Makalah Bahasa Indonesia Full Materi PDF
Makalah Bahasa Indonesia Full Materi PDF
Disusun oleh :
Gresik, 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertian Baahasa Indonesia dan
Ejaan yang Berlaku di Indonesia” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dr. Lukman
Fahmi, S. Ag.,M. Pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini dibuat dengan
tujuan menambah wawasan tentang “Pengertian Baahasa Indonesia dan Ejaan yang Berlaku di
Indonesia” bagi para pembaca dan penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari kalian semua sangat saya nantikan demi membangun
kesempurnaan makalah ini.
penulis
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................ 1
C. TUJUAN ............................................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 2
1. Definisi Bahasa Indonesia ............................................................................................................. 2
2. Bahasa sebagai Jiwa Bangsa.......................................................................................................... 3
3. Ejaan yang berlaku di Indonesia ................................................................................................... 8
BAB III .......................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................... 13
B. SARAN ............................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa merupakan bentuk suatu ungkapan yang mengandung maksud dan tujuan
untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksud yakni bahasa
yang diungkapkan pembicara dapat dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan
bicaranya1. Berbicara dengan bahasa yang sopan dan baik akan mudah dipahami oleh
lawn bicaranya. Sedangkan, jika kita berbicara dengan bahasa kasar maka akan sulit
dimengerti dan kita dianggap tidak sopan
Menurut suwarna bahasa adalah alat utama yang digunakan untuk berkomunikasi
dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok3. Bahasa sebagai
komponen penting dalam berbicara, jika dalam berbahasa secara individu sudah baik
maka dalam berbicara dengan bahasa di kelompok sosial akan baik pula.
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi
bangsa Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Walaupun bahasa Indonesia diterapkan
hampir 90% di bangsa Indonesia, Namun Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu untuk
kebanyakan penuturnya. Hampir warga Indonesia lebih banyak menggunakan bahasa
daerahnya sendiri. Karena bangsa Indonesia kaya akan bahasa yang dimiliki.
1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uny.ac.id/pengertianbahasaindonesia
2
Jeans Aiction , The acticulate mammal: an introduction to psyoligistic. (London and New York: Routledge, 2008)
hlm. 21
3
Suwarna Pringgawidagda, Strategi Penguasaan Bahasa, (Yogyakarta: Adi cinta karya nusa, 2002) hlm 4
Bahasa Indonesia bagi bangsa kita bukanlah sekedar alat komunikasi tanpa jiwa. Bahasa
Indonesia sesungguhnya adalah bahasa perjuangan yang mampu melecutkan nasionalisme dan
memberi semangat untuk pantang menyerah dan terus berjuang meskipun dengan risiko
nyawa. Semangat Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh pada tanggal 28 Oktober 1928,
adalah salah satu penyemangat para pejuang bangsa ini untuk merebut tiap jengkal bumi
pertiwi. Sumpah Pemuda yang berisi ikrar untuk menjadi satu dalam tanah air, bangsa, dan
bahasa merupakan awal dari semangat untuk mewujudkan kemerdekaaan Republik Indonesia.
Ikrar itu telah meluruhkan segala perbedaan: suku, agama, ras, dan golongan, serta
menyatukan bangsa ini dalam sumpah setia, Sumpah Pemuda.
Kemerdekaan pada hakikatnya bukan hanya terbebasnya kedaulatan tanah air dan bangsa
dari penjajahan melainkan juga mencakup bahasa. Bagaimana mungkin suatu bangsa merasa
benar-benar telah merdeka jika tidak kuasa menggunakan bahasanya sendiri. Banyak bangsa
di dunia ini yang tidak memiliki bahasanya sendiri, karena itu kita wajib bersyukur karena
memiliki bahasa sendiri. Menggunakan dan mencintai Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar merupakan bentuk terima kasih kita atas jasa-jasa para pahlawan dalam merajut benang-
benang kemerdekaan. Mempelajari sejarah bahasa Indonesia merupakan wujud penghargaan
kepada bangsa dan negara ini, sekaligus sebagai agar tidak hanyut dalam gelombang
penyalahgunaan bahasa, serta muncul kesadaran di lubuk hati terdalam untuk berbahasa yang
baik dan benar, tanpa harus menanggalkan keinginan untuk berekspresi dan bereksplorasi.
Mempelajari sejarah bahasa Indonesia adalah aspek penting bagi kita untuk mengenal
kepribadian atau karakter bangsa ini, dan pada akhirnya akan mengantarkan kita mampu
menggunakan bahasa Indonesia sesuai fungsi dan kedudukannya4.
a. Fungsi Bahasa
Dalam arti yang paling sederhana “fungsi” dapat dipandang sebagai padanan kata
“penggunaan”. Dengan demikian, bila berbicara tentang fungsi bahasa dapat diartikan
cara orang menggunakan bahasa mereka atau bahasa- bahasa mereka bila mereka
berbahasa lebih dari satu bahasa Halliday (dalam Chaer, 2004: 20). Fungsi bahasa akan
terlihat apabila orang menggunkan bahasa lebih dari satu bahasa. Penggunaan bahasa
merupakan fungsi bahasa, apabila bahasa itu digunakan maka akan mempunyai fungsi
bahasa.
Nababan (1984: 38-45) juga merumuskan fungsi bahasa menjadi empat, yaitu
fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perseorangan, dan fungsi pendidikan.
Dari empat fungsi diatas Nababan dapat menjelaskan dan memberikan contohnya sebagai
berikut5:
1. Fungsi Kebudayaan
4
Eko Kuntoro, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, hlm 1-2
5
P. W. J. Nababan, Suatu Pengantar Sosiolinguistik, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984) hlm 38-45
Contohnya, seorang anak yang memberikan sesuatu dengan tangan kiri kepada
ibunya mungkin dipukul tangannya untuk menunjukan bahwa itu tidak baik,
tetapi lazim juga kalau pukulan tangan itu disertai peringatan bahwa “tidak baik
memberikan dengan tangan kiri”. Dan lebih lazim lagi apabila ajaran itu diberikan
hanya lisan saja tidak dengan pukulan.
2. Fungsi Kemasyarakatan
3. Fungsi Perorangan
Halliday ( Nababan 1984: 42), dia membuat klasifikasi kegunaan pemakaian
bahasa atas dasar observasi anaknya sendiri. Klasifikasi itu untuk bahasa anak-
anak kecil terdiri dari enam fungsi, berikut penjelasannya:
1. Fungsi Instrumental
terdapat dalam ungkapan bahasa, bahasa bayi untuk meminta sesuatu
(makan, barang, dan sebagainya).
2. Fungsi Menyuruh
ialah ungkapan untuk menyuruh orang lain berbuat sesuatu ”letakkan itu
diatas meja”.
3. Fungsi Interaksi
terdapat dalam ungkapan yang menciptakan sesuatu iklim untuk hubungan
antar pribadi; “apa kabar?, terimakasih”.
4. Fungsi Kepribadian
ialah ungkapan yang menyatakan atau mengahkiri partisipasi; “saya
senang dengan permainan ini”.
5. Fungsi Pemecahan Masalah
ialah terdapat pada ungkapan yang meminta atau menyatakan jawab
kepada suatu masalah atau persoalan; “coba terangkan bagaimana cara
kerjanya!”.
6. Fungsi Khayalan
ialah ungkapan yang mengajak pendengar untuk berpura-pura seperti pada
anak-anak kalau bermain rumah-rumahan atau sekolah-sekolahan banyak
bentuk kesusastraan yang mempunyai fungsi kebahasaan ini.
kearbitreran itu harus konvensional, artinya setiap penutur bahasa Indonesia akan
mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan.
Bahasa juga bersifat dinamis, artinya bahasa tidak terlepas dari kemungkinan
perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu bisa terjadi pada tataran
fonologis, morfologis, sintaksis, semantik dan leksikon. Perubahan ini terlihat pada
tataran leksikon, misalnya ada kosakata baru muncul, namun ada juga kosakata lama
yang tidak digunakan lagi. Sebagai contoh kata: kerja paksa, kerja rodi, kerja bakti tidak
dipakai lagi, yang dipakai adalah gotong royong.
Bahasa itu beragam, artinya sebuah bahasa mempunyai kaidah-kaidah atau pola
tertentu yang sama, tetapi karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang
memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, maka bahasa itu beragam, baik
pada tataran fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon. Bahasa Indonesia yang
digunakan oleh suku Jawa, suku Aceh, suku Batak Toba, suku Minangkabau, suku
Toraja, suku Ambon, suku Mandailing, suku Karo, suku Dayak akan berbeda dengan
bahasa Indonesia yang digunakan oleh suku Melayu atau suku Pak Pak.
Di samping itu, bahasa bersifat manusiawi yang berarti bahasa sebagai alat
komunikasi verbal hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa, yang
dimiliki hewan sebagai media komunikasi berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat
produktif dan dinamis serta dikuasai secara naluriah. Manusia dalam menguasai bahasa
bukan secara naluriah, melainkan dengan cara belajar. Tanpa belajar manusia tidak akan
dapat berbahasa. Oleh karena itu, bahasa bersifat manusiawi, hanya dimiliki manusia.
Ciri-ciri bahasa atau bahasa Indonesia sebagaimana diuraikan di atas, menjadi
indikator akan hakikat bahasa Indonesia menurut pandangan linguistik umum yang
melihat bahasa sebagai bahasa. Menurut pandangan sosiolinguistik, bahasa mempunya
ciri sebagai media mengidentifikasikan diri dan sebagai media komunikasi sosial6.
6
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 2 September 2017
a. Pengertian ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran
dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang dipisahkan dan digabungkan
dalam suatu bahasa7. Dalam KBBI, ejaan diartikan sebagai sejumlah kaidah tentang
cara penulisan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, kalimat, dan tanda baca
sebagai sarananya.
Ejaan berbeda dengan mengeja. Mengeja merupakan kegiatan melafalkan
huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan mengatur cara penulisan bahasa secara
keseluruhan. Aturan dalam ejaan ini harus dipatuhi agar terdapat keteraturan dan
keseragaman bentuk, khususnya dalam bahasa tulis.
b. Fungsi ejaan
Ejaan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu ejaan
memiliki beberapa fungai yakni: (1) landasan pembakuan tata bahasa, (2)
landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, (3) alat penyaring masuknya
unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia, dan (4) membantu pembaca
dalam memahami informasi yang disampaikan penulis8.
c. Perubahan ejaan
Perubahan ejaan bahasa Indonesia ini dilatarbelakangi oleh dampak
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah menyebabkan
penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai ranah pemakaian, baik secara tulis
maupun tulisan, menjadi semakin luas. Di samping itu, perubahan ejaan bahasa
Indonesia diperlukan karena untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara juga menjadi alasan dilakukannya perubahan
9
Machasin,dkk, Islam Dalam Goresan Pena Budaya, (Yogyakarta: DIV Press, 2019) hlm 184-198
Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami tujuh kali perubahan dalam kurun waktu
114 tahun, yakni dari tahun 1901 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 1901
merupakan tonggak awal pembaruan ejaan dalam bahasa Melayu (bahasa Indonesia).
Sebelum kemerdekaan, berlaku ejaan yang bernama Ejaan van Ophuijsen yang resmi
diakui pada tahun 1901. Dalam proses perubahan awal sampai terakhir perlu dipelajari
meskipun sekarang tidak menggunakan ejaan tersebut. Karena dengan memepelajari
ejaan tersebut kita menunujukka bahwa kita menghargai dan mengapresiasi sejarah
tentang ejaan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi bangsa
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. Fungsi bahasa indonesia adalah fungsi kebudayaan, fungsi kemsyarakatan, dan fungsi
perorangan.
3. Bahasa juga bersifat dinamis, artinya bahasa tidak terlepas dari kemungkinan
perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu bisa terjadi pada tataran
fonologis, morfologis, sintaksis, semantik dan leksikon.
4. Ejaan yang pernah berlaku di Indonesia yaitu Ejaan van Ophuijsen (1901−1947),
Ejaan Repoeblik/ Ejaan Soewandi (1947−1956), Ejaan Pembaharuan (1956−1961),
Ejaan Melindo (1961−1967), Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan
(1967−1972), Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1972−2015), dan
(2015−sekarang).
B. SARAN
Demikian yang dapat kita sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan, karena terbatasnya
pengetahuan, referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Aiction, Jeans 2008.The acticulate mammal: an introduction to psyoligistic.London and New
York:Routledge
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uny.ac.id/pengertianba
hasaindonesia