Anda di halaman 1dari 16

PENELITIAN MANAJEMEN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


(HMI) DI LEBAK

Disusun Oleh :

M. Alpin Baehaqi 22121059


Thomas Tomi Pratomo 22121046
Ari Wibowo Utomo 22121044
M. Denis Faturahman 22121010
Ilham Maulana 22121051
Nuning 22121048

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERGURUAN TINGGI LA TANSA MASHIRO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i


BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 4
2.1. Bentuk Penelitian ...................................................................................................... 4
2.2. Lokasi Penelitian....................................................................................................... 4
2.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 4
2.4. Teknik Analisis Data................................................................................................. 4
2.5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................................... 5
BAB III ............................................................................................................................... 7
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 7
BAB IV ............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
a. Kesimpulan Umum .............................................................................................. 11
b. Kesimpulan Khusus ............................................................................................... 11
4.2. Saran ...................................................................................................................... 11

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane,


seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia)
yang masih duduk ditingkat I yang ketika itu genap berusia 25 tahun. Tentang sosok
Lafran Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran
Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Beliau adalah anak seorang Sutan
Pangurabaan Pane –tokoh pergerakan nasional “serba komplit” dari Sipirok, Tapanuli
Selatan.
Lafaran Pane adalah sosok yang tidak mengenal lelah dalam proses pencarian jati
dirinya, dan secara kritis mencari kebenaran sejati. Lafran Pane kecil, remaja dan
menjelang dewasa yang nakal, pemberontak, dan “bukan anak sekolah yang rajin” adalah
identitas fundamental Lafran sebagai ciri paling menonjol dari Independensinya. Sebagai
figur pencarai sejati, independensi Lafran terasah, terbentuk, dan sekaligus teruji, di
lembaga-lembaga pendidikan yang tidak Ia lalui dengan “Normal” dan “lurus” itu (Walau
Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim terpelajar pernah
juga menganyam pendidikan di Pesantren Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah
Muhammadiyah) ; pada hidup berpetualang di sepanjang jalanan kota Medan, terutama
di kawasan Jalan Kesawan; pada kehidupan dengan tidur tidak menentu; pada kaki-kaki
lima dan emper pertokoan; juga pada kehidupan yang Ia jalani dengan menjual karcis
bioskop, menjual es lilin, dll.
Dari perjalanan hidup Lafran dapat diketahui bahwa struktur fundamental
independensi diri Lafran terletak pada kesediaan dan keteguhan Dia untuk terus secara
kritis mencari kebenaran sejati dengan tanpa lelah, dimana saja, kepada saja, dan kapan
saja.
Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: “Melihat dan
menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang
pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang
demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu.
Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi
mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa
yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk
pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak
akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus
turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut
memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat”
Namun demikian, secara keseluruhan Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan
Berdirinya HMI dapat dipaparkan secara garis besar karena faktor, sebagai berikut :

1
1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan Perang Kemerdekaan
• Aspek Politik : Indonesia menjadi objek jajahan Belanda
• Aspek Pemerintahan : Indonesia berada di bawah pemerintahan kerajaan
Belanda
• Aspek Hukum : Hukum berlaku diskriminatif
• Aspek pendidikan : Proses pendidikan sangat dikendalikan oleh Belanda.
• Aspek ekonomi : Bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah
• Aspek kebudayaan : masuk dan berkembangnya kebudayaan yang bertentangan
dengan kepribadian Bangsa Indonesia
• Aspek Hubungan keagamaan : Masuk dan berkembagnya Agama Kristen di
Indonesia, dan Umat Islam mengalami kemunduran
2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan
pengamalan ajaran islam.
3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan Keagamaan
4. Munculnya polarisasi politik.
5. Berkembangnya fajam dan Ajaran komunis
6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
7. Kemajemukan Bangsa Indonesia
8. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan

1.2. Rumusan Masalah

1. Siapa saja manajemen dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di


Lebak beserta posisinya ?
2. Bagaimana budaya organisasi HMI?
3. Bagaimana keberagaman dalam organisasi HMI dan bagaimana cara
mengelolanya?
4. Bagaimana cara manajemen HMI membuat keputusan?
5. Apa saja tujuan organasisasi HMI dan bagaimana caranya mencapai tujuan
tersebut ?
6. Apa saja tanggung jawab sosial dalam organiasi HMI?
7. Perubahan apa saja yang terjadi dalam organisasi HMI dan bagaimana cara
manajemen HMI melaluinya?
8. Bagaimana struktur organisasinya dan apa saja pekerjaan-pekerjaannya.
9. Bagaimana proses seleksi anggota baru dalam organisasi HMI?
10. Bagaimana kriteria untuk menentukan keberhasilan setiap lini dalam organisasi
dan bagaimana mencapainya?
11. Bagaimana anggota-anggota dalam organisasi HMI berkomunikasi satu sama
lain?
12. Bagaimana cara manajemen memotivasi kadernya?
13. Bagaimana kepemimpinan dalam organisasi HMI?
14. Bagaimana cara manajemen dalam melakukan fungsi kontrol dan pengendalian?
2
1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menjelaskan bagaimana efektivitas manajemen dalam organisasi


Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi yang aktif di Kota Lebak.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara


ilmiah, sistematis dan metodologis, serta bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan menulis karya ilmiah
2. Sebagai sumber informasi dalam melaksanakan fungsi pengelolaan yang
menyangkut kepentingan masyarakat banyak.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi baik secara langsung maupun
tidak langsung bagi pengemban ilmu pengetahuan dan pendidikan.

3
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu tertentu. Peneliti
berusaha mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi dengan terjun langsung
ke lapangan menemui informan yaitu Ketua dari HMI. Dalam penelitian ini peneliti
mendeskripsikan mengenai apa saja yang berkaitan dengan manajemen organisasi HMI.

2.2. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yang kami lakukan adalah bertempat di Sekretariat HMI yang
beralamat di Pasir Jati, Desa Cijoro Pasir, Rangkasbitung-Lebak-Banten.

2.3. Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap ini, peneliti melakukan proses pengumpulan data yang telah ditetapkan
berdasarkan fokus penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Observasi, tujuan dari observasi ini adalah untuk mengamati bagaimana


manajemen suatu organisasi dapat berjalan dengan baik.

2) Wawancara mendalam (indeep interview) yang dilakukan kepada informan


dengan cara melakukan tanya-jawab atau percakapan langsung dengan seluruh
sumber data yang ada berdasarkan daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
sebagai panduan sumber data.

2.4. Teknik Analisis Data


Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis dan mencari informasi
mengenai hal-hal yang dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Adapun
langkah dalam analisis data penelitian ini adalah:

1. Penyajian Data (Display data)


Penyajian data yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk teks naratif dan
deskriptif yang dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk
padu dan mudah diraih.

2. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)


Penarikan kesimpulan/verifikasi dilakukan melaui proses perumusan makna dari hasil
penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah dipahami,
serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari
penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap
judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.

4
2.5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) atas kehandalan (reabilitas). Derajat kepercayaan atau kebenaran
suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Terdapat beberapa
kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data, antara lain:

a. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan
nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, Pertama, penemuannya dapat dicapai;
Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti. Kriteria derajat
kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu:

1) Triangulasi

Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data
yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang
berlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun triangulasi yang dilakukan dengan
tiga macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data, metode,
dan teori. Untuk itu, maka peneliti dapat melakukan dengan cara:

(a) Mengajukan berbagai variasi pertanyaan

(b) Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan wawancara

(c) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

(d) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan data dapat dilakukan.

Berdasarkan hasil triangulasi tersebut, maka akan sampai pada salah satu kemungkinan
yaitu apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan.

2) Kecukupan Referensial

Yaitu mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-rekaman


yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji sewaktu diadakan
analisis dan penafsiran data.

b. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan antara konteks


pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut, seorang peneliti perlu
mencari dan mengumpulkan data kejadian dalam konteks yang sama.

c. Kebergantungan (Dependability)

5
Kebergantungan merupakan subtitusi reabilitas dalam penelitian nonkualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
terhadap keseluruhan proses penelitian.

d. Kepastian (Confimability)

Dalam penelitian kualitatif, uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai
proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep
objektivitas, sehingga dengan disepakati asil penelitian tidak lagi subjektif tetapi sudah
objektif.

Untuk menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif, peneliti dalam hal ini melakukan
pemeriksaan secara cermat bersama dengan pembimbing terhadap kepastian asal-usul
data, logika penarikan kesimpulan dari data dan derajat ketelitian serta telaah terhadap
kegiatan peneliti tentang keabsahan data.

6
BAB III
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang paparan data dan pembahasan
penelitian yang diperoleh mulai dari Observasi dan Wawancara dengan Ketua dari
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Berdasarkan hasil pembicaraan dengan perwakilan dari organisasi HMI dapat
disajikan data-data yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitan ini. Dimulai dari siapa
saja manajemen dari organisasi HMI beserta posisinya, yang didapat dilihat pada data
dibawah ini :

Ketua Umum : M. Firdaus Sales


Ka. Bidang Penelitian, Pembinaan dan Pengembangan Anggota : Siroju Ridho
Ka. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan : Anto Wiranto
Ka. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi : Heru
Ka. Bidang Pemberdayaan Umat : Endih Mulyadi
Ka. Bidang Pemberdayaan Perempuan : Menik Rohayati

Sekretaris Umum : M. Didi Arsabandi


Wakil Bidang Penelitian, Pembinaan dan Pengembangan Anggota : Alfaizah
Wakil Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan: Hamdan
Wakil Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi : Hilman M. Yusuf
Wakil Bidang Pemberdayaan Umat : Somad Sophiawan
Wakil Bidang Pemberdayaan Perempuan : Rianti Latisatari

Bendahara Umum : Siti Maesaroh

Departemen-Departemen
Dep. Bidang Penelitian, Pembinaan dan Pengembangan Anggota : Riki Prastia
Ojie Fauzi
Dep. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan : M. Ikhsan Amir
Enjang
Dep. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi : Putri Tiara M.
Ida Sri Anjani
Dep. Bidang Pemberdayaan Umat : Soca
M, Ifan Setiawan
Dep. Bidang Pemberdayaan Perempuan : Olivia Omega

7
Dapat dilihat pula Struktur Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam di Lebak seperti di
bawah ini :
KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA
UMUM UMUM

P3A PTKP PU KPP PP

Ketua Umum ini mencakup 30% sampai 40% Sekum dan Bendum diinternal,
sisanya tugas Ketua Umum ini adalah mencari relasi-relasi diluar dari komisariat.
Contohnya membangun relasi dengan organisasi umum lainnya. Sekretariat Umumlah
yang memegang 70% internal yang memegang tanggung jawab para Kabidnya. Ketika
para Kabid ingin menyampaikan suatu hal itu bisa disampaikan ke Sekretaris Umum atau
bisa juga langsung ke Ketua Umum. Kemudian Bendahara Umum juga tanggung
jawabnya sejajar dengan Sekretaris Umum. Tugas pokok dari Bendahara Umum adalah
memegang keuangan dan bisa juga memegang tanggung jawab pada Kabidnya. Tugas
dari Bidang Penelitian, Pembinaan dan Pengembangan Anggota adalah mengadakan
kajian rutin ataupun diskusi-diskusi rutin. Tugas dari Bidang Perguruan Tinggi,
Kemahasiswaan dan Kepemudaan adalah mempunyai ruang lingkup yang hampir sama
dengan Ketua Umum yakni mengadakan aksi-aksi dan update masalah-masalah yang ada
di Kabupaten Lebak. Tugas Bidang Pemberdayaan Umat adalah mengadakan acara
kerohanian diantaranya menggelar kajian agama, mengaji bersama setiap malam jumat
dan juga mengadakan acara Maulid Nabi. Tugas Bidang Kewirausahaan dan
Pengembangan Profesi adalah berfokus pada pengembangan potensi para kader berupa
usaha dagang dan bentuk kewirausahaan lainnya, Tugas Bidang Pemberdayaan
Perempuan adalah menggelar kajian-kajian tentang perempuan.

Budaya dari organisasi HMI adalah membentuk intelektual dari kader itu sendiri
yang banyak dilakukan dengan kajian dan diskusi, dimana kajian ini mengenai 5 materi
wajib yang ada organisasi ini dan juga diskusi terkini terkait isu-isu yang ada di
Kabupaten Lebak dan diluar Kabupaten Lebak. Perlu diketahui bersama bahwa organisasi
ini terpaku pada orang-orang yang beragama Islam yang ruang lingkupnya adalah
Perguruan Tinggi dan orang yang beragama Islam itu sendiri. Keberagaman yang ada
8
diorganiasi ini lebih terpaku kepada orang-orang tersebut yang dapat mengikuti 2 atau 3
organisasi yang berbeda. Organisasi ini dibagi dalam 3 bagian yaitu Nasional,
Kedaerahan dan organisasi dalam Kampus. Kader ini tidak bisa mengikuti organisasi
Nasional sebanyak 2 organisasi, berbeda dengan organisasi kedaerahan, kader yang
mengikuti organisasi kedaerahan ini dapat mengikuti organisasi dalam Kampus. Cara
manajemen dalam mengelola keberagaman ini adalah dapat menempatkan posisi dalam
organisasi ini dan melakukan diskusi.

Manajemen dalam organisasi HMI membuat keputusan dengan cara mengadakan


rapat harian. Dalam rapat harian tersebut mendiskusikan permasalahan-permasalahan
yang ada, sehingga tercipta sebuah keputusan yang dapat disepakati oleh semua anggota
HMI. Jika ada permasalahan yang urgent, keputusan diambil alih langsung oleh Ketua
HMI tanpa mengadakan rapat harian.

Tujuan organisasi ini adalah terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang
bernafaskan Islam dan tanggungjawab atas terwujudnya masyarakat yang adil makmur
yang diridhoi Allah SWT. Insan akademis pencipta pengabdi ini adalah orang yang
mampu berfikir secara kritis, menciptakan perubahan atau menciptakan sesuatu yang
belum ada menjadi ada dan mampu mengabdikan ilmunya ke dalam organisasi. Cara
mencapai tujuannya adalah dengan melakukan kajian-kajian rutin, dimana ada 5 kajian
wajib dalam organisasi ini.

Tanggung jawab sosial dalam organisasi ini tertuang dalam tujuan organisasi
HMI, dimana disitu ada tanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Selain itu juga anggota mampu menampung aspirasi masyarakat untuk disalurkan
kembali kepada pemerintah yaitu keluhan-keluhan yang memberatkan masyarakat terkait
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Perubahan yang terjadi dalam organisasi HMI adalah perubahan dalam masa
kepemimpinan, dalam organisasi ini ada yang namanya Ketua Umum, dimana Ketua
Umum sebelumnya pasti berbeda dengan Ketua Umum yang baru terutama dalam hal
progam kerja. Perubahan yang terjadi dalam organisasi HMI ini dapat dilalui dengan cara
program kerja tersebut harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

Proses seleksi anggota baru dalam organisasi HMI adalah dengan cara langsung
yaitu face to face dengan orang yang bersangkutan dan dibuatkan grup WA kemudian
dalam grup tersebut diberikan pemahaman-pemahaman tentang organisasi HMI ini.
Adapun pelatihan-pelatihan yang dilakukan dalam anggota HMI adalah melakukan LK1
yang dimana LK1 adalah Latihan Kader 1 dilakukan dalam dua hari. Dalam dua hari
tersebut diberikan lima materi wajib yang berisi SPI (Sejarah Peradaban Islam), SPH
(Sejarah Perjuangan HMI), NDP (Nilai Dasar Perjuangan), Konstitusi dan KMO
(Kepemimpinan Manajemen Organisasi).

Kriteria untuk menentukan keberhasilan setiap lini dalam organisasi adalah dilihat
dari masa kepengurusan selama 1 tahun yang nantinya organisasi ini mengadakan rapat

9
kerja yang dimana bertujuan untuk mengadakan program kerja selama satu tahun. Para
bidang Sekum dan Bendum menuangkan pemikiran-pemikirannya selama satu tahun ke
depan dalam rapat tersebut. Untuk mencapai keberhasilannya adalah dengan mengerjakan
dan merealisasikan apa yang telah dituangkan dalam program kerja dalam satu tahun itu.
Prestasi yang telah dicapai organisasi HMI ini adalah membentuk Kader supaya menjadi
orang-orang yang hebat dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh
organasasi HMI.

Cara anggota-anggota dalam organisasi HMI berkomunikasi satu sama lain adalah
dengan cara rapat harian tatap muka, zoom meeting dan juga bisa lewat grup WA. Rapat
dalam organisasi ini ada banyak yaitu rapat harian, bulanan atau rapat evaluasi. Dalam
organisasi HMI ini juga memotivasi para kadernya lebih dominan lewat tindakan
daripada perkataan, lebih menunjukan perilaku-perilaku yang baik.

Kepemimpinan dalam organisasi HMI ini suatu pendekatan manajemen yang


mana setiap pemimpin membantu untuk menetapkan tujuan bagi organisasi dan disatu
sisi para pemimpin memotivasi kepada individu dalam kelompok agar berhasil dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan.

Cara manajemen dalam melakukan fungsi kontrol dan pengendalian adalah


dengan cara menggelar rapat harian atau rapat kerja yang tiap bulannya mengevaluasi
kinerja-kinerja dari semua bidang. Di situ akan terkontrol dan dapat dikendalikan
semuanya. Dalam rapat tersebut juga dibahas apa saja program kerja yang belum
terealisasi atau yang sudah terealisasi. Kemudian semuanya akan dikoreksi supaya
kedepannya akan menjadi lebih baik lagi.

10
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan


dalam bab III, maka pada bab IV ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan
sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis
mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut :

4.1. Kesimpulan

a. Kesimpulan Umum
Budaya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mencerminkan atau
merefleksikan budaya masyarakat dengan mengembangkan kebebasan berfikir,
keterbukaan, berpikir kritis dan rasional serta inovatif.

b. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan


hasil penelitian, yakni:
1. Persepsi organisasi HMI memandang politik sebagai wahana untuk belajar
berorganisasi dalam wadah organisasi kemahasiswaan yang didasari oleh
nilai-nilai moral dan intelektual.
2. Tanggung jawab sosial dalam organisasi ini tertuang dalam tujuan
organisasi HMI, dimana disitu ada tanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil dan makmur
3. Kriteria untuk menentukan keberhasilan setiap lini dalam organisasi adalah
dilihat dari masa kepengurusan selama 1 tahun yang nantinya organisasi ini
mengadakan rapat kerja yang dimana bertujuan untuk mengadakan program
kerja selama satu tahun.

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai


berikut:
a. Memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan
meningkatkan kuantitas pemberian beasiswa kepada para aktifis
organisasi.
b. Mengintensifkan dialog kreatif antara aktifis dengan pihak organisasi
HMI.
c. Memaksimalkan media sosial (facebook,twitter, dan sebagainya) untuk
menyebarkan informasi kegiatan kepada seluruh anggota kader.

11
d. Mengemas kegiatan yang menarik dan inovatif sehingga dapat mendorong
mahasiswa untuk melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan.
e. Ragam kegiatan yang dilakukan sejatinya berorientasi kepada peningkatan
kemampuan melek wacana yakni peka terhadap berbagai masalah timbul
dan kemampuan pengambilan keputusan (decision making) secara tepat dan
solutif sesuai kemampuan mahasiswa.

12
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Sumber : https://komsas-malang.hmi.or.id/read/1827/kader-berbagi/nasihat-bung-karno-
untuk-hmi.html

Anda mungkin juga menyukai