Anda di halaman 1dari 12

TUGAS GEOMETRIK JALAN

KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH:

Muhammad Dimas Firdaus 2111102443001


Ilham Ali NurCahyo 2111102443011
Muhammad Yoanda Rizky R. 2111102443044
Jakarta Kemal Pasa 2111102443013
Ima Fatimah Fahriza 2111102443049
Della Nur Afrilia Faulina 2111102443008

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-NYA lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
besar ini, yang merupakan salah satu kewajiban dari mata kuliah
Pengantar Geometrik Jalan.
Tugas Besar ini kami buat sebagaimana mestinya, sesuai dengan literatul
yang kami dapatkan baik dari buku maupun media lainnya. Oleh karena
itu kami sangat berterimaksih apabila ada yang menyampaikan saran
serta kritikan demi kesempurnaan tugas kami.
Disamping itu, tak lupa kami berterimakasih kepada dosen dan teman
teman sejawat dan se-program Studi Teknik Sipil Muhammadiyah
Kalimantan Timur yang telah membimbing kami dan bantuan dari teman
teman sehingga tugas besar ini dapat terselesaikan.
Semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-
NYA kepada kita semua. Aamiin

Samarinda,11 Februari 2023

Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS PERENCANAAN GEOMETRI JALAN
DIAJUKAN KEPADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
UNTUK MELENGKAPI LAPORAN TUGAS PERENCANAAN GEOMETRI JALAN

Disusun Oleh:

Muhammad Dimas Firdaus 2111102443001


Ilham Ali NurCahyo 2111102443011
Muhammad Yoanda Rizky R. 2111102443044
Jakarta Kemal Pasa 2111102443013
Ima Fatimah Fahriza 2111102443049
Della Nur Afrilia Faulina 2111102443008

Jurusan Teknik Sipil

Dosen Pembimbing Asisten Dosen

Ulwiyah Wahdah Mufassirin Liana S.T.,M.T


NIDN.1124029201
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Geometrik jalan dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga menghasilkan


infrastruktur yang aman, pelayanan lalu lintas yang efisien dan biaya pelaksanaan yang ekonomis.
Laju pertumbuhan jalan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan pemakai jalan dapat menimbulkan
berbagai masalah serius jika tidak ditangani sejak dini. Masalah geometrik tikungan misalnya,
perencanaan tikungan yang tidak ideal dapat menimbulkan masalah seperti kecelakaan lalu lintas.
Untuk mengetahui kelayakan tersebut perlu adanya peninjauan untuk mencari solusinya. Geometrik
jalan dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga menghasilkan infrastruktur yang aman,
pelayanan lalu lintas yang efisien dan biaya pelaksanaan yang ekonomis. Laju pertumbuhan jalan
yang tidak sesuai dengan pertumbuhan pemakai jalan dapat menimbulkan berbagai masalah serius
jika tidak ditangani sejak dini. Masalah geometrik tikungan misalnya, perencanaan tikungan yang
tidak ideal dapat menimbulkan masalah seperti kecelakaan lalu lintas. Untuk mengetahui kelayakan
tersebut perlu adanya peninjauan untuk mencari solusinya.
Laporan Geomateri Jalan adalah sebuah laporan yang menguraikan tentang kondisi geologi dan
geoteknik jalan yang dianalisis untuk memastikan bahwa jalan tersebut aman dan stabil untuk
digunakan. Laporan ini sangat penting bagi perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan.
Berikut adalah beberapa hal yang akan dibahas dalam laporan geomateri jalan:
 Deskripsi Lokasi: Menjelaskan lokasi jalan dan lingkup analisis geomateri.
 Kondisi Geologi: Menjelaskan kondisi geologi dasar jalan dan bagaimana itu akan
mempengaruhi stabilitas jalan.
 Analisis Tanah: Menganalisis karakteristik tanah yang terdapat di bawah jalan dan
bagaimana itu akan mempengaruhi stabilitas jalan.
 Analisis Batuan: Menganalisis kondisi batuan di bawah jalan dan bagaimana itu akan
mempengaruhi stabilitas jalan.
 Analisis Drainase: Menganalisis sistem drainase jalan dan bagaimana itu akan
mempengaruhi stabilitas jalan.
 Analisis Kekuatan Tanah: Menganalisis kekuatan tanah dan bagaimana itu akan
mempengaruhi stabilitas jalan.
 Analisis Stabilisasi Tanah: Menjelaskan cara memperkuat tanah dan memastikan
stabilitas jalan.
 Rekomendasi: Memberikan rekomendasi untuk memastikan stabilitas jalan dan
memastikan bahwa jalan tersebut aman untuk digunakan.
Laporan ini akan membantu perencana, pembangun, dan pemelihara untuk memastikan bahwa
jalan tersebut aman dan stabil untuk digunakan dan memastikan bahwa pembangunan jalan
berlangsung dengan baik.
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Laporan geometrik jalan memiliki maksud untuk menganalisis dan memastikan
bahwa jalan tersebut memenuhi spesifikasi dan standar yang ditetapkan, serta aman dan stabil
untuk digunakan menguasai teknik perencanaan geometrik dan tata cara pembuatan kontruksi
jalan raya serta memahami permasalahan dan pemecahannya.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari laporan geometrik jalan adalah untuk memastikan bahwa jalan tersebut aman
dan stabil untuk digunakan dan memenuhi standar yang ditetapkan. Tujuan utama dari laporan
ini adalah:Menganalisis kondisi geologi dan geoteknik jalan: Melalui analisis ini, laporan akan
memastikan bahwa jalan tersebut aman dan stabil untuk digunakan dan memenuhi standar yang
ditetapkan.Memberikan rekomendasi untuk pembangunan jalan: Laporan akan memberikan
rekomendasi tentang bagaimana memastikan stabilitas jalan dan memastikan bahwa jalan
tersebut aman untuk digunakan.Memastikan keselamatan pejalan kaki dan pengemudi: Laporan
akan memastikan bahwa jalan tersebut aman untuk digunakan dan memenuhi standar
keselamatan yang ditetapkan.Mendukung perencanaan dan pembangunan jalan: Laporan akan
membantu perencana dan pembangun dalam memastikan bahwa jalan tersebut aman dan stabil
untuk digunakan dan memenuhi standar yang ditetapkan.
Memastikan bahwa pembangunan jalan berlangsung dengan baik: Laporan akan
memastikan bahwa pembangunan jalan berlangsung dengan baik dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.Dengan demikian, laporan geometrik jalan memiliki peran penting dalam memastikan
bahwa jalan tersebut aman dan stabil untuk digunakan dan memenuhi standar yang ditetapkan.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup geometrik jalan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
konfigurasi geometri dan desain jalan, termasuk namun tidak terbatas pada:

Profil jalan: Ini termasuk ketinggian, lebar, dan desain jalan, serta penentuan elevasi dan profil
horizontal jalan.

Alignment jalan: Ini mencakup desain dan konfigurasi garis tengah jalan, termasuk sudut
belokan dan lintasan jalan.

Struktur jalan: Ini termasuk jenis material dan spesifikasi untuk permukaan jalan, kerangka, dan
lapisan dasar jalan.
Sisi jalan: Ini termasuk penentuan jarak antara jalan dan batas jalan, serta pembuatan median,
jalur pejalan kaki, dan fasilitas jalan lainnya.
Drainase: Ini termasuk sistem drainase jalan, seperti saluran drainase dan parit, untuk mengelola
air dan memastikan keselamatan jalan.

Penerangan jalan: Ini mencakup desain dan spesifikasi untuk sistem penerangan jalan, seperti
lampu penerangan jalan dan tanda jalan.Dengan demikian, ruang lingkup geometrik jalan
meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan konfigurasi geometri dan desain jalan, dan
bertujuan untuk memastikan bahwa jalan tersebut aman, stabil, dan memenuhi standar yang
ditetapkan.

1.4 Manfaat Penulisan

geometrik jalan memiliki beberapa manfaat, antara lain:


 Informasi profil jalan: Laporan geometrik jalan memberikan informasi detil
mengenai profil dan kondisi geometrik jalan, seperti tinggi dan lebar jalan,
sudut kemiringan, dan tingkat pengurangan.
 Perencanaan perbaikan jalan: Informasi dalam laporan geometrik dapat
digunakan untuk membuat perencanaan perbaikan jalan yang tepat dan
efektif.
 Monitoring kondisi jalan: Laporan geometrik jalan dapat digunakan untuk
memantau kondisi jalan secara berkala dan menentukan tindakan yang harus
diambil untuk memperbaiki kondisi jalan.
 Meningkatkan keamanan: Informasi yang tersedia dalam laporan geometrik
dapat membantu memperbaiki keamanan jalan, seperti memperbaiki tingkat
kemiringan jalan, mengurangi tingkat pengurangan, dan memastikan bahwa
jalan memenuhi standar keamanan.
 Evaluasi kinerja jalan: Laporan geometrik jalan dapat digunakan untuk
menilai kinerja jalan dalam hal keamanan, efisiensi, dan kenyamanan
berkendara.
 Pemantauan biaya: Laporan geometrik jalan dapat membantu dalam
memantau biaya perawatan dan perbaikan jalan, memfasilitasi pengambilan
keputusan yang efektif dan memastikan bahwa sumber daya diterapkan
dengan efisien.
BAB II
KRITERIA PERANCANGAN
2.1 Kriteria perancangan
Dalam Perencanaan teknik jalan diperlukan beberapa kriteria sebagai
pertimbangan untuk mengoptimalkan hasil perencanaan. Kriteria perencanaan tersebut
meliputi : klasifikasi jalan, parameter perencanaan geometrik jalan,bagian – bagian jalan
dan penentuan trase jalan.Dalam perancangan jalan, bentuk geometrik jalan harus
ditetapkan sedemikan rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai fungsinya. Dalam perancangan
geometrik jalan terdapat tiga tujuan utama yaitu:
1. Memberikan keamanan dan kenyamanan, seperti jarak pandangan, ruang yang
cukup bagi manuver kendaraan dan koefisien gesek permukaan jalan yang
cukup.
2. Menjamin suatu perancangan ekonomis.
3. Memberikan suatu keseragaman geometrik jalan sehubungan dengan jenis
medan (terrain).
2.1.1.Klasifikasi jalan
Klasifikasi jalan merupakan aspek penting yang pertama kali harus di
identifikasi sebelum melakukan perancangan jalan. Karena kriteria desain suatu rencana
jalan yang ditentukan dari standar desain ditentukan oleh klasifikasi jalan rencana. Pada
prinsipnya klasifikasi jalan dalam standar desain (baik untuk jalan dalam kota maupun
jalan luar kota) didasarkan kepada klasifikasi jalan menurut undang-undang dan peraturan
pemerintah yang berlaku. Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Kota, jalan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:

1. Klasifikasi menurut fungsi jalan


Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas:
a. Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan umum dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien

b. Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul / pembagi


dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi

c. Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.

2. Klasifikasi menurut kelas jalan


Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk
menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam Muatan Sumbu Terberat (MST)
dalam satuan ton.
3. Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan
Raya (PPGJR, 1970) dapat dikelompokkan berdasarkan kapasitas lalu lintas
harian rata-rata (LHR) yang dilayani dalam satuan smp

2.2 Kelas dan Fungsi jalan


2.2.1 kelas jalan dan fungsinya
Kelas jalan menurut fungsinya:
a. Jalan utama, yakni jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antarkota-kota
penting, sehingga perencanaannya harus dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat
b. Jalan sekunder, yakni jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara
kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil serta sekitarnya
c. Jalan penghubung, yakni jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang dipakai sebagai
penghubung antara jala-jalan dari golongan yang sama atau berlainan

2.2.2 Tipe dan Status Jalan


Jalan Umum berdasarkan statusnya
a) Jalan Nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta
jalan tol.
b) Jalan Propinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
c) Jalan Kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,antar ibukota kecamatan,
ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,antarpusat kegiatan lokal, serta jalan
umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis
kabupaten.
d) Jalan Kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman
yang berada di dalam kota.
e) Jalan Desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

2.2.3 Pengaturan Kelas Jalan


Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan
dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.
(Permen 19 tahun 2011) Guna kepentingan pengaturan penggunaan Jalan dan Kelancaran
lalu-Lintas dan Angkutan Jalan, Jalan Umum berdasarkan UU No 22/2009 Tentang Lalu-
Lintas dan Angkutan Jalan, dikelompokkan atas :
a) Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan MST kurang/sama dengan 10 ton.
b) Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, local dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan MST 8 Ton dengan lebar kendaraan
kurang dari 2500 mm.
c) Jalan Kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, local dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan MST 8 Ton dengan lebar kendaraan
kurang dari 2100 mm.
d) Jalan Kelas Khusus, yaitu Jalan Arteri yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan MST lebih dari 10 ton.

2.2.4 Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Ruas Jalan

a) Jalan Nasional
Jalan nasional adalah jalan yang dibangun dari APBN. Jalan ini berfungsi
menghubungkan ibu kota antar provinsi. Hingga tahun 2014 jalan nasional di
Indonesia telah ada sepanjang 38000 km dan terus berkembang sehingga pada
tahun 2015 mencapai 47000 km dan akan terus berkembang di berbagai daerah
di Indonesia.
b) Jalan Provinsi
Jalan provinsi merupakan jalan yang dibangun dari dana APBD provinsi
bersangkutan. Jalan ini menghubungkan antara ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten atau menghubungkan ibukota provinsi dengan Kotamadya atau juga
menghubungkan antar ibukota kabupaten atau antar ibukota kabupaten dengan
Kotamadya. Setiap provinsi memiliki Jalan provinsi masing-masing dengan nama
jalan yang berbeda-beda.
c) Jalan Kabupaten
Sesuai namanya Jalan Kabupaten merupakan jalan yang dibangun berdasarkan
dana APBD Kabupaten yang bersangkutan. Jalan yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota Kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa,
antar ibukota Kecamatan ibukota kecamatan dengan pusat desa atau Jalan yang
menghubungkan antara pusat desa.
d) Jalan Kota
Sesuai namanya Jalan Kabupaten merupakan jalan yang dibangun berdasarkan
dana APBD Kabupaten yang bersangkutan. Jalan yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota Kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa,
antar ibukota Kecamatan ibukota kecamatan dengan pusat desa atau Jalan yang
menghubungkan antara pusat desa.
e) Jalan Desa
Jalan desa merupakan jalan yang dibangun dari dana APBD kota atau
Kabupaten yang bersangkutan namun dilimpahkan kepada desa. Jalan ini
melayani angkutan di kawasan pedesaan tersebut.
f) Jalan Non Status
Jalan ini merupakan jalan yang dibuat secara Swadaya oleh individu maupun
kelompok tertentu dengan tujuan tertentu pula. Misalnya Jalan yang
menghubungkan gedung-gedung di kampus yang memiliki luas lahan cukup
besar.
2.3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK
Parameter perencanaan geometrik jalan menentukan tingkat kenyamanan dan
keamanan dari suatu bentuk geometrik jalan.

2.3.1 KENDARAAN RENCANA
Merupakan kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan
dalam perencanaan geometrik.Kendaraan Rencana dikelompokkan ke dalam 3
kategori:Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang.Kendaraan Sedang, diwakili
oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as.Kendaraan Besar, diwakili oleh truk semi
trailer.

2.3.2 KENDARAAN RENCANA

Ukuran lebar kendaraan rencana akan mempengaruhi lebar lajur yang


dibutuhkan.Sifat membelok kenderaan rencana akan mempengaruhi perencanaan
tikungan dan lebar median dimana mobil diperkenankan untuk memutar (U turn).Daya
kendaraan rencana akan mempengaruhi tingkat kelandaian dan tinggi tempat duduk
pengemudi akan mempengaruhi jarak pandang.Pemilihan kendaraan rencana sebagai
dasar perencanaan geometrik jalan ditentukan oleh fungsi jalan atau jenis kendaraan
yang dominan menggunakan jalan tersebut.

2.3.3 Jari - Jari Manuver Kendaraan Rencana

KECEPATAN RENCANA
Kecepatan Rencana (VR) adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan
perencanaan setiap bagian jalan raya (ex. tikungan jalan, kemiringan jalan, jarak
pandang, dll.).Kecepatan Rencana (VR) merupakan kecepatan maksimum menerus
dimana kendaraan berjalan dengan aman dan keamanan tersebut sepenuhnya
tergantung dari bentuk jalan tersebut.Kecepatan Rencana (VR) memperngaruhi kondisi
seluruh bagian jalan dan biaya (cost) dari jalan tersebut.
JENIS MEDANKEMIRINGAN MELINTANG
Datar(D)
Perbukitan(B)
Pegunungan (G)0 % - 9,9 %
10 % - 24,9 %
≥ 25 %
2.3.4 VOLUME LALU LINTAS (1/3)
Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik
pengamatan di suatu ruas jalan dalam satu satuan waktu tertentu.Volume lalu lintas
harian umumnya digunakan sebagai dasar perencanaan adalah :Volume lalu lintas
harian rata-rata tahunan (VLHRT)Volume lalu lintas 24 jam rata-rata di suatu lokasi
tertentu selama 365 hari.Volume lalu lintas harian rata-rata (VLHR)Volume lalu lintas 24
jam rata-rata di suatu lokasi untuk periode waktu kurang dari satu tahun.LHR dinyatakan
dalam smp/hari/2arah atau kendaraan/hari/2arah untuk jalan 2 jalur 2 arah serta
smp/hari/ 1 arah atau kendaraan/hari/ 1 arah untuk jalan berlajur banyak dengan
median.
VOLUME LALU LINTAS (2/3)
Volume Jam Perencanaan (VJP) adalah prakiraan volume lalu lintas per jam
pada jam sibuk tahun rencana, dinyatakan dalam satuan smp/jam, dihitung dari
perkalian VLHR dengan faktor K.VJP = K x VLHRK : proporsi lalu lintas harian yang
terjadi selama periode puncak, dinyatakan dalam nilai pecahan.
 VOLUME LALU LINTAS (3/3)

Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada
suatu bagian jalan pada kondisi tertentu, dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
(smp) per jam.

2.3.5 KINERJA JALAN (1/2) Ilustrasi :


Jalan A memiliki kapasitas 2000 kendaraan/jam mempunyai volume 1000
kendaraan/jam. Jalan B memiliki kapasitas 1500 kendaraan/jam mempunya volume
yang sama dengan jalan A.Pengemudi lebih merasakan kenyamanan pada jalan yang
mana ?
KINERJA JALAN (2/2)
Umumnya menggunakan 2 ukuran :
Degree of saturation (DoS) = V/C rasioMerupakan rasio volume aktual dan kapasitas
jalan.- V/C ≥ 0,8 kondisi macet (kondisi saturated)- V/C ≥ 1,0 kondisi overloadTingkat
pelayanan (Level of Service = LoS)Ukuran kualitatif yang menggambarkan persepsi
pengemudi terhadap lalu lintas yang terjadi yang mempengaruhi kualitas mengemudi.LoS
terkait dengan kepadatan (density) dan waktu (delay).HCM :- LoS A : kondisi tidak ada
hambatan kendaraan lain.- LoS F : lalu lintas secara keseluruhan collapse.
2.3.6 JARAK PANDANG (1/3)
Jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi sedemikian
sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat
melakukan sesuatu untuk menghidari bahaya tersebut dengan aman disebut Jarak
Pandang.Fungsi umum jarak pandang :Menghindari terjadinya kecelakaan antar
kendaraan.Memberi kemungkinan kendaraan mendahului kendaraan lain.Menambah
efisiensi jalan sehingga tingkat pelayanan dapat dicapai secara maksimal.Sebagai pedoman
untuk mengatur lalu lintas dalam menempatkan rambu.
JARAK PANDANG (2/3) Dilihat dari kegunaannya :
Jarak pandang henti (dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan).Jarak pandang
menyiap (dibutuhkan untuk dapat menyiap kendaraan lain yang berada pada lajur jalannya
dengan menggunakan lajur pada arah yang berlawanan.
JARAK PANDANG (3/3) Jarak Pandang Malam Hari
Faktor yang paling menentukan pada malam hari adalah faktor lampu besar.
Penurunan kemampuan melihat pada malam hari adalah akibat kesilauan lampu besar dari
kendaraan yang berlawanan arah.Pandangan pada malam hari dibatasi oleh kemampuan
penyinaran dan ketinggian letak lampu besar kendaraan serta hal lainnya seperti sifat
pemantulan dari benda.Kondisi yang menentukan keamanan dan kenyamanan dalam
mengendarai di malam hari adalah jarak pandang henti, sedangkan jarak pandang menyiap
tidak berpengaruh.
BAB III

Anda mungkin juga menyukai