1. Keadilan (gerechtigkeit)
Asas ini meninjau dari sudut filosofis, dimana keadilan adalah kesamaan hak untuk
semua orang di depan pengadilan. Keadilan hukum menurut L.J Van Apeldoorn tidak boleh
dipandang sama arti dengan penyamarataan, keadilan bukan berarti bahwa tiap-tiap orang
memperoleh bagian yang sama. Maksudnya keadilan menuntut tiap-tiap perkara harus
ditimbang tersendiri, artinya adil bagi seseorang belum tentu adil bagi yang lainnya. Tujuan
hukum adalah mengatur pergaulan hidup secara damai jika ia menuju peraturan yang adil,
artinya peraturan di mana terdapat keseimbangan antara kepentingan-kepentingan yang
dilindungi, dan setiap orang memperoleh sebanyak mungkin yang menjadi bagiannya.
Kemanfaatan hukum adalah asas yang menyertai asas keadilan dan kepastian hukum.
Dalam melaksanakan asas kepastian hukum dan asas keadilan, seyogyanya dipertimbangkan
asas kemanfaatan. Contoh konkret misalnya, dalam menerapkan ancaman pidana mati kepada
seseorang yang telah melakukan pembunuhan, dapat mempertimbangkan kemanfaatan
penjatuhan hukuman kepada terdakwa sendiri dan masyarakat. Kalau hukuman mati
dianggap lebih bermanfaat bagi masyarakat, hukuman mati itulah yang dijatuhkan.
Asas ini meninjau dari sudut yuridis. Kepastian hukum secara normatif adalah ketika
suatu peraturan perundang-undangan dibuat dan diundangkan secara pasti, karena mengatur
secara jelas dan logis, maka tidak akan menimbulkan keraguan karena adanya multitafsir
sehingga tidak berbenturan atau menimbulkan konflik norma. Konflik norma yang
ditimbulkan dari ketidakpastian peraturan perundang-undangan dapat berbentuk kontestasi
norma, reduksi norma, atau distorsi norma. Menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah
Sistem Norma. Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau das
sollen, dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma-
norma adalah produk dan aksi manusia yang deliberatif. Undang-Undang yang berisi aturan-
aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam
bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama individu maupun dalam hubungannya
dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi masyarakat dalam membebani
atau melakukan tindakan terhadap individu. Adanya aturan itu dan pelaksanaan aturan
tersebut menimbulkan kepastian hukum.
KUHP
Daftar Isi
Bab II - Pidana
Bab IV - Percobaan
Aturan Penutup
KUHdpt:
KUDP: Seluruhnya KUHD ini berlaku untuk golongan Timur Asing bukan Tionghoa
dan golongan Tionghoa, kecuali dengan perubahan redaksional pasal 396; S. 1924-
556, pasal 1, B; S. 1917-129, pasal I sub 21.
Pasal 1.
(s.d.u. dg. S. 1938-276.)
Selama dalam Kitab Undang-undang ini terhadap Kitab Undang-undang Hukum Perdata
tidak diadakan penyimpangan khusus, maka Kitab Undang-undang Hukum Perdata berlaku
juga terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam K-itab Undang-undang ini. (AB. 15; KUHPerd.
1617, 1774, 1878; KUHD 15, 79 dst., 85, 119, 168a, 286, 296, 747, 754.)
b. Hukum tertulis yang tidak dikodifikasi Undang Undang Merk, Undang Undang Hak
Cipta, Undang Undang Hak Paten, dst) Tidak dikodifikasikan artinya hukum tertulis
yang tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih terpisah-pisah sehingga
masih memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan. Contoh: undang-undang,
peraturan pemerintah, dan keputusan presiden.
Contohnya:
Hukum Adat
Dekrit Presiden
Pidato Presiden
Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa RUU
APBN diambil keputusan oleh DPR dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua)bulan sebelum
tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan). APBN yang disetujui DPR terinci sampai
dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Apabila DPR tidak
menyetujui RUU APBN, pemerintah pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya
sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.
Perbedaan antara Hukum tertulis dengan hukum tidak tertulis:
a. Hukum tertulis
Saat ini Indonesia telah memiliki Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak
Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 dan terakhir
diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 yang selanjutnya disebut Undang-
undang Hak Cipta.
Hukum nasional adalah peraturan hukum yang berlaku di suatu Negara yang terdiri atas
prinsip-prinsip serta peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat pada suatu Negara. Hukum
Nasional merupakan sebuah sistem hukum yang dibentuk dari proses penemuan,
pengembangan, penyesuaian dari beberapa sistem hukum yang telah ada. Hukum Nasinonal
di Indonesia adalah hukum yang terdiri
B. Hukum Internasional mengatur hubungan hukum antara negara dan atau antara
organisasi/ lembaga Internasional.
1. Hukum perang
2. Hukum kewarganegaraan
5. Hukum Bisnis
Hukum Gereja adalah istilah untuk aturan-aturan dalam gereja, khususnya dalam
lingkungan Kristen. Juga merupakan subyek sebuah studi teologi yang secara sistematis
mengkaji prinsip-prinsip ekklesiologis dari aturan-aturan dalam gereja. Hukum Gereja adalah
kaidah yang ditetapkan gereja untuk para anggotanya.
Contoh hukum gereja
1. Adanya sanksi yang harus diterima anggota gereja yang kedapatan mencuri.
E. Hukum Islam Hukum yang berlaku bagi orang orang yang beragama Islam
Hukum islam menurut Eva Iryani adalah syariat islam yang berisi sistem kaidah-kaidah
yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rosul mengenai tingkah laku orang
yang sudah dapat dibebani kewajiban, yang diakui dan diyakini, yang mengikat semua
pemeluknya.
A. Ius Constitutum
Hukum yang berlaku sekarang, dalam suatu masyarakat dan diwilayah tertentu. (Ius
Positum/ Ius Operatum). Ius constitutum merupakan hukum yang dibentuk dan berlaku dalam
suatu masyarakat negara pada suatu saat. Ius constitutum adalah hukum positif. 2. Ius
constituendum adalah hukum yang dicita-citakan dalam pergaulan hidup negara, tetapi belum
dibentuk menjadi undang-undang atau ketentuan lain.
B. Ius Constituendum
Hukum yang di cita citakan/ diharapkan dapat berlaku dimasa yang akan datang.
Adalah Ius Contituendum Yaitu hukum yang dicita-citakan (masa mendatang). Kemudian
dalam Glossarium disebutkan bahwa ius constituendum adalah hukum yang masih harus
ditetapkan hukum yang akan datang
Hukum yang berlaku dimana saja dan kapan saja tidak tidak terbatas ruang, waktu dan
tempatserta berlaku untuk semua bangsa dan bersifat abadi. Hukum ini berlaku dimanapun,
untuk siapapun, dan kapanpun. Nggak terbatas waktu. Misalnya pelanggaran peredaran
narkoba. Kalau berdasarkan sifatnya, hukum dibagi jadi dua yakni hukum yang memaksa dan
hukum yang mengatur. Hukum yang memaksa itu kalau dalam keadaan apa aja, sanksi haru
ada. Misalnya pembunuhan, mau nggak mau sanksi harus tetap ada.