Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara komunikan dan komunikator,
antara satu orang kepada orang yang lain. Pada konsep Lasswell didefinisikan sebagai
who says what with what channel to whom and with what effect. Pada kehidupan sehari-
harinya, manusia tidak bisa lepas dari komunikasi. Komunikasi yang baik akan
menimbulkan jalinan hubungan antar manusia terjalin dengan baik, sebaliknya jika
komunikasi tidak berjalan dengan baik maka akan menimbulkan kekacauan antara
hubungan antar manusia. Salah satu komunikasi yang harus diperhatikan agar terjalin
dengan baik yaitu komunikasi dalam keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil yang ada didalam kehidupan manusia, meskipun begitu
keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk kepribadian orang-orang
yang ada didalamnya dan tentunya hal itu melibatkan komunikasi didalamnya. Menurut
Friedman (2003) keluarga ialah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu sama
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempetahankan suatu budaya.
Saling berhubungan dan berinteraksi karena berbagai kepetingan, kadang-kadang juga
bisa menimbulkan konflik, entah konflik antar suami-istri, orangtua-anak, dan juga antar
anak-anak.
Konflik (conflict) berasal dari Bahasa latin “conflictus”, yang memiliki arti striking
together with force, yaitu menyerang bersama-sama dangean kekuatan. Konflik dalam
keluarga merupakan pertentangan yang terjadi antara anggota keluarga dengan saling
menyerang baik melalui kata-kata, Bahasa tubuh, serangan fisik ataupun psikologis, yang
bisa mengakibatkan ketegangan, saling diam, permusuhan, bahkan tercerai berainya
sebuah keluarga.
Pada zaman sekarang, dimana perkembangan teknologi sudah sangat pesat, ada banyak
sekali media yang digunakan untuk memberikan pemahaman mengenai kehidupan
masyarakat terkait keluarga, salah satu nya film. Film merupakan salah satu media
komunikasi yang menampilkan kombinasi antara komunikasi verbal dan non-verbal,
salah satu film bertema keluarga yang cukup banyak menarik perhatian masyarakat yaitu
film Ngeri-Ngeri Sedap.
Film Ngeri-Ngeri Sedap berkisah tentang sebuah keluarga yang beranggotakan Pak
Domu, Mak Domu, Sarma, Domu, Gabe, dan Sahat. Pak Domu dan Mak Domu tinggal
bersama putrinya, Sarma, sedangkan tiga putra lainnya merantau ke luar daerah. Hingga
suatu waktu, Pak Domu dan Mak Domu yang merasa sudah tua, ingin anak-anaknya
untuk kembali pulang ke kampung halaman. Namun, hubungan antara Pak Domu dengan
keluarganya tidak baik membuat ketiga putranya enggan untuk memenuhi permintaan
Pak Domu dan Mak Domu. Hingga akhirnya Pak Domu dan Mak Domu mempunyai
rencana untuk pura-pura bertengkar dan ingin bercerai agar ketiga putranya pulang ke
kampung halaman.
Didalam film ini, secara tidak langsung memvisualisasikan mengenai pola komunikasi
keluarga yang tentunya banyak mengandung hikmah dan pelajaran yang dapat diambil
oleh penontonnya. Film Ngeri-Ngeri Sedap liris pada tanggal 2 Juni 2022 dan sukses
dengan meraih 2.886.121 penonton di bioskop. Bahkan, film ini juga terpilih untuk
mewakili Indonesia sebagai nominasi dalam ajang Piala Oscars kategori “The
International Feature Film Award”, selain itu film ini juga termasuk kedalam jajaran 15
film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul Analisis Pola
Komunikasi Keluarga Dalam Film Ngeri-Ngeri Sedap.
B. bbbb

Anda mungkin juga menyukai