PDF Laporan Bulanan k3rs
PDF Laporan Bulanan k3rs
Di Susun Oleh :
1
RUMAH SAKIT AMANDA MITRA KELUARGA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Bulanan
Kegiatan Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Di Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga
Disusun Oleh:
Telah disetujui dan disahkan Oleh Direktur RS. Amanda Mitra Keluarga
Tanggal :
Mengetahui,
2
dr. Elwin Affandi Somad, MM
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan Bulanan dengan judul “Kegiatan Pengawasan
Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit Amanda Mitra
Keluarga”.
Rumah sakit, tentunya melibatkan berbagai unsur atau objek pengawasan diantaranya
petugas ruangan baik petugas medis, paramedic maupun tenaga non medis lainnya
seperti petugas cleaning servis, maintenance, teknisi dan lainnya. Karena pada
dasarnya pelaksanaan keselamatan bukan sekedar menjadi suatu keterpaksaan bagi
tiap individu atau siapapun didalam lingkup rumah sakit tetapi adalah suatu
kebutuhan bahwa setiap orang harus selamat, baik selamat jiwa / fisik, selamat psikis
maupun harta dan benda.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam kegiatan pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja di
Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Amien.
3
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu instansi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan berupa tindakan kuratif dan rehabilitative, dengan tidak
mengesampingkan aspek promotif dan preventif baik terhadap pasien, pengunjung
maupun tenaga kerja di lingkungan rumah sakit.
Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang komplek dengan
melibatkan berbagai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti tenaga
administrasi, accounting, tenaga teknisi listrik, tenaga jasa, tenaga medis dan
paramedic maupun tenaga – tenaga lainnya yang didalam proses pelaksanaan
terdapat berbagai factor bahaya yang mungkin setiap saat akan dihadapi dan dapat
mengancam keselamatan tenaga kerja maupun pengunjung.
Faktor bahaya yang dihadapi berbeda pada setiap unit kerja tergantung dari
jenis pekerjaan yang dilakukan, intensitas pekerjaan, beban kerja dan kondisi
pekerja maupun kesesuaian antara lingkungan kerja dengan pekerja.
Suatu langkah dan kebijakan yang tepat diperlukan untuk mengendalikan
lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya menjadi kondusif dan aman untuk
pekerja, menghindari terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK) maupun penyakit
akibat kerja (PAK).
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja berdampak pada munurunnya
produktivitas, jumlah hari yang hilang akibat kesakitan, dan terganggunya proses
pelayanan. Dengan demikian, diperlukan adanya kegiatan monitoring atau
4
pengawasan yang berkelanjutan terkait pelaksanaan kesehatan dan keselamatan
kerja di Rumah Sakit.
Kegiatan pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja dilaksanakan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan no. 1087 tahun 2010 tentang Standar Pedoman
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu untuk
membuat suatu laporan kegiatan berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
yang menjadi permasalahan dalam kegiatan pemantauan adalah “Bagaimana
Pelaksanaan Pemantauan Dan Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di
Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh petugas pengawas K3 dari kegiatan ini
adalah:
1. Mengetahui ketersediaan kelengkapan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
kegiatan pelayanan terhadap pasien atau pengunjung
2. Mengetahui kesenjangan dalam pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja
di lapangan
3. Menerapkan program kerja kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit
periode aktif 2017
D. Manfaat
Dari hasil pengawasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan
kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja agar dapat mencegah dan
meminimalkan kejadian bencana atau bahaya yang tidak diharapkan.
2. Pegawai, pasien dan pengunjung
a. Pegawai
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelaksanaan prosedur kerja agar
tetap aman dan terhindar dari sakit dan kecelakaan
5
b. Pasien
Dapat memberikan jaminan keselamatan pada pasien dalam setiap
tindakan dan menjamin keselamatan pengunjung atau setiap orang yang
berada di lingkungan rumah sakit
3. Petugas pengawas K3 RS
Mengetahui ketersediaan standar operasional prosedur dan kepatuhan dalam
melaksanakan serta di integrasikan dengan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit sehingga program K3 dan program
Manajemen berjalan dengan sinergis.
6
BAB II
PROGRAM STANDAR K3
RS
7
i. Pembinaan dan pengawasan terhadap manajemen pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
j. Membuat evaluasi, pencatatan dan dokumentasi
8
c. Standar peralatan rumah sakit
Meliputi ; memiliki perijinan, diuji dan dikalibrasi, tersertifikasi badan
atau lembaga terkait, pengawasan pada peralatan yang menggunakan sinar
pengion, penggunaan peralatan medis dan non medis dilakukan sesuai
indikasi medis pasien, pengoperasian dan pemeliharaan rumah sakit
dilakukan oleh petugas yang kompeten, setiap kegiatan harus
terdokumentasi dan tercatat.
9
i. Pemberian ijin kerja saat menangani bahan
j. Upayakan agar limbah yang dihasilkan sedikit mungkin
c. Penanganan administrative
Perlu dibuatkan suatu SOP mengenai ;
1) Cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi
2) Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan
3) Cara penanganan B3 dll.
10
a. Rumah Sakit Umum Kelas A Dan Rumah Sakit Khusus Kelas A
Kreteria ;
1) S3/ S2 K3 minimal 1 orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS
2) S2 Kesehatan Minimal 1 orang yang mendapatkan pelatihan tambahan
yang berkaitan dengan K3 secara umum serta mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Dokter spesialis Okupasi dan S2 Kedokteran Okupasi minimal 1 orang
4) Tenaga kesehatan masyarakat minimal K3 diploma III dan S1 minimal
2 orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3 RS
5) DOkter atau dokter gigi spesialis dan dokter umum/ dokter gigi
minimal 1 orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan
pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
6) Tenaga Paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang.
7) Tenaga Paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B Dan Rumah Sakit Khusus Kelas B
1) S2 kesehatan minimal 1 orang, yang mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3RS
2) Tenaga kesehatan masyarakat K3 diploma III dan S1 minimal 1 orang
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Dokter/ dokter gigi spesialis dan dokter umum / dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
4) Tenaga paramedic dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang
5) Tenaga paramedic yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang
6) Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakrediatasi mengenai K3RS
minimal 1 orang
7) Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengtenai K3RS minimal 1 orang
11
c. Rumah Sakit Umum Kelas C Dan Rumah Sakit Khusus Kelas C
1) Tenaga kesehatan masyarakat K3 diploma III dan S1 minimal 1 orang
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
2) Dokter / dokter gigi spesialis dan dokter umum / dokter gigi minimal 1
matriks pelatihan
b. Pengembangan rencana pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tertentu
c. Diterapkannya program dan jadwal pelatihan di bidang K3
d. Ditetapkannya program simulasi atau latihan praktek untuk semua SDM
rumah sakit di Bidang K3
e. Harus ada kegiatan keterampilan melalui seminar, workshop, pertemuan
ilmiah, pendidikan lanjutan yang dibuktikan denga sertifikat
f. Verifikasi kesesuaian program pelatihan dengan persyaratan organisasi
atau undang-undang
g. Pelatihan untuk sekelompok SDM rumah sakit yang menjadai sasaran
h. Pendokumentasian pelatihan yang telah diterima
i. Evaluasi pelatihan yang telah diterima
12
dilakukan oleh menteri kesehatan dan dinas kesehatan setempat, sesuai dengan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
2. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan pendokumentasian kegaiatn K3
secara tertulis dari masing-masing unit kerja rumah sakit dan kegiatan K3RS
secara keseluruhan yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang dikumpulkan
dan dilaporkan / diinfomrasikan oleh organisasi K3RS, ke direktur rumah sakit
dan unit teknis terkait di wilayah rumah sakit (dinas kesehatan setempat, cq.
Penanggung jawab / pengelola program kesehatan kerja).
Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah mencatat dan
melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3 yang tercakup di dalam :
a. Program K3 termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan
lingkungan rumah sakit
b. Kejadian / kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya penanggulangan
BAB III
PELAKSANAAN PENGAWASAN K3 RS
13
2) Ruang ganti pakaian
3) Ruang tunggu pasien
4) Ruang operator computer / EDP
5) Ruang Farmasi / obat
c. Zona risiko bahaya tinggi
Daerah di RS. Medirossa cikarang yang termasuk dalam wilayah pantau
dengan risiko tinggi diantaranya ;
1) Ruang isolasi penyakit menular
2) Ruang rawat intensif / ICU
3) Laboratorium
4) Ruang radiologi / ruang medical imaging
5) Ruang pemulasaran jenazah
6) Ruang penyimpanan gas medis
d. Zona risiko bahaya sangat tinggi
Daerah di RS. Medirossa cikarang yang termasuk dalam wilayah pantau
dengan risiko sangat tinggi diantaranya ;
1) Ruang operasi
14
2) Melakukan pemeriksaan rutin terkait kelengkapan sarana / alat
pencegahan kebakaran (APAR) pada setiap bulan
3) Pemeriksaan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) petugas lapangan
(maintenance/ teknisi, cleaning service, petugas bangunan dan
security)
4) Melakukan pembinaan dan arahan pada petugas / perawat di seluruh
unit kerja untuk bekerja dengan hati-hati dan upayakan sesuai dengan
prosedur kerja yang telah disediakan agar terhindar dari kecelakaan
dan kejadian tidak diharafkan. (tertusuk jarum, terpeleset, terjatuh,
tertimpa, tersetrum aliran listrik, dan kecelakaan lain yang bisa
merugikan diri dan orang lain)
5) Membuat rencana pelatihan Pemadaman kebakaran untuk seluruh
petugas rumah sakit
6) Mengajukan dan memfasilitasi kelengkapan rumah sakit terkait
keselamatan kerja seperti program Paging Rokok dan Pemasangan
Speaker di beberapa lokasi strategis.
7) Pengadaan Perlengkapan K3RS.
c. Pemantauan aspek kesehatan lingkungan rumah sakit
1) Pembuatan program pembenahan sampah dan TPS rumah sakit
2) Pemasangan rambu-rambu terkait kesehatan lingkungan.
3) Pembinaan dan pengawasan kedisiplinan pegawai dalam memilah
sampah pada setiap unit kerja.
4) Pengawasan kinerja petugas cleaning service
5) Pengawasan kelengkapan alat pelindung diri petugas cleaning service
seperti sarung tangan dan masker
6) Pemantauan limbah cair rumah sakit dan tempat instalasi untuk tindak
lanjut rekomendasi
7) Koordinasi dengan manajemen MCM terkait pengadaan fasilitas
pendukung kegiatan kebersihan lingkungan rumah sakit seperti
penyediaan keset, sarung tangan, masker dan troli pengangkut sampah.
8) Koordinasi dengan tim PPI atau IPS RS untuk pengadaan tempat
sampah di tiap unit kerja sesuai dengan standar akreditasi
9) Pembersihan dan house keeping tempat-tempat yang diduga menjadi
tempat berkembangnya binatang pengganggu seperti pembenahan
gudang, dapur / gizi, dan halaman rumah sakit
10) Koordinasi dengan bagian umum untuk perbaikan fasilitas
11) Pengajuan / pengadaan kelengkapan sanitasi RS.
15
d. Pemantauan aspek pencegahan kebakaran dan penanggulangan
bencana
1) Pemeriksaan APAR rutin pada setiap bulan
2) Penambahan jumlah APAR di ruang yang belum terpasang atau yang
16
10 Lux Meter 1 unit
11 Sound Level Meter digital Wearpack kerja lapangan unit
12 Body Harness (full body double) unit
13 TOA columns unit
14 Unit
17
mengubah atau
membatalkan kebijakan
tersebut.
3 Pengaturan / tata Lokasi parkir pengunjung menggunakan a. Perlu pendekatan untuk
letak parkir lokasi parkir belakang samping mushola, menjalankan aturan yang
tetapi kenyataan dilapangan menunjukan telah tersedia baik
pengunjung parkir di akses jalan keluar- melalui teguran, atau
masuk motor atau di depan mushola. hukuman bagi yang
melanggar aturan
tersebut
b. Belum optimalnya peran
pimpinan dalam
mengendalikan anggota
atau tim kerjanya.
6 Penanganan ancaman Operator tidak mengetahui bagaimana cara Belum tersedia SOP / SPO
dan terror BOM menangani adanya ancaman bom atau terror terkait penanganan
dari pihak luar ancaman bom
18
2. Ketersediaan peralatan / fasilitas rumah sakit
mencegah akses
masuk tikus ke
dalam ruangan /
gedung
20
c. Perlunya optimalisasi sosialisasi terkait area yang mengharuskan
penggunaan alat pelindung diri seperti efisiensi penggunaan masker,
penggunaan sarung tangan
21
g. Lokasi taman belum dapat dioptimalkan untuk penghijauan, beberapa
lokasi yang disiapkan masih terlihat kosong tanpa tanaman.
h. Kegiatan penimbangan limbah medis B3 oleh pihak ke tiga tidak sesuai
dengan aturan penimbangan yang semestinya (beban dilepas bukan
dipegang)
i. Perlu suatu pendekatan yang komprehensif terkait pengadaan dan
perbaikan Instalasi Pengelolaan Air Limbah
BAB IV
REKOMENDASI TINDAK LANJUT
A. Berdasarkan temuan
1. Diperlukan adanya komitmen dari seluruh petugas Rumah Sakit untuk bekerja
sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada terlebih dari top manajemen atau
pimpinan rumah sakit
2. Perlunya ditetapkan suatu kebijakan tentang penghargaan atas kapatuhan dan
kedisiplinan serta tindak lanjut atas pelanggaran dan ketidakpatuhan petugas
3. Perlu direncanakan suatu Standar terkait kejadian adanya ancaman atau terror
bom yang ditujukan kepada pihak rumah sakit
4. Perlu dilakukan adanya pelatihan pencegahan penaggunalangan bencana
terpadu (disaster bencana) untuk menilai kesiapan seluruh petugas rumah sakit
dalam menghadapi suatu keadaan bencana atau kebakaran
5. Diperlukan adanya pembenahan atau perbaikan system kerja terpadu dengan
pihak terkait
6. Diperlukan adanya penambahan lokasi CCTV dan pengawasan terhadap hasil
22
7. Perlu dilakukan perbaikan jaringan pembuangan saluran air AC yang
terhubung langsung ke selokan atau got rumah sakit
8. Perlu pembenahan dan perbaikan gudang penyimpanan agar tidak menjadi
akses atau tempat berkembangbiaknya binatang atau hama.
B. Berdasarkan kebutuhan
1. Perlu dilakukan pembenahan lokasi Tempat Penampungan Sampah Sementara
dan penyimpanan limbah medis B3
2. Perlu pendekatan komprehensif yang didukung doa dan ikhtiar untuk
pengadaan IPAL baru
3. Perlu difasilitasi beberapa kelengkapan petugas lapangan untuk
mempermudah koordinasi (penambahan HT dan sepatu safety)
4. Perlu adanya pelatihan terpadu guna penghadapi suatu keadaan bencana atau
kebakaran
23