Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

MENYUSUN TUGAS AKHIR BERDASARKAN VISUAL ANALOGUE


SCALES

BAB I PENDAHULUAN
I Latar Belakang Masalah
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah sekolah menengah yang
mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, dan program profesi serta spesialis
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan berdasarkan budaya bangsa Indonesia2.
Perguruan tinggi merupakan tempat pendidikan tinggi peserta didik disebut dengan
mahasiswa. Berkuliah menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan tugas akhir
dalam memperoleh gelar sarjana (S1), yaitu dengan tugas akhir disebut skripsi. Skripsi
merupakan suatu karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian mahasiswa tingkat akhir. Tugas
akhir merupakan syarat utama bagi mahasiswa untuk mendapatkan gelar kelulusan sarjana, di
mana tidak semua mahasiswa memiliki kesiapan untuk menghadapi tugas akhir tersebut. Ini
biasanya memiliki fase stresor tersendiri di kalangan mahasiswa tingkat akhir.
Dalam menghadapi tugas akhir ini terjadi bukan karena proses penyusunan tugasnya
yang panjang, namun ini di anggap demikian dapat menyebabkan beberapa mahasiswa
menjadi cemas dalam menghadapi tugas akhir tersebut1. Penyusunan tugas akhir (skripsi)
sudah menjadi kewajiban mahasiswa dalam mengerjakan, untuk mendapatkan gelar di akhir
jenjang perkuliahan. Penulisan skripsi telah memberikan pengalaman belajar terhadap
mahasiswa dalam menyelesaikan setiap tantangan yang ada secara ilmiah3. Dengan
mempersiapkan karya tulis ilmiah (skripsi) ada berapa faktor yang menghambat mahasiswa
untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah tersebut yaitu ragu dalam menentukan sebuah topik,
kemudian bingung untuk memulai dari mana, sulit mencari sumber pendukung sehingga
dilanda rasa malas untuk mengerjakannya, dan cemas untuk menghadap dosen bimbingan
sehingga menjadi sulit menyelesaikan tugas akhir tersebut 4^.
Salah satu dampak dari kecemasan ialah dimana kecemasan yang meningkat sehingga
dapat menghambat komunikasi mahasiswa bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi.
Dosen pembimbing dan juga mahasiswa bimbingan sangat membutuhkan interaksi peranan
komunikasi yang bisa mempengaruhi kognitif, afektif, beserta perilaku mahasiswa untuk
menyelesaikan tugas akhirnya. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa mahasiswa bisa
mengalami stres selama periode sebelum memulai bimbingan maupun saat berlangsungnya
bimbingan tersebut. Hal ini menjadi stresor utama bagi mahasiswa yang memiliki tekanan
akademis dalam proses bimbingan itu sendiri sehingga disebut kecemasan akademis, yang
artinya ialah memiliki perasaan seperti cemas, tegang dan takut pada suatu hal yang di
anggap berlebihan 1. Mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir juga mengalami tingkat
perasa yang cemas seperti merasa minder, lebih bodoh, diri merasa tidak mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan tugas akhir, perasaan sangat sedih, pola pikir terganggu,
tidak percaya pada diri sendiri, tiba-tiba mengalami pusing, dan terkadang marah maupun
tersinggung dengan hal kecil.
Kecemasan merupakan keadaan dimana mengakibatkan seseorang merasa tidak
tenang, tidak nyaman, rasa takut, khawatir, dan tidak tentram dalam segala hal sehingga
diikuti berbagai gejala fisik 4. American Psychological Association mengatakan bahwa gejala
fisik bisa berupa pusing berkeringat, gemetar, serta detak jantung yang sangat sepat. Pada
dasarnya kecemasan sudah menjadi kehidupan sehari-hari yang dirasakan setiap orang.
Tingkat kecemasan terbagi menjadi empat bagian yang bisa mengidentifikasi kecemasan
yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan kecemasan berat
sekali/panik5. Setiap orang mempunyai tingkat kecemasan berbeda-beda, tergantung
bagaimana cara seseorang itu bisa menyesuaikan dirinya dengan kondisi yang dapat memicu
kecemasan tersebut. Apabila seseorang bisa menyesuaikan kecemasan tersebut dengan baik
maka itu bisa ditangani dengan baik begitu pula dengan sebaliknya bisa menghambat
kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana upaya monitoring dengan tingkat kecemasan mahasiswa
bimbingan semester akhir dalam proses penyusunan tugas akhir”.

II. Identifikasi Masalah


1. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir?
2. Bagaimana gambaran tingkat ketegangan pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir?
3. Bagaimana gambaran tingkat ketakutan gagal pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir?
4. Bagaimana gambaran tingkat kesulitan tidur pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir?
5. Bagaimana gambaran tingkat kesulitan konsentrasi pada mahasiswa yang
sedang menyusun tugas akhir?
6. Bagaimana gambaran tingkat perasaan sedih/depresi pada mahasiswa yang
sedang menyusun tugas akhir?

III. Tujuan Penelitian


Tujuan umum: Untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyusun
tugas akhir
Tujuan Khusus:
1. Untuk memberi gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir.
2. Untuk memberi gambaran tingkat ketegangan pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir.
3. Untuk memberi gambaran tingkat ketakutan gagal pada mahasiswa yang
sedang menyusun tugas akhir.
4. Untuk memberi gambaran tingkat kesulitan tidur pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir.
5. Untuk memberi gambaran tingkat kesulitan konsentrasi pada mahasiswa yang
sedang menyusun tugas akhir.
6. Untuk memberi gambaran tingkat perasaan sedih/depresi pada mahasiswa
yang sedang menyusun tugas akhir.

IV. Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi mahasiswa semester akhir yang sedang mengalami tingkat
kecemasan, ketegangan, takut gagal, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan
perasaan sedih/depresi yaitu untuk memberikan gambaran dalam menghadapi
tugas akhir.
2. Manfaat bagi dosen dalam membimbing supaya lebih mengetahui setiap
kekurangan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir.
V. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
1. Subjek Penelitian adalah mahasiswa/i Universitas Advent Indonesia yang
sedang menjalankan tugas akhir
2. Objek penelitian adalah tingkat kecemasan mahasiswa/i Universitas Advent
Indonesia yang sedang menyusun tugas akhir. tingkat kecemasan mahasiswa/i
diukur berdasarkan Visual Analogue Scales dengan menggunakan kuesioner.
3. Penelitian akan dilakukan dari bulan Maret-April tahun 2023 di kampus
Universitas Advent Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Visual Analogue Scales


2.1.1. Definisi Visual Analogue Scales
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA) yang merupakan untuk mengukur
instrumen disebut “state” dimana anxietas yang dialami merupakan pengertian dari Anxiety
Analog Scale (AAS). Visual Analog Scale for Anxiety memiliki (6) enam aspek yang di
kutip oleh dengan penilaian “1. Cemas (firasat buruk, tidak berani dengan pilihan sendiri
dan gampang ntersinggung). 2. Tegang (letih lesu, gelisah, gentar, gampang terganggu). 3.
Takut Gagal, (menunda waktu). 4. sulit untuk tidur,(tidak bisa tidur, sering terbangun, takut
terhadap gelap). 5. sulit berkonsentrasi (daya ingatan turun, sering kelupaan, ganguan
konsentrasi tergagu). 6. perasaan sedih atau depresi (tidak ada niat, perasaan sering
terganggu, marah pada diri sendiri)”. Dengan demikian peneliti meminta responden untuk
memberikan tanda perasaan pada keenam kotak bergaris 100 mm dengan itu responden dapat
menentukan pada aspek kecemasan yang sudah diteliti. Skala angka (0) merupakan titik
permulaan/ tidak mengalami gejala sama sekali, sementara skala angka 100 merupakan
keadaan ekstrim/sangat memiliki kecemasan berat. VAS-A juga disebut alat ukur yang cukup
reliable dimana bisa digunakan dalam mengukur kecemasan.
Visual Analog Scale (VAS) adalah skala respons psikometrik yang digunakan untuk
mengukur karakteristik atau sikap subjektif dan sudah digunakan di masa lampau untuk
seluruh gangguan, serta juga dalam riset pasar serta ilmu sosial. Visual analogue scale
menurut merupakan suatu tanggapan psikologis yang bisa digunakan dengan kuesioner dan
instrumen pengukuran karakteristik subjek. American osychological association
memperkenalkan visual analogue scale (VAS) bahwa VAS sudah biasa dilakukan oleh dokter
maupun ahli psikologi, akan tetapi kemungkinan tidak menutup apabila digunakan terhadap
dunia lain. Dalam VAS ini hanya ada satu pertanyaan yang akan diberikan peneliti kepada
responden. Pada VAS memiliki skala likert yang artinya garis lurus dari 0-100 atau 0-10,
dengan menggunakan skala yang didukung oleh visual analogue scale berupa gambar
ekspresi rasa sedih.

2.2. Alat Ukur Tingkat Kecemasan


Dengan mengetahui derajat kecemasan seseorang berikut beberapa alat ukur
(instrumen) yang digunakan dalam mengukur tingkat kecemasan seseorang. Mengatakan
bahwa alata ukur yang akan digunakan adalah :
1. Visual Analogue Scale For Anxiety (VAS-A)
VAS-A didasarkan pada skala 0-100 mm yang berupa garis horizontal, yang di
sebelah ujung kiri menyatakan tidak ada kecemasan, kemudian di pertengahan garis
menyatakan keparahan cemas masih sedang dan di sebelah ujung kanan menyatakan bawah
kecemasan sudah berat sekali. Anxiety Analog Scale juga merupakan sebagian dari Hamilton
Rating Scale for Anxiety yang menyatakan bahwa instrumennya mengukur state yang
dialami. Pada skala VAS yang berbentuk horizontal terbukti bisa menghasilkan distribusi
dalam bentuk seragam dan sensitif. Dengan demikian peneliti meminta responden untuk
memberi tanda pada garis horizontal dan selanjutnya di berikan penilaian.
2. Hamilton Ratting For Anxiety (HRS-A)
HRS-A ialah mengukur skala kecemasan yang terdiri dari 14 gejala. Adapun gejala-
gejala tersebut ialah perasaan cemas, tegang, takut, tidur terganggu, konsentrasi terganggu,
depresi/sedih, otot bermasalah, memiliki gejala sensori, gejala kardiovaskuler, respirasi
bermasalah, gastrointestinal, gejala urogenital, gejala otonom, dan tingkah laku aneh.
Kemudian penilaian HRSA ialah 1-4 yang artinya, 0 = tidak ada gejala, 1 = gejala ringan, 2 =
gejala sedang, dan 4 = gejala sangat berat (semua gejala).
3. Spileberg State Trait Anxiety Inventory (STAI)
Memperkenalkan dengan kuesioner yang berjumlah 40 pertanyaan tentang perasaan
seseorang dan akan digunakan dalam mengukur sebrapa jauh tingkat kecemasan yang sedang
dirasakan pada saat ini maupun selama ini.
4. visual numeric rating scale of anxiety (VNRS-A)
Klien diminta untuk memilih gambar sejauh mana kecemasan yang sedang dirasakan.
Scala tersebut menggunakan nilai angka 0-10, yang artinya nilai angka 0 = menyatakan tidak
cemas, nilai angka 1-3 = cemas ringan, 4-6 = cemas sedang, 7-9 = cemas berat, dan nilai
angka 10 = cemas berat sekali/depresi ().
2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

Kajian tingkat kecemasan Mahasiswa tingkat akhir

2.4. Kerangka Teori


BAB III
METEDDOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan metode cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
digunakan serta memiliki tujuan tertentu1. Bab ini akan membahas tentang desain penelitian,
populasi dan sampel, kriteria memilih responden, definisi operasional serta pengukurannya,
instrumen penelitian, pengumpulan data, pengelolaan dan analisis data dan data etika
penelitian.
3.1. Desain Survei
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan
metode penulis yaitu menggunakan kuesioner yang sudah dibuat sebelumnya dengan konsep
visual analog scale (VAS). Metode tersebut yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir di universitas
advent Indonesia, dimana masing-masing mahasiswa akan memberi tingkat penilaian antara 0
- 100 mm yang artinya nilai derajatnya 0 tidak ada kecemasan sama sekali, 10-30 kecemasan
ringan, 40-60 kecemasan sedang, 70-90 kecemasan berat, 100 kecemasan berat
sekali/depresi,sedih.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian akan dilakukan di kampus universitas advent Indonesia Bandung
barat dengan target populasi adalah mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. waktu
penelitian akan dilakukan pada bulan Maret-April 2023 yang akan datang.
3.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subjek yang memiliki mutu dan sifat
yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti kemudian menarik kesimpulan
atau hasil yang telah didapatkan. Populasi dalam penelitian ini ada mahasiswa yang
sedang menyusun tugas akhir di Universitas Advent Indonesia dengan jumlah kurang
lebih 60 orang mahasiswa berjenis kelamin wanita maupun pria.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebahagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian in adalah purposive sampling technique
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Purposive sampling technique adalah
sejumlah populasi yang dipilih secara tidak acak dan biasanya lebih kecil yang
dimaksudkan untuk mewakili secara logis.
3.4. Instrumen Penelitian
Kecemasan diukur menggunakan Visual Analog Scale (VAS) yang dibuat dari angka 0mm-
100mm dan digambar sebagai berikut:
1) Cemas
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tidak Cemas Sangat Cemas

2) Tegang
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tidak Tegang Sangat Tegang

3) Gagal
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tidak Takut Gagal Sangat Takut Gagal

4) Pola tidur
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tidak Sulit Tidur Sangat Sulit Tidur

5) Berkonsentrasi
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tidak Sulit Berkonsentrasi Sangat Sulit Berkonsentrasi

6) Depresi/sedih
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tidak Depresi Sangat Depresi

3.5. Pengumpulan data


Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara menyebar kuesioner
yang dibuat oleh peneliti sendiri yang sebelum akan dilakukan uji coba terlebih dahulu.
Kuesioner tersebut akan dibagikan sesuai tingkat kecemasan yang berdasarkan Visual
Analogue Scales dengan klien memilih letak batas garis kecemasannya dari 0-100 mm
tersebut. Data tersebut akan dikirimkan dan diolah melalui google form.
Aitken, R. C. B. (1969). A Growing Edge of Measurement of Feelings [ Abridged ] . Proceedings of the
Royal Society of Medicine, 62(10), 989–993. https://doi.org/10.1177/003591576906201005
Anissa, L. M., Suryani, S., & Mirwanti, R. (2018). Tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam
menghadapi ujian berbasis computer based test. Medisains, 16(2), 67.
https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2522
Astuti, D., Wasidi, & Sinthia, R. (2019). TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM PENYUSUNAN
SKRIPSI DI PRODI PENJASKESREK FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI
PADANG. Jurnal Consilia, 2(1), 66–74. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/j_consilia
Firmawati, & Wahyuni, S. (2018). Self Efficacy dan Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir di
AKAFARMA Banda Aceh. Jurnal Serambi PTK, V(2), 65–70.
Klimek, L., Bergmann, K. C., Biedermann, T., Bousquet, J., Hellings, P., Jung, K., Merk, H., Olze, H.,
Schlenter, W., Stock, P., Ring, J., Wagenmann, M., Wehrmann, W., Mösges, R., & Pfaar, O.
(2017). Visual analogue scales (VAS) - Measuring instruments for the documentation of
symptoms and therapy monitoring in case of allergic rhinitis in everyday health care. Allergo
Journal, 26(1), 36–47. https://doi.org/10.1007/s40629-016-0006-7
Kurniati, Rezki, J. (2019). Seminar Nasional Industri dan Teknologi (SNIT), Politeknik Negeri Bengkalis.
Perancangan Aplikasi Antrian Pasien Di Rumah Sakit Menggunakan Metode Fast, Lcm, 270–
276.
Marjan, F., Sano, A., & Ifdil, I. (2018). Tingkat kecemasan mahasiswa bimbingan dan konseling dalam
menyusun skripsi. JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 3(2), 84.
https://doi.org/10.29210/02247jpgi0005
Mujtaba, A. (2017). Kecemasan. Eprints.Ums.Ac.Id, 67(6), 14–21.
Mulya, R, A, Astuti, N, L, B, Karjono, Triandini, A, H. (2016). Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu
Premenopause Di Desa Bonjeruk Wilayah Kerja Puskesmas Bonjeruk Lombok Tengah. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sugiharno, R. T., Ari Susanto, W. H., & Wospakrik, F. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi Tugas Akhir. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(2),
1189–1197. https://doi.org/10.31539/jks.v5i2.3760
Sulistyoningtyas, S., & Khusnul Dwihestie, L. (2022). Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal. Peran Mikronutrisi Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19, 12(Januari), 75–82.
Taufan, A. (2017). Pengaruh Terapi Doa Terhadap Skala Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang
Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 46(April),
2000–2016. http://www.nber.org/papers/w19656
Wakhyudin, H., & Putri, A. D. S. (2020). Analisis Kecemasan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi.
WASIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1), 14–18. https://doi.org/10.24176/wasis.v1i1.4707
Wibowo, H. P., & Zebua, W. R. (2020). Hubungan Peran Dosen Pembimbing Dengan Tingkat
Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Keperawatan Priority, 3(2), 93–101.
https://doi.org/10.34012/jukep.v3i2.1120

Anda mungkin juga menyukai