net
Folder OSN
Download di Folder OSN
Web penyedia bank soal terlengkap Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id https://folderosn.blogspot.co.id/

 ML0T 0  (ML2T 1 ) x (LT 1 ) y (M 1L3T 2 )z


diperoleh persamaan-persamaan
x z 1 , 2x  y  3z  0 ,  x  y  2z  0
2. (10 poin) Sebuah peluru ditembakkan ke atas dengan kecepatan awal dan sudut elevasi tertentu
yang menghasilkan nilai-nilai x  y  z  1/ 2 sehingga akhirnya diperoleh
dari permukaan tanah. Ketika peluru tersebut berada pada ketinggian H1 untuk pertama dan
kedua kalinya, selang waktu antara keduanya adalah T1. Sedangkan ketika peluru tersebut
M p  c /G
berada pada ketinggian H2 untuk pertama dan kedua kalinya, selang waktu antara keduanya
(ii) (2 poin) Dengan cara serupa di atas, selanjutnya dari bentuk Lp  mc nG k diperoleh adalah T2. Asumsikan H 2  H1 dan T1  T2 . Tentukan:
a. Selang waktu ketika peluru tersebut berada pada ketinggian H3 untuk pertama dan kedua
hasil: m  k , 2m  n  3k  1 , dan m  n  2k  0 sehingga m  n  k / 3  1 / 2 .
kalinya, dinyatakan dalam H1, H2, H3, T1 dan T2.
Akhirnya diperoleh b. Syarat untuk H3 (dinyatakan dalam H1, H2, T1 dan T2) agar selang waktu pada soal (a) ada
Lp  G / c 3 nilainya.

(iii) (2 poin) Dari bentuk Tp  c G  diperoleh    , 2    3  0 , dan


Jawab:
    2  1 sehingga diperoleh nilai-nilai      / 5  1 / 2 . Dengan demikian
dihasilkan bentuk akhir a. (7 poin) Persamaan gerak peluru adalah

Tp  G / c 5 y  v0 sin  12 gt 2
dengan v0 = kecepatan awal peluru dan  = sudut elevasi. Pada ketinggian H1, persamaan
gerak peluru adalah

(b) (2 poin) Nilai numerik ketiga satuan Planck M p , Lp , dan Tp dalam sistem SI:
1
2 gt 2  v0 sin  H1  0
dengan solusi untuk waktu t1 dan t 2 adalah
M p  c /G  2,18108 kg , Lp  G / c 3  1,62 1035 m , Tp  G / c 5  5,39 1044 s
v0 sin   v0 2 sin2   2gH1
t1, 2  .
g
Selisih waktu antara t1 dan t 2 adalah T1, sehingga
(c) (2 poin) Menghitung nilai numerik dari E p , v p , ap dan p dalam sistem SI:
2 v0 2 sin2   2gH1
T1  t1  t2 
g
E p  M pc 2  1,96109 J , v p  Lp /Tp  c , ap  Lp /Tp2  5,581051 m/s2 ,
yang jika dikuadratkan dapat dinyatakan dalam bentuk
p  M p / Lp3  5,161096 kg/m3
v0 2 sin2   14 g 2T12  2gH1
Untuk kasus ketinggian H 2 dengan selang waktu T2 , persamaannya sama seperti di atas.

v0 2 sin2   14 g 2T2 2  2gH2


Dengan demikian berlaku
1
4 g 2T12  2gH1  14 g 2T2 2  2gH2
Sehingga diperoleh percepatan gravitasi g yang dapat dinyatakan sebagai
8( H 2  H1 )
g .
T12  T2 2
Didownload dari : www.m4th-lab.net Didownload
Download didariFolder
: www.m4th-lab.net
OSN
Download di Folder OSN
Web penyedia bank soal terlengkap Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id/ https://folderosn.blogspot.co.id/
Untuk kasus ketinggian H3 dengan selang waktu T3 , maka selang waktu T3 dapat 3. (14 poin) Sebuah bola berongga berdinding tebal dimana jari-jari dinding luar dan dinding
dalamnya masing-masing adalah R0 dan R1. Densitas bola pada R1 < r < R0 dianggap homogen,
dinyatakan sebagai:
. Bola menggelinding ke bawah tanpa slip dari keadaan diam pada suatu bidang miring, dan
2 v0 2 sin2   2gH3 2 1
g 2T12  2gH1  2gH3 kecepatannya saat mencapai dasar bidang miring adalah v0. Bila bidang miringnya licin dan
T3   4
bola menuruni bidang miring dari keadaan dan posisi yang sama dengan yang pertama, maka
g g
kecepatannya saat mencapai dasar bidang miring menjadi 5v0/4. Tentukan:
8( H1  H 3 ) ( H  H 3 )T12  T2 2 a. Jari-jari girasi bola berongga tersebut terhadap sumbu yang melalui pusat bola;
 T12   T12  1
g ( H 2  H1 ) b. Perbandingan nilai R1/R0; dan
c. Perbandingan volume rongga bola terhadap volume total bola.
T12 H 2  T2 2 H1  H 3 (T12  T2 2 )
T3  . Jawab:
( H 2  H1 )
a. (6 poin) Dari kekekalan energy diperoleh:
EKf = EPi  ½ mv2 + ½ I2 = mgh

b. (3 poin) Syarat agar nilai T3 ada adalah nilai yang berada di dalam akar harus tak negatif. Ketika bola menggelinding tanpa slip, maka: v = R

Jika diasumsikan H 2  H1 maka dan untuk bola I = mRG2, maka (RG = jari-jari girasi) :
mgh = ½ mv02 + ½ mRG2 (v0/R0)2 = ½ mv02 {1 + (RG/R0)2} (1)
T12 H 2  T2 2 H1  H3 (T12  T2 2 )  0
Ketika bola meluncur dengan slip, berlaku  = 0 sehingga:
T 2H  T 2H mgh = ½ m (5v0/4)2 = ½ mv02 (25/16) (2)
H3  1 22 22 1 .
T1  T2
substitusi persamaan (2) ke (1) diperoleh:
9/16 = (RG/R0)2. Jadi jari-jari girasi bola berongga: RG = 3R0/4.

b. (5 poin) Katakan bagian bola yang pejal itu memiliki densitas sebesar . Maka massa bola
berongga tersebut adalah:
m = (4/3) (R03 - R13)

dan momen inersianya dapat dinyatakan dalam bentuk:


2  4  2  4 
I   R03 R02   R13 R12
5 3  5 3 
Sementara jari-jari girasi dipenuhi oleh persamaan:
I 2  R05  R15  2 2 1  R1 R0  
5
RG2    3   R0 
3  
m 5  R0  R1  5 1  R1 R0 3 

Masukan nilai RG dari soal a) diatas, sehingga diperoleh:


45 1  R1 R0  13  R1   32  R1  
5 3 2

     1    
32 1  R1 R0 3 45  R0   45  R0  
 

Dengan menggunakan prinsip trial and error, diperoleh solusi:

R1/R0 = 0,823.

c. (3 poin) Perbandingan volume rongga terhadap volume totalnya adalah:


3
V1  R1 
    0,8233  0,557.
V0  R0 
Didownloaddidari
Download : www.m4th-lab.net
Folder OSN Didownload dari : www.m4th-lab.net
Web penyedia bank soal terlengkap Download
Web penyediadibank
Folder
soal OSN
terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id https://folderosn.blogspot.co.id
4. (13 poin) Sebuah partikel bermassa m diikat pada ujung tali tegar tak bermassa dengan panjang
L. Ujung tali satunya dipasang tetap. Partikel tersebut diputar dengan kecepatan sudut konstan

   ẑ sehingga bergerak dalam bidang horisontal xy. Sudut antara tali dengan sumbu vertikal
z adalah . Percepatan gravitasi g ke arah sumbu z negatif.
a. Jika sudut konstan   0 adalah sudut antara tali dengan garis vertikal sehingga m berada
pada bidang horisontal yang tetap, tentukan 0 dinyatakan dalam L, g dan .
b. Ketika partikel tersebut sedang berotasi terhadap sumbu vertikal, sudut 0 dapat divariasi
dengan sudut infinitesimal  (   0   ) sehingga partikel tersebut juga melakukan gerak
osilasi terhadap . Tentukan kecepatan sudut osilasi  dinyatakan dalam L, g dan .

Persamaan gaya pada arah tegaklurus T adalah


T cos sin  mg sin  ma  mL (4)
Mengingat
  0   (5)

dengan  << 1 ( sin    dan cos  1), maka

cos sin  12 sin 2  12 sin(20  2 )  12 sin 20 cos 2  cos 20 sin 2 
(6)
Jawab:  cos0 sin0   cos 20
a. (4 poin) Diagram gaya disajikan pada Gambar disamping ini. sin  sin(0   )  sin0 cos  cos0 sin  sin0   cos0 (7)

   (8)


Kesetimbangan gaya vertikal
Dengan menggunakan persamaan (1), (5)  (8), persamaan (4) menjadi
mg  T cos (1)
T (cos0 sin0   cos 20 )  mg(sin0   cos0 )  mL
Gaya horisontal sama dengan gaya sentripetal
mg(cos2 0  sin2 0 )
m2r  m2 L sin  T sin (2) mg sin0   mg sin0  mg cos0  mL
cos0
Gabungan (1) dan (2) menghasilkan
g sin2 0
g     (9)
cos  L cos0
L2
Dari persamaan (9) di atas maka kecepatan sudut osilasi adalah
 g 
  0  arccos  (3)   g 2 
 L2  g sin2 0 g (1  cos2 0 )
2    2 1   2  
L cos0 L( g / L )2   L  
b. (9 poin) Untuk menentukan persamaan gaya ketika  divariasi, T cos dan mg diuraikan ke  
arah tegaklurus T, berturut-turut menjadi T cos sin dan mg sin . Lihat gambar di bawah
g
ini.    1
L2
Didownload di
Download dari : www.m4th-lab.net
Folder OSN Didownload
Download didariFolder
: www.m4th-lab.net
OSN
Web penyedia bank soal terlengkap Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id https://folderosn.blogspot.co.id
5. (17 poin) Tinjau sistem disamping ini yang terdiri dari Persamaan terakhir di atas dapat disusun menjadi:
tiga buah massa m1 , m2 dan m3 yang saling lepas. 2v12  v0v1  v02  0
Seluruh gerakan sistem berada pada bidang horisontal. (v1  v0 )(2v1  v0 )  0
Batang m2 dengan panjang 3L dipasang pada poros
Solusi yang trivial adalah v1  v0 dan 1  0 . Solusi nontrivial yang dicari adalah
licin. Massa m3 yang hampir menyentuh batang m2
v1   12 v0 dan 1  12 v0 / L . (7)
berada pada posisi berjarak 2L dari poros. Massa m1
bergerak lurus dengan kecepatan v0 dengan arah Hasil di atas menyatakan bahwa sesaat setelah tumbukan pertama, m1 berbalik arah dengan
tegak lurus batang dan akan menumbuk batang pada kecepatan 1 v0 menjauhi batang m2 , sedangkan batang m2 berotasi (dengan arah
2
jarak L dari poros. Semua tumbukan yang terjadi
berlawanan jarum jam jika dilihat dari atas) dengan kecepatan sudut 1 v0 / L .
bersifat lenting sempurna. Untuk selanjutnya dalam 2
perhitungan, gunakan m1  m2  m3  m . Setelah
tumbukan terjadi, tentukan: b. Sekarang tinjau tumbukan kedua. Momentum sudut sistem ( m2 dan m3 saja) sebelum
a. Kecepatan m1 dan kecepatan m3 serta kecepatan sudut batang m2 , tumbukan kedua adalah
Lawal  I1  32 mv0 L (8)
b. Perbedaan momentum sudut total dan perbedaan energi kinetik sistim.
Misalkan kecepatan sudut batang m2 setelah tumbukan kedua adalah 2 , serta kecepatan

Jawab: translasi m3 setelah tumbukan kedua adalah v2 . Momentum sudut sistem ( m2 dan m3 saja)
setelah tumbukan kedua adalah
a. (12 poin) Asumsikan bahwa peristiwa tumbukan dapat dibagi menjadi dua bagian. Tinjau
tumbukan pertama, yaitu m1 menumbuk batang m2 secara lenting sempurna. Momentum Lakhir  I2  m3v2 2L  3mL22  2mv2 L . (9)
sudut sistem terhadap poros sebelum tumbukan pertama adalah Kekekalan momentum sudut pada tumbukan kedua:
Lawal  m1v0 L  mv0 L . (1) 3 mv L  3mL2  2mv L
0 2 2
2
Momen inersia batang m2 terhadap poros adalah I  1 m2 (3L)2  3mL2 . Misalkan 3v0  4v2
3 2  (10)
kecepatan sudut batang m2 setelah tumbukan pertama adalah 1 , serta kecepatan translasi 6L
Energi kinetik sistem ( m2 dan m3 saja) sebelum tumbukan kedua adalah
m1 setelah tumbukan pertama adalah v1 . Momentum sudut sistem terhadap poros setelah
tumbukan pertama adalah: EKawal  12 I12  12 (3mL2 )(v0 / 2L)2  83 mv02 (11)
Lakhir  m1v1L  I1  mv1L  3mL 1 .
2 (2) Energi kinetik sistem ( m2 dan m3 saja) setelah tumbukan kedua adalah
Kelestarian momentum sudut pada tumbukan pertama: EKakhir  12 I22  12 m3v22  32 mL222  12 mv22  24
1 m(3v  4v ) 2  1 mv 2 (12)
0 2 2 2
mv0 L  mv1L  3mL21
v0  v1 Kekekalan energi kinetik sistem:
1  . (3) 3 mv 2  1 m(3v  4v ) 2  1 mv 2
3L 0 0 2 2 (13)
8 24 2
Energi kinetik sistem sebelum tumbukan pertama adalah
yang akhirnya akan memberikan solusi nontrivial berupa
EKawal  12 m1v02  12 mv02 (4)
v2  76 v0 dan 2  v0 / 14L . (14)
Energi kinetik sistem setelah tumbukan pertama adalah
Setelah tumbukan kedua, m1 bergerak dengan kecepatan v0 / 2 berlawanan arah gerak mula-
2
v v 
EKakhir  12 m1v12  12 I12  12 mv12  12 (3mL2 ) 0 1  (5) mula, batang m2 berputar dengan kecepatan sudut v0 / 14L searah jarum jam (jika dilihat
 3L 
dari atas) dan m3 bergerak lurus meninggalkan batang dengan kecepatan 76 v0 .
Kekekalan energi kinetik sistem:
2
1 mv 2  1 mv 2  1 (3mL2 ) v0  v1 
c. (5 poin) Dapat ditunjukkan konsistensi nilai momentum sudut awal dan akhir maupun energi
0 2 1   kinetiknya.
2 2  3L 
Sebelum tumbukan pertama, momentum sudut total sistem adalah mv0 L .
v02  v12  13 (v0  v1)2 (6)
Setelah tumbukan kedua, momentum sudut total sistem adalah
Didownloaddi
Download dari : www.m4th-lab.net
Folder OSN Download dari
Didownload di Folder OSN
: www.m4th-lab.net
Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id

L  m(v0 / 2)L  (3mL2 )(v0 / 14L)  m(6v0 / 7)(2L)  mv0 L . 6. (18 poin) Suatu bola pejal A bermassa m1 dan berjari – jari 𝑟 bergerak dengan kecepatan 𝑣0 ke
arah sebuah benda B bermassa m2 >> m1 dengan sisi melengkung seperti terlihat pada gambar di
2
Sebelum tumbukan pertama, energi kinetik total sistem adalah 1 mv0 . bawah ini.
2
Setelah tumbukan kedua, energi kinetik total sistem adalah
EK  12 m(v0 / 2)2  12 (3mL)2 (v0 / 14L)2  12 m(6v0 / 7)2  12 mv02 .

m1 m2
A B

Bola A kemudian melintasi permukaan benda B hingga terpental secara vertikal ke atas relatif
terhadap benda B, lalu bola terjatuh melewati lintasan yang sama. Asumsikan lantainya licin
dan bola terhempas sangat tinggi sehingga dimensi balok dapat diabaikan,

a) Apabila gaya gesek bola-balok diabaikan, tentukan waktu tempuh bola kembali ke titik
semula!
b) Apabila gaya gesek bola-balok tidak diabaikan, tentukan ketinggian maksimum bola!

Jawab:

a) (8 poin) Pada saat bola terhempas ke atas, bola dan balok bergerak bersama-sama secara
horizontal.
Kekekalan momentum horizontal:
𝑚𝑣0
𝑚𝑣0 = (𝑚 + 𝑀)𝑣𝑥 → 𝑣𝑥 = (1)
𝑚+𝑀

Karena tidak ada gesekan, berlaku hukum kekekalan energi:


1 1 1
𝑚𝑣02 = 𝑚(𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 ) + 𝑀𝑣𝑥2 (2)
2 2 2
maka
𝑚2
𝑚(𝑣02 − 𝑣𝑦2 ) = (𝑚 + 𝑀)𝑣𝑥2 = 𝑣2
𝑚+𝑀 0

𝑚 𝑀
𝑣𝑦2 = (1 − 𝑚+𝑀) 𝑣02  𝑣𝑦 = 𝑣0 √𝑚+𝑀 (3)

Waktu selama bola di udara:


2𝑣𝑦 2𝑣0 𝑀
𝑡= = √ (4)
𝑔 𝑔 𝑚+𝑀

dan jarak horizontal yang telah ditempuh:


2𝑣𝑥 𝑣𝑦 2𝑣02 𝑚2 𝑀
𝑥 = 𝑣𝑥 𝑡 = = √ (5)
𝑔 𝑔 (𝑚 + 𝑀)3

Setelah itu, bola akan bergerak ke arah sebaliknya.


Kekekalan momentum berlaku:
Download
Didownload di Folder
dari OSN
: www.m4th-lab.net Didownload di
Download dari : www.m4th-lab.net
Folder OSN
Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id
𝑚𝑣0 = 𝑚𝑣1 + 𝑀𝑣2 (6) 𝑓Δ𝑡
Karena pengurangan kecepatan setara dengan Δ𝑣𝑦 = , maka
𝑚
𝑣𝑦′
dan dari kekekalan energi: Δ𝐿 = 𝑟𝑚(𝑣𝑦 − 𝑣𝑦′ ) = 𝐼(𝜔 − 0) = 𝐼
1 1 1 𝑟
𝑚𝑣02 = 𝑚𝑣12 + 𝑀𝑣22 (7)
2 2 2 lalu didapat
lalu
𝑚 𝑚2 𝑣𝑦 1 𝑀
𝑣22 = (𝑣02 − 𝑣12 ) = 2 (𝑣0 − 𝑣1 )2 𝑣𝑦′ = = 𝑣0 ( )√ (13)
𝑀 𝑀 𝐼 𝐼 𝑚 +𝑀
1+ 1+
𝑚𝑟 2 𝑚𝑟 2
𝑚 2
𝑣02 − 𝑣12 = (𝑣 + 𝑣12 − 2𝑣0 𝑣1 )
𝑀 0 Ketinggian maksimum yang dicapai bola apabila tidak slip di akhir:
2
2𝑚 𝑚−𝑀 2 𝑣𝑦′2 𝑣02 1 𝑀
𝑣12 − 𝑣 𝑣 +( )𝑣 = 0 ℎ= = ( ) ( ) (12)
𝑚+𝑀 0 1 𝑚+𝑀 0 2𝑔 2𝑔 1 + 𝐼 𝑚+𝑀
𝑚𝑟 2

𝑚 𝑚2 𝑚−𝑀 𝑚 𝑀 Karena ada kemungkinan masih tetap slip di akhir sehingga 𝑣𝑦′ ≤ 𝑣 < 𝑣𝑦 , maka didapat
𝑣1 = 𝑣0 ( ±√ − ) = 𝑣0 ( ± )
𝑚+𝑀 (𝑚 + 𝑀)2 𝑚 + 𝑀 𝑚+𝑀 𝑚+𝑀 ketinggian maksimum yang dicapai bola:
2
𝑣𝑦′ 𝑣𝑦2
≤ℎ<
Karena 𝑣1 ≠ 𝑣0 , maka kecepatan balik: 2𝑔 2𝑔
2
𝑀−𝑚
𝑣1 = −𝑣0 ( ) (8) 𝑣02 1 𝑀 𝑣02 𝑀
𝑚+𝑀 ( ) ( )≤ℎ< ( ) (13)
2𝑔 1 + 𝐼 𝑚+𝑀 2𝑔 𝑚 + 𝑀
𝑚𝑟 2
Dan waktu tempuh balik:
2
𝑥 2𝑣0 𝑚2 𝑀 𝑚 + 𝑀 2𝑣0 𝑚2 𝑀 Untuk kasus bola pejal, 𝐼 = 5 𝑚𝑟 2 :
𝑡′ = = √ = √ (9)
−𝑣1 𝑔 (𝑚 + 𝑀)3 𝑀 − 𝑚 𝑔 (𝑚 + 𝑀)(𝑀 − 𝑚)2 25 𝑣02 𝑀 𝑣02 𝑀
( )≤ℎ< ( ) (14)
49 2𝑔 𝑚 + 𝑀 2𝑔 𝑚 + 𝑀
Waktu tempuh total
2𝑣0 𝑀 𝑚2 𝑀
𝑡𝑡𝑜𝑡 = 𝑡 + 𝑡 ′ = (√ +√ )
𝑔 𝑚+𝑀 (𝑚 + 𝑀)(𝑀 − 𝑚)2

didapat:
2𝑣0 𝑀 𝑀
𝑡𝑡𝑜𝑡 = √ ( ) (10)
𝑔 𝑚+𝑀 𝑀−𝑚

b) (10 poin) Sama seperti sebelumnya, kita tinjau kekekalan momentum pada arah horizontal:
𝑚𝑣0
𝑣𝑥′ = 𝑣𝑥 = (11)
𝑚+𝑀

Awalnya kita asumsikan bola berputar tanpa slip di tepi atas balok setelah terjadi transfer
energi.
Maka terjadi perubahan momentum sudut:

Δ𝐿 = 𝜏Δ𝑡 = 𝑟𝑓Δ𝑡 (12)


Download
Didownload di Folder
dari OSN
: www.m4th-lab.net Didownload di
Download dari : www.m4th-lab.net
Folder OSN
Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id Web penyedia bank soal terlengkap
https://folderosn.blogspot.co.id
7. (18 poin) Sebuah silinder pejal massa M menggelinding tanpa slip menuruni bidang miring Diagram gaya pada beban:
diam bersudut elevasi 𝜃, dengan kecepatan 𝑣0 . Seseorang ingin menghentikan silinder tersebut 𝑁𝑏
dengan memberikan beban. Pada pusat silinder tersebut dikaitkan tali sehingga tali membentuk
sudut 𝜙 terhadap permukaan bidang miring. Di ujung lain tali tersebut, diikatkan ke sebuah 𝑓𝑏 𝑇
beban balok m yang memiliki massa sama dengan silinder. Diketahui koefisien gesek antara 𝜙
balok dan bidang miring adalah 𝜇 serta percepatan gravitasi adalah g. Asumsikan gesekan beban
mampu menghentikan gerak silinder. Tentukanlah: 𝑚𝑔
a. Jarak yang ditempuh silinder hingga berhenti!
𝜃
b. Syarat sudut 𝜙 yang dapat memenuhi asumsi di atas (nyatakan dalam  dan )!

𝑚=𝑀 𝑀 Persamaan gaya pada beban searah permukaan bidang miring:


𝜙 𝑇 cos 𝜙 + 𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝑓𝑏 = 𝑚𝑎
𝜇
Persamaan gaya pada beban arah tegak lurus permukaan bidang miring:
𝑁𝑏 + 𝑇 sin 𝜙 − 𝑚𝑔 cos 𝜃 = 0
𝜃
Dengan 𝑓𝑏 = 𝜇𝑁𝑏 , substitusikan 𝑁𝑏 :
𝑇(cos 𝜙 + 𝜇 sin 𝜙) + 𝑚𝑔(sin 𝜃 − 𝜇 cos 𝜃) = 𝑚𝑎 … (2)
Jawab:
Substitusikan 𝑇 dari persamaan (1) dan (2), sehingga didapatkan 𝑎:
a. (12 poin) Agar silinder dapat berhenti, torsi akibat gaya geseknya harus dapat memperkecil
kecepatan sudutnya, maka gaya gesek harus berarah turun mengikuti permukaan bidang 𝑚(𝜇 cos 𝜃 − sin 𝜃) − 𝑀 sin 𝜃 (1 + 𝜇 tan 𝜙)
miring. 𝑎=− 2𝑔
3𝑀(1 + 𝜇 tan 𝜙) + 2𝑚
Diagram gaya pada silinder: Dengan memasukan nilai 𝑚 = 𝑀, didapatkan:
𝑁𝑠 𝜇 cos 𝜃 − sin 𝜃 (2 + 𝜇 tan 𝜙)
𝑎=− 2𝑔
5 + 3𝜇 tan 𝜙

𝑇 𝑀 Persamaan gerak hingga silinder berhenti:


𝜙
𝑓𝑠 0 = 𝑣02 + 2𝑎𝑠
𝑣02
𝑀𝑔 𝑠=−
2𝑎
𝜃
𝒗𝟐𝟎 (𝟓 + 𝟑𝝁 𝐭𝐚𝐧 𝝓)
𝒔=
𝟒𝒈[𝝁 𝐜𝐨𝐬 𝜽 − 𝐬𝐢𝐧 𝜽 (𝟐 + 𝝁 𝐭𝐚𝐧 𝝓)]
Persamaan gaya pada silinder searah permukaan bidang miring (Σ𝐹 = 𝑀𝑎):
𝑀𝑔 sin 𝜃 + 𝑓𝑠 − 𝑇 cos 𝜙 = 𝑀𝑎
Persamaan torsi pada silinder (Σ𝜏 = 𝐼𝛼):
1 𝑎
−𝑓𝑠 𝑅 = 𝑀𝑅 2 ( ) b. (6 poin) Agar silinder dapat berhenti, maka 𝑎 < 0:
2 𝑅
1 𝜇 cos 𝜃 − sin 𝜃 (2 + 𝜇 tan 𝜙)
−𝑓𝑠 = 𝑀𝑎 − 2𝑔 < 0
2 5 + 3𝜇 tan 𝜙

Dengan mensubstitusi 𝑓𝑠 , didapatkan: 𝜇 cos 𝜃 − sin 𝜃 (2 + 𝜇 tan 𝜙) > 0


3 𝟐
𝑀𝑔 sin 𝜃 − 𝑇 cos 𝜙 = 𝑀𝑎 … (1) 𝐭𝐚𝐧 𝝓 < 𝐜𝐨𝐭 𝜽 −
2 𝝁

Anda mungkin juga menyukai