Disusun Oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan Perang Kemerdekaan
• Aspek Politik : Indonesia menjadi objek jajahan Belanda
• Aspek Pemerintahan : Indonesia berada di bawah pemerintahan kerajaan
Belanda
• Aspek Hukum : Hukum berlaku diskriminatif
• Aspek pendidikan : Proses pendidikan sangat dikendalikan oleh Belanda.
• Aspek ekonomi : Bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah
• Aspek kebudayaan : masuk dan berkembangnya kebudayaan yang bertentangan
dengan kepribadian Bangsa Indonesia
• Aspek Hubungan keagamaan : Masuk dan berkembagnya Agama Kristen di
Indonesia, dan Umat Islam mengalami kemunduran
2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan
pengamalan ajaran islam.
3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan Keagamaan
4. Munculnya polarisasi politik.
5. Berkembangnya fajam dan Ajaran komunis
6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
7. Kemajemukan Bangsa Indonesia
8. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan
3
BAB II
METODE PENELITIAN
4
2.5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) atas kehandalan (reabilitas). Derajat kepercayaan atau kebenaran
suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Terdapat beberapa
kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data, antara lain:
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan
nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, Pertama, penemuannya dapat dicapai;
Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti. Kriteria derajat
kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu:
1) Triangulasi
Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data
yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang
berlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun triangulasi yang dilakukan dengan
tiga macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data, metode,
dan teori. Untuk itu, maka peneliti dapat melakukan dengan cara:
Berdasarkan hasil triangulasi tersebut, maka akan sampai pada salah satu kemungkinan
yaitu apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan.
2) Kecukupan Referensial
b. Keteralihan (Transferability)
c. Kebergantungan (Dependability)
5
Kebergantungan merupakan subtitusi reabilitas dalam penelitian nonkualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
terhadap keseluruhan proses penelitian.
d. Kepastian (Confimability)
Dalam penelitian kualitatif, uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai
proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep
objektivitas, sehingga dengan disepakati asil penelitian tidak lagi subjektif tetapi sudah
objektif.
Untuk menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif, peneliti dalam hal ini melakukan
pemeriksaan secara cermat bersama dengan pembimbing terhadap kepastian asal-usul
data, logika penarikan kesimpulan dari data dan derajat ketelitian serta telaah terhadap
kegiatan peneliti tentang keabsahan data.
6
BAB III
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang paparan data dan pembahasan
penelitian yang diperoleh mulai dari Observasi dan Wawancara dengan Ketua dari
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Berdasarkan hasil pembicaraan dengan perwakilan dari organisasi HMI dapat
disajikan data-data yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitan ini. Dimulai dari siapa
saja manajemen dari organisasi HMI beserta posisinya, yang didapat dilihat pada data
dibawah ini :
Departemen-Departemen
Dep. Bidang Penelitian, Pembinaan dan Pengembangan Anggota : Riki Prastia
Ojie Fauzi
Dep. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan : M. Ikhsan Amir
Enjang
Dep. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi : Putri Tiara M.
Ida Sri Anjani
Dep. Bidang Pemberdayaan Umat : Soca
M, Ifan Setiawan
Dep. Bidang Pemberdayaan Perempuan : Olivia Omega
7
Dapat dilihat pula Struktur Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam di Lebak seperti di
bawah ini :
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
UMUM UMUM
Ketua Umum ini mencakup 30% sampai 40% Sekum dan Bendum diinternal,
sisanya tugas Ketua Umum ini adalah mencari relasi-relasi diluar dari komisariat.
Contohnya membangun relasi dengan organisasi umum lainnya. Sekretariat Umumlah
yang memegang 70% internal yang memegang tanggung jawab para Kabidnya. Ketika
para Kabid ingin menyampaikan suatu hal itu bisa disampaikan ke Sekretaris Umum atau
bisa juga langsung ke Ketua Umum. Kemudian Bendahara Umum juga tanggung
jawabnya sejajar dengan Sekretaris Umum. Tugas pokok dari Bendahara Umum adalah
memegang keuangan dan bisa juga memegang tanggung jawab pada Kabidnya. Tugas
dari Bidang Penelitian, Pembinaan dan Pengembangan Anggota adalah mengadakan
kajian rutin ataupun diskusi-diskusi rutin. Tugas dari Bidang Perguruan Tinggi,
Kemahasiswaan dan Kepemudaan adalah mempunyai ruang lingkup yang hampir sama
dengan Ketua Umum yakni mengadakan aksi-aksi dan update masalah-masalah yang ada
di Kabupaten Lebak. Tugas Bidang Pemberdayaan Umat adalah mengadakan acara
kerohanian diantaranya menggelar kajian agama, mengaji bersama setiap malam jumat
dan juga mengadakan acara Maulid Nabi. Tugas Bidang Kewirausahaan dan
Pengembangan Profesi adalah berfokus pada pengembangan potensi para kader berupa
usaha dagang dan bentuk kewirausahaan lainnya, Tugas Bidang Pemberdayaan
Perempuan adalah menggelar kajian-kajian tentang perempuan.
Budaya dari organisasi HMI adalah membentuk intelektual dari kader itu sendiri
yang banyak dilakukan dengan kajian dan diskusi, dimana kajian ini mengenai 5 materi
wajib yang ada organisasi ini dan juga diskusi terkini terkait isu-isu yang ada di
Kabupaten Lebak dan diluar Kabupaten Lebak. Perlu diketahui bersama bahwa organisasi
ini terpaku pada orang-orang yang beragama Islam yang ruang lingkupnya adalah
Perguruan Tinggi dan orang yang beragama Islam itu sendiri. Keberagaman yang ada
8
diorganiasi ini lebih terpaku kepada orang-orang tersebut yang dapat mengikuti 2 atau 3
organisasi yang berbeda. Organisasi ini dibagi dalam 3 bagian yaitu Nasional,
Kedaerahan dan organisasi dalam Kampus. Kader ini tidak bisa mengikuti organisasi
Nasional sebanyak 2 organisasi, berbeda dengan organisasi kedaerahan, kader yang
mengikuti organisasi kedaerahan ini dapat mengikuti organisasi dalam Kampus. Cara
manajemen dalam mengelola keberagaman ini adalah dapat menempatkan posisi dalam
organisasi ini dan melakukan diskusi.
Tujuan organisasi ini adalah terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang
bernafaskan Islam dan tanggungjawab atas terwujudnya masyarakat yang adil makmur
yang diridhoi Allah SWT. Insan akademis pencipta pengabdi ini adalah orang yang
mampu berfikir secara kritis, menciptakan perubahan atau menciptakan sesuatu yang
belum ada menjadi ada dan mampu mengabdikan ilmunya ke dalam organisasi. Cara
mencapai tujuannya adalah dengan melakukan kajian-kajian rutin, dimana ada 5 kajian
wajib dalam organisasi ini.
Tanggung jawab sosial dalam organisasi ini tertuang dalam tujuan organisasi
HMI, dimana disitu ada tanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Selain itu juga anggota mampu menampung aspirasi masyarakat untuk disalurkan
kembali kepada pemerintah yaitu keluhan-keluhan yang memberatkan masyarakat terkait
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Perubahan yang terjadi dalam organisasi HMI adalah perubahan dalam masa
kepemimpinan, dalam organisasi ini ada yang namanya Ketua Umum, dimana Ketua
Umum sebelumnya pasti berbeda dengan Ketua Umum yang baru terutama dalam hal
progam kerja. Perubahan yang terjadi dalam organisasi HMI ini dapat dilalui dengan cara
program kerja tersebut harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Proses seleksi anggota baru dalam organisasi HMI adalah dengan cara langsung
yaitu face to face dengan orang yang bersangkutan dan dibuatkan grup WA kemudian
dalam grup tersebut diberikan pemahaman-pemahaman tentang organisasi HMI ini.
Adapun pelatihan-pelatihan yang dilakukan dalam anggota HMI adalah melakukan LK1
yang dimana LK1 adalah Latihan Kader 1 dilakukan dalam dua hari. Dalam dua hari
tersebut diberikan lima materi wajib yang berisi SPI (Sejarah Peradaban Islam), SPH
(Sejarah Perjuangan HMI), NDP (Nilai Dasar Perjuangan), Konstitusi dan KMO
(Kepemimpinan Manajemen Organisasi).
Kriteria untuk menentukan keberhasilan setiap lini dalam organisasi adalah dilihat
dari masa kepengurusan selama 1 tahun yang nantinya organisasi ini mengadakan rapat
9
kerja yang dimana bertujuan untuk mengadakan program kerja selama satu tahun. Para
bidang Sekum dan Bendum menuangkan pemikiran-pemikirannya selama satu tahun ke
depan dalam rapat tersebut. Untuk mencapai keberhasilannya adalah dengan mengerjakan
dan merealisasikan apa yang telah dituangkan dalam program kerja dalam satu tahun itu.
Prestasi yang telah dicapai organisasi HMI ini adalah membentuk Kader supaya menjadi
orang-orang yang hebat dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh
organasasi HMI.
Cara anggota-anggota dalam organisasi HMI berkomunikasi satu sama lain adalah
dengan cara rapat harian tatap muka, zoom meeting dan juga bisa lewat grup WA. Rapat
dalam organisasi ini ada banyak yaitu rapat harian, bulanan atau rapat evaluasi. Dalam
organisasi HMI ini juga memotivasi para kadernya lebih dominan lewat tindakan
daripada perkataan, lebih menunjukan perilaku-perilaku yang baik.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. Kesimpulan Umum
Budaya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mencerminkan atau
merefleksikan budaya masyarakat dengan mengembangkan kebebasan berfikir,
keterbukaan, berpikir kritis dan rasional serta inovatif.
b. Kesimpulan Khusus
4.2. Saran
11
d. Mengemas kegiatan yang menarik dan inovatif sehingga dapat mendorong
mahasiswa untuk melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan.
e. Ragam kegiatan yang dilakukan sejatinya berorientasi kepada peningkatan
kemampuan melek wacana yakni peka terhadap berbagai masalah timbul
dan kemampuan pengambilan keputusan (decision making) secara tepat dan
solutif sesuai kemampuan mahasiswa.
12
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Sumber : https://komsas-malang.hmi.or.id/read/1827/kader-berbagi/nasihat-bung-karno-
untuk-hmi.html