Oleh :
WIDI ATMAJA
NIM C1051201079
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Widi Atmaja
NIM C1051201079
Mengetahui
Dosen Pembimbing
NIP. 1982012620050011001
2
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Widi Atmaja
NIM C1051201079
Lapiran magang/praktik kerja ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen
Menyetujui
Mentor Dosen Pembimbning Magang/Praktik Kerja
Ketua Jurusan
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan laporan hasil Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka ini. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ari Krisnohadi, SP., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangan
waktunya untuk membimbing penulis menyelesaikan laporan hasil Magang/Kerja
Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini.
2. Bapak Aprianto Setya Putra S.ST , selaku mentor Magang Program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka di PT Arah Teknologi Indonesia.
3. Bapak Toni Eko Kurniawan, A.md., selaku CEO PT Arah Teknologi Indonesia yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Magang/Praktik
Kerja.
4. Dan Seluruh karyawan yang bertugas di PT Arah Teknologi Indonesia.
Semoga melalui laporan ini pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang dapat bermanfaat
di kemudian hari.
Widi Atmaja
i
DAFTAR ISI
ii
2.3.1 Komponen 3D Printer ...........................................................................21
iii
4.4.1 Kapita Selekta .......................................................................................50
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan sistem sumbu .................................................................. 11
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan sistem irigasi tetes .......................................................... 13
Tabel 3. Spesifikasi DJI Phantom 4 ........................................................................................ 37
Tabel 4. RAB Hidroponik ........................................................................................................ 43
Tabel 5. Spesifikasi filamen PLA ............................................................................................ 49
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gedung PT Arah Teknologi Indonesia .................................................................. 25
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Arah Teknologi Indonesia ............................................... 29
Gambar 3. Flight training menggunakan simulator ................................................................. 35
Gambar 4. Latihan terbang menggunakan pesawat tanpa awak .............................................. 36
Gambar 5. Latihan terbang menggunakan drone ..................................................................... 36
Gambar 6. Konfigurasi misi terbang ........................................................................................ 38
Gambar 7. Jalur terbang UAV ................................................................................................. 39
Gambar 8. Hasil align photos................................................................................................... 39
Gambar 9. Hasil Build Dense Cloud........................................................................................ 40
Gambar 10. Hasil build mesh................................................................................................... 41
Gambar 11. Hasil build texture ................................................................................................ 41
Gambar 12. Build DEM ........................................................................................................... 42
Gambar 13. Hasil Ortomosaic.................................................................................................. 42
Gambar 14. Proses pembuatan instalansi Hidrponik ............................................................... 45
Gambar 15. Pemindahan benih ke media tanam ...................................................................... 46
Gambar 16. Proses pindah tanam bibit ke instalansi ............................................................... 47
Gambar 17. Pembuatan nutrisi hidroponik .............................................................................. 48
Gambar 18. 3D Printing Prusa i4 ............................................................................................. 49
Gambar 19. Hasil cetak komponen drone ................................................................................ 50
Gambar 20. Proses pencetakan menggunaka 3D printer ......................................................... 50
Gambar 21. Kepanitiaan dalam kegiatan BDC Kotaku 2022 .................................................. 59
Gambar 22. Pembuatan instalansi hidroponik ......................................................................... 59
Gambar 23. Flight Training menggunnakan simulator ............................................................ 59
Gambar 24. Latihan terbang menggunakan drone ................................................................... 59
Gambar 25. Merakit bagian body drone sprayer ..................................................................... 59
Gambar 26. Kegiatan mapping di area Fakultas Pertanian ...................................................... 59
Gambar 27. Proses pembuatan nutrisi untuk tanaman sistem hidroponik ............................... 60
Gambar 28. Proses pengecekan nilai nutrisi pada tanaman sistem hidroponik ....................... 60
Gambar 29. Pencetakan model menggunakan 3D Printer ....................................................... 60
Gambar 30. Penyamaian materi terkeait pemetaan.................................................................. 60
Gambar 31. Proses pengecekan smart lamp pada robot .......................................................... 60
Gambar 32. Kegiatan pelatihan SketchUp ............................................................................... 60
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pelepasan Mahasiswa Magang PT. Arah Teknologi Indonesia ................ 55
Lampiran 2. Surat pernyataan mahasiswa .............................................................................. 57
Lampiran 3. Surat pernyataan orang tua ................................................................................. 58
vii
BAB 1 PENDAHULUAN
Dasar Hukum dan acuan kebijakan Program MBKM yaitu: (1) Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi; (3) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2014,
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi; (5)
Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012, tentang KKNI; (6) Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019, tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020; (7) Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019, tentang
Musyawarah Desa; (8) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan (9) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum
Pendampingan Masyarakat Desa.
1
kemanfaatan, meningkatkan kualitas lulusan yang siap dengan dunia kerja. Program
magang/praktik kerja MBKM mengintegrasikan kebutuhan tenaga kerja pada
lembaga mitra dengan ketersediaan mahasiswa pendaftar sesuai dengan bidang ilmu
yang dimiliki. Salah satu lembaga yang menjadi mitra program magang/praktik kerja
MBKM adalah PT. Arah Teknologi Indonesia.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Magang/Praktik Kerja Program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka di PT. Arah Teknologi Indonesia sebagai berikut :
1. Arial maping, dimana pada kegiatan terdiri dari pembekalan materi awal
pemeetaan, operasional teknis pengambilan foto citra udara dan pengolahan
hasil foto udara.
2
2. Budidaya tanaman sayur menggunakan sistem tanam hidroponik dimana pada
kegiatan ini penulis melakukan kegiatan mulai dari pra tanam hingga masa
tanam.
3. Penggunaan mesin 3D Printer untuk pembuatan komponen drone dan robot.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Fotogrametri
Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan melalui foto udara.
Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung
dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta. Fotogrametri adalah suatu seni,
pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu obyek
serta keadaan di sekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan
interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Salah satu teknik pengumpulan
data objek 3D dapat dilakukan dengan menggunakan teknik fotogrametri. Teknik ini
menggunakan foto udara sebagai sumber data utamanya. Foto udara hasil pemotretan
menyediakan suatu alternatif dalam penyediaan informasi 3D yang akan digunakan
dalam penentuan nilai tinggi suatu objek topografi misalnya bangunan. Kualitas
informasi yang dihasilkan sangat tergantung dari kualitas citra sumber data tersebut.
4
aerodinamika yang digunakan untuk penjelasan teoritis, untuk mengangkat dirinya dan
mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. Dahulu mungkin
orang lebih mengenal UAV digunakan oleh militer untuk memata-matai musuh di
daerah konflik. Secara garis besar penggunaan dari pesawat tanpa awak ini adalah
dibidang militer (Saroingsong, 2018). Ada berbagai bentuk UAV, ukuran, konfigurasi
dan karakteristik. Secara historis UAV drone pada awalnya dibuat dengan sangat
sederhana dan akhirnya dikontrol secara otonom (autonomous) semakin banyak
produksi dan digunakan. Saat ini, UAV telah digunakan untuk melakukan misi
intelijen, pemantauan (surveillance), pengintaian (reconnaissance) serta misi serangan
(attack). Banyak dilaporkan bahwa UAV telah berhasil dengan tingkat akurasi tinggi
dalam melakukan misi intelijen, pemantauan, pengintaian dan serangan dengan
menggunakan roket, rudal dan bom. UAV sering lebih disukai untuk misi yang terlalu
“membosankan dan berbahaya/ beresiko tinggi” bagi pesawat berawak. (Pramadi,
2010). Pemanfaatan drone hingga saat ini juga banyak dilakukan seperti untuk
kegiatan monitoring tata ruang kota, melihat kawasan hutan, perhitungan jumlah
pokok tanaman, identifikasi perubahan lingkungan, konstruksi bangunan,industri,
pemetaan lahan, perikanan, kehutanan, tata ruang, hingga pemetaan batas wilayah
administrasi daerah/kota maupun kecamatan dan desa (Suciani & Rahmadi, 2019).
Kontrol pesawat UAV atau biasa di sebut dengan pesawat Unmanned Aerial
Vehicle memliki dua variasi kontrol. Variasi pertama yaitu dikontrol melalui radio
control oleh seorang penerbang dari daratan atau manual, dan variasi kedua adalah
pesawat yang terbang dengan sendirinya berdasarkan program yang dimasukan
kedalam pesawat sebelum terbang atau otomatis. UAV adalah pesawat yang terbang
tanpa operator di dalamnya dan dapat terbang secara autonomous dengan mengolah
data dari. UAV dapat dikendalikan secara manual melalui radio kontrol atau secara
otomatis dengan mengolah data sensor sehingga dapat terbang sesuai dengan
keperluan. (Rahmat Hidayat dan Ronny Mardiyanto, 2016)
5
(Unamanned Aerial Vechicle) pesawat tanpa awak ini lebih dikenal dengan istilah
drone yang saat ini dengan harga terjangkau, mudah didapatkan serta memiliki
kemapuan melakukan pemotretan seperti pesawat berawak. Menurut Suroso (2016)
drone merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarah jauh oleh auto pilot
atau mampu mengendalikan dirinya sendiri dan menggunakan hukum aerodinamika
untuk menganggkat diri sendiri agar bisa melakukan penerbangan. UAV atau drone
memiliki kemampuan melakukan pelacakan posisi dan arah dari sensor yang dapat
diterapkan dalam sistem kordinat global dan koordinat lokal (Eisenbeiss, 2009 dalam
Utomo, 2017). Kelebihan dari drone, dibandingkan dengan pesawat berawak adalah
bahwa drone dapat digunakan pada situasi dengan resiko tinggi tanpa perlu
membahayakan nyawa manusia, dan pada area yang tidak dapat diakses, selain itu
pemetaan dengan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan suatu strategi atau cara
untuk pemetaan dengan skala besar dengan waktu yang lebih cepat dan efisien dan
tentunya dapat menghemat waktu dibandingkan dengan menggunakan metode survey
konvensional.
6
SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis suatu
obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting, dan
memerlukan analisis yang kritis.Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi
geografis merupakan kunci utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan
dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung
dengan data tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya
apabila kita membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer
tersebut akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya
(point, line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut.
7
c. Double grid mission, misi ini bekerja dengan dua jalur terbang dengan
bentuk – bentuk batas persegi. Misi ini mengambil gamabr dari
berbagai sisi, dengan overlap yang dibutuhkan untuk pengolahan data.
Dibanding misi sebelumnya misi ini direkomendasikan untuk
pengambilan data yang dekat dengan objek untuk mendapatkan data
vertikal yang lebih baik. Misi ini direkomendasikan untuk pemetaan
dengan area yang relatif kecil.
d. Circular mission, misi ini bekerja dengan dua jalur yang mengelilingi
objek. Misi ini mengambil data objek yang tinggi dan terbang degan
melingkar mengelilingi objek dengan ketinggian terbang yang berbeda.
Misi ini sangat direkomendasikan untuk objek yang sulit dijangkau
seperti tower dan bangunan yang tinggi.
e. Free flight mission, merupakan perencanaan misi terbang yang bebas.
Misi ini digunakan untuk objek yang komplek dan fleksibilitas yang
lebih. Kamera akan mengambil gambar otomatis sesuai dengan interal
jaraj secara vertikal dan horizontal. Misi ini, drone terbang secara
manual oleh pilot.
8
2.2 Budidaya tanaman hidroponik
Budidaya tanaman hidroponik di Indonesia mulai diperkenalkan pada tahun
1980an, salah satu tokohnya adalah Bob Sadino. Pada awalnya hidroponik hanya
dianggap sebagai kegemaran saja untuk mengisi wkatu luang dengan menanam
tanaman berupa buah dan sayuran. Selain itu, hidroponik juga dimanfaatkan dari segi
estetika sebagai penghias ruangan karena menghasilkan tanaman yang cantik, menarik
dan unik. Seiring sebagai ladang bisnis dengan tujuan komersial. Tallei, dkk. [2017:4]
menjelaskan bahwa hidroponik menekan pada pemberian nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan.
9
Hidroponik merupakan teknik budidaya yang hemat air, karena akar tanaman
akan menghisap air dan nutrisi dengan efektif dengan memanfaatkan air dan nutrisi
yang ada dalam sistem hidroponik tersebut. Akar tidak perlu mencari nutrisi ke mana-
mana karena air yang dialirkan membawa nutrisi untuk tanaman hingga semua energi
yang dihasilkan digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Hal ini yang
menyebabkan tanaman hidroponik lebih cepat dipanen. Pada tanaman yang ditanam
secara konvensional, penyiraman air tidak semuanya masuk ke dalam tanah tetapi ada
yang mengalir hanya di permukaan tanah. Hal ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan
nutrisi tanaman menjadi terhambat sehingga akar tanaman akan terus memanjang
untuk mendapatkan air serta nutrisi dalam tanah. Sumber energi yang dihasilkan dalam
tubuh tanaman sebagian hanya digunakan untuk memperoleh air beserta nutrisi dalam
tanah. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk dipanen.
10
Dalam sistem sumbu, udara diserap oleh akar tanaman bersamaan dengan
penyerapan larutan nutrisi. Media tumbuh yang baik akan sangat membantu untuk
memastikan bahwa tanaman mendapatkan pasokan udara yang cukup. Ketika
cadangan air nutrisi pada reservoir akan habis, pengisian kembali dapat dilakukan
dengan cara manual tanpa perlu menggunakan pompa air pada sistem lain.
Kelebihan Kekurangan
Tamanan/sayuran mendapatkan Kebutuhan akar akan oksigen
suplai air dan nutrisi secara terus- kurang tercukupi karena airnya
menerus. menggenang.
Bahan baku untuk membuat sistem Tidak cocok untuk tanaman yang
ini termasuk murah dan mudah berumur panjang, seperti cabai dan
didapat. tomat, serta tanaman yang
membutuhkan banyak hara atau
nutrisi.
Mudah perawatannya, serta tidak
perlu sering-sering menyimpan,
cukup 4 atau 5 hari sekali untuk
memberi atau menambah air dan
nutrisi baru.
Tidak tergantung aliran listrik,
karena tidak menggunakan sistem
regulasi air dengan pompa air
listrik.
11
nutisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan
Massantini (1976) di Italia.
Pada sistem ini, larutan nutisi tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada bak
penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan
dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka yang cukup
lama, akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutisi pada dasar kolam yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
Beberapa karakterisitik pada sistem ini adalah fluktuasi suhu larutan nutrisi
lebih rendah karena terisolasinya lingkungan perakaran, dan dapat digunakan pada
daerah dengan sumber energi listrik terbatas (karena tidak terlalu bergantung pada
listrik).
12
tanam konvensional sudah mengandung sedikit nutrisi, maka nutrisi yang dilarutkan
pada sistem irigasi tetes ini pun konsentrasinya lebih sedikit (encer) dibandingkan
sistem hidroponik lainnya.
Kelebihan Kekurangan
Lebih hemat air, karena air yang Oksigen akan susah didapatkan
diberikan mendekati kesetimbangan tanaman jika media terlalu padat.
dengan kebutuhan air pada tanaman.
13
5. Nutrient Film Technique (NFT)
Sistem NFT termasuk salah satu sistem yang populer dan sering digunakan
dalam rangkaian sistem hidroponik. Sistem ini mengalirkan larutan nutrisi yang
dipompa dari reservoir secara terus-menerus ke dalam tray pertumbuhan (biasanya
berupa talang air atau pipa PVC), bagian akar yang terendam nutrisi kira-kira ½ -nya
saja. Air nutrisi yang sudah melewati perakaran akan kembali ke reservoir, siklus itu
berulang terus-menerus.
6. Sistem Aeroponik
Sistem aeroponik bisa dibilang merupakan sistem hidroponik yang paling
mutakhir. Sistem aeroponik tidak memerlukan media tanam, prinsip kerjanya
dengan menyemprotkan larutan nutrisi yang dikabutkan ke akar tanaman yang
menggantung bebas. Frekuensi pengkabutan biasanya setiap beberapa menit dan
harus teratur, karena jika tidak teratur akar akan mengering dengan cepat.
Sistem ini menggunakan timer untuk menyalakan dan mematikan mesin
penyemprot larutan nutrisi. Timer yang digunakan untuk aeroponik harus yang
berkualitas, hal ini untuk menghindari kerusakan timer karena frekuensi on-off yang
begitu singkat.
Pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan secara aeroponik bisa lebih cepat
dibandingkan dengan sistem hidroponik lainnya, karena nutrisi yang dikabutkan jauh
lebih mudah diserap oleh akar tanaman.
14
2.2.3 Media Tanam Hidroponik
Pada budidaya tanaman secara hidroponik diperlukan media tanam. Media
tanam ini sebagai pengganti tanah yang berfungsi sebagai penopang akar tanaman agar
dapat tumbuh dengan baik. Di samping itu, peran media tanam sebagai penyerap dan
penyimpan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.
Bahan yang dapat digunakan sebagai media tanam hidroponik cukup beragam,
mulai dari bahan organik hingga anorganik. Beragamnya bahan yang dapat dipakai ini
memberi kesempatan kepada pelaku budidaya hidroponik untuk memilih media tanam
yang diinginkan, sesuai kebutuhan, ketersediaan dana, dan sebagainya. Hal penting
yang harus diperhatikan adalah bahwa bahan yang digunakan harus memenuhi kriteria
sebagai media tanam yang ideal untuk budidaya hidroponik.
1. Rockwool
Rockwool adalah media anorganik yang sangat ringan, serupa busa
dengan serabut yang halus. Rockwool berasal dari pemanasan batuan basalt
pada suhu tinggi hingga melebur dan ketika mencair membentuk serat halus.
Kelebihan rockwool sebagai media tanam adalah memiliki ruang pori sebanyak
95% dan daya pegang air 80%. Karakteristik tersebut membuat rockwool bisa
digunakan sebagai media pembenihan maupun media tanam hampir semua jenis
tanaman. Karena kelebihannya itu, rockwool menjadi salah satu media tanam
yang paling banyak digunakan pelaku hidroponik. Rockwool yang dijual di
pasaran tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Kebanyakan dalam bentuk
lempengan atau blok/kotakan besar. Ukurannya beragam. misalnya 120 x 60 x
15
5 cm. Sebelum digunakan sebagai media tanam, rockwool harus dipotong-
potong dan dibentuk sesuai kebutuhan.
2. Arang Sekam dan Sekam Mentah
Arang sekam dan sekam mentah merupakan bahan organik yang dalam
budidaya tanaman hidroponik sering digunakan sebagai media semal dan media
tanam, terutama pada hidroponik dengan sistem tetes. Sekam merupakan kulit
luar padi yang dihasilkan dari proses penggilingan, sedangkan arang sekam
dihasilkan dari pembakaran tak sempurna sekam sehingga tidak menjadi abu.
Kedua media ini mempunyai kelebihan, yaitu bersifat porus, sangat ringan,
mempunyai kemampuan menyerap dan menyimpan air yang bagus sebagai
cadangan. Keduanya juga memiliki sirkulasi udara yang baik dengan tingkat
aerasi yang baik bagi tanaman. Saat hendak dipakai sebagai media tanam, arang
sekam tidak perlu disterilkan sebab mikroba pathogen sudah mati saat
pembakaran. Arang sekam mengandung karbon (C) tinggi yang menyebabkan
media ini sangat gembur. Sekam yang sudah dibakar cenderung gampang lapuk
sehingga sering digunakan pada pembenihan, digunakan dengan dicampur
bahan lain. Sekam mentah tidak gampang lapuk, mengandung sumber kalium
(K) yang diperlukan tanaman, sulit memadat akibatnya akar tanaman bisa
tumbuh di media ini dengan sempurna. Dengan karakter yang seperti itu, sekam
mentah sering digunakan sebagai media hidroponik sistem irigasi tetes atau
substrat yang biasa diterapkan dalam penanaman tomat, terong atau cabai.
Sekam juga bisa digunakan sebagai media pembenihan namun karena sekam
mentah cenderung miskin unsur hara maka harus dikombinasikan dengan media
lain.
3. Vermiculite dan perlite
Vermiculite merupakan media anorganik steril berwarna abu-abu
kehitaman yang dihasilkan dari pemanasan kepingan mika pada suhu tinggi
sehingga mengembang. Pemanasan membuat media ini menjadi bahan steril
dan memiliki porositas yang tinggi sehingga dapat menyerap air dengan jumlah
banyak secara cepat dan juga bisa dengan mudah dilepaskan. Dengan
karakteristik yang seperti itu. vermiculite sering digunakan sebagai media
tanam anorganik. yang mampu menurunkan berat tipe dan menambah daya
16
serap sehingga mudah diserap akar tanaman. Perlite merupakan sejenis batuan
silica vulkanik yang telah dipanaskan pada suhu 850-900°C hingga
mengembang 10-20 kali volume aslinya. Perlite yang berwarna putih digunakan
sebagai media tanam karena mempunyai aerasi yang baik, pH yang netral serta
sangat ringan. Daya serap air perlite memang tidak sebaik vermiculite, tetapi
mampu menyimpan nutrisi lebih banyak dari yang dibutuhkan tanaman dan
memiliki drainase yang lebih bagus. Vermiculite mempunyai daya penyerapan
air lebih tinggi, lebih baik dalam kelembaban dan bisa menahan lebih banyak
unsur esensial seperti kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium (M).
17
b. Bentuk daun dan batang. Kangkung air mempunyai batang dan daun yang
lebih besar dibandingkan kangkung darat. Batang kangkung air berwarna
hijau, sedangkan warna batang kangkung darat putih kehijau-hijauan.
c. Kebiasaan berbiji. Kangkung darat memiliki biji yang lebih banyak
dibandingkan kangkung air. Hal ini yang menyebabkan kangkung darat
dikembangbiakkan melalui biji, sedangkan kangkung air melalui stek pucuk
batang.
Kangkung merupakan tanaman yang di mana lebih dari setahun dapat tumbuh.
Sistem perakaran pada tanaman kangkung adalah tunggang dengan cabang akar yang
menyebar ke segala arah. Pada kangkung air, panjang cabang dapat mencapai ukuran
60 hingga 100 cm, dan meluas dengan cara mendaftar pada radius 150 cm atau lebih.
Kangkung memiliki batang yang bulat dan berlubang, berbuku-buku, mengandung
banyak air (herbacious) dan dari buku-bukunya sangat mudah ke luar akar. Kangkung
mempunyai banyak percabangan dan sesudah lama tumbuh, batangnya akan
menjalar. Tangkai daun kangkung melekat di bagian buku-buku batang dan terdapat
mata tunas pada ketiak daunnya yang mampu tumbuh membentuk percabangan baru.
Daunnya umumnya berbentuk runcing maupun tumpul. Ketika dalam fase
pertumbuhan, tanaman kangkung terutama kangkung darat dapat berbunga, berbuah,
dan berbiji. Bunga kangkung umumnya memiliki bentuk “terompet” dan warna daun
mahkota bunga putih atau merah lembayung.
Kangkung memiliki buah dengan bentuk telur yang berisi tiga butir biji di
dalamnya. Buahnya berwarna hijau saat masih muda dan hitam ketika sudah tua.
Ukuran buah kangkung kecil kurang lebih 10 mm. Warna bijinya cokelat atau
kehitam-hitaman, dan tergolong biji berkeping dua. Fungsi biji pada kangkung darat
berfungsi sebagai alat reproduksi secara generatif. Kangkung yang dibudidayakan
dengan hidroponik sudah dapat dipanen pada hari ke-15 setelah tanam. Kangkung
pada saat ini sudah tumbuh dengan panjang batang sekitar 20-25 cm. Kangkung dapat
dipanen dengan cara memangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di
atas permukaan netpot.
18
2.2.5 Nutrisi Hidroponik
Nutrisi merupakan komponen yang paling penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Dalam budidaya tanaman secara hidroponik, kebutuhan
akan nutrisi tanaman dipenuhi oleh larutan nutrisi yang dialirkan ke media tempat
tumbuh tanaman. Dalam hidroponik, pengelolaaan unsur hara dilakukan sedemikian
rupa sehingga tanaman bertumbuh baik dan memberikan hasil panen yang maksimal.
Petani hidroponik memberikan 6 unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan juga
menambahkan 7 unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cl), dan 3 unsur lain yang
diperoleh melalui udara dan air yaitu C, O, dan H. Unsur hara C, H dan O merupakan
penyusun utama makromolekul pada tanaman seperti karbohidrat, lipid (lemak),
protein dan asam nukleat (Kaleka, 2019:119).
Pupuk hidroponik sudah diformulasikan dalam pupuk A dan pupuk B. Ketika
dicampurkan dalam aplikasinya maka disebut sebagai pupuk AB mix. Formula pupuk
hidroponik AB mix terdiri dari larutan A yang mengandung: kalium nitrat (potassium
nitrat), kalsium ammonium nitrat, dan Fe kelat (Fe EDTA). Sedangkan formla larutan
B terdiri dari kalium dihidrophosphat, kalium sulfat, monomonium phosphat,
magnesium sulfat, mangan sulfat, tembaga sulfat, seng sulfat, asam borat, ammonium
heptamolibdat, yang merupakan unsur-unsur hara mikro (Kaleka, 2019:119-120).
Selama proses perawatan tanaman, sebaiknya cek secara berkala kadar ppm-
nya dan debit airnya. Jika air sudah menyusut, sebaiknya segera ditambahkan agar
tanaman dapat tumbuh maksimal. Setiap penambahan air biasa, tambahkan juga
larutan nutrisi A dan B, kemudian sesuaikan kembali kadar ppm-nya dengan jenis
tanaman yang ditanam dan usia tanam tersebut.
19
tersebut. Larutan dianggap asam jika pH nya di bawah 7.0 dan dianggap basa jika di
atas 7.0. Tiap jenis tanaman memiliki tingkat pH masing-masing. Kadar pH terkadang
bisa berubah, contohnya : pagi hari ini di cek pH nya 6.5, tapi pada sore harinya di cek
lagi pH nya berubah menjadi 8. Hal tersebut sangat penting karena memengaruhi akar
dalam menyerap nutrisi. Kadar pH nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat, daun menguning dan mungkin saja tanaman akan
mati.
2.3 3D Printer
3D printing atau sering juga disebut sebagai additive manufacturing adalah
suatu proses pembuatan suatu obyek solid 3 dimensi dari suatu model digital. Proses
pencetakan 3D dikerjakan dengan proses aditif, dimana obyek dibuat dengan cara
meletakkan/ menambahkan material lapis demi lapis. Metode pencetakan 3D sangat
berbeda dengan teknik pemesinan tradisional yang lebih dikenal dengan proses
subtraktif dimana pembuatan produk dengan cara mengurangi material awal melalui
proses penyayatan. 3D printing pertama kali dipublikasikan oleh Hideo Kodama dari
Nagoya Municipal Industrial Research Institute pada 1982. Pertama kali 3D printer
dapat bekerja atas hasil karya Charles W. Hull dari 3D Systems Corp. pada tahun 1984
(Triwibowo dkk, 2015).
20
akan dengan cepat mewujudkan kreasinya menjadi obyek 3D, sehingga segera dapat
dianalisa kelayakan suatu produk seperti ergonomi dan lainnya.
21
untuk proses mencetak. Berikut parameter-parameter yang ada pada mesin 3D
printing.
22
manufaktur yang sudah ada sehingga bisa menekan biaya produksi. Dengan demikian
PLA memiliki volume produksi yang besar di bidang bioplastik.
Karakteristik secara umum dari PLA adalah tidak beracun, menyempit pada
saat dipanaskan sehingga cocok digunakan sebagai bahan pembungkus plastik dan
sifat yang mudah melarutkannya dapat digunakan untuk aplikasi pencetakan 3D.
Namun disisi lain suhu transisi yang relatif rendah menjadikan material ini tidak cocok
digunakan untuk aplikasi yang bersentuhan dengan cairan panas yang berlebih.
Dengan demikian aplikasi yang cocok dengan PLA adalah digunakan untuk membuat
protipe perangkat medis. Yang paling menarik adalah PLA dapat mengalami degradasi
atau pelapukan pada waktu tertentu, menurut beberapa literature waktu pelapukannya
berkisar antara 6 hingga 24 bulan. Dengan kondisi seperti ini, sampah botol yang
dibuat dengan PLA akan mengalami pelapukan sehingga menjadi lebih ramah
lingkungan Suhu cetak umum PLA adalah antara 190°C hingga 220°C. Bahan ini
sedikit fleksibel, namun menghasilkan cangkang luar yang halus dari benda tercetak.
23
dengan mengubah proporsi komponennya, ABS dapat disiapkan di kelas yang
berbeda. Dua kategori utama bisa ABS untuk ekstrusi dan ABS untuk cetak injeksi,
kemudian resistensi dampak tinggi dan sedang.
Polimer ABS tahan terhadap asam berair, alkali, asam hidroklorat dan fosfat
pekat, alkohol dan minyak hewani dan nabati, tetapi polimer ini bengkak 7 oleh asam
asetat glasial , karbon tetraklorida dan hidrokarbon aromatik dan diserang oleh asam
sulfat pekat dan nitrat . Mereka larut dalam ester , keton , etilen diklorida dan aseton .
Meskipun plastik ABS digunakan sebagian besar untuk tujuan mekanis, plastik ABS
juga memiliki sifat listrik yang cukup konstan pada berbagai frekuensi. Sifat-sifat ini
sedikit dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban atmosfir dalam rentang operasi
temperatur yang dapat diterima. ABS mudah terbakar ketika terkena suhu tinggi,
seperti api kayu. Ini akan meleleh dan kemudian mendidih, di mana titik uap meledak
menjadi api panas yang intens. Karena ABS murni tidak mengandung halogen,
pembakarannya biasanya tidak menghasilkan polutan organik yang persisten, dan
produk yang paling beracun dari pembakaran atau pirolisis adalah karbon monoksida
dan hidrogen sianida. Suhu cetak umum ABS adalah antara 230ºC-260ºC.
24
BAB 3 HASIL KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum Instansi magang/praktik kerja
Perseroan Terbatas (PT) Arah Teknologi Indonesia adalah perusahaan startup
yang menjadi tenant pada Inkubator Bisnis Teknologi Politeknik Negri Pontianak dan
resmi berdiri pada Maret 2021. Perusahaan ini beralamat di Gedung Inkubator Bisnis
Politeknik Negeri Pontianak, Jl. Ahmad Yani, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara,
Kota Pontianak, Kalimantan Barat, 78115.
25
3. Mengikuti dan menggunakan teknologi terbaru dalam setiap
penyediaan data.
26
2. Aerial Video
Menawarkan opsi bagi konsumen yang membutuhkan intensitas
update yang tinggi, seperti dokumentasi acara, profil wilayah, permodelan
bangunan pengamatan jaringan jalan, pipa dan powerline
3. Data Analis
Menghitung Inventaris aset desa seperti luas wilayah, perkebunan,
sawah, jumlah rumah, panjang jalan, dan panjang jaringang irigasi
4. Riset
PT. Arah Teknologi Indonesia menyediakan jasa RnD (riset &
deveplopment) bagi perusahaan maupun perorangan yang akan membuat
prototype produk teknologi.
5. Training (pelatihan)
Dalam bidang technologi education training, PT. Arah Teknologi
Indonesia sejauh ini memiliki dua kegiatan pelatihan yaitu UAV Pilot
Training dan Creative Robotic School (CRS). UAV Pilot Training Merupakan
pelatihan operator pesawat tapa awak untuk menambah ilmu dan melatih
kemampuan karyawan perusahaan, mahasiswa maupun masyarakat umum
dalam bidang penerbangan pesawat tanpa awak. Sedangkan Creative Robotic
School (CRS) merupakan sebuah sekolah robotik pertama yang ada di
Pontianak, yang berdiri sejak tahun 2013. CRS mengajarkan pemrograman
robotik yang dikhususkan untuk siswa sekolah dasar (SD). Dalam
perjalanannya CRS sudah beberapak kali melakukan kerja sama dengan
beberapa sekolah yang ada di Pontianak untuk ekstrakurikuler robotika.
27
1. Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
jangka panjang perusahaan PT Arah Teknologi Indonesia, dan melakukan
evaluasi kinerja dari para direksi. Memberikan perintah pada perusahaan,
dengan menerapkan berbagai kebijakan dan tujuan yang luas dari
perusahaan.
2. Chief Executive Officer (CEO) adalah yaitu seseorang yang memiliki posisi
tertinggi di perusahaan. Di Indonesia, CEO adalah istilah yang kerap
disamakan dengan direktur utama atau presiden direktur. Bertugas
mengkoordinasikan, mengawasi serta memimpin manajemen perseroan dan
memastikan semua kegiatan usaha perseroan dijalankan sesuai dengan visi,
misi dan nilai PT Arah Teknologi Indonesia.
3. Chief Technology Officer (CTO) adalah posisi eksekutif teknologi tertinggi
dalam perusahaan dan memimpin departemen teknologi atau teknik.
Berfungsi mengembangkan kebijakan dan prosedur serta menggunakan
teknologi untuk meningkatkan produk dan layanan yang berfokus pada
pelanggan eksternal.
4. Chief Financial Officer (CFO) adalah eksekutif senior yang bertanggung
jawab untuk mengelola tindakan keuangan perusahaan. Tugas CFO termasuk
melacak arus kas dan perencanaan keuangan serta menganalisis kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan dan mengusulkan tindakan korektif.
5. Chief Operating Officer (COO) adalah pimpinan dalam perusahaan khusus
divisi tertentu, dan bertanggung jawab dalam pengambilan kebijakan,
khususnya yang berkaitan dengan operasional usaha.berfungsi sebagai
pelaksanaan rencana bisnis perusahaan, sesuai dengan model bisnis yang
telah ditetapkan.
6. Tenaga Produksi adalah tenaga kerja yang berfungsi merancang dan
membuat barang-barang produksi yang akan dipasarkan. Mengoperasikan
suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan. Menjamin tercapainya
hasil produksi dalam hal jumlah, kualitas, dll. Serta bertanggung jawab untuk
memproduksi barang atau jasa dalam suatu organisasi.
28
ANDI RAHMAN
KOMISARIS
BAHTIAR, A.Md. LAM ALIF SAPUTRO, S.Pd. APRIANTO SETYA PUTRA, S.ST.
CHIEF OPERA TING OFFICER CHIEF FINAN CIAL OFFICER CHIEF TECHN OLOGY OFFICER
TENAGA PRODUKSI
29
adalah wajib membuat flight mission untuk drone menggunaka bantuan software
PIX4D. Pengolahan foto citra udara, kegiatan ini dilaksanakan setelah didapatkan
hasil foto citra udara. Pengolahan foto sendiri dibantu software seperti Agisoft
Metashape dan ArcGIS. Dari kegiatan ini penulis mendapatkan output mozaik foto
dari hasil penggambungan beberapa foto hasil pengambilan foto citra udara.
30
BAB 4 PEMBAHASAN
31
4.1.1.2 Klasifikasi Ruang Udara dan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
Kawasan keselamatan operasi penerbangan adalah wilayah daratan dan atau perairan
serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan
dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan. Dalam pengklasifikasiannya ruang udara
dibagi menjadi ruang udara yang dikontrol (controlled airspace) dan ruang udara yang tidak di
kontrol (ancontrolled airspace). Ruang udara yang dikontrol terbagi menjadi beberapa kelas
yaitu, Kelas A,B,C,D dan E. Sementara yang tidak dikontrol masuk ke dalam kelas G.
a. Kelas A
Kelas A dikenal juga sebagai positiv control airspace. Kelas A ditujukan untuk
penerbangan yang dikendalikan IFR (instrument flight rules). Wilayah ruang udara ini
diatur oleh ATC pada ARCC dan saling dipisahkan. Wilayah A berada dari ketinggian
18.000 ft sampai 60.000 ft diatas MSL.
b. Kelas B
Kelas B, yaitu terminal radar service areas (TSRA). Wilayah ini juga sering
disebut upside down wedding cake. Ruang udara ini berada di ketinggian permukaan
sampai 10.000ft MSL.
c. Kelas C
Disebut jugga Airport Radar Serivice Areas (ARSA). Wilayah ruang udara ini juga
dikenal dengan inverted wedding cake. Kawasan udara yang masuk kedalam zonasi ini
adalah dari permukaan sampai 4.000 ft di atas eleasi bandara dalam radius 5 mil dari
bandara, serta 1.200 ft sampai 4.000 ft di atas permukaan dalam radius 5-10 mil dari
bandara.
d. Kelas D
Wilayah udara ini dapat dikatakan wilayah udara dengan bentuk cilinder. Kelas
D disebut juga airport traffic area atau control zones.wilayah udara ini berada di radius
5 mil dari bandar udara dengan batas sampai 2.500 ft di atas elevasi bandara.
e. Kelas e
Kelas e yaitu general controlled airspace, berada dari ketinggian permukaan
sampai 14.500 ft sampai 18.000 ft. wilayah ini untuk penerbangan dengan IFR dan
VFR.
32
f. Kelas G
Kelas ini dikenal juga dengan uncontroll airspace. Berada dari permukaan
sampai 14.500 ft diatas MSL dan dari permukaan sampau 700 atau 1200 AGL.
Ditujukan hanya untuk penerbangan dengan VFR.
a. Polygon mission
Perencanaan misi untuk pengambilan foto secara NADIR dengan bentuk batas-batas
(polygon) yang dapat di sesuaikan. Sengat cocok untuk sebagian besar perencanaan misi
yang membutuhkan batas-batas misi yang fleksibel atau untuk pemetaan dengan bentuk
batas yang komplek. Ini dapat memastikan gambar yang diambil proses data.
b. Grid mission
Perencanaan misi untuk pengambilan foto secara NADIR dengan bentuk batas-batas
(polygon) persegi. Sangat cocok untuk perencanaan misi yang memiliki batas-batas misi
persegi. Ini dapat memastikan gambar yang diambil sesuai dengan overlap yang
dibutuhkan untuk memaksimalkan proses data.
c. Double Grid Mission
Perencanaan misi dengan dua jalur dengan bentuk batas-batas (polygon) persegi. Misi
ini mengambil gambar dengan berbagai sisi dengan overlap yang dibutuhkan untuk
prosesing data. Dibandingkan dengan misi sebelumnya, misi ini direkomendasikan untuk
pengambilan data yang dekat dengan objek untuk mendapatkan data vertikal yang lebih
baik.
d. Circular Mission
Perencanaan misi dengan dua jalur yang mengelilingi objek. Misi ini mengambil data
objek dengan berbagai sudut dengan overlap yang dibutuhkan untuk pemrosesan. Untuk
objek yang tinggi terbang melingkar mengelilingi objek dengan ketinggian terbang yang
berbeda.
33
e. Free Flight Mission
Merencanakan dan terbang secara bebas (advanced user). Misi ini untuk objek yang
komplek yang membutuhkan flesibelitas yang lebih. Kamera akan mengambil gambar
secara otomatis sesuai dengan interval jarak secara vertikal dan horizontal. Untuk misi ini
drone di terbangkan secara manual oleh pilot.
B. Takeoff Checklist
Ketika icon start di klik, akan muncul tampilan pengecekan misi terbang dan apabila
drone terkoneksi. Jika ingin membatalkan misi dan kembali ke perencanaan misi dapat
mengklik icon CANCEL atau lanjut untuk lepas landas dengan mengklik dan tahan icon PRES
AND HOLD. Beberapa parameters akan di cek oleh aplikasi Pix4D capture sebelum icon
takeoff muncul dan menerbangkan misi.
C. Project List
Mengelola misi penerbangan sebelum dan setelah misi diterbangkan. Memungkinkan
kita untuk :
a. Merencanakan dan menyimpan beberapa misi secara langsung dilapangan atau
dirumah.
b. Membuat misi baru dan projek misi dari awal atau dari misi sebelumnya.
c. Download gambar dari drone ke handphone.
d. Upload misi dari handphone ke cloud.
D. Memasukan File KML/KMZ
File KML hanya memuat data vektor, seperti garis polygon yang memiliki data
koordinat untuk membantu memuat batas misi penerbangan. Sedangkan file KMZ memuat
raster data dan dapat di ikuti data vektor, seperti gambar yang memiliki data koordinat untuk
membantu memuat batas misi penerbangan. Untuk langkah-langkah memasukkan file
KML/KMZ ke dalam perencanaan misi hampir sama.
a. Buka aplikasi dan buka projek list untuk membuka misi yang ada atau membuat projek
baru.
b. Pada tampilan projek klik icon pilihan (untuk file KML pilih Load KML sedangkan
untuk file KMZ pilih Load KMZ).
c. Pilih file KML/KMZ pada handphone.
d. Pada tampilan projek, tap + untuk memulai perencanaan misi baru dengan background
gambar yang berkoordinat, akan membuka tampilan Map View.
34
4.2.1 Flight Training
Flight training atau latihan penerbangan merupakan kegiatan dasar yang harus bisa
dikuasai dalam kegiatan pemetaan. Pemanfaatan teknologi UAV (Unamanned Aerial Vechicle)
untuk kegiatan pemetaan harus dibarengi dengan keahlian pilot dalam menerbangkan pesawat
tanpa awak, walaupun di masa kini semakin banyak pesawat tanpa awak yang dapat terbang
dengan sendirinya (autopilot) kemahiran seorang pilot tetap dibutuhkan terutama di dalam
kondisi tertentu.
35
4.2.1.2 Flight training menggunakan pesawat tanpa awak dan drone
A. Flight training menggunakan pesawat tanpa awak
Latihan terbang menggunakan pesawat tanpa awak dilakukan setelah berlatih
menggunakan simulator. Latihan terbang menggunakan pesawat tanpa awak berjenis
trainer. Latihan sendiri didampingi oleh pilot profesional (flight tandem).
37
Sistem UAV yang digunakan, dijalankan dengan sistem otomatis dengan panduan
navigasi GPS yang terintegrasi pada UAV. Misi penerbangan dirancang menggunakan
software Pix4D Mapper Profesional yang di registrasi secara online melalui software Pix4D.
Setingan misi penerbangan untuk akuisisi data dilakukan pada area terbuka dengan ketinggian
penerbangan 100 meter dari titik take off permukaan tanah, menggunakan polygon mission
pada posisi koordinat N.109.349196º E.-0.057832º nilai overlap 80%, angle kamera 90º dan
dimensi atau luasan wilayah pengambilan data sebesar 446 m × 519 m. Estimasi waktu
penerbangan dengan setingan tersebut sekitar 7 menit 30 detik dalam kondisi cuaca normal.
Kualitas data foto udara yang akan dihasilkan memiliki nilai GSD sebesar 4.38 cm/pixel.
Konfigrasi seting penerbangan dapat dilihat pada Gambar 6.
1. Add Photos
Tahap ini merupakan tahapan paling awal dalam memulai pemrosesan, dimana disini
foto hasil pemotretan dibuka dalam software Agisoft Metashape Profesional dan
direkonstruksi urutan umum foto menurut jalur terbang.
1. Buka aplikasi agisoft photoscan. Setelah aplikasi terbuka pilih menu workflow
add photos kemudian pilih semua foto yang akan dimasukan ke dalam
projek. Setelah foto di import makan akan muncul tampilan di bawah ini.
38
Gambar 7. Jalur terbang UAV
2. Alignment Photos
Align foto merupakan tahapan titik-titik yang sama pada foto. Proses ini akan
membuat matching point dari 2 atau lebih foto. Proses ini dapat menghasilkan 3D model
awal, posisi kamera dan sparse point clouds yang akan digunakan pada tahap selanjutnya.
Pada proses ini juga dapat diketahui konfigurasi kamera yang digunakan saat pemotretan.
1) Setelah foto UAV dan DSLR di import, proses selanjutnya dilakukan proses
alignment photos. Dengan pilih pada menu workflow align photos kemudian
untuk akurasi pilih high dan pair preselection pilih reference dan generic.
39
3. Build Dense Clouds
Dense Clouds merupakan kumpulan titik tinggi dengan jumlah yang sangat banyak.
Build dense clouds bertujuan untuk interpolasi titik-titik yang masih renggang pada hasil
align photos agar membentuk suatu objek yang berupa point clouds.
1) Proses build dense clouds. Klik pada menu workflow build dense clouds, pada
quality pilih high, semakin tinggi kualitas semakin bagus model yang akan
terbentuk akan tetapi akan memakan waktu yang cukup lama untuk pemrosesannya.
Berikut hasil proses build dense cloud
4. Build Mesh
Tahapan berikutnya adalah build mesh, yaitu melakukan rekonstruksi 3D dari point
clouds yang dihasilkan dense clouds. Tahapan ini dilakukan untuk mengikat kumpulan tie
points yang belum tersusun, sehingga saling menutup (membentuk bidang permukaan).
Model tiga dimensi nantinya akan digunakan untuk proses pembentukan DEM, DSM,
DTM dan Orthofoto.
1) Proses build mesh. Klik pada menu workflow pilih build mesh, lalu akan muncul
jendela build mesh. Untuk surface pilih Arbitary, untuk source data pilih dense
clouds dari tahapan pemrosesan sebelumnya dan untuk face count pilih high
40
Gambar 10. Hasil build mesh
5. Build Texture
Build texture merupakan proses pembentukan model fisik 3D dari kenampakan-
kenampakan yang ada di area liputan foto. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan tekstur
dan warna pada model 3D agar dapat mendekati keadaan objek sebenarnya.
1) Untuk membuat model texture, dari menu workflow pilih build texture lalu akan
muncul jendela texture parameter. Untuk mapping mode pilih spherical dan
blending mode pilih mosaic.
6. Build DEM
DEM (Digital Elevation Model) dihasilkan berdasarkan Dense Cloud atau Mesh.
Digital Elevation Model merupakan model digital dalam format raster atau grid. Dari
41
data DEM dapat menginformasikan elevasi atau dua terminology terkait DEM, yaitu
DSM (Digital Surface Model) dan DTM (Digital Terrain Model).
7. Build Orthomosaik
Tahap ini merupakan tahap terakhir untuk pembentukan Orthofoto. Orthofoto
adalah foto udara yang telah dikoreksi kesalahan geometriknya menggunakan data DEM
dan data GCP sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemetaan. Orthofoto dapat
dibentuk setelah tahap pembuatan Dense Clouds, Mesh dan DEM selesai.
42
hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit. Pertanian dengan menggunakan sistem
hidroponik memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam
bisnis pertanian hidroponik hanya layak mengingat dapat dilakukan di pekarangan rumah,atap
rumah maupun lahan lainnya.
43
4.2.1 Pembuatan Instalansi Hidroponik
Bahan dan alat yang perlukan untuk membuat instalasi hidroponik yaitu : baja ringan,
6 buah pipa PVC berdiameter 3 inchi dengan panjang 2 meter, 1 buah pipa ukuran 0,5 inch, 12
buah L Knee ukuran 0,5, 12 buah Dop, 19 buah netpot, meteran, bor, hole saw diameter 1,9
cm, hole saw diameter 4,4 cm, pensil, gerinda, gergaji besi, mesin amplas, pompa air, bibit
tanaman. Tahap pembuatan instalasi hidroponik :
1. Tahap awal kami membuat instalasi kerangka dengan ukuran panjang 1 m, lebar 0.8
m, tinggi 1.6 m menggunakan baja ringan.
2. Setelah itu siapkan pipa PVC ukuran 3 inchi dan buat penanda lubang untuk di bor
dengan jarak 10 cm
3. Lubangi penanda tersebut dengan hole saw diameter 4,4 cm sebanyak 110 lubang.
4. Rapikan lubang yang telah dibuat menggunakan mesin amplas.
5. Siapkan 10 buah dop dan lubangi bagian tengahnya dengan hole saw diameter 1,9
cm.
6. Pasang L Knee ½ pada lubang dop.
7. Pasangkan dop tersebut pada pipa yang sudah disiapkan, kemudian letakkan pada
rangka.
8. Sambungkan pipa-pipa PVC ukuran 3 inchi dengan pipa ukuran 0.5.
9. Siapkan bak air dan pompa air serta sambungkan dengan pipa 0.5 untuk mengalir kan
air nutrisi.
44
Gambar 14. Proses pembuatan instalansi Hidrponik
Bahan dan alat yang diperlukan untuk penyemaian benih dan pindah tanam yaitu :
rockwool, benih tanaman, tusuk sate, netpot, kain flanel, penggaris, gergaji besi, spray, pinset,
nampan plastik, pH Meter dan TDS Meter.
Tahapan penyemaian :
45
3. Isi tiap lubang tanam dengan benih yang akan disemai menggunakan pinset. Tiap
lubang diisi satu benih saja untuk jenis tanaman yang tumbuh besar atau berdaun
lebat seperti sawi. Sedangkan untuk jenis tanaman kangkung dll, tiap 1 potong
rockwool dapat diisi dengan 4-5 benih.
5. Semprot rocwool dengan air biasa, cukup lembab saja, jangan sampai basah.
Kemudian letakkan nampan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Semprot rockwool setiap hari dengan air biasa pagi dan sore, jangan sampai
rockwool kering.
1. Pilihlah bibit yang sehat untuk dipindahkan tanam di instalasi peremajaan, jangan
dicampur dengan bibit yang sakit atau tidak tumbuh dengan baik.
46
3. Siapkan jenis instalasi hidroponik yang akan digunakan, kemudian siapkan air
nutrisi AB mix sesuai jenis tanaman, sayuran daun atau buah. Lalu ukur kadar pH
air biasa sebelum diberi nutrisi. Setelah air nutrisi siap digunakan ukur kadar ppm-
nya, sesuaikan dengan kebutuhan jenis tanaman. Tiap jenis tanaman beberapa kadar
ppm yang dibutuhkan
4. Pindahkan bibit remaja umur 7-14 hari ke instalasi hidroponik yang ingin
digunakan. Setelah bibit dipindahkan ke instalasi, yang harus dilakukan adalah
memantau pertumbuhan tanaman secara berkala hingga masa panen.
1. Siapkan air biasa sebanyak 500 ml. Masukkan nutrisi A ke dalam gelas ukur, aduk
hingga nutrisi larut. Setelah larut, tuangkan larutan nutrisi A ke dalam botol dan beri
47
label nama. Sebelum membuat larutan nutrisi B, cuci terlebih dahulu gelas ukur
dengan air biasa.
2. Selanjutnya siapkan air biasa 500 ml untuk membuat larutan nutrisi B, masukkan
nutrisi B ke dalam gelas ukur, aduk hingga larut. Kemudian tuangkan larutan nutrisi
B ke dalam botol dan beri label nama. Larutkan nutrisi A dan B siap digunakan.
3. Cara membuat larutan nutrisi AB mix yaitu dengan menyiapkan wadah plastik berisi
4 liter air biasa, kemudian tuangkan larutan nutrisi A sebanyak 5 ml ke dalam wadah,
aduk hingga rata. Setelah tercampur, tuangkan larutan nutrisi B sebanyak 5 ml ke
dalam wadah, aduk rata. Larutan nutrisi AB mix siap digunakan
48
4.3. 3D Printer
3D printer adalah teknologi pembuatan benda dengan kendali komputer dengan cara
memadatkan serbuk atau filament tanpa adanya proses pemesinan. 3D printer yang digunaka
adalah 3D Printing DIY model PRUSA i4 dengan dimensi 220 mm x 220 mm x 250 mm dan
menggunakan nozzle berukuran 0,4 mm.
Bahan baku yang digunakan dalam kegiatan pengoperasian mesin 3D printer adalah
filamen jenis PLA (Polylactic acid). Adapun spesifikasi filamen PLA sebagai berikut.
49
komponen drone, pada pencetakan model juga dibuat komponen robot seperti roda delman
robot, body robot dan cover body atas robot. Pengerjaan model sendiri membutuhkan waktu
yang berbeda tiap komponen, namun rata – rata waktu yang dibutuhkan dalam pencetakan satu
model sendiri ± 1-3 jam. Adapun langkah kerja sendiri sebagai berikut.
Gambar 19. Hasil cetak komponen drone Gambar 20. Proses pencetakan menggunaka 3D printer
50
pemerintah. Pada kegiatan budidaya tanaman sistem hidroponik terdapat kegiatan penyusunan
RAB hidroponik dimana penyusunan RAB ditujukan untuk memetakan biaya – biaya yang
diperlukan pada budidaya tanaman sistem hidroponik. Kegiatan ini selaras dengan mata kuliah
kapita selekta dimana pada pada mata kuliah ini memiliki output penyusunan proposal usaha
bisnis di bidang pertanian.
51
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di PT.
Arah Teknologi Indonesia maka mahasiswa dapat menarik beberapa kesimpulan
berdasarkan kegiatan yang dilakukan yaitu :
a. Mahasiswa telah mengikuti kegiatan di PT. Arah Teknologi Indonesia sesuai yang
diintruksikan oleh pembimbing lapangan, yaitu budidaya tanaman dengan sistem
hidroponik pemetaan wilayah serta pengolahan data hasil pemetaan wilayah dan
pengoperasian 3D Printer.
b. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah di pelajari pada bidang studi dan
menerapkannya langsung dilapangan dan menemukan relevansi setiap kegiatan dengan
mata kuliah yang diambil pada semester ini.
c. Program ini dilakukan guna untuk meningkatkan kompetensi baik soft skills maupun
hard skills agar mahasiswa lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman.
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan yang terlaksana di PT. Arah Teknologi Indonesia saran yang
dapat diberikan adalah
1. Sesuai dengan PT. Arah Teknologi Indonesia, perusahaan yang berjalan di riset and
development, budidiaya tanaman dengan sistem hidroponik yang telah dijalankan bisa
dijadikan objek penelitian.
2. Mahasiswa harus dapat memanfaatkan waktu magang untuk mengasah kemampuan
dan pengetahuan yang didapat selama bangku kuliah.
3. Diharapkan selama kegiatan magang lebih sering bertanya kepada mentor sehingga
pembelajaran dapat berjalan sesuai yang dilakuakan.
52
DAFTAR PUSTAKA
Asyiah, S. (2013). Kajian Penggunaan Macam Air dan Nutrisi pada Hidroponik Sistem DFT
(Deep Flow Technique) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Baby Kailan (Brassica
oleraceae var. alboglabra).
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2020. Buku Panduan Merdeka Belajar – Kampus
Merdeka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Dirjen Dikti Kemendikbud. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
Hayati, N., Berlianti, N. A., Af’idah, N., & Wijayadi, A. W. (2020). Peluang Bisnis
dengan Hidroponik.
Isdiantoro, Y. A., Sudarsono, B., & Nugraha, A. L. (2019). Pembuatan Sistem Informasi Rinci
Desa Menggunakan Data Pemotretan Udara Uav Berbasis Sig Studi Kasus (Desa
Katonsari, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak). Jurnal Geodesi Undip, 9(1), 265-
274.
Kafiar, M. T. (2020). Visualisasi 3D Modelling dari Hasil Kombinasi Kamera DSLR dan UAV
Dengan Metode Close Range Photogrammetry (Studi Kasus: Objek Plengsengan,
Bendungan Sengkaling, Desa Tegal Gondo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten
Malang) (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Nasional Malang).
Pradana, A. V. (2020). Rancang Bangun Pesawat Tanpa Awak Tail Twin Boom Dengan
Pengujian Manuver Untuk Mengethaui Pengaruh Throttle Terhadap Waktu Tempuh,
Altitude Dan Diameter Banking (Doctoral dissertation, Institut Teknologi
Kalimantan).
Prayogo, I. P. H., Manoppo, F. J., & Lefrandt, L. I. (2020). Pemanfaatan Teknologi Unmanned
Aerial Vehicle (UAV) Quadcopter Dalam Pemetaan Digital (Fotogrametri)
Menggunakan Kerangka Ground Control Point (GCP). Jurnal Ilmiah Media
Engineering, 10(1).
PT. Arah Teknologi Indonesia. 2022. Modul Basil Aerial Mapping Drone. Pontianak
53
Sandi, W. (2019). Penggabungan Metode 3D Printing dan Hand Lay Up untuk Pembuatan
Komposit Pada Produk Cover Velg Mobil Mikro.
Suciani, A., & Rahmadi, M. T. (2019). Pemanfaatan Drone DJI Phantom 4 Untuk Identifikasi
Batas Administrasi Wilayah. Jurnal Geografi, 11(2), 218-223.
Suzen, Z. S. (2020). Pengaruh Tipe Infill Dan Temperatur Nozzle Terhadap Kekuatan Tarik
Produk 3D Printing Filamen Pla + Esun. Manutech: Jurnal Teknologi
Manufaktur, 12(02), 73-80.
Swastika, S., Yulfida, A., & Sumitro, Y. (2017). Budidaya Sayuran Hidroponik Bertanam Tanpa
Media Tanah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, 31.
Triwanto, dkk. (2018). Step by Step Merangkai Sendiri Instalasi Hidroponik Di Halaman Rumah.
Yogyakarta: Cakrawala.
54
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pelepasan Mahasiswa Magang PT. Arah Teknologi Indonesia
55
-
56
Lampiran 2. Surat pernyataan mahasiswa
57
Lampiran 3. Surat pernyataan orang tua
58
Gambar 21. Kepanitiaan dalam kegiatan BDC Kotaku 2022 Gambar 22. Pembuatan instalansi hidroponik
59
Gambar 27. Proses pembuatan nutrisi untuk tanaman
sistem hidroponik Gambar 28. Proses pengecekan nilai nutrisi pada
tanaman sistem hidroponik
60