Anda di halaman 1dari 15

KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN

PASCA REUNI 212

KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN


PASCA REUNI 212
Winda Hardyanti
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang
winda86@gmail.com

ABSTRAK
Media bisa melakukan dua strategi dalam agenda setting. Yaitu melakukan
framing atau melakukan black out. Operasi black out media melibatkan
scenario tertentu untuk ‘menenggelamkan’ berita tertentu. Namun berdasarkan
kaidah jurnalistik, pemberitaan harus tetap diberitakan dengan cara-cara
profesionalisme. Penelitian ini bermaksud untuk meneliti isi media pasca Reuni
212. Peneliti menganalisis dengan pendekatan ilmiah sesuai kajian content
analysis dalam ilmu komunikasi, seperti apa media cetak dan media online
(portal berita online) arus utama mengkonstruksikan beritanya dalam
konteks pasca kejadianReuni 212. Metode penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian kuantitatif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa jika detik.com dan okezone.com dalam menyajikan
pemberitaan belum bisa menjalankan profesionalisme sebagai jurnalis
karena masih ditemui unsur berita yang tidak lengkap. Detik.com dan
okezone.com dalam menyajikan pemberitaan masih memihak dan belum bisa
bersikap netral. Fenomena Talking Journalism dan fenomena Pseudo-
Journalism dalam pemberitaan di portal berita online ditemukan dalam
penelitian ini. Jurnalisme semu atau dikenal sebagai pseudo journalism
memanfaatkan sumber berita dari satu sisi saja dan tidak cover both sides,
padahal kaidah jurnalistik memastikan bahwa berita itu kredibel jika memiliki
minimal dua narasumber.

Kata kunci: media performance, analisis isi, media online

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 195
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
COMPARISON OF PERFORMANCE MEDIA IN TOLDING OF POST REUNI
212

ABSTRACT
The media can carry out two strategies in the agenda setting. Namely doing
framing or black out. Black out media operations involve certain scenarios to
'drown' certain news. However, based on journalistic principles, reporting must
still be reported in professional ways. This study intends to examine the media
content after Reunion 212. Research methods used is a type of quantitative
research with content analysis techniques. The results of the study stated that if
detik.com and okezone.com in presenting the news could not run professionalism
as a journalist because there were still incomplete news elements. Detik.com and
okezone.com in presenting the news are still impartial and have not been able to
be neutral. The phenomenon of Talking Journalism and the phenomenon of
Pseudo-Journalism in reporting on online news portals was found in this study.
Pseudo journalism, known as pseudo journalism, utilizes news sources from one
side only and does not cover both sides, even though journalistic rules ensure that
the news is credible if it has at least two sources.

Keywords: media performance, content analysis, online media

PENDAHULUAN 212 yang berlangsung telah membuka tabir


Seorang konsultan politik dan yang selama ini pers coba tutup-tutupi.
media, Hersubeno Arief menulis sebuah Kooptasi penguasa, kepentingan ideologi,
artikel yang berjudul Aksi Bunuh Diri politik dan bisnis membuat pers
Massal Pers Indonesia yang dimuat di menerapkan dua rumus baku, framing, dan
kumparan.com. Tulisan tersebut mengulas black out. Peristiwa besar yang menjadi
apa saja yang terjadi di media massa di sorotan media-media internasional itu
Indonesia pasca Reuni 212. Menurut Arief, sama sekali tidak “menarik” dan tidak
pers Indonesia menunjukkan tanda-tanda layak berita, bagi sebagian besar media
sedang melakukan bunuh diri massal. nasional yang terbit di Jakarta. Sejumlah
Pemberitaan media massa tentang Reuni pembaca Harian Kompas pada Senin

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 196
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
(3/12) pagi dibuat terkejut ketika Giring Umat Pilih Capres yang Tak Paham
mendapati koran nasional itu sama sekali Islam (dimuat tanggal 3/12 pukul 08.30),
tidak memuat berita jutaan orang yang (2) Timses Jokowi: Reuni 212 Bukti
berkumpul di Monas. Halaman muka Jokowi Demokratis (dimuat tanggal 3/12
Kompas bersih dari foto, apalagi berita pukul 18.33), (3) PDIP: Faktanya Reuni
peristiwa spesial tersebut(Arief, n.d.) 212 Kampanye Ajak Pilih Prabowo
Di harian Kompas misalnya, salah (dimuat tanggal 3/12 pukul 08.15), (4)
satu koran terbesar di Indonesia ini, Gerindra: Hanya Pengkritik Reuni 212
peristiwa reuni 212 ‘hanya’ terselip di yang Tak Suka Umat Islam Bersatu
halaman 15 dengan judul kecil “Reuni (dimuat tanggal 3/12 pukul 20:56), (5) Ada
Berlangsung Damai’’. Halaman 15 Reuni 212, Tim Jokowi Tak Takut Suara
Kompas adalah halaman sambungan alias Pemilih Muslim Berkurang (dimuat
untuk berita yang ‘dibuang sayang’. tanggal 3/12 pukul 19,32), (6) Fakta-fakta
Kompas hanya memberi porsi berita Reuni 212 di Monas (dimuat tanggal 2/12
sekitar seperempat halaman atau sekitar pukul 12.06), (7) Lagu 'Astaghfirullah
2000an karakter saja, tanpa foto lautan Punya Presiden Si Raja Bohong' Diputar di
manusia yang jamak diberitakan oleh Reuni 212 (dimuat tanggal 2/12 pukul
stasiun televisi. Koran nasional lain yaitu 10.47). Bahkan berita-berita yang berjudul
Rakyat Merdeka, memuat berita dan foto Gerindra: Hanya Pengkritik Reuni 212
Reuni 212 di halaman muka. Rakyat yang Tak Suka Umat Islam Bersatu ; Ada
Merdeka menulis judul ‘212 Makin Lama, Reuni 212, Tim Jokowi Tak Takut Suara
Makin Besar Kenapa Ya?’, Republika Pemilih Muslim Berkurang ; Fakta-fakta
menulis judul Reuni 212 Damai sementara Reuni 212 di Monas; Lagu 'Astaghfirullah
Harian Warta Kota memuat foto suasana Punya Presiden Si Raja Bohong' Diputar di
Monas dengan judul utama Ketua RW Reuni 212 masuk dalam kategori most
Wafat Usai Reuni. popular news dan most commented news
Lain media cetak, lain pula di versi detik.com
media online. Portal berita terkemuka di Sementara itu portal berita
Indonesia, detik.com, memuat sejumlah terkemuka lainnya viva.co.id pada tanggal
berita terkait Reuni 212. Detik.com 3 Desember juga memuat empat berita
beberapa kali memuat topik Reuni 212. pasca reuni 212. Diantaranya adalah (1)
Beberapa judul yang mencolok Kubu Jokowi Tak Khawatir Dukungan
diantaranya adalah (1) Hanura: Reuni 212 Umat Islam Tergerus usai Reuni 212

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 197
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
(dimuat tanggal 3/12 pukul 19.44), (2) dengan sengaja tidak memuat berita
Kubu Jokowi Akui Massa 212 Memang tertentu dengan alasan tertentu, meski
Pemilih Prabowo (dimuat 3/12 pukul berita tersebut sebenarnya memiliki news
13.16), (3) Reuni 212 Dihadiri Prabowo, value. Operasi black out media melibatkan
Apakah Langgar Aturan Kampanye? scenario tertentu untuk ‘menenggelamkan’
(dimuat 3/12 pukul 09.21),(4) Empat berita tertentu. Biasanya operasi semacam
Catatan TKN Jokowi-Ma'ruf soal itu hanya bisa dilakukan oleh kekuatan
Pelaksanaan Reuni 212 (dimuat 3/12 pukul super power dan bisa melibatkan biaya
08.15). Viva.co adalah portal berita online yang cukup besar. Althauser dan Gramsci
milik jaringan media Aburizal Bakrie. berpendapat bahwa media massa bukanlah
Dengan mengamati berbagai sesuatu yang bebas dan independen tetapi
halaman muka media dan beberapa judul erat kaitanya dengan realitas sosial, ada
dalam portal berita online kita bisa berbagai kepentingan dalam setiap media
mendapat gambaran apa yang terjadi di seperti kepentingan kapitalisme pemilik
balik semua itu? Media bisa melakukan modal, kepentingan ekonomi dll. Adanya
dua strategi dalam agenda setting. Yaitu kepentingan-kepentingan dalam institusi
melakukan framing atau melakukan black media massa menyebabkan institusi media
out. Framing secara harfiah artinya adalah menjadi tidak netral (Suprobo,
pembingkaian berita, secara praktis Siahainenia, & Sari, 2016)
framing bisa dipahami sebagai upaya Dalam kasus Reuni 212 pada 2
media menyusun atau mengkonstruksi Desember 2018 yang diadakan di
berita dengan tujuan untuk mengarahkan Lapangan Monas, Jakarta sejumlah media
opini publik atau persepsi pembaca media. terindikasi melakukan upaya framing
Framing bukan merupakan upaya bahkan blackout berita di medianya.
pembohongan publik, namun framing Sebagai contoh misal pada halaman muka
adalah strategi media yang membelokkan Harian Media Indonesia milik Ketua
secara halus persepsi pembaca melalui Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersih
penyeleksian informasi, pilihan kata, dari foto dan berita Reuni 212. Mereka
penonjolan aspek tertentu hingga memilih berita utama dengan judul “ PP
melakukan peniadaan informasi yang 49/2018 Solusi bagi Tenaga Honorer.”
seharusnya disampaikan. Sedangkan black Harian Sindo Milik Ketua Umum Partai
out adalah peniadaan berita tertentu di Perindo Hary Tanoe memilih berita
laman berita atau koran cetak. Media utamanya “Pesona Ibu Negara di

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 198
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
Panggung G-30” dengan foto-foto mereka khususnya pedagang kecil dan sector
dalam ukuran besar. Koran Tempo perhotelan di sekitar Monas). Bahkan
memilih berita utama “Menuju Ekosistem Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di
Digital” yang ditampilkan dalam seluruh portal berita tribunnews.com pada 2
halamannya. Hanya Koran Rakyat Desember 2018 menyatakan bahwa
Merdeka, Republika yang memuat berita kegiatan Reuni 212 menjadi berkah bagi
dan foto peristiwa Reuni 212 di halaman rakyat kecil. Berkumpulnya massa di
muka. Rakyat Merdeka menulis Judul Monas dalam jumlah besar menggerakan
“212 Makin lama, Makin Besar Kenapa perekonomian rakyat(Andriyani, n.d.)
Ya?” Republika menulis Judul “Reuni 212 Berdasarkan latar belakang dan
Damai.” Sementara Harian Warta Kota asumsi dari konsultan politik dan media di
memuat foto lepas, suasana di Monas atas, peneliti tertarik untuk meneliti isi
dengan judul berita yang dengan berita media pasca Reuni 212. Peneliti akan
utama yang sangat besar “Ketua RW Wafat menganalisis dengan pendekatan ilmiah
Usai Reuni.” (Arief, n.d.) sesuai kajian content analysis dalam ilmu
Kompas dan Media Indonesia komunikasi, seperti apa media cetak dan
terindikasi melakukan black out dengan media online (portal berita online) arus
‘meniadakan’ atau menganggap tidak utama mengkonstruksikan beritanya dalam
penting berita Reuni 212. Padahal jika konteks pasca kejadian Reuni 212.
diamati dan disesuaikan dengan prinsip Analisis yang akan dilakukan adalah
news value peristiwa Reuni 212 memenuhi analisis terkait media performance dalam
unsur luasnya pengaruh (magnitude) pemberitaan yang muncul pasca kejadian
karena melibatkan orang banyak seluruh reuni 212. Peneliti akan memfokuskan
Indonesia (ada sejumlah versi terkait pada kejadian pasca reuni, yaitu untuk
peserta Reuni 212, ada yang menyebut berita-berita yang dimuat tanggal 3
angka 40 ribu orang, 500 ribu orang dan 11 Desember 2018 saja. Peneliti memilih
juta orang. Konon jumlah peserta reuni portal berita detik.com dan Okezone.com
jauh lebih banyak daripada moment 212 sebagai representasi portal berita online
yang asli). Berita reuni 212 juga arus utama (mainstream). Peneliti memilih
memenuhi unsur proximity bagi koran- media mainstream karena media
koran di Jakarta, unsur actual, dampak mainstream lah yang menjadi rujukan bagi
(karena memberikan dampak secara pembaca dalam hal referensi bacaan.
ekonomi pada masyarakat Jakarta,

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 199
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
Berdasarkan latar belakang merupakan metode ilmiah untuk
permasalahan di atas maka rumusan mempelajari dan menarik kesimpulan atas
masalah dari penelitian ini adalah suatu fenomena dengan memnafaatkan
bagaimana media performance pada dokumen (teks). Lewat analisis isi,
pemberitaan pasca Reuni 212 di detik.com penelitian ini dapat mempelajari gambaran
dan Okezone.com edisi 3 Desember 2018? isi, karakteristik pesan, dan perkembangan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (tren) dari suatu isi. Analisis isi banyak
untuk mengetahui bagaimana media dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi.
performance pada pemberitaan pasca Analisis terutama dipakai untuk
Reuni 212 di detik.com dan Okezone.com menganalis isi media baik cetak ataupun
elektronik. Di luar itu, analisis isi juga
dipakai untuk mempelajari isi semua
METODE PENELITIAN konteks komunikasi, baik komunikasi
Pendekatan yang digunakan antarpribadi, kelompok, ataupun
dalam penelitian ini adalah organisasi. Asalkan terdapat dokumen
kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang tersedia, analisis isi dapat diterapkan
merupakan penelitian ilmiah yang (Eriyanto, 2011)
sistematis terhadap bagian-bagian dan Analisis isi kuantitatif lebih memfokuskan
fenomena serta hubungan-hubungannya. pada isi komunikasi yang tampak
Tujuan penelitian kuantitatif adalah (tersurat/manifest/nyata). Sedangkan untuk
mengembangkan dan menggunakan menjelaskan hal-hal yang tersirat (latent),
model-model matematis, teori- teori misalnya ideologi apa yang ada di balik
dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan suatu berita, maka dilakukan riset analisis
fenomena alam. Proses pengukuran adalah isi ku Secara umum, analisis isi kuantitatif
bagian yang sentral dalam penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu tehnik
kuantitatif karena hal ini memberikan penelitian ilmiah yang ditujukan untuk
hubungan yang fundamental antara mengetahui gambaran karakteristik isi dan
pengamatan empiris dan ekspresi menarik inferensi dari isi. Analisisi isi
matematis dari hubungan-hubungan ditujukan untuk mengidentifikasi secara
kuantitatif. sistematis isi komunikasi yang tampak
Metode yang digunakan dalam (manifest), dan dilakukan secara objektif,
penelitian ini adalah Metode analisis isi valid, reliabel, dan dapat
kuantitatif. Analisis isi kuantitatif direplikasi(Eriyanto, 2011). Sedangkan

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 200
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
menurut Berelson & Kerlinger analisis isi dilihat bagaimana obyektivitas media
merupakan suatu metode untuk dalam memberitakan sebuah isu. Peneliti
mempelajari dan menganalisis komunikasi berharap penelitian ini bisa menguatkan
secara sistematik, objektif, dan kuantitatif kajian keilmuan khususnya kajian dengan
terhadap pesan yang tampak. metode content analysis sehingga bisa
Melalui metode analisis isi menjadi dasar dalam membuat analisis
kuantitatif peneliti ingin melihat konten media, agar tidak hanya berdasar
bagaimana media performance yang asumsi atau ujaran-ujaran keberpihakan.
dilakukan oleh Detil.com dan Sehingga temuan penelitian ini bisa
Okezone.com terhadap pemberitaan pasca memberikan sumbangsih bagi tercapainya
reuni 212. Upaya untuk memberikan standing academic Ilmu Komunikasi.
penilaian (assesment) secara ilmiah
terhadap kualitas kerja (performance) PEMBAHASAN
media massa merupakan salah satu topik Media Performance Pada Portal Berita
penting dalam studi mengenai media Detik.com
massa. Pada penelitian ini, peneliti akan Media performance merupakan
menggunakan standar media performance sebuah bentuk evaluasi terhadap kinerja
yang dikemukakan oleh McQuail yaitu pemberitaan yang dilakukan oleh sebuah
pada dimensi faktualitas dan imparsialitas. media massa. Sesuai prinsip media
Dimensi faktualitas meliputi kebenaran performance yang dikemukakan oleh Mc
(factualness, accuracy, completeness, Quail, dimensi faktualitas meliputi
informativeness) dan relevansi (normative kebenaran (factualness, accuracy,
theory, jurnalistic, audience, real world). completeness, informativeness) dan
Sedangkan dimensi imparsialitas akan relevansi (normative theory, jurnalistic,
meliputi balance criteria (equal audience, real world). Sedangkan dimensi
proportional access, even handed imparsialitas akan meliputi balance criteria
evaluation) dan neutral presentation (non- (equal proportional access, even handed
evaluate dan nonsensational)(Quail, evaluation) dan neutral presentation (non-
1992). Dari dimensi-dimensi tersebut akan evaluate dan nonsensational)(Quail, 1992).
dianalisis dengan teknik content analysis Berikut ini temuan data unsur-unsur
untuk mendapatkan data kuantitaif tersebut pada media detik.com dan
presentase masing-masing dimensi. okezone.com
Sehingga dari hasil penelitian ini dapat

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 201
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
Unsur Faktualitas Dalam Berita Pada Berkaitan dengan relevansi berita pada
Detik.com detik.com cukup tinggi yakni sebesar 93%.
Tabel 1 Dapat diartikan jika narasumber yang
Unit Kategori Jumlah Berita dikutip dalam berita detik.com relevan
Presentase
Fakta sosiologis 3 dengan isi10%
berita.
Fakta psikologis 27 Dalam
93% hal Kelengkapan berita,
Relevansi narasumber 27 unsur 5W+1H
93% pada berita detik.com
dengan isi berita menunjukkan angka yang rendah yakni
Unsur 5W+1H dalam 11 sebesar 38%.
38% Dari 29 berita detik.com
berita yang diteliti hanya 11 berita yang
Kesesuaian judul dan 26 mengandung
90% unsur kelengkapan berita.
isi berita Dari data tersebut dapat dikatakan jika

Relevansi sumber dan 28 detik.com97% tidak menjalankan

isi berita profesionalisme jurnalistik. Dimana


seharusnya media yang profesional akan

Dari data di atas dapat diketahui memastikan unsur kelengkapan dalam

bahwa unsur faktualitas pada berita beritanya.

detik.com dilihat dari sisi fakta sosiologis Berdasarkan relevansi kesesuaian

memiliki angka yang cukup rendah yaitu judul dengan isi dalam berita detik.com

sekitar 10 %. Presentase tersebut dapat menunjukkan hasil yang tinggi yakni

diartikan bahwa sebagian besar berita yang sebesar 90%. Dari presentase ini dapat

dimuat di detik.com adalah berita yang diartikan jika detik.com tidak membuat

berdasarkan opini. Sebanyak 27 berita dari pemberitaan yang clickbait. Sedangkan,

total keseluruhan berita pada edisi 3 relevansi sumber dan isi berita dalam

Desember 2018 berlandaskan pada fakta detik.com juga memperlihatkan presentase

psikologis yang artinya berita berdasar yang tinggi yaitu 97%. Dari data tersebut

pada opini seseorang. Detik.com dapat diketahui jika detik.com

cenderung untuk menggunakan prinsip memperhatikan unsur kesesuaian judul, isi

talking journalism dimana reporter hanya dan narasumber.

menggunakan narasi berdasarkan opini Imparsialitas Dalam Berita Pada

seseorang dan tidak berdasarkan kejadian Detik.com

di lapangan. Tabel 2
Unit Kategori Jumlah Berita

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 202
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
Berita memuat dua sisi 16 menyajikan
55%berita dari dua sisi yang
(cover both side) berlawanan dan seimbang.
Berita memuat satu sisi 14 Dari
48% sisi netral atau tidak
saja memihaknya berita dalam detik.com
Berita memuat multi sisi 0 menunjukkan
0% angka yang cukup tinggi
Berita bersifat netral 12 yakni 41%,
41%dapat dipahami jika detik.com
atau tidak memihak belum bersifat netral atau tidak memihak
Berita bersifat positif 11 serta menonjolkan
38% sisi positif ataupun

Berita bersifat negative 8 negatif dari


28% tokoh yang diberitakan.
Sebanyak 11 berita bersifat positif
Berita yang disajikan 26 97%
sedangkan 8 berita bersifat negatif yang
berisi opini yang
diartikan jika pemberitaan yang disajikan
memberikan penilaian
oleh detik.com menonjolkan dukungan
benar atau salah
(pro) terhadap aksi 212 yang diberitakan
Fakta yang disampaikan 3 10%
meskipun presentase yang ditunjukkan
menggunakan bahasa
tidak terlalu besar.
kiasan atau berlebihan
Terkait sisi non-evaluatif
menunjukkan angka 97% yang diartikan
Berdasarkan data di atas dapat
jika berita yang disajikan oleh detik.com
diketahui unsur impartialitas dalam berita
tidak hanya berisi fakta namun juga berisi
detik.com jika dilihat dari sisi berita
opini yang membrikan penilaian terhadap
memuat dua sisi (cover both side)
pihak yang diberitakan tersebut.
menunjukkan presentase 55%. Dari data
Dari 29 berita yang diteliti terdapat
tersebut dapat diartika jika berita yang
3 berita yang menggunakan bahasa kiasan
disajikan oleh detik.com masih
atau berlebihan. Dapat diartikan jika fakta
memperhatikan untuk menampilkan
yang disampaikan oleh detik.com masih
narasumber yang berlawanan. Terdapat 14
ada yang menggunakan bahasa bombastis.
berita yang memuat satu sisi saja. Ini
Unsur Faktualitas Dalam Berita Pada
menunjukkan jika berita yang dibuat tidak
Okezone.com
proporsional karena masih jumlah berita
Tabel 3
yang memuat satu sisi saja masih banyak.
Unit Jumlah Presentase
Sedangkan angka 0% terdapat dalam sisi
Kategori Berita
berita memuat unsur multi sisi, yakni dapat
Fakta 4 36%
diartikan jika detik.com belum dapat

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 203
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
sosiologis narasi berdasarkan opini seseorang dan
Fakta 7 64% tidak berdasarkan kejadian di lapangan.
psikologis Berkaitan dengan relevansi berita,
Relevansi 10 91% okezone.com memiliki prosentase
narasumber sebanyak 91% yang mengartikan bahwa
dengan isi kesesuaian antara narasumber dengan isi
berita berita cukup tinggi. Sedangkan,
Unsur 6 55% profesionalisme jurnalis yang diukur dari
5W+1H berita yang memuat 5W+1H masih
dalam terbilang sedang dengan prosentase 55%
berita saja. Artinya, berita okezone.com masih
Kesesuaian 11 100% kurang dalam kelengkapan informasi
judul dan sebagai suatu berita yang utuh.
isi berita Okezone.com memiliki nilai lebih
Relevansi 11 100% dalam kesesuaian dan isi berita serta
sumber dan relevansi sumber dan isi berita dengan
isi berita prosentase 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa okezone.com memuat berita yang

Dari data di atas dapat diketahui kredibel dalam poin kesesuaian antara

bahwa unsur faktualitas pada berita judul, sumber, dan isi berita meskipun data

okezone.com dilihat dari sisi fakta menunjukkan informasi kurang lengkap

sosiologis memiliki angka yang sedang dari segi kaidah jurnalistik yaitu mencakup

yaitu sekitar 36 %. Prosentase tersebut 5W+1H.

dapat diartikan bahwa sebagian besar Imparsialitas Dalam Berita Pada

berita yang dimuat di okezone.com adalah Okezone.com


berita yang berdasarkan opini dengan total Tabel 4

64%. Sebanyak 11 berita dari total Unit Jumlah Prosentase


keseluruhan berita pada edisi 3 Desember Kategori Berita
2018 berlandaskan pada fakta psikologis Berita 0 0%
yang artinya berita berdasar pada opini memuat dua
seseorang. Okezone.com cenderung untuk sisi (cover
menggunakan prinsip talking journalism both side)
dimana reporter hanya menggunakan Berita 11 100%

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 204
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
memuat satu keseluruhan yang dimuat sejak edisi 3
sisi saja Desember 2018 menunjukkan bahwa
Berita 0 0% berita hanya memuat satu sisi saja. Padahal
memuat multi dalam kaidah jurnalistik, suatu berita bisa
sisi kredibel apabila memuat minimal dua sisi
Berita 3 27% narasumber (cover both sides) sehingga
bersifat netral berita bisa berimbang dan tidak memihak.
atau tidak Keberpihakan media okezone.com
memihak bisa dilihat melalui sifat berita yang sudah
Berita 5 45% diteliti, dari total 11 berita berupa 27%
bersifat berita netral, 45% berita positif, dan 36%
positif berita negatif menggambarkan jika
Berita 4 36% okezone.com cenderung berpihak atau pro
bersifat kepada pemuatan berita aksi 212.
negative Sudah dijelaskan sebelumnya jika
Berita yang 8 73% okezone.com memuat berita talking
disajikan journalism, salah satu data yang
berisi opini mendukungnya yaitu sajian berita berisi
yang opini yang memberikan penilaian benar
memberikan atau salah sebanyak 73%. Sebab opini
penilaian benar atau salah tersebut bisa
benar atau menunjukkan ketidak berimbangan dan
salah menunjukkan ke arah mana berita tersebut

Fakta yang 0 0% berpihak. Beruntungnya, okezone.com

disampaikan dalam menyampaikan fakta tidak

menggunakan menggunakan bahasa kiasan atau

bahasa kiasan berlebihan.

atau
berlebihan Diskusi Teori
Dari data yang telah didapatkan

Dari data imparsialitas berita dari detik.com maka dapat disimpulkan

okezone.com di atas dapat disimpulkan jika detik.com dalam menyajikan

bahwa 11 berita atau 100% dari total pemberitaan aksi 212 dari dimensi

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 205
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
faktualitas masih berdasarkan pada opini unsur berita berupa 5W+1H sebagai syarat
tokoh dan tidak bersumber dari lapangan. berita yang utuh juga belum memenuhi 11
Meski demikian ada pula pembetaan yang berita yang diteliti sejak 3 Desember 2018.
bersumber dari lapangan namun Netralitas berita dari okezone.com
kebanyakan berita berdasarkan opini juga masih minim, sebab data
seseorang terhadap aksi 212. menunjukkan bahwa berita lebih condong
Detik.com yang merupakan salah ke arah pro atau positif terhadap
satu media online terbesar di Indonesia pemberitaan aksi 212. Selain itu, berita
belum bisa menjalankan profesionalisme yang disajikan berisi opini yang
sebagai jurnalis karena masih ditemui memberikan penilaian benar atau salah
unsur berita yang tidak lengkap. Walaupun masih cukup tinggi sebesar 73%. Artinya,
begitu, sebagai media online detik.com keberimbangan berita dari okezone.com
tidak mengikuti trend clickbait yang biasa juga masih dipertanyakan. Beruntungnya,
dilakukan oleh media online saat ini. media tersebut dalam menyampaikan fakta
Detik.com dalam menyajikan berita tidak menggunakan Bahasa kiasan
pemberitaan masih memihak dan belum ataupun berlebihan.
bisa bersikap netral. Uniknya, detik.com Kemudahan situs berita dalam
yang berpihak kepada Jokowi-Ma’ruf saat publikasi berita inilah yang bisa
itu justru pemberitaan yang dibuat lebih mengganggu profesionalitas kerja jurnalis,
berpihak positif pada aksi 212 yang sebab dengan mudahnya membuat berita
dilakukan. melalui opini dari satu sisi narasumber
Sedangkan dari portal berita serta tidak memenuhi kriteria 5W+1H, hal
okezone.com dapat diketahui bahwa media itu tidak bisa menentukan kelengkapan dan
tersebut memanfaatkan sumber berita dari keberimbangan sebuah berita yang
satu sisi saja dan tidak cover both sides, kredibel.
padahal kaidah jurnalistik memastikan Ada fenomena menarik dalam
bahwa berita itu kredibel jika memiliki penelitian ini. Yaitu adanya fenomena
minimal dua narasumber. Situs berita Talking Journalism dan fenomena Pseudo-
okezone.com menjurus pada talking Journalism dalam pemberitaan di portal
journalism, sebab apa yang dikatakan oleh berita online. Jurnalisme semu atau dikenal
narasumber itulah beritanya, tanpa sebagai pseudo journalism, berasal dari
menggali lebih jauh informasi tambahan bahasa pseudo yang berarti tidak nyata,
apa yang terjadi di lapangan. Selain itu, semu atau dibuat-buat dan jurnalisme yang

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 206
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
berarti aktivitas penulisan atau pencarian menekankan kaidah-kaidah jurnalistik
suatu informasi untuk kemudian dalam proses peliputannya. Menurut
disebarluaskan melalui medium tertentu. kaidah jurnalistik, berita jurnalistik harus
Jurnalisme semu dapat diartikan sebagai dipereoleh melalui reportage atau reportase
suatu aktivitas atau kegiatan penulisan dan adalah pemberitaan suatu peristiwa,
pencarian informasi yang dibuat-buat pernyataan, keterangan, pendapat atau ide
sehingga menjadi sesuatu yang terlihat melalui teknik liputan langsung ke tempat
seperti aktivitas jurnalistik demi upaya kejadian, wawancara atau studi literasi.
penggiringan opini masyarakat terhadap Dalam kode etik jurnalistik di pasal
suatu isu yang diangkat(Harsono, 2010). 2 disebutkan bahwa wartawan Indonesia
Jurnalisme semu mulai beredar di harus menempuh cara-cara yang
Indonesia, hal ini dilakukan demi profesional dalam melaksanakan tugas
keuntungan politik atau ekonomi. jurnalistik. Penafsiran cara-cara yang
Bhumika Ghimire dalam laman media profesional dalam pasal tersebut diartikan
korea berbahasa inggris menjelaskan sebagai upaya jurnalis untuk menunjukkan
bahwa, media seringkali menuliskan identitas diri kepada narasumber,
pemberitaan terkait berita luar negeri tanpa menghormati hak privasi, tidak menyuap,
benar-benar mengirimkan reporter keluar dan menghasilkan berita yang faktual dan
negeri demi menghemat keuangan mereka jelas sumbernya dalam proses pencarian
(Ghimire, 2006). Dalam tulisannya yang beritanya. Jikalau jurnalis melakukan
berjudul Technology and Pseudo rekayasa pengambilan dan pemuatan atau
Journalism, dia menggambarkan dilematis penyiaran gambar, foto, suara harus
seorang reporter yang membaca informasi dilengkapi dengan keterangan tentang
melalui media sosial dan kemudian sumber dan ditampilkan secara berimbang,
meneruskanya menjadi semacam berita menghormati pengalaman traumatik
yang dipublikasikan pada media massa. narasumber dalam penyajian gambar, foto,
Hal ini terjadi pula pada portal suara serta tidak melakukan plagiat,
berita detik.com dan okezone.com. termasuk menyatakan hasil liputan
Beberapa berita juga menggunakan wartawan lain sebagai karya sendiri.
pseudo-journalism. Sumber berita Sehingga berdasarkan penjelasan di atas
menggunakan data sepihak dari cuitan di jurnalisme di portal berita di Indonesia,
twitter. Hal ini tentu memberi catatan masih memiliki pekerjaan rumah untuk
buruk bagi jurnalistik yang seharusnya membenahi prinsip-prinsip peliputan yang

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 207
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
benar dan sesuai kaidah jurnalistik agar 6. Kenetralitasan berita dari
menghasilkan karya jurnalistik yang okezone.com juga minim, sebab
berkualitas. data menunjukkan bahwa berita
lebih condong ke arah pro atau
positif terhadap pemberitaan aksi
SIMPULAN 212.
Dari data yang telah didapatkan 7. Fenomena Talking Journalism dan
maka dapat disimpulkan bebrapa hal fenomena Pseudo-Journalism juga
sebagai berikut, masih ditemukan dalam
1. Detik.com dalam menyajikan pemberitaan di portal berita online.
pemberitaan aksi 212 dari dimensi 8. Jurnalisme di portal berita di
faktualitas masih berdasarkan pada Indonesia masih memiliki
opini tokoh dan tidak bersumber pekerjaan rumah untuk membenahi
dari lapangan. prinsip-prinsip peliputan yang
2. Detik.com yang merupakan salah benar dan sesuai kaidah jurnalistik
satu media online terbesar di agar menghasilkan karya jurnalistik
Indonesia belum bisa menjalankan yang berkualitas.
profesionalisme sebagai jurnalis
karena masih ditemui unsur berita DAFTAR PUSTAKA
yang tidak lengkap. Andriyani, F. (n.d.). Dampak Reuni 212:
3. Detik.com dalam menyajikan Anies Sebut Berkah untuk Ekonomi
pemberitaan masih memihak dan Rakyat Kecil, Sandi: Pemesanan
belum bisa bersikap netral. Hotel Meningkat - Tribunnews.com.
4. Okezone.com memanfaatkan Retrieved March 11, 2019, from
sumber berita dari satu sisi saja dan http://www.tribunnews.com/section/2
tidak cover both sides. 018/12/03/dampak-reuni-212-anies-
5. Situs berita okezone.com menjurus sebut-berkah-untuk-ekonomi-rakyat-
pada talking journalism, sebab apa kecil-sandi-pemesanan-hotel-
yang dikatakan oleh narasumber meningkat
itulah beritanya, tanpa menggali Arief, H. (n.d.). Aksi Bunuh Diri Massal
lebih jauh informasi tambahan apa Pers Indonesia (II). Retrieved March
yang terjadi di lapangan. 11, 2019, from
https://kumparan.com/hersubeno-

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 208
KOMPARASI MEDIA PERFORMANCE DALAM PEMBERITAAN
PASCA REUNI 212
arief/aksi-bunuh-diri-massal-pers- Berita Detik.com, Kompas.com dan
indonesia-ii-1543836710540308269 Antaranews.com periode Oktober -
Dominick, R. D. W. dan J. R. (2000). Desember 2014) | Cakrawala.
Mass Media Research An Cakrawala, 1. Retrieved from
Introduction (6th ed.). Belmont: https://ejournal.uksw.edu/cakrawala/a
Wadsworth Publishing Company. rticle/view/499
Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengantar Teori Komunikasi Massa McQuail -
Metodologi untuk Penelitian Ilmu Konsep - Karakteristik -
Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial PakarKomunikasi.com. (n.d.).
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Retrieved March 13, 2019, from
Media Group. https://pakarkomunikasi.com/teori-
Ghimire, B. (2006). Technology and komunikasi-massa-mcquail
Pseudo-Journalism - OhmyNews
International. Retrieved December 6,
2019, from
http://english.ohmynews.com/articlev
iew/article_view.asp?at_code=36661
1&no=308711&rel_no=4
Harsono, A. (2010). Agama Saya adalah
Jurnalisme. Yogyakarta: Kanisius.
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis
Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Quail, D. M. (1992). Media Performance
Mass Communicaton and Public
Interest. New York: SAGE
Publication.
Suprobo, T., Siahainenia, R., & Sari, dan
D. K. (2016). ANALISIS FRAMING
MEDIA ONLINE DALAM
PEMBERITAAN PROFIL DAN
KEBIJAKAN MENTERI SUSI
PUDJIASTUTI (Studi Pada Situs

Jurnal Riset Komunikasi


http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRKom 209

Anda mungkin juga menyukai