3
Faktor pemicu
peningkatan kasus
COVID-19 pada anak:
TERTULAR DARI
TERTULAR DARI LINGKUNGAN SOSIAL
KELUARGA TERPAPAR BERMAIN DAN INTERAKSI
ANAK.
5
GEJALA PADA BAYI 0-3 TAHUN
Kategori:RINGAN Jenis Perawatan: Isoman
Batuk yang terus-menerus disertai dengan
kesulitan bernapas. napas
yang pendek.
Penurunan jumlah urine karena terus- Terlihat gusar dan tidur tidak
menerus tenang karena rasa nyeri di sekujur
menolak untuk menyusu. tubuhnya.
7
5. Saturasi oksigen <92%
Gejala Pada Bayi 0 Bulan-3 Tahun
Kategori: Kritis
Jenis Perawatan: HCU-ICU
Rumah Sakit
Demam
Batuk (kering
Lelah
Tidak bernapsu makan
Pusing/sakit kepala
Dehidrasi
Tidak dapat mencium
Tidak dapat mengecap rasa
Nyeri
Sakit tenggorokan
Kedinginan dan influensa
Mual muntah
Diare
Radang, ruam kulit
Tarikan napas 12-20x/menit
Saturasi oksigen 95%
10
GEJALA PADA ANAK
4-18 TAHUN
o Kategori: Sedang
Jenis Perawatan: Rumah Sakit
o Memiliki gejala dari kategori ringan
o Mengalami Multi Inflammatory Syndrome
o Bernapas pendek, tanpa gangguan
o pernapasan
o Jumlah tarikan napas dalam 1 menit
o (menarik dan membuang napas):
o 20-30x/menit
o Saturasi oksigen <92%
11
GEJALA PADA ANAK
4-18 TAHUN
o Kategori: Kritis
12
Tes COVID-19
pada anak
Tes Molekuler.
Tes yang paling umum adalah polymerase chain reaction
(PCR) yang memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi
dengan metode usap hidung dan tenggorokan untuk
pengambilan sampel uji.
Tes Antigen.
Tes dengan metode usap hidung atau tenggorokan. Hasil tes
antigen positif umumnya bisa diandalkan. Bila hasil tes antigen
negatif, tes PCR mungkin diperlukan agar ibu bisa memastikan
anak tidak terinfeksi.
Tes Antibodi.
Tes dengan memeriksa sampel darah untuk menemukan protein
khusus yang disebut antibodi. Tubuh membuat protein tersebut
untuk melawan virus penyebab COVID-19. Jadi, tes antibodi
bisa memberitahu apakah anak pernah terinfeksi COVID-19 di
masa lalu, bahkan meskipun tidak ada gejala..
13
1. Hindari penularan virus di dalam rumah
• Pisahkan zona pasien dengan zona bersih di rumah.
Upayakan jarak minimal 1 meter dengan anak yang sakit.
• Bila harus memakai kamar mandi bersama, upayakan
anak yang positif memakai paling akhir dan beri jarak
dengan pengguna kamar mandi berikutnya.
• Upayakan ventilasi yang baik untuk pergantian udara.
ISOMAN
2. Gunakan masker dengan benar
• Anak usia 2tahun keatas dianjurkan selalu memakai masker
dengan tepat di zona bersih. Berikan istirahat masker
PADA
apabila anak di ruang sendiri dan tidak perlu digunakan saat
tidur.
ANAK
• Buang masker dan sarung tangan ditempat plastik
khusus dan buang di tempat sampah berbeda;
ASKEP
ANAK
DENGAN
COVID-19
PS DENGAN GEJALA BERAT
SISTEM PERNAPASAN
o • Pengkajian harian terhadap kemampuan nafas spontan pasien harus dilakukan pastikan pasien berada
Pengkajian dalam posisi semi fowler (30-45°) [32], dan hentikan aliran udara dengan menjepit ETT untuk
mencegah aerosolisasi jika terputusnya sirkuit tidak dapat dihindari [33]
• Posisi prone sejak awal perawatan pada PARDS dengan kategori sedang (moderate) atau
Intervensi berat (severe) (misal: PaO2/FiO2 < 150; OI ≥ 12; OSI ≥ 10. Durasi posisi prone dilakukan
Implementasi
antara 12- 18 jam per hari (hindari adanya jeda).Posisi prone dapat dihentikan jika
PaO2/FiO2 ≥ 150; OI <12; OSI < 10 .
• Tidak perlu penggantian sirkuit ventilator kecuali terjadi kontaminasi bakteri
• Penggunaan terapi inhalasi pada pasien COVID-19 yang tidak diintubasi sebaiknya
dihindari. Penggunaan inhaler atau spacer dengan dosis terukur lebih disukai jika
memungkinkan
• Pada pasien yang terintubasi, pemberian inhalasi dianjurkan menggunakan alat yang
tersambung dengan breathing circuit, misalnya continuous inhalation Aeroneb solo.
• Selalu gunakan teknik suction tertutup (closed (in-line) suction) . Fisioterapi rutin tidak
direkomendasikan . Namun, pertimbangan yang bersifat individual diperlukan
16
PERAWATAN ANAK
DENGAN HIPERTERMIA
Intervensi o Intervensi non-farmakologis dapat digunakan untuk demam seperti: modifikasi suhu ruangan
yang optimal, penggunaan pakaian katun tipis, intervensi pendinginan eksternal seperti water
tepid sponge (WTS), dan penggunaan kipas angin.
Implementasi
o Untuk tindakan kolaboratif, antipiretik dapat digunakanan seperti parasetamol (10–15 mg / kgBB
/ dosis setiap 4–6 jam jika diperlukan). Hindari penggunaan ibuprofen dan NSAID lainnya
(Kaushik et al., 2020; Sharma et al., 2020) dan lakukan isolasi hingga anak bebas panas selama
72 jam dan minimal 7 hari setelah resolusi gejala atau 2 kali sampel negatif terpisah 24 jam.
o Jaga agar anak-anak tetap tenang dan berikan obat penenang segera ketika kejang terjadi.
Kolaborasikan dengan dokter anak untuk terapi lebih lanjut.
o Setelah pengobatan antipiretik, pantau suhu tubuh pasien, produksi keringat, dan perubahan
elektrolit dengan cermat. Keringkan keringat pasien dan ganti pakaian dan seprai setelah banyak
berkeringat. Gunakan tindakan lembut saat mengganti pakaian dan tempat tidur. Perlakukan
pakaian dan seprai yang terkontaminasi sebagai kain yang dapat menyebabkan infeksi dan
masukkan ke dalam kantong linen infeksius.
o Motivasi pasien yang mampu mengonsumsi makanan oral mandiri untuk minum lebih banyak air,
dan melapor ke dokter untuk mendapatkan suplemen cairan tepat waktu jika diperlukan
17
PERAWATAN ANAK DENGAN
MASALAH NYERI AKUT
Pengkajian o Perawat anak hendaknya malakukan pemantauan dan pencatatan nyeri.
o Perawat anak dapat melakukan penilaian nyeri berdasarkan penilaian diri
pasien, misalnya pada anak dewasa dengan menggunakan skala analog
visual (VAS) atau penilaian skala numerik (NRS) [69]. Skala pengukuran nyeri
lain yang dapat digunakan diantaranya Pieces of Hurt Tool, Faces Pain Scale,
Oucher, FLACC Scale, dan Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) .
Intervensi Langkah pertama dalam memerangi infeksi bakter I, enggorokan adalah kumur air
asin, yang sangat cocok untuk mengecerkan lendir dan membantu membuang
Implementasi
bakteri. Teh panas, air hangat, madu efektif untuk meredakan nyeri ringan dan
pembengkakan mukosa dirongga tenggorokan
18
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
PEMANTAUAN STATUS HIDRASI
Pengkajian o Beberapa anak dengan COVID-19 mengalami gangguan asupan dan kehilangan
cairan seperti mual, malas minum, muntah, dan diare .
o Terapi cairan konservatif yang dapat dilakukan yaitu dengan membatasi volume
cairan pasien sesuai dengan kondisi hemodinamik, jumlah pembatasan cairan
19 disesuaikan dengan rumus Holliday-Segar yang disesuaikan dengan cairan
keseimbangan dan kondisi klinis pasien
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN
DUKUNGAN PSIKOLOGIS ANAK
DENGAN COVID-19
Pengkajian o Dampak psikososial pada anak yang dikarantina diantaranya maniak
neuropsikiatri, stigma psikososial [85], gangguan stres akut, gangguan
penyesuaian diri, dan kesedihan [86
23
TERIMAKASIH