Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini pada era revolusi industri 4.0, masyarakat sangat
mengandalkan teknologi, bisa dikatakan bahwa masyarakat tidak dapat dipisahkan oleh
teknologi. Teknologi yang semakin pesat membuat masyarakat luas menjadi lebih terbantu
terlebih dalam hal berkomunikasi, bahkan dapat menyebarkan informasi dengan mudah
dengan adanya bantuan dari internet. Internet menjadi hal yang sangat penting dalam
masyarakat di era teknologi yang meluncur pesat. Dilansir dari We Are Social, pengguna
internet global menyentuh tingkat 4,95 miliyar di awal tahun 2022, dengan presentasi 62,5
persen dari total populasi dunia. Mengutip dari BPS (Badan Pusat Statistik) dalam buku
“Memaksimalkan Penggunaan Media Sosial Dalam Lembaga Pemerintah” (KOMINFO,
2021), masyarakat Indonesia yang menggunakan internet pada tahun 2021 berjumlah 62,10
persen dari keseluruhan total penduduk.
Mengutip dari Hakim, Dkk (2017) bahwa internet telah menguasai kemajuan
teknologi yang ada di dunia dengan cepat dan semakin canggih, maka dari itu tidak dapat
menyangkalnya lagi jika internet telah menjadi kebutuhan primer banyak orang. Dari
berbagai golongan telah menggunakan internet pada saat ini mulai dari balita hingga lansia,
dengan adanya internet mereka dapat membuka berbagai platform media sosial dengan bebas.
Terdapat banyak jenis media sosial yang dapat kita temukan platform media sosial
yang tersebat di internet dengan memiliki karakterisitiknya masing masing seperti pengguna
dapat terhubung satu sama lain dengan membuat profil yang berisikan tentang informasi
pribadi hingga dapat berikirim pesan singkat yakni seperti Facebook dan Instagram. Adapula
media sosial yang di dominasi oleh konten tulisan dengan dapat ditampilkan secara
kronologis yakni seperti Twitter dan masih banyak lagi platform media sosial dengan
berbagai karakteristiknya (KOMINFO, 2021).
Kemudahan dalam mengakses internet, membuat banyak sekali media-media
penghubung untuk berkomunikasi yaitu media sosial. Pada saat ini media sosial adalah alat
dalam berkomunikasi dan menjadi alat penyebaran informasi secara cepat dan menyeluruh.
Media sosial juga tidak memiliki batasan dalam menampilkan diri mereka di publik
(Setiawan, 2020). Menurut KBBI, media sosial merupakan suatu halaman aplikasi yang dapat
membuat berbagi isi atau dapat terlibat dalam jejaring sosial. Maka dari itu, media sosial
merupakan platform berbasis internet yang mudah digunakan sehingga memungkinkan
penggunanya untuk membuat dan berbagi konten baik itu berupa informasi, opini, dan minat
yang terdapat konteks yang beragam kepada publik.
Tabel 1.1
Jumlah pengguna aktif media sosial tiap tahun secara global
Rentang Waktu Persentase

Januari 2012 – Januari 2013 16.0%

Januari 2013 – Januari 2014 7.9%

Januari 2014 – Januari 2015 11.9%

Januari 2015 – Januari 2016 11.0%

Januari 2016 – Januari 2017 20.9%

Januari 2017 – Januari 2018 14.6%

Januari 2018 – Januari 2019 8.3%

Januari 2019 – Januari 2020 7.2%

Januari 2020 – Januari 2021 13.2%

Januari 2021 – Januari 2022 10.1%

Sumber: We Are Social

Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya cukup banyak dengan


memiliki berbagai macam suku, ras, dan agama didalamnya dengan pulau pulau yang
memisahkan daerah daerah disekitarnya. Berbagai kalangan masyarakat Indonesia telah
banyak yang mengakses media sosial. Mengutip dari DataIndonesia.id yang berdasarkan
laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media soial di Indonesia itu terdapat sebanyak
191 juta orang di tahun 2022, melihat semakin banyaknya tren yang bermunculan juga
membuat semakin bertambahnya jumlah pengguna media sosial di Indonesia.
Mengutip dari Azka, Dkk (2018) di dalam Kandell (1998) bahwa mahasiswa
merupakan salah satu dari pengguna media sosial terbanyak, seperti yang di survei oleh APJII
bahwa semakin tinggi Pendidikan seseorang maka semakin sering orang itu dalam
menggunakan media sosial. Di kalangan mahasiswa sendiri media sosial cukup merebak
karena aktivitas mereka tidak bisa terlepas dari media sosial. Bahkan mahasiswa dalam
penggunaan media sosial mereka dapat menghabiskan waktunya hingan 3 – 5 jam dalam
sehari.

Tabel 1.2
Media sosial yang sering digunakan di Indonesia

Nama Aplikasi Persentase

WhatsApp 88.7%
Instagram 84.8%
Facebook 81.3%
Tiktok 63.1%
Telegram 62.8%
Twitter 58.3%
Facebook Messenger 48.6%
Line 39.7%
Pinterest 36.7%
Kuaishou 35.7%
Linkedin 29.4%
Snapchat 17.7%
Discord 17.6%
Skype 14.9%
Likee 14.2%
Sumber: Andi.link
Pada tabel 1.2 memperlihatkan gambar dimana ada ada beberapa unicorn media sosial
pada tahun 2022 yang paling sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Platform media
sosial 6 besar yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia yakni WhatsApp dengan
jumlah 88,7 persen, Instagram dengan jumlah 84,8 persen, Facebook dengan jumlah 81,3
persen, Tiktok dengan jumlah 63,1 persen, Telegram dengan jumlah 62,8 persen, dan Twitter
dengan jumlah 58,3 persen.
Pada penelitian ini akan berfokus kepada media sosial Twitter. Twitter merupakan
jejaring soial dan microblog daring dimana penggunanya dapat mengirim dan membaca
pesan berupa teks. Platform ini yang didirikan oleh Twitter, Inc termasuk yang cukup lama
telah berdiri yakni pada 21 Maret 2006 tidak kehilangan pamornya hingga saat ini. Banyak
yang menggunakannya, seperti kalangan remaja yang memanfaatkan untuk saling
berinteraksi dengan teman terdekat maupun teman dunia maya. Bahkan para remaja yang
memiliki akun Twitter ini memberikan citra tersendiri dengan menuliskan kata-kata yang
bijak di tiap tweets, mengunggah foto dan video, berbagai lokasi yang mereka kunjungi,
melakukan kritik pedas, mengunggah hal-hal yang berbau lucu, bahkan menginformasikan
kondisi pribadi yang terjadi (Anasari, 2015).
Menjadi salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia, peneliti menjadi tertarik untuk melihat bagaimana para penggunanya
mepresentasikan diri di media sosial Twitter. Terkhusus, pada mahasiswa FISIP Unsri
Palembang yang menggunakan Twitter. Karena dilihat dari salah satu akun Twitter yang
dikelola oleh mahasiswa Unsri untuk wadah bercerita mahasiswa, yaitu @unsrifess yang
telah memiliki 16,8 ribu pengikut. Hal ini menandakan bahwa, ada banyak sekali mahasiswa
Unsri yang menggunakan media sosial Twitter. Peneliti ingin mengetahui apa yang menjadi
alasan mahasiswa FISIP Unsri Palembang menggunakan media sosial Twitter dan bagaimana
mahasiswa FISIP Unsri Palembang mempresentasikan diri dalam media sosial Twitter.
2. Rumusan Masalah

Masalah yang ingin dikaji pada penelitian ini adalah “Bagaimana presentasi diri
pengguna media sosial Twitter pada mahasiswa FISIP Unsri Palembang?” untuk menjawab
masalah penelitian, penulis dapat membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana backstage presentasi diri dari mahasiswa FISIP Unsri Palembang di
Twitter?
2. Bagaimana frontstage presentasi diri dari mahasiswa FISIP Unsri Palembang di
Twitter?
3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah untuk
memahami:
a. Tujuan Umum
Untuk memahami presentasi diri pengguna media sosial Twitter pada mahasiswa
FISIP Unsri Palembang.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami alasan mahasiswa FISIP Unsri menggunakan media sosial
Twitter berperilaku sesuai dengan keinginan atau yang diharapkan.
2. Untuk memahami presentasi diri mahasiswa FISIP Unsri pada saat menggunakan
media sosial Twitter dalam menunjukan citra aslinya.
4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca,
baik secara teoritis maupun praktis.
5. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis pada penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
lingkungan akademis dan memperkaya ilmu pengetahuan. Penelitian ini diharapkan dapat
berkontribusi bagi perkembangan ilmu sosial, terkhusus dalam perkembangan ilmu Sosiologi
dalam cabang ilmu Sosiologi Komunikasi dan Psikologi Sosial.
6. Manfaat Praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan


terhadap presentasi diri dan interaksi sosial dalam menggunakan media sosial, terkhusus
media sosial Twitter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Hildagardis Ananta Primarani (2018)

Penelitian oleh Hildagardis Ananta Primarani (2018) yang berjudul “Narsisme


dan Presentasi Diri Kalangan Anak Muda dalam Fitur Instagram Stories”. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma fenomenologis.
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pemahaman masyarakat tentang narsisme
melalui artikulasi dalam media sosial temporer yaitu Instagram Stories. Pada
penelitian ini didapatkan bahwa pemahaman dan kesadaran akan konsep narsisme
serta sifat temporer dari Instagram Stories turut mempengaruhi presentasi diri.
Presentasi diri juga dipengaruhi oleh peran para subjek penelitian seperti public
figure, selebgram atau mahasiswa biasa. Respon dari orang-orang sekitar terhadap
konten yang dibuat, situasi dan suasana dalam membuat konten juga menjadi faktor
dalam mempengaruhi presentasi diri.
2. Penelitian M. Ikhlasul Amal, Agus Naryono dan Adi Nugroho (2020)

Penelitian oleh M. Ikhlasul, dkk. (2020) yang berjudul “Penggunaan Media


Sosial Twitter Sebagai Media Presentasi Diri Pada Preferensi Politik”. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana serta alasan bagi para pegiat sosial media Twitter menggunakan akun
media sosial Twitter sebagai media dalam mempresntasikan diri, khususnya berkaitan
dengan preferensi akan politik terutama dalam merespon informasi mengenai Puan
Maharani dalam konteks Pemilihan Presiden 2024 pada media sosial Twitter.
Hasilnya, ditemukan bahwa para pegiat media sosial memilih twitter sebagai
penunjang kebutuhan presentasi diri karena sifat dari Twitter yang memungkinkan
partisipasi, keterbukaan dan saling terhubung. Twitter menjadi wadah yang tidak
luput dalam konteks Pemilihan Presiden 2024.
3. Penelitian Ida Ayu Nyoman Sutriani (2022)
Penelitian oleh Ida Ayu Nyoman Sutriani (2022) yang berjudul “Aktualisasi
Diri dan Media Sosial (Dramaturgi Kaum Milenial dalam Media Sosial TikTok).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui fenomenologi.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam terkait fenomena
mengkontruksi identitas sebagai wujud aktualisasi diri pengguna media sosial TikTok.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa kebebasan dalam menggunakan media
sosial TikTok memungkinkan penggunanya dapat menampilkan citra dirinya sesuai
dengan apa yang diinginkan, tetapi reaksi atas kesan yang ditampilkan oleh seseorang
di media sosial ditentukan oleh publik.
4. Penelitian Felly Aulia Girnanfa dan Anindita Susilo (2022)

Penelitian oleh Felly Aulia Girnanfa dan Anindita Susilo (2022), berjudul
“Studi Dramaturgi Pengelolaan Kesan Melalui Twitter Sebagai Sarana Eksistensi
Diri Mahasiswa di Jakarta”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan metode studi dramaturgi. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin
mengetahui pengelolaan kesan mahasiswa di Jakarta melalui media sosial Twitter
sebagai sarana eksistensi diri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, dapat disimpulkan bahwa setiap informan memiliki dua sisis dimana terdapat
sisi panggung depan dan panggung belakang. Panggung depan merupakan panggung
dimana para informan menampilkan perannya sebaik mungkin sebagai mahasiswa.
Pengelolaan kesan yang dilakukan oleh para informan sebagai panggung belakang di
Twitter, dilatarbekangi oleh alasan ketertarikan informan dalam menggunakan meia
sosial Twitter. Twitter digunakan untuk menyalurkan ekspresi serta mencari informasi
yang cepat dan mudah untuk didapatkan. Di panggung inilah, hal-hal yang
disembunyikan oleh informan di panggung depan dapat terungkap melalui fitur-fitur
yang ada di Twitter.
5. Penelitian Novi Ansari dan Pambudi Handoyo (2015)
Penelitian Novi Ansari (2015) yang berjudul “Media Sosial Sebagai
Panggung Drama (Studi Deskriptif Presentasi Diri Pengguna Twitter di Kalangan
Mahasiswa Unesa)”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesan yang ditampilkan
mahasiswa Unesa dalam menggunakan media sosial Twitter. Dari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, diperoleh kesimpulan bahwa mahasiswa Unesa melakukan
pertunjukan peran dengan menampilkan kesan tertentu yang diamati melalui aktivitas
timeline Twitter penggunanya.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Identitas Jurnal Persamaan Perbedaan

1 Primarani (2018), Universitas Persamaan yang Penelitian terdahulu


Airlangga dimiliki adalah ingin lebih melihat aspek
melihat presentasi narsisme dalam
diri kaula muda menggunakan media
dalam menggunakan sosial.
media sosial.

2 Amal, Naryoso & Nugroho (2020), Persamaannya Lebih fokus


Universitas Diponegoro adalah melihat motif terhadap preferensi
penggunaan media politik pengguna
sosial Twitter media sosial Twitter.
sebagai media
presentasi diri.

3 Sutriani (2022), Widya Duta, Vol. 17 Sama-sama melihat Fokus kajiannya


No. 2 presentasi diri adalah media sosial
pengguna media TikTok.
sosial.

4 Girnanfa dan Susilo (2022), Journal of Persamaannya Tidak fokus


New Media and Communication, adalah peneliti ingin terhadap alasan
Vol.1 No.1 mengetahui mengapa mahasiswa
presentasi diri menggunakan media
mahasiswa sosial Twitter
pengguna media sebagai media
sosial Twitter. presentasi diri.

5 Anasari dan Handoyo (2015), Peneliti ingin Peneliti pada


Paradigma, Vol. 3 No. 3 melihat bagaimana penelitian terdahulu
presentasi diri tidak fokus terhadap
mahasiswa dalam alasan mahasiswa
menggunakan media memilih media
sosial Twitter. sosial Twitter dalam
mempresentasikan
diri.

2. Kerangka Pemikiran
a. Mahasiswa
Mengutip dari halaman Website Universitas Medan Area Fakultas ISIPOL, Sarwono
menjelaskan bahwa mahasiswa merupakan seseorang yang telah terdaftar di dalam
salah satu perguruan tinggi dengan perkiraan umur antara 18 hingga 30 tahun,
mahasiswa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang mendapatkan status
karena ada ikatan dengan perguruan tinggi.
Menurut Cahyono (2019), mahasiswa memiliki tempat tersendiri di dalam lingkup
masyarakat, maka dari itu mahasiswa berperan penting seperti berperan sebagai agent
of change (agen perubahan), social control (kontrol sosial), iron stock (generasi
penerus yang Tangguh), dan moral force (suri tauladan)

b. Media Sosial
1) Pengertian Media Sosial
Perkembangan teknologi yang terjadi dari masa kemasa terus berkembang menjadi
canggih karena dinamika yang ada di masyarakat mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Teknologi menciptakan berbagai kecanggihan didalamnya, salah
satunya platform media sosial. Menurut Cahyono (2016) media sosial merupakan
sebuah media online, dimana para penggunanya dapat mudah dalam mengakses
bahkan mencipatakan jejaring sosial, blog, forum forum virtual, wiki, dan masih
banyak lagi, dengan kata lain media sosial ini dapat dengan mudah
menghubungkan dan mendukung interaksi sosial melalui teknologi. Media sosial
merupakan sebuah platform yang berbasis internet yang mudah digunakan oleh
penggunanaya dengan membuat serta membagikan konten-konten dalam konteks
yang beragam di dalamnya kepada masyarakat luas, maka dari itu media sosial
disebut sebagai multipler effect atau mempunyai efek yang berantai dimana proses
transmisinya tidak berhenti di satu audiens saja (KOMINFO, 2018).
2) Karakteristik Media Sosial
Media sosial tentu memiliki karakteristik, ada beberapa karaketeristik yang
ada pada media sosial, seperti menurut Nasrullah (2016) terdapat 6 karakteristik
media sosial seperti, jaringan (network ), informasi (information), arsip (archive),
interaksi (interactivity), simulasi sosial (simulation of society), dan konten oleh
pengguna (user-generated content) (Kurnia, dkk., 2018).
Karakteristik lainnya yang dimiliki oleh media sosial antara lain (KOMINFO,
2018) :
a) Merupakam platform yang berbasis pengguna.
Sebelum media sosial mendominasi, konten-konten ditampilkan dengan sifat
satu arah yang dikelola oleh satu pihak yang biasa yang disebut webmaster.
Namun saat ini, konten dapat tersebar di segala media sosial dengan di
kendalikan oleh pemilik akun media sosial tersebut.
b) Bersifat interaktif.
Pada saat setiap platform media sosial yang popular akan dianggap penting
oleh para pengguna, karena interaksi yang terjadi didalam tiap konten yang
dibuat dan akan dibahas dalam sebuah indikator dalam penilaian keberhasilan
suatu konten.
c) Pengguna merupakan pembuat konten.
Platform media sosial merupakan berbasis pengguna, jadi konten yang dibuat
di dalam suatu platform itu sepenuhnya ada didalam kendali dan tanggung
jawab masing masing pengguna.
d) Bergantung pada hubungan antar pengguna hingga komunitas yang terburuk.
Semakin tinggi hubungan yang terjalin antar pengguna media sosial, yang
mengakibatkan semakin besar pula interkasi di dalamnya termasuk komunitas
yang akan terbentuk.
e) Memberikan peluang koneksi yang nyaris tak terbatas.
Platform media sosial dapat memungkinkan semua penggunanya terhubung
satu sama lain, dimana pun, dan kapan pun selama terhubung dengan internet.
3) Jenis-jenis Media Sosial
Menurut Nasrulah (2015) ada enam kategori yang dapat membagi jenis dari
media sosial, yaitu:
a) Media Jejaring Sosial merupakan sarana untuk melakukan interaksi sosial,
setiap pengguna akan membentuk jaringan pertemanan baik yang diketahui
maupun belum dikathui di dunia nyata.
b) Jurnal online atau disebut juga sebagai blog, merupaka situs pribadi yang
dapar memungkinkan penggunanya dalam beraktifitas seperti saling berbagi
dan memberi komentar apa saja yang dibagikan oleh penggunanya.
c) Jurnal online sederhana atau bisa disebut juga microblog, ini jenis media sosial
yang memfasisilitasi penggunanaya dalam mempublikasikan aktifitas bahkan
pendapatnya.
d) Media berbagi, merupakan media sosial yang memfasilitasi penggunanya
dalam berbagi media.
e) Penanda sosial yakni situs yang mengorganisasi, menyimpan, mengelola, serta
mencari infromasi.
f) Media konten bersama atau wiki, yang merupakan situs hasil kolabroasi
penggunanya yang menyerupai kamus atau insiklopedia.
Menurut (KOMINFO, 2018) banyak sekali platform media sosial yang
tersebar di internet pada saat ini, berdasarkan karaketristiknya bahkan jenisnya.
Maka dari itu jenis-jenis media sosial menurut Kaplan dan Andreas (2010) sebagai
berikut:
a) Proyek Kolaborasi (Collaborative Projects)
Dimana situs yang membebaskan penggunanya dalaam membuat suatu konten
yang akan disajikan. Salah satunya seoerti Wikipedia
b) Blog dan Microblog
Platform ini dapat membebaskan para penggunanya dalam membuat konten
yang walaupun di dominasi oleh tulisan dan ditampilkan dengan secara
kronologis, ini merupakan awal bentuk pengembangan media sosial. Seperti
Twitter
c) Komunitas Konten (Content Communities)
Platform media sosial ini yang mana dapat memungkinkan penggunanya
dalam berbagi konten dengan tipe konte yang berbeda beda tiap pemiliknya,
seperti Youtube.
d) Situs Jejaring Sosial (Social Networking Sities)
Media sosial yang penggunanya dapat terhubung satu sama lain dengan cara
membuat profil yang berisikan informasi pribadi dan dapat mengakses profil
satu sama lain hingga berkirim pesan. Misalnya Facebook.
e) Virtual Game World
Platform yang satu ini merupakan dunia tiga dimensi dengan berinterkasi
melalui suatu permainan dengan menggunakan animasi animasi seperti berada
di dunia nyata. Seperti, Mobile Legend.
f) Virtual Social Words
Platform yang menyerupai virtual game world, hanya berbeda pada interaksi
yang ditawarkan lebih bebas seperti pada kehidupan nyata. Misalnya, Second
Life.
4) Manfaat Media Sosial
Penggunaan media sosial tidak terlepas dari kegunaan atau manfaatnya, seperti
yang dijelaskan dibawah ini mengenai manfaat media sosial bagi individu dan
kelompok atau organisasi (KOMINFO, 2018) antara lain sebagai berikut:

Individu:
1. Dapat membantu para penggunanya dalam berinteraksi satu sama lain dengan
siapapun, kapan pun, dan dimana pun menggunakan koneksi internet.
2. Dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan diri, karena menginat
cakupan media sosial yang luas dapat menjadikan media sosial sebagai tempat
sarana belajar.
3. Menjadikan suatu hiburan, konten yang banyak dan dapat tersebar dan tidak
sedikit masyarakat yang menjadikan media sosial sebagai saran hiburan
mereka dalam keseharian masyarakat.
4. Dapat membantu dalam hal pekerjaan, dengan menggunakan media sosial
banyak pekerjaan yang ada seperti penulis, konten kreator, dan masih banyak
lagi.

Organisasi:
1. Media komunikasi digital menyerupai dengan fungsi media sosial bagi
individu, dimana saat ini organisai pun ikut menggunakan media sosial sebagai
alat komunikasi.
2. Menjadi media pemasaran, karena cakupa media sosial yang luas ini
menjadikan peluang dalam hal meningkatkan penjualan dan pemasaran digital.
5) Twitter
Pada saat ini platform media sosial di internet sangant beragam jenisnya, salah
satunya seperti aplikasi media sosial Twitter. Twitter merupakan sebuah layanan
bagi orang terdekat yang dibentuk oleh Twitter Inc untuk berkomunikasi serta
terhubung melalui pertukaran pesan dan juga pengguna dapat memposting Tweet,
Tweet yakni setiap pesan yang diposting para penggunanya ke Twitter yang
berisikan foto, video, tautan, serta teks. Lalu pesan tersebut akan terkirim ke profil
dan juga terkirim ke pengikut di Twitter.
c. Teori Dramaturgi
Mengutip dari salah satu artikel Kriyantono (2017) presentasi diri merupakan
sesuatu dimana seseorang ataupun kelompok dalam mengendalikan kesan orang lain
terhadap seseorang atau kelompok. dengan pendapat lain jika presentasi diri itu
merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mencapai citra yang mereka
inginkan (Fitriana & Yuniati, 2021). Presentasi diri tak hanya dapat dilakukan di
dunia nyata namun juga dapat dilakukan secara virtual ataupun di dunia maya, seperti
di lakukan di platform media sosial dimana dapat mengekspresikan diri melalui media
sosial bagi para penggunanya, dengan berbagai fitur yang di berikan oleh masing
masing media sosial untuk mempresentasikan diri mereka atau untuk menampilkan
citra yang baik yang ditapilkan (Dewi, 2018)
Menurut Teori Dramaturgi merupakan teori yang berasal dari salah satu karya
Erving Goffman yakni the Presentation Of Self In Everyday Life (1959). Menurut
buku Ritzer, teori dramaturgi membahas mengenai kehidupan sosial dalam suatu
rangkaian sandiwara dramatik yang menyerupai dengan apa yang ditampilkan
layaknya diatas panggung. Goffman mengatakan diri bukan milik dari seorang aktor,
akan tetapi sebagai suatu produk interaksi dramatik antara aktor dan audiens. 
Analogi teatrikal Goffman terdapat hubungan dengan pembedaan antara antara
anggota tim dan audiens yakni dibedakan antara bagian “pentas – depan” (frontstage),
yakni bagian dimana audiens berperilaku  atau berinteraksi sesuai dengan keinginan
atau yang diharapkan dan “pentas – belakang” (backstage), yakni bagian dimana
indvidu menunjukkan citra aslinya. Goffman juga menjelaskan bahwa kegiatan yang
dilakukan pada situasi sosial itu disebut sebagai penampilan (performance).
Asumsi menurut Goffman sendiri yakni ketika seseorang berinterkasi, mereka
menginginkan suatu gambaran dari diri yang akan mereka terima dari orang lain yang
disebut sebagai pengelolaan pesan (impression management), teknik ini digunakan
untuk memupuk suatu kesan di dalam situasi situasi tertentu agar mendapatkan sutau
tujuan tertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan seluruh proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan fenomena yang menjadi objek
penelitian. Penelitian ini mengenai presentasi mahasiswa FISIP Unsri Palembang dalam
menggunakan media sosial Twitter dengan metode menggunakan metode penelitian
kualitatif. Melalui metode penelitian kualitatif deskriptif, penelitian ini dapat memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai presentasi diri yang dilakukan oleh Mahasiswa FISIP
Unsri dalam menggunakan media sosial Twitter,
Peneliti mengumpulkan data secara langsung untuk mendapatkan informasi secara
menyeluruh mengenai presentasi diri mahasiswa FISIP Unsri Palembang dalam
menggunakan media sosial Twitter. Informasi yang diperoleh akan diolah menjadi format
tulisan dan direpresentasikan dari umum ke khusus. Penelitian ini berjenis fenomenologi
yang bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap bagaimana mahasiswa FISIP Unsri
Palembang mempresentasikan diri menggunakan media sosial Twitter. Penelitian ini
menggunakan pertanyaan terbukan sehingga peneliti menemukan pemahaman secara
mendalam mengenai presentasi diri Mahasiswa FISIP Unsri Palembang dalam menggunakan
media sosial Twitter.
2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk
memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung (Darmadi, 2011). Lokasi yang
diambil pada penelitian ini adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sriwijaya, Kota Palembang. Alasan pemilihan lokasi dilatarbelakangi oleh banyaknya
mahasiswa Universitas Sriwijaya yang menggunakan media sosial Twitter dilihat dari
pengikut akun @unsrifess yang menjadi tempat berkeluh kesah mahasiswa Universitas
Sriwijaya secara anonim sebesar 16.8 ribu pengikut. Hal ini yang menjadi alasan pemilihan
lokasi penelitian karena peneliti ingin mengetahui bagaimana presentasi diri mahasiswa
FISIP Unsri Palembang dalam menggunakan media sosial Twitter.
3. Fokus Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sriwijaya Palembang pada mahasiswa yang menggunakan media sosial Twitter. Fokus
penelitian adalah suatu rangkaian di dalam penelitian kualitatif yang dijelaskan sebagai pusat
atau pembahasan yang akan di bahas di dalam suatu topik penelitian (Sugiyono, 2011) Fokus
penelitian yang dilakukan di FISIP Unsri Palembang pada mahasiswa jurusan Administrasi
Publik, Sosiologi, Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional yang menggunakan media
sosial Twitter dalam kesehariannya.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuallitatif, data yang
disajikan adalah dalam bentuk kata verbal dan bukan dalam bentuk angka. Sumber
data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu data primer dan
data sekunder.
b. Sumber Data
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan peneliti bermaksud untuk menyelesaikan
permasalahan yang sedang diteliti, yaitu mengenai presentasi diri mahasiswa FISIP
Unsri Palembang dalam menggunakan media sosial Twitter. Data dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau lokasi objek penelitian di
FISIP Unsri Palembang. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
hasil wawancara mendalam langsung pada informan utama sebagai mahasiswa
FISIP Unsri Palembang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan selain dari data primer. Data
sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka buku, literatur, dan
dokumen mengenai presentasi diri dalam menggunakan media sosial. Peneliti telah
menemukan alasan dan faktor menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-
hari dan bentuk presentasi diri yang dilakukan dalam menggunakan media sosial.
5. Penentuan informan
Informan adalah individu atau kelompok yang memahami permasalahan yang sedang
dibahas, informan dapat membantu peneliti sebagai sumber informasi terkait penelitian yang
sedang dilakukan. Peneliti memilih informan yang menjadi objek penelitian, yaitu mahasiswa
FISIP Unsri Palembang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive, yaitu
teknik penentuan sumber data mempertimbangkan terlebih dahulu dan tidak secara acak,
melainkan menentukan informan yang sesuai kriteria dengan masalah penelitian. Kriteria
yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa FISIP Unsri Palembang yang memiliki akun media sosial Twitter.
2. Mahasiswa FISIP Unsri Palembang yang menggunakan media sosial Twitter.
6. Peranan Peneliti

Peranan peneliti dalam penelitian ini adalah mencari informasi mengenai informan
dan menganalisa perilaku penggunaan media sosial Twitter pada mahasiswa FISIP Unsri
Palembang, kemudian mengidentifikasi informan untuk dapat masuk ke dalam kriteria yang
diinginkan. Peneliti akan melakukan observasi terhadap akun media sosial Twitter
mahasiswa Unsri secara umum yang menjadi pengikut akun media sosial Twitter @unsrifess.
Kemudian peneliti akan melakukan pendekatan melalui wawancara langsung dengan
mahasiswa FISIP Unsri Palembang yang menggunakan media sosial Twitter dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder untuk mengungkap, memperjelas, mendeskripsikan dan menganalisis tentang
presentasi diri mahasiswa FISIP Unsri Palembang dalam menggunakan media sosial Twitter.
Maka dari itu untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam
pengumpulan data, antara lain :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan penelitian yang dalam istilah lain adalah
pengamatan, pengamatan ini bertujuan agar mendapatkan data lapangan (Triyono,
2021). Menurut Guba dan Lincoln menjelaskan bahwa observasi merupakan salah
satu peneliti untuk mendapatkan datanya dengan didasarakan pada pengalaman
langsung si lapangan, memungkinkan dalam melihat dan mengamati peristiwa, dapat
mencatat langsung kejadian di lapangan dengan pengetahuan proposional yang
dimiliki oleh peneliti, mengantisipasi adanya kekeliruan, serta mampu memahami
situasi dan kondisi. Pada penelitian ini observasi penelitian difokuskan dengan
mengamati dan menganalisis akun media sosial Twitter mahasiswa FISIP Unsri
Palembang.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan Teknik dimana pengumpulan data dengan cara
mendapatkan informan yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan
dengan informan atau tanya jawab (Triyono, 2021). Wawancara dilakukan melalui
beberapa pertanyaan baik yang terstrtuk maupun tidak terstruktur. Wawancara yang
tidak terstruktur juga dapat disebut sebagai wawancara mendalam. Wawancara
mendalam merupakan proses yang kepentingan dalam penelitian dengan cara
bercengkrama antara peneliti dan informan. Wawancara yang dilakukan pada
penelitian ini yaitu wawancara secara tatap muka langsung dengan mahasiswa FISIP
Unsri Palembang yang menggunakan media sosial Twitter.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebuah teknik penelitian yang dimana dengan cara melakukan
analisis dokumen yang ada, dokumen tersebut dapat berupa dokumen pribadi yang
berisikan karangan seseorang, dokumen resmi terdiri daru eksternal dan internal,
materi dan audio visual yang dapat berasal dari audio visual (Triyono, 2021). Peneliti
mengambil beberapa informasi dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai
presentasi diri dalam menggunakan media sosial, terkhusus media sosial Twitter yang
akan dijadikan acuan dalam analisis data pada penelitian ini.
8. Unit Analisis

Unit analisis menurut (Sugiyono, 2011) adalah Teknik analisis untuk menjawab
rumusan maslah atau untuk menguji hipotesis yang telah di rumuskan di dalam proposal.
Sedangkan menurut buku Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, analisis data merupakan
sebuah upaya dengan dilakukannya suatu yang menggunakan data, mengorganisasikan data,
memilah dan menjadikan satuan yang akhirnya dapat dikelola. Unit analisis yang dipilih
adalah individu mahasiswa FISIP Unsri Palembang yang menggunakan media sosial Twitter
dalam kehidupan sehari-hari.
9. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai
sumber, cara, waktu yang beragam untuk diuji keabsahan datanya sehingga dapat
memecahkan permasalahan dan membantu menguatkan kredibilitas data dalam penelitian
kualitatif. Peneliti melakukan uji kredibilitas data dengan teknik triangulasi teknik.
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda, seperti data yang diperoleh dari seorang informan berasal dari
wawancara yang mendalam, observasi dan kuesioner (Sugiyono, 2013).
10. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara analisis data
model interaktif. Menurut Miles dan Huberman mengatakan bahwa dalam analisis data
kualitatif, dilakukan secara interaktif dan belangsung secara terus menerus sehingga data
dapat dikatakan jenuh (Sugiyono, 2013). Terdapat tiga komponen dalam teknik analisis data,
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Reduksi data bertujuan untuk memberikan gambaran data yang lebih jelas dan
dapat mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Dengan data yang telah direduksi, peneliti dapat mengaitkan antara data satu dengan
yang lain lebih mudah serta dapat memudahkan peneliti ketika akan menganalisis
data.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil melalui wwawancara
mendalam dan observasi pada akun media sosial Twitter mahasiswa FISIP Unsri
Palembang.
2. Penyajian Data
Data yang disajikan adalah hasil dari temuan di lapangan, baik secara
wawancara mendalam maupun observasi agar dapat dilihat oleh pembaca. Penyajian
data dalam penelitian yaitu untuk memudahkan proses pemahaman terhadap masalah
penelitian dan mendapatkan analisis yang lebih mendalam.
3. Penarikan Kesimpulan

Peneliti menyimpulkan semua hasil informasi dari informan dengan cara


menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan dan menceritakan hasil yang
diperoleh selama penelitian. Dari data yang telah didapatkan di lapangan, kemudian
diperiksa dan pembuktian terhadap temuan-temuan yang bersifat konsisten dapat
membantu peneliti dalam menarik kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Amal, M. I., Naryoso, A., & Nugroho, A. (2020). Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai
Media Presentasi Diri pada Preferensi Politik. Universitas Diponegoro, 5(3), 248–253.
Anasari, N., & Handoyo, P. (2015). Media Sosial Sebagai Panggung Drama (Studi Deskriptif
Presentasi Diri Pengguna Twitter di Kalangan Mahasiswa Unesa). Jurnal Paradigma,
03(03), 1–5.
Anonim. (2022a). DIGITAL 2022: ANOTHER YEAR OF BUMPER GROWTH. We Are
Social.
Anonim. (2022b). Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada 2022.
DataIndonesia.Id. https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-
indonesia-capai-191-juta-pada-2022
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di
Indonesia. Publiciana. https://doi.org/10.32923/asy.v5i2.1586
Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.
Fitriana, R. M., & Yuniati, U. (2021). Hubungan Motif Penggunaan Instagram Sebagai
Media Pembentukan Citra dengan Presentasi Diri. Jurnal Sosiohumaniora Kodepena
Information Center for Indonesian Social Science, 2, 1–141.
http://jsk.kodepena.org/index.php/jsk/article/view/83
Girnanfa, F. A., & Susilo, A. (2022). Studi Dramaturgi Pengelolaan Kesan Melalui Twitter
Sebagai Sarana Eksistensi Diri Mahasiswa di Jakarta. Journal of New Media and
Communication, 1(1), 58–73. https://doi.org/10.55985/jnmc.v1i1.2
KOMINFO. (2018). Memaksimalkan Penggunaan Media Sosial Dalam Lembaga Pemerintah.
In Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Vol. 4, Issue 1).
Kurnia, N. D., Johan, R. C., & Rullyana, G. (2018a). Hubungan Pemanfaatan Media Sosial
Instagram Dengan Kemampuan Literasi Media di UPT Perpustakaan Itenas. Edulib,
8(1), 1. https://doi.org/10.17509/edulib.v8i1.10208
Kurnia, N. D., Johan, R. C., & Rullyana, G. (2018b). Hubungan Pemanfaatan Media Sosial
Instagram Dengan Kemampuan Literasi Media Di UPT Perpustakaan Itenas. 8(1), 1.
https://doi.org/10.17509/edulib.v8i1.10208
Primarani, H. A. (2018). Narsisme dan Presentasi Diri Kalangan Anak Muda dalam Fitur
Instagram Stories. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Airlangga, 74, 9.
Retasari Dewi, P. A. J. (2018). Dramaturgi Dalam Media Sosial : Second Acount di
Instagram Sebagai Alter Ego. Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(3), 340–347.
Riyanto, A. D. (2022). Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2022. We Are
Social. https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2022/
Setiawan, R., & Audie, N. (2020). Media Sosial Instagram Sebagai Presentasi Diri Mahasiswi
Pendidikan Sosiologi Untirta. Community : Pengawas Dinamika Sosial, 6(1), 10.
https://doi.org/10.35308/jcpds.v6i1.1792
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sutriani, I. A. N. (2022). Aktualisasi Diri dan Media Sosial (Dramaturgi Kaum Milenial
dalam Media Sosial TikTok). Widya Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama Dan Ilmu Sosial
Budaya, 17(2), 89–98.
Triyono, A. (2021). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. CV. Bintang Pustaka Madani.

Anda mungkin juga menyukai