Anda di halaman 1dari 1

Kerugian Sektor Pariwisata akibat Corona

PERUSAHAAN perjalanan wisata mulai melakukan efisiensi. Diperkirakan hampir 50


persen perusahaan telah meliburkan karyawannya hingga akhir bulan ini. Langkah itu diambil
untuk menghindari gelombang PHK yang berpotensi terjadi karena anjloknya permintaan
perjalanan wisata sebagai dampak dari virus Corona atau Covid-19.
Sejak mewabahnya virus Corona pada awal tahun memang sudah terjadi penurunan aktivitas
perjalanan wisata. Tren penurunan terus berlangsung seiring semakin bertambahnya kasus
yang ditemukan dan jumlah negara yang melaporkan.
Sudah tidak ada kegiatan karena tidak dibolehkan. Indonesia memang tidak lockdown hanya
berbagai kegiatan massal dihentikan sementara dan semua objek wisata ditutup. Bahkan
wabah ini pun juga membuat beberapa negara memberlakukan sistem lockdown. 
Sistem lockdown merupakan cara negara melakukan karantina massal pada semua warganya
untuk mengurangi penyebaran virus corona. Satu dari sekian negara yang memberlakukan
sistem lockdown adalah Arab Saudi. Ibadah haji dan umrah pun turut ditutup sementara
sehingga Kota Mekkah kini dikabarkan sepi pengunjung.
Penampakan Kota Mekkah yang berubah drastis hingga jalanan nyaris kosong, Ka’bah
disterilkan untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona ini. Sehingga banyak pembatalan
yang dilakukan yang menyebabkan kerugian besar dimana-mana tidak hanya hotel, restoran,
manufaktur, tetapi juga perusahaan perjalanan wisata yang mengalami banyak kerugian
karena banyaknya pembatalan perjalanan wisata yang akan mereka lakukan

Langkah efisiensi tersebut tidak bisa terlalu lama dilakukan tergantung dari masing-masing
kemampuan perusahaan. Akan tetapi, langkah ini mungkin hanya dapat bertahan sampai
enam bulan mendatang apabila tidak juga ada perubahan sebelum akhirnya gulung tikar. Para
perusahaan sangat mengharapkan Virus Covid 19 atau yang disebut Corona ini segera beres.

Anda mungkin juga menyukai