Anda di halaman 1dari 2

Media Massa dan Realitas

Konstruktivisme memandang realitas sebagai sesuatu yang ada dalam beragam bentuk
konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersikap lokal dan spesifik, serta
tergantung pada pihak yang melakukannya. Jesse Delia dan koleganya dalam Theories of
Human Communication (Littlejohn, 1995) menyatakan bahwa individu menginterpretasi dan
bertindak menurut kategori-kategori yang terkonsep dalam pikirannya. Realitas tidak dipahami
dalam bentuk aslinya, tetapi melewati proses penyaringan melalui perspektif seseorang dalam
memandang sesuatu.

Doris Graber (Severin dan Tankard, 2005:95) mengadakan sebuah penelitian yang
mengindikasikan bahwa seseorang menggunakan skema tertentu untuk memproses artikel
berita dari surat kabar atau siaran radio. Dia menemukan bahwa seseorang memproses berita
dari surat kabar dengan melakukan penyejajaran langsung berita surat kabar dengan skema
yang memiliki keterkaitan dengan berita, seperti menyebut seorang tokoh politik yang baru
muncul dengan veteran politik, seperti “Nixon baru”. Selain itu, individu juga memproses
melalui inferensi dengan menilai sebuah peristiwa berdasarkan peristiwa lain yang terjadi
sebelumnya, seperti menyatakan bahwa gencatan senjata di Libanon tidak akan berjalan mulus
karena gencatan senjata di Irlandia Utara tidak bekerja dengan baik). Graber juga menemukan
bahwa dalam memproses artikel berita surat kabar, seseorang cenderung melihat pada
kesimpulan yang ditarik dari bukti, bukan pada bukti itu sendiri. Dalam memproses berita
melalui skema merupakan cara yang efektif dalam menghadapi informasi yang berlebihan.

Dalam era modernisasi, media massa memegang peranan penting dalam menyampaikan dan
menyebarkan informasi secara cepat. Denis McQuail (1987) mengemukakan lima fungsi utama
media di masyarakat, yaitu:

a. Informasi
Media menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi yang ada di masyarakat dan
dunia, menunjukkan hubungan kekuasaan, serta memudahkan inovasi, adaptasi, dan
kemajuan.
b. Korelasi
Media menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna suatu peristiwa dan informasi,
sekaligus menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
c. Kesinambungan
Media mengekspresikan budaya dominan, mengakui budaya khusus dan budaya baru, serta
meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
d. Hiburan
Media menyediakan sarana hiburan, pengalih perhatian dan relaksasi, serta meredakan
ketegangan sosial.
e. Mobilisasi
Media mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam segala bidang.

Kelima fungsi ini menyiratkan suatu kesan positif dari keberadaan media massa. Dalam
kenyataannya, terdapat sisi-sisi negatif yang tersembunyi dari fungsi media tersebut, yaitu:

a. Dalam memberikan informasi mengenai suatu peristiwa atau isu, kebebasan media massa
ditentukan oleh kepemilikan media, situasi ekonomi media, undang-undang, serta segala
kebijakan menyangkut industri yang berkaitan dengan media massa. Kuantitas dan kualitas
informasi yang disediakan bergantung kepada siapa pemilik media, kondisi finansial atau

Artikel Komunikasi
Kumpulan Artikel Yang Membahas Tentang Ilmu Komunikasi
http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com
Web lainnya:
http://www.facebook.com/ade.salam.9 http://tinyurl.com/9r64daw http://to.ly/eemQ www.investasibca.com/?id=abdulsalam
pendanaan sebuah media, aturan-aturan dalam menyebarkan informasi, serta keadaan
unsur-unsur penunjang media seperti distribusi dan bahan-bahan produksi media.
b. Penafsiran atau interpretasi media atas suatu peristiwa atau isu dapat dipandang sebagai
bentuk pengendalian masyarakat. Pendapat masyarakat diarahkan melalui pernyataan-
pernyataan media yang sebenarnya telah dipengaruhi oleh aspek-aspek lain di luar
kebebasan pers itu sendiri. Penting atau tidaknya sebuah informasi ditentukan pula oleh
wewenang media dalam menentukan skala prioritas sebuah peristiwa atau isu yang akan
diberitakan.

Untuk media cetak, khususnya surat kabar, sebuah kerangka tertentu digunakan dalam
menyusun berita sebagai komoditasnya. Pamela J. Shoemaker dan Stephen Reese (1996)
menyebutkan bahwa konstruksi berita pada dasarnya merupakan sebuah kesatuan informasi
verbal dan visual yang didistribusikan secara kuantitatif dan kualitatif di dalam content media
(dalam Jurnalisme Damai; Iswandi Syahputra, 2006:53). Sisi kuantitatif dapat dilihat melalui
frekuensi kemunculan berita tersebut, jumlah istilah atau pemakaian istilah dalam berita, serta
durasi berita tersebut. Sisi kualitatif dilihat dari persepsi khalayak terhadap berita. Namun
secara umum, segi kualitatif ini biasanya memperhatikan unsur objektivitas (melihat realitas
media dan realitas sosial) dan faktualitas (muatan kebenaran berdasarkan fakta relevan).

Kedua unsur ini sering mendapat sorotan karena proses penyusunan berita itu sendiri
menerima banyak pengaruh dari berbgai pihak. Pihak media memiliki ideologi yang ingin
mereka refleksikan melalui berita-berita yang mereka sampaikan, yang ditunjukkan dalam cara
penulisan berita, bentuk penceritaan suatu peristiwa, atau penentuan fakta mana yang harus
ditekankan atau justru dihilangkan. Realitas yang dikonstruksikan oleh media sering kali
diadopsi oleh masyarakat menjadi realitas sosial yang ada, sehingga unsur objektivitas sedikit
dipertanyakan akibat ada unsur kepentingan.

DAFTAR PUSTAKA

Severin, Werner J. dan James W. Tankard Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan
di Dalam Media Massa. 2005. Jakarta: Prenada Media.

Syahputra, Iswandi. Jurnalisme Damai: Meretas Ideologi Peliputan di Area Konflik. 2006.
Yogyakarta: Penerbit PIDEA (Kelompok Pilar Media).

Artikel Komunikasi
Kumpulan Artikel Yang Membahas Tentang Ilmu Komunikasi
http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com
Web lainnya:
http://www.facebook.com/ade.salam.9 http://tinyurl.com/9r64daw http://to.ly/eemQ www.investasibca.com/?id=abdulsalam

Anda mungkin juga menyukai