Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sebagaimana ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun


2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota perlu menetapkan Peraturan
Menteri Perhubungan tentang Pembangunan Pelabuhan Rakyat. Fungsi Pelabuhan
Rakyat sangat penting karena berkaitan dengan terciptanya tatanan sosial
kehidupan masyarakat yang baik dan berkualitas.
Pelabuhan Rakyat adalah bangunan yang berfungsi sebagai pangkalan
tempat mengikat/menambat perahu saat berlabuh, sekaligus berfungsi sebagai
tempat menunggu bagi penumpang dan menimbun barang sementara.
Sebagaimana diketahui, seiring dengan laju perkembangan pembangunan
disegala sektor dan jumlah penduduk yang semakin meningkat, maka tuntutan
dalam pelayanan Dermaga menjadi sangat penting. Adanya penyediaan sarana
Dermaga yang baik dan layak, bermutu, merata, dan terjangkau bagi seluruh
masyarakat terutama di kab. Buton Selatan.
Maka pemerintah kab. Buton Selatan berinisiatif untuk merencanakan
Pembangunan Pelabuhan Rakyat yang merupakan salah satu penunjang Dermaga
yang berfungsi berfungsi sebagai pangkalan tempat mengikat/menambat perahu
saat berlabuh, sekaligus berfungsi sebagai tempat menunggu bagi penumpang dan
menimbun barang sementara. Oleh karena itu Pembangunan Pelabuhan Rakyat
sangat diperlukan.
Dengan adanya perencanaan yang sistematis dan tepat guna maka
diharapkan perencanaan tersebut dapat diaplikasikan dilapangan sebagai bagian
pembangunan Pelabuhan Rakyat yang berkualitas sesuai visi misi pemerintah Kab.
Buton Selatan. DINAS PERHUHBUNGAN Kab. Buton Selatan yang mempunyai
tugas pokok didalam merencanakan dan mengadakan Rehabililtasi. Pemerintah
Kab. Buton Selatan melalui DINAS PERHUHBUNGAN, berupaya untuk
merencanakan serta mendesaign suatu bangunan yang mampu menunjang
kebutuhan masyarakat sekitar akan Tambatan Perahu yang memiliki standar dan
mutu yang berkualitas melalui pembangunan, pemeliharaan, dan untuk
meningkatkan dan pengembalian kondisi sarana dan prasarana pembangunan
yang berkualitas. Untuk melaksanakan perencanaan Pembangunan Pelabuhan

perencanaan Pembangunan Pelabuhan Rakyat 1


Laporan Pendahuluan

Rakyat dibutuhkan ketersediaan desain yang mendetail/terinci untuk pedoman


dalam pelaksanaan pekerjaan fisik.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 MAKSUD
Maksud pengadaan jasa konsultansi adalah sebagai petunjuk bagi
Konsultan Perencana yang memuat masukan, azas, kriteria dan
posisi yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan
diinterprestasikan dalam melaksanakan tugas. Dengan pengarahan
ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik untuk mendapatkan keluaran dimaksud.

1.2.2 TUJUAN
Tujuan pengadaan jasa konsultansi adalah membuat gambar
Perencanaan dengan aspek teknis dan aspek administrasi yang dapat
digunakan untuk proses pelelangan.

1.3. DASAR PELAKSANAAN

1.3.1. Dasar pelaksanaan pekerjaan ini adalah Surat Perjanjian perencanaan


Pembangunan Pelabuhan Rakyat dengan CV. THREES
CONSULTANT.

1.3.2 Pekerjaan perencanaan ini dari dari DINAS PERHUBUNGAN Kota


Baubau kepada CV. THREES CONSULTANT sebagai pelaksana
kegiatan Perencanaan.

1.4. SASARAN

Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersedianya data sebagai acuan/pedoman


dalam pelaksanaan pengolahan data lapangan perencanaan Pembangunan
Pelabuhan Rakyat beserta bangunan-bangunan pelengkapnya di Kab. Buton
Selatan.

1.5. LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan meliputi :


1) Melakukan kajian referensi dan studi terkait

perencanaan Pembangunan Pelabuhan Rakyat 2


Laporan Pendahuluan

2) Pekerjaan pendahuluan, meliputi : persiapan (internal tim, mobilisasi).


Penyusunan rencana kerja, pengumpulan data lapangan, survey awal.
3) Penyiapan penyusunan program kerja (alur pikir & jadwal), penyusunan
instrumen pendataan (peralatan, bahan & tenaga) yang akan dilibatkan.
4) Survey identifikasi.
5) Kajian peruntukan lahan dari rencana tapak mengikuti persyaratan tata
bangunan dan lingkungan (Permenhub 57 tahun 2020) dan ketentuan
lainnya.
6) Rancangan desain arsitektur terhadap seluruh gedung berdasarkan utilitas
beserta komponennya.
7) Analisis data hasil survey lapangan.
8) Kajian analisis Bill of Quantity dan biaya konstruksi.

A. Survei Pendahuluan

Pelaksanaan Survei Pendahuluan bertujuan untuk :


a) Mendapatkan informasi awal mengenai lokasi pekerjaan, kondisi
lingkungan, letak geografis daerah pekerjaan.
b) Memberikan gambaran potensi daerah dan manfaat pembangunan
perencanaan Tambatan Perahu untuk daerah Kab. Buton Selatan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalam pelaksanaan Survei


Pendahuluan yakni pengamatan lokasi, untuk mengetahui :
a) Lokasi jalan sebagai salah satu fasilitas mobilisasi transportasi darat
yang digunakan penyedia jasa dalam merencanakan pembangunan
ditinjau dari aspek teknis, operasional, keselamatan perjalanan,
sosial, ekonomi dan manfaat.
b) Seberapa luas area yang perlu disurvei baik hidrologi maupun
topografi dan melakukan pengukuran dengan theodolite guna
mengetahui panjang dan lebar pada beberapa tempat yang
diperlukan.
c) Kondisi lingkungan, antara lain menyangkut keberadaan pemukiman
masyarakat, daratan (hutan lindung, hutan bakau), sosial dan lain-
lain di lokasi rencana pembangunan gedung labkesda dan sekitarnya.
d) Proyeksi penduduk pada lokasi pekerjaan beberapa tahun kedepan
untuk mengetahui tingkat kemajuan perkembangan pembangunan
gedung-gedung disekitarnya serta kepadatan lalu lintas pada tahun-
tahun kedepan.

perencanaan Pembangunan Pelabuhan Rakyat 3


Laporan Pendahuluan

Pengumpulan data-data sekunder meliputi data-data kondisi


perencanaan Pembangunan Pelabuhan Rakyat meliputi Rencana
Umum Tata Ruang (dari PEMDA setempat).

1.6. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan adalah :


a) Undang-Undang Republik Indonesia No.61 tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan
b) peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532).
c) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
d) PP no 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang;
e) PP no 26 tahun 2008 rencana tata ruang wilayah nasional;
f) PP no 39 tahun 2006 tentang tatacara pengendalian dan evaluasi rencana
pembangunan;
g) UU no 26 tahun 2007 tentang penataan ruang
h) Bahwa sesuai penjelasan ayat (8) pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 36
tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 tahun
2002 tentang Bangunan Gedung, penyelenggaraan bangunan gedung
negara diatur oleh Menteri Pekerjaan Umum;
i) Bahwa sesuai dengan Lampiran C Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
penetapan kebijakan pembangunan serta pengelolaan gedung dan rumah
negara merupakan urusan Pemerintah;
j) Bahwa bangunan gedung negara merupakan salah satu aset milik negara
yang mempunyai nilai strategis sebagai tempat berlangsungnya proses
penyelenggaraan negara yang diatur dan dikelola agar fungsional, andal,
efektif, efisien, dan diselenggarakan secara tertib;
k) Bahwa dalam rangka pembangunan bangunan gedung negara sebagai
bagian awal dari proses penyelenggaraan bangunan gedung negara yang
fungsional, andal, efektif, efisien, dan diselenggarakan secara tertib,
diperlukan adanya Pedoman Teknis sebagai landasan dalam
penyelenggaraan pembangunannya;

perencanaan Pembangunan Pelabuhan Rakyat 4


Laporan Pendahuluan

perencanaan Pembangunan Pelabuhan Rakyat 5

Anda mungkin juga menyukai