Anda di halaman 1dari 4

Pajak Hiburan

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan, meliputi semua jenis tontonan,
pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Jika objek
pajak tersebut adalah jasa penyelenggaraan hiburan yang dipungut bayaran, maka subjek pajaknya
adalah penikmat hiburan baik itu orang pribadi atau badan yang membayar untuk sebuah hiburan.

Sementara yang bertindak sebagai wajib pajaknya adalah orang atau badan yang
menyelenggarakan hiburan. Dilihat dari jenis pengelolaannya, pajak dari penyelenggaraan
hiburan masuk ke dalam pajak daerah, yakni pungutan pajak yang dikenakan pemerintah daerah
kepada penduduk di suatu wilayah. Karena merupakan bagian dari pajak daerah, ketentuan pajak
hiburan diatur dalam peraturan daerah (perda). Nantinya, pajak ini akan digunakan semaksimal
mungkin untuk keperluan masyarakat daerah.

Objek Pajak Hiburan

Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran, seperti :

a) Tontonan Film
b) Pagelaran Kesenian, Musik, Tari, Dan/Atau Busana
c) Kontes Kecantikan, Binaraga, Dan Sejenisnya
d) Pameran
e) Diskotik, Karaoke, Klub Malam, dan sebagainya.

Subjek Pajak Hiburan

Subje Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menikmati hiburan. Sedangkan yang
merupakan Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan
hiburan.

Dasar Pengenaan

Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya
diterima oleh penyelenggara hiburan. Jumlah uang yang seharusnya diterima tersebut termasuk
potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa hiburan.
Tarif Pajak Hiburan

Tarif Pajak Hiburan ditetapkan :

1) Tontonan film, sebesar 20 % (dua puluh persen)


2) Pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana, sebesar 10 % (sepuluh persen)
3) Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya, sebesar 20 % (dua puluh persen)
4) Pameran, sebesar 15 % (lima belas persen)
5) Diskotik, karaoke, klub malam, dan sejenisnya, sebesar 20 % (dua puluh persen)
6) Sirkus, akrobat, dan sulap, sebesar 15 % (lima belas persen)
7) Permainan bilyar, golf, dan boling, sebesar 30 % (tiga puluh persen)
8) Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan, sebesar 15 % (lima belas
persen)
9) Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness center), sebesar 20 %
(dua puluh persen), dan
10) Pertandingan olahraga, sebesar 20 % (dua puluh persen).

Besaran Pokok Pajak

Besaran pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar
pengenaan pajak

Keringanan dan Pengurangan Pajak

Pada beberapa daerah, selalu disebutkan demikian karena pajak ini dikelola oleh pemerintah
daerah sehingga setiap hal yang terkait akan selalu menjadi wewenang pemerintah daerah.
Ditetapkan beberapa hal yang dapat menyebabkan pajak jenis ini dikurangi atau mengalami
keringanan. Setidaknya ada 5 hal, diantaranya:

1) Terjadinya bencana alam.

2) Pemberian stimulus pada wajib pajak dengan mempertimbangkan kemampuan wajib


pajak.

3) Usaha pengentasan kemiskinan.


4) Usaha peningkatan perekonomian masyarakat.

5) Alasan lain dari wajib pajak yang dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti atau
dokumen sah atau legal.

Sanksi atas Pelanggaran Pembayaran 

Jika pelaksanaan kewajiban perpajakan tidak dilakukan dengan benar dan tepat waktu, terdapat
sanksi yang harus ditanggung oleh wajib pajak. Misalnya kesalahan informasi yang tercantum
dalam laporan pembayaran jenis pajak ini, pidana yang dikenakan maksimal adalah dua tahun
dan denda paling banyak empat kali lipat jumlah pajak terutang. Dan apabila kesalahan yang
terjadi merupakan ketidaksengajaan maka ancaman sanksinya adalah maksimal satu tahun
penjara dan denda maksimal dua kali besaran pajak terutang. Ketidaksengajaan di sini
diartikan sebagai kesalahan wajar yang mungkin terjadi dan masih bisa diperbaiki oleh wajib
pajak.

Contoh Perhitungan Pajak Hiburan Dalam Pajak Pertunjukan Kesenian :

CONTOH PERHITUNGAN PAJAK PERTUNJUKAN KESENIAN


Tanda Masuk per orang Rp.            10.000
Pajak Hiburan sesuai tarif 10% x Rp. 10.000 Rp                1.000
Jumlah Tanda masuk yang harus dibayar Rp. 1.000 + Rp.
penonton 10.000 Rp              11.000

Untuk penyelenggaraan hiburan yang tidak menggunakan tanda masuk, penetapan pajak terutang
dihitung dengan mengalikan tarif pajak dengan jumlah bayar oleh konsumen atau pendapatan
kotor dari usaha.
DAFTAR PUSTAKA:

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pajak-hiburan

http://pajak.sragenkab.go.id/index.php/pajak-hiburan/

https://klikpajak.id/blog/jenis-pajak-hiburan/

Anda mungkin juga menyukai