KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SOERYA
NOMOR:
016/SK/RSIA-SOERYA/VII/2019
TENTANG
KEBIJAKAN RISIKO JATUH
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SOERYA
Menimbang : a. Bahwa untuk menjaga kesesuaian visi dan misi Rumah sakit Ibu dan
Anak Soerya dengan setiap kegiatan dan pedoma kerja diperlukan
kebijakan khususnya dalam penyelnggaraan keselamtan pasie
MEMUTUSKAN
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Soerya tentang Kebijakan
Pasien Jatuh di Rumah Sakit Ibu dan Anak Soerya.
Ditetapkan di Sidoarjo
Pada tanggal
DIREKTUR,
Jabatan
Tanda
Tangan
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmad-Nya kami telah menyelesaikan penyusunan buku” Panduan Pasien Jatuh” di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Soerya.
Panduan Pasien Jatuh ini dapat menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan
monitoring Pasien Jatuh di rumah sakitnya.
Semoga dengan tersusunnya buku Panduan Pasien Jatuh ini dapat memberikan petunjuk
bagi seluruh petugas untuk melaksanakan skrining dan Assesmen awal Risiko Jatuh. Kami
menyadari buku ini jauh dari sempurna untuk itu kami berharap kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan buku ini.
Sidoarjo,
Penyunsun
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Soerya Nomor 016/SK/RSIA
SOERYA/VII/2019 Panduan Pasien Jatuh........................................................... ii
Lembar Pengesahan.............................................................................................. iii
Kata Pengantar...................................................................................................... iv
Daftar Isi................................................................................................................ v
BAB I Pedahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Tujuan............................................................................................
BAB IV Dokumentasi.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jatuh adalah kejadian secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang mengakibatkan
seseorang mendadak terbaring atau terduduk dilantai (Maryam, 2008).
Faktor risiko jatuh meliputi faktor intrinsik dan ekstrinsik, faktor intrinsik antara lain
sistem saraf pusat, demensia, gangguan sistem sensorik, gangguan sistem kardiovaskuler,
gangguan metabolisme, dan gangguan gaya berjalan. Faktor ekstrinsik meliputi
lingkungan, aktifitas, dan obat-obatan, selama proses menua, lansia mempunyai
konsekuensi untuk jatuh salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah
instabilitas yaitu berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh. Jatuh dianggap sebagai
konsekuensi alami tetapi jatuh bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan
(Stanley, 2006).
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas di rumah sakit. Dalam
rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan
melakukan penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam
memberikan intervensi pencegahan jatuh sesuai prosedur.
B. DEFINISI
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak sengaja/tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya. Pasien risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk
jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan (lantai licin) dan faktor fisiologis
(pingsan) yang dapat berakibat cidera.
Pengurangan risiko jatuh adalah dengan penilaian awal risiko jatuh, penilaian berkala
setiap ada perubahan dari pasien, serta melakukan langkah-langkah pencegahan pasien
berisiko jatuh.
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Intrinsik : berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis.
2. Ekstrinsik : berhubungan dengan lingkungan
Selain itu faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan
(anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor risiko yang dapat
diperkirakan merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat terjadi sebelum pasien jatuh.
Intrinsik Ekstrinsik
(berhubungan dengan kondisi (berhubungan dengan lingkungan)
pasien)
Dapat Riwayat jatuh sebelumnya Lantai basah/silau, ruang berantakan,
diperkirakan inkontinensia pencahayaan kurang, kabel
Gangguan kognitif/psikologis longgar/lepas
Gangguan Alas kaki tidak pas
keseimbangan/mobilitas Dudukan toilet yang rendah
Usia > 65 tahun Kursi atau tempat tidur beroda
Osteoporosis Rawat inap berkepanjangan
Status kesehatan yang buruk Peralatan yang tidak aman
Gangguan moskuloskeletal Peralatan rusak
Tempat tidur ditinggalkan dalam
posisi tinggi
Tidak dapat Kejang Reaksi individu terhadap obat-obatan
diperkirakan Aritmia jantung
Stroke atau serangan iskemik
sementara (Transient Ischaemic
Attack-TIA)
Pingsan
Serangan jatuh (Drop Attack)
Penyakit Kronis
C. Tujuan
Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara:
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan
“Asesmen Risiko Jatuh”.
2. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien
3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko jatuh dengan
menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”
4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif
BAB II
RUANG LINGKUP
Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah
asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien, begitu juga untuk
pasien yang mempunyai resiko jatuh, Asesmen pasien dengan resiko jatuh dibutuhkan dalam
membuat keputusan-keputusan terkait:
a) status kesehatan pasien;
b) kebutuhan dan permasalahan keperawatan;
c) intervensi guna memecahkan permasalahan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau
juga mencegah permasalahan yang bisa timbul dimasa mendatang; serta
d) tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi.
Pengelolaan risiko pasien jatuh :
A. Rawat Jalan:
Untuk penandaan pasien jatuh pada rawat jalan dikaukan dengan menggunakan stiker
resiko jatuh yang ditempel pada lokasi yang mudah dilihat (dada kiri bagian atas), yang
dikaji dengan form assessment risiko jatuh Get Up Get Go yang ada di berkas rekam medis.
B. Rawat Inap
1. Semua pasien yang MRS dilakukan assessment lanjutan risiko jatuh.
2. Setiap pasien dilakukan assessment awal risiko jatuh dengan kategori risiko rendah,
sedang dan tinggi dengan indikator cara berjalan pasien.
3. Untuk pasien risiko jatuh dirawat inap dilakukan penandaan dengan menggunakan acrylic
berlogo gambar risiko jatuh yang ditempelkan pada bed pasien yang berisiko jatuh.
Untuk pasien dewasa dilakukan penilaian asesmen lanjutan pada Form Fall Morse Scale,
sedangkan untuk pasien anak dilakukan asesmen lanjutan pada form Humpty Dumpty.
4. Untuk pasien perinatologi semua berisiko tinggi, untuk penandaan dilakukan dengan clip
warna kuning yang ditempel pada gelang identifikasi.
Semua petugas yang bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa semua pasien yang dirawat
inap memiliki risiko untuk jatuh, dan semua petugas tersebut memiliki peran untuk mencegah
pasien jatuh.
BAB III
TATA LAKSANA
1. Tata laksana untuk pengurangan risiko jatuh di Rumah Sakit Ibu dan Anak Soerya dengan
menggunakan 3 (tiga) pengkajian yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat usia :
a. Usia anak-anak 0 tahun sampai 14 tahun menggunakan SCORING HUMPTY DUMPTY
b. Usia dewasa mulai 15 tahun sampai 59 tahun menggunakan SCORING MORSE FALL
SCALE
c. Untuk semua pasien rawat jalan menggunakan SCORING GET UP AND GO TEST
2. Tata laksana pengkajian risiko jatuh adalah sebagai berikut :
I. Pengkajian risiko jatuh pada anak-anak dengan skoring HUMPTY DUMPTY
1. Pengkajian risiko jatuh merupakan asesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien
masuk rumah sakit.
2. Pengkajian risiko jatuh dilakukan pada pasien :
a. Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan rawat
inap, pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat IGD.
b. Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian risiko jatuh
dilakukan oleh perawat atau bidan Asisten dokter.
c. Semua pasien rawat inap, pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat atau
bidan ruangan
d. Kriteria pelaksana pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat/bidan yang
kompeten.
3. Pengkajian awal dilakukan maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang
perawatan dan pengkajian ulang dilaksanakan setiap hari dengan mengisi asesmen
ulang di RM pasien yaitu lembar pengkajian risiko jatuh khusus anak, serta untuk
evaluasi di status rekam medis pasien
4. Tingkat Risiko :
a. Skor 7-11 : Risiko Rendah
b. Skor ≥12 : Risiko tinggi
6. Intervensi :
Tindakan pencegahan pasien jatuh terbagi atas :
1. Tindakan pencegahan standar pasien dengan risiko jatuh rendah
2. Tindakan pencegahan standar pasien dengan risiko jatuh tinggi
a. Bila pada Standar Risiko rendah (Skor 7-11) maka Tindakan
pencegahan pasien dengan risiko jatuh sebagai berikut:
1. Pasang penanda risiko jatuh dengan memasang segitiga risiko jatuh warna
kuning di bed pasien atau area yang terlihat.
2. Jelaskan tujuan pemasangan tanda segitiga risiko jatuh warna kuning pada
pasien
3. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien.
4. Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan
tempat tidur terpasang dengan baik.
5. Ruangan tertata rapi.
6. Pencahayaan yang adekuat (disesuakan dengan kebutuhan pasien).
7. Kondisikan permukaan lantai bersih, kering, tidak licin, bebas hambatan,
jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien.
8. Memantau waktu dan dosis obat, efek samping dan interaksi obat-obatan.
9. Anjurkan ke kamar mandi secara rutin, bantu pasien ke kamar mandi jika
diperlukan dan mengedukasi pasien untuk penggunaan pegangan tangan di
kamar mandi.
10. Anjurkan menggunakan alas kaki ataupun kaos kaki yang nyaman, tidak licin
dan tepat pada pasien.
11. Penggunaan alat bantu (alat penopang, kusi roda bila diperlukan).
12. Beri edukasi mengenai pencegahan pasien jatuh kepada pasien dan keluarga.
13. Ikuti prosedur yang aman ketika mambantu pasien saat akan pindah ke tempat
tidur dan meninggalkan tempat tidur.
b. Bila pada standar risiko tinggi (Skor ≥12), maka Tindakan pencegahan
kepada pasien risiko jatuh tinggi yaitu :
1. Pasang penanda risiko jatuh dengan memasang stiker kuning penanda risiko
jatuh pada gelang identifikasi pasien dan segitiga risiko jatuh warna kuning di
bed pasien atau area yang terlihat.
2. Jelaskan tujuan pemasangan kancing kuning penanda risiko jatuh dan segitiga
kuning risiko jatuh pada pasien.
3. Lakukan tindakan pencegahan standar pasien risiko jatuh.
4. Tawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan pispot.
5. Kunjungi dan observasi kebutuhan pasien :
Pengaturan tempat tidur sesuai kebutuhan
Nurse call (jika memungkinkan/ada)
c. Tindakan yang dilakukan oleh dokter sebagai berikut :
1. Lakukan evaluasi dan penatalaksanaan perubahan jalan, postural instability,
kondisi spastik.
2. Lakukan penatalaksanaan untuk gangguan penglihatan dan pendengaran.
3. Evaluasi dari profil obat-obatan yang menyebabkan risiko jatuh.
4. Evaluasi dan penatalaksanaan nyeri.
5. Evaluasi dan penatalaksaan hipotensi ortostatik.
6. Nilai dan penatalaksanaan gangguan proses sentral (dementia, delirium,
stroke dan preception)
Skor :
Risiko rendah : 7-11
Risiko tinggi : ≥12
II. Pengkajian risiko jatuh pada dewasa dengan skoring MORSE FALL
1. Pengkajian risiko jatuh merupakan asesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien
masuk rumah sakit
2. Pengkajian risiko jatuh dilakukan pada pasien :
a. Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan rawat inap,
pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat IGD
b. Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian risiko jatuh
dilakukan oleh perawat atau bidan asisten dokter
c. Yang akan dilakukan operasi dengan One Day Care, pengkajian risiko jatuh
dilakukan oleh perawat kamar operasi
4. Kriteria pelaksana pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat/bidan dengan
pendidikan SI/DIV/DIII keperawatan atau Kebidanan yang mempunyai STR dan
bekerja minimal 6 bulan
5. Pengkajian awal dilakukan maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang perawatan dan
pengkajian ulang dilaksanakan setiap hari dengan menuliskan pada format evaluasi
risiko jatuh di status Rekam Medis pasien rawat inap
6. Tingkat Risiko
a. Skoring 0-24 (Risiko Rendah)
b. Skoring 25-44 (Risiko Sedang)
c. Skoring ≥45 (Risiko Tinggi)
6. Intervensi Pencegahan Risiko Jatuh sebagai berikut :
Tindakan pencegahan pasien jatuh terbagi atas :
1. Tindakan pencegahan standar pasien dengan risiko jatuh rendah dan sedang
2. Tindakan pencegahan standar pasien dengan risiko jatuh tinggi
a. Bila pada Risiko Rendah (0-24) dan Risiko Sedang (25-44) maka Tindakan
pencegahan standart pasien dengan risiko jatuh sebagai berikut:
1. Pasang penanda risiko jatuh dengan memasang segitiga risiko jatuh warna
kuning di bed pasien atau area yang terlihat.
2. Jelaskan tujuan pemasangan segitiga risiko jatuh warna kuning pada pasien
3. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien.
4. Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan
tempat tidur terpasang dengan baik.
5. Ruangan tertata rapi.
6. Pencahayaan yang adekuat (disesuakan dengan kebutuhan pasien).
7. Kondisikan permukaan lantai bersih, kering, tidak licin, bebasa hambatan,
jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien.
8. Pastikan bel mudah dijangkau
9. Roda tempat tidur dalam posisi terkunci
10. Memantau waktu dan dosis obat, efek samping dan interaksi obat-obatan .
11. Anjuran ke kamar mandi secara rutin, bantu pasian ke kamar mandi jika
diperlukan dan mengedukasi pasien untuk penggunaan pegangan tangan di
kamar mandi.
12. Anjurkan menggunakan alas kaki ataupun kaos kaki yang nyaman, tidak licin
dan tepat pada pasien.
13. Penggunaan alat bantu (alat penopang, kusi roda bila diperlukan).
14. Beri edukasi mengenai pencegahan pasien jatuh kepada pasien dan keluarga.
15. Ikuti prosedur yang aman ketika mambantu pasien saat akan pindah ke tempat
tidur dan meninggalkan tempat tidur.
b. Bila pada standar Risiko Sedang (25-44) dan Risiko Tinggi (Skor ≥45), maka
Tindakan pencegahan kepada pasien risiko jatuh tinggi yaitu :
1. Pasang penanda risiko jatuh dengan memasang stiker kuning penanda risiko
jatuh pada gelang identifikasi pasien dan segitiga risiko jatuh warna kuning
untuk di bed pasien atau yang terlihat.
2. Jelaskan tujuan pemasangan kancing penanda risiko jatuh warna kuning dan
segitiga risiko jatuh pada pasien
3. Lakukan tindakan pencegahan standar pasien risiko jatuh.
4. Tawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan
5. Kunjungi dan observasi kebutuhan pasien:
Pengaturan tempat tidur sesuai kebutuhan
Nurse call (jika memungkinkan/ada)
6. Kunjungi dan monitor pasien setiap 2 jam sekali, dan di dokumentsikan di
CPPT
c. Tindakan yang dilakukan oleh dokter sebagai berikut :
1. Lakukan evaluasi dan penatalaksanaan perubahan jalan, postural instability,
kondisi spastic.
2. Lakukan penatalaksanaan untuk gangguan penglihatan dan pendengaran.
3. Evaluasi dari profil obat-obatan yang menyebabkan risiko jatuh.
4. Evaluasi dan penatalaksanaan nyeri.
5. Evaluasi dan penatalaksaan hipotensi ortostatik.
6. Nilai dan penatalaksanaan gangguan proses sentral (dementia, delirium, stroke
dan preception)
PENGKAJIAN RISIKO JATUH (SKALA MORCE)
FAKTOR RESIKO SKALA SKOR
Tidak 0
Riwayat jatuh
Ya 25
Tidak 0
Diagnosa sekunder
Ya 15
Tidak/Bedrest/dibantu perawat 0
Menggunakan alat-alat bantu Kruk/tongkat 15
Kursi/perabot 30
Menggunakan Tidak 0
infus/heparin/pengencer darah Ya 20
Normal/bedrest/kursi roda 0
Gaya berjalan
Lemah 10
terganggu 20
Menyadari kelupaan 0
Status mental
Lupa akan keterbatasan/pelupa 15
Total skor
Skor :
Risiko Rendah : 0-24
Risiko Sedang : 25-44
Risiko Tinggi : > 45
Keterangan :
1. Riwayat jatuh :
Jika pasien mengalami jatuh saat masuk rumah sakit atau ada riwayat jatuh fisiologis
dalam 3 bulan terakhir ini, seperti pingsan, gangguan gaya berjalan, berikan skor 25, bila
tidak beri skor 0.
2. Diagnosa Sekunder
Jika pasien memiliki diagnosa lebih dari satu beri skor 15, bila tidak berikan skor 0
3. Menggunakan alat bantu
Jika pasien berjalan menggunakan kursi/perabot berikan skor 30, bila pasien berjalan
menggunakan kruk/tongkat berikan skor 15, bila pasien tidak menggunakan alat bantu
berikan skor 0
4. Menggunakan infus/heparin/pengencerdarah
Bila pasien menggunakan infus/heparin/pengencer darah diberikan skor 15, bila pasien
tidak menggunakan infus berikan skor 0
5. Gaya berjalan
Bila pasien mengalami gangguan dalam berjalan, mengalami kesulitan bangun dari
kursi, mneggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong badannnya, kepala
menunduk, mata berfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang-total untuk menjaga
keseimbangan dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu jalan dan
langkahnya pendek-pendek; berikan skor 20
Bila pasien mengalami gaya berjalan lemah, pasien membungkuk, tidak dapat
mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan bantuan ringan
untuk berjalan, dan langkahnya pendek-pendek; berikan skor 20
Bila pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
6. Status mental
Bila pasien menglami over-estimasi terhadap kemampuan fisiknya, berikan skor 15, bila
sesuai dengan kemampuannya berikan skor
II. Pengkajian risiko jatuh pada pasien rawat jalan dengan Skoring GET UP AND GO
TEST
1. Petugas IGD atau rawat jalan melakukan asesmen awal saat pasien masuk area
klinik rawat jalan menggunakan form asesmen Get Up and Go Test untuk pasien
yang terlihat berisiko jatuh tinggi.
2. Untuk pasien yang berisiko jatuh rendah petugas skrining melakukan edukasi :
a. Anjurkan pasien untuk tidak sendiri dan ada pendamping atau keluarga
b. Hubungi petugas lainnya jika memerlukan bantuan alat bantu
c. Hindari mobilisasi, libatkan keluarga jika memerlukan mobilisasi
d. Hindari memakai alas kaki yang licin atau tidak pas
3. Hasil asesment risiko tinggi harus dilakukan tindakan sebagai berikut :
a. Pasang stiker resiko jatuh yang ditempel pada lokasi yang mudah dilihat (dada
kiri bagian atas)
b. Jelaskan tujuan pemasangan stiker kuning pada pasien
c. Berikan alat bantu sesuai kebutuhan pasien, kursi roda atau jika perlu brancard
d. Lakukan edukasi upaya pencegahan dan pengurangan risiko jatuh antara lain :
Lakukan pendampingan oleh keluarga
Hindari alas kaki yang licin atau tidak pas
Berikan kursi roda atau brankar
Tempatkan atau tidurkan di kamar tunggu atau kamar poliklinik sehingga
keselamatan dan keamanan pasien tetap terjamin.
e. Pasien berisiko jatuh tinggi dirawat jalan mempunyai hak untuk mendapatkan
pelayanan lebih dahulu tanpa melihat nomor antrian.
f. Form asesment dibawakan ke pasien rawat jalan untuk diserahkan ke asisten
klinik yang dituju.
g. Pelepasan stiker kuning pasien risiko jatuh tinggi dilakukan saat pasien selesai
semua prosedur di area rawat jalan.
h. Pada akhir shift asisten klinik rawat jalan akan menyerahkan form asesmen
risiko jatuh pasien ke petugas rekam medis untuk penyimpanan berkas.
PENGKAJIAN RISIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN
GET UP AND GO TEST
3. Tindakan (Lingkari pada no yang sesuai hasil dan √ pada kolom yang dilakukan)
No Hasil Kajian Tindakan Ya. Tidak TTD/ nama petugas
Bukti dokumen yang terdapat pada kegiatan pengelolaan pencegahan pada pasien
beresiko jatuh terdiri dari :
1. Stiker resiko jatuh untuk pasien rawat jalan
2. Clip resiko jatuh untuk pasien rawat inap
3. Acrilyc risiko jatuh pada pasien rawat inap
4. Bukti Form assessment awal Get Up Get Go
5. Bukti Form assesment pengkajian awal pada pasien dewasa dan anak
6. Bukti Form assessment lanjutan Fall Morse Scale untuk pasien dewasa,
7. Bukti Form assessment lanjutan Humty Dumty untuk pasien anak.
Sidoarjo,
Mengetahui,
Rumah Sakit Ibu dan Anak Soerya
Direktur,