Anda di halaman 1dari 12

Perenc.

Perkerasan
01
Modul ke:

Jalan
Fakultas
Mahasiswa memahami pengertian bahan
Fakultas perkerasan
Teknik
Program Studi
Program Studi
Teknik Sipil Dr. Ir. Nunung Widyaningsih, Pg.Dipl.Eng.
IPM
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Pendahuluan
• Jaringan jalan perlu tetap dipelihara
agar peranan dan fungsi jalan tersebut
bagi pengguna lalu lintas dapat terus
dipenuhi. Peranan dan fungsi jalan
tersebut sangat ditentukan oleh
berhasilnya pembinaan jalan oleh
Pembina jalan.

<
← MENU AKHIRI >

1. JALAN
1.1. Bangunan Pelengkap Jalan
1.2. Perlengkapan Jalan
1.3. Peranan Jalan
1.4. Macam Jalan
1.5. Jalan Umum
1.6. Jalan Khusus
1.7. Jalan Tol
1.8. Macam Sistem Jaringan Jalan

<
← MENU AKHIRI >

Macam sistem jaringan jalan menurut peranan pelayanan jasa distribusi:
• Sistem jaringan jalan primer
• Sistem jaringan jalan sekunder

1.8.1. Sistem Jaringan Jalan Primer


Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional dengan semua
simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota.

1.8.2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder


Sistem jaringan jalan sekunder adalah jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa
distribusi untuk masyarakat didalam kota.

1.8.3. Pengelompokan Jalan Menurut Peranan


• Jalan Arteri
• Jalan Kolektor
• Jalan Lokal

1.8.4. Jalan Arteri


Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh, kecepatan rata-rata
tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara effisien.
<
← MENU AKHIRI >

1.8.5. Jalan Kolektor
Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
1.8.6. Jalan Lokal
Jalan Lokal adalah jalan melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

1.9. Persyaratan Jalan Menurut Peranannya


1.9.1. Jalan Arteri Primer
• kecepatan rencana minimal 60 km/jam
• lebar badan jalan minimal 8 meter
• kapasitas lebih besar daripada volume lalu-lintas rata-rata
• lalu-lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu-lintas ulang alik, lalu-lintas
lokal dan kegiatan lokal
• jalan masuk dibatasi secara effisien
• jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak mengurangi kecepatan
rencana dan kapasitas jalan
• tidak terputus walaupun memasuki kota
• persyaratan teknis jalan masuk ditetapkan oleh Mentri.

<
← MENU AKHIRI >

1.9.2. Jalan Kolektor Primer
• kecepatan rencana minimal 40 km/jam
• lebar badan jalan minimal 7 meter
• kapasitas sama dengan atau lebih besar daripada volume lalu lintas rata-
rata
• jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi kecepatan
rencana dan kapasitas jalan
• tidak terputus walaupun masuk kota

1.9.3. Jalan Lokal Primer


• kecepatan rencana minimal 20 km/jam
• lebar minimal 6 meter
• tidak terputus walaupun melalui desa

<
← MENU AKHIRI >

1.9.4. Jalan Arteri Sekunder
• kecepatan rencana minimal 20 km/jam
• lebar badan jalan minimum 8 meter
• kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata
• lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu-lintas lambat
• persimpangan dengan pengaturan tertentu, tidak mengurangi kecepatan
dan kapasitas jalan

1.9.5.Jalan Kolektor Sekunder


• kecepatan rencana minimum 20 km/jam
• lebar jalan minimum 7 meter

1.9.6. Jalan Lokal Sekunder


• kecepatan rencana minimal 10 km/jam
• lebar badan jalan minimal 5 meter
• persyaratan teknik diperuntukan bagi kendaraan beroda tiga atau lebih
• lebar badan jalan tidak diperuntukan bagi kendaraan beroda tiga atau
lebih, minimal 3.5 meter.

<
← MENU AKHIRI >

1.10. Bagian-bagian Jalan

<
← MENU AKHIRI >

a. Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA)
b. Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
c. Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)

1.11. PEMBINAAN JALAN


1.11.1. Pengelompokkan Jalan menurut Status/Wewenang Pembinaan
• Jalan Nasional
• Jalan Propinsi
• Jalan Kabupaten/Kotamadya
• Jalan Desa
• Jalan Khusus
1.11.2. Pembinaan Jalan
• Jalan Nasional adalah Menteri PU atau pejabat yang ditunjuk
• Jalan Propinsi adalah Pemda Tk I atau Instansi yang ditunjuk
• Jalan Kabupaten adalah Pemda Tk II Kabupaten atau instansi yang ditunjuk
• Jalan Kotamadya adalah Pemda Tk II Kotamadya atau instansi yang ditunjuk
• Jalan Desa adalah Pemerintah Desa/Kelurahan
• Jalan Khusus adalah Pejabat atau oang yang ditunjuk.

<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
1. An. Shaoke, Ai. Changfa, Ren. Dongya, Rahman. Ali, Qiu. Yanjun, 2018. Laboratory and field evaluation of a novel cement
grout asphalt composite, Journal of Materials in Civil Engineering, Vol.30. Issue 8, DOI: 10.1061/(ASCE)MT.1943-
5533.0002376
2. Direktorat Jenderal Bina Marga. 2017. Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017. Jakarta.
3. Departemen Pekerjaan Umum, 2012, Perancangan Tebal Perkerasan Lentur,Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Bandung
4. Fang. Bowen, Xu. Tao,Shi. Shuang, 2016. Laboratory Study on Cement Slurry Formulation and Its Strength Mechanism for
Semi-Flexible Pavement Journal of Testing and Evaluation, Vol.44. Issue 2. DOI: 10.1520/jte20150230
5. Kondraivendhan. B, Bhattacharjee. B. 2015. Flow behavior and strength for fly ash blended cement paste and mortar,
International Journal of Sustainable Built Environment, Vol.4, Issue 2
6. Khedmati. M,Khodaii. A, Haghshenas. H. F. 2017. A study on moisture susceptibility of stone matrix warm mix asphalt, Journal
Construction and Building Materials, Vol. 144. DOI: 10.1016/j.conbuildmat.2017.03.121
7. Leiva-Villacorta. Fabricio,Vargas-Nordcbeck. Adriana, Aguiar-Moya,.José P. 2017. Permanent deformation and deflection
relationship from pavement condition assessment, International Journal of Pavement Research and Technology, Vol.10, Issue
4, DOI: 10.1016/j.ijprt.2017.03.005
8. Liu. Hongying, Chen. Zhijun, Wang. Yongdan, Zhang. Zhenxing, Hao. Peiwen, 2018. Effect of poly phosphoric acid (PPA) on
creep response of base and polymer modified asphalt binders/mixtures at intermediate-low temperature, Journal Construction
and Building Materials, Vol. 159. DOI: 10.1016/j.conbuildmat.2017.10.087
9. Omari. Isaac, Aggarwal. Vivek, Hesp. Simon, 2016, Investigation of two Warm Mix Asphalt additives. International Journal of
Pavement Research and Technology, Vol. 9, Issue 2, DOI: 10.1016/j.ijprt.2016.02.001

<
← MENU AKHIRI
Daftar Pustaka
10. Ditjen. Bina Marga Dep. Pekerjaan Umum, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur, 1983.
11. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Konstruksi Jalan Raya, Ir. D.U. Sudarsono, 1985.
12. Ditjen. Bina Marga Dep. Pekerjaan Umum, Berbagai macam methode perhitungan tebal lapisan-lapisan konstruksi
perkerasan jalan yang lentur (flexible) pada jalan raya dan jalan kerja, Ir. D.U. Sudarsono, 1992.
13. The Asphalt Institute, Thickness Design-Asphalt Pavements for Highways and Streets, 1981.
14. Principles of Pavement Design, Yoner Witczak
15. Asphalt Institue. 1970. Thickness Design – Full Depth Asphalt Pavement Structures for Highways and Stress, 8th ed.
Lexington.
16. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1983. Manual Pemeliharaan Jalan No. 03/MN/B/1983. Jakarta.
16. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1983. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston). Jakarta.
17. Hendarsin, S. L. 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri Bandung. Bandung.
18. Huang, H. Y. 2004. Pavement Analysis and Design, 2nd ed. Pearson Education. Upper Saddle River, New Jersery.
19. Kosasih, Djunaedi. 2005. Rekayasa Struktur dan Bahan Perkerasan, Modul II. Diktat Kuliah Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan ITB. Bandung.
20. National Cooperative Highwat Research Program (NCHRP). 2004. Guide for Mechanistic-Empirical Design of New and
Rehabilitated Pavement Structures. NCHRP Report Chapter 3. Design of New and Reconstructed Flexible Pavements. 505
West University Avenue Champaign. Illinois.
21. Transportation Research Board. 2004. National Cooperative Highway Research Program. Washington, D. C.
22. Kementerian Pekerjaan Umum, 2002, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B, Badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta
23. Sukirman Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung.

<
← MENU AKHIRI
TerimaKasih
Terima Kasih
Dr. Ir. Nunung Widyaningsih, Pg.Dipl.Eng. IPM

Anda mungkin juga menyukai